• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Hartini 1

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 5, No. 3, September - Desember 2020

ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak )

PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Hartini

SDN Dukuhsalam 03 Slawi Tegal, Provinsi Jawa Tengah

*Diterima September 2020, disetujui Oktober 2020, dipublikasikan November 2020

Abstract

This research examines efforts to improve learning outcomes through the approach of Joyful learning with smart tree game techniques. The purpose of this study is to describe the improvement of ips learning results proclamation of independence of the Republic of Indonesia in grade V students of SD Negeri Dukuhsalam 03 semester II Year 2018/ 2019. This type of research is class action research conducted by teachers to students.

The subjects of the study were 31 students, consisting of 17 male and 14 female students. The source of this research is the results of studying ips students. This research was conducted for four months, from January 2019 to April 2019. Data analysis techniques using test and non-test techniques. The results of this study show that through the approach of Joyful learning with smart tree game techniques inthe proclamation material of independence of the Republic of Indonesia can improve the learning outcomes of IPS students. This can be seen in the original cycle increase of 54.35 increased to 76.77 or an increase of 22.42 from the poll. The number of children reaching KKM increased from 7 students to 22 students in cycle I, in cycle II the average grades were 83.23 and students reached KKM 30 students. This means that 97% of students have reached KKM so have reached performance indicators.

Keywords: IPS Learning Results; Joyful learning; Smart Tree Games; Class Action Research (PTK).

(2)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

2 PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Hartini

Abstrak

Penelitian ini mengkaji tentang upaya peningkatan hasil belajar melalui pendekatan Joyfull Learning dengan teknik permainan pohon pintar. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Dukuhsalam 03 semester II Tahun Pelajaran 2018/ 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru kepada siswa.

Subyek penelitian penelitian ini adalah siswa kelas yang berjumlah 31 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Sumber penelitian ini yairtu hasil belajar IPS siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yaitu bulan Januari 2019 sampai bulan April 2019. Teknik analisis data menggunakan teknik tes dan non tes.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pendekatan Joyfull Learning dengan teknik permainan pohon pintar pada materi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada peningkatan siklus yang semula 54,35 meningkat menjadi 76,77 atau meningkat 22,42 dari hasil penjajagan. Jumlah anak yang mencapai KKM bertambah dari 7 siswa menjadi 22 siswa pada siklus I, pada siklus II nilai rata - rata siswa 83,23 dan siswa yang mencapai KKM 30 siswa. Ini berarti 97 % siswa telah mencapai KKM sehingga sudah mencapai indikator kinerja.

© 2020 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter Kata Kunci: Hasil Belajar IPS; Joyful learning; Permainan Pohon Pintar; Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

PENDAHULUAN

Keberhasilan dunia pendidikan memiliki sistem yang relevan dengan pembangunan, baik fisik maupun mental. Adaptasi dan antisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibina secara sistematik dan berkesinambungan. Pendidikan merupakan wahana pokok bagi pengembangan kualitas sumber daya manusia. Karena itu upaya peningkatan mutu pendidikan dasar perlu mendapat perhatian yang sungguh - sunguh, lebih - lebih sekolah dasar yang merupakan pondasi bagi seluruh jenjang pendidikan, dimana di sekolah itulah tempat berlangsungnya berbagai macam pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Kenyataan dalam proses pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Dukuhsalam 03 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Jawa Tengah, siswa cenderung pasif, diam dan kurang mempunyai inisiatif dalam menerima bahan ajar melalui catatan kreatif, siswa tidak berani mengemukakan maupun mengajukan pertanyaan kepada guru, siswa tidak berani tunjuk jari menjawab pertanyaan guru dan siswa kurang mampu merespon bahan ajar yang disampaikan guru dalam bentuk catatan kreatif. Hal ini berakibat hasil prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS rendah. Berdasarkan pengamatan, hal ini disebabkan pembelajaran masih bersifat tekstual yang menempatkan guru sebagai “centre” dalam PBM.

Dari beberapa permasalahan di atas kemungkinan yang menyebabkan kurangnya kreativitas dan nilai IPS sejarah di kelas V ini rendah dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1) Rendahnya hasil belajar IPS ini disebabkan oleh kurangnya minat siswa terhadap pelajaran tersebut, 2) Sarana yang digunakan kurang mendukung pembelajaran, 3) Guru hanya melaksanakan pembelajaran secara konvensional, atau mungkin kegiatan belajar mengajar yang peneliti lakukan di kelas selalu membosankan, 4) Guru dalam menerangkan tidak menggunakan metode yang dapat menarik siswa, 5) Guru dalam menjelaskan kurang menarik perhatian siswa, 6) Kreativitas siswa kurang.

Pendidikan merupakan wahana pokok bagi pengembangan kualitas sumber daya manusia.

Karena itu upaya peningkatan mutu pendidikan dasar perlu mendapat perhatian yang sungguh -

(3)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Hartini 3

sungguh, lebih - lebih sekolah dasar yang merupakan pondasi bagi seluruh jenjang pendidikan, dimana di sekolah itulah tempat berlangsungnya berbagai macam pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Keberhasilan dunia pendidikan memiliki sistem yang relevan dengan pembangunan, baik fisik maupun mental. Adaptasi dan antisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibina secara sistematik dan berkesinambungan. Dengan demikian untuk memecahkan masalah harus dimulai dengan peningkatan kualitas tenaga pengajar di pendidikan dasar.

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SD sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan social, (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai - nilai sosial dan kemanusiaan, dan (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional maupun global (Depdiknas, 2006 : 575).

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran (Trianto, 2007: 5). Oleh karena itu, model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Model-model pembelajaran yang diterapkan oleh guru disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan teori perkembangan dan belajar. Salah satu diantaranya adalah penerapan Joyful learning.

Joyfull Learning (JFL) adalah metode belajar cepat dan tepat serta menyenangkan untuk mengimbangi kerja otak kiri dan otak kanan agar dapat berkembang secara maksimal Mengapa disebut metode cepat? karena dengan metode Joyfull Learning (JFL) dapat mempercepat penguasaan dan pemahaman materi pelajaran yang dipelajari, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk belajar lebih cepat. Materi pelajaran yang sulit dibuat menjadi mudah, sederhana / tidak bertele-tele sehingga tidak terjadi kejenuhan dalam belajar. Keberhasilan belajar kita tidak ditentukan/ diukur lamanya kita duduk di belakang meja belajar, tetapi ditentukan oleh kualitas cara belajar kita. Untuk apa kita harus menghabiskan waktu dua jam, jika dapat diselesaikan dengan waktu satu jam? (Trianto, 2007:

13).

Keistimewaan metode Joyfull Learning bagi siswa yaitu: (1) Dapat diaplikasikan langsung ke mata pelajaran, (2) Tidak terpengaruh oleh perubahan kurikulum, (3) Dipakai untuk selamanya di (SD, SMP, SMA, kuliah, dan saat bekerja), (4) Suasana belajar rileks dan menyenangkan, (5) Banyak strategi yang bisa diterapkan, (6) Mempercepat proses belajar, (7) Bebas menentukan sendiri metode yang disenangi, dan (8) Merangsang kreativitas dan aktivitas. Metode Joyful learning diciptakan berdasarkan cara otak kerja manusia dalam menyerap informasi yang melibatkan otak kiri dan kanan.

Kita mengetahui bahwa kreativitas kita terletak di otak bagian kanan, belajar dengan metode JFL juga melibatkan lebih banyak otak kanan sehingga para guru terlatih menggunakan otak kreatifnya. Guru mengetahu hal-hal yang ditolak oleh manusia salah satunya adalah jika informasi yang sama dilulang- ulang terus, guru mengetahui apa yang harus di lakukan hal ini dibutuhkan kreativitas yang tinggi.

Dari hasil kenyataan dalam proses pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Dukuhsalam 03 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Jawa Tengah, siswa cenderung pasif, diam dan kurang mempunyai inisiatif dalam menerima bahan ajar melalui catatan kreatif, siswa tidak berani

(4)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

4 PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Hartini

mengemukakan maupun mengajukan pertanyaan kepada guru, siswa tidak berani tunjuk jari menjawab pertanyaan guru dan siswa kurang mampu merespon bahan ajar yang disampaikan guru dalam bentuk catatan kreatif . Hal ini berakibat hasil prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS rendah.

Terbukti hasil ulangan harian mengenai proklamasi kemerdekaan menunjukkan nilai rata-rata 54,40 dari 31 siswa yang tuntas hanya 7 dan yang belum tuntas 24 siswa. Hal ini disebabkan pembelajaran masih bersifat tekstual yang menempatkan guru sebagai “centre” dalam PBM. Di samping itu pengembangan “performance” siswa kurang karena PBM didominasi oleh guru. Guru kurang memberi kesempatan berkreasi kepada siswa. Akibatnya siswa kelas V kurang kreatif dan capaian hasil belajar yang rendah selama pembelajaran berlangsung.

Peneliti berharap hasil belajar siswa dapat meningkat. Sebelumnya peneliti hanya menggunakan metode pembelajaran bervariasi, tidak menggunakan suatu model pembelajaran khusus. Peneliti belum memanfaatkan pendekatan Joyfull Learning dengan teknik permainan pohon pintar. Dengan penerapan pendekatan Joyfull Learning dengan teknik permainan pohon pintar, diharapkan hasil belajar siswa meningkat dan mencapai KKM. Dengan penerapan pendekatan Joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar, diharapkan hasil belajar siswa meningkat dan mencapai KKM. Dengan meningkatnya hasil belajar dalam memahami kompetensi bahan ajar proklamasi kemerdekaan. Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami bahan ajar sehingga hasil belajar pada standar kompetensi tersebut lebih maksimal. Dengan demikian siswa dapat mencapai ketuntasan belajar.

Selain itu peneliti juga berharap setelah menerapkan pendekatan Joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar pembelajaran dapat meningkat dan peneliti berharap dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Peneliti memilih menggunakan pendekatan Joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar diharapkan siswa mampu meningkatkan hasil belajar.

Oleh karena itu, penulis perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang pendekatan Joyfull Learning dengan teknik permainan pohon pintar untuk meningkatkan hasil belajar ips materi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Dukuhsalam 03 Semester II Tahun Pelajaran 2018/ 2019. Penelitian mengenai peningkatan hasil belajar yang fokus menerapkan pendekatan Joyfull Learning telah dilakukan oleh banyak peneliti. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lilik Kumalasari SD Negeri 3 Pekalongan dengan judul “Meningkatkan prestasi belajar dengan permainan bala – bala”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil prestasi belajar meningkat, anak menjadi senang dan termotivasi untuk belajar

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Andarwati (2019) dengan judul “Pendekatan Joyfull Learning dengan Teknik Permainan Pohon Pintar pada Materi Ajar Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan joyful learning dapat 1) meningkatkan hasil belajar siswa, 2) pendekatan joyful learning dapat menumbuhkan kecakapan, keberanian, dan aktivitas serta meningkatkan hasil belajar siswa, 3) pendekatan joyful learning dapat menumbuhkan semangat belajar dan menjadikan siswa belajar dengan rasa senang, dan 4) pendekatan joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari semula 54,35 meningkat menjadi 76,77 atau meningkat 22,42 dari hasil penjajagan.

Penelitian yang dilakukan oleh Hilda Nita, dkk (2015) dengan judul “Penerapan Pendekatan Joyfull Learning dengan Metode Guided Discovery untuk Meningkatkan Rasa Ingin Tahu dan Prestasi Belajar pada Materi Hidrokarbon Siswa kelas X SMA Negeri Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang menerapkan pendekatan joyful learning dengan metode Guide Discovery dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa (Dari 72,03% pada siklus I menjadi 78,51% pada siklus II) dan meningkatkan prestasi belajar siswa yang meliputi aspek kognitif (Dari 46,43% pada siklus I menjadi 78,57% pada siklus II) serta aspek afektif (67,86% pada

(5)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Hartini 5

siklis I menjadi 82,15% pada siklus II) pada materi hidrokarbon siswa kelas X-5 SMA N 1 Ngemplak Boyolali.

Penelitian yang dilakukan Ria Rahayu, dkk (2017) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Joyful learning pada Pembelajaran Kimia”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa: 1) pembelajaran dengan pendekatan joyful learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X, 2) pembelajaran dengan pendekatan joyful learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X sebesar 20,4%, dan 3) siswa memberikan respon positif terhadap pendekatan joyful learning sesuai rerata persentase nilai angket siswa mencapai 77,25% dengan kategori tinggi.

Penelitian yang dilakukan Yuni Istiani (2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Joyfull Learning terhadap Hasil Belajar Siswa”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran joyfull learning berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas IX E di SMP N 1 Punduh yaitu 40,1% dan 59,9 dipengaruhi faktor lain. Taraf signifikan penggunaan model joyfull learning pada pembelajaran IPS terpadu adalah kuat, ini ditunjukan dalam hasil penelitian bahwa kadar desterminasi sebanyak 0.633 ini menunjukkan bahwa taraf signifikan dalam arti kuat.

METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dukuhsalam 03, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah pada kelas V. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yaitu sejak bulan Januari 2019 sampai bulan April 2019.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Dukuhsalam 03 semester genap tahun pelajaran 2018/ 2019. Terdiri dari 31 siswa dengan rincian 17 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Sedangkan objek penelitian dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Dukuhsalam 03 semester II tahun pelajaran 2018/ 2019.

3. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Dukuhsalam 03 dan guru kelas yang pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sekaligus difungsikan untuk mengetahui ketercapaian indikator kinerja. Instrumen dimaksud adalah: 1) Nilai ulangan harian siswa, 2) Lembar pengamatan siswa, 3) Lembar pengamatan kegiatan pembelajaran, 4) Angket untuk guru kelas/ peneliti, dan 5) Dokumen - dokumen pembelajaran lain ( tanggapan siswa). Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi dan non tes dengan cara observasi, wawancara, dan jurnal. Sedangkan alat pengumpulan data berupa: 1) Dokumen catatan personal siswa digunakan untuk mengumpulkan data proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa. Untuk hasil belajar IPS, alat pengumpulan datanya berupa daftar nilai ulangan harian, 2) Lembar observasi/ pengamatan. Lembar observasi dibuat untuk siklus I dan siklus II, dan 3) Butir soal . Butir soal digunakan untuk teknik penelitian dengan data tes.

5. Validitas Data

Validasi data penelitian dilakukan dengan cara trianggulasi data, yaitu dengan menggunakan berbagai data perolehan baik melalui angket, hasil tes, dan hasil pengamatan. Berbagai data tersebut kemudian diolah dengan statistik deskriptif.

6. Analisis Data

Analisis untuk data kuantitatif yaitu nilai hasil belajar IPS, data dianalisis dengan deskriptif komparatif dilanjutkan dengan refleksi. Deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai hasil

(6)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

6 PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Hartini

pembelajaran dari kondisi awal dibandingkan dengan nilai hasil belajar siklus I dan siklus II. Refleksi yaitu membuat simpulan berdasarkan deskriptif komparatif kemudian memberi ulasan dan menentukan action plan/ tindak lanjut. Sedangkan data kualitatif yaitu aktivitas siswa, data dianalisis dengan deskriptif kualitatif kemudian dilanjutkan refleksi. Deskriptif kualitatif adalah membandingkan data kualitatif kemampuan beraktivitas dalam belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

7. Indikator Kinerja

Indikator kinerja yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan pemberian tindakan pada penelitian ini adalah : 1) 80% siswa kelas V memperoleh nilai ulangan harian 70, 2) Rata-rata kelas nilai IPS mencapai minimal 70, dan 3) Adanya peningkatan hasil belajar IPS yang semula rata- rata 54,4 menjadi lebih dari atau sama dengan 70.

8. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian ini terdapat dua siklus yaitu, siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus menggunakan waktu 2 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari perencanaan (planing), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflekting).

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setelah diadakan penelitian, hasil pelaksanaan tindakan mengenai penerapan pendekatan joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Secara ringkas, persentase hasil belajar siswa pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis buku harian disajikan pada diagram berikut.

1. Pra Siklus

Tahap penjajagan (pra siklus) dilaksanakan pada pertemuan sebelum siklus I dan pembelajaran dilaksanakan secara konvensional. Hasil tes materi proklamasi kemerdekaan RI pada tahap penjajagan dari 31 siswa hanya 7 orang siswa yang tuntas. Hasil tes pembelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia menyebutkan data sebagai berikut, nilai rata-rata 54,35 dengan nilai tertinggi 80 dan terendah 30 dan tingkat ketuntasan klasikal 22,6 %. Hasil dari pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1 Hasil Observasi Kinerja Siswa dalam Pembelajaran IPS Pra Siklus Nilai (X1) Banyak Siswa (F1) F1 X1

30 3 90

35 - -

40 6 240

45 3 135

50 1 50

55 2 110

60 6 360

65 3 195

70 5 350

75 1 75

80 1 80

85 - -

90 - -

Jumlah 31 1.685

(7)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Hartini 7

Dari tabel di atas diperoleh Nilai rata-rata : X = 1.685 ÷ 31

= 54,35

Dari tabel di atas dapat di buat grafik diagram sebagai berikut.

Grafik 1 Hasil Observasi Kinerja Siswa dalam Pembelajaran IPS Pra Siklus

Dari hasil tes penjajagan di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kelas materi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia adalah 54,35 (lima puluh empat koma tiga puluh lima). Hasil ini jelas masih di bawah KKM, yaitu 70. Dapat dikatakan pula bahwa dari 31 siswa kelas V hanya 7 atau 22,6% siswa saja yang dapat mencapai nilai 70 atau lebih, sedangkan 24 atau 77,4% siswa masih di bawah KKM. Oleh karena itu, dirancang tindakan siklus I sebagai perbaikan dan penyempurnaan dari tahap penjajagan atau pra siklus I.

2. Siklus I

Hasil penelitian siklus I diperoleh dari penerapan pendekatan joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar dalam meningkatkan hasil belajar siswa SD. Hal yang diteliti adalah tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut.

a. Perencanaan tindakan

Sebelum dilaksanakan tindakan dilakukan kegiatan perencanaan sebagai berikut : 1) Menyusun peta konsep dengan tema proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 2) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran IPS yaitu siswa dapat a) a a) Menyebutkan tokoh-tokoh dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan

b) Menyebutkan beberapa peristiwa menjelang proklamasi peristiwa proklamasi c) Menceritakan peristiwa proklamasi

d) Berperilaku menghargai jasa-jasa tokoh dalam peristiwa proklamasi 3) Menyusun rencana pembelajaran

4) Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek - aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran proklamasi kemerdekaan.

5) Mempersiapkan alat peraga/ media yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran berkaitan dengan materi pembelajaran.

6) Mengadakan tes penjajagan.

7) Melakukan koordinasi dengan tim pengamat (I, II dan III) dan penjelasan cara pengisian lembar pengamatan (observasi)

0 1 2 3 4 5 6

30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90

Banyak Siswa

(8)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

8 PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Hartini

b. Pelaksanaan Tindakan 1) Apersepsi

Siklus I direncanakan dilaksanakan dalam dua pertemuan. Sebagai apersepsi pada pertemuan 1, guru meminta siswa menyebutkan tokoh - tokoh dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. Pada pertemuan 2, sebagai persepsi guru meminta siswa menyebutkan beberapa peristiwa menjelang proklamasi.

2) Kegiatan inti

Menurut rencana, siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pada pertemuan 1 direncanakan kegiatan inti diawali dengan guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi materi sebagai bahan diskusi. Guru menjelaskan konsep tentang peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dengan penjelasan seperlunya. Guru dan siswa tanya jawab dan diskusi sederhana.

Guru memberikan arahan cara permainan pohon pintar. Setelah diarahkan cara permainan, guru mengamati cara kerja siswa. Setelah selesai, salah satu kelompok disuruh maju ke depan untuk unjuk kerja hasil pekerjaannya.

Pada Siklus I pertemuan 2, kegiatan inti direncanakan diawali dengan guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi materi ajar mengenai cara menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan sebagai bahan diskusi. Guru menjelaskan konsep mengenai materi dengan penjelasan seperlunya. Guru dan siswa tanya jawab, dan diskusi sederhana. Guru memberikan arahan Guru memberikan arahan cara permainan pohon pintar.

Setelah diarahkan cara permainan, guru mengamati cara kerja siswa. Setelah selesai, salah satu kelompok disuruh maju ke depan untuk unjuk kerja hasil pekerjaannya. Sedangkan siswa lain diharapkan memperhatikan dan memberi tanggapan.

3) Penutup

Penutup pada pertemuan 1, direncanakan guru menanyakan kembali kepada siswa tentang proklamasi kemerdekaan. Guru memberikan penekanan dengan memberikan kata kunci seperlunya untuk mengingat materi tentang peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Pada pertemuan 2, guru menanyakan kembali kepada siswa mengenai peristiwa menjelang proklamasi. Guru memberikan penekanan kembali tentang materi dan menyimpulkan .

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siklus I, maka hasil penelitian siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.

Dari data nilai di atas ada peningkatan rata-rata kelas nilai IPS. Dari semula 54,35 meningkat menjadi 76,77 atau meningkat sebanyak 22,42 dari nilai penjajagan. Jumlah anak yang mencapai KKM juga bertambah dari 7 siswa menjadi 22 siswa pada siklus I ini. Akan tetapi, peningkatan ini belum signifikan dan belum mencapai harapan sebagaimana disebut pada indikator kinerja, yaitu rata- rata kelas minimal 70 dan sebanyak 80% siswa mencapai KKM. \Selain hasil uji kompetensi pelajaran IPS dengan permainan pohon pintar, juga diperoleh data hasil pengamatan observasi pada proses belajar mengajar. . Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya yaitu pada siklus II.

3. Siklus II

a. Perencanaan Pembelajaran

Sebelum dilaksanakan tindakan dilakukan kegiatan perencanaan sebagai berikut:

1) Menyusun peta konsep pembelajaran proklamasi kemerdekaan.

2) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

3) Menyusun rencana pembelajaran.

4) Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek - aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pemainan pohon pintar.

5) Mempersiapkan alat peraga/media yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran berkaitan dengan materi.

(9)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Hartini 9

6) Melakukan koordinasi dengan tim pengamat (I, II dan III) dan penjelasan cara pengisian lembar pengamatan (observasi).

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Guru melakukan langkah pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran menggunakan metode joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar (dengan perbaikan - perbaikan yang perlu ditindaklanjuti pada siklus I), yaitu dilakukan pada kelompok kecil

2) Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan skenario kegiatan belajar mengajar yang telah ditentukan guru.

3) Pengamat melakukan pengamatan sesuai dengan instrumen pengamatan tentang aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS c. Observasi

Pada siklus II ini observasi tetap difokuskan pada kegiatan siswa dan guru, tetapi hal - hal yang menjadi catatan pada siklus I perlu diperhatikan lebih dalam. Untuk kegiatan siswa observasi dilakukan pada aspek afektif dan psikomotorik, sedangkan pada kegiatan guru observasi dilakukan pada kegiatan pembelajaran.

d. Refleksi

Pada siklus II ini dilakukan refleksi seperti halnya pada siklus I dengan melihat ulang kegiatan yang telah dilaksanakan pada siklus II mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi. Semua yang terjadi dan hasil pada siklus II ini dibandingkan dengan kegiatan pada siklus I. Ternyata kegiatan pada siklus II ini telah mencapai indikator kinerja, maka kegiatan tidak dilanjutkan pada siklus III tetapi peneliti (guru kelas) melanjutkan dengan membuat action plant.

Berdasarkan hasil refleksi seluruh tindakan pada siklus II dapat dikemukakan bahwa hasil tindakan yang berupa hasil pada tahap tindakan sudah maksimal. Hal ini dinyatakan karena siswa yang mampu memperoleh nilai baik sesuai indikator yang diharapkan. Jadi, dapat disimpulkan pelaksanaan siklus II sudah berhasil. Pada siklus II ini siswa semakin tertarik dalam pembelajaran.

Siswa sudah mulai berebut saling mendahului untuk menjawab soal yang di berikan guru . dari kegiatan pembelajaran pada siklus II ini setelah diuji diperoleh hasil sebagai berikut nilai tertinggi 100 nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata 83,3 dan tingkat ketuntasan klasikal 98 %.

Data nilai di atas menunjukkan adanya peningkatan rata - rata kelas nilai IPS materi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Dari siklus I 76,77 meningkat menjadi 83,23 pada siklus II. Apabila dipersentasekan meningkat sebanyak 26,4 % dari nilai siklus I dan 29 % dari nilai penjajagan. Jumlah anak yang mencapai KKM bertambah dari 7 siswa pra siklus menjadi 22 siswa pada siklus I dan pada siklus II ini 30 siswa tuntas. Dengan demikian, 97 % siswa telah mencapai KKM dan rata-rata kelas telah melampaui 70, sehingga siklus II ini sudah mencapai indikator kinerja sehingga perbaikan pembelajaran dihentikan.

B. Pembahasan

Penilaian pembelajaran dilakukan melalui penilaian dengan gurut melihat kekurangan dan kelebihan siswa sehingga guru dapat merancang pembelajaran yang sesuai dan menilai efektifitas strategi pembelajaran yang diterapkan. Pada penilaian proses, peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung baik pada siklus I maupun pada siklus II. Anggota peneliti sebagai kolaborator melakukan pengamatan terhadap situasi yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang perlu diamati dan dicatat oleh kolaborator dalam lembar observasi, di antaranya: (1) respon siswa, (2) perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran, (3) keterampilan guru dalam menggunakan pendekatan joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar, baik dalam tindakan awal, tindakan inti, maupun tindakan akhir; dan (4) kesesuaian antara rencana dan implementasi tindakan.

Observasi difokuskan pada kegiatan siswa dan guru. Untuk kegiatan siswa observasi dilakukan pada aspek afektif dan psikomotorik, khususnya pada kegiatan menjari jawaban pada pohon pintar,

(10)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

10 PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Hartini

kerja sama dalam kelompok, konsentrasi, kesungguhan dan keaktifan siswa dalam menanyakan maupun menjawab pertanyaan. Sedangkan pada kegiatan guru observasi dilakukan pada kegiatan pembelajaran.

Tahap penjajagan (pra siklus) dilaksanakan pada pertemuan sebelum siklus I dan pembelajaran dilaksanakan secara konvensional. Hasil tes materi proklamasi kemerdekaan RI pada tahap penjajagan dari 31 siswa hanya 7 orang siswa yang tuntas. Pada tahap ini proses pembelajaran masih berlangsung secara konvensional, guru dominan menguasai kelas, artinya semua kegiatan berpusat pada guru. Guru tidak fokus pada kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan, tetapi kadang sambil mengerjakan tugas lain. Kegiatan pembelajaran kurang begitu terarah karena tidak direncanakan dengan matang.

Pada siklus I pembelajaran menggunakan metode joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar, dalam proses pembelajaran siswa merasakan adanya keterlibatan dirinya dan kenyamanan dalam pembelajaran. Siswa tidak merasa terbebani dalam pembelajaran bahkan mereka belajar dengan rasa senang. Dari kegiatan pembelajaran pada siklus I ini setelah diuji diperoleh hasil belajar sebagai berikut : nilai tertinggi yang diperoleh siswa 95 terendah 45 dengan nilai rata - rata 76,77 dan tingkat ketuntasan klasikal 71 %. Dalam hal aktivitas belajar dengan permainan pohon pintar terlihat bahwa siswa bervariasi dalam menerima ataupun mengikuti pembelajaran, yaitu: 1) tanggung jawab dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas pembelajaran 60 %, 2) Konsentrasi dalam mengikuti pelajaran 76%, 3) Keberanian dalam mengajukan pertanyaan 32 %, 4) Keberanian dalam menjawab pertanyaan 40 %, 5) Inisiatif sendiri dan catatan kreatif 80 %, 6) Kejujuran dalam melaksanakan tugas dan kerja sama dalam kelompok 72 % , dan 7) Kemandirian dalam mengerjakan soal - soal 76 %.

Pada siklus II ini siswa semakin tertarik dalam pembelajaran. Siswa sudah mulai berebut saling mendahului untuk menjawab soal yang di berikan guru dari kegiatan pembelajaran pada siklus II ini setelah diuji diperoleh hasil sebagai berikut nilai tertinggi 100 nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata 83,3 dan tingkat ketuntasan klasikal 98 %. Dalam pengamatan aktivitas siswa terdapat peningkatan yang sangat baik. Aktivitas siswa setelah diberi tindakan meningkat sangat tajam, ini membuktikan bahwa pendekatan Joyful learning dengan permainan pohon pintar dapat membuat anak menjadi aktif dan senang. Dalam hal aktivitas belajar dengan permainan pohon pintar terlihat bahwa siswa bervariasi, yaitu: 1) Dalam menerima ataupun mengikuti pembelajaran tanggung jawab dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas pembelajaran 76 %, 2) Konsentrasi dalam mengikuti pelajaran 80%, 3) Keberanian dalam mengajukan pertanyaan 68%, 4) Keberanian dalam menjawab pertanyaan 72 %, 5) Inisiatif sendiri dan catatan kreatif 88 %, 6) Kejujuran dalam melaksanakan tugas dan kerja sama dalam kelompok 80% , dan 7) Kemandirian dalam mengerjakan soal-soal 92 %.

Berdasarkan temuan hasil belajar siswa maka pembelajaran dalam penelitian ini menunjukkan peningkatan yang signifikan mulai siklus I sampai dengan siklus II. Penggunaan pendekatan joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa SD kelas V dapat dikategorikan berhasil. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap tindakan yang mengalami peningkatan. Dengan demikian, frekuensi kenaikan nilai rata-rata siswa tersebut menggambarkan peningkatan yang signifikan dari siklus yang satu ke siklus berikutnya

Penelitian lain mengenai penerapan model pembelajaran dengan pendekatan joyful learning juga melatarbelakangi penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Sri Andarwati (2019) dengan judul “Pendekatan Joyful learning dengan Teknik Permainan Pohon Pintar pada Materi Ajar Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan joyful learning dapat 1) meningkatkan hasil belajar siswa, 2) pendekatan joyful learning dapat menumbuhkan kecakapan, keberanian, dan aktivitas serta meningkatkan hasil belajar siswa, 3) pendekatan joyful learning dapat menumbuhkan semangat belajar dan menjadikan siswa belajar dengan rasa senang, dan 4) pendekatan joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar dapat

(11)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Hartini 11

meningkatkan hasil belajar siswa dari semula 54,35 meningkat menjadi 76,77 atau meningkat 22,42 dari hasil penjajagan.

Penelitian yang dilakukan Ria Rahayu, dkk (2017) dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Joyful learning pada Pembelajaran Kimia”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa: 1) pembelajaran dengan pendekatan joyful learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X, 2) pembelajaran dengan pendekatan joyful learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X sebesar 20,4%, dan 3) siswa memberikan respon positif terhadap pendekatan joyful learning sesuai rerata persentase nilai angket siswa mencapai 77,25% dengan kategori tinggi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pendekatan joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Dukuhsalam 03 Semester II Tahun Pelajaran 2018/ 2019. Hasil penelitian secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pendekatan Joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

2. Ada perubahan positif perilaku siswa terhadap pembelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dengan Pendekatan Joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar yaitu lebih menarik bagi siswa dan menumbuhkan kecakapan, keberanian, dan Aktivitas serta meningkatkan hasil belajar siswa serta menumbuhkan semangat belajar dan menjadikan siswa belajar dengan rasa senang.

3. Pendekatan joyful learning dengan teknik permainan pohon pintar dapat meningkatkan hasil belajar, Semester II Tahun Pelajaran 2018/ 2019 dari semula 54,35 meningkat menjadi 76,77 atau meningkat 22,42 dari hasil penjajagan. Jumlah anak yang mencapai KKM bertambah dari 7 siswa pada penjajagan menjadi 22 siswa pada siklus I, pada siklus II nilai rata - rata siswa 83,23 dan siswa yang mencapai KKM 30 siswa. ini. Ini berarti 97 % siswa telah mencapai KKM dan rata- rata kelas telah melampaui 70 sehingga sudah mencapai indikator kinerja.

DAFTAR PUSTAKA

Andarwati, Sri. 2019. “Pendekatan Joyful learning dengan Teknik Permainan Pohon Pintar pada Materi Ajar Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia”. Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK). 4 (4), 1-7.

Agus Supriyanto. 1997. Model Pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia Modul D-II PGSD. Bandung : Depdikbud.

Buzan Tony. 2007. Buku Pintar. Mind Map. Membuka Kreativitas, Memperkuat Ingatan, Mengubah Hidup. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Umum.

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004: Naskah Akademik Mata pelajaran Bahasa Indonesia 2004. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 1999. Bahan Pelatihan Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas Dirjen Pendasmen Direktorat PLP. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning (CTL). Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendasmen Direktorat PLP.

Depdiknas, Dirjen Dikdasmen. 2001. Pedoman Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan 2001.Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen.

Hermawan, Dwi. 2014. “Pengaruh Pendekatan Joyful learning Berbasis Multimedia terhadap Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V SD Gugus 8 I Gusti Ngurah Rai Denpasar Selatan”. 2 (1), 1-10.

Huberman, Michael A. Dan Milles, Matthew B.2000. Analisa Data Kualitatif (Alih Bahasa Nurhadi). Jakarta : Universitas Terbuka..

Istiani, Yuni, dkk. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Joyfull Learning terhadap Hasil Belajar Siswa”. Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah. 2 (4), 1-13.

Nur Hadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Gramedia..

(12)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

12 PENERAPAN JOYFULL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATERI AJAR DESKRIPSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Hartini

Pangestika, Ria Rahayu, dkk. 2017. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Joyful learning pada Pembelajaran Kimia”. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 11 (1), 1849-1861.

Pramesthi, Hilda Nita, dkk. 2015. judul “Penerapan Pendekatan Joyful learning dengan Metode Guided Discovery untuk Meningkatkan Rasa Ingin Tahu dan Prestasi Belajar pada Materi Hidrokarbon Siswa kelas X SMA Negeri Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014”. 4 (1), 204-210.

Silberman, Melvin L. 2002. Active Learning. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Yapendis.

Trianto. 2007. Model - Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik. Konsep, Landasan Teoritis - Praktis, dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wardani, J.G.A.K dkk. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel 1 Hasil Observasi Kinerja Siswa dalam Pembelajaran IPS Pra Siklus  Nilai (X1)  Banyak Siswa (F1)  F1 X1

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut di alas, maka telah dirancang pemasangan crane pemindah material ataupun cuplikan d.t dalam hot cell, sehingga mampu

Disini poligami menjadi salah satu kasus kebijakan al-Qur’an yang menurut Rahman seharusnya dipahami dengan cara membedakan antara undang-undang legal dan

disolusi lansoprazol pada media asam menunjukan adanya perbedaan profil disolusi mikrokapsul salut enterik lansoprazol menggunakan penyalut Acryl-eze & Sureteric,

 Past Future Perfect Continuous Tense (Waktu yang sudah sedang berlangsung pada waktu lampau).. (-) My boyfriend would not have been giving fower at this hour

Pemberdayaan juga mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, begitupula variabel kepuasan kerja memiliki pengaruh yang positif

Selat Nasik di Pulau Belitung memiliki ekosistem mangrove yang relative masih baik, penelitian difokuskan pada Identifikasi Jenis dan Dominansi jenis mangrove

Distributor adalah Perusahaan yang ditunjuk oleh produsen Minuman Beralkohol produk dalam negeri dan/atau IT-MB produk asal impor untuk mengedarkan minuman

Sehingga fenomena mengenai dampak kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran di Indonesia dalam perspektif desentralisasi fiskal menjadi menarik