2.1.1. Batasan Wilayah Perancangan
Perancangan Interior Pusat Informasi dan Pengolahan apel di Malang ini terletak di Kantor Perkebunan Swasta PT Bumi Mekar di Malang, lokasi perancangan terletak di kawasan Malang kota, daerah jalan Bale Arjosari, dengan memiliki batasan-batasan sebagai berikut:
1. Batas Utara : Berbatasan dengan Jalan Pahlawan 2. Batas Timur : Berbatasan dengan Jalan lingkungan 3. Batas Selatan : Berbatasan dengan kali wewe
4. Batas Barat : Berbatasan dengan Jalan Bale arjosari
Gambar 2.1. Peta Lokasi (existing)
(Sumber: Tugas Akhir Sutekno 22490028, 2002) 2.1.2. Denah Bangunan
Pada perancangan bangunan Pusat Informasi dan pengolahan apel di dalamnya terdapat ruang duduk, ruang perawatan dan perbaikan, toko alat pertanian, wc, dan toko alat pertanian ringan. (Gambar ada pada lampiran)
2.1.3. Denah Perancangan
Luas denah perancangan yang dimiliki ± 1900 m2. Pada bangunan ini memiliki empat pintu masuk juga sebagai pintu keluar yaitu dari plaza tertutup, dan dari toko alat pertanian ringan
Berikut merupakan gambar tampak dari denah perancangan, antara lain sebagai berikut:
Gambar 2.2. Tampak Selatan
(Sumber: Tugas Akhir Sutekno 22490028, 2002)
Gambar 2.3. Tampak Timur
(Sumber: Tugas Akhir Sutekno 22490028, 2002)
Gambar 2.4. Tampak Utara
(Sumber: Tugas Akhir Sutekno 22490028, 2002)
Gambar 2.5. Tampak Barat
(Sumber: Tugas Akhir Sutekno 22490028, 2002)
Gambar 2.6. Potongan A-A'
(Sumber: Tugas Akhir Sutekno 22490028, 2002)
Gambar 2.7. Potongan B-B'
(Sumber: Tugas Akhir Sutekno 22490028, 2002)
2.1.4. Aktivitas Pemakai
Pemakai dibedakan menjadi 2, yaitu pengunjung dan pengelola dengan jam operasional hari senin-minggu pk. 08.00-20.00 WIB.
1. Aktivitas pengelola a. Datang
b. Absen
c. Menuju ke ruang masing-masing d. Bekerja sesuai tugas masing-masing e. Istirahat
f. Bekerja sesuai tugas masing-masing g. Pulang
2. Aktivitas pengunjung a. Datang
b. Menuju lobby
c. melakukan pembayaran uang masuk d. Menuju Gallery
e. Mendapatkan informasi
f. Menikmati makanan dan minuman dengan bahan dasar apel g. Menuju perepustakaan bila ingin mendapatkan informasi lebih h. Menuju toko penjualan makanan dan minuman dari bahan apel i. Pulang
2.1.5. Pengguna Ruang 1. Pengelola
Jenis kelamin : Pria dan Wanita Usia : 23 tahun
Pengelolah berjumlah 40 orang. Yang tergolong pengelolah antara lain:
a. General Manager b. Operasional Manager
c. Administration & Accounting Manager d. Staff Penjualan
e. Staff Gallery
g. Cashier
h. Receptionist & Security i. Cleaning Service
2. Pengunjung
Pusat Informasi ini merupakan tempat belajar selain disekolah karena disini pengunjung diberi banyak pengetahuan baru tentang pengolahan apel dan hasilnya seiring dengan kemajuan teknologi yang ada. Karena pusat informasi ini merupakan tempat sarana belajar maka pusat informasi ini dapat dinikmati semua golongan dari golongan menengah ke atas sampai golongan menengah kebawah.
2.2. Data Literatur 2.2.1. Pusat Informasi
Menurut De Chiara, Joseph (1984), pusat informasi adalah area yang dimiliki luasan tertentu, yang merupakan ruang yang fleksibel dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, yang difungsikan untuk memberi informasi.
2.2.1.1. Fungsi Pusat Informasi
Selain itu pusat informasi juga memiliki beberapa fungsi lainnya. Dimana fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Mengusahakan untuk mengikuti perkembangan di bidang Iptek 2. Mengurangi kemungkinan adanya duplikasi kegiatan
3. Tersedianya informasi tentang latar belakang dan pengenalan kegiatan
4. Merangsang munculnya pemikiran dan tindakan oleh pengaruh dari interaksi dengan pendapat, pengetahuan, pengalaman dan keberhasilan orang lain.
(Sumber: Tugas Akhir , Nike Wijaya, 2007; 10-11)
2.2.2. Tujuan Pusat Informasi
Pusat informasi juga memiliki beberapa tujuan penting. Tujuan dari pusat informasi ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Mengusahakan tersedianya informasi yang memadai bagi keputusan untuk menejemen dan kebijaksanaan baik swasta maupun pemerintah.
2. Menyelenggarakan pelayanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan bersamaan dengan peningkatan kemampuan pembuat, pengolah, penyebar, dan pemakai informasi.
3. Membina kerjasama nasinal dan internasional dalam rangka tukar dan menukar informasi dan keahlian.
4. Memusatkan perhatian organisasi pemerintah dan swasta kepada masalah- masalah penyediaan dan penggunaan informasi.
5. Mengusahakan pemanfaatan secara optimum Iptek, sosial ekonomi untuk mencapai tujuan nasional.
(Sumber: Tugas Akhir, Nike Wijaya, 2007; 10-11)
2.2.3. Pengenalan Tanaman Apel 2.2.3.1 Sejarah Singkat Tanaman Apel
Sejarah buah apel ternyata usianya sama dengan sejarah manusia. Ada Mitologi Yunani mengatakan bahwa buah apel adalah penyebab terjadinya perang Troya. Konon Paris menyulut kecemburuan para dewa dengan mempersembahkan apel kepada dewi cinta Aphrodite, sehingga terjadilah perang Troya yang terkenal itu. Apel juga memberi inspirasi bagi sejumlah orang terkenal di dunia. Sir Isaac Newton menemukan teori gravitasi setelah melihat buah apel yang terjatuh dari pohon. Steve Jobs memilih apel sebagai sebuah merek komputer di dunia.
Penampilan buah yang ranum, renyah, dan berwarna merah ini mungkin membuat apel menjadi pesona tersendiri bagi manusia selama berabad-abad.
Pesona merah dan ranum ini sering pula dikaitkan dengan sensualitas seperti Aphrodite. Oleh karenanya, pada zaman dulu sari buah apel sering digunakan untuk penyegar dan stimulan dalam bercinta. Sayangnya, belum ada penelitian yang mengumumkan benar untuk penyegar tidaknya khasiatnya sebagai ramuan stimulan dalam bercinta.
Namun, apel telah terbukti bermanfaat untuk wanita usia menopause.
Menurut penelitian US Apple Association pada tahun 1992, diberitakan bahwa apel mengandung boron yang membantu tubuh wanita mempertahankan kadar
ancaman penyakit jantung dan kekeroposan tulang karena kurangnya hormon estrogen, bisa dicegah dengan boron yang terkandung dalam apel.
Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel telah ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini.
2.2.3.2. Jenis Tanaman Apel
Menurut sistematika, tanaman apel termasuk dalam:
1. Divisio : Spermatophyta 2. Subdivisio : Angiospermae 3. Klas : Dicotyledonae 4. Ordo : Rosales 5. Famili : Rosaceae 6. Genus : Malus
7. Spesies : Malus sylvestris Mill
Dari spesies Malus sylvestris Mill ini, terdapat bermacam-macam varietas yang memiliki ciri-ciri atau kekhasan tersendiri. Beberapa varietas apel unggulan antara lain: Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble dan Wangli/Lali jiwo.
Apel mengandung banyak vitamin C dan B. Selain itu apel kerap menjadi pilihan para pelaku diet sebagai makanan substitusi.
2.2.3.3. Sentral Penanaman Apel
Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah dataran tinggi. Sentra produksi apel di adalah Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nongkojajar), Jatim. Di daerah ini apel telah diusahakan sejak tahun 1950, dan berkembang pesat pada tahun 1960 hingga saat ini. Selain itu daerah lain yang banyak dinanami apel adalah Jawa Timur (Kayumas-Situbondo, Banyuwangi), Jawa Tengah (Tawangmangu), Bali (Buleleng dan Tabanan), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan Sedangkan sentra penanaman dunia berada di Eropa, Amerika, dan Australia.
2.2.3.4. Jenis - jenis tanaman apel
Nama Gambar Ciri-ciri Manfaat
Apel Anna
(Family Rosaceae)
- Bentuk dan warnanya mirip apel impor - buah apel ini
lonjong seperti trapesium terbalik dengan pangkal
berlekuk dalam dan ujung berlekuk dangkal
- Warna kulitnya merah tua sangat menarik - Daging buah
yang baru dipetik rasanya asam dan aromanya kurang tajam.
- setelah buahnya diperam selama 3-4 hari,
rasanya menjadi manis dan aromanya menjadi tajam - Pada umur
tujuh tahun apel ini mampu menghasilkan buah antara 15- 20
kg/pohon/tahun
- dapat mencegah penyakit
sariawan gusi - memperkuat
daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang.
Apel Cox’s orange pippin (Family Rosaceae)
- Cox's orange pippin dikenal sebagai apel yang paling banyak
penggemarnya di Inggris.
- Pangkal dan pucuk buah mendatar.
- Fungsi buah apel dapat mencegah penyakit sariawan gusi
- Kulitnya hijau kekuningan sampai
kuning, dihiasi semburat merah muda - Tangkai buah
kecil sampai sedang (2,5-3 mm) dan panjangnya berkisar antara 15-20 mm - Bekas kelopak
bunga sangat kecil, setengah terbuka.
Sepalnya agak sempit.
- Daging buah berwarna putih, berair, dan bertekstur renyah
- Garis tengah buah
berbentuk basal
bersinggungan . Bijinya kecil berujung tumpul.
- Daun berukuran sedang, ramping, berujung runcing, dan bergerigi tajam tidak beraturan.
- Permukaannya datar dan agak tipis.
Warnanya hijau kelabu
- Buah apel dapat
memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang
Lanjutan tabel jenis-jenis tanaman apel APEL FUJI
(Family Rosaceae)
- fuji berwama merah cerah dan ukurannya sebanding dengan mc.
intosch.
- Di Malang kulitnya berubah menjadi merah hijau
kecokelatan - . Daging
buahnya putih kekuningan, renyah, dan berair banyak - . Rasanya
manis agak asam, cukup menyegarkan.
- Bentuk buah fuji flat round.
- Pucuk buah mendatar.
Kedua sisinya bulat
- Daun yang berwarna hijau tua ujungnya meruncing dan agak melipat.
- Tulang daun berwama hijau muda
- Tepinya bergerigi tajam tidak beraturan.
- Fungsi buah apel dapat mencegah penyakit sariawan gusi - Buah apel
dapat
memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang
APEL GALA (Family Rosaceae)
- Bentuknya oblong conical - . Kulitnya
hijau kemerahan dengan semburat kuning - Daging buahnya berwarna putih - . Buahnya
keras, tetapi teksturnya lembut dan berair banyak
- Fungsi buah apel dapat mencegah penyakit sariawan gusi - Buah apel
dapat
memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang.
APEL GOLDEN DELICIOUS (Family Rosaceae)
- Bentuknya round conical sampai oblong - Kulit buah
hijau kekuningan - Tangkai buah
kecil (2 mm) dan sangat panjang (30- 41 mm) - Bekas kelopak
bunga tertutup atau setengah terbuka.
- Sepalnya panjang - Golden
delicious beraroma harum - Daging buah
berair banyak dan rasanya manis asam menyegarkan - Garis tengah
buah berbentuk basal
- Fungsi buah apel dapat mencegah penyakit sariawan gusi - Buah apel
dapat
memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang.
Lanjutan tabel jenis-jenis tanaman apel
- Sedangkan biji agak bulat dan berujung tumpul - Daun kultivar
ini panjang, sempit, dan berujung runcing - Tepi daun
bergerigi tajam, tipis, dan
permukaannya datar.
- Wama daun hijau
kekuningan.
Permukaan bawah daun berbulu halus.
- Bunga berwama campuran antara putih dan merah muda.
APEL GRANNY SMITH (Family
Rosaceae)
- Buahnya berbentuk bulat dengan pangkal dan ujung buah berlekuk dangkal - Kulit buah
yang telah matang
berwarna hijau kekuningan dan dihiasi dengan bintik- bintik
berwarna putih
- Fungsi buah apel dapat mencegah penyakit sariawan gusi - Buah apel
dapat
memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang
- Pada bagian pangkalnya warna kulit ini bercampur dengan warna cokelat kemerahan - . Daging
buahnya berwarna putih dengan tekstur halus dan agak keras
- Apel yang rasanya manis segar dengan aroma yang tajam ini memiliki kandungan air yang banyak.
APEL
MANALAGI (Family Rosaceae)
- Teksturnya agak liat dan kurang kandungan airnya - . Warna
daging
buahnya putih kekuningan.
- Buahnya berbentuk agak bulat dengan ujung dan pangkal berlekuk dangkal - Diameter buah
antara 4-7 cm dan berat 75- 160 g per buah.
- Fungsi buah apel dapat mencegah penyakit sariawan gusi - Buah apel
dapat
memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang.
Lanjutan tabel jenis-jenis tanaman apel
- Kulit buah berwarna hijau muda
kekuningan saat matang - Produksi rata-
rata per pohon 75 kg.
APEL MC.
INTOSCH (Family Rosaceae)
- Bentuknya round atau flat round
- Kulitnya berwarna merah tua merata - Tangkai buah
kecil (2-3 mm) - Bekas kelopak
bunga yang terletak di pucuk buah sangat kecil, tertutup, atau agak terbuka.
- Sepalnya kecil dan berkumpul menjadi satu.
- Aroma Mc.
intosch tidak begitu tajam, meskipun demikian daging
buahnya terasa manis
- Kandungan air cukup banyak - Jika dibelah
tampak garis tengahnya yang berbentuk basal mengikat.
- Fungsi buah apel dapat mencegah penyakit sariawan gusi - Buah apel
dapat
memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang
- Bijinya agak besar dengan ujung tumpul.
- Daun berujung runcing.
- Tepinya bergerigi tetapi tidak tajam - Warnanya
hijau
kekuningan, datar, agak tebal, dan berbulu - Tajuknya
lebar. Bunga berwarna putih kemerahan dengan jumlah
kelopak bunga 5 buah.
APEL MUTSU (Family Rosaceae)
- Ukuran buah mutsu sebesar 77 x 73 mm - . Bentuknya
oblong - . Kulitnya
hijau
kekuningan, kadang- kadang bercampur semburat merah.
- Tangkai buahnya kecil, yaitu sebesar 2,5 mm dengan
panjang 22-30 mm
- Fungsi buah apel dapat mencegah penyakit sariawan gusi - . Buah apel
dapat
memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang
Lanjutan tabel jenis-jenis tanaman apel
- Bekas kelopak bunga tertutup atau agak terbuka - Buah apel
Jepang ini berair banyak dan rasanya manis asam sehingga terasa
menyegarkan.
- Warna daging buah putih - Garis
tengahnya berbentuk basal
bersinggungan - Bijinya bulat
tumpul. Daun pohon apel berukuran sedang atau besar.
Bentuknya ramping dengan ujung runcing - Tepi daun
bergerigi tajam tidak beraturan.
Wamaya hijau kelabu
- Tajuk lebar.
Bunga berwama campuran putih dan merah muda.
Kelopak bunga berjumlah lima
- Ciri khasnya terletak pada.
- Fungsi buah apel dapat
APEL PRINCESS NOBLE (Family
Rosaceae)
- warna kulit buah yang tetap hijau kekuningan meskipun sudah masak - Buahnya
berbentuk agak bulat dengan lekukan di bagian ujung relatif dalam - Berat rata-rata
tiap buah sekitar 175 g - . Daging buah
keras, bertekstur halus, dan beraroma kuat dengan warna putih
- Rasanya segar sedikit asam Tanaman yang umurnya sudah mencapai tujuh tahun produksinya
dapat mencapai 30-40 kg per pohon per musim
mencegah penyakit sariawan gusi - Buah apel
dapat
memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang
APEL ROME BEAUTY
(Family Rosaceae)
- Ciri khasnya terletak pada warna kulit buah yang tetap hijau kekuningan meskipun sudah masak - Buahnya
berbentuk agak bulat dengan lekukan di bagian ujung
- Fungsi buah apel dapat mencegah penyakit sariawan gusi - Buah apel
dapat
memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan
Lanjutan tabel jenis-jenis tanaman apel
relatif dalam - Berat rata-rata
tiap buah sekitar 175 g - . Daging buah
keras, bertekstur halus, dan beraroma kuat dengan warna putih
- Rasanya segar sedikit asam - . Tanaman
yang umurnya sudah
mencapai tujuh tahun produksinya dapat
mencapai 30- 40 kg per pohon per musim.
- tumor dalam jangka panjang
APEL WANGLIN (Family Rosaceae)
- Bentuknya mirip apel princess noble dan warna kulit buahnya mirip apel granny smith - Daging
buahnya empuk dan renyah - Daging buah
yang tua berwarna putih dengan rasa kurang manis dan aroma kurang tajam
- Fungsi buah apel dapat mencegah penyakit sariawan gusi - Buah apel
dapat
memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang.
- Namun, daging buah ini akan berubah warna menjadi krem dan rasanya menjadi manis segar dengan aroma tajam setelah diperam selama 2-3 minggu.
Produksinya tidak sebanyak apel jenis (Sumber : Majalah IPTEK,2005,20)
2.2.4. Gallery
Galleri dengan proporsi yang sesuai menghasilkan ruang pamer yang terbaik. Umumnya lantai yang berbentuk kotak adalah yang terbaik karena perhatian pengunjung tidak akan tertuju pada lantai ruangan. Ketinggian atap seharusnya proporsional dengan ukuran ruang dan obyek yang dipamerkan. Pada umumnya setinggi 11 hingga 14 kaki. Namun, atap dengan ketinggian lebih dari 6 kaki bisanya membuat benda yang dipamerkan terlihat kecil. Atap rendah dapat digunakan pada galeri yang memajang benda-benda seperti foto atau benda kecil lainnya.
(a) (b)
a. Sudut pandang terhadap bidang datar; b. Sudut pandang terhadap bidang Gambar 2.20. Sudut Pandang Terhadap Benda Pamer
Sumber: Neufret, Data Arsitek edisi 33 jilid 2. 2002. p.250
Pemasangan benda-benda 2 dimensi seperti poster, foto, maupun catatan informasi harus memperhatikan keadaan dan dimensi tubuh manusia. Gerakan kepala yang wajar adalah 30o gerakan ke atas dan 40o untuk gerakan ke bawah dan ke samping. Obyek yang berada di luar batas pandang dapat mengakibatkan ketidaknyamanan.
Gambar 2.21. Standar Kenyamanan Penglihatan
Sumber: Mc Gowan, Interior Graphic Standards Student Edition, 2004, p.356.
Perlu pula diperhatikan bahwa dalam melihat ataupun mempelajari sebuah benda pamer, pengunjung memiliki beberapa sikap yang secara sadar maupun tidak sadar akan dilakukannya (affordance). Seperti misalnya meletakkan anggota badan (kaki, tangan) pada area ataupun boks display, ataupun menyandarkan badan. Kecenderungan manusia dalam melakukan hal ini hendaknya disiasati secara bijak.
Gambar 2.22. Sikap Pengunjung Ruang Pamer
Sumber: Mc Gowan, Interior Graphic Standards Student Edition, 2004,p. 356
Adanya fasilitas tambahan seperti bangku pada area-area transisisonal, merupakan hal yang penting untuk memberikan waktu pada pengunjung untuk berhenti dan menikmati obyek tanpa perlu berdiri terlalu lama. Penyediaan fasilitas seperti ini, merupakan suatu hal yang dapat mendukung kesempuranaan ruang pamer (De Chiara, 1973, p. 137).
2.2.4.1.Pengertian Gallery
Beberapa definisi tentang gallery antara lain sebagai berikut:
memamerkan karya seni. (The Advanced Learner’s Dictionary of Current English; 54)
2. Building/room we primary for the exhibition of work of art. They include museum, showroom of commercial dealer in art important public collection of art obyek/bangunan atau ruangan yang terutama digunakan untuk memamerkan karya seni, meliputi museum dan showroom dealer komersial.
(Encyclopedia Non Indonesian; 393)
2.2.4.2. Lokasi Gallery
Gallery dan pusat informasi mempunyai fungsi penting dalam konteks lokasinya. Sebuah gallery dan museum dapat menjadi fokus dari perkembangan kehidupan urban disuatu lokasi yang kurang baik. Gallery dapat menjadi elemen yang penting dalam kesatuannya dalam regenerasi atau symbol atas perubahan identitas sebuah kota.
(The Architect’ Handbook. Edited by Quentin Pickard RIBA. Blackwell Science Ltd, Blackwell Publish Company 200; hal. 262)
2.2.4.3. Tujuan dan Fungsi Gallery
Tujuan dari pendirian sebuah gallery menurut Kakanwil Perdagangan adalah memberikan informasi mengenai benda-benda dan hasil-hasil karya seni, baik yang merupakan hasil karya para seniman maupun produk industri terhadap para pengunjung maupun konsumen, dengan jalan memajang atau memamerkan benda-benda tersebut di dalam suatu peragaan yang sesungguhnya. Diutamakan barang-barang yang dapat menarik perhatian para pengunjung atau konsumen yang perlu diketahui secara lebih selektif untuk menjangkau pasar secara global.
Selain memiliki beberapa tujuan,gallery juga memiliki beberapa fungsi.
Fungsi utama gallery antara lain:
1. Fungsi Komunikatif
Gallery sebagai media penyampaian produk atau obyek pamer kepada pengunjung secara tidak langsung.
2. Fungsi Apresiatif
Gallery sebagai sarana apresiasi para seniman untuk bereksperimen dalam karya- karyanya.
3. Fungsi Estetis
Gallery sebagai tempat mengemas produk yang dipamerkan dan dijual agar lebih tampak menarik.
2.2.4.4. Sistem Pelayanan Gallery
Sistem pelayanan sebuah gallery terbagi atas 2, antara lain:
1. Sistem terbuka, yaitu pengunjung dapat melihat-lihat obyek pamer tanpa didampingi petugas karyawan.
2. Sistem tertutup, yaitu sistem pelayanan dimana pengunjung dalam melihat- lihat obyek pamer didampingi petugas atau karyawan.
2.2.4.5. Dalam area Gallery
Sirkulasi merupakan arah perjalanan yang terjadi di dalam sebuah ruang yang memberi kesinambungan pada pengguna terhadap fungsi ruang itu sendiri (Pamudji, 1999, p. 114). Saat memasuki main entrance, akan cenderung pengunjung cenderung belok ke kanan atau dibuat dengan dua akses yaitu space yang luas antara kanan dan kiri (De Chiara, 1990, p. 797). Sedangkan sirkulasi dalam area pamer atau galeri dirancang untuk membantu para pengunjung untuk melihat dan memandangi obyek secara lebih detail dengan beberapa pertimbangan, antara lain:
1. Pengunjung diharapkan dapat bergerak tanpa harus berbalik kembali untuk melihat obyek yang telah mereka lihat.
2. Harus memenuhi syarat spasial bagi pengunjung untuk berjalan dengan kecepatan berbeda.
3. Mengamati area galery dalam satu alur membantu pengunjung untuk mengerti jenis barang yang akan dipamerkan.
nyaman, serta aman dilalui. Tipe sirkulasi yang dapat digunakan dalam sebuah galeri antara lain:
1. Sequential Circulation, yaitu sirkulasi yang terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui dan benda yang dipamerkan satu per satu menurut ruang pamer yang berbentuk ulir maupun memutar sampai akhirnya menuju entrance area pertama memasuki galery tersebut.
Gambar 2.23. Sequential Circulation
2. Random Circulation, yaitu sirkulasi yang memberi kebebasan bagi pengunjung, yang mana pengunjung dapat memilih jalannya sendiri dari ruang yang dibentuk tanpa adanya batasan dinding pemisah ruang.
Gambar 2.2. Random Circulation Gambar 2.24. Random Circulation
Entrance Entrance
3. Radial Circulation (menyebar), merupakan tipe sirkulasi pengunjung yang tidak diarahkan untuk menuju suatu ruang atau area tertentu, tetapi pengunjung bebas melihat barang yang didisplay sesuai dengan keinginan.
Gambar 2.25. Radial Circulation
4. Linear Bercabang, yaitu dimana pembagian koleksi jelas dan mengantarkan pengunjung untuk bebas melihat koleksi yang ada. Sirkulasi ini umumnya tidak menyusahkan pengunjung.
Gambar 2.26. Sirkulasi Linear Bercabang Entrance
Entrance
visitor
2.2.5.1. Pengertian Lobby
Lobby memiliki beberapa arti sebagai berikut :
1. Sebuah ruangan pada tempat masuk menuju ke sebuah bangunan. (Dictionary of Architecture & Construction)
2. Koridor atau ruangan yang merupakan bagian dari ruang yang besar, digunakan sebagai ruang tamu, ruang tunggu atau tempat duduk-duduk.
(Kamus Bahasa Indonesia Kontenporer)
3. Ruang teras di dekat pintu masuk hotel (bioskop, dsb), yang dilengkapi dengan beberapa perangkat meja-kursi, yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu.(Kamus Besar Bahasa Indonesia,1997;559)
4. ruang / area dalam sebuah hotel yang sifatnya umum dan letaknya berhubungan dengan main entrance, yang dipergunakan sebagai ruang transisi antara ruang yang satu dengan yang lain.
5. ruang tunggu berfungsi untuk menerima tamu dan hal-hal yang bersifat umum
6. merupakan ruang tunggu yang luas(di hotel, gedung besar,dll)
2.2.5.2. Fungsi Lobby
Fungsi lobby dapat dibedakan atas 2 fungsi yaitu : 1. Fungsi umum
Sebagai suatu tempat atau wadah seluruh karyawan pada kantor dalam melaksanakan tugas mengurus serta mengelola segala macam yang berhubungan menejemen di perusahaan tersebut.
2. Fungsi khusus
Sebagai suatu wadah dari pihak perusahaan untuk penerimaan awal pengunjung, tempat memperoleh informasi dan melayani segala macam keperluan dari pengunjung, tempat untuk bertemu janji.
Lobby mempunyai fungsi sebagai fasilitas umum antara lain:
1. Ruang penerima awal
2. Tempat memperoleh informasi awal
3. Ruang duduk yang merangkap sebagai ruang tunggu 4. Tempat orang melakukan transaksi bisnis
5. Tempat orang untuk berjanji bertemu,dll
Lokasi dari resepsionis harus dapat segera dilihat oleh tamu yang masuk dan staff resepsionis harus dapat melihat dan mengontrol arah masuk pengunjung.
2.2.5.3. Fasilitas Lobby
Didalam area lobby terdapat fasilitas sebagai berikut:
1. Area tempat duduk, yang berfungsi sebagai ruang duduk dan ruang tunggu 2. Area komunikasi
3. Area resepsionis
Lokasi dari resepsionis harus dapat segera dilihat oleh tamu yang masuk dan staff resepsionis harus dapat melihat dan mengontrol arah masuk pengunjung.
2.2.6. Cafe
2.2.6.1. Pengertian Cafe
Pada dasarnya cafe itu sendiri mempunyai arti harafiah:
1. Restaurant kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman, cafe biasanya digunakan orang untuk rileks (Sumber: Dictionary of English Language and Culture, Logman)
2. Restaurant murah yang menyediakan makanan yang mudah dimasak atau dihidangkan kembali (Sumber: The New Dictionary and Theosaurus)
3. Jam buka cafe secara umum dimulai malam hingga pagi hari (10.00-22.00) atau adapula cafe yang dibuka mulai sore hingga malam hari (18.00-02.00) 4. Tempat yang biasanya dipakai untuk membuka cafe adalah Rumah yang
didekorasi dan ditata dengan baik, dan terkadang shopping mall atau sebuah pusat belanja juga untuk sebuah cafe. Tempat seperti itu biasanya lebih ramai dibandingkan dengan restaurant karena banyak tamu yang keluar masuk.
Harganyapun terjangkau. (Sumber: Chan, Eugene. 2000;75)
Sebuah cafe juga mempunyai beberapa persyaratan ruang yang dilihat dari segi keamanan, keselamatan, kenikmatan, dan kesehatan. Suatu hal yang prinsip
kenikmatan manusia yang menitik beratkan pada kebutuhan ruang gerak atau individu. Kebutuhan ruang gerak bagi manusia atau individu adalah 1,4 - 1,7 meter persegi.
Dengan adanya perkembangan jaman, cafe ini semakin luas, artinya cafe tidak saja menjadi tempat menikmati makanan dan minuman tetapi juga menjadi tempat bersosialisasi dan mencari teman baru (Wainer Barban, History, 1991).
Dalam perancangan interior, desain mebel juga harus dipikirkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dimensi mebel bias mempengaruhi pengunjung untuk berlama-lama duduk ataupun datang, duduk, makan lalu pergi (Sumber: Neufert, 1970,206).
2.2.6.2. Sirkulasi Cafe
Beberapa teori menurut Successful Restaurant planning tentang sirkulasi dalam cafe antara lain:
1. Sirkulasi antar pengunjung dan karyawan tidak boleh terjadi bersilangan.
Bersilangan ialah jika sirkulasi atra pelayan dan pengunjung saling bertemu tanpa adanya sirkulasi alternatif yang lain. Sehingga bias terjadi peristiwa saling mengganggu atau bertabrakan antara pengguna. Pelayan sebaiknya mempunyai sirkulasi sendiri sehingga ketika sekali melayani suatu tempat dapat sekaligus melayani tempat-tempat yang lain.
2. Sirkulasi dalam cafe dapat dilewati pengunjung, kereta makanan, dan pelayan ketika melayani. Kebutuhan akan meja dan tempat duduk yang ideal untuk aktifitas makan dan minum diarea makanan.
2.2.6.3. Sistem Penyajian pada Cafe
Cara penyajian makanan dalam cafe terdapat beberapa cara, yaitu:
1. Self Service
Dimana pengunjung melakukan pelayanan bagi dirinya sendiri.
Pengunjung datang kemudian mengambil makanan dan minuman yang mereka inginkan kemudian menuju ke kasir dan membayar makanan mereka lalu duduk tempat yang disediakan. Cara ini terkesan familiar dan bersahabat.
2. Waiter of Waitress Service to Table
Pengunjung datang dan duduk pada kursi yang disediakan, kemudian pramusaji akan melayani mereka, mengantar menu dan makanan hingga membayar ke kasir, sehingga orang tidak perlu beranjak dari kursinya. Cara ini terkesan formal.
3. Counter Service
Dimana terdapat area khusus yang terdapat display makanan yang ada, biasanya digunakan untuk pelayanan yang cepat dan service yang tidak formal.
4. Automatic Vending
Menggunakan mesin otomatis. Pengunjung memasukkan koin lalu dari mesin keluar makanan yang dipilihnya. (Sumber: Lawson, 1973,32)
2.2.7. Perpustakaan
2.2.7.1. Pengertian Perpustakaan
Beberapa definisi tentang perpustakaan antara lain sebagai berikut:
1. A library (from latin liber, “book”)is collection of written, printed on other grapic materials (including films, slide, phonograph records and tapes) organized for use. (Encylopedia Brittinia, 1968)
Sebuah perpustakaan-bahasa Latin Liber, berarti buku adalah suatu koleksi bahan tertulis, cetakan pada materials tertentu seperti film, slide, rekaman fonograph dan kaset yang penggunaannya diatur secara teliti.
2. Perpustakaan adalah kumpulan buku yang tersimpan di suatu tempat tertentu milik suatu instansi tertentu. Perpustakaan yang menyediakan berbagai ragam buku-buku untuk umum disebut perpustakaan umum. Perpustakaan modern masa kini juga menyediakan video, kaset, piringan hitam dan sebagainya.
Semuanya dapat dilihat atau didengarkan tanpa mengganggu orang lain.
2.2.8. Teori Tentang Kantor 2.2.8.1. Pengertian Kantor
Menurut John Pile, bahwa pada tahun 1880 di Amerika Serikat sudah banyak didirikan gedung-gedung perkantoran yaitu suatu area yang digunakan untuk kegiatan tulis-menulis, administrasi, pembukuan, dan refrensi dalam usaha bangsawan Amerika pada waktu itu. Namun pada waktu itu, perencanaan tata
diperhatikan. Pada saat itu interiornya menggunakan gaya neo-klasik hingga ke panel-panel maupun mebel-mebelnya.
Kantor adalah tempat kerja yang berkaitan dengan administrasi (surat menyurat, penyimpanan data, sistem administrasi) dan manajemen pengelolahan kerja (pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, evaluasi).
2.2.8.2. Penataan Kantor
Tata ruang kantor tak hanya harus memuat para pekerjanya nyaman menjalankan tugas, namun juga mampu menujukkan citra diri yang ingin ditampilkan perusahaannya. Bahkan, bagi kantor-kantor yang bergerak di bidang jasa, seperti kantor pengacara, kantor notaris, dan bank, penampilan citra perusahaan merupakan sesuatu hal yang penting. Dibawah ini merupakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah kantor:
1. Jumlah pegawai 2. Jenis kegiatan
3. Sifat hubungan antar pekerjaan 4. Jenis dan sifat ruang
5. Peralatan terkait dengan mebel yang sesuai
6. Kondisi fisik ruang akibat tuntutan-tuntutan tertentu
Ada beberapa macam penataan ruang kantor. Terdapat empat macam penataan ruang kantor:
1. Cellular
a. Merupakan bentuk tradisional b. Menempati gedung yang sempit c. Di tandai dengan adanya koridor d. Ruang-ruang yang berukuran kecil e. Lampu artifisial yang permanent 2. Group space
a. Kantor berukuran sedang
b. Menampung 5-15 orang yang bekerja secara bersama-sama
3. Open plan
a. Cara tradisional pada layout yang lebih luas
b. Terdiri dari beberapa bentuk subdivisi yang lebih lengkap c. Tempat bekerja disusun beraturan secara geometri
4. Office Landscaping
a. Banyak dipakai pada periode 15 tahun terakhir
b. Layout terkontrol oleh pengelolah suasana yang artificial
c. Layout area kerja mencerminkan struktur dan metode dari organisasi kerja d. Menggunakan tirai, tanaman dan perabot penyimpanan untuk menandai
rute sirkulasi dan memberikan batas wilayah dan identitas pengelompokan kerja. (Sumber: John Pile, 1880)
2.2.9. Ruang Penjualan
Menurut buku Building Planning and Design of Architects ruang penjualan merupakan ruangan untuk memamerkan dan menjual hasil-hasil karya seni dan budaya. Ruang penjualan harus benar-benar terlindungi dari perusakan, pencurian, dan kebakaran, serta pengaruh perubahan suhu.
Kualitas dan kuantitas pencahayaan sangat penting dalam ruang penjualan, kualitas pencahayaan sangat berdampak pada tampilan barang-barang yang didisplay, sedangkan kuantitas pencahayaannya memberikan pengaruh kenyamanan pengguna ruang dan pembeli.
Selain ruang display, sebuah ruang penjualan juga harus memiliki ruang penyimpanan barang-barang. Ruang penyimpanan atau gudang ini digunakan sebagai ruang stokies barang yang diperjualbelikan atau digunakan juga sebagai ruang pengepakan barang sebelum pengiriman ke luar tempat.
2.2.9.1. Prinsip Perancangan Toko
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam merencanakan tata letak (layout) pada ruang penjualan:
1. Calon pembeli diusahakan agar mengunjungi atau melewati seluruh bagian toko yang menyediakan barang-barang dagangannya
pencahayaan khusus dengan tingkat penerangan yang lebih tinggi untuk dapat menarik perhatian pengunjung
3. Peletakkan satu pintu masuk dan pintu keluar yang sama dalam perencanaan harus dihindarkan
4. Barang-barang yang didisplay atau dijual harus diklasifikasikan menurut jenisnya, sehingga lebih jelas dalam penempatannya
5. Barang-barang yang dianggap penting atau mahal seharusnya diletakkan dekat dengan kasir, karena barang-barang tersebut harus diawasi secara terus- menerus
6. Pelayanan dan tata letak ruang yang fleksibel dapat mempermudah pergantian dan perubahan secara bervariasi
7. Penjual tidak perlu menjelaskan secara model atau jenis barang-barang yang sudah terdapat pada papan gambar
8. Mengetahui dengan jelas apa saja yang dijual oleh took 9. Toko harus dapat menarik perhatian pengunjung untuk masuk
10. Tata Layout dapat membuat pengunjung merasa nyaman dan betah dengan cara mengelompokkan barang yang dijual sesuai dengan karakteristiknya sehingga pengunjung dapat dengan mudah dijangkau oleh pembeli
(Sumber: Shop, 1981; 1-3)
2.2.9.2. Sirkulasi Toko
Dalam merancang sebuah toko, juga harus memperhatikan sirkulasi toko itu sendiri. Berikut ini ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam mengatur sirkulasi:
1. Terdapatnya ruang yang cukup untuk meletakkan obyek yang akan dipajang atau dijual
2. Terdapat ruang bagi pengunjung untuk berjalan dan melewati obyek-obyek yang dipajang atau dijual
3. Terdapat ruang yang cukup bagi pengunjung untuk dapat menghindar dari keramaian, sehingga dapat mengamati obyek lebih jelas dan detail
2.2.9.3. Jenis Toko
Pada umumnya terdapat tiga jenis toko, yaitu:
1. Toko yang terbuka (open space shop) Ciri-ciri dari toko ini adalah :
a. Tanpa pintu
b. Pengunjung bebas masuk dari manapun
c. Membuat pengunjung lebih tertarik untuk masuk kedalam toko
Gambar 2.27. Jenis Toko Terbuka
2. Toko yang tertutup kaca (close-non massif space) Ciri-ciri dari toko ini adalah :
a. Bagian depan toko tertutup kaca secara keseluruhan b. Pintu juga menggunakan bahan dari kaca
c. Pengunjung hanya bisa masuk dan keluar dari arah pintu
d. Pengunjung yang berada di dalam toko menjadi merasa lebih ekskusif dan memiliki privasi
Gambar 2.28. Jenis Toko Tertutup Kaca
3. Toko yang tertutup sebagian (semi close non-massif space), Ciri-ciri dari toko ini adalah:
a. Bagian depan toko yang tertutup kaca hanya sebagian saja, yaitu bagian pintu toko
b. Bagian depan toko yang lain tertutup oleh bidang masif secara menyeluruh
Gambar 2.29. Jenis Toko Tertutup Bidang Masif
Sumber: Time-Sver Standards for Building Types 3rd ed, 1990: 594
2.2.9.4. Kriteria Main Entrance Toko
Penempatan sebuah pintu masuk ditentukan oleh:
1. Arus sirkulasi pengunjung yang berada di luar toko
2. Jumlah lantai yang di miliki toko (hanya satu lantai atau dua lantai, dan sebagainya)
3. Tata layout toko
Kriteria sebuah pintu masuk yang baik adalah sebagai berikut:
1. Pintu masuk harus mudah dijangkau oleh pengunjung
2. Pintu masuk tidak menyulitkan pengunjung yang ingin masuk ke dalam toko 3. Penempatan pintu masuk sesuai dengan arus sirkulasi di dalam dan di luar
toko
4. Lebar dan tinggi pintu masuk harus disesuaikan dengan peralatan yang digunakan di dalam toko, baik oleh pengunjung toko maupun oleh karyawan toko itu sendiri
(Sumber: Time-Saver Standards for Building Types 3rd ed, 1990;598)
2.2.9.5. Kriteria Display
Dalam dunia pedagang eceran, display sering mempunyai 2 arti:
1. To show off/exhibit 2. To hold/contain
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menata atau mendisplay barang:
1. Membangun kehidupan baru dengan menggunakan desain yang baru. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan elemen yang menarik (kaca, besi,
kain, kayu), dapat juga dilakukan dengan mengatur pencahayaan agar menghasilkan tekanan tertentu. Untuk permukaan bidang yang dipajang sebaiknya menggunakan yang reflektif
2. Bayangkan diri anda sebagai barang yang akan dipajang.
3. Sebaiknya menata pajangan sebaik mungkin, sehingga seakan-akan display barang tersebut dapat ‘berbicara’ kepada pengunjung untuk membelinya 4. Menata berdasarkan irama dan nada
5. Dalam hal ini yang paling penting untuk diperhatikan adalah kesan yang ingin disampaikan
6. Mengkoordinasi dengan lingkungan dan berjalannya waktu
7. Hal ini perlu dilakukan agar penataan display tidak ketinggalan jaman, sehingga perlu dikoordinasi dengan teknologi yang ada
8. Tidak menerima adanya status quo
9. Mencoba menggunakan finishing dinding yang tidak biasa, menggunakan permainan bidang
10. Mengkorganisir barang dalam penataan yang terstruktur
11. Menggunakan rencana lantai dalam tema geometri dan terdapat pengulangan dekoratif.
12. Memperhatikan akses konsumen terhadap barang
13. Menggunakan pelayanan yang full service, modified self service, dan full personal service
14. Menggunakan sistem penataan barang yang fleksibel
15. Penjual lebih senang jika penataan displaynya fleksibel, sehingga dapat dirubah-rubah sesuai dengan suasana yang diinginkan. Jarak antara rak display sebaiknya 6-8 feet
(Sumber: Designing to sell, 1986; 53-59)
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum medesain display:
1. Objek apa yang akan ditampilkan atau dipajang
2. Fungsi dan maksud yang ingin disampaikan kepada pengunjung 3. Besaran area yang disediakan
4. Efek yang ingin didapat atau dicapai
Pada umumnya terdapat dua jenis penataan display toko berkaitan dengan pintu masuk toko, yaitu:
1. Pintu masuk berhadapan langsung dengan display
Gambar 2.30. Penataan Display Menghadap Langsung dengan Pintu
2. Letak pintu saling berhadapan, sedangkan letak display berada di sekeliling pintu masuk
Gambar 12. Penataan Display Terletak di Sekeliling Pintu Masuk
Gambar 2.31. Penataan Display Disekeliling Pintu Masuk
(Sumber: Time-Sver Standards for Building Types 3rd ed, 1990: 595-598)
2.2.10.Tinjauan Organisasi Antar Ruang 2.2.10.1. Organisasi ruang terpusat
Gambar 2.32. Organisasi ruang terpusat
1. Sebuah ruang besar dan dominant sebagai pusat ruang-ruang di sekitarnya.
2. Ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran, dan fungsi sama dengan ruang lain.
3. Ruang sekitar berbeda satu dengan yang lain, baik bentuk, ukuran, dan fungsi.
2.2.10.2. Organisasi ruang linier
Gambar 2.33. Organisasi ruang linier
1. Merupakan deretan ruang-ruang.
2. Masing-masing dihubungkan dengan ruang lain yang sifatnya memanjang.
3. Masing-masing ruang berhubungan secara langsung.
4. Ruang mempunyai bentuk dan ukuran berbeda, tapi yang berfungsi penting diletakkan pafa deretan ruang.
2.2.10.3. Organisasi ruang secara radial
Gambar 2.34. Organisasi ruang secara radial
1. Kombinasi dari organisasi terpusat dan linier.
2. Organisasi terpusat mengarah ke dalam, sedangkan organisasi radial mengarah ke luar.
3. Lengan radial dapat berbeda satu dengan yang lain, tergantung kepada kebutuhan dan fungsi ruang.
Gambar 2.35. Organisasi ruang mengelompok
1. Organisasi ini merupakan pengulangan bentuk dan fungsi yang sama, tetapi komposisinya dari ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.
2. Pembuatan sumbu membantu susunan organisasi.
2.2.10.5. Organisasi ruang secara grid
Gambar 2.36. Organisasi ruang secara grid
1. Terdiri dari beberapa ruang yang posisi ruangnya tersusun dalam posisi grid (tiga dimensi).
2. Organisasi ruang memntuk hubungan antar ruang dari seluruh posisi dan sirkulasi.
3. Penggunaan ruang yang disusun secara grid banyak kita jumpai pada interior ruang perkantoran yang terdiri dari banyak divisi-divisi atau bagian-bagian untuk karyawan yang menduduki jabatan.
(J. Pamudji Suptandar, Desain Interior, Djambatan: Jakarta, 1999)
2.2.10.6. Tinjauan Sirkulasi ruang
Ada beberapa jenis pola sirkulasi dari sebuah galeri yaitu sebagai berikut:
1. Pola radial
Gambar 2.37. Sirkulasi ruang pola radial
Keuntungan dari pola radial : a. Cocok untuk galeri yang besar
b. Pengunjung bebas untuk memilih koleksi yang ingin dilihat c. Pembagian koleksi jelas
d. Adanya ruang pengenal e. Sirkulasi bisa bersequent
Kerugian dari pola radial adalah membutuhkan ruang yang luas.
2. Pola Linear (sequential)
Gambar 2.38. Sirkulasi ruang pola linear
Keuntungan dari pola linear adalah:
a. Sirkulasi bersequent b. Pemisahan koleksi jelas
a. Pengunjung tidak bebas memilih koleksi yang diinginkan
b. Sirkulasi ada kemungkinan terganggu oleh orang yang melihat koleksi
3. Pola Linear Bercabang
Gambar 2.39. Sirkulasi ruang pola linear bercabang
Keuntungan dari pola linear bercabang adalah : a. Sirkulasi tidak terganggu
b. Pembagian koleksi jelas c. Pengunjung bebas memilih
Kerugian dari pola linear bercabang adalah ruang yang dibutuhkan panjang.
4. Pola Random
Gambar 2.40. Sirkulasi ruang pola random
Keuntungan dari pola random adalah :
a. Cocok digunakan oleh galeri dalam skala kecil b. Pengunjung dapat melihat koleksi yang diinginkan
Kerugian dari pola random adalah : a. Sirkulasi cross dan membingungkan b. Sirkulasi tergantung penataan koleksi c. Pemisahan koleksi tidak jelas
(J. Pamudji Suptandar, Desain Interior, Djambatan: Jakarta, 1999)
Sirkulasi pengunjung dirancang untuk membantu memudahkan pengunjung ddalam melihat dan mengamati obyek yang dipajang dengan teliti, dengan beberapa pertimbangan antara lain:
1. Pengunjung diharapkan dapat bergerak terus tanpa harus berbalik kembali untuk melihat obyek yang telah dilihat sebelumnya
2. Harus memenuhi syarat spasial bagi pnegunjung untuk berjalan dengan kecepatan yang berbeda, bebrapa diantaranya akan berjalan terus sementara yang lain ada yang berhenti untuk melihat dengan lebih seksama.
3. Pengunjung cenderung untuk memulai kearah kanan ketika memasuki entrance untuk menjelajahi galeri tersebut
4. Mengamati area galeri dalam satu bentangan atau alur membantu pengunjung untuk mengerti tentang apa yang dipajang.
(de Chiara, Joseph, Callender, John Hancock, Time Saver Standards for Building types 3rd Edition, Mc Graw Hill international Editions, 1990)
Menurut Martin (104), ada beberapa syarat-syarat pemajangan benda koleksi antara lain sebagai berikut:
1. Random Typical Large Galery
Penataan dibuat secara acak, biasanya terdapat pada galeri yang berisi benda-benda non klasik dan bentuk galeri asimetris serta ruang-ruang yang dibentuk mempunyai jarak atau lorong dengan pembatasan oleh pintu. Jenis atau media benda seni yang tercampur menguatkan kesan acak misalnya seni lukis, pada media kanvas dengan seni patung yang terkadang menggunakan media dimensi.
Peran pengenalan benda seni yang akan mudah terlihat pertama dengan menasuki ruang tengah terdapat sejumlah pintu yang membatasi ruang berdasarkan benda seni yang dipajang. Dalam penataan sirkulasi ruang pameran benda seni yang perlu diperhatikan:
a. In showcase
Benda yang dipamerkan termasuk kecil, karenanya diperlukan wadah atau kotak tembus pandang, yang kadang juga memperkuat kesan tema dari benda yang dipamerkan.
b. Free standing on the floor, on plinth or support
Benda yang dipamerkan memiliki dimensi yang sukup besar, sehingga memerlukan panggung atau ketinggian lantai untuk batas dari obyek pamer.
c. On walls or panel
Nenda yang dipamerkan ditempatkan di dinding ruang atau partisi pembatas ruangan. (Tutt & Allen 86-92)
2.2.11.Utilitas Bangunan 2.2.11.1. Pencahayaan
Cahaya adalah faktor utama yang menghidupkan ruang interior. Tanpa cahaya tidak terlihat bentuk, warna, tidak juga menampakan ruang interior itu sendiri. Selain itu, pencahayaan adalah unsur yang berpotensi besar dalam menyehatkan manusia.
Terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk memperoleh pencahayaan yang optimal dan dapat pencahayaan tersebut dapat memenuhi fungsi, supaya mata dapat melihat dengan jelas dan nyaman.
Kriteria yang diperlukan yaitu:
1. Tingkat kuat penerangan (lighting level)
2. Distribusi kepadatan cahaya (luminance distribution) 3. Pembatasan kesilauan (limitation of glare)
4. Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan (light directionality and shadows)
5. Warna cahaya dan refleksi warnanya (light colour and colour rendering)
6. Kondisi dan iklim ruangan
(Sumber:Sistem tata cahaya Ir. Nugroho Susilo.)
Terdapat dua macam sistem pencahayaan, yaitu pencahayaan alami (dengan mengoptimalkan pencahayaan matahari, memperhatikan orientasi dengan pergerakan matahari) dan buatan (dengan menggunakan lampu, lilin, dll). Sistem pencahayaan buatan dibedakan menjadi:
1. Pencahayaan langsung: semua sinar langsung memancar dari sumber cahaya ke obyek yang disinari.
2. Pencahayaan tidak langsung: sumber cahaya disembunyikan dari pandangan mata, cahaya yang dihasilkan dari pantulan.
3. Pencahayaan setempat: pencahayaan yang diarahkan untuk menerangi suatu tempat atau objek yang memerlukan pencahayaan khusus.
4. Pencahayaan yang membius: sinar yang memancar ke arah objek melalui material yang menyebabkan sinar tersebut dalam area yang lebih besardaripada subernya.
(Sumber: Sistem Tata Cahaya Ir. Nugroho Susilo.)
Metode pencahayaan terbagi atas tiga macam, antara lain:
1. Pencahayaan Umum atau Baur
Pencahayaan umum memiliki beberapa sifat, antara lain sebagai berikut:
Sifatnya menerangi ruang agak merata dan umumnya terasa baur.
Dapat mengurangi kesan kontras antara pencahayaan dengan dinding.
Dapat mengurangi kesan bayangan.
Menghaluskan dan memperluas sudut-sudut ruangan.
2. Penerangan Lokal
Sumber cahaya biasanya dekat dengan permukaan yang diterangi.entah disamping atau diatas. Ini lebih efisien daripada penerangan umum. Penerangn ini biasanya merupakan bagian dari penerangan langsung dan pengaturan tingkat terang dan arahnya selalu lebih baik.
suatu ruang. Selain itu membuat tugas visual lebih mudah dilihat, menciptakan variasi dan daya tarik dan memperlukan karakter sosial suatu ruang.
3. Lampu Aksen
Adapun bentuk pencahayaan lokal yang menciptakan titik fokus atau pola- pola ritme dari cahaya dan kegelapan dalam ruang. Bukan hanya berfungsi menyinari suatu tempat atau aktifitas tertentu melainkan untuk mengurangi kesan monoton dari penerangan umum, menonjolkan keistimewaan ruang tersebut, dan menerangi objek seni.
Penerangan buatan berwarna yang memberikan efek khusus, antara lain sebagai berikut:
a. Cahaya biru dapat memberikan efek menenangkan pikiran.
b. Cahaya hijau dapat memberikan efek untuk relaksasi dan menyeimbangkan emosi.
c. Cahaya orange dapat mengurangi depresi dan meningkatkan suasana hati manusia.
d. Cahaya pink dapat menciptakan suasana romantis dan hangat. Selainitu dapat juga untuk terapi rasa kesepian, tidak dicintai dan sedih.
e. Cahaya merah dapat memberi kesan esotik dan dapat berfungsi menghangatkan ruang yang dingin.
f. Cahaya ungu dapat digunakan untuk terapi mental dan menenangkan serta meningkatkan suasana hati.
Dalam sistem pencahayaan suatu bangunan, keadaan terang cahaya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Kondisi ruang (tertutup/terbuka) b. Letak penempatan lampu
c. Jenis dan daya lampu
d. Jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantulkan/menyerap cahaya) e. Warna-warna dinding (gelap/terang)
f. Udara dalam ruang
g. Pola diagram dari tiap lampu
Tabel 2.1. Tabel Efek Psikologis Ruang
Intensitas Cahaya Efek Psikologis Ruang
Terang Formal, riang, megah Ruang public (toko, terminal, dll) ruang anak-anak, kantor, ruang tamu
Agak redup Akrab, romantis, hangat, nyaman
Ruang keluarga, ruang makan, restoran, taman
Redup Tenang, hening, syahdu Ruang tidur
(Sumber: Unsur-unsur dan Prinsip – prinsip Desain Interior. Laksmiwati, Triandi. CV. Rama M.G. Jakarta: 1998.
Tabel2.2. Tabel Efek Psikologi Pencahayaan
Intensitas Cahaya Efek Psikologi Ruang
Terang Formal, riang, megah
Ruang Publik ( toko, terminal, dll) ruang anak,
kantor, ruang tamu Agak redup Akrab, romantis, hangat,
nyaman
Ruang keluarga, ruang makan, taman Redup Tenang, hening, syahdu Ruang tidur
Tabel 2.3. Jenis Lampu dan Karakteristik
Jenis Lampu Kelebihan Kekurangan
Downlighting • Sederhana
• Efisien
• Tingkat fleksibel yang tidak terbatas
• Silau pada layer VDT dan permukaan lainnya
• Mudah disesuaikan dengan kisi pada langit - langit
• Pencahayaan pada bidang vertikal yang minim
• Adanya efek dark cave
• Masalah pemeliharaan Uplighting • Jenis dan gaya
pencahayaan yang bermacam-macam
• Dapat diintegrasikan ke dalam arsitektur atau furnitur
• Mudah di pindahkan dan disesuaikan
• Menambah tingkat pencahayaan lokal atau setempat
• Mudah dalam pemasangan dan pemeliharaan
• Masalah pengedipan dan pergeseran warna
• Tidak efisien untuk langit-langit dan dinding
• Model free standing mahal dan
menimbulkan
• masalah dalam penataan kabel
• Aplikasi yang salah dapat menimbulkan hot
• spot pada langit- langit
• Tidak cocok untuk lingkungan split level
• Efek tidak rata Spot Lighting • Menimbulkan efek
yang dramatis untuk penyinaran yang maksimal atau fokus perhatian
• Mudah bergeser atau kehilangan fokus
• Pemeliharaan yang cukup rumit
Lanjutan Tabel jenis lampu dan karakteristik
• Fleksibel dan mudah di atur
• Tingkat kontrol yang tinggi
• Relatif mudah untuk pemasangan
• Bentuk lintasan yang luas
• Fleksibel
• Aman
• Efeknya tidak dapat diprediksikan
Decorative Lighting • Dapat digunakan pada interior yang sifatnya komersil
• Dapat di kombinasikan dengan bentuk
konvensional
• Memberikan efek dramatis dan mewah pada interior
• Memperkuat tampilan elemen interior
• Efeknya yang dihasilkan tidak dapat diprediksikan
2.2.12.Penghawaan
Ventilasi alam dalam ruangan interior bangunan terjadi akibat adanya perbedaan tekanan udara maupun temperaturnya. Pola aliran udara yang terjadi dari gaya-gaya tersebut lebih dipengaruhi oleh bentuk geometri bangunan daripada kecepatan angin. Ada dua jenis pengaliran udara, antara lain sebagai berikut:
1. Sistem alami, merupakan sistem panas dalam ruangan berasal dari sinar matahari yang masuk melalui celah dinding, jendela, lubang terutama dari bahan kaca. Untuk membatasi jumlah panas dari cahaya yang menembus kaca
alat-alat peneduh.
2. Sirkulasi penghawaan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik eksternal maupun internal, pengontrolan temperatur dan kelembapan, perbedaan temperatur antara ruang dan pengadaan udara. Untuk pendistribusian udara yang baik, sebaiknya membuat lubang di langit-langit. Untuk tempat menyimpan makanan dan area penyimpanan harus mendistribusikan udara dengan baik. Dengan tingkat kelembaban yang rendah untuk mencegah dari kelapukan.
(Sumber: Shops, a Manual of Planning and Design; David Mun, 1981:40)
Untuk mengatasi hawa panas yang berlebihan di dalam ruang maka diperlukan suatu sistem penghawaan. Banyak cara digunakan untuk mengurangi panas di antaranya pemakaian reflection glass, alat peneduh atau penangkal cahaya dan yang paling terkenal adalah penggunaan ac ( air conditioner ). Untuk mengatur kesejukan udara ada 2 sistem yang dikenal yaitu sistem alami ( cross ventilation ) dan mekanis ( kipas angin dan ac ). ( suptandar, 1999 : 141 )
Penghawaan sebaiknya memiliki ciri sebagai berikut :
1. Pemakaian ac unit sangat efisien untuk menciptakan udara yang berkualitas.
2. Untuk pemakaian heating dan cooling, disesuaikan iklim, untuk daerah tropis menggunakan cooling.
3. Smoke control diletakkan pada ruangan yang banyak asap rokok untuk mencegah asap rokok menyebar keruangan lain.
4. Exhaustfan dan ac digunakan untuk sirkulasi udara di daerah dapur.
Ada beberapa jenis AC menurut peletakannya :
1. Mounted type : ditanam didalam dinding atau di dalam plafond 2. Ceiling type : di tanam di atas atau dipasang di langit-langit
3. Custom floor type : diletakkan diatas lantai tanpa ada pemasang khusus 4. Wall mounted type : ditanam didalam dinding
Jenis AC central yaitu jenis AC yang memiliki pengontrolan dan pengendalian yang dilakukan dari satu tempat saja ( suptandar, 1999:275 )
2.2.13.Akustik
Akustik adalah pengaturan suara sedemikian rupa sehingga suara yang timbul tidak mengganggu, justru memberi kenikmatan pada pemakai ruang. Untuk menghindari gema/gaung digunakan tekstur dinding kasar, bentuk dinding bergelombang/beripat-lipat, material acoustic tile, softboard, vinyl, karpet, dan lain-lain.
(Sumber: Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior. Laksmiwati, Triandi.
CV. Rama M.G. Jakarta: 1998.)
Sistem tata suara berdasarkan susunan speaker 1. Sistem sentral
Disebut sistem sentral sebab bunyi atau suara datang dari satu tempat.Speaker ditempatka antara 6-12 meter diatas dan sedikit lebih depan dari pembicara.
2. Sistem tersebar
Pada sisitem tersebar terdapat banyak loudspeaker yang disebar, dan di tempatkan dilangit-langit ruangan.sistem tersebar dipilih karena langit-langit ruangan kurang dari 6 meter, pendengar berada pada ruangan yang tersekat, tidak perlu kesan arah sumber bunyi. Sistem tersebar bekerja dengan baik untuk ruangan dengan langiat- langit yang menyerap bunyi dan dengung yang tidak berlebihan.
3. Sistem stereophonic
Sistem ini menggunakan lebih dari satu microphone yang ditempatkan didepan penyaji pagelaran musik, dan dengan speaker yang susunannya sesuai dengan penempatan microphone tadi, sehingga akan diperoleh kesan suara datang dari komposisi susunan penyaji musik seperti aslinya.
4. Sistem surround
Sistem surround dapat memberikan efek seolah-olah pendengar ikut terlibat dalam suasana yang diciptakan.Speaker ditaruh dikana kiri bagian depan dan belakang untuk memberikan kesan surround ( Nugroho,2003:23 )
menciptakan suasana yang kondusif bagi pengunjung.
Tingkat kebisingan :
1. Area tenang : 30-35 dB
2. Area tingkat kebisingan rendah : 45-50 dB
3. Area ramai : 50-60 dB
2.2.14.Material dan Finishing
Bahan dan finishing interior merupakan faktor terpenting dalam suatu bangunan dengan menggunakan bahan dan material yang mudah dibersihkan.
Bahan-bahan yang dapat ditemui di pasar saat ini berbagai macam bentuknya dan telah diolah dengan industri modern. Meskipun bahan yang diinginkan adalah bahan alam yang kasar, lemah atau menyebabkan munculnya kotoran, bahan tersebut dapat dijadikan berkualitas dan mudah dibersihkan melalui proses finishing. Bahan-bahan tersebut antara lain sebagai berikut:
Tabel 2.4. Tabel Explorasi Bahan-bahan Interior Pembentuk
Ruang Bahan Ciri-ciri dan Penerapan
Lantai Keramik 1. Sifatnya cocok dengan iklim Indonesia 2. Warna, corak dan ukurna beraneka
ragam pilihannya 3. Agak mahal
4. Pengerjaan cukup mudah 5. Perawatan mudah, tidak mudah
tergores, tidak membekas saat kena cairan atau kotoran
6. Tidak meyerap air
7. Ukuran di pasar 15 x 15 cm, 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, 50 x 50 cm, dll.
8. Untuk ruang terkena air sebaiknya menggunakan kermaik kasar agar tidak licin
9. Dapat digunakan sebagai permukaan dinding batu bata.
(Wardana, Aditya, 2004, hal 13-14).
Lanjutan Tabel 2.4 Tabel Explorasi Bahan-bahan Interior
10. Konsumen dapat menentukan ukuran yang diinginkan sesuai pesanan 11. Warna dan motif yang ada di pasaran
cukup bervariasi
12. Kesan yang ditampilkan sangat indah dan mewah
13. Harganya mahal 14. Tahan api
Lebih mampu menahan beban yang berat dibandingkan jenis lantai yang lain Marmer 1. Jika terkena cairan dapat membekas
2. Jika terkena sinar matahari terus menerus bisa berubah warna
3. Dapat digunakan sebagai permukaan dinding batu bata.
(Wardana, Aditya, 2004, hal 15) Kayu 1. Menimbulkan kesan hangat dan alami
2. Beragam serat dan warna
3. Kayu lunak (kamper, dsb) digunakan untuk ruang mobilitas rendah, kayu keras (jati, dsb) digunakan untuk ruang
mobilitas tinggi dan biasanya dilapisi coating
4. Berupa tiga jenis :
a. Papan kayu alami : tidak memerlukan pengolahan dan pemasangan secara khusus, biasanya berbentuk balok atau papan. Parket merupakan pengolahannya dan ukurannya bervariasi.
b. Laminated floor/three layer: terbuat dari beberapa lembaran kayu. Lebih murah dibandingkan parket;
c. Parket dari HDF : Serbuk kayu yang dipres dan dilapisi dengan veneer kayu.
d. Kekurangan dari kayu adalah mudah terbakar dan tergores dan akan menyusut dan memuai terhadap cuaca.
Pembentuk
Ruang Bahan Ciri-ciri dan Penerapan
e. Harganya cukup mahal f. pemasangannya agak sulit
g. Papan kayu dapat juga digunakan untuk dinding
h. Dapat digunakan sebagai permukaan dinding batu bata dan penutup plafon
(Wardana, Aditya, 2004, hal 16-18) Dinding Batu bata 1. Campuran tanah liat/ lempung dan air
2. Warna merah, standar ukuran 5x12.5x 25cm.
3. Kuat dan mudah pasangannya
4. Harganya relatif murah, mudah didapat 5. Tahan lama jika dilapisi plester atau
coating
(Wardana, Aditya, 2004, hal 23)
Kayu 1. Sebagai dinding partisi
2. Dipilih yang bermotif agar terlihat indah
3. Kayu yang digunakan biasanya kayu jati, kayu bengkirai, kayu meranti, kayu merbau dan kayu sengon.
4. Biasanya difinishing dengan pernis, cat dan coating.
(Wardana, Aditya., 2004, hal 15) Batu Paras 1. Digunakan sebagai pelapis dinding
2. Masir kasar sedang/halus, biasanya berlapis
3. Warna bervariasi antara putih, kuning, abu-abu, merah coklat, hijau/bercorak 4. Ketahanan terhadap cuaca sedang dan
mudah dikerjakan
5. Ukurannya bervariasi, boleh sesuai pesanan
6. Diberi coating supaya tidak menyerap air dan kotoran
(Frick, Heinz, 1999, hal 70)
Lanjutan Tabel 2.4 Tabel Explorasi Bahan-bahan Interior Pembentuk
Ruang Bahan Ciri-ciri dan Penerapan
Batu Palimanan 1. Digunakan sebagai pelapis dinding 2. Masir kasar sedang/halus, biasanya
berlapis
3. Warna agak kuning dengan garis-garis lapisan yang sangat jelas
4. Ketahanan terhadap cuaca sedang dan mudah dikerjakan
5. Ukurannya bervariasi, boleh sesuai pesanan
6. Diberi coating supaya tidak menyerap air dan kotoran
(Frick, Heinz, 1999, hal 70)
Batu kali 1. Digunakan sebagai pelapis dinding 2. Dapat berupa lembaran maupun bentuk
bulat
3. Warna agak ke abu-abu
4. Ketahanan terhadap cuaca sedang dan mudah dikerjakan
5. Ukurannya bervariasi, boleh sesuai pesanan
6. Diberi coating supaya tidak menyerap air dan kotoran
(Frick, Heinz, 1999, hal 70)
Batu mosaik 1. Batu-batuan alam (ukuran 2-5 cm) yang disusun berbentuk mosaik 2. Materi batu alam terbuat dari marmer,
onyx, batu lava (andesit), ceramic sand 3. stone
4. Pemasangan relatif singkat dan mudah (Jakarta. Naturale Stone Mosaic)
Yumen board 1. Penyelesaian akhir dapat berupa naural, cat, plesteran, acian, lapis keramik, lapis batu alam, lapis kayu, lapis karpet.
2. Kedap suara
3. Tahan terhadap air, api, rayap 4. Isolasi panas dan dingin 5. Ukuran bervariasi
(Sumber: Surabaya. PT. Indo Yumen Board)
Pembentuk
Ruang Bahan Ciri-ciri dan Penerapan
Plafon Gypsum 1. Penyelesaian akhir dapat berupa naural, cat, plesteran, acian, lapis keramik, lapis batu alam, lapis kayu, lapis karpet.
2. Kedap suara
3. Tahan terhadap air, api, rayap 4. Isolasi panas dan dingin 5. Ukuran bervariasi
(Sumber: Surabaya. PT. Indo Yumen Board)
Tabel 2.5 Tabel Pemakaian Plafon
Kesan dan Tujuan Ruang Bahan dan Karakter Ruang Membutuhkan konsentrasi
tinggi
Gypsum board, eternit, tripleks, finishing sederhana
Ruang rapat/sidang, auditorium
Menarik perhatian,
menonjolkan diri, eksebisi
Tripleks, dll. Dengan finishing kontras
Ruang pamer, showroom Sebagai peredam
suara/akustik
Gypsum board, berbagai jenis softboard/akustik tile
Theater, auditorium Alamiah, hangat, akrab,
tradisional
Kayu, anyaman bambu, rotan
Rumah tinggal, restaurant Gaya klasik Plat-plat gips bermotif Rumah tinggal,
restaurant, hotel Gaya glamour/mewah Kaca (antique glass ceiling),
kain beludru, kaca timah
Hotel, gereja Sederhana, polos,
sederhana, fungsional
Eternit polos, tripleks, beton ekspos
Bangunan utilitas (Sumber : Wardana, Aditya, 2004, hal 40)
Tabel 2.6 Bahan Finishing Cat
No Bahan Finishing Ciri-ciri dan Penerapan 1. Cat Solid (opaque
finished)
1. Warna sangat rata,tidak tembus dapat menutupi serat kayu.
2. Ada dua macam : a. Cat Duko:
- Diterapkan pada kayu dan besi.
- Penampilannya halus dan berkesan mewah
- Tahan terhadap perubahan cuaca b. Cat Minyak: