• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT BARITO PACIFIC Tbk (d/h PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk) DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT BARITO PACIFIC Tbk (d/h PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk) DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PT BARITO PACIFIC Tbk

(d/h PT BARITO PACIFIC TIMBER Tbk)

DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

(2)

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 serta untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut

Neraca Konsolidasi 2

Laporan Laba Rugi Konsolidasi 4

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 5

Laporan Arus Kas Konsolidasi 6

(3)
(4)
(5)

Catatan 2008 2007

Rp Juta Rp Juta

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 3f,4 2.515.941 340.056

Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 3h,5

sebesar Rp 12.878 juta tahun 2008 dan Rp 17.089 juta tahun 2007

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 3d,35 - 3.505

Pihak ketiga 1.243.507 42.379

Piutang lain-lain kepada pihak ketiga 30.302 3.594

Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar

Rp 9.648 juta tahun 2008 dan Rp 11.048 juta tahun 2007 3i,6 2.624.159 98.668

Uang muka 64.703 40.255

Biaya dibayar dimuka 3j 42.808 7.541

Pajak dibayar dimuka 3u,7 776.376 13

Jumlah Aset Lancar 7.297.796 536.011

ASET TIDAK LANCAR

Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar

Rp 1.698 juta tahun 2007 3d,3h,8,35 - 683.740

Aset pajak tangguhan - bersih 3u,31 8.023 18.283

Investasi saham 3g,9 274.888 108.194

Hutan tanaman industri - bersih 3k,10 86.444 88.626

Hutan tanaman industri dalam pengembangan 3k,10 17 17.956

Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 11.607 juta tahun 2008 dan Rp 11.401 juta

tahun 2007 3l,11 8.150 9.061

Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar

Rp 7.359.442 juta tahun 2008 dan Rp 703.765 juta tahun 2007 3m,12 10.760.590 215.794

Biaya pengelolaan hak pengusahaan hutan - bersih 3n,13 3.514 4.362

Goodwill - bersih 3b,33 1.624.169

-Instrumen keuangan derivatif 3v,34 3.179

-Lain-lain - bersih 3m,3o,14 89.986 9.845

Jumlah Aset Tidak Lancar 12.858.960 1.155.861

JUMLAH ASET 20.156.756 1.691.872

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(6)

Catatan 2008 2007

Rp Juta Rp Juta

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR

Hutang bank 15 415.125

-Hutang usaha 16

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 3d,35 886

-Pihak ketiga 2.240.625 47.016

Hutang lain-lain dan uang muka yang diterima 3t 246.823 77.534

Biaya yang masih harus dibayar 17 179.822 125.248

Hutang pajak 3u,18 52.186 38.991

Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Hutang jangka panjang kepada pihak ketiga 19 499.836 206.304

Kewajiban pembayaran dimasa depan atas pinjaman yang

direstrukturisasi 3q,19 82.459

-Jumlah Kewajiban Lancar 3.717.762 495.093

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Instrumen keuangan derivatif 3v,34 35.216

-Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Hutang jangka panjang 19

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 1.660.500

-Pihak ketiga 2.133.271 16.003

Kewajiban pembayaran dimasa depan atas pinjaman yang

direstrukturisasi 3q,19 58.901 22.548

Obligasi konversi 20 27.126 26.624

Kewajiban pajak tangguhan - bersih 3u,31 1.108.766 12.442

Kewajiban imbalan pasca kerja 3p,21 76.857 20.277

Estimasi biaya pembongkaran aset tetap 3m 9.579

-Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 5.110.216 97.894

HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN 3b,22 2.488.520 2

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham Modal dasar - 27.900.000.000 saham tahun 2008 dan

4.000.000.000 saham tahun 2007

Modal ditempatkan dan disetor - 6.979.892.784 saham tahun 2008

dan 2.617.459.794 saham tahun 2007 1c,23 6.979.893 2.617.460

Tambahan modal disetor - bersih 3s,24 5.908.786 1.124.529

Selisih penilaian kembali aset tetap 2a,3m - 944

Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi 3g,9 (41.052) (41.052)

Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 3b,3r,33 (946.766)

-Laba yang belum direalisasi dari pemilikan efek 3g,9 15.368

-Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 3c (108.719)

-Defisit

Ditentukan penggunaannya 40.000 40.000

Tidak ditentukan penggunaannya (3.007.252) (2.642.998)

Jumlah Ekuitas 8.840.258 1.098.883

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20.156.756 1.691.872

(7)

Catatan 2008 2007

Rp Juta Rp Juta

PENDAPATAN BERSIH 3d,3t,25,35 8.527.645 217.874

BEBAN POKOK PENJUALAN 3t,26 8.656.804 168.384

LABA (RUGI) KOTOR (129.159) 49.490

BEBAN USAHA 3t,27

Penjualan 76.754 3.990

Umum dan administrasi 222.736 44.489

Jumlah Beban Usaha 299.490 48.479

LABA (RUGI) USAHA (428.649) 1.011

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 3t

Penghasilan bunga 3d,28 10.801 32.820

Keuntungan kurs mata uang asing - bersih 3c 8.279 582

Beban keuangan 29 (88.307) (7.349)

Lain-lain - bersih 30 (45.013) 10.397

Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih (114.240) 36.450

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK (542.889) 37.461

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 3u,31

Pajak kini (1.380) (2.684)

Pajak tangguhan 86.034 2.251

Manfaat (beban) pajak - Bersih 84.654 (433)

LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS ATAS RUGI

BERSIH ANAK PERUSAHAAN (458.235) 37.028

HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN 3b,22 85.532

-LABA (RUGI) BERSIH (372.703) 37.028

LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 3w,32 (53) 14

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(8)

transaksi Selisih kurs

Selisih perubahan Selisih transaksi karena

Tambahan penilaian ekuitas restrukturisasi Laba yang belum penjabaran

modal kembali perusahaan entitas direalisasi dari laporan Ditentukan Tidak ditentukan

Catatan Modal disetor disetor - bersih aset tetap asosiasi sepengendali pemilikan efek keuangan penggunaannya penggunaannya Jumlah ekuitas

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

Saldo per 1 Januari 2007 2.617.460 1.124.529 944 (41.052) - - - 40.000 (2.680.026) 1.061.855

Laba bersih periode berjalan - - - 37.028 37.028

Saldo per 30 Juni 2007 2.617.460 1.124.529 944 (41.052) - - - 40.000 (2.642.998) 1.098.883

Saldo per 1 Januari 2008 6.979.893 5.908.786 944 (41.052) (933.251) - - 40.000 (2.635.493) 9.319.827

Laba yang belum direalisasi

dari pemilikan efek 3g,9 - - - 15.368 - - - 15.368

Selisih kurs karena penjabaran

laporan keuangan 3b,3c - - - (108.719) - - (108.719)

Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali 3r,33 - - - - (13.515) - - - - (13.515)

Reklasifikasi selisih penilaian kembali aset tetap akibat penerapan PSAK

No. 16 (Revisi 2007) 2a,3m - - (944) - - - 944

-Rugi bersih periode berjalan - - - (372.703) (372.703)

Saldo per 30 Juni 2008 6.979.893 5.908.786 - (41.052) (946.766) 15.368 (108.719) 40.000 (3.007.252) 8.840.258

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(9)

2008 2007

Rp Juta Rp Juta

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 8.673.954 180.631

Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (8.312.223) (181.235)

Kas dihasilkan dari (digunakan untuk) operasi 361.731 (604)

Pembayaran beban bunga (95.266) (6.981)

Pembayaran pajak penghasilan (1.332) (497)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 265.133 (8.082)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penambahan investasi saham (112.500)

-Penerimaan bunga 10.801 3.684

Hasil penjualan aset tetap 9.060

-Perolehan aset tetap (52.852) (4.628)

Perolehan properti investasi (35) (64)

Perolehan anak perusahaan (Catatan 33) (568.883)

-Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (714.409) (1.008)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan (pembayaran) hutang bank - bersih 104.298 (1.726)

Piutang dan hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa - bersih 1.682 (6.281)

Penerimaan hutang jangka panjang - bersih 1.823.131

-Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan 1.929.111 (8.007)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 1.479.835 (17.097)

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 1.036.106 357.153

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 2.515.941 340.056

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(10)

1. UMUM

a. Pendirian Dan Informasi Umum

PT Barito Pacific Tbk (d/h PT Barito Pacific Timber Tbk) (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 berdasarkan akta Notaris Kartini Muljadi, SH No. 8 tanggal 4 April 1979 dengan nama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan. Anggaran dasar Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. J.A.5/195/8 tanggal 23 Juli 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84, Tambahan No. 24 tanggal 19 Oktober 1979. Berdasarkan akta notaris Benny Kristianto S.H No. 33 tanggal 29 Agustus 2007, Perusahaan melakukan perubahan nama menjadi PT Barito Pacific Tbk. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 19 tanggal 12 Desember 2007 dari Benny Kristianto S.H., notaris di Jakarta mengenai perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-07834 HT.01.04-TH.2007 tanggal 28 Desember 2007.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1983. Perusahaan berdomisili di Banjarmasin dengan pabrik berlokasi di Jelapat, Banjarmasin. Kantor di Jakarta beralamat di Wisma Barito Pacific, Jl. Letjen S. Parman Kav. 62-63 Jakarta.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan, industri, properti dan perdagangan. Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan sebanyak 2.272 karyawan dan 2.322 karyawan pada tahun 2008 dan 2007.

Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris 30 Juni 2008 30 Juni 2007

Komisaris Utama Prajogo Pangestu Prajogo Pangestu

Komisaris Harlina Tjandinegara Harlina Tjandinegara

F.X Soedibyo F.X Soedibyo

Antonius B. S. Hudyana

Komisaris Independen Didi Achdijat Didi Achdijat

Didi Andries

Dewan Direksi

Direktur Utama Loeki Sundjaja Putera Antonius B. S. Hudyana

Wakil Direktur Utama Agus Salim Pangestu Agus Salim Pangestu

Direktur Salwati Agustina Salwati Agustina

Simon Nurgiri Simansjah Simon Nurgiri Simansjah

Henky Susanto Henky Susanto

Komite Audit

Ketua Didi Achdijat Didi Achdijat

Anggota Gandhi Gandhi

Tatang Sajuti Tatang Sajuti

Jumlah remunerasi bruto untuk anggota komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebesar Rp 6 miliar dan Rp 4,6 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2008 dan 2007.

(11)

b. Anak Perusahaan

Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham anak perusahaan, dan/atau memiliki pengendalian atas manajemen anak perusahaan berikut ini:

Jumlah Aset Tahun Operasi sebelum eliminasi

Domisili Komersial 30 Juni 2008

2008 2007 Rp Juta

Petrokimia

PT Chandra Asri ("CA") Jakarta 1995 12.303.375

Pemilikan:

Langsung 62,76

-Tidak langsung melalui MG, anak perusahaan 7,24

-PT Styrindo Mono Indonesia ("SMI") Jakarta 1993 2.420.975

Pemilikan tidak langsung melalui CA,

anak perusahaan 69,99

-PT Tri Polyta Indonesia Tbk ("TPI") Jakarta 1993 2.703.137

Pemilikan langsung 75,95

-Pengusahaan hutan dan industri pengolahan kayu

PT Tunggal Agathis Indah Wood Industries Ternate 1986 137.560

("TAIW I") Pemilikan:

Langsung 99,99 99,99

Tidak langsung melalui MTP, anak perusahaan 0,01 0,01

PT Mangole Timber Producers ("MTP") Ambon 1983 239.022

Pemilikan:

Langsung 99,99 99,99

Tidak langsung melalui TAIW I, anak perusahaan 0,01 0,01

PT Barito Kencanamahardika ("BKM") * Jakarta Tahap pengembangan 45.876

Pemilikan langsung 51,00 51,00

Hutan tanaman industri

PT Kirana Cakrawala ("KC") Ternate 2003 25.828

Pemilikan tidak langsung melalui TAIW I,

anak perusahaan 60,00 60,00

PT Kalpika W anatama ("KW") Ambon 2003 38.096

Pemilikan tidak langsung melalui MTP,

anak perusahaan 60,00 60,00

PT Rimba Equator Permai ("REP") Pontianak Tahap pengembangan 502

Pemilikan langsung 60,00 60,00

Lem (perekat)

PT Binajaya Rodakarya ("BJRK") Banjarmasin 1992 150.085

Pemilikan:

Langsung 99,97 99,97

Tidak langsung melalui WT, anak perusahaan 0,03 0,03

PT W iranusa Trisatrya ("W T") Ambon 1991 186.185

Pemilikan:

Langsung 99,98 99,98

Tidak langsung melalui BJRK, anak perusahaan 0,02 0,02 Properti

PT Griya Idola ('GI") Jakarta 1991 73.801

Pemilikan langsung 99,99 99,99

PT W iradaya Lintas Sukses ("WLS") * Jakarta 1998 9.681

Pemilikan langsung 98,00 98,00

Perkebunan**)

PT Agropratama Subur Lestari ("ASL") * Jakarta Tahap pengembangan

-Pemilikan langsung 60,00 60,00

PT W ahanaguna Margapratama ("WM") * Jakarta Tahap pengembangan

-Pemilikan langsung 60,00 60,00

Lain-lain

Marigold Resources Pte. Ltd. ("MG") Singapura 2005 157.215

Pemilikan langsung 100,00

-PT Tri Polyta Finance BV ("TPIBV") Belanda Tidak beroperasi

Pemilikan tidak langsung melalui secara komersial 11.058

TPI, anak perusahaan 75,95

-Persentase Pemilikan/

Anak Perusahaan (%)

* Tidak dikonsolidasi (Catatan 9).

** Tidak diaudit

Perusahaan membeli 75,95% saham milik PT Tri Polyta Indonesia Tbk yang efektif terjadi pada tanggal 27 Juni 2008 (Catatan 33).

(12)

Perusahaan membeli 70% saham milik PT Chandra Asri yang efektif terjadi pada tanggal 13 Desember 2007 (Catatan 33).

c. Penawaran Umum Efek Perusahaan dan Anak Perusahaan Perusahaan

Perusahaan telah mendapatkan pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Surat No. S-1319/PM/1993 pada tanggal 11 Agustus 1993 untuk melakukan penawaran umum atas 85.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp 7.200 per saham. Pada bulan Oktober 1994, Perusahaan menerbitkan saham bonus sebanyak 1 saham untuk setiap 1 saham yang dimiliki melalui kapitalisasi agio saham dengan jumlah keseluruhan 700.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Selanjutnya, pada bulan Desember 2002, Januari dan Agustus 2003, Perusahaan telah mencatatkan tambahan masing-masing 1.177.988.116 saham, 35.524.510 saham dan 3.947.168 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman Perusahaan.

Pada tanggal 14 Nopember 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan Suratnya No. S-5268/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 4.362.432.990 saham.

Pada tanggal 30 Juni 2008, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 6.979.892.784 lembar saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

Anak Perusahaan

Pada tanggal 25 Juli 1994, PT Tri Polyta Indonesia Tbk (TPI), anak perusahaan, melakukan penawaran umum atas 6.500.000 American Depository Shares (ADS), yang mewakili 65.000.000 saham TPI kepada pemodal asing dan dilaksanakan di luar Indonesia. Satu ADS mewakili 10 lembar saham biasa dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per lembar saham dan ditawarkan dengan harga US$ 21 per ADS. Sehubungan dengan penawaran umum ADS tersebut, TPI memberikan hak opsi kepada penjamin emisi, yang sepenuhnya telah digunakan, sehingga seluruh jumlah ADS menjadi 7.475.000 atau setara dengan 74.750.000 lembar saham. ADS tersebut tercatat di National Association of Securities Dealer Automated Quotation (NASDAQ). Pada tanggal 14 Maret 1996, pencatatan ADS Perusahaan dipindahkan dari NASDAQ ke New York Stock Exchange (NYSE).

Pada tanggal 6 Mei 1996, para pemegang saham pendiri TPI menjual sebagian sahamnya dengan harga Rp 2.840 per lembar, berdasarkan harga ADS Perusahaan di NYSE pada tanggal 3 Mei 1996 sebesar US$ 12.125 (US$ 1 = Rp 2.343), kepada 400 karyawan. Setiap karyawan membeli paling sedikit 500 lembar saham yang jumlah seluruhnya adalah 200.000 lembar saham.

Perdagangan saham TPI di NYSE telah dihentikan sejak tanggal 23 Maret 2000.

TPI memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan surat No. S-977/PM/1996 tanggal 14 Juni 1996 untuk melakukan pencatatan pada Bursa Efek Jakarta atas seluruh sahamnya, yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sejumlah 257.500.000 lembar dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar. Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta ini dihentikan mulai tanggal

3 Pebruari 2003. Pada tanggal 22 Mei 2008 TPI melakukan pencatatan kembali (relisting) atas

seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 728.401.000 lembar dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar di Bursa Efek Indonesia.

Pada tanggal 30 Juni 2008, seluruh saham TPI atau sejumlah 728.401.000 lembar saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

(13)

d. Informasi Mengenai Hak Pengusahaan Hutan

Pada tanggal 30 Juni 2008, luas areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) milik Perusahaan dan anak perusahaan yang belum berakhir masa konsesinya adalah 445.296 hektar, sedangkan luas areal hutan yang belum dikelola selama sisa manfaat HPH (virgin forest) adalah 217.285 hektar. Sesuai catatan Perusahaan dan anak perusahaan, rincian luas areal HPH tersebut adalah sebagai berikut:

Masa Sisa masa Hutan

No. dan Tanggal SK HPH Lokasi Luas HPH HPH primer

Hektar Tahun Hektar

Perusahaan:

W ilayah Banjarmasin Unit HPH II Kalimantan Tengah 4 tahun

SK No. 818/Kpts-II/1992 dan

19 Agustus 1992 64.000 20 1 bulan 39.337

Anak Perusahaan: - PT Tunggal Agathis

Indah Wood Industries (TAIWI):

Unit HPH II Maluku Utara 3 tahun

SK No. 394/Kpts-II/1992 dan

22 April 1992 (adendum) 42.300 20 10 bulan 26.234

Unit HPH III Gorontalo 3 tahun

SK No. 929/Kpts-II/1991 dan

17 Desember 1991 55.000 20 6 bulan 21.409

- PT Mangole Timber Producers (MTP):

Unit HPH I Maluku Utara 3 tahun

SK No. 192/Kpts-II/1998 dan

27 Pebruari 1998 46.066 *) 20 6 bulan 16.800

Unit HPH II Maluku 1 tahun

SK No. 599/Kpts-II/1990 dan

6 Oktober 1990 101.800 20 6 bulan 61.553

Unit HPH III Maluku Utara

SK No. 193/Kpts-II/1998

27 Pebruari 1998 69.530 20 1 tahun 17.386

Unit HPH V Maluku

SK No. 30/Kpts-II/1997 4 tahun

13 Januari 1997 dan

(Adendum) 66.600 20 6 bulan 34.566

Jumlah 445.296 217.285

*) Dalam proses penyerahan kembali kepada pemerintah.

Pada akhir tahun 2007, HPH milik TAIWI yaitu unit HPH I seluas 160.000 hektar telah habis masa berlakunya.

MTP telah mengajukan permohonan kepada Pemerintah untuk menyerahkan kembali areal HPH yang dimiliki yaitu unit HPH I dengan luas 46.066 hektar, untuk memenuhi kepentingan masyarakat atas lahan dalam areal HPH tersebut. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan auditor independen, penyerahan kembali areal HPH tersebut sedang dalam proses untuk mendapatkan surat persetujuan dari pihak yang berwenang.

(14)

2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU a. PSAK yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2008

PSAK 13 (Revisi 2007), Properti Investasi

Pada bulan Mei 2007, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) mengeluarkan standar akuntansi untuk properti investasi, yang menggantikan PSAK 13, Akuntansi untuk Investasi.

Standar ini mengatur perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan pengungkapan yang terkait, serta mengizinkan suatu entitas, setelah pengakuan awal, untuk memilih model biaya atau model nilai wajar dalam pengukuran properti investasi. Berdasarkan model nilai wajar, properti investasi diukur pada nilai wajar dan perubahan atas nilai wajar harus diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. Berdasarkan model biaya, properti investasi diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan (depreciated cost) dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, dan selain itu nilai wajar dari properti harus diungkapkan.

Standar ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008 dan mengatur beberapa ketentuan transisi.

Rincian atas akun pada laporan keuangan tahun 2007 setelah dan sebelum reklasifikasi akun sehubungan dengan pernyataan PSAK No.13 (Revisi 2007) adalah sebagai berikut:

Setelah Sebelum

reklasifikasi reklasifikasi

Rp Juta Rp Juta

Properti investasi - bersih 9.061

-Aset Tetap - bersih 215.794 224.855

2007

PSAK 16 (Revisi 2007), Aset Tetap

Pada bulan Mei 2007, DSAK mengeluarkan standar akuntansi untuk aset tetap, menggantikan PSAK 16, Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain dan PSAK 17, Akuntansi Penyusutan. PSAK 16 revisi antara lain mengharuskan pengakuan estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset sebagai bagian dari biaya perolehan aset yang bersangkutan, serta memperbolehkan penggunaan model Biaya atau model Revaluasi dalam pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal. Nilai residu dan estimasi umur manfaat setiap aset harus ditelaah (review) minimum setiap akhir tahun buku. Transaksi pertukaran aset tetap harus diukur pada nilai wajar, kecuali jika transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial.

Standar ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008.

Sebelum penerapan PSAK 16 (Revisi 2007), selisih penilaian aset tetap dikreditkan secara terpisah dalam akun ekuitas. Pada saat pertama kali penerapan standar ini, seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap tersebut harus direklasifikasi ke saldo laba. Perusahaan melakukan reklasifikasi seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp 944 juta ke saldo laba.

(15)

b. Pada tanggal pengesahan laporan keuangan konsolidasi, PSAK dibawah ini sudah ditetapkan tetapi belum efektif berlaku

PSAK 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan

Pada bulan Desember 2006, DSAK mengeluarkan PSAK 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan:

Penyajian dan Pengungkapan, menggantikan ketentuan penyajian dan pengungkapan yang diatur dalam PSAK 50 (1998), Akuntansi Investasi Efek Tertentu, dan PSAK 55 (Revisi 1999), Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai.

Tujuan standar revisi ini adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan. Standar ini berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. Prinsip-prinsip dalam standar ini melengkapi prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan

dalam PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

Standar ini diterapkan secara prospektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009.

Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar ini terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan.

PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

Pada bulan Desember 2006, DSAK mengeluarkan PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran.

Standar ini menetapkan prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan. Standar ini juga menetapkan pedoman untuk penghentian pengakuan; jika aset dan kewajiban keuangan dinilai pada nilai wajar, bagaimana menentukan nilai wajar dan mengevaluasi penurunan nilai; serta akuntansi lindung nilai.

Standar ini menggantikan ketentuan pengakuan dan pengukuran yang diatur dalam standar akuntansi tertentu yang telah diterbitkan sebelumnya.

Entitas harus menerapkan standar ini secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2009. Penerapan standar lebih dini diperkenankan.

Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar ini terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

(16)

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan dan anak perusahaan (Catatan 1b). Pengendalian ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasi perusahaan tersebut sehingga memperoleh manfaat dari aktivitas perusahaan tersebut. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara, kecuali pengendalian atas anak perusahaan tersebut bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dana ke Perusahaan.

Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan garis lurus selama 5 – 20 tahun. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proposional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan kewajiban non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun.

Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih. Hak minoritas akan disesuaikan untuk bagian minoritas dari perubahan ekuitas. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.

Hasil akuisisi atau penjualan anak perusahaan selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi. Akuisisi dalam rangka transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dengan cara yang sama dengan metode penyatuan kepemilikan.

Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.

Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.

c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali CA, SMI, MG dan TPIBV, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

Pembukuan CA, SMI, MG dan TPIBV, diselenggarakan dalam Dollar Amerika Serikat. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, aset dan kewajiban anak perusahaan pada tanggal neraca dijabarkan masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”.

(17)

d. Transaksi Hubungan Istimewa

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:

1) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2) perusahaan asosiasi;

3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);

4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

e. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

f. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

g. Investasi

Investasi efek yang nilai wajarnya tersedia

Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dicatat sebagai komponen ekuitas dan diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat laba atau rugi tersebut direalisasi.

Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.

(18)

Investasi pada perusahaan asosiasi

Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.

Penghasilan, aset dan kewajiban dari perusahaan asosiasi dicatat dalam laporan keuangan konsolidasi dengan mengunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat di neraca sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas aset bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian perusahaan asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika Perusahaan mempunyai kewajiban atau melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar kewajiban atau pembayaran tersebut.

Goodwill dari investasi pada perusahaan asosiasi diakui dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun. Amortisasi goodwill termasuk dalam bagian Perusahaan atas laba perusahaan asosiasi.

Investasi lainnya

Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi

Perubahan nilai investasi yang disebabkan terjadinya perubahan nilai ekuitas perusahaan asosiasi yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan perusahaan asosiasi diakui sebagai bagian dari ekuitas dengan akun Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.

h. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Piutang dinyatakan sebesar jumlah nominal setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu.

Penyisihan piutang ragu-ragu diestimasi berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

i. Persediaan

Persediaan Perusahaan dan anak perusahaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan, ditentukan dengan menggunakan metode masuk pertama, keluar pertama untuk barang jadi, suku cadang dan bahan pembantu, serta metode rata-rata bergerak untuk persediaan lainnya, kecuali persediaan CA, TPI dan SMI ditentukan dengan rata-rata tertimbang.

j. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

(19)

k. Hutan Tanaman Industri

Biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI), seperti penanaman, pemeliharaan, bunga pinjaman dana reboisasi, pembinaan dan pengamanan HTI dalam daur pertama, kecuali beban umum dan administrasi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut dikapitalisasi dan disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai “Hutan Tanaman Industri Dalam Pengembangan”. Pada saat areal HTI menghasilkan/siap ditebang, akumulasi biaya tersebut dipindahkan ke akun “Hutang Tanaman Industri” dan diamortisasi berdasarkan sisa masa manfaat hak pengusahaan HTI dengan menggunakan metode garis lurus. Beban bunga yang terjadi dari pinjaman dana reboisasi yang diperoleh untuk mendanai proyek HTI dikapitalisasi ke dalam “Hutan Tanaman Industri dalam pengembangan”. Kapitalisasi bunga dihentikan pada saat Hutan Tanaman Industri dalam pengembangan siap menghasilkan dan dipindahkan ke dalam akun “Hutan Tanaman Industri”.

l. Properti Investasi

Properti investasi yang merupakan tanah/atau bangunan yang dikelola untuk kepentingan disewakan untuk memperoleh pendapatan sewa jangka panjang dan/atau untuk apresiasi modal diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.

Properti investasi kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis properti investasi sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 20

Mesin dan peralatan listrik 4 – 8

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dikapitalisasi. Properti investasi yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok properti investasi berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan properti investasi tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing properti investasi yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

m. Aset Tetap – Pemilikan Langsung

Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Dengan penerapan PSAK 16 (Revisi 2007) Aset Tetap yang mulai efektif berlaku 1 Januari 2008, Perusahaan dan anak perusahaan diperbolehkan memilih antara model biaya dan revaluasi sebagai kebijakan akuntansi dan harus diterapkan secara konsisten terhadap seluruh aset tetap pada kategori yang sama. Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan model biaya sebagai kebijakan akuntansinya. Sehubungan dengan penerapan PSAK 16 (Revisi 2007) tersebut, saldo revaluasi yang berasal dari revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost), dan saldo atas keuntungan penilaian kembali dicatat secara terpisah dalam bagian ekuitas yang direklasifikasi kedalam saldo laba. PSAK 16 (revisi 2007) juga mengharuskan perusahaan untuk melakukan estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi asset. Kewajiban yang timbul atas estimasi tersebut dicatat sebagai “Estimasi biaya pembongkaran aset tetap”.

(20)

Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 5 - 30

Mesin, peralatan dan alat-alat berat 4 - 30

Peralatan pengangkutan 4 - 15

Perabot dan peralatan kantor 4 - 5

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aset tetap yang tidak digunakan disajikan sebagai aset lain-lain dan dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih.

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian penurunan nilai aset dan dibebankan sebagai kerugian tahun berjalan. Jika terjadi pemulihan kerugian penurunan nilai maka nilai tercatat aset yang telah diturunkan harus dinaikkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan kenaikan nilai tercatat aset tersebut tidak boleh melebihi nilai tercatat yang seharusnya diakui apabila pada tahun sebelumnya tidak ada pengakuan kerugian penurunan nilai aset. Pemulihan nilai tercatat tersebut diakui sebagai pemulihan penurunan nilai aset dan diakui sebagai keuntungan tahun berjalan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang, dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan

standar kinerja dikapitalisasi, dan biaya berkala untuk overhaul mesin dan peralatan yang

menyebabkan pembaharuan dan perbaikan secara signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

Seluruh beban yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, seperti biaya legal, pengukuran - pematokan - pemetaan ulang, notaris dan pajak terkait, ditangguhkan dan disajikan terpisah dari biaya perolehan tanah/hak atas tanah.

Biaya ditangguhkan atas perolehan hak atas tanah tersebut, yang disajikan sebagai bagian “Lain-lain – Bersih” dalam neraca konsolidasi, diamortisasi sesuai masa berlakunya hak atas tanah terkait yaitu antara 20 sampai 30 tahun dengan menggunakan metode garis lurus.

n. Biaya Pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan

Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengelolaan hak pengusahaan hutan (HPH) yang memiliki manfaat jangka panjang ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa umur masing-masing HPH yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.

o. Penurunan Nilai Aset

Nilai aset ditelaah atas kemungkinan penurunan nilai aset ke jumlah yang dapat diperoleh kembali yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan.

(21)

p. Imbalan Pasca Kerja

Program Pensiun Iuran Pasti dan Program Pesangon Plus

TPI menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti untuk seluruh karyawan tetap yang dikelola oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Iuran ini berasal dari 4% gaji pokok yang dibayarkan karyawan, sedangkan sisanya sebesar 7,5% dibayarkan oleh TPI. Sejak tahun 2005, TPI juga mengikuti Program Pesangon Plus yang dikelola oleh lembaga yang sama dengan cara pembayaran bulanan.

Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan dan anak perusahaan menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan anak perusahaan sehubungan dengan program imbalan pasca kerja ini.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi

keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung

apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban

dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca konsolidasi merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui

q. Restrukturisasi Hutang Bermasalah

Selisih lebih nilai tercatat pinjaman (termasuk bunga, denda yang berhubungan) di atas jumlah pembayaran kas atau pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru hutang dalam restrukturisasi hutang bermasalah langsung diakui sebagai keuntungan hasil restrukturisasi (setelah dikurangi dengan biaya terkait) yang disajikan sebagai pos luar biasa. Setelah restrukturisasi, jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dikurangkan dari nilai tercatat hutang dan tidak ada beban bunga yang diakui hingga jatuh tempo hutang tersebut.

Jika nilai tercatat pinjaman kurang dari jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru hutang dalam restrukturisasi hutang bermasalah maka tidak ada keuntungan ataupun kerugian hasil restrukturisasi yang diakui. Setelah restrukturisasi, beban bunga dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif konstan dikalikan dengan nilai tercatat hutang pada awal setiap periode sampai dengan jatuh temponya.

r. Selisih Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Selisih antara harga pengalihan yang timbul dari pengalihan aset, hutang, saham atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya dengan nilai buku transaksi dalam rangka restrukturisasi antara entitas sepengendali diakui sebagai “Selisih Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas.

s. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan.

t. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan lokal dan ekspor diakui pada saat barang diserahkan dan hak pemilikan berpindah kepada pelanggan. Pendapatan sewa dan jasa yang diperoleh anak perusahaan diakui berdasarkan metode akrual sesuai dengan masa sewa, sedangkan pendapatan sewa dan jasa yang diterima di muka namun belum jatuh tempo dikelompokkan sebagai pendapatan yang

(22)

u. Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan Tidak Final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan bersih di neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

Pajak Penghasilan Final

Atas penghasilan sewa, jasa pelayanan dan pemeliharaan yang dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui proposional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi konsolidasi diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau hutang pajak. Akun pajak penghasilan final dibayar dimuka disajikan terpisah dari hutang pajak penghasilan final.

Aset atau kewajiban yang timbul dan berhubungan dengan pajak penghasilan final tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.

v. Instrumen Keuangan Derivatif

Instrumen keuangan derivatif dinilai berdasarkan nilai wajar pada saat tanggal kontrak dibuat, dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajar pada tanggal laporan keuangan.

Instrumen keuangan derivatif ini digunakan untuk mengelola risiko yang berkaitan erat dengan fluktuasi mata uang asing. Tetapi akuntansi lindung nilai tidak diperlakukan karena identifikasi lindung nilai dan dokumentasi yang diperlukan sesuai dengan standar akuntansi belum dipenuhi. Dengan demikian, keuntungan atau kerugian dari instrumen derivatif tersebut diakui pada laporan laba rugi konsolidasi.

Anak perusahaan tidak menggunakan instrumen keuangan derivatif untuk tujuan spekulasi.

w. Laba (Rugi) Per Saham

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Laba (rugi) per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

x. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan adalah segmen usaha

(23)

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

4. KAS DAN SETARA KAS

2008 2007 Rp Juta Rp Juta Kas 3.788 984 Bank Rupiah Bank Mandiri 84.820 5.587 Bank DBS Indonesia 61.767

-Bank Danamon Indonesia 58.692

-Bank Central Asia 29.535 2

Standard Chartered Bank, Jakarta 15.469

-Lain-lain 4.260 1.669

Dolar Amerika Serikat

Bank DBS Indonesia 729.709

-Standard Chartered Bank, Jakarta 279.080

-Bank Central Asia 202.073 18

Bank Negara Indonesia 132.059

-Bank Danamon Indonesia 106.150

-Bank Pan Indonesia 58.229

-Bank Mandiri 39.102 7.588

Lain-lain 2.106 250

Yen Jepang

Standard Chartered Bank, Jakarta 14

-Euro Bank DBS Indonesia 140 -ING Bank 950 -Deposito berjangka Rupiah Bank DBS Indonesia 15.062 314.901

Dolar Amerika Serikat

UBS AG, Singapura 399.527

-Bank Central Asia 193.725

-Commerzbank (South East Asia) Ltd, Singapura 92.765

-Bank Mandiri 6.919 9.057

Jumlah 2.515.941 340.056

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun

Rupiah 5,25% - 6,25% 6,75% - 8,25%

(24)

5. PIUTANG USAHA

2008 2007

Rp Juta Rp Juta

a. Berdasarkan pelanggan

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

PT Jabar Utama Wood Industry - 5.842

PT Kampari Wood Industries - 1.098

Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) - 798

Jumlah - 7.738

Penyisihan piutang ragu-ragu - (4.233)

Bersih - 3.505

Pihak ketiga

Ekspor 124.639 12.671

Lokal 1.131.746 42.564

Jumlah 1.256.385 55.235

Penyisihan piutang ragu-ragu (12.878) (12.856)

Bersih 1.243.507 42.379

Jumlah Piutang Usaha - Bersih 1.243.507 45.884

b. Berdasarkan Umur

Belum jatuh tempo 711.636

-Sudah jatuh tempo

1 - 30 hari 507.432 23.895

31 - 60 hari 14.744

-61 - 90 hari 19.381 3.398

Lebih dari 90 hari 3.192 35.680

Jumlah 1.256.385 62.973

Penyisihan piutang ragu-ragu (12.878) (17.089)

Bersih 1.243.507 45.884

c. Berdasarkan Mata Uang

Rupiah 254.403 50.302

Dollar Amerika Serikat 1.001.982 12.671

Jumlah 1.256.385 62.973

Penyisihan piutang ragu-ragu (12.878) (17.089)

Bersih 1.243.507 45.884

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

Saldo awal periode 1.972 20.354

Saldo anak perusahaan yang dikonsolidasi tahun 2008 11.188

-Penambahan (pemulihan) selama periode berjalan 603 (3.265)

Penghapusan (885)

(25)

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut dan tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.

Piutang usaha tersebut di atas digunakan sebagai jaminan atas hutang jangka panjang (Catatan 19).

6. PERSEDIAAN

2008 2007

Rp Juta Rp Juta

Petrokimia

Barang jadi 683.602

-Barang dalam proses 86.867

-Bahan baku 1.350.217

-Suku cadang dan perlengkapan 446.257

-Kayu olahan dan pendukungnya

Barang jadi

Kayu lapis 4.031 20.431

Kayu gergaji/wood working 1.550 1.550

Particle board dan laminated board 281 69

Barang dalam proses 6.955 19.945

Bahan baku 15.118 5.923

Perekat 231 3.805

Bahan pembantu, suku cadang dan perlengkapan 33.804 42.206

Barang dalam perjalanan 4.894 15.787

Jumlah 2.633.807 109.716

Penyisihan penurunan nilai persediaan (9.648) (11.048)

Bersih 2.624.159 98.668

Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan:

Saldo awal periode 9.578 11.124

Penambahan (pemulihan) 200 (76)

Selisih kurs penjabaran mata uang asing (130)

-Saldo akhir periode 9.648 11.048

Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut adalah cukup. Persediaan digunakan sebagai jaminan atas hutang jangka panjang (Catatan 19).

Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar USD 520 juta pada tanggal 30 Juni 2008 dan USD 10 juta pada tanggal 30 Juni 2007.

(26)

7. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

2008 2007

Rp Juta Rp Juta

Pajak penghasilan

Pasal 28A (anak perusahaan) 249.407 13

Pajak pertambahan nilai - bersih 526.969

-Jumlah 776.376 13

8. PIUTANG KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

2007 Rp Juta

PT Barito Pacific Lumber 543.576

PT Tunggal Setia Pratama 140.164

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) 1.698

Jumlah 685.438

Penyisihan piutang ragu-ragu (1.698)

Bersih 683.740

Persentase jumlah piutang kepada hubungan istimewa terhadap jumlah aset konsolidasi 40,41%

Penyisihan putang ragu-ragu dilakukan atas piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang mengalami kesulitan keuangan akibat menurunnya kegiatan usaha pihak tersebut.

Saldo piutang ke PT Barito Pacific Lumber (BPL) terutama disebabkan oleh pengambilalihan hutang BPL yang dijamin oleh Perusahaan sejumlah USD 56.677.965, sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman Perusahaan pada tahun 2002. Berdasarkan perjanjian antara Perusahaan dan BPL jangka waktu pengembalian piutang tersebut selambat-lambatnya adalah 8 tahun sejak tanggal perjanjian, yang dapat diubah berdasarkan persetujuan kedua belah pihak, dan dikenakan bunga sebesar 8,00% per tahun.

Seluruh saldo piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 30 September 2007 digunakan untuk membayar akuisisi PT Chandra Asri (Catatan 33).

(27)

9. INVESTASI SAHAM

Akumulasi bagian Investasi dari

laba (rugi) bersih Laba (rugi) anak perusahaan

Persentase Biaya dan akumulasi yang belum yang telah Nilai

pemilikan perolehan amortisasi goodwill direalisasi dijual tercatat

% Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

Metode ekuitas

PT Redeco Petrolin Utama 34 55.478 (9.422) - - 46.056

Anak perusahaan yang tidak

dikonsolidasikan 51 - 98 14.001 12.451 - - 26.452 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 10 miliar) - 9.171 - - (8.671) 500 Metode biaya Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) - 2.728 - - - 2.728

Efek Tersedia Untuk Dijual

PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 3,61 44.675 26.609 (9.632) - 61.652

PT Gozco Plantation Tbk 10 112.500 - 25.000 - 137.500 Jumlah 238.553 29.638 15.368 (8.671) 274.888 2008 Perusahaan Akumulasi bagian laba (rugi) bersih

Persentase Biaya dan akumulasi Nilai

pemilikan perolehan amortisasi goodwill tercatat

% Rp Juta Rp Juta Rp Juta

Metode ekuitas

Anak perusahaan yang tidak dikonsolidasikan 51 - 98 14.001 11.161 25.162

Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 10 miliar) - 9.020 - 9.020

Metode biaya

PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 4,10 71.284 - 71.284

Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) - 2.728 - 2.728

Jumlah 97.033 11.161 108.194

2007

Perusahaan

PT Redeco Petrolin Utama berkedudukan di Jakarta dan bergerak dalam usaha penyewaan tanki. Kegiatan usaha utama anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tempat Tahun beroperasi

Kegiatan usaha utama kedudukan secara komersial

2008 2007

PT Barito Kencanamahardika (BKM) Industri pengolahan kayu Jakarta *) 46 46

PT W iradaya Lintas Sukses (W LS) Kontruksi dan pengangkutan Jakarta 1998 10 10

PT Agropratama Subur Lestari (ASL) Perkebunan Jakarta **) -

-PT W ahanaguna Margapratama (WM) Perkebunan Jakarta **) -

-*) Masih dalam tahap pengembangan

**) Perusahaan tidak aktif Perusahaan

Jumlah aset Rp Milliar

Penyertaan saham pada BKM, WLS, ASL dan WM walaupun memiliki persentase pemilikan lebih dari 50% tidak dikonsolidasikan karena jumlahnya tidak material terhadap laporan keuangan konsolidasi.

(28)

Bagian atas laba (rugi) bersih anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi dan perusahaan asosiasi untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

2008 2007

Rp Juta Rp Juta

Bagian laba (rugi) bersih:

PT Redeco Petrolin Utama 3.064

-PT Wiradaya Lintas Sukses 960 (2.381)

PT Barito Kencanamahardika - (5)

Jumlah 4.024 (2.386)

Nilai tercatat investasi saham pada PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SLJ), perusahaan yang berkedudukan di Kalimantan Timur dan bergerak di bidang pengusahaan hutan dan pengolahan kayu, telah diturunkan sebagai dampak perubahan ekuitas dari SLJ sebesar Rp 41.052 juta sehubungan dengan penawaran umum perdana pada tahun 1994, penawaran umum terbatas I pada tahun 1998,

konversi hutang ke dalam modal saham (Debt to Equity Swap) pada tahun 2005, penawaran umum

terbatas II kepada pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada tahun 2006, dan penerbitan saham baru yang berasal dari konversi Waran Seri I serta Penawaran Umum Terbatas II pada tahun 2007. Perusahaan memperoleh kompensasi sebesar Rp 3.806 juta dari investor lainnya karena Perusahaan tidak menggunakan haknya pada saat HMETD. Perubahan jumlah tercatat investasi saham Perusahaan dalam SLJ akibat dilusi pemilikan saham Perusahaan tersebut disajikan dalam bagian Ekuitas sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi”. Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 persentase pemilikan Perusahaan dalam SLJ masing-masing sebesar 3,61% dan 4,10%.

Pada tanggal 15 Mei 2008, Perusahaan melakukan investasi dalam bentuk saham PT Gozco Plantation Tbk sebanyak 500 juta lembar.

Pada tanggal 30 Juni 2008 harga per lembar saham PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dan PT Gozco Plantation Tbk masing-masing sebesar Rp 1.380 dan Rp 275.

10. HUTAN TANAMAN INDUSTRI DAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN Hutan Tanaman Industri (HTI)

Rincian mutasi jumlah tercatat HTI adalah sebagai berikut:

2008 2007 Rp Juta Rp Juta Biaya perolehan Saldo awal 100.623 100.604 Penambahan 283 19 Saldo akhir 100.906 100.623 Akumulasi amortisasi Saldo awal 13.600 11.225

Amortisasi tahun berjalan 862 772

Saldo akhir 14.462 11.997

Bersih 86.444 88.626

(29)

HTI dalam Pengembangan

Rincian mutasi saldo dari akumulasi biaya HTI dalam pengembangan, yang dikelompokkan menurut komponen kegiatan pembangunan HTI adalah sebagai berikut:

2008 2007

Rp Juta Rp Juta

Saldo awal periode 15.377 17.937

Penambahan:

Penyusutan (Catatan 12) 35

-Pembangunan sarana dan prasarana - 19

Jumlah penambahan tahun berjalan 35 19

Penghapusan (15.395)

-Saldo akhir periode 17 17.956

Areal HTI dalam pengembangan milik Perusahaan dan anak perusahaan terletak di Propinsi Maluku, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat dan Timur, dimana kegiatan HTI tersebut dikerjakan sendiri oleh Perusahaan dan anak perusahaan. HTI digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dana reboisasi yang diperoleh (Catatan 19).

Saldo akumulasi biaya HTI dalam pengembangan yang dihapus sebesar Rp 15.395 juta merupakan saldo atas HTI yang terletak di Pontianak dan Kendari. Penghapusan dilakukan karena dipertimbangkan tidak memberikan manfaat dimasa mendatang.

11. PROPERTI INVESTASI

1 Januari 30 Juni

2008 Penambahan Pengurangan 2008

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

Biaya perolehan:

Tanah 5.896 - - 5.896

Bangunan dan prasarana 8.522 - - 8.522

Mesin dan peralatan listrik 5.304 35 - 5.339

Jumlah 19.722 35 - 19.757

Akumulasi penyusutan:

Bangunan dan prasarana 7.221 213 - 7.434

Mesin dan peralatan listrik 4.084 89 - 4.173

Jumlah 11.305 302 - 11.607

(30)

1 Januari 30 Juni

2007 Penambahan Pengurangan 2007

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

Biaya perolehan:

Tanah 6.119 - - 6.119

Bangunan dan prasarana 8.845 - - 8.845

Mesin dan peralatan listrik 5.434 64 - 5.498

Jumlah 20.398 64 - 20.462

Akumulasi penyusutan:

Bangunan dan prasarana 7.052 221 - 7.273

Mesin dan peralatan listrik 4.020 108 - 4.128

Jumlah 11.072 329 - 11.401

Jumlah Tercatat 9.326 9.061

Beban penyusutan sebesar Rp 302 juta dan Rp 329 juta masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 dicatat pada beban usaha.

Nilai wajar properti investasi pada tanggal 30 Juni 2008 sebesar Rp 238.283 juta yang dinilai oleh PT Asian Appraisal Indonesia, Penilai Independen. Penilaian dilakukan berdasarkan metode biaya dan pendapatan.

12. ASET TETAP

Selisih kurs penjabaran

1 Januari mata uang 30 Juni

2008 asing Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2008

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

Biaya perolehan : Pengusahaan Hutan

Tanah 714 - - - - 714

Bangunan dan prasarana 52.055 - 280 - - 52.335

Mesin, peralatan dan alat-alat berat 75.567 - - - - 75.567

Peralatan pengangkutan 66.337 - 20 - - 66.357

Perabot dan peralatan kantor 1.987 - 1.218 - - 3.205

Jumlah 196.660 - 1.518 - - 198.178

Industri Pengolahan kayu dan Properti

Tanah 30.588 - - - - 30.588

Bangunan dan prasarana 130.450 - 90 - - 130.540

Mesin, peralatan dan alat-alat berat 509.931 - 89 2.305 (108) 507.607

Peralatan pengangkutan 28.508 - 122 92 - 28.538

Perabot dan peralatan kantor 16.716 - 147 - 108 16.971

Aset dalam penyelesaian

Bangunan dan prasarana - - 1.740 - - 1.740

Mesin, peralatan dan alat-alat berat 185 - 2 - - 187

(31)

Selisih kurs penjabaran

1 Januari mata uang 30 Juni

2008 asing Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2008

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

Petrokimia

Tanah 492.786 (9.724) 79.005 - - 562.067

Bangunan dan prasarana 1.289.710 (26.016) 93.593 34.315 - 1.322.972

Mesin, peralatan dan alat-alat berat 14.098.291 (249.705) 1.031.265 - 213.418 15.093.269

Peralatan pengangkutan 19.484 (376) 14.749 - - 33.857

Peralatan kantor 89.737 (1.815) 6.652 10.035 12.770 97.309

Aset dalam penyelesaian Mesin, peralatan dan alat-alat

berat 287.008 (6.074) 41.463 - (226.188) 96.209

Jumlah 16.277.016 (293.710) 1.266.727 44.350 - 17.205.683

Jumlah Biaya Perolehan 17.190.054 (293.710) 1.270.435 46.747 - 18.120.032

Akumulasi Penyusutan Pengusahaan Hutan

Bangunan dan prasarana 38.018 - 1.069 - - 39.087

Mesin, peralatan dan alat-alat berat 74.804 - 145 - - 74.949

Peralatan pengangkutan 64.192 - 253 - - 64.445

Perabot dan peralatan kantor 1.963 - 34 - - 1.997

Jumlah 178.977 - 1.501 - - 180.478

Industri Pengolahan Kayu dan Properti

Bangunan dan prasarana 102.976 - 2.508 - (162) 105.322

Mesin, peralatan dan alat-alat berat 396.893 - 8.825 2.112 54 403.660

Peralatan pengangkutan 19.182 - 806 92 (2) 19.894

Perabot dan peralatan kantor 16.593 - 286 - 110 16.989

Jumlah 535.644 - 12.425 2.204 - 545.865

Petrokimia

Bangunan dan prasarana 628.862 (12.935) 28.085 23.667 - 620.345

Mesin, peralatan dan alat-alat berat 5.698.055 (117.698) 335.887 - - 5.916.244

Peralatan pengangkutan 17.539 (362) 4.710 - - 21.887

Peralatan kantor 81.286 (1.646) 4.998 10.015 - 74.623

Jumlah 6.425.742 (132.641) 373.680 33.682 - 6.633.099

Jumlah Akumulasi Penyusutan 7.140.363 (132.641) 387.606 35.886 - 7.359.442

(32)

1 Januari 30 Juni

2007 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2007

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

Biaya perolehan : Pengusahaan Hutan

Tanah 723 - - - 723

Bangunan dan prasarana 47.702 381 - 4.658 52.741

Mesin, peralatan dan alat-alat berat 78.239 775 - (1.458) 77.556

Peralatan pengangkutan 57.820 146 147 8.618 66.437

Perabot dan peralatan kantor 5.636 316 - (3.097) 2.855

Aset dalam penyelesaian

Bangunan dan prasarana 153 - 141 - 12

Jumlah 190.273 1.618 288 8.721 200.324

Industri Pengolahan kayu dan Properti

Tanah 29.718 - - 646 30.364

Bangunan dan prasarana 156.069 - - (4.309) 151.760

Mesin, peralatan dan alat-alat berat 493.839 586 - (2.123) 492.302

Peralatan pengangkutan 27.877 118 - (521) 27.474

Perabot dan peralatan kantor 16.300 919 - (816) 16.403

Aset dalam penyelesaian

Bangunan dan prasarana 410 479 - (889)

-Mesin, peralatan dan alat-alat

berat 822 1 - (63) 760

Peralatan pengangkutan - 172 - - 172

Jumlah 725.035 2.275 - (8.075) 719.235

Jumlah Biaya Perolehan 915.308 3.893 288 646 919.559

Akumulasi Penyusutan Pengusahaan Hutan

Bangunan dan prasarana 33.291 1.433 3 2.134 36.855

Mesin, peralatan dan alat-alat berat 78.078 186 129 (2.473) 75.662

Peralatan pengangkutan 55.471 378 - 8.159 64.008

Perabot dan peralatan kantor 5.032 248 - (2.792) 2.488

Jumlah 171.872 2.245 132 5.028 179.013

Industri Pengolahan Kayu dan Properti

Bangunan dan prasarana 115.471 3.044 - (2.238) 116.277

Mesin, peralatan dan alat-alat berat 366.278 8.966 - (1.726) 373.518

Peralatan pengangkutan 18.155 819 - (334) 18.640

Perabot dan peralatan kantor 16.762 285 - (730) 16.317

Jumlah 516.666 13.114 - (5.028) 524.752

Jumlah Akumulasi Penyusutan 688.538 15.359 132 - 703.765

(33)

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:

2008 2007

Rp Juta Rp Juta

Biaya pabrikasi 218.023 5.495

Beban usaha 66.655 3.306

Beban lain-lain (Catatan 30) 6.676 6.558

Hutan tanaman industri dalam pengembangan (Catatan 10) 35

-Jumlah 291.389 15.359

Pada tahun 2008 dan 2007, sebagian beban penyusutan aset tetap Perusahaan dialokasikan ke beban lain-lain karena kapasitas aktual yang digunakan dibawah kapasitas normal.

Saldo awal - petrokimia tahun 2008 dan penambahan aset tetap - petrokimia tahun 2008 merupakan penambahan saldo aset tetap TPI dan CA yang diakuisisi masing-masing pada tanggal 27 Juni 2008 dan 13 Desember 2007 (Catatan 1b dan 33).

Aset tetap digunakan sebagai jaminan hutang jangka panjang (Catatan 19).

Sehubungan dengan penerapan PSAK 16 (Revisi 2007), Aset Tetap (Catatan 2a) yang telah berlaku efektif mulai 1 Januari 2008, nilai selisih revaluasi aset tetap yang berasal dari penilaian kembali aset tetap sebelum berlakunya PSAK ini diperlakukan sebagai biaya perolehan.

Aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya, termasuk huru-hara, dengan jumlah pertanggungan sebesar USD 1.833 juta dan Rp 45.400 juta pada tanggal 30 Juni 2008 dan USD 124 juta pada tanggal 30 Juni 2007. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan dan anak perusahaan.

Kegiatan operasional pengolahan kayu di TAIWI telah diasuransikan terhadap risiko gangguan

kegiatan usaha (business interuption) dengan jumlah pertanggungan USD 6 juta dan USD 5 juta

masing-masing pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007.

Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah

dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 6.823.257 m2. HGB tersebutberjangka

waktu 20 - 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2008 dan 2035. Manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

13. BIAYA PENGELOLAAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN

Akun ini terdiri dari:

2008 2007

Rp Juta Rp Juta

Biaya perolehan

Saldo awal periode 41.665 33.751

Penambahan 68 8.080

Pengurangan (7.306)

-Saldo akhir periode 34.427 41.831

Akumulasi amortisasi

Saldo awal periode (37.575) (28.985)

Penambahan (644) (8.484)

Pengurangan 7.306

-Saldo akhir periode (30.913) (37.469)

Referensi

Dokumen terkait

Rangka atap adalah suatu bagian dari struktur gedung yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan penutup atap sehingga dalam perencanaan, pembebanan tergantung

Setelah pengujian menghasilkan nilai yang valid pada tiap-tiap tes yang dilakukan, kemudian dilakukan pendokumentasian nilai akhir pengujian dan mencatatnya dalam tabulasi

Video diletakkan pada letak yang tepat, tidak bertumpuk atau menutupi elemen media lain ataupun pilihan menu, dan sesuai dengan prinsip pengembangan multimediaa. Video

Setelah melalui proses observasi dan pendeskripsian naskah didapatkan keterangan bahwa tidak semua Sêrat Wulang Putri ataupun Sêrat Wulang Èstri sama dengan

74 Gambar 3.30 Grafik Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 14 Untuk

Penelitian ini difokuskan tentang Metode HATAM (Hafal Tanpa Menghafalkan) (Studi Analisis Strategi Guru dalam Mengatasi Interferensi Retroaktif Menghafal Al-Qur’an

Beberapa laporan menyampaikan bahwa vegetasi di bawah perkebunan kelapa sawit sangat bervariasi dan sebagian merupakan tumbuhan yang potensial sebagai sumber pakan

Upaya peningkatan keamanan, ketertiban, dan penanggulangan kriminalitas diperlukan pengembangan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan keamanan negara; pengembangan