4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 responden yang pernah membeli dan menggunakan produk Toto.Berikut ini adalah pembahasan deskriptif mengenai profil responden yang pernah membeli dan menggunakan produk Toto.
Tabel 4.1
Responden berdasarkan usia
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menggunakan dan membeli produk Toto dalam penelitian ini berusia pada rentang
>40 tahun yaitu sebanyak 36 responden dan mewakili persentase 36%. Hal ini berarti usia >40 tahun merupakan usia produktif untuk bekerja dan dapat membeli produk Toto.
Tabel 4.2
Responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel jenis kelamin menunjukkan bahwa mayoritas responden yang membeli dan menggunakan produk Toto pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 49 orang dengan tingkat persentase 49%, sedangkan pada jenis kelamin perempuan sebanyak 51 orang dengan tingkat persentase 51%. Hal ini dapat dijelaskan dengan alasan bahwa konsumen yang membeli produk Toto tidak memandang jenis kelamin.
Usia Jumlah Persentase
>40 tahun 36 36,0 20-25 tahun 11 11,0 26-30 tahun 22 22,0 31-40 tahun 31 31,0
Total 100 100,0
Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 49 49,0
Perempuan 51 51,0
Total 100 100
Tabel 4.3
Responden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase
Swasta 28 28,0
PNS 14 14,0
Wiraswasta 58 58,0
Total 100 100
Tabel di atas menunjukkan responden yang pernah membeli dan menggunakan produk Toto, memiliki latar belakang pekerjaan sebagai pekerja swasta yaitu sebanyak 28 orang dengan tingkat persentase sebesar 28%, pekerja PNS sebanyak 14 orang dengan tingkat persentase 14%, sedangkan sisanya sebanyak 58 orang memiliki latar belakang pekerjaan sebagai wiraswasta. Hal ini menunjukkan bahwa profesi wiraswasta dalam penelitian ini lebih mementingkan citra merek.
Tabel 4.4
Responden berdasarkan pendapatan 1(satu) bulan
Pendapatan 1 Bulan Jumlah Persentase
<<Rp 4.000.000 2 2,0
> Rp 6.000.000 41 41,0
Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000 18 18,0 Rp 5.000.001 – Rp 6.000.000 39 39,0
Total 100 100
Dari tabel diatas dapat diamati bahwa pendapatan konsumen dalam satu bulan pada penelitian ini yang <Rp 4.000.000 sebanyak 2 orang yaitu pada persentase 2%, pendapatan >Rp 6.000.000 sebanyak 41 orang pada persentase 41%, pendapatan Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000 sebanyak 18 orang pada persentase 18%, dan pendapatan Rp 5.000.000 – Rp 6.000.000 sebanyak 39 orang pada persentase 39%. Dalam hal ini diketahui bahwa pendapatan >Rp 6.000.000 dalam penelitian ini lebih banyak yang membeli dan menggunakan produk Toto.
Tabel 4.5
Responden berdasarkan kisaran harga produk Toto yang dibeli
Kisaran Harga Produk yang Dibeli Jumlah Persentase
> Rp 5.000.000 17 17,0
Rp 1.500.001 - Rp 3.000.000 22 22,0 Rp 3.000.001 - Rp 5.000.000 17 17,0 Rp 500.000 - Rp 1.500.000 44 44,0
Total 100 100
Dalam penelitian ini didapati bahwa produk Toto yang dibeli konsumen paling banyak pada kisaran harga Rp 500.000 – Rp 1.500.000 dan dengan kisaran harga tersebut, produk Toto masih terjangkau dikalangan konsumen.
Tabel 4.6
Responden berdasarkan produk Toto yang dibeli
Produk Jumlah Persentase
Shower 42 42
Washtafel 37 37
Toilet 72 72
Bathtub 10 10
Kran air 6 6
Total 100 100,0
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini mayoritas melakukan pembelian pada produk shower sebanyak 27 pada persentase 27%. Produk bathtub berjumlah 1 dengan persentase 1%, produk kran air berjumlah 3 dengan persentase 3%, produk toilet berjumlah 12 dengan persentase 12%, dan produk washtafel sebanyak 9 dengan persentase 9%.
Tabel 4.7
Responden berdasarkan pembelian pada merek selain Toto
Merek selain toto Jumlah Persentase American Standard 79 79
Kohler 18 18
Ina 5 5
Wasser 9 9
Aer 12 12
Total 100 100,0
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini mayoritas melakukan pembelian pada merek American Standard sebanyak 79orang. Merek Kohler menempati pilihan terbanyak ke 2 yang dipilih oleh 18 responden. Sedangkan merek yang paling sedikit dipilih adalah merek INA yaitu sebanyak 5 orang responden yang memilih. Sehingga secara tidak langsung merek American Standard merupakan salah satu pesaing ketat merek Toto.
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian
Pembahasan mengenai jawaban responden pada setiap variabel penelitian akan disajikan berupa nilai mean yang mampu menggambarkan tanggapan yang diberikan pada masing-masing item pertanyaan. Pengkategorian jawaban res- ponden menggunakan interval kelas yang dicari dengan menggunakan rumus berikut:
Interval kelas = Nilai maksimum-Nilai minimum Jumlah kelas = 5-1
5 =0.8 (4.1)
Dengan nilai interval sebesar 0.8, maka dapat disusun kategori tiap kelas pada tabel berikut.
Tabel 4.8
Kategori Interval Kelas
Tingkatan/ Range Kategori 1.00-1.80 Sangat tidak setuju 1.81-2.60 Tidak setuju 2.61-3.40 Cukup setuju
3.41-4.20 Setuju
4.21-5.00 Sangat Setuju
Berikut tanggapan responden terhadap variabel-variabel penelitian:
1. Variabel Harga Tabel 4.9
Hasil Mean dan Standar DeviasiVariabelHarga
Indikator Pernyataan Mean Std.
Dev. Kategori
X1.1 Toto telah menentukan harga sesuai dengan
keunggulan produk 3.89 0.66 Setuju
X1.2 Saya merasa harga produk Toto dapat menjadi
pembanding dalam membeli produk merek lain 3.76 0.72 Setuju
X2.1
Harga yang saya bayar memiliki nilai yang sebanding dengan kualitas dan bahan yang digunakan oleh produk Toto
3.71 0.71 Setuju
X2.2
Tingkat kualitas Toto beraneka ragam sesuai dengan
harga yang diberikan 3.86 0.72 Setuju
X3.1
Harga produk Toto sepadan dengan inovasi dan
kualitas produk yang dimiliki 3.76 0.75 Setuju
X3.2 Saya percaya dengan produk Toto karena memiliki
reputasi merek yang baik dikalangan masyarakat 3.71 0.82 Setuju
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai mean tertinggi sebesar 3,89 ditunjukkan pada pernyataan kuesioner “Toto telah menentukan harga sesuai dengan keunggulan produk” yang memiliki standar deviasi 0.66507. Dikarenakan konsumen membayar dengan harga yang sesuai dengan keunggulan produk yang diberikan oleh merek Toto. Mean terendah sebesar 3,71 ditunjukkan pada pernyataan kuesioner “Harga yang saya bayar memiliki nilai yang sebanding dengan kualitas dan bahan yang digunakan oleh produk Toto” dan “Saya percaya
dengan produk Toto karena memiliki reputasi merek yang baik dikalangan masyarakat”.
2. Variabel Citra Merek Tabel 4.10
Hasil Mean dan Standar DeviasiVariabel Citra Merek
Indikator Pernyataan Mean Std.
Dev. Kategori
Z1.1
Perawatan dan pemeliharaan produk Toto sangat mudah, sehingga membuat saya dapat memberikan kesan yang positif pada produk ini
3.5900 0.84202 Setuju
Z1.2
Saya membeli produk Toto karena memiliki keunggulan inovasi dalam bentuk desain yang selalu mengikuti jaman
3.7300 0.76350 Setuju
Z2.1
Produk Toto selalu memiliki fitur-fitur terbaru seperti tornado flush, water saving, ecocap dan lainnya dibanding produk sejenis yang
dipasarkan
3.6800 0.72307 Setuju
Z2.2
Produk Toto adalah produk sanitari yang
terkenal nomor satu di Indonesia 3.7600 0.78005 Setuju
Z3.1
Saya mengenal produk Toto dari iklan di televisi, billboard, toilet mall, atau toilet tempat kerja (perkantoran)
3.8300 0.72551 Setuju
Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh indikator dari citra merek dengan nilai mean tertinggi sebesar 3,83 ditunjukkan pada pernyataan kuesioner
“Saya mengenal produk Toto dari iklan di televisi, billboard, toilet mall, atau toilet tempat kerja (perkantoran)”. Hal ini dapat disebabkan karena banyaknya konsumen yang tahu produk Toto karena melihat secara langsung melalui billboard atau toilet yang mereka lihat di pusat perbelanjaan. Dapat disimpulkan bahwa Toto meletakkan branding mereka di posisi yang mudah dilihat oleh konsumen. Mean terendah sebesar 3,59 ditunjukkan pada pernyataan kuesioner
“Perawatan dan pemeliharaan produk Toto sangat mudah, sehingga membuat saya dapat memberikan kesan yang positif pada produk ini”.
3. Variabel Loyalitas Pelanggan Tabel 4.11
Hasil Mean dan Standar DeviasiVariabel Loyalitas Pelanggan
Indikator Pernyataan Mean Std.
Dev. Kategori
Y1.1
Toto memudahkan saya dalam melakukan aktivitas kebersihan, seperti adanya washtafel, toilet, dll
3.8600 0.72502 Setuju
Y1.2
Saya akan menceritakan kesan saya setelah menggunakan produk Toto kepada keluarga dan teman
3.4900 0.81023 Setuju
Y2.1
Saya dapat merekomendasikan kepada orang lain yang belum pernah menggunakan produk Toto, karena produk Toto telah banyak digunakan di perkantoran serta pusat perbelanjaan di kota-kota besar
3.4900 0.75872 Setuju
Y2.2
Saya dapat memberikan ulasan positif kepada orang lain yang belum menggunakan produk Toto, agar orang lain mengetahui kualitas produk yang baik
3.5500 0.75712 Setuju
Y3.1
Saya menggunakan lebih dari satu produk Toto seperti toilet, washtafel, bathtub, shower, dan lainnya
3.8300 0.76614 Setuju
Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh indikator dari loyalitas pelanggan dengan nilai mean tertinggi sebesar 3,86 ditunjukkan pada pernyataan kuesioner “Toto memudahkan saya dalam melakukan aktivitas kebersihan, seperti adanya washtafel, toilet, dll” yang memiliki standar deviasi0.72502. Mean terendah sebesar 3.49 dengan pernyataan kuesioner “Saya akan menceritakan kesan saya setelah menggunakan produk Toto kepada keluarga dan teman” dan
“Saya dapat merekomendasikan kepada orang lain yang belum pernah menggunakan produk Toto, karena produk Toto telah banyak digunakan di perkantoran serta pusat perbelanjaan di kota-kota besar”.
4.1.3 Analisis Model PLS
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data Partial Least Square (PLS).Analisis Partial Least Square (PLS) dalam penelitian ini menggunakan software Smart PLS 3.Dalam PLS terdapat dua langkah pengujian, yaitu pengujian outer model dan inner model.
4.1.3.1 Evaluasi Outer Model
Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan reliabilitas model. Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan ins-
trument penelitian mengukur apa yang seharusnya di ukur (Abdillah & Jogiyanto, 2009). Uji Validitas dalam penelitian ini terdiri dari validitas konvergen dan validitas diskriminan. Uji validitas konvergen dalam PLS dengan indikator reflektif dinilai bedasarkan nilai loading factor (outer loading/skor loading), yaitu korelasi nilai komponen dengan nilai konstruk. Rule of thumb yang digunakan untuk convergent validity adalah nilai loading>0,7 (Ghozali, 2014). Namun dalam penelitian ini dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup (Abdillah &Jogiyanto, 2009). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa nilai loading factor akan dianggap signifikan jika lebih besar dari 0,5. Jika skor loading<0,5, indikator dapat di hapus dari konstruknya karena indikator tersebut tidak termuat (load) ke konstruk yang mewakilinya.
Gambar 4.1 Hasil uji validitas konvergen.
Validitas konvergen dapat dilihat berdasarkan nilai skor loading/faktor loading.Nilai skor loading ditunjukkan pada garis yang berada di path diagram yang menghubungkan antara indikator dengan variabel. Berikut hasil uji pertama uji validitas konvergen yang disajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 4.12
Hasil Uji Pertama Validitas Konvergen
Variabel Indikator Skor
Loading Keterangan
Harga
Toto telah menentukan harga sesuai dengan keunggulan
produk 0.538 Valid
Saya merasa harga produk Toto dapat menjadi
pembanding dalam membeli produk merek lain 0.686 Valid Harga yang saya bayar memiliki nilai yang sebanding
dengan kualitas dan bahan yang digunakan oleh produk Toto
0.727 Valid Tingkat kualitas Toto beraneka ragam sesuai dengan
harga yang diberikan 0.769 Valid
Harga produk Toto sepadan dengan inovasi dan kualitas
produk yang dimiliki 0.770 Valid
Saya percaya dengan produk Toto karena memiliki
reputasi merek yang baik dikalangan masyarakat 0.776 Valid
Citra Merek
Perawatan dan pemeliharaan produk Toto sangat mudah, sehingga membuat saya dapat memberikan kesan yang positif pada produk ini
0.787 Valid Saya membeli produk Toto karena memiliki
keunggulan inovasi dalam bentuk desain yang selalu mengikuti jaman
0.837 Valid Produk Toto selalu memiliki fitur-fitur terbaru seperti
tornado flush, water saving, ecocap dan lainnya dibanding produk sejenis yang dipasarkan
0.764 Valid Produk Toto adalah produk sanitari yang terkenal
nomor satu di Indonesia 0.845 Valid
Saya mengenal produk Toto dari iklan di televisi, billboard, toilet mall, atau toilet tempat kerja (perkantoran)
0.754 Valid
Loyalitas Pelanggan
Toto memudahkan saya dalam melakukan aktivitas
kebersihan, seperti adanya washtafel, toilet, dll 0.725 Valid Saya akan menceritakan kesan saya setelah
menggunakan produk Toto kepada keluarga dan teman 0.772 Valid Saya dapat merekomendasikan kepada orang lain yang
belum pernah menggunakan produk Toto, karena produk Toto telah banyak digunakan di perkantoran serta pusat perbelanjaan di kota-kota besar
0.830 Valid
Saya dapat memberikan ulasan positif kepada orang lain yang belum menggunakan produk Toto, agar orang lain mengetahui kualitas produk yang baik
0.848 Valid Saya menggunakan lebih dari satu produk Toto seperti
toilet, washtafel, bathtub, shower, dan lainnya 0.711 Valid
Berdasarkan gambar di atas, peneliti melihat semua indikator memiliki nilai loading lebih besar dari 0,5. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa hasil uji memenuhi syarat uji validitas konvergen.
Pengujian validitas yang kedua adalah validitas diskriminan.Validitas diskriminan dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika nilai korelasi antara indikator dengan konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara indikator lain dengan konstruk lainnya, maka hal itu menunjukan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada bloknya lebih baik daripada ukuran blok lainnya. Jika syarat ini terpenuhi, maka indikator tersebut memenuhi persyaratan yang ada pada validitas diskriminan.
Tabel 4.13
Hasil Uji Kedua Validitas Diskriminan (Cross Loadings)
Indikator Citra Merek Harga Loyalitas Pelanggan
X1.1 0.335 0.538 0.252
X1.2 0.441 0.686 0.413
X2.1 0.500 0.727 0.468
X2.2 0.597 0.769 0.505
X3.1 0.654 0.770 0.474
X3.2 0.675 0.776 0.558
Y1.1 0.559 0.440 0.725
Y1.2 0.603 0.517 0.772
Y2.1 0.577 0.455 0.830
Y2.2 0.671 0.621 0.848
Y3.1 0.499 0.421 0.711
Z1.1 0.787 0.578 0.605
Z1.2 0.837 0.743 0.612
Z2.1 0.764 0.584 0.598
Z2.2 0.845 0.615 0.628
Z3.1 0.754 0.525 0.555
Berdasarkan tabel di atas yang menunjukkan hasil cross loading, terlihat bahwa semua indikator memenuhi syarat discriminant validity karena nilai dari indikator variabel tersebut memiliki nilai terbesar dari yang lainnya, sehingga hal ini memenuhi syarat validitas diskriminan.
Selain pengujian validitas, outer model juga memiliki pengujian reliabilitas.Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuesioner atau instrumen penelitian. Uji reliabilitas menggunakan dua metode, yaitu composite reliability dan cronbach’s alpha. Rule of thumb nilai alpha atau composite reliability harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat di terima (Hair et al., 2010). Cronbach’s Alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk sedangkan composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk (Chin &Gopal,
1995).Namun, composite reliability dinilai lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk (Werts et al., 1974).
Tabel 4.14 Uji Reliabilitas
Composite Reliability Cronbachs Alpha
Citra Merek 0.898 0.857
Harga 0.862 0.809
Loyalitas Pelanggan 0.885 0.837
Berdasarkan kedua tabel di atas terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai composite reliability dan cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa pada masing-masing variabel penelitian telah memenuhi syarat composite reliability dan cronbach’s alpha. Dan juga dapat dikatakan bahwa variabel-variabel di atas reliabel.
Tabel 4.15
Average Variance Extracted
AVE
Citra Merek 0.637 Loyalitas Pelanggan 0.607
Harga 0.513
Dapat dilihat bahwa tabel 4.19 sudah memenuhi syarat uji validitas konvergen. Pengukuran lain yang juga digunakan untuk menguji reliabilitas adalah dengan menggunakan nilai AVE. Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat variansi suatu komponen konstruk yang dihimpun dari indikatornya dengan menyesuaikan pada tingkat kesalahan. Nilai AVE minimal yang direkomendasikan adalah 0.5 namun 0.4 dapat diterima karena jika AVE kurang dari 0.5, tetapi composite reliability lebih tinggi dari 0.6, dan validitas konvergen memenuhi syarat (Hair et al.,2010).
4.1.3.2 Evaluasi Inner Model
Model struktural (inner model) dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R² untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan nilai koefisien path atau t-value tiap path untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model struktural. Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.Semakin tinggi nilai R2 berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan (Abdillah &Jogiyanto, 2014).
Hasil R² sebesar 0,34 - 0,67 mengindikasikan bahwa model “baik”, 0,20 - 0,33 mengindikasikan model “moderat”, dan nilai 0 - 0,19 mengindikasikan model “lemah” (Abdillah &Jogiyanto, 2014). Berikut ini adalah hasil perhitungan R-square melalui software SmartPLS 3.0.
Tabel 4.16
Hasil Uji R-square(R²)
R Square
Citra Merek 0.590 Loyalitas Pelanggan 0.574
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai R² dari citra mereksebesar 0.590 yang berarti hargaberpengaruh sebesar 59% terhadap citra merek. Sedangkan sisanya yang sebesar 21% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti oleh peneliti. Nilai R² 0.590 mengindikasikan bahwa model struktural dinilai baik dalam mengukur variasi nilai dari variabel citra merek dengan model CM = 0,146 H.
Kemudian, nilai R² dari variabel loyalitas pelanggansebesar 0.574 yang berarti faktor dari citra merekdan hargaberpengaruh sebesar 57.4% terhadap loyalitas pelanggansedangkan sisanya yang sebesar 22.6% dijelaskan oleh faktor- faktor lain diluar variabel yang diteliti oleh peneliti. Nilai R² sebesar 0.574 mengindikasikan bahwa model struktural dinilai baikdalam mengukur variasi nilai dari citra merekdengan persamaan LP = 0,639CM +0,768H.
Di samping melihat nilai R2, model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-square predictive relevance untuk model konstruk. Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar 0 (nol) menunjukan bahwa model memiliki nilai predictive relevance, sedangkan nilai Q-square kurang dari 0 (nol) menunjukan bahwa model kurang memiliki predictive relevance (Ghozali,2014).Nilai Q² dapat dihitung dengan menggunakan hasil perhitungan R².Dari perhitungan nilai R² pada tabel, berikut perhitungan Q-square:
Q² = 1 – (1 – R²1) (1 – R²2) (4.2)
Q² = 1 – (1 – 0.590) (1 – 0.574) Q² = 0,8253
Dari perhitungan diatas, didapat nilai Q² adalah 0,8253 (nilai yang lebih besar dari 0), sehingga menunjukkan bahwa model memiliki predictive relevance.
Pengujian Hipotesis dalam PLS dilakukan dengan melakukan analisis uji-t.Uji-t dilakukan dengan cara membandingkan nilai t-hitung (t-statistic) dan nilai t-table pada tingkat kesalahan (margin of error) sebesar α=5% atau 1,96. Hipotesis dapat diterima jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-table, atau dengan kata lain apabila t-hitung >1,96. Pada SmartPLS 3.0 M3, uji-t dilakukan dengan melakukan proses bootstrapping sehingga menghasilkan gambar hasil model analisisberikut ini:
Gambar 4.3 Hasil Analisis Bootstrapping Tabel 4.17
Koefisien Path, Standart Error, dan T-Statistic
Hipotesis Pengaruh Langsung
Original Sample (O)
T Statistics (|O/STERR|)
P
Values Keterangan H1 HargaLoyalitas
Pelanggan 0.146 1.436 0.152 Hipotesis
tidak diterima H2
Citra MerekLoyalitas
Pelanggan
0.639 6.276 0.000 Hipotesis
diterima H3 Harga Citra
Merek 0.768 17.812 0.000 Hipotesis
diterima
BerdasarkanTabel 4.22mengenai pengujian hipotesis dapat dijelaskan bahwa:
1. Variabel harga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan karena nilai T-statistik sebesar 1.436 yang berarti lebih kecil dari T- hitung 1,96. Dengan demikian, hipotesis H1 yang berbunyi “Harga diduga berpengaruh secara parsial terhadap loyalitas pelanggan” tidakdapat diterima.
2. Variabel citra merekmemiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan karena nilai T-statistik sebesar 6.276 yang berarti lebih besar dari T- hitung 1,96. Dengan demikian, hipotesis H2 yang berbunyi “Citra merek yang terdiri dari kekuatan asosiasi merek, keuntungan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen” dapat diterima.
3. Variabel harga memiliki pengaruh signifikan terhadapcitra merek, karena nilai T-statistik sebesar 17.812 yang berarti lebih besar dari T- hitung 1,96. Dengan demikian, hipotesis H3 yang berbunyi “Harga memiliki peranan penting bagi sebuah citra merek”dapat diterima.
Selain hasil hipotesis di atas dalam penelitian ini juga diteliti sifat pengaruh dari shopping lifestylesebagai variabel mediator yang diamati dari nilai pengaruh langsung dan tidak langsung seperti disertakan dalam tabel berikut.
Tabel 4.18
Pengaruh Tidak Langsung
Pengaruh Jalur Koefisien Pengaruh
Langsung Harga→ Citra Merek 0,146
Tidak Langsung Harga → Citra Merek→ Loyalitas
Pelanggan 0,768 X 0,639 = 0,490752
Hasil perhitungan dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung sebesar 0,490752yang berarti lebih besar dari pengaruh langsung sebesar 0,146. Hal ini berarti citra merek sebagai variabel mediasijustru memperkuat pengaruh dari harga terhadap loyalitas pelanggan.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Hargaterhadap Loyalitas Pelanggan
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkkan bahwa harga memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap loyalitas. Hasil yang diperoleh ini berbeda dari hasil yang diperoleh dari penelitian terdahulu olehAndryansyah danAnggia, Kawet, dan Ogi (2015).
Dari hasil analisis deskriptif didapati bahwa seluruh indikator yang digunakan untuk pengukuran variabel harga dan loyalitas pelanggan memiliki nilai mean yang tergolong dalam kategori setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya responden setuju bahwa harga yang ditawarkan oleh Toto dianggap sebanding dengan kualitas maupun reputasi dari Toto itu sendiri. Meski demikian pada umumnya responden memperoleh produk sanitari ketika responden membeli rumah dan bukan membeli secara terpisah, sehingga responden tidak dengan sengaja memilih produk sanitari. Ada sebagian responden yang membeli produk sanitari secara terpisah, hal itu terjadi ketika produk sanitari yang telah dimiliki atau didapat dari pembelian rumah atau propertisudah rusak dan juga dengan sengaja ingin mengganti produk yang sudah dimiliki dikarenakan sudah lama. Hal inilah yang menyebabkan harga tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
4.2.2 Pengaruh Citra Merekterhadap LoyalitasPelanggan
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkkan bahwa citra merek memiliki pengaruh signifikan positif terhadap loyalitas pelangganyang berarti bahwa citra merekdari seseorangakan meningkatkan kecenderungan perilakuloyalitas pelanggan. Citra merek adalah suatu simbol yang bertujuan untuk digunakan oleh perusahaan dalam mewakili suatu produk yang akan dipasarkan, hal ini juga bertujuan untuk mencerminkan visi dan misi dari perusahaan (Desiarista & Triastuti, 2011).
Dari hasil analisis deskriptif didapati bahwa seluruh indikator yang digunakan untuk pengukuran variabel citra merek memiliki nilai mean yang tergolong dalam kategori setuju. Hal ini menunjukkan bahwa responden memandang Toto memiliki citra merek yang berkualitas. Disamping itu merek Toto juga banyak digunakan oleh developer pembangun rumah, Mall, dan
perkantoran sehingga secara tidak langsung juga meningkatkan citra merek dari Toto itu sendiri.
4.2.3 Pengaruh Harga terhadap Citra Merek
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkkan bahwa harga memiliki pengaruh signifikan positif terhadap citra merek yang berarti bahwa hargadari produk akan meningkatkan kecenderungan terhadap citra merek. Hasil yang diperoleh ini semakin menegaskan hasil yang diperoleh dari penelitian terdahulu oleh Anselmsson, Bondesson, dan Johansson (2014).
Dari hasil analisis deskriptif didapati bahwa seluruh indikator yang digunakan untuk pengukuran variabel harga dan citra merek memiliki nilai mean yang tergolong dalam kategori setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya responden setuju bahwa harga yang ditawarkan oleh Toto dianggap sebanding dengan kualitas maupun reputasi dari Toto itu sendiri. Anselmsson, Bondesson, dan Johansson (2014) menguraikan bahwa citra merek biasanya tercermin dari harga yang ditawarkan oleh penjual. Harga yang terlalu murah justru dapat mencerminkan citra merek yang kurang bagus dibandingkan produk dengan harga yang lebih tinggi. Toto sendiri menawarkan harga produk yang secara umum lebih tinggi dibanding produk lain, dan hal ini membentuk citra merek produk Toto dalam benak konsumen. Inilah yang menyebabkan harga berpengaruh positif terhadap citra merek.