PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2002 DAN 2001
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
(Dalam Rupiah) 30 Juni 2002 2001 (Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit)
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas (Catatan 2c dan 4) Rp 69.397.492.571 Rp 52.536.828.599 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu-ragu (Catatan 2e dan 11) 146.522.584.496 118.897.161.676 Piutang lain-lain 85.838.414.354 65.852.074.312 Persediaan (Catatan 2f, 6, dan 11) 474.283.138.198 562.278.264.942 Biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya
(Catatan 2g) 253.290.011.275 88.621.639.962
Jumlah Aktiva Lancar 1.029.331.640.894 888.185.969.491
AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang hubungan istimewa
(Catatan 2d, 5 dan 7) 677.700.656.683 904.672.694.920 Aktiva pajak tangguhan - bersih (Catatan 2o) 6.649.198.446 387.949.115.160 Penyertaan saham (Catatan 2b dan 7) 602.983.397.130 997.493.987.889 Hutan Tanaman Industri dalam pengembangan
(Catatan 2h) 149.716.043.753 41.806.003.997 Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sejumlah Rp 857.186.182.898 pada periode 2002 dan Rp 775.914.741.696 pada
periode 2001 (Catatan 2i, 2j dan 8) 437.641.118.290 477.561.158.773 Uang muka penyertaan saham (Catatan 18b) 1.780.598.788.380 2.333.339.076.640 Deposito yang dijaminkan (Catatan 2c dan 9) 196.021.459.590 1.185.448.191.357 Piutang subordinasi (Catatan 2d dan 5) 850.156.636.770 184.359.100.640 Nilai buku kerusakan aktiva dalam proses klaim
asuransi (Catatan 3) - 194.960.113.333 Klaim atas kelebihan pembayaran pajak
(Catatan 2o) 17.325.715.504 45.033.490.509 Biaya pengelolaan Hak Pengusahaan
Hutan – bersih (Catatan 2k dan 10) 14.667.262.886 16.412.973.606 Aktiva tidak lancar lainnya
(Catatan 2b, 2i dan 2m) 10.202.522.999 21.991.772.702 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 4.743.662.800.431 6.791.027.679.526
JUMLAH AKTIVA Rp 5.772.994.441.325 Rp 7.679.213.649.017
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan)
(Dalam Rupiah) 30 Juni 2002 2001 (Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit)
KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL KEWAJIBAN LANCAR
Pinjaman jangka pendek (Catatan 11) Rp 2.503.035.961.562 Rp 3.280.037.961.086 Hutang usaha (Catatan 2d dan 12) 342.025.419.588 334.055.522.045 Hutang lain-lain dan uang muka yang diterima
(Catatan 2p dan 3) 122.407.309.534 197.908.170.370 Biaya masih harus dibayar
(Catatan 11, 18d dan 18e) 1.851.679.809.942 1.741.029.423.545 Hutang pajak (Catatan 2o dan 13) 218.544.454.154 186.508.850.718 Hutang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun:
Pinjaman - bersih (Catatan 2l dan 11) 1.226.755.011.768 1.449.818.016.551 Swap - bersih (Catatan 18d) 382.000.000.029 562.666.666.705 Sewa guna usaha - bersih (Catatan 2j) 3.784.285.813 8.329.552.546
Jumlah Kewajiban Lancar 6.650.232.252.390 7.760.354.163.566 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang hubungan istimewa (Catatan 2d dan 5) 27.908.421.396 31.190.399.774 Kewajiban pajak tangguhan - bersih
(Catatan 2o) 18.044.170.656 12.385.013.498 Akrual atas estimasi pesangon, penghargaan masa
kerja dan ganti kerugian - bersih (Catatan 2q) 23.905.625.868 6.731.346.004 Pinjaman dana reboisasi - setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
(Catatan 11) 14.344.045.385 - Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 84.202.263.305 50.306.759.276 HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH
ANAK PERUSAHAAN (Catatan 2b) 7.034.035.854 2.234.146
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan)
(Dalam Rupiah)
30 Juni
2002 2001
(Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit)
DEFISIENSI MODAL
Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham Modal dasar - 3.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh -
1.400.000.000 saham (Catatan 1 dan 14) 1.400.000.000.000 1.400.000.000.000 Tambahan modal disetor - agio saham (Catatan 1) 77.000.000.000 77.000.000.000 Selisih penilaian kembali aktiva tetap (Catatan 2i) 944.040.711 944.040.711 Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan
afiliasi (Catatan 2b dan 7) 582.962.691.591 582.962.691.591 Defisit ( 3.029.380.842.526 ) ( 2.192.356.240.273 ) Defisiensi Modal - Bersih ( 968.474.110.224 ) ( 131.449.507.971 )
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
DEFISIENSI MODAL Rp 5.772.994.441.325 Rp 7.679.213.649.017
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
(Dalam Rupiah)
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 2001 (Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit)
PENJUALAN BERSIH
(Catatan 2d, 2p, 5 dan 15) Rp 859.428.378.938 Rp 841.680.826.021 BEBAN POKOK PENJUALAN
(Catatan 2d, 2p, 5 dan 16) 840.411.783.316 722.011.808.122
LABA KOTOR 19.016.595.622 119.669.017.899
PENDAPATAN SEWA DAN LAINNYA
(Catatan 2p) 5.109.199.902 4.318.156.252
BEBAN USAHA (Catatan 2p, 2q dan 17)
Penjualan 18.270.300.712 15.714.492.300 Umum dan administrasi 94.071.515.998 74.010.261.958 Jumlah Beban Usaha 112.341.816.710 89.724.754.258
LABA (RUGI) USAHA ( 88.216.021.186 ) 34.262.419.893 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Beban keuangan (Catatan 2p) ( 280.449.964.037 ) ( 356.773.853.151 ) Bagian atas rugi bersih
perusahaan asosiasi - bersih (Catatan 2b) ( 103.158.516.403 ) ( 72.890.259.670 ) Selisih kurs - bersih (Catatan 2n) 264.968.713.428 ( 218.404.802.074 ) Laba (rugi) kurs dari kontrak swap
(Catatan 2n dan 18d) 111.333.333.339 ( 123.000.000.006 ) Penghasilan bunga (Catatan 2d ) 51.847.214.466 59.483.160.988 Lain-lain - bersih (Catatan 2p, 3 dan 11) 145.060.275.904 ( 28.927.011.852 )
Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih 189.601.056.697 ( 740.512.765.765 ) LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT
(TAKSIRAN) PAJAK PENGHASILAN 101.385.035.511 ( 706.250.345.872 ) MANFAAT (TAKSIRAN) PAJAK
PENGHASILAN (Catatan 2o)
Pajak kini ( 3.798.316.442 ) ( 4.574.148.049 ) Pajak tangguhan 55.065.026.275 191.997.118.400 Bersih 51.266.709.833 187.422.970.351
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (Lanjutan)
(Dalam Rupiah)
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni
2002 2001 (Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit)
LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS ATAS
RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN Rp 152.651.745.344 ( Rp 518.827.375.521 ) HAK MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH
ANAK PERUSAHAAN (Catatan 2b) 290.338.253 ( 31.664 ) LABA (RUGI) BERSIH Rp 152.942.083.597 ( Rp 518.827.407.185 )
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM (Catatan 2r) Rp 109 (Rp 371 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasi secara keseluruhan.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN DEFISIENSI MODAL KONSOLIDASI
(Dalam Rupiah)
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
Selisih Defisit
Modal Tambahan Modal Penilaian Selisih Transaksi JumlahEkuitas Ditempatkan dan Disetor - Kembali Perubahan Ekuitas Sudah Ditentukan Belum Ditentukan (Defisiensi Modal) -
Disetor Penuh Agio Saham Aktiva Tetap Perusahaan Afiliasi Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Bersih
Saldo per 31 Desember 2000 Rp1.400.000.000.000 Rp 77.000.000.000 Rp 944.040.711 Rp 582.962.691.591 Rp 40.000.000.000 (Rp1.713.528.833.088) (Rp1.673.528.833.088) Rp 387.377.899.214 Rugi bersih periode berjalan - - - - - ( 518.827.407.185 ) ( 518.827.407.185 ) ( 518.827.407.185 )
Saldo per 30 Juni 2001 Rp1.400.000.000.000 Rp 77.000.000.000 Rp 944.040.711 Rp 582.962.691.591 Rp 40.000.000.000 (Rp2.232.356.240.273) (Rp2.192.356.240.273) (Rp 131.449.507.971 )
Saldo per 31 Desember 2001 Rp1.400.000.000.000 Rp 77.000.000.000 Rp 944.040.711 Rp 582.962.691.591 Rp 40.000.000.000 (Rp3.222.322.926.123) (Rp3.182.322.926.123) (Rp1.121.416.193.821) Laba bersih periode berjalan - - - 152.942.083.597 152.942.083.597 152.942.083.597
Saldo per 30 Juni 2002 Rp1.400.000.000.000 Rp 77.000.000.000 Rp 944.040.711 Rp 582.962.691.591 Rp 40.000.000.000 (Rp3.069.380.842.526) (Rp3.029.380.842.526) (Rp 968.474.110.224 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
(Dalam Rupiah)
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni
2002 2001 (Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan Rp 873.129.676.953 Rp 1.030.169.298.455 Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan ( 832.109.110.096 ) ( 820.078.439.358 ) Kas yang dihasilkan dari operasi 41.020.566.857 210.090.859.097
Penerimaan klaim asuransi 267.845.497.724 - Pembayaran beban usaha ( 166.387.420.838 ) ( 217.777.973.748 ) Pembayaran beban bunga ( 8.356.657.177 ) ( 5.051.144.437 ) Pembayaran pajak penghasilan dan pajak
pertambahan nilai ( 5.399.395.300 ) ( 10.478.174.479 ) Lain-lain - bersih 6.024.273.331 9.077.177.455
Arus Kas Bersih Diperoleh dari
(Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 134.746.864.597 ( 14.139.256.112 ) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penurunan deposito yang dijaminkan 387.187.325.822 184.359.100.640 Penerimaan bunga 9.778.784.211 32.170.276.360 Pembayaran uang muka dan lain-lain ( 122.911.586.949 ) - Penambahan hutan tanaman industri dalam
pengembangan - bersih ( 6.116.745.523 ) ( 6.090.807.530 ) Perolehan aktiva tetap ( 1.981.076.852 ) ( 1.478.636.176 )
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Investasi 265.956.700.709 208.959.933.294
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penurunan piutang hubungan istimewa 17.971.530.743 4.034.839.118 Kenaikan piutang subordinasi ( 387.187.325.822 ) ( 184.359.100.640 ) Pembayaran hutang sewa guna usaha ( 5.642.115.315 ) ( 6.476.668.865 ) Arus Kas Bersih Digunakan untuk
Aktivitas Pendanaan ( 374.857.910.394 ) ( 186.800.930.387 )
KENAIKAN BERSIH KAS
DAN SETARA KAS 25.845.654.912 8.019.746.795 KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 43.551.837.659 44.517.081.804
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE Rp 69.397.492.571 Rp 52.536.828.599
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
- 8 -
1. U M U M
PT Barito Pacific Timber Tbk (Perusahaan) didirikan di Indonesia dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 berdasarkan akta notaris Kartini Muljadi, S.H., No. 8 tanggal 4 April 1979 dengan nama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan. Anggaran dasar Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. J.A.5/195/8 tanggal 23 Juli 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84, Tambahan No. 624 tanggal 19 Oktober 1979. Pada tanggal 28 Juni 1996, Perusahaan melakukan perubahan nama menjadi PT Barito Pacific Timber Tbk. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Benny Kristianto, S.H., No. 134 tanggal 29 Juni 1998, untuk disesuaikan dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. Kep-13/PM/97 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perubahan ini telah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No. C2-22833.HT.01.04.Th’98 tanggal 28 Oktober 1998 dan telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 100, Tambahan No. 361 tanggal 14 Desember 1999.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang pengusahaan/eksploitasi hasil hutan, industri kayu lapis, particle board, woodworking dan perdagangan ekspor dan impor. Perusahaan memulai produksi komersialnya sejak tahun 1983. Perusahaan berkedudukan di Banjarmasin, dengan kantor pusat di Wisma Barito Pacific, Jl. Letjen S. Parman Kav. 62 – 63 Jakarta 11410, sedangkan lokasi pabriknya terletak di Jelapat, Banjarmasin dan Kuala Dua Kumpai, Pontianak.
Perusahaan telah mendapatkan pernyataan efektif dari BAPEPAM dengan Surat No. S-1319/PM/1993 pada tanggal 11 Agustus 1993 untuk melakukan penawaran atas 85.000.000
saham kepada masyarakat melalui pasar modal di Indonesia. Pada bulan Oktober 1994, Perusahaan menerbitkan saham bonus sebanyak 1 saham untuk setiap 1 saham yang dimiliki melalui kapitalisasi agio saham atau dengan jumlah keseluruhan 700.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Seluruh saham Perusahaan tersebut telah tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Susunan anggota komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2002 adalah sebagai berikut:
Komisaris Direksi
1. Prajogo Pangestu - Komisaris Utama 1. Juhannes Djalimin - Direktur Utama 2. Haji Mas Widarsadipradja - Komisaris 2. Agus Salim Pangestu - Wakil Direktur Utama
3. Jusran - Komisaris 3. Andito Ario Bismo - Direktur
4. Harlina Tjandinegara - Komisaris 4. Soedibyo - Direktur 5. Yohannes Hardian Widjonarko - Komisaris 5. Andria Bachrudin - Direktur
6. Pamudji - Komisaris 6. Sugijanto - Direktur
Independen 7. Simon Nurgiri Simansjah - Direktur 7. Didi Achdijat - Komisaris
Independen
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
Pada tanggal 30 Juni 2002, luas areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) milik PT Barito Pacific Timber Tbk dan anak perusahaan yang belum berakhir masa konsesinya adalah 1.361.296 hektar yang berlokasi di Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi dan Maluku, sedangkan luas areal hutan yang belum dikelola selama sisa manfaat HPH (virgin forest) adalah 884.447 hektar.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi telah disusun sesuai dengan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode ekuitas (lihat Catatan 2b), persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (lihat Catatan 2f) dan aktiva tetap tertentu yang dicatat dengan nilai setelah penilaian kembali sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku (lihat Catatan 2i).
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi terdiri dari laporan keuangan PT Barito Pacific Timber Tbk (“Perusahaan”) dan anak perusahaan, yang dimiliki lebih dari 50%, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan perincian sebagai berikut:
% Pemilikan
(Langsung
dan Tidak Tempat
Anak Perusahaan Langsung) Kedudukan Bidang Usaha Utama/Produk
PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood 100,00 Samarinda Pengusahaan hutan dan industri
pengolahan kayu
PT Tunggal Agathis Indah Wood
Industries 100,00 Ternate Pengusahaan hutan dan industri
pengolahan kayu
PT Mangole Timber Producers 100,00 Ambon Pengusahaan hutan dan industri
pengolahan kayu (Catatan 3)
PT Binajaya Rodakarya 100,00 Banjarmasin Lem (perekat)
PT Wiranusa Trisatrya 100,00 Ambon Lem (perekat) (Catatan 3)
PT Griya Idola 1)
99,99 Jakarta Pembangunan, pemilikan
dan pengelolaan gedung perkantoran (properti)
PT Rimba Equator Permai 2)
60,00 Pontianak Hutan tanaman industri
(REP)
PT Anangga Pundinusa 3)
60,00 Jakarta Hutan tanaman industri
(AP)
PT Kirana Cakrawala 4) 60,00 Ternate Hutan tanaman industri
(KC)
PT Kalpika Wanatama 1) 2)
60,00 Ambon Hutan tanaman industri
(KW)
1)
dimiliki secara tidak langsung oleh Perusahaan melalui PT Mangole Timber Producers.
2)
sedang dalam tahap pengembangan.
3)
sedang dalam tahap pengembangan dan dimiliki secara tidak langsung oleh Perusahaan melalui PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood.
4)
sedang dalam tahap pengembangan dan dimiliki secara tidak langsung oleh Perusahaan melalui PT Tunggal Agathis Indah Wood Industries.
Untuk periode 2001, akun-akun REP, AP, KC dan KW dicatat dengan metode ekuitas. Dan untuk periode 2002, akun-akun entitas tersebut termasuk dalam laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
- 10 -
Saldo akun dan transaksi-transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasikan telah dieliminasi. Selisih lebih antara biaya perolehan penyertaan saham dan bagian atas nilai aktiva bersih anak perusahaan (disajikan sebagai bagian dari Aktiva Tidak Lancar Lainnya) diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 10-20 tahun. Manajemen berpendapat bahwa alasan utama pengamortisasian goodwill selama 10-20 tahun tersebut adalah karena pada umumnya anak perusahaan tersebut mempunyai prestasi usaha yang cukup baik dan telah menjalankan usahanya selama 1 sampai 2 dekade.
Penyertaan saham Perusahaan dan anak perusahaan dengan persentase pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas (equity method). Dengan metode ini, penyertaan dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan ditambah/dikurangi dengan bagian atas laba atau rugi bersih dan dikurangi dividen yang diterima dari perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan. Bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan amortisasi atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dan proporsi pemilikan Perusahaan dan anak perusahaan atas nilai aktiva bersih perusahaan asosiasi pada tanggal perolehan. Bagian atas laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Dolar AS, yaitu PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper, dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata, yaitu Rp 9.732 dan Rp 10.494 per US$ 1, masing-masing untuk periode 2002 dan 2001.
Penyertaan saham yang dimiliki kurang dari 20% baik langsung maupun tidak langsung disajikan sebesar biaya perolehan (cost method).
c. Setara Kas
Deposito berjangka dan penempatan jangka pendek lainnya yang jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak terbatas penggunaannya disajikan sebagai “Setara Kas”. Deposito yang dijaminkan disajikan sebagai bagian “Aktiva Tidak Lancar” (lihat Catatan 9).
d. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Syarat-syarat dan sifat-sifat dari masing-masing transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan pada Catatan 5.
e. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun masing-masing debitur pada akhir tahun.
f. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan harga perolehan dengan menggunakan metode masuk pertama, keluar pertama untuk barang jadi, suku cadang dan bahan pembantu, serta metode rata-rata bergerak untuk persediaan lainnya. Penyisihan dilakukan, jika ada, untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersih.
g. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya yang bersangkutan.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
h. Hutan Tanaman Industri dalam Pengembangan
Biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan Hutan Tanaman Industri (HTI) dalam pengembangan, kecuali beban umum dan administrasi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut, dikapitalisasi dan ditangguhkan pembebanannya sampai saat HTI yang bersangkutan menghasilkan.
i. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, kecuali aktiva tertentu yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan terutama dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20
Mesin, peralatan dan alat-alat berat 15 Perabotan dan peralatan kantor 5
Kendaraan 5 – 15
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, seluruh beban dan biaya insidentil yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan tanah, seperti biaya legal, pengukuran - pematokan - pemetaan ulang, notaris dan pajak terkait ditangguhkan dan disajikan terpisah dari harga perolehan tanah/hak atas tanah. Biaya ditangguhkan atas perolehan hak atas tanah tersebut, yang disajikan sebagai bagian “Aktiva Tidak Lancar Lainnya” dalam neraca konsolidasi, diamortisasi sesuai masa berlakunya hak atas tanah terkait dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, sesuai dengan PSAK No. 47, tanah tidak disusutkan/diamortisasi kecuali dalam suatu kondisi yang ditentukan.
Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dalam akun “Aktiva Tetap”. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. Selanjutnya, PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aktiva” mengharuskan nilai aktiva ditelaah kembali atas kemungkinan penurunan pada nilai aktiva yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan.
Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan, sedangkan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi pada periode yang bersangkutan.
j. Sewa Guna Usaha
Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi (capital lease) apabila memenuhi seluruh kriteria kapitalisasi yang disyaratkan (disajikan sebagai bagian dalam “Aktiva Tetap”). Jika salah satu kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha dengan hak opsi dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa ditambah nilai sisa yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode yang sama dengan yang diterapkan pada aktiva tetap pemilikan langsung.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
- 12 -
k . Biaya Pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengelolaan hak pengusahaan hutan (HPH) yang memiliki manfaat jangka panjang ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa umur masing-masing HPH yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
l. Biaya Emisi Obligasi
Sesuai Kep-06/PM/2000, efektif 1 Januari 2000, saldo biaya emisi efek obligasi disajikan sebagai pengurang langsung atas hasil emisi obligasi yang bersangkutan.
m. Biaya Perluasan Usaha
Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penambahan kapasitas produksi kayu lapis (disajikan sebagai bagian dalam “Aktiva Tidak Lancar Lainnya”) dikapitalisasi dan diamortisasi selama sisa umur masing-masing biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
n. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada laba rugi periode berjalan.
Laba atau rugi kurs yang timbul dari kontrak swap dikredit atau dibebankan pada usaha periode berjalan.
Pada tanggal 30 Juni 2002 dan 2001, nilai tukar yang digunakan adalah Rp 8.730 dan Rp 11.440 per US$ 1.
o. Taksiran Pajak Penghasilan
Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan” yang mengharuskan perhitungan pengaruh pajak atas pemulihan aktiva dan penyelesaian kewajiban pada nilai tercatatnya, dan pengakuan serta pengukuran atas aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk pengaruh pajak yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang atas kejadian-kejadian yang diakui pada laporan keuangan konsolidasi, termasuk rugi fiskal dari periode-periode sebelumnya yang dapat dikompensasikan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 29/1996 tanggal 18 April 1996, penghasilan atas persewaan bangunan dari anak perusahaan yang bergerak dalam bidang properti dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final dengan tarif 6% dari jumlah bruto harga sewa. Dan berdasarkan PP No. 5/2002 tarifnya diubah menjadi 10% sejak tanggal 23 Maret 2002.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan ekspor pada umumnya diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal sedangkan untuk penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Pendapatan sewa dan jasa yang diperoleh anak perusahaan diakui berdasarkan metode akrual sesuai dengan masa sewa, sedangkan pendapatan sewa dan jasa yang diterima di muka namun belum jatuh tempo dikelompokkan sebagai pendapatan yang ditangguhkan dan disajikan dalam “Hutang Lain-lain dan Uang Muka yang Diterima” di neraca konsolidasi. Beban diakui saat beban tersebut terjadi.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
q. Kesejahteraan Karyawan
Efektif sejak tahun 2001, Perusahaan dan anak perusahaan telah mencatat penyisihan atas estimasi kewajiban untuk uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian karyawan sehubungan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-150/Men/2000 mengenai “Penyelesaian Pemutusan Hubungan kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan”. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja tersebut, perusahaan diharuskan untuk membayar uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kepada karyawan apabila persyaratan yang ditentukan pada keputusan tersebut dipenuhi. Biaya jasa lalu diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan. Penyisihan tersebut, yang meliputi biaya jasa kini dan amortisasi biaya jasa lalu. Jumlah kewajiban yang diestimasi (terdiri dari biaya jasa lalu dan biaya jasa kini) setelah dikurangi jumlah yang tidak diamortisasi atas biaya jasa lalu yang ditangguhkan disajikan sebagai “Akrual atas Estimasi Pesangon, Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian - Bersih” pada neraca konsolidasi.
r. Laba (Rugi) Per Saham
Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba Per Saham”, laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan (1.400.000.000 saham).
3. KLAIM ASURANSI
Bencana gempa bumi di Pulau Mangole, Maluku yang terjadi pada tahun 1998 telah mengakibatkan sarana produksi dari industri pengolahan kayu dan perekat masing-masing milik PT Mangole Timber Producers (MTP) dan PT Wiranusa Trisatrya (WT), anak perusahaan, mengalami kerusakan sehingga produksi pengolahan kayu dan perekat milik anak perusahaan tersebut terganggu secara keseluruhan sejak saat tersebut. Sarana produksi, berupa aktiva tetap dan persediaan milik anak perusahaan tersebut telah diasuransikan terhadap risiko bencana alam kepada PT Asuransi Raksa Pratikara serta direasuransi kepada pihak pertanggungan asuransi internasional, dengan jumlah nilai pertanggungan seluruhnya sebesar US$ 123.971.400. Anak perusahaan tersebut telah mengajukan klaim kepada pihak asuransi dengan jumlah pokok kotor sekitar US$ 96 juta, di luar beban penyelamatan (emergency cost) dan konsultan. Pada bulan Agustus 2000, MTP dan WT, melalui konsultan hukumnya, telah menyampaikan Pemberitahuan Arbitrase kepada pihak asuransi. Dan atas klaim ini pihak asuransi telah melakukan pembayaran sementara di muka sebesar US$ 15 juta (atau ekuivalen dengan Rp 124.599.548.500), yang disajikan sebagai bagian dari Hutang Lain-lain dan Uang Muka yang Diterima dalam Kewajiban Lancar di neraca konsolidasi tahun 2001. Nilai buku aktiva tetap yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi tersebut, disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Tidak Lancar” dalam neraca konsolidasi tahun 2001. Berdasarkan keputusan arbitrase pada bulan November 2001, PT Asuransi Raksa Pratikara setuju untuk membayar klaim asuransi kepada WT sebesar US$ 4 juta, setelah dikurangi dengan pembayaran sementara di muka yang telah diterima dari pihak asuransi dan klaim tersebut diterima oleh WT secara cicilan pada bulan Januari dan Maret 2002. Selanjutnya, pada bulan April 2002, pihak asuransi juga setuju untuk membayar klaim asuransi kepada MTP sebesar US$ 24 juta, setelah dikurangi dengan pembayaran sementara di muka yang telah diterima dari pihak asuransi dan klaim tersebut diterima oleh MTP secara cicilan pada bulan April dan Mei 2002. Hasil klaim asuransi tersebut setelah diperhitungkan dengan nilai buku aktiva tetap yang rusak akibat gempa dicatat sebagai bagian dari “Pendapatan Lain-lain” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. Dan pembangunan pabrik di mangole direncanakan dari hasil klaim asuransi yang tersedia.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
- 14 -
4. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari:
2002 2001 Kas Rp 3.529.037.934 Rp 3.806.748.505 Bank Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) 4.512.662.242 10.690.120.758 PT Bank Central Asia Tbk. 2.227.007.761 1.268.872.241 PT Bank Niaga Tbk. 21.855.537 8.688.520.054 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) 46.911.590 277.973.756 Dolar AS
PT Bank Mandiri (Persero) 21.426.935.911 10.877.746.013 PT Bank Central Asia Tbk. 24.764.330.759 4.706.509.473 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) 311.162.284 813.534.349
Jumlah Kas di Bank 53.310.866.084 37.323.276.644
Setara Kas
Deposito berjangka: Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) 6.172.558.750 3.702.205.050 PT Bank Central Asia Tbk. 5.000.000.000 1.000.000.000 PT Bank Danamon Indonesia - 500.000.000 Dolar AS
PT Bank Mandiri (Persero) 1.385.029.803 6.204.598.400
Jumlah Setara Kas 12.557.588.553 11.406.803.450
Jumlah Kas dan Setara Kas Rp 69.397.492.571 Rp 52.536.828.599
Tingkat bunga rata-rata deposito berjangka Rupiah berkisar antara 13,00% - 16,00% per tahun dan 11% - 15,76% per tahun, masing-masing untuk periode 2002 dan 2001, serta berkisar antara 3,00% - 4,25% per tahun dan 3,5% - 6,84% per tahun masing-masing untuk periode 2002 dan 2001 untuk deposito berjangka dalam mata uang Dolar AS.
5. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi keuangan dan dagang dengan beberapa perusahaan tertentu yang mempunyai hubungan istimewa, terutama pembelian kayu bulat, mesin, suku cadang dan bahan pembantu yang umumnya dilaksanakan dalam kisaran tingkat harga dan bunga seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
Saldo piutang dan hutang hubungan istimewa pada tanggal neraca adalah sebagai berikut: 2002 2001
Piutang
PT Tunggal Setia Pratama Rp 276.487.885.048 Rp 359.317.254.056 PT Barito Pacific Lumber Company 119.915.438.306 141.480.705.266 PT Musi Hutan Persada 73.628.739.260 134.930.407.535 PT Delta Mustika 59.105.966.873 72.759.693.471 PT Aya Yayang Indonesia 33.928.174.598 27.730.139.032 PT Barito Nusantara Indah 28.718.137.053 26.434.895.321 PT Sangkulirang Bhakti 25.710.961.742 31.396.870.165 PT Bhakti Barito Agratama Persada 25.547.153.204 30.636.034.111 PT Enim Musi Lestari 21.958.556.722 21.967.556.722 PT Vista Kencana Lestari 5.171.643.288 5.171.643.288 PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper 2.964.816.089 3.714.714.189 Barito Timber (Pte.) Ltd., Singapura 2.621.118.279 2.282.953.602 PT Persada Permata Mulia 1.220.080.000 1.220.080.000 PT Kalpika Wanatama - 16.018.220.220 PT Anangga Pundinusa - 15.160.571.674 PT Rimba Equator Permai - 5.028.638.778 PT Kirana Cakrawala - 1.488.803.845 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) 721.986.221 7.933.513.645
Jumlah Rp 677.700.656.683 Rp 904.672.694.920
Piutang subordinasi
PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
(lihat Catatan 9) Rp 850.156.636.770 Rp 184.359.100.640
Hutang
PT Barito Kencanamahardika Rp 22.818.107.598 Rp 22.852.357.598 PT Sinar Pacific Shipping 4.044.373.074 6.722.511.551 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) 1.045.940.724 1.615.530.625
Jumlah Rp 27.908.421.396 Rp 31.190.399.774
Sifat hubungan Perusahaan dan anak perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah di bawah pengendalian/pemilikan yang sama dan/atau memiliki karyawan kunci yang sama dengan Perusahaan dan anak perusahaan.
6. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari:
2002 2001 Kayu olahan:
Kayu lapis Rp 146.434.307.810 Rp 169.013.522.503 Kayu gergajian/woodworking 51.796.284.141 38.345.919.543 Particle board dan laminating board 5.433.555.748 3.737.356.304
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
- 16 - 2002 2001 Kayu bulat Rp 98.381.270.101 Rp 149.847.969.680 Perekat (lem) 4.626.178.465 5.681.831.970 Barang dalam proses 59.246.644.447 81.183.707.804 Bahan baku, suku cadang dan bahan pembantu 92.691.375.058 94.721.919.272 Barang dalam perjalanan 15.673.522.428 19.746.037.866
Jumlah Rp 474.283.138.198 Rp 562.278.264.942
Persediaan tersebut di atas digunakan sebagai jaminan dengan pemindahan secara fidusier hak atas harta sehubungan dengan fasilitas pinjaman yang diperoleh (lihat Catatan 11). Persediaan tersebut telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko lainnya, termasuk huru hara. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.
7. PENYERTAAN SAHAM
Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut:
2002
Akumulasi Bagian
atas Laba (Rugi)
Persentase Bersih Perusahaan
Pemilikan Biaya Perolehan Asosiasi - Bersih *) Nilai Tercatat
Metode Ekuitas
PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper 40,19% Rp 326.639.743.908 Rp 167.402.455.919 Rp 494.042.199.827 PT Barito Kencanamahardika 51,00 11.857.034.000 1.833.885.441 13.690.919.441 PT Budi Barito Pacificrealty 50,00 7.275.000.000 - 7.275.000.000 PT Enim Musi Lestari 40,00 8.000.000.000 ( 8.000.000.000 ) - Lain-lain (masing-masing
di bawah Rp 2 miliar) - 7.784.000.000 3.272.066.577 11.056.066.577
Metode Biaya Perolehan
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 9,53% 44.675.000.000 30.415.511.285 75.090.511.285 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) - 1.828.700.000 - 1.828.700.000 Jumlah Rp 408.059.477.908 Rp 194.923.919.222 Rp 602.983.397.130 2001 Akumulasi Bagian
atas Laba (Rugi)
Persentase Bersih Perusahaan
Pemilikan Biaya Perolehan Asosiasi - Bersih *) Nilai Tercatat
Metode Ekuitas
PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper 40,19% Rp 326.639.743.908 Rp 551.864.772.031 Rp 878.504.515.939 PT Barito Kencanamahardika 51,00 11.857.034.000 2.055.581.139 13.912.615.139 PT Budi Barito Pacificrealty 50,00 7.275.000.000 - 7.275.000.000 PT Kirana Cakrawala 60,00 8.759.760.000 ( 2.985.900.669 ) 5.773.859.331 PT Kalpika Wanatama 60,00 6.510.000.000 ( 1.296.011.221 ) 5.213.988.779 PT Anangga Pundinusa 60,00 6.414.000.000 ( 6.414.000.000 ) - PT Rimba Equator Permai 60,00 4.380.732.945 ( 4.380.732.945 ) - PT Enim Musi Lestari 40,00 8.000.000.000 ( 8.000.000.000 ) - Lain-lain (masing-masing
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
2001
Akumulasi Bagian
atas Laba (Rugi)
Persentase Bersih Perusahaan
Pemilikan Biaya Perolehan Asosiasi - Bersih *) Nilai Tercatat
Metode Biaya Perolehan
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 9,53% Rp 44.675.000.000 Rp 30.415.511.285 Rp 75.090.511.285 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) - 1.828.700.000 - 1.828.700.000 Jumlah Rp 434.123.970.853 Rp 563.370.017.036 Rp 997.493.987.889
*) Termasuk pengaruh dilusi
Kegiatan usaha utama perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
Perusahaan Kegiatan Usaha Utama
PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper Pulp dan kertas
PT Barito Kencanamahardika Industri pengolahan kayu PT Budi Barito Pacificrealty Properti
PT Kirana Cakrawala Hutan tanaman industri PT Kalpika Wanatama Hutan tanaman industri PT Anangga Pundinusa Hutan tanaman industri PT Rimba Equator Permai Hutan tanaman industri
PT Enim Musi Lestari Induk perusahaan hutan tanaman industri
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk Pengusahaan hutan dan industri pengolahan kayu
Nilai tercatat penyertaan saham Perusahaan dalam PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper (TEL) sudah termasuk pengaruh dilusi kepemilikan saham Perusahaan dalam TEL. Pada tahun 1998 terjadi dilusi kepemilikan saham Perusahaan dari 57% menjadi 48,1% yang disebabkan oleh penambahan setoran modal yang dilakukan oleh salah satu pemegang saham TEL. Namun hal tersebut juga telah menyebabkan terjadinya peningkatan nilai tercatat penyertaan saham Perusahaan tersebut sebesar Rp 776.136.598.311, yang disebabkan karena bagian Perusahaan atas nilai peningkatan ekuitas lebih besar dari efek dilusi. Pada tahun 1999, kepemilikan saham Perusahaan dalam TEL mengalami dilusi menjadi 40,19% akibat peningkatan modal saham pemegang saham lainnya dalam TEL dan selanjutnya akan menjadi 40% sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk menyerahkan sebagian sahamnya kepada pemegang saham lainnya dalam TEL sebesar 35.231 saham. Sampai saat ini, transaksi tersebut secara administrasi masih dalam proses penyelesaian. Dilusi menjadi 40,19% tersebut menyebabkan penurunan nilai penyertaan saham Perusahaan dalam TEL sebesar Rp 152.121.482.155. Perubahan nilai penyertaan tersebut disajikan dalam bagian Defisiensi Modal sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Afiliasi”. Sebagai pembiayaan atas proyek pulp dan kertas, yang telah memulai kegiatan operasinya secara komersial pada bulan Juni 2000, TEL memperoleh pinjaman dari sindikasi kreditur luar negeri, dimana pada tanggal 30 Juni 2002 dan 2001 jumlah pinjaman yang diperoleh TEL untuk pembiayaan proyek tersebut masing-masing adalah sekitar US$ 697 juta dan US$ 816 juta. Sehubungan dengan pembiayaan proyek pulp dan kertas TEL tersebut, penyertaan saham Perusahaan dalam TEL dan PT Enim Musi Lestari (EML), termasuk saldo piutang Perusahaan yang timbul dengan EML dan PT Musi Hutan Persada (lihat Catatan 5), dijadikan sebagai jaminan. Selanjutnya, sehubungan dengan pembangunan dan pengoperasian pabrik pulp dan kertas, TEL juga mempunyai Perjanjian Pengangkutan Pulp (Pulp Transportation Agreement) dengan PT Wiradaya Lintas Sukses (WLS), perusahaan afiliasi, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin WLS dalam perjanjian antara TEL dengan WLS tersebut. Disamping itu,
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
- 18 -
Perusahaan bersama-sama dengan pemegang saham TEL lainnya juga telah menandatangani Perjanjian Pemegang Saham (Shareholders’ Support Agreement), yang antara lain mensyaratkan pemegang saham TEL, termasuk Perusahaan, sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamnya, untuk memberikan fasilitas pendukung kelebihan biaya (Cost Overrun Support Facility) sebesar US$ 50 juta selama periode konstruksi dan pendukung kekurangan kas (Cash Deficiency Support) sejumlah US$ 150 juta selama periode operasi komersial sampai dilakukan pelunasan seluruh pinjaman TEL. Sehubungan dengan perjanjian tersebut, deposito milik Perusahaaan (lihat Catatan 9) telah dijaminkan untuk tujuan tersebut.
Nilai tercatat penyertaan saham pada PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SLJ) adalah termasuk penurunan bersih nilai penyertaan saham Perusahaan sebesar Rp 41.052.424.565 akibat dilusi pemilikan Perusahaan sehubungan dengan penawaran umum perdana dan penawaran umum terbatas I saham SLJ masing-masing pada tahun 1999 dan 1998. Perubahan tersebut disajikan dalam bagian Ekuitas (Defisiensi Modal) sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Afiliasi”.
Penyertaan saham pada perusahaan lainnya dengan persentase pemilikan lebih dari 50% tidak dikonsolidasikan karena jumlahnya tidak material terhadap laporan keuangan konsolidasi.
8. AKTIVA TETAP Aktiva tetap terdiri atas:
2002 2001
Akitva tetap Rp 1.286.288.366.719 Rp 1.244.520.932.448 Aktiva dalam pembangunan 28.538.934.469 8.954.968.021
Jumlah harga perolehan 1.294.827.301.188 1.253.475.900.469 Akumulasi penyusutan 857.186.182.898 775.914.741.696
Nilai buku Rp 437.641.118.290 Rp 477.561.158.773
Aktiva tetap tersebut, kecuali hak atas tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko lainnya, termasuk huru hara, denan nilai pertanggungan secara keseluruhan sekitar US$ 271,9 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Selanjutnya, kegiatan operasional pengolahan kayu di Perusahaan dan beberapa anak perusahaan, yaitu PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood dan PT Tunggal Agathis Indah Wood Industries telah diasuransikan terhadap risiko gangguan kegiatan usaha (“business interruption”) dengan nilai pertanggungan US$ 28,4 juta.
Sertifikat kepemilikan beberapa hak atas tanah dari anak perusahaan tertentu sedang dalam proses penyelesaian untuk dipindahkan menjadi nama anak perusahaan tersebut.
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki Hak Guna Bangunan (HGB) untuk jangka waktu rata-rata 20-30 tahun. Pada tanggal 30 Juni 2002, HGB Perusahaan masih memiliki masa manfaat rata-rata selama 20-25 tahun, sedangkan HGB anak perusahaan rata-rata selama 10-15 tahun.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
9. DEPOSITO YANG DIJAMINKAN
Akun ini terdiri dari deposito yang dijaminkan yang ditempatkan di:
2002 2001 PT Bank Mandiri (Persero)
(US$ 16.776.650 pada tahun 2002
dan US$ 98.044.694 pada tahun 2001) Rp 146.640.158.952 Rp 1.121.631.303.479 Skandinaviska Enskilda Banken AB
(publ) (US$ 5.677.125 pada tahun 2002
dan US$ 5.578.399 pada tahun 2001) 49.561.300.638 63.816.887.878
Jumlah Rp 196.021.459.590 Rp 1.185.448.191.357
Tingkat bunga deposito tersebut berkisar antara 1,15% - 5,33% per tahun dan 3,21% - 6,84% per tahun, masing-masing untuk periode 2002 dan 2001. Deposito tersebut digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan proyek PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper, perusahaan asosiasi (lihat Catatan 7). Selanjutnya, pada tanggal 14 Maret 1997, Perusahaan bersama-sama dengan pemegang saham TEL lainnya telah menandatangani Perjanjian Pinjaman Subordinasi (Subordinated Facility Agreement), dimana sampai dengan tahun 2002, Perusahaan telah mencairkan deposito yang `ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) sebesar US$ 97.383.349 dan jumlah tersebut diberikan sebagai pinjaman subordinasi kepada TEL, sesuai dengan proporsi kepemilikan saham Perusahaan di TEL (lihat Catatan 5). Pinjaman subordinasi tersebut dibebani bunga berkisar antara 4,98% sampai 7,34% per tahun pada tahun 2002 dan 2001 (lihat Catatan 5).
10. BIAYA PENGELOLAAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN Akun ini terdiri dari:
2002 2001 Nilai perolehan Rp 75.348.746.017 Rp 75.832.381.740 Akumulasi amortisasi ( 60.681.483.131 ) ( 59.419.408.134 ) Bersih Rp 14.667.262.886 Rp 16.412.973.606
Akun ini terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan, antara lain, untuk biaya foto udara, pembuatan jalan hutan, analisa dampak lingkungan, studi evaluasi lingkungan dan biaya survei.
11. PINJAMAN
Perincian pinjaman adalah sebagai berikut:
2002 2001 Pinjaman Jangka Pendek
Dolar AS
Credit Suisse First Boston (US$ 85.000.000) Rp 742.050.000.000 Rp 972.400.000.000 PT Gani Aset Manajemen
(US$ 66.282.070,79) 578.650.413.567 -
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
- 20 -
2002 2001
ING Bank N.V. (sebagai Agen)
(US$ 60.000.000) Rp 523.800.000.000 Rp 686.400.000.000 PT Makindo Securities (sebagai Agen)
(US$ 38.500.000) 336.105.000.000 440.440.000.000 Lehman Brothers (US$ 16.853.732,76) 164.593.086.994 215.686.702.774 PT Asia Kapitalindo Securities
(sebagai Agen) (US$ 15.079.892,44) 131.647.461.001 172.513.969.514 Morgan Stanley (US$ 3.000.000) 26.190.000.000 34.320.000.000 Credit Lyonnais (US$ 50.000.000) - 572.000.000.000 PT Bank Credit Lyonnais Indonesia
(US$ 16.282.979,79) - 186.277.288.798
Jumlah Rp 2.503.035.961.562 Rp 3.280.037.961.086
Pinjaman Jangka Panjang Dolar AS
Marubeni Europe plc 611.100.000.000 800.800.000.000 PT Bank Mandiri (Persero) 192.060.000.000 251.680.000.000 803.160.000.000 1.052.480.000.000 Rupiah
Hutang Obligasi PT Barito Pacific
Timber Tbk I Tahun 1997 400.000.000.000 400.000.000.000 Saldo biaya emisi obligasi - bersih ( - ) ( 2.661.983.449 )
Bersih 400.000.000.000 397.338.016.551 Pinjaman dana reboisasi 37.939.057.153 - Jumlah 437.939.057.153 397.338.016.551 Jumlah 1.241.099.057.153 1.449.818.016.551 Dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun ( 1.226.755.011.768 ) ( 1.449.818.016.551 )
Bagian jangka panjang Rp 14.344.045.385 Rp -
Pada tanggal 3 Oktober 1997, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman (bridging loan facility) dengan Credit Suisse First Boston sebesar US$ 85.000.000. Pinjaman tersebut dibebani bunga per tahun sebesar 10% untuk tahun 2002 dan 2001. Perusahaan tidak memenuhi persyaratan dalam perjanjian pinjaman, termasuk persyaratan pembayaran yang dapat menyebabkan kewajiban tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu. Pinjaman tersebut telah jatuh tempo pada tanggal 6 Februari 1998, dan telah diperpanjang secara periodik, dengan perpanjangan terakhir secara bulanan sampai dengan tanggal 3 Mei 2002.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
Pada tanggal 14 Oktober 1997, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman (bridging loan facility) dengan ING Bank N.V.(ING), sebagai agen, dengan jumlah sebesar US$ 60.000.000, yang dibebani tingkat bunga per tahun berkisar antara 13,7% sampai 14,8% untuk tahun 2002 dan 2001. Pinjaman tersebut telah jatuh tempo pada tanggal 14 Oktober 1998, serta dijamin dengan sebagian saham Perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham mayoritas. Perusahaan tidak memenuhi persyaratan pembayaran pinjaman tersebut, yang menyebabkan pinjaman tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu. Selanjutnya, pada tahun 2000, Perusahaan telah menerima permintaan pembayaran segera (Notice of Demand of Payment) dari ING atas pinjaman tersebut.
Pada tanggal 28 Agustus 1997, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman (bridging loan facility) dengan Credit Lyonnais, Singapura (CL) sebesar US$ 50.000.000, yang dibebani tingkat bunga per tahun sebesar 10% untuk tahun 2002 dan 2001. Pinjaman tersebut telah jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 1998, Perusahaan tidak memenuhi persyaratan pembayaran serta persyaratan lainnya dalam perjanjian pinjaman, yang menyebabkan pinjaman tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu, dimana pada bulan Februari 2001 Perusahaan telah menerima permintaan pembayaran segera (demand of payment) dari CL atas pinjaman tersebut. Pada bulan Mei 2002, Perusahaan telah menerima pemberitahuan dari CL yang menyatakan bahwa CL telah memberikan haknya atas pinjaman kepada Perusahaan kepada PT Gani Aset Manajemen efektif bulan Mei 2002.
Pada bulan Oktober 1997, Perusahaan menerbitkan Surat Berharga melalui PT Makindo Securities (Makindo), sebagai agen, sebesar US$ 35.000.000, yang telah jatuh tempo pada tanggal 6 Februari 1998. Pada bulan Maret 1998, Perusahaan telah membayar sebagian dari Surat Berharga ini sebesar US$ 1.066.374,80. Pada tahun 1999, saldo Surat Berharga tersebut dipindahkan kepemilikannya kepada PT Asia Kapitalindo Securities (sebagai agen) dan Lehman Brothers, masing-masing sebesar US$ 15.079.892,44 dan US$ 18.853.732,76. Surat Berharga tersebut, yang terakhir telah diperpanjang hingga tanggal 31 Desember 1999, dibebani bunga 5% sampai 6% per tahun.
Pada tanggal 23 Desember 1997, Perusahaan juga menerbitkan Surat Berharga melalui Makindo sebesar US$ 38.500.000, yang telah jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 1998. Surat Berharga tersebut dibebani dengan tingkat bunga 15% per tahun untuk tahun 2002 dan 2001. Perusahaan tidak memenuhi persyaratan pembayaran, dimana pada bulan April 1998, Perusahaan telah menerima surat pernyataan default dari pemegang Surat Berharga, yang menyebabkan kewajiban tersebut dapat dimintakan pembayarannya sewaktu-waktu. Selanjutnya, pada tanggal 12 Maret 2001 Perusahaan telah menerima surat permintaan pembayaran segera (Demand of Payment) dari pemegang promes.
Pinjaman dalam mata uang Dolar AS dari PT Bank Credit Lyonnais Indonesia (BCLI) yang diperoleh anak perusahaan, yaitu PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood dan PT Mangole Timber Producers, dengan jumlah keseluruhan sebesar US$ 16.282.979,79, dijamin dengan jaminan Perusahaan. Pada bulan Februari 2001, anak perusahaan tersebut telah menerima surat permintaan pembayaran segera (Demand Letter) dari BCLI. Pada bulan November 2001, anak perusahaan tersebut telah menerima secara tertulis pemberitahuan dari BCLI yang menyatakan bahwa BCLI telah memberikan haknya atas pinjaman kepada PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood dan PT Mangole Timber Producers kepada PT Gani Aset Manajemen efektif bulan November 2001. Pinjaman ini dibebani bunga rata-rata 10% per tahun pada tahun 2002 dan 2001.
Pada bulan Desember 1997, Perusahaan menerbitkan Surat Sanggup kepada PT Asia Kapitalindo Finance (sebagai agen) sebesar US$ 3.000.000, yang telah jatuh tempo pada tanggal 17 Februari 1998. Surat Sanggup ini, yang kemudian dipindahkan kepemilikannya ke Morgan Stanley, dibebani bunga rata-rata 5% per tahun dan terakhir diperpanjang hingga tanggal 31 Desember 1999.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
- 22 -
Pada tanggal 3 September 1997, Perusahaan juga menandatangani perjanjian pinjaman (bridging loan facility) dengan Marubeni Europe plc, dengan jumlah fasilitas pinjaman sebesar US$ 70.000.000, yang dibebani tingkat bunga per tahun yang tercatat sekitar 4% di atas LIBOR. Sebagian fasilitas pinjaman tersebut, yaitu sebesar US$ 20.000.000, telah jatuh tempo pada tanggal 12 Desember 1997, namun telah diperpanjang sampai dengan tanggal 11 Juni 1999, sedangkan sisanya, yaitu sebesar US$ 50.000.000, telah jatuh tempo pada tanggal 13 September 1999. Perjanjian kredit tersebut juga menyebutkan adanya batasan-batasan seperti yang umumnya terdapat dalam suatu perjanjian kredit.
Perusahaan telah gagal memenuhi kewajiban yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman-pinjaman sebagaimana dikemukakan sebelumnya, termasuk kewajiban pembayaran bunga yang telah jatuh tempo, sehingga kreditur tertentu telah menerbitkan surat permintaan pembayaran segera (Notice of Demand of Payment). Perusahaan masih dalam proses melakukan negosiasi syarat-syarat dan kondisi pinjaman dengan para kreditur, termasuk mengenai restrukturisasi atas pembayaran pokok pinjaman beserta bunganya dan sampai dengan tanggal laporan auditor independen, masih belum terdapat syarat-syarat yang pasti yang telah disepakati untuk penyelesaian seluruh kewajiban tersebut.
Pada bulan November 1997, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero) sebesar US$ 22.000.000. Fasilitas kredit tersebut telah jatuh tempo pada bulan November 1998 dan selanjutnya telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 November 2000. Sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman tersebut, Perusahaan telah menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja Dalam Valuta Asing dengan PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 27 September 2000, yang antara lain menyetujui perpanjangan jangka waktu pinjaman sejak tanggal 1 Desember 1999 sampai dengan tanggal 31 Desember 2006, dengan masa pembayaran kembali pokok pinjaman secara enam bulanan dimulai sejak tanggal 31 Juli 2003 serta dikenakan tingkat bunga mengambang per tahun sebesar 10% yang dibayar secara bulanan sejak tanggal 1 April 2000. Jaminan untuk fasilitas kredit tersebut meliputi jaminan secara paripasu atas persediaan, piutang dan aktiva tetap milik pihak hubungan istimewa. Dalam perjanjian kredit tersebut juga disetujui penjadwalan kembali tunggakan bunga serta penghapusan tunggakan bunga sejumlah US$ 2.336.236,83 atau sekitar Rp 18,6 miliar (dicatat sebagai bagian Penghasilan (Beban) Lain-lain dalam laporan laba rugi konsolidasi). Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan tidak diperkenankan antara lain, untuk melakukan merger, akuisisi dengan perusahaan lain, membagikan dividen dan menjual aktiva yang dijaminkan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Mandiri (Persero). Perusahaan juga diwajibkan untuk menjaga rasio-rasio keuangan tertentu sesuai ketentuan dalam perjanjian pinjaman. Selanjutnya pada tanggal 15 Desember 2000, Perusahaan menandatangani adendum I perubahan perjanjian kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero), dimana jangka waktu kredit ditetapkan adalah selama satu tahun hingga tanggal 30 November 2001, dan dengan suku bunga kredit sebesar 9,4% per tahun. Pada tanggal 18 Januari 2002, Perusahaan menandatangani adendum II perubahan perjanjian kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero), dimana jangka waktu kredit yang telah jatuh tempo pada tanggal 30 November 2001 diperpanjang sampai dengan tanggal 25 November 2002, dan dengan suku bunga kredit sebesar 8,05% per tahun. Setelah berakhirnya jangka waktu kredit tersebut, maka syarat-syarat pinjaman akan kembali didasarkan pada perjanjian pinjaman tertanggal 27 September 2000, sebagaimana diuraikan sebelumnya.
Beban yang timbul sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman dibebankan langsung dalam operasi berjalan dan disajikan sebagai bagian “Pendapatan (Beban) Lain-lain” dalam laporan laba rugi konsolidasi.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
Pinjaman dana reboisasi merupakan pinjaman yang diperoleh anak perusahaan, yaitu REP, AP, KC dan KW dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia yang berasal dari dana reboisasi (DR) dan disalurkan melalui PT Bank Mandiri (Persero) untuk membiayai pengembangan hutan tanaman industri anak perusahaan tersebut. Perjanjian pinjaman dana reboisasi tersebut juga menyebutkan adanya batasan-batasan seperti yang umumnya terdapat dalam suatu perjanjian kredit. Pinjaman DR dengan bunga 0 (nol) persen di atas yang diperoleh oleh REP, AP, KC dan KW, terhutang dalam angsuran setengah tahunan dan jatuh tempo pada berbagai tanggal dari tahun 2001 sampai dengan 2009. Pinjaman ini dijamin dengan alat berat, mesin, persediaan dan piutang anak perusahaan tersebut dan dijamin dengan jaminan perusahaan oleh Perusahaan dan anak perusahaan tertentu.
Pada tahun 2001, KC dan KW belum dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pinjaman DR yang telah jatuh tempo. Sehubungan dengan hal tersebut, anak perusahaan telah menyampaikan usulan restrukturisasi pinjaman DR tersebut kepada Departemen Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia dan belum mendapatkan persetujuan dari instansi terkait secara formal. Sesuai dengan perjanjian pinjaman, kegagalan dalam memenuhi persyaratan pinjaman tersebut dapat mengakibatkan pinjaman DR jangka panjang milik anak perusahaan, sekitar Rp 23.595.011.768 pada tanggal 30 Juni 2002, sewaktu-waktu dapat dimintakan pembayarannya sekaligus oleh pihak pemberi pinjaman tanpa memperhatikan jadwal angsuran yang telah disepakati sebelumnya dan oleh karena itu seluruh pinjaman DR tersebut diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.
Pada tanggal 25 Juni 1997, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM dengan Surat Pemberitahuan No. S-1428/PM/1997 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi PT Barito Pacific Timber Tbk I Tahun 1997. Obligasi tersebut dicatatkan di Bursa Efek Surabaya pada tanggal 21 Juli 1997 dengan nilai nominal sebesar Rp 400.000.000.000 dan akan jatuh tempo pada tanggal 10 Juli 2002, serta dibebani tingkat bunga tetap sebesar 15% per tahun yang dibayarkan setiap 6 (enam) bulan sekali, yaitu setiap tanggal 10 Januari dan 10 Juli. Wali amanat sehubungan dengan penawaran umum obligasi Perusahaan tersebut adalah PT Bank Niaga Tbk. Dalam perjanjian perwaliamanatan tersebut juga diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Perusahaan sebelum dilunasinya jumlah pokok obligasi antara lain, mengurangi modal yang ditempatkan dan disetor kecuali dengan izin tertulis dari wali amanat, menggabungkan diri ke dalam perusahaan lain dan menerbitkan obligasi atau instrumen lain yang sejenis, serta kewajiban untuk menjaga rasio keuangan penting tertentu. Sehubungan dengan restrukturisasi atas hutang tersebut, dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) Perusahaan yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2000 telah disetujui usulan restrukturisasi atas hutang obligasi Perusahaan, dimana jangka waktu hutang obligasi tersebut diperpanjang hingga tanggal 10 Januari 2007, dan sejak tanggal 10 Juli 2000 tingkat bunga per tahun yang akan dibayarkan secara enam bulanan adalah sebesar 15% untuk bunga ke 1 - 5, sebesar 15,5% untuk bunga ke 6 dan 7, sebesar 16% untuk bunga ke 8 dan 9, sebesar 16,5% untuk bunga ke 10 dan 11, sebesar 17% untuk bunga ke 12 dan 13 serta sebesar 17,5% untuk bunga ke 14. RUPO tersebut juga menyetujui pembentukan sinking fund dari cash sweep yang tidak dijadwalkan, dimana pemegang obligasi berhak untuk meminta pelunasan obligasi lebih dini (opsi) apabila setiap waktu nilai sinking fund telah mencapai 25% dari saldo obligasi yang beredar. Selanjutnya, pada bulan Januari 2001 Perusahaan gagal memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam restrukturisasi tersebut, yaitu dalam pemenuhan kewajiban pembayaran bunga obligasi yang jatuh tempo, dimana hal tersebut dapat mengakibatkan hutang obligasi tersebut menjadi jatuh tempo seketika sehingga harus diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar pada tanggal neraca.
PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2002 Dan 2001
(Dalam Rupiah)
- 24 -
Dalam RUPO Perusahaan yang diadakan pada tanggal 19 Februari 2001 telah diputuskan untuk menolak penjelasan/pertanggungjawaban Perusahaan terhadap kelalaian pembayaran bunga obligasi ke 7 yang telah jatuh tempo tanggal 10 Januari 2001, yaitu sejumlah Rp 30 miliar. RUPO tersebut juga memberikan kuasa dan wewenang kepada wali amanat untuk menyatakan bahwa seluruh jumlah hutang pokok obligasi beserta bunga, denda serta biaya-biaya terkait lainnya jatuh tempo sekaligus dan harus dibayar secara seketika, menunjuk kuasa hukum untuk memberikan somasi terhadap Perusahaan dan melakukan arbitrase dan mengajukan tuntutan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) atau Pengadilan Niaga atau Pengadilan Perdata apabila Perusahaan tidak memenuhi/melaksanakan keputusan agenda RUPO, antara lain memenuhi jadwal pembayaran cicilan atas bunga obligasi yang telah jatuh tempo tersebut, dengan cicilan pertama pada tanggal 28 Februari 2001. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 2 April 2001 Perusahaan telah menerima surat somasi dari wali amanat, melalui kuasa hukumnya, untuk membayar secara seketika dan sekaligus hutang pokok obligasi beserta bunga dan denda terkait. Selanjutnya, para pemegang obligasi dalam RUPO yang diadakan pada tanggal 27 Juni 2001 telah memutuskan antara lain bahwa pembayaran bunga obligasi ke 7 yang telah jatuh tempo tersebut dibayar dengan pembayaran cicilan pada tanggal 28 Juni 2001 dan 10 Juli 2001, dan denda terkait yang dibebani bunga rata-rata sebesar 16,5% per tahun harus dibayar pada tanggal 15 Oktober 2001. Sementara bunga obligasi ke 8 dan denda terkait yang dibebani bunga rata-rata sebesar 16,5% per tahun harus dibayar selambat-lambatnya pada tanggal 10 Januari 2002. Para pemegang obligasi juga memberikan kuasa dan wewenang yang sama kepada wali amanat yang telah disetujui dalam RUPO tanggal 19 Februari 2001, apabila Perusahaan tidak memenuhi/melaksanakan keputusan agenda RUPO di atas.
Perusahaan telah membayar bunga obligasi ke 7 berikut dengan dendanya sejumlah Rp 33 miliar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan di dalam RUPO tanggal 27 Juni 2001. Bunga obligasi ke 9 jatuh tempo pada tanggal 10 Januari 2002. Pada tanggal 4 Januari 2002, Perusahaan menyatakan kepada wali amanat selaku kuasa pemegang obligasi bahwa Perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran bunga obligasi ke 8 yang jatuh tempo pada tanggal 10 Januari 2002. Hal yang sama juga dinyatakan dalam acara dengar pendapat dengan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 18 Januari 2002. Perusahaan juga tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran bunga obligasi ke 9 yang jatuh tempo pada tanggal 10 Januari 2002. Pada tanggal 8 dan 11 Januari 2002, Perusahaan menerima surat somasi dari wali amanat melalui kuasa hukumnya, untuk membayar secara seketika dan sekaligus hutang pokok obligasi beserta bunga, denda dan biaya-biaya terkait. Selanjutnya pada tanggal 29 Januari 2002, wali amanat melalui kuasa hukumnya, mengajukan permohonan gugatan pailit kepada Perusahaan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dan pada tanggal 27 Februari 2002, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan untuk menolak permohonan gugatan pailit tersebut. Wali amanat melalui kuasa hukumnya, mengajukan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung atas keputusan penolakan tersebut melalui Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 6 Maret 2002. Pada tanggal 4 April 2002, Mahkamah Agung mengeluarkan keputusan resmi yang menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh wali amanat tersebut. Pada tanggal 2 Mei 2002, wali amanat melalui kuasa hukumnya, mengajukan peninjauan kembali mengenai keputusan penolakan tersebut kepada Mahkamah Agung dan pada tanggal 30 Mei 2002, Mahkamah Agung telah mengeluarkan keputusan resmi yang menolak peninjauan kembali yang diajukan oleh wali amanat tersebut. Berdasarkan faktor-faktor diatas, Bursa Efek Jakarta juga telah menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham Perusahaan di pasar reguler pada tanggal 4 Februari 2002 sampai dengan tanggal 25 Juni 2002.