Persepsi Orang Tua tentang Kebutuhan Gizi Anak melalui Bekal Makanan di RA Ashhabul Maemanah Maniskidul
Erik Wahyudin1, Yeni Angraeni2
1,2 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kuningan
Jl. R.A Moertasih Sopemono No. 28 B. Kuningan, Jawa Barat.
Email : [email protected]1, [email protected]2,
Naskah diterima: 10 Juli 2021, direvisi: 26 September 2021, diterbitkan: 30 September 2021
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan anak, perkembangan belajar anak dan kesadaran orang tua terhadap pemenuhan gizi anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini bersifat secara mendalam (jenis studi kasus) antara kepala sekolah, guru kelas dan orang tua. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan mengenai persepsi orang tua tentang kebutuhan gizi anak melalui bekal makanan menunjukkan bahwa pemberian makan pada anak selain untuk memenuhi kebutuhan gizi demi kelangsungan hidup, pemulihan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan, juga untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik dan membina kebiasaan makan yang baik. Selain itu juga pemberian pengarahan atau parenting kepada orang tua juga sangat penting karena dapat memberikan wawasan kepada mereka bahwa nutrisi dalam makanan harus memiliki gizi yang baik. Dengan demikian, pengasuhan orang tua yang baik dan terarah disertai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik dimungkinkan anak memiliki status gizi yang baik.
Kata Kunci : Persepsi, Orang Tua, Kebutuhan Gizi, Bekal makanan
Abstract
The purpose of this study was to determine the growth of children, the development of children's learning and to and the awareness of parents towards the fulfillment of children's nutrition. This research use desciptive qualitative
20 JAPRA Volume 4, Nomor 2, September 2021
approach. This research is in-depth (case study type) between principals, classroom teachers and parents. Data were collected through observation, interviews, and documentation. Based on the results of research and analysis of discussions regarding Parents' Perceptions of Children's Nutritional Needs Through Food Supplies, it shows that feeding children is not only to meet nutritional needs for survival, health recovery, growth and development, but also to educate children so that they can accept, like, choose food. and develop good eating habits. In addition, giving direction or parenting to parents is also very important because parenting activities provide insight to parents that nutrition in food must contain good nutrition, because good and directed parental care is accompanied by good growth and development of children, it is possible for children to have nutritional status. the good one.
Keywords: Perception, Parents, Nutritional Needs, Provision of food
Pendahuluan
Masa usia dini anak mengalami masa ke-emasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing- masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual (Martsiswati & Suryono, 2014). Usia dini merupakan masa keemasan (the golden years), dimana usia tersebut sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Pada masa usia dini, stimulasi dan nutrisi juga merupakan faktor yang penting. Penting bagi orang dewasa (orang tua maupun guru) untuk memberikan stimulus guna mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan termasuk asupan makanan (Maimunah Hasan, 2010: 117).
Pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor pemberian nutrisi melalui makanan yang mengandung gizi seimbang. Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam memberikan konsumsi makanan pada anak. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi bagaimana anak itu akan berkembang, sehingga sangat diperlukan makanan sehat yang seimbang dengan kebutuhan gizi. Makanan tersebut nantinya akan disalurkan oleh darah menuju organ-organ yang ada di dalam tubuh termasuk pada bagian otak. Otak anak senantiasa memerlukan stimulasi dan kebutuhan gizi yang tinggi, meski hanya berukuran kecil, tapi otak memerlukan lebih 30% dari pasokan energi dalam tubuh. Kemampuan otak anak dapat ditingkatkan dengan nutrisi khusus salah satunya melalui bekal makanan.
21 JAPRA Volume 4, Nomor 2, September 2021
Makanan yang dikonsumsi manusia sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan oleh karena itu makanan untuk anak-anak sebaiknya yang mengandung nutrisi yang cukup agar bisa tumbuh dan berkembang dengan sehat, dan anak-anak juga harus secara teratur makan-makanan yang kaya vitamin, mineral dan nutrisi lainnya. Selain itu, penyajian makanan bisa menimbulkan masalah bila faktor-faktor hygiene tidak diperhatikan, misalnya memakai alat atau tempat makanan yang bersih, tidak mencuci tangan atau membiarkan makanan terlalu lama dipengaruhi oleh lingkungan (Hartono, 2000: 169).
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, sebagian besar anak-anak cenderung lebih menyukai makanan kemasan atau makanan instan seperti snack chiki, sosis, keju, serta berbagai macam makanan olahan lainnya, yang tentunya memiliki kandungan gizi tidak sebanyak makanan yang diolah dengan baik. Dan juga anak-anak lebih suka mengkonsumsi makanan yang terlihat lebih menarik, warnanya mencolok, rasanya gurih, manis dan harganya murah. Sehingga membuat pedagang memanfaatkan hal ini dengan menggunakan bahan-bahan yang seharusnya tidak dipakai untuk dicampurkan kedalam makanan, Badan BPOM Keamanan Pangan (2003:8).
Pada tahun 2019 Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banjarmasin menyatakan, berdasarkan hasil survei lapangan di seluruh Indonesia, banyak jajanan anak-anak di luar sekolah yang tak sehat, bahkan ada yang mengandung zat tertentu membahayakan kesehatan. Untuk itu diperluakan peran semua pihak, mulai orang tua, guru-guru di sekolah, pengelola kantin, termasuk Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama menggerakkan jajanan sehat kepada anak-anak.
Peran orang tua dalam pemilihan menu makanan kemasan olahan untuk konsumsi sangat diperlukan ketelitian dan kehati-hatian. Anak-anak cenderung menghindari makanan hijau seperti sayur dan buah-buahan yang mengandung gizi berguna bagi tubuh, jika hal ini terjadi secara terus menerus, anak makan makanan instan atau makanan kemasan tanpa memperhatikan kandungan dalam makanan tersebut maka kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi dengan baik.
Untuk tercapainya kebutuhan gizi anak yang lengkap dan diperlukan dalam pertumbuhan sehari-harinya, anak usia prasekolah memerlukan makanan yang 4 sehat 5 sempurna sebagai konsumen aktif. Ia mulai memilih sendiri makanan yang disukai dan yang di ingikan di makanannya dan tidak lagi sebagai konsumen pasif yang sepenuhnya bergantung pada orang dewasa yang disekitarnya. Di kurun waktu inilah orang tua memiliki peran penting untuk mengarahkan anaknya pada pola asupan makan keluarga yang teratur dan bergizi seimbang.
22 JAPRA Volume 4, Nomor 2, September 2021
Karena orang tua merupakan model utama bagi anak. Bila orang tua memiliki pola makan yang sehat maka anakpun pasti mengikutinya.
Kebiasaan orang tua yang menuruti hampir segala keinginan anak membuat anak mengajukan permintaan termasuk dalam segi makanan atau bekal makanan. Banyak orang tua yang membekali anak-anak makanan dengan makanan praktis atau instan, padahal penyediaan makanan sehari-hari pada anak sebenarnya tidak berbeda dengan penyediaan makanan bagi yang lainnya, hanya saja yang perlu diperhatikan adalah zat gizi yang terkait dengan proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pertumbuhan anak, untuk mengetahui perkembangan belajar anak dan untuk mengetahui kesadaran orang tua terhadap pemenuhan gizi anak.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2017:213) metode penelitian kualitatif, yaitu sesuatu penelitian yang di tunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara inividual maupun kelompok. Penelitian ini bersifat secara mendalam (jenis studi kasus) antara kepala sekolah, guru kelas dan orang tua di RA Ashhabul Maemanah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua siswa di RA Ashhabul Maemanah tahun ajaran 2020/2021 dengan pengambilan sampel di kelas B2 1 orang tua siswa usia 35 tahun. Sumber data menurut Hodijah (2018: 57-59) adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data-data yang diperlukan. Sumber data dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru, serta orang tua siswa kelas B2 di RA Ashhabul Maemanah. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi sehingga dapat mudah dipahami oleh diri sendiri maupun oleh orang lain.
Pada penelitian kualitatif ini, data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi di lapangan yaitu: Data Reduction (Reduksi Data), mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas. Data Display (Penyajian Data), dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori. Dalam
23 JAPRA Volume 4, Nomor 2, September 2021
penelitian kualitataif, yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu dengan teks yang bersifat naratif. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi), langkah ketiga dalam analisis kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi yang merupakan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian. Peneliatian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari 2021 sampai bulan Juni 2021.
Hasil dan Diskusi
Penelitian yang dilakukan Yatimatul Huryanah tahun 2020 dengan judul persepsi orang tua tentang makanan sehat pada anak usia 4-5 tahun di TK Al-Faqihiyah Babat, hasil dari penelitian ini membahas persepsi orang tua tentang makanan sehat pada anak usia 4-5 tahun di TK Al-Faqihiyah Babat diketahui bahwa masuk dalam kategori baik yaitu 65% sebanyak 13 orang, artinya orang tua sudah mulai memahami tentang makanan sehat untuk anak akan tetapi dalam penerapannya masih kurang.
Dari penelitian di atas menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian tentang persepsi orang tua tentang kebutuhan gizi anak melalui bekal makanan, karena kebiasaan orang tua yang menuruti hampir segala keinginan anak membuat anak mengajukan permintaan termasuk dalam segi makanan atau bekal makanan. Banyak orang tua yang membekali anak-anak makanan dengan makanan praktis atau instan, padahal penyediaan makanan sehari-hari pada anak sebenarnya tidak berbeda dengan penyediaan makanan bagi yang lainnya, hanya saja yang perlu diperhatikan adalah zat gizi yang terkait dengan proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertumbuhan anak di RA Ashhabul Maemanah
Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran pada makhluk hidup. Bersifat nyata, dapat diukur, dan dapat diamati. Pertumbuhan meliputi panjang badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan lainnya. Pertumbuhan memiliki dampak pada aspek fisik yang dapat diukur dengan alat (Estuti, 2014). Setiap individu akan mengalami pertumbuhan dalam kehidupannya. Pertumbuhan yang dialami individu yang satu dengan yang
24 JAPRA Volume 4, Nomor 2, September 2021
lain akan berbeda. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik seseorang yang dapat diamati dan berlangsung dari lahir sampai dewasa.
Pertumbuhan anak diukur melalui indeks antropometri yang digunakan untuk menentukan status pertumbuhan anak dengan standar baku nasional di Indonesia yang tertera pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Pengukuran ini dilakukan dengan cara menilai garis pertumbuhannya atau menghitung kenaikan berat badan anak dengan Kenaikan Berat Badan Minimal (KBM) berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U) yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin anak. KMS dibedakan antara KMS anak laki-laki dan KMS anak perempuan. KMS anak laki-laki berwarna dasar biru dan terdapat tulisan untuk laki-laki dan KMS perempuan berwarna dasar merah muda dan terdapat tulisan untuk perempuan.
Menurut WHO, berikut adalah rata-rata berat badan ideal anak perempuan dan laki-laki pada usia 1-5 tahun:
Tabel 4.1 Berat Badan Ideal Anak Perempuan dan Laki-laki Pada Usia 1-5 tahun ( Menurut WHO)
Usia Perempuan Laki-laki
1 tahun 8,9 kg 9,6 kg
2 tahun 11,5 kg 12,2 kg
3 tahun 13,9 kg 14,3 kg
4 tahun 16,1 kg 16,3 kg
5 tahun 18,2 kg 18,3 kg
Di usia 5 tahun, berat badan ideal anak perempuan mulai mendekati berat badan anak laki-laki Pada rentang usia ini, standar deviasi adalah sekitar 2-3 kg. Artinya, bila berat badan anak Anda kurang atau lebih 2-3 kg dari rentang di atas, berat badan tersebut umumnya masih termasuk normal.
Berikut tabel tinggi badan anak usia 1-5 tahun sesuai Peraturan Kementerian Kesehatan tahun 2020:
25 JAPRA Volume 4, Nomor 2, September 2021
Tabel 4.2 Tinggi Badan Anak Usia 1-5 Tahun (Peraturan Kementerian Kesehatan Tahun 2020)
Usia Anak Perempuan Anak Laki-laki
1-2 tahun 74 cm – 86 cm 75,7 cm – 87,8 cm
2-3 tahun 85,7 cm – 95,1 cm 87,8 cm – 96,1 cm 3-4 tahun 95,1 cm – 102,7 cm 96,1 cm – 103,3 cm 4-5 tahun 102,7 cm – 109,4 cm 103,3 cm – 110 cm
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa indikator tinggi badan anak akan menentukan status gizi anak, apakah termasuk gizi berlebih, gizi baik, kurang, atau sampai gizi buruk.
Berdasarkan data di atas dan hasil wawancara peneliti menyimpulkan bahwa pertumbuhan anak di RA Ashhabul Maemanah cukup baik, karena untuk rata-rata tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala anak termasuk normal sesuai dengan dengan tabel pertumbuhan yang ditetapkan. Setiap anak di ukur tinggi badan, berat badan dan lingkar kepalanya, dan setiap ada penimbangan atau pengukuran ada catatan atau buku tentang kesehatan anak yang di catat oleh masing-masing guru kelas. Pertumbuhan setiap anak berbeda, ada yang naik, ada yang turun dan ada yang tetap. dan setiap per 3 bulannya pertumbuhan anak naik, misalnya ketika di ukur berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala memiliki kenaikan walaupun ada beberapa anak ketika di ukur berat badannya masih tetap.
Perkembangan Belajar Anak di RA Ashhabul Maemanah
Perkembangan kemampuan berpikir manusia tumbuh bersama dengan pertambahan usia manusia. Sebagian ahli psikologi lainnya berpandangan bahwa perkembangan berpikir manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana manusia hidup. Kemampuan berpikir manusia juga turut mempengaruhi kemampuan bahasa manusia sebab bahasa merupakan alat berpikir pada manusia.
Aspek perkembangan anak – fisik, sosial emosional, dan kognisi saling berkaitan erat.
Perkembangan di salah satu aspek mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan aspek yang lain. Program anak usia dini harus memenuhi kebutuhan anak di semua aspek. Kita tidak
26 JAPRA Volume 4, Nomor 2, September 2021
bisa hanya mengutamakan kognisi saja sementara bahasa diabaikan. Seseorang akan menggunakan bahasa untuk menunjukkan kemampuan kognisinya, demikian juga dengan fisik dan sosial emosional berkaitan erat. Kurikulum untuk anak usia dini harus menggunakan prinsip-prinsip perkembangan anak di semua domain ini. Perkembangan hasil belajar anak perlu untuk diperhatikan, karena selaku orang tua di samping harus mengasuh, memenuhi kebutuhan anak juga harus memperhatikan perkembangan hasil belajar anak, sampai di mana anak mengerti atau tidak mengerti ketika anak belajar di rumah atau disekolah.
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan bervariasi antara satu anak dengan anak lainnya. Kita perlu berhati-hati agar tidak membandingkan perkembangan anak pada usia anak yang sama. Setiap anak memiliki pola dan tahapan perkembangan yang unik yang dipengaruhi oleh faktor keturunan, kesehatan, temperamen individu dan kepribadian, gaya belajar, pengalaman dan latar belakang keluarga yang menciptakan berbagai perbedaan. Di RA Ashhabul Maemanah hasil evaluasi atau perkembangan belajar anak biasanya diberikan saat pembelajaran semester berakhir. Pada akhir semester pendidik memberikan laporan perkembangan anak didik (rapor) kepada orang tua siswa. Dalam satu semester ke semester berikutnya selalu ada perkembangan hasil belajar anak, misalnya yang tadinya di semester 1 ranah kognitif MB (mulai berkembang) dan ada peningkatan di semester 2 menjadi BSH (Berkembang Sesuai Harapan) atau BSB (Berkembang Sangat Baik). Dalam hal ini, pendidik tidak harus membuat kegiatan tes atau ujian tersendiri, evaluasi selama kegiatan pembelajaran merupakan hal yang dianjurkan agar pendidik mampu mengikuti perkembangan anak dan mampu membedakan tahap-tahap perkembangan anak yang satu dengan yang lainnya.
Kesadaran Orang tua Terhadap Pemenuhan Gizi Anak di RA Ashhabul Maemanah Masalah yang di hadapi orang tua dalam pemenuhan gizi anak terletak pada anak tersebut yang suka pilih-pilih makanan dan kecenderungan orang tua yang selalu memberikan uang jajan kepada anak ketika tidak membawa bekal makanan ke sekolah. Kebiasaan jajan dapat pula diminimalisasi dengan pemberian makanan camilan yang sehat, bervariasi dan menarik bagi anak.
Makanan camilan yang sehat ini akan lebih baik disediakan oleh orang tua di rumah, karena
27 JAPRA Volume 4, Nomor 2, September 2021
terjamin keamanan dan kehigienisan makanan tersebut. Dengan memberikan makanan camilan, maka anak bisa mendapatkan tambahan kalori di luar makanan pokok.
Pengetahuan tentang gizi pada orang tua dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu di antaranya adalah umur di mana semakin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya menjadi baik, intelegensi atau kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak guna, menyesuaikan diri dalam situasi baru, kemudian lingkungan di mana seseorang dapat mempelajari hal-hal baik juga buruk tergantung pada sifat kelompoknya, budaya yang memegang peran penting dalam pengetahuan, pendidikan merupakan hal yang mendasar untuk mengembangkan pengetahuan, dan pengalaman yang merupakan guru terbaik dalam mengasah pengetahuan (Notoatmodjo, 2018).
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua pada dasarnya berkewajiban untuk menyajikan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi anaknya. Begitu juga dalam hal pemenuhan kebutuhan jasmani, dalam hal ini berkaitan dengan pemenuhan gizi pada makanan yang dikonsumsi anak sehari-hari. Pemberian makan pada anak selain untuk memenuhi kebutuhan gizi demi kelangsungan hidup, pemulihan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan, juga untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik dan membina kebiasaan makan yang baik. Selain itu juga pemberian pengarahan atau parenting kepada orang tua juga sangat penting karena kegiatan parenting memberikan wawasan kepada orang tua bahwa nutrisi dalam makanan harus mengandung gizi yang baik, karena pengasuhan orang tua yang baik dan terarah disertai dengan pertumbuh dan perkembangan anak yang baik dimungkinkan anak memiliki status gizi yang baik.
Kondisi tubuh yang kurang mendapat asupan nutrisi maka akan terjadi kesalahan akibat gizi di antaranya dalam hal memilihkan makanan. Banyak orang tua yang kurang mengerti bagaimana makanan yang benar – benar mengandung nutrisi. Anak diberi berbagai makanan yang orang tua tidak mengerti apa saja yang terkandung dalam makanan tersebut. Apakah makanan itu benar-benar mengandung nutrisi yang baik dan dapat meningkatkan status gizi balitanya. Balita yang berstatus gizi baik akan mengalami Peningkatan berat badan tiap bulannya, untuk mengetahuinya dapat diukur dengan timbangan berat badan. Status gizi diklasifikasikan dalam beberapa status gizi di antaranya status gizi baik, lebih, kurang dan buruk. Untuk menentukan bagaimana status gizinya di antaranya dilihat dari berat badan dibanding usia, tinggi
28 JAPRA Volume 4, Nomor 2, September 2021
badan dibanding usia, berat badan dibanding tinggi badan, dengan menggunakan timbangan berat badan yang tetap.
Penutup
Pemberian makan pada anak selain untuk memenuhi kebutuhan gizi demi kelangsungan hidup, pemulihan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan, juga untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik dan membina kebiasaan makan yang baik. Selain itu juga pemberian pengarahan atau parenting kepada orang tua juga sangat penting karena kegiatan parenting memberikan wawasan kepada orang tua bahwa nutrisi dalam makanan harus mengandung gizi yang baik, karena pengasuhan orang tua yang baik dan terarah disertai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik dimungkinkan anak memiliki status gizi yang baik.
Kesadaran orang tua terhadap pemenuhan gizi anak di RA Ashhabul Maemanah cukup baik karena di samping anak yang suka pilih-pilih makanan tetapi orang tua selalu memberikan makanan sayuran dan minum susu kepada anak guna memenuhi kebutuhan gizi mereka. Dari pihak sekolah selain mengadakan makan bersama dan kegiatan parenting tentang kebutuhan gizi anak di harapkan juga untuk memperhatikan para pedagang yang menjual makanan dan kondisi makanan yang banyak di jual di lingkungan sekolah. Bagi orang tua diharapkan untuk menggali informasi yang lebih luas tentang makanan sehat dan bergizi untuk anak, dan memberikan pengetahuan kepada anak tentang makanan yang baik dan tidak baik dikonsumsi bagi kesehatan tubuh. Dianjurkan juga kepada orang tua untuk sebisa mungkin menyiapkan bekal sendiri dari rumah untuk anak ke sekolah, agar asupan makanan yang dikonsumsi oleh anak lebih terjamin lagi akan kebersihan dan kandungan gizinya
Daftar Pustaka
(KBBI), K. B. B. I. (n.d.). Arti Kata Bekal.
BPOM. (2019). Bahan Tambahan Pangan, Direktorat Surveilan danPenyuluhan Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya,. Jakarta: Badan POM.
https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/09/05/hindari-jajanan-tak-sehat-anak- sekolah-dan-orang tua-di-hss-diminta-lakukan-pengawasan.
29 JAPRA Volume 4, Nomor 2, September 2021
Estuti. (2014). Sistem Informasi Pemetaan Layanan Kesehatan di Kabupaten Bantul. Bantul.
Hartono, A. (2000). Asuhan Nutrisi Rumah Sakit Penerbit Kedokteran. EGC. Jakarta.
Hodijah, N. (2018). Studi Tentang Peran Lingkungan Sekolah Dan Pembentukan Perilaku Sosial Siswa.
Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar STKIP Muhammadiyah Kuningan.
Huryanah, Yatimatul (2020) Persepsi orang tua tentang makanan sehat pada anak usia 4 - 5 Tahun di Tk AL-Faqihiyah Babat. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK [. [cited 2020 Mar 5]. p. 1–78. Available from:
https://www.jogloabang.com/sites/default/files/dokumen/PMK_2_2020_St andar_Antropometri_Anak.pdf.
Maemunah, H. (2010). PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), cet II. Yogyakarta: Diva Press.
Martsiswati, E., & Suryono, Y. (2014). Peran Orang Tua Dan Pendidik Dalam Menerapkan Perilaku Disiplin Terhadap Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat, 1(2), 187. https://doi.org/10.21831/jppm.v1i2.2688
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV.