• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Pelestarian Kesenian Musik Tanjidor Betawi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Pelestarian Kesenian Musik Tanjidor Betawi."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRAK

Indonesia memiliki banyak ragam dan macam budaya dan kesesnian. Kemunculan budaya ini berawal melalui kegiatan turun temurun yang dilakukan berulang-ulang yang akhirnya menjadi sebuah budaya kesenian yang perlu untuk dijaga dan dilestarikan. Meski telah dilakukan turun temurun namun kesadaran masyarakat semakin tergerus seiring berjalannya jaman. Hal ini ditandai dengan mulai punahnya beberapa kesenian dikarenakan kurangnya kesadaran dan ketidak pedulian masyarakat terhadap budayanya sendiri. Salah satunya adalah kesenian khas dari Jakarta yaitu musik Tanjidor betawi. Maka dari itu tujuan perancangan kampanye ini untuk meningkatkan minat masyarakat khususnya remaja di Kota Jakarta, dalam mengenal dan melestarikan kesenian musik Tanjidor betawi. Manfaat kampanye ini adalah agar para remaja dapat mengenal dan tergerak untuk memelihara budaya kesenian lokal dan melestarikannya dengan berbagai cara yang unik dan sesuai kaidah aturan yang berlaku.

(2)

ABSTRACT

Indonesia has a rich variety of cultures and arts. The emergence of these cultures starts with some activities which are done from generation to generation repeatedly untuil they become the cultures that should be preserved and developed. Although it has been done for a long time, the people's awareness is beginning to grow low along with the development of new and modern time. this is marked by extinction of some cultures because of the low awareness and ignorance of the people about their own culture. One of the examples is the Batavian music, Tanjidor.

Therefore, the aim of this campaign design is to increase the interest of people, especially the teenagers in Jakarta, in knowing and preserving Tanjidor. The benefit of this campaign is to make teenagers know and become moved to preserve the traditional art in several ways which are according to the law and regulations.

(3)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Tekhnik Pengumpulan Data ... 3

(4)

2.3.1 Definisi Kampanye ... 11

2.3.2 Jenis Kampanye ... 12

2.3.3 Model Kampanye Difusi Inovasi ... 13

2.4 Psikologi Pekembangan ... 15

2.4.1 Prinsip Dasar Perkembangan ... 15

2.4.2 Kriteria Tahapan Perkembangan ... 16

2.5 Tipografi ... 18

2.6 Fotografi ... 19

BAB 3 DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 21

3.1 Data dan Fakta ... 21

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan ... 35

3.2.1 STP ... 35

3.2.2 SWOT ... 36

BAB 4 PEMECAHAN MASALAH ... 38

4.1 Konsep Komunikasi ... 38

4.2 Konsep Kreatif ... 40

4.2.1 Konsep Verbal ... 40

4.2.2 Konsep Visual ... 40

(5)

xi

4.3.1 Logo dan Aplikasinya ... 42

4.3.2 Media Kampanye ... 43

4.4 Timeline ... 43

4.5 Hasil Karya... 44

4.5.1 Poster Awarness ... 44

4.5.2 Poster Informing ... 45

4.5.3 Poster Reminding ... 46

4.5.4 Poster Workshop "Kite Peduli Kite Lestari" ... 47

4.5.5 Tiket Workshop "Kite Peduli Kite Lestari" ... 47

4.5.6 Spanduk Workshop "Kite Peduli Kite Lestari" ... 48

4.5.7 Website ... 48

4.5.8 Merchandise ... 51

4.6 Biaya Media ... 52

BAB 5 PENUTUP ... 53

5.1 Simpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... xv

LAMPIRAN ... xvi

DATA PENULIS ... xvii

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kampanye Difusi Inovasi ... 14

Gambar 3.1. Logo BBB ... 24

Gambar 3.2 Pengetahuan Mengenain Tanjidor Betawi ... 26

Gambar 3.3 Ketertarikan Masyarakat terhadap Aliran Musik ... 27

Gambar 3.4 Kepedulian Masyarakat terhadap Perkembangan Musik Betawi ... 28

Gambar 3.5 Ketertarikan Masyarakat terhadap Perkembangan Musik Tanjidor ... 28

Gambar 3.6 Ketertarikan Masyarakat terhadap Kegiatan Musik Tanjidor ... 29

Gambar 3.7 Ketertarikan Masyarakat terhadap Aliran Kolaborasi Musik Tanjidor ... 30

Gambar 3.8 Motivasi Masyarakat terhadap Kegiatan Kesenian ... 30

Gambar 3.9 Kesadaran Masyarakat terhadap Tujuan Kegiatan Kesenian ... 31

Gambar 3.10 Media yang Digunakan Masyarakat dalam Mencari Informasi ... 32

Gambar 3.11 Kampanye Kesenian Institut Seni Indonesia ... 34

Gambar 3.12 Kampanye Kesenian Musik Rakyat ... 35

Gambar 4.1 Logo Kampanye ... 42

Gambar 4.2 Logo Grid ... 43

Gambar 4.3 Timeline Kampanye ... 44

Gambar 4.4 Poster Awarness ... 45

Gambar 4.5 Poster Informing ... 46

Gambar 4.6 Poster Reminding ... 47

Gambar 4.7 Poster Seminar... 48

Gambar 4.8 Tiket Seminar ... 48

Gambar 4.9 Spanduk Seminar... 49

(7)

xiii

Gambar 4.11 Halaman Activity ... 50

Gambar 4.12 Halaman Gallery ... 50

Gambar 4.13 Halaman Contact ... 51

Gambar 4.14 Media Sosial ... 51

Gambar 4.15 Pin dan Stiker ... 52

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya di Indonesia ada begitu banyak ragam dan macamnya. Kemunculan budaya ini berawal melalui kegiatan turun temurun yang pada akhirnya menjadi sebuah budaya kesenian yang perlu untuk dijaga dan dilestarikan. Meski telah dilakukan turun temurun namun kesadaran masyarakat semakin tergerus seiring berjalannya jaman. Hal ini ditandai dengan mulai punahnya beberapa kesenian dikarenakan kurangnya kesadaran dan ketidak pedulian masyarakat terhadap budayanya sendiri. Salah satu kesenian yang telah turun temurun dan mulai hilang berada di tanah Betawi, yang menjadi akar identitas lokal ibukota Negara Indonesia yaitu Jakarta.

(10)

Salah satu budaya lokal Jakarta adalah musik Tanjidor Betawi. Musik Tanjidor diduga masuk dan dibawa oleh bangsa Portugis pada abad-18, seorang ahli musik dari Belanda Ernst Heinz berpendapat musik Tanjidor Betawi asalnya dimainkan oleh para budak yang ditugaskan bermain musik untuk menghibur tuannya. Alat musik yang dimainkan semuanya berasal dari Eropa yang dipinjamkan kepada para budak untuk menghibur para tuan tanah. Selepas masa perbudakan para pemain Tanjidor Betawi membentuk grup pemusik (Emot Rahmat, 1996).

Bila dibandingkan dengan kesenian musik lain, Tanjidor Betawi memilki keunikan yang lain, oleh karena Tanjidor sendiri menggunakan tangga nada diatonis yang merupakan tangga nada Barat, yang tersusun dalam 8 not dalam satu interval (do re mi fa so la si do) yang berbeda dengan kebiasaan alat musik tradisional Indonesia pada umumnya yang menggunakan pentatonis (da mi na ti la da) sehingga Tanjidor sendiri dapat dengan mudah untuk dikolaborasikan dengan berbagai macam aliran musik yang ada. Namun sayangnya kesenian ini hampir punah (kompasnews.com, 23 November).

(11)

Universitas Kristen Maranatha 3 1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Jika dirumuskan dalam poin-poin, maka permasalahan yang ada adalah

 Bagaimana agar generasi muda Jakarta tertarik untuk melestarikan musik tradisional Tanjidor ?

 Bagaimana merancang sebuah kampanye kesenian musik Tanjidor yang menarik anak muda Jakarta ?

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan adalah

 Membuat generasi muda Jakarta tertarik dan mau turut serta dalam pelestarian musik Tanjidor.

 Membuat sebuah kampanye kesenian musik Betawi yang menarik anak muda Jakarta melalui sebuah kegiatan-kegiatan dan media visual untuk meningkatkan kesadaran.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun laporan ini, metoda perolehan dan pengolahan data yang digunakan adalah

1. Metoda observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada Bagong Big Band yang merupakan salah satu grup modern yang berkolaborasi dengan aliran musik betawi.

(12)

3. Studi pustaka, yaitu menggunakan internet dan buku untuk lebih memperdalam wawasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Tanjidor Betawi.

4. Kuisioner, yaitu pengumpulan data untuk validitas pernyataan kepada masyarakat yang berdomisili di Jakarta.

(13)

Universitas Kristen Maranatha 5

Diperlukan perencanaan kampanye kesadaran yang komunikatif untuk dapat meningkatkan kesadaran melestarikan Musik Tanjidor

Konsep Perencanaan

Tujuan Akhir

Mengetahui dan melestarikan seni musik Tanjidor

(14)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Membuat kampanye kesenian musik Tanjidor ini sangat penting untuk membuat kebiasaan baru dalam mengaplikasikan suatu kebiasaan dengan mengkolaborasikannya agar sesuai dengan perkembangan jaman kini.

Ada beberapa faktor yang dapat sangat membantu dalam pembuatan kampanye terutama kamapanye kesenian tanjidor yaitu antara lain, data lengkap tentang permasalahan masa kini terhadap kesenian tanjidor, kebiasaan dan pendapat masyarakat masa kini mengenai kesenian musik Tanjido, dan kebiasaan baru yang perlu diciptakan guna menjadi langkah awal dalam pelestarian.

Penggunaan visual yang menarik perhatian target sasaran juga penting, agar kampanye ini tidak terkesan membosankan dan terlihat lampau oleh karena mengusung kebudayaan. Pembuatan kampanye ini memilki kesulitan dan halangan karena sulitnya mencari narasumber yang pada masa kini sudah tidak aktif maupun telah meninggalnya narasumber tanpa meninggalkan bukti sejarah yang kuat dan ditambah sulitnya berinteraksi terhadap narasumber yang lanjut usia dan pada umumnya bersikap introvert. Pola pikir generasi muda yang tergolong mulai malas menjadi hambatan tersendiri juga untuk meyakinkan adanya cara baru menikmati musik tradisional tanpa dilibatkan bukti yang kuat.

(15)

Universitas Kristen Maranatha 55 5.2 Saran

Para penguji memberikan saran pada penulis untuk perancangan kampanye skala besar diharapkan untuk lebih mengobservasi biaya yang dikeluarkan agar lebih efisien dan menghitung jumlah media yang akan disebarkan serta lokasi yang akan menjadi tempat pemasangan atau pun penyebaran agar hasil yang dicapai lebih maksimal.

Diharapkan dengan adanya kampanye ini masyarakat menjadi lebih memperhatikan kesenian terhadap masing-masing daerah dan mulai peduli akan eksistensi budaya kita yang sudah hampir dilupakan dan punah.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin Rakhmat, 2004, Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatama Media.

http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2013/07/jenis-jenis-kampanye.html ( diakses pada tanggal 20.2.2014 )

Koentjaraningrat, 1974, Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Ratna, Nyoman Kutha, 2005, Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan Fakta.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harris, Marvin, 1999, Theories of Culture in Postmodern Times. New York: Altamira Press.

Suparlan, Parsudi, 1981/82, “Kebudayaan, Masyarakat, dan Agama: Agama sebagai

Sasaran Penelitian Antropologi”, Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia (Indonesian

Journal of Cultural Studies), Juni jilid X nomor 1. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Yusuf LN, H. Syamsu, Dr., M.pd. 2006. Psikoogi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Universal categories of culture. In Anthropology today, A. L. Kroeber, ed. Chicago, University of Chicago Press. (Arabic translation by Mr. Farwq Abd-il-qadir for Readings in the social sciences, Winger 1958-59, I :9-34 [Published by the UNESCO Middle East Science Corporation Office, 1959]).

(17)

xvi

DATA PENULIS

Nama : Alfred Tjahjadi

Alamat

: Jl. Cibuntu Tengah 91/82c

Telepon :

022 - 6031168

Handphone

: 0899 - 7868 - 353

Email

: alfredzhou@yahoo.com

Pendidikan

: SMAK 2 BPK PENABUR Bandung / 2007-2010

(18)

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Kedua orang tua penulis, Sulung Tjahjadi dan Sylvie Mulyani S, yang telah memberikan cinta, kasih sayang, dukungan, dan dorongan kepada penulis selama ini,

2. Vania Utami S, kekasih yang selalu meberikan dukungan dan bantuan hingga akhir pameran kepada penulis,

3. Teman seperjuangan yang juga bersama penulis berjuang dalam penyelesaian tugas akhir, David Januar, Edwin Jonathan, Jeffry Iskandar, Henry Limargo yang telah memberi saran, masukan, kritik, dukungan sehingga kita bisa bersama-sama melewati tugas akhir ini,

4. Egi Realino, Alfian Thio, yang telah banyak meluangkan waktunya membantu penulis disaat membutuhkan tenaga dan saran-saran objektif dalam proyek ini, 5. Bapak Irianto Suwondo, yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu

penulis mendapatkan data yang lengkap dan penjelasan yang baik,

6. Zul Fahmi BBB, yang sudah bersedia menemani penulis untuk mencari dan melengkapi sumber informasi, data dan meluangkan waktunya untuk wawancara, 7. Ko Peter Rhian, yang terus dengan sabar membimbing penulis sampai pada

tahap akhir proyek akhir ini,

8. Sunty Chandra, Moonty Chandra, Gian Dasuki, Ci Devi, Aldius Beke, Jason Adi terima kasih atas dukungan dan bantua selama proyek tugas akhir,

9. Para responden yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk melengkapi kuisioner dari penulis

10.Para staff TU FSRD, terutama Pak Willyanto Wirawan Ngapon, terimakasih atas semua pemberitahuan dan informasinya,

(19)

xviii

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, pada tanggal 14 Maret 1997, Perusahaan bersama-sama dengan pemegang saham TEL lainnya telah menandatangani Perjanjian Pinjaman Subordinasi (Subordinated Facility

Perubahan jumlah BAL isolat ASI setelah inkubasi pada media yang mengandung 0.5% garam empedu selama 24 jam (angka-angka yang diikuti oleh huruf superscript yang sama

Oleh karena itu, perkembangan trend yang menurun dalam perkembangan perekonomian global dan peningkatan angka pengangguran serta penurunan ekonomi domestik Indonesia

FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24–36 BULAN DI KECAMATAN SEMARANG TIMUR.. Retrieved from

Sehubungan dengan hal itu, buku Kamus Bahasa Indonesia- Kaidipang (L--Z) yang dihasilkan oleh Bagian Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah-Sulawesi Utara

Aturan dan sanksi dibuat melalui kesepakatan bersama di nagari dan dituangkan dalam bentuk Peraturan Nagari (PERNA). Salah satu Perna yang pernah diterbitkan adalah Peraturan

Jika suatu tanah sering diolah tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi daripada tanah yang dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang baik akan menghasilkan tanah