• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menteri KKP Salurkan Bantuan untuk Penyuluh Indramayu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menteri KKP Salurkan Bantuan untuk Penyuluh Indramayu"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

http://www.jurnas.com

Menteri KKP Salurkan Bantuan untuk Penyuluh Indramayu

Jurnas.com | KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berusaha untuk

mendukung segala upaya pengembangan industri kelautan dan perikanan di sejumlah daerah. Dalam semangat tersebut, Menteri KKP, Sharif Cicip Soetardjo, pada akhir pekan melakukan kunjungan ke Kabupetan Indramayu, untuk melakukan temu teknis dengan penyuluh perikanan se-Kabupaten Indramayu sekaligus menyerahkan sejumlah bantuan. Acara yang juga didukung oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) tersebut diikuti oleh 40 orang penyuluh perikanan, baik penyuluh PNS, Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK) dan juga penyuluh swadaya.

“Output dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan perilaku, sikap dan keterampilan penyuluh perikanan, sehingga dapat mendukung keberhasilan pilar-pilar industrialisasi perikanan, khususnya komoditas udang di kawasan Pantai Utara Jawa (Pantura),” tulis pihak KKP dalam keterangan resminya, Sabtu (9/3).

Dalam kegiatan tersebut, diserahkan juga sejumlah bantuan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) kelautan dan perikanan dari BPSDM KP. Bantuan yang disampaikan secara langsung oleh Menteri KKP tersebut berupa dua paket pelatihan bagi Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) senilai Rp40 juta dan bantuan penyelenggaraan penyuluhan senilai Rp215,275 juta.

“Bantuan penyelenggaraan penyuluhan tersebut terdiri dari lima paket Bantuan Operasional Penyuluh PNS, 10 paket honor Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK), 10 paket jaket penyuluh perikanan, 4 unit sarana komunikasi bagi penyuluh perikanan dan 2 paket sarana pendukung perikanan berupa DO meter, PH meter serta Salinitest Salt,” tulis pihak KKP.

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh BPSDM KP dikatakan pihak KKP merupakan bagian dari Program Pengembangan SDM KP, selain pendidikan dan pelatihan yang memiliki peranan strategis dalam mendukung pencapaian pembangunan kelautan dan perikanan secara keseluruhan. Peranan strategis tersebut diarahkan untuk mendorong dan mempercepat peningkatan kapasitas SDM KP, sehingga memiliki kapasitas dan kompetensi yang diharapkan untuk optimalnya pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan.

Saat ini, berdasarkan data yang tercatat dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan KP (Simluh KP), Kabupaten Indramayu telah memiliki 68 orang penyuluh perikanan, yang terdiri dari lima orang PNS, 10 PPTK dan 53 penyuluh swadaya. Jumlah tersebut merupakan bagian dari 9.122 orang penyuluh perikanan se-Indonesia. Dari jumlah total tersebut, sebanyak 3.425 orang penyuluh PNS, 1.680 orang PPTK, 3.981 orang penyuluh swadaya, empat orang penyuluh swasta dan 32 orang penyuluh honorer.

(2)

www.tribunnews.com

Indonesia Siap Rebut Pasar Udang Internasional

TRIBUNNEWS.COM, INDRAMAYU - Pemerintah Indonesia siap merebut pasar udang

Internasional, menyusul adanya penyakit misterius Early Mortality Syndrome (EMS) yang menyerang petambak udang di sejumlah negara produsen udang seperti Vietnam, Thailand, China, dan Malaysia.

Dalam keterangan persnya, Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Subiakto, mengatakan saat ini tengah terjadi lonjakan permintaan terhadap komoditas udang dipasar global, akibat tersendatnya supply dari negara produsen udang. "Hanya Indonesia yang tidak terkena penyakit (EMS) ini. Ini peluang besar bagi kita untuk memproduksi udang sebanyak-banyaknya. Apalagi nilai jualnya saat ini sedang tinggi," kata Slamet saat panen udang di tambak percontohan demfarm pembudidaya Vaname di

Kabupaten Indramayu, Sabtu (9/3/2013).

Menuruntya tinggi kepercayaan perbankan dalam memberikan permodalan terhadap sektor budidaya perikanan saat ini juga menjadi nilai tambah yang positif dalam upayanya untuk meningkatkan produksi udang nasional.

"Kepercayaan ini tidak lepas dari keberhasilan pemerintah menerapkan tambak percontohan demfarm dengan menggunakan teknologi dan penerapan cara budidaya yang lebih baik," tuturnya.

Luas lahan yang dijadikan demfarm saat ini mencapai 1.000 hektar yang tersebar di

Kabupaten Indramayu, Cirebon, Serang, Tanggerang, Karawang, dan Subang. Ia menuturkan tahun 2013 ini ditargetkan akan ada 2.000 hektar tambak demfarm.

"Rencananya perluasan ini akan kita kembangkan di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatera Utara," imbuhnya.

Ditambahkannya, demfarm seluas 1.000 hektar ini dapat berkontribusi terhadap produksi udang nasional sebesar 45 ribu ton/tahun atau senilai Rp 2,25 triliun. Pada 2014, pihaknya berupaya mengoptimalkan luas areal tambak lebih dari 20 ribu hektar di Pantura Jawa Barat dan Banten dengan target produksi sebanyak 200 ribu ton/tahun.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Chaeron mengapresiasi keberhasilan revitalisasi budidaya perikanan termasuk tambak percontohan demfarm. "Hasil panen udang vaname di indramayu ini merupakan keberhasilan program revitalisasi tambak, dan tentunya jika terus dikembangkan maka ini akan menjadi solusi untuk

mengentaskan kemiskinan nelayan," ujarnya.

Herman mengaku akan mensupport segala upaya pemerintah untuk mengembangkan

(3)

produksi perikanan nasional dan kesejahteraan rakyat khususnya nelayan dan pembudidaya ikan.

"Komisi IV akan mendorong terus dilakukannya program revitalisasi perikanan budidaya, melalui deregulasi dan kebijakan anggaran," tuturnya.

Pada Kesemptan yang sama, Kepala Badan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Suseno, mengatakan penyuluh perikanan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan, termasuk dalam keberhasilan revitalisasi tambak khususnya tambak percontohan demfarm.

"Jika dipersentase, 40 persen keberhasilan produksi perikanan merupakan peran dari penyuluh," ujarnya.

Dia menuturkan, penyuluh perikanan terlibat dalam semua mata rantai produksi perikanan, mulai dari pendampingan awal produksi, hingga proses panen.

"Penyuluh ini ibarat pahlawan tanpa tanda jasa. Setiap ada keberhasilan produksi perikanan, pasti ada peran besar penyuluh. Namun, keberadaanya masih dipandang sebelah mata dan belum mendapat perhatian yang serius," tandas Suseno.

Hal tersebut dibenarkan oleh Saudin, seorang Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak di Kabupaten Indramayu. Dia menjelaskan, setiap ada pembukaan areal tambak, penyuluh perikanan yang bertugas di areal tersebut melakukan pemantauan dan pendampingan kepada para petambak untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam setiap proses budidaya. "Kalau ada yang salah dalam proses budidaya, dampaknya sangat fatal," ujarnya.

Dalam model budidaya udang demfarm ini, tambahnya, masalah utama yang dihadapi oleh penyuluh adalah mentransformasikan teknologi budidaya kepada para petambak tradisional. Pasalnya, mereka masih terbiasa dengan pola budidaya tradisional tanpa bantuan teknologi.

(4)

http://harian-pelita.pelitaonline.com

RI Siap Rebut Pasar Udang Internasional

Jakarta, Pelita, Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)

Slamet Subiakto mengatakan, saat ini tengah terjadi lonjakan permintaan terhadap komoditas udang di pasar global akibat tersendatnya pasokan dari negara produsen udang. Hal

tersebut menyusul adanya penyakit misterius (Early Mortality Syndrome/EMS) yang menyerang petambak udang di sejumlah negara produsen udang seperti Vietnam, Thailand, China, dan Malaysia. Dengan demikian, pemerintah Indonesia bersiap merebut pasar udang Internasional.

"Hanya Indonesia yang tidak terkena penyakit (EMS) ini. Karena itu, ini peluang besar bagi kita untuk memproduksi udang sebanyak-banyaknya. Apalagi nilai jualnya saat ini tinggi," kata Slamet saat panen udang di tambak percontohan demfarm pembudidaya Vaname di Kabupaten Indramayu, Sabtu (9/3). Tinggi kepercayaan perbankan dalam memberikan permodalan terhadap sektor budidaya perikanan saat ini, kata Slamet, juga menjadi nilai tambah yang positif untuk meningkatkan produksi udang nasional. Kepercayaan ini tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah menerapkan tambak percontohan demfarm dengan menggunakan teknologi dan penerapan cara budidaya yang lebih baik. Luas lahan yang dijadikan demfarm saat ini mencapai 1.000 hektar (ha) tersebar di Kabupaten Indramayu, Cirebon, Serang, Tanggerang, Karawang, dan Subang. Tahun 2013, ditargetkan ada 2.000 ha tambak demfarm.

"Rencananya perluasan ini akan kita kembangkan di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatera Utara," ujarnya. Ia berharap demfarm seluas 1.000 ha ini dapat berkontribusi terhadap produksi udang nasional sebanyak 45.000ton/tahun atau senilai Rp2,25 triliun. Pada 2014, pihaknya berupaya mengoptimalkan luas areal tambak lebih dari 20.000 ha di Pantura Jawa Barat dan Banten dengan target produksi sebanyak 200.000 ton/tahun.

Sementara Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Chaeron mengapresiasi keberhasilan revitalisasi budidaya perikanan termasuk tambak percontohan demfarm. Hasil panen udang vaname di Indramayu merupakan keberhasilan program revitalisasi tambak. Jika terus dikembangkan akan menjadi solusi untuk mengentaskan kemiskinan nelayan. Ia akan mendukung segala upaya pemerintah untuk mengembangkan demfarm. Karena yakin

program ini dapat meningkatkan pertumbuhan produksi perikanan nasional dan kesejahteraan rakyat, khususnya nelayan dan pembudidaya ikan.

"Komisi IV akan mendorong terus dilakukannya program revitalisasi perikanan budidaya, melalui deregulasi dan kebijakan anggaran," ujarnya. Kepala Badan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Suseno menambahkan, penyuluh perikanan memiliki peran strategis dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan, termasuk keberhasilan revitalisasi tambak, khususnya tambak percontohan

(5)

http://www.antaranews.com

Indonesia siap rebut pasar udang internasional

“Hanya Indonesia yang tidak terkena penyakit (EMS) ini. Oleh karena itu, ini peluang besar bagi kita untuk memproduksi udang sebanyak-banyaknya. Apalagi nilai jualnya saat ini sedang tinggi,"

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia bersiap merebut pasar udang internasional menyusul adanya penyakit misterius (early mortality syndrome/EMS) yang menyerang petambak udang di sejumlah negara produsen udang, seperti Vietnam, Thailand, China, dan Malaysia.

Dirjen Perikanan Budi Daya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Subiakto di Indramayu, Jawa Barat, Minggu, mengatakan bahwa saat ini tengah terjadi lonjakan permintaan terhadap komoditas udang di pasar global akibat tersendatnya supply dari negara produsen udang.

"Hanya Indonesia yang tidak terkena penyakit (EMS) ini. Oleh karena itu, ini peluang besar bagi kita untuk memproduksi udang sebanyak-banyaknya. Apalagi nilai jualnya saat ini sedang tinggi," katanya saat panen udang di tambak percontohan demfarm pembudidaya Vaname di Kabupaten Indramayu.

Dia menuturkan bahwa tingginya kepercayaan perbankan dalam memberikan permodalan terhadap sektor budi daya perikanan saat ini juga menjadi nilai tambah yang positif dalam upayanya untuk meningkatkan produksi udang nasional.

"Kepercayaan ini tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah menerapkan tambak

percontohan demfarm dengan menggunakan teknologi dan penerapan cara budi daya yang lebih baik," katanya.

Luas lahan yang dijadikan demfarm saat ini mencapai 1.000 hektare (ha) yang tersebar di Kabupaten Indramayu, Cirebon, Karawang, dan Subang Jawa Barat serta Serang dan Tanggerang, Banten.

Pada tahun 2013, ditargetkan akan ada 2.000 hektare tambak demfarm.

"Rencananya perluasan ini akan kita kembangkan di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatera Utara," katanya.

Dia berharap demfarm seluas 1.000 ha itu dapat berkontribusi terhadap produksi udang nasional sebesar 45.000 ton/tahun atau senilai Rp2,25 triliun.

Pada tahun 2014, pihaknya berupaya mengoptimalkan luas areal tambak lebih dari 20.000 ha di Pantura Jawa Barat dan Banten dengan target produksi sebanyak 200.000 ton/tahun. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron mengapresiasi keberhasilan revitalisasi budi daya perikanan, termasuk tambak percontohan demfarm.

(6)

tambak, dan tentunya jika terus dikembangkan maka ini akan menjadi solusi untuk mengentaskan nelayan dari kemiskinan," katanya.

Herman menyatakan siap mendukung segala upaya pemerintah untuk mengembangkan demfarm karena dirinya mengaku yakin program tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan produksi perikanan nasional dan kesejahteraan rakyat, khususnya nelayan dan pembudidaya ikan.

"Komisi IV akan mendorong terus dilakukannya program revitalisasi perikanan budi daya melalui deregulasi dan kebijakan anggaran," katanya.

Peran Penyuluh

Kepala Badan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

(BPSDM KP) Suseno mengatakan bahwa penyuluh perikanan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan, termasuk dalam keberhasilan revitalisasi tambak, khususnya tambak percontohan demfarm.

"Jika dipersentase, 40 persen keberhasilan produksi perikanan merupakan peran dari penyuluh," ujarnya.

Dia menyatakan bahwa penyuluh perikanan terlibat dalam semua mata rantai produksi perikanan, mulai dari pendampingan awal produksi hingga proses panen.

Saudin, penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak di Kabupaten Indramayu menjelaskan bahwa setiap ada pembukaan areal tambak, penyuluh perikanan yang bertugas di areal tersebut melakukan pemantauan dan pendampingan kepada para petambak untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam setiap proses budi daya.

"Kalau ada yang salah dalam proses budi daya, dampaknya sangat fatal," ujarnya. Dalam model budi daya udang demfarm itu, kata dia, masalah utama yang dihadapi oleh penyuluh adalah mentransformasikan teknologi budi daya kepada para petambak tradisional karena mereka masih terbiasa dengan pola budi daya tradisional tanpa bantuan teknologi.

(7)

http://economy.okezone.com

Indonesia Siap Rebut Pasar Udang Dunia

INDRAMAYU - Indonesia siap merebut pasar udang internasional, menyusul adanya

penyakit misterius (Early Mortality Syndrome/EMS) yang menyerang udang di sejumlah negara seperti Vietnam, Thailand, China, dan Malaysia.

Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Subiakto mengatakan, saat ini tengah terjadi lonjakan permintaan terhadap komoditas udang di pasar global, akibat tersendatnya pasokan dari keempat negara tersebut.

"Hanya Indonesia yang tidak terkena penyakit (EMS) ini. Karena itu, ini peluang besar bagi kita untuk memproduksi udang sebanyak-banyaknya. Apalagi nilai jualnya saat ini sedang tinggi," kata Slamet, saat panen udang di tambak percontohan demfarm pembudidaya Vaname, di Kabupaten Indramayu, Minggu (10/3/2013) malam.

Luas lahan yang dijadikan demfarm saat ini mencapai 1.000 hektare (ha) yang tersebar di Kabupaten Indramayu, Cirebon, Serang, Tangerang, Karawang, dan Subang. Pada tahun ini ditargetkan akan ada 2.000 ha tambak demfarm.

"Rencananya perluasan ini akan kita kembangkan di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatera Utara," imbuhnya.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Chaeron mengapresiasi keberhasilan revitalisasi budidaya perikanan termasuk tambak percontohan demfarm.

"Hasil panen udang Vaname di Indramayu ini merupakan keberhasilan program revitalisasi tambak. Tentunya jika terus dikembangkan maka ini akan menjadi solusi untuk

mengentaskan kemiskinan nelayan," ujarnya.

Kepala Badan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

(BPSDM KP) Suseno mengatakan, penyuluh perikanan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan, termasuk dalam keberhasilan revitalisasi tambak, khususnya tambak percontohan demfarm.

"Jika dipersentase, 40 persen keberhasilan produksi perikanan merupakan peran dari penyuluh," ujarnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh Saudin, seorang Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak di Kabupaten Indramayu. Dia menjelaskan, setiap ada pembukaan areal tambak, penyuluh perikanan yang bertugas di areal tersebut melakukan pemantauan dan pendampingan kepada para petambak untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam setiap proses budidaya. "Kalau ada yang salah dalam proses budidaya, dampaknya sangat fatal," ujarnya. (Sudarsono/Koran

(8)

http://www.suarapembaruan.com

Indonesia Berpeluang Rebut Pasar Udang Dunia

[INDRAMAYU] Pemerintah Indonesia bersiap merebut pasar udang Internasional, menyusul adanya penyakit misterius (Early Mortality Syndrome/EMS) yang menyerang petambak udang disejumlah negara produsen udang seperti Vietnam, Thailand, Tiongkok, dan Malaysia. Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Subiakto mengatakan, saat ini tengah terjadi lonjakan permintaan terhadap komoditas udang dipasar global, akibat tersendatnya supply dari negara produsen udang.

"Hanya Indonesia yang tidak terkena penyakit (EMS) ini. Karena itu, ini peluang besar bagi kita untuk memproduksi udang sebanyak-banyaknya. Apalagi nilai jualnya saat ini sedang tinggi," kata Slamet saat panen udang di tambak percontohan demfarm pembudidaya Vaname di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,, Sabtu (9/3).

Dia menuturkan, tinggi kepercayaan perbankan dalam memberikan permodalan terhadap sektor budidaya perikanan saa t ini juga menjadi nilai tambah yang positif dalam upayanya untuk meningkatkan produksi udang nasional. "Kepercayaan ini tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah menerapkan tambak percontohan demfarm dengan menggunakan teknologi dan penerapan cara budidaya yang lebih baik," ujarnya.

Luas lahan yang dijadikan demfarm saat ini mencapai 1.000 hektare yang tersebar di Kabupaten Indramayu, Cirebon, Serang, Tanggerang, Karawang, dan Subang, Jawa Barat. Tahun 2013, ditargetkan akan ada 2.000 hektare tambak demfarm. "Rencananya perluasan ini akan kita kembangkan di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatera Utara," imbuhnya.

Dia berharap, demfarm seluas 1000 hektar ini dapat berkontribusi terhadap produksi udang nasional sebesar 45.000ton/tahun atau senilai Rp 2,25 triliun. Pada 2014, pihaknya berupaya

mengoptimalkan luas areal tambak lebih dari 20 ribu hektar di Pantura Jawa Barat dan Banten dengan target produksi sebanyak 200.000 ton/tahun.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Chaeron mengapresiasi keberhasilan revitalisasi budidaya perikanan termasuk tambak percontohan demfarm. "Hasil panen udang vaname di indramayu ini merupakan keberhasilan program revitalisasi tambak, dan tentunya jika terus dikembangkan maka ini akan menjadi solusi untuk mengentaskan kemiskinan nelayan," ujarnya. Herman mengaku akan mensupport segala upaya pemerintah untuk mengembangkan demfarm karena dia mengaku yakin program tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan produksi perikanan

(9)

nasional dan kesejahteraan rakyat khususnya nelayan dan pembudidaya ikan. "Komisi IV akan mendorong terus dilakukannya program revitalisasi perikanan budidaya, melalui deregulasi dan kebijakan anggaran," tuturnya.

Penyuluh Berkontribusi Besar

Kepala Badan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Suseno mengatakan, penyuluh perikanan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan, termasuk dalam keberhasilan revitalisasi tambak khususnya tambak percontohan demfarm. "Jika dipersentase, 40% keberhasilan produksi perikanan merupakan peran dari penyuluh," ujarnya.

Dia menuturkan, penyuluh perikanan terlibat dalam semua mata rantai produksi perikanan, mulai dari pendampingan awal produksi, hingga proses panen. "Penyuluh ini ibarat pahlawan tanpa tanda jasa. Setiap ada keberhasilan produksi perikanan, pasti ada peran besar penyuluh. Namun,

keberadaanya masih dipandang sebelah mata dan belum mendapat perhatian yang serius," ujar Suseno.

Hal tersebut dibenarkan oleh Saudin, seorang Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak di Kabupaten Indramayu. Dia menjelaskan, setiap ada pembukaan areal tambak, penyuluh perikanan yang

bertugas diareal tersebut melakukan pemantauan dan pendampingan kepada para petambak untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam setiap proses budidaya. "Kalau ada yang salah dalam proses budidaya, dampaknya sangat fatal," ujarnya.

Dalam model budidaya udang demfarm ini, kata dia, masalah utama yang dihadapi oleh penyuluh adalah mentransformasikan teknologi budidaya kepada para petambak tradisional. Pasalnya, mereka masih terbiasa dengan pola budidaya tradisional tanpa bantuan teknologi. [M-15]

(10)

http://www.pikiran-rakyat.com

Indonesia Siap Rebut Pasar Udang Dunia

JAKARTA, (PRLM).-Pemerintah Indonesia bersiap merebut pasar udang Internasional, menyusul mewabahnya penyakit misterius (Early Mortality Syndrome/EMS) yang

menyerang petambak udang disejumlah negara produsen udang seperti Vietnam, Thailand, China, dan Malaysia.

Padahal, saat ini tengah terjadi lonjakan permintaan terhadap komoditas udang di pasar global, akibat tersendatnya suplai dari negara produsen udang.

"Hanya Indonesia yang tidak terkena penyakit (EMS) ini. Karena itu, ini peluang besar bagi kita untuk memproduksi udang sebanyak-banyaknya. Apalagi nilai jualnya saat ini sedang tinggi," kata Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Subjakto saat panen udang di tambak percontohan demfarm pembudidaya Vaname di Kabupaten Indramayu, Sabtu (9/3).

Dia menuturkan, tingginya kepercayaan perbankan dalam memberikan permodalan terhadap sektor budidaya perikanan saat ini juga menjadi nilai tambah yang positif dalam upayanya untuk meningkatkan produksi udang nasional.

"Kepercayaan ini tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah menerapkan tambak

percontohan demfarm dengan menggunakan teknologi dan penerapan cara budidaya yang lebih baik," ujarnya.

Luas lahan yang dijadikan demfarm saat ini mencapai 1.000 hektare yang tersebar di Kabupaten Indramayu, Cirebon, Serang, Tanggerang, Karawang, dan Subang. 2013, ditargetkan akan ada 2.000 hektare tambak demfarm.

"Rencananya perluasan ini akan kita kembangkan di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatera Utara," kata Slamet.

Dia berharap, demfarm seluas 1000 hektar ini dapat berkontribusi terhadap produksi udang nasional sebesar 45.000ton/tahun atau senilai Rp 2,25 triliun.

Pada 2014, pihaknya berupaya mengoptimalkan luas areal tambak lebih dari 20 ribu hektar di Pantura Jawa Barat dan Banten dengan target produksi sebanyak 200ribu ton/tahun.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Chaeron mengapresiasi keberhasilan revitalisasi budidaya perikanan termasuk tambak percontohan demfarm.

"Hasil panen udang vaname di indramayu ini merupakan keberhasilan program revitalisasi tambak, dan tentunya jika terus dikembangkan maka ini akan menjadi solusi untuk

mengentaskan kemiskinan nelayan," ujarnya.

Herman mengaku akan mensupport segala upaya pemerintah untuk mengembangkan

(11)

produksi perikanan nasional dan kesejahteraan rakyat khususnya nelayan dan pembudidaya ikan.

"Komisi IV akan mendorong terus dilakukannya program revitalisasi perikanan budidaya, melalui deregulasi dan kebijakan anggaran," tuturnya.

Kepala Badan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

(BPSDM KP) Suseno mengatakan, penyuluh perikanan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan, termasuk dalam keberhasilan revitalisasi tambak khususnya tambak percontohan demfarm.

"Jika dipersentase, 40% keberhasilan produksi perikanan merupakan peran dari penyuluh," ujarnya.

Dia menuturkan, penyuluh perikanan terlibat dalam semua mata rantai produksi perikanan, mulai dari pendampingan awal produksi, hingga proses panen.

"Penyuluh ini ibarat pahlawan tanpa tanda jasa. Setiap ada keberhasilan produksi perikanan, pasti ada peran besar penyuluh. Namun, keberadaan mereka masih dipandang sebelah mata dan belum mendapat perhatian serius," tandas Suseno.

Hal tersebut dibenarkan oleh Saudin, seorang Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak di Kabupaten Indramayu. Dia menjelaskan, setiap ada pembukaan areal tambak, penyuluh perikanan yang bertugas di areal tersebut melakukan pemantauan dan pendampingan kepada para petambak untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam setiap proses budidaya. "Kalau ada yang salah dalam proses budidaya, dampaknya sangat fatal," ujarnya.

Dalam model budidaya udang demfarm ini, kata dia, masalah utama yang dihadapi oleh penyuluh adalah mentransformasikan teknologi budidaya kepada para petambak tradisional. Pasalnya, mereka masih terbiasa dengan pola budidaya tradisional tanpa bantuan teknologi. (A-78/A-179/A-89)***

(12)

http://www.suaramerdeka.com

RI Berpeluang Rebut Pasar Udang Dunia

INDRAMAYU - Indonesia berpeluang merebut pasar udang dunia menyusul penyakit early mortality syndrome (EMS) yang menyerang petambak udang di beberapa negara produsen, misalnya Vietnam, Thailand, China, dan Malaysia.

Slamet Subiakto, Dirjen Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan,

mengatakan saat ini terjadi lonjakan permintaan atas komoditas udang di pasar global akibat ketersendatan pasokan dari negara-negara produsen.

“Hanya Indonesia yang tidak terkena penyakit itu (EMS). Ke-adaan demikian merupakan peluang besar bagi kita untuk memproduksi udang sebanyak-banyaknya. Apalagi nilai jualnya saat ini sedang tinggi,” tuturnya saat panen udang di tambak percontohan pembudi daya udang vaname di Indramayu, Sabtu (9/3).

Dia menyebutkan kepercayaan perbankan dalam memberikan permodalan ke sektor budi daya perikanan saat ini juga menjadi nilai tambah positif dalam upaya meningkatkan produksi udang nasional. “Kepercayaan itu tidak lepas dari keberhasilan pemerintah menerapkan tambak percontohan dengan menggunakan teknologi dan penerapan cara budi daya yang lebih baik,” jelasnya.

Tambak Percontohan

Luas lahan yang dijadikan tambak percontohan atau demonstration farming (demfarm), lanjut dia, saat ini sekitar 1.000 hektare yang tersebar di Kabupaten Indramayu, Cirebon, Serang, Tangerang, Karawang, dan Subang. ‘’Tahun ini kami menargetkan akan ada 2.000 hektare tambak demfarm. Perluasan akan dikembangkan Jateng, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatera Utara,” imbuhnya.

Dia berharap tambak percontohan seluas 1.000 hektare bisa berkontribusi terhadap produksi udang nasional 45.000ton per tahun atau senilai Rp 2,25 triliun. Tahun depan, pihaknya berupaya mengoptimalkan luas areal tambak lebih dari 20 ribu hektare di pantai utara Jabar dan Banten dengan target produksi 200 ribu ton per tahun.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Chaeron mengapresiasi keberhasilan revitalisasi budi daya perikanan, termasuk tambak percontohan tersebut. “Hasil panen udang vaname di Indramayu merupakan keberhasilan program revitalisasi tambak, dan jika terus

dikembangkan, tentu menjadi solusi untuk mengentaskan nelayan dari kemiskinan,” tegasnya.

Pihaknya akan mendukung segala upaya pemerintah mengembangkan tambak percontohan karena yakin program itu dapat meningkatkan produksi perikanan nasional dan kesejahteraan rakyat, khususnya nelayan serta pembudi daya ikan.

Suseno, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan menyatakan penyuluh perikanan memiliki peran strategis dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan, termasuk keberhasilan revitalisasi tambak.(wa-29)

(13)

http://www.metrotvnews.com

Indonesia Siap Rebut Pasar Udang Internasional

Metrotvnews.com, Jakarta: Indonesia bersiap merebut pasar udang

internasional menyusul adanya penyakit misterius (early mortality syndrome/EMS) yang menyerang petambak udang di sejumlah negara produsen udang, seperti Vietnam, Thailand, China, dan Malaysia.

Dirjen Perikanan Budi Daya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Subiakto, di Indramayu, Jawa Barat, Minggu (10/3), mengatakan bahwa saat ini tengah terjadi lonjakan permintaan terhadap komoditas udang di pasar global akibat tersendatnya supply dari negara produsen udang.

"Hanya Indonesia yang tidak terkena penyakit (EMS) ini. Oleh karena itu,ini peluang besar bagi kita untuk memproduksi udang sebanyak- banyaknya. Apalagi nilai jualnya saat ini sedang tinggi," katanya saat panen udang di tambak percontohan demfarm pembudidaya Vaname di Indramayu.

Dia menuturkan bahwa tingginya kepercayaan perbankan dalam memberikan permodalan terhadap sektor budi daya perikanan saat ini juga menjadi nilai tambah yang positif dalam upayanya untuk meningkatkan produksi udang nasional.

"Kepercayaan ini tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah menerapkan tambak percontohan demfarm dengan menggunakan teknologi dan penerapan cara budi daya yang lebih baik," katanya.

Luas lahan yang dijadikan demfarm saat ini mencapai 1.000 hektare (ha) yang tersebar di Kabupaten Indramayu, Cirebon, Karawang, dan Subang Jawa Barat serta Serang dan Tanggerang, Banten.

Pada 2013, ditargetkan akan ada 2.000 hektare tambak demfarm. "Rencananya perluasan ini akan kita kembangkan di Jawa Tengah, Sulawesi

Selatan, Lampung, dan Sumatera Utara," katanya.

Dia berharap demfarm seluas 1.000 ha itu dapat berkontribusi terhadap produksi udang nasional sebesar 45.000 ton/tahun atau senilai Rp2,25 triliun.

(14)

ha di Pantura Jawa Barat dan Banten dengan target produksi sebanyak 200.000 ton/tahun.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron mengapresiasi keberhasilan revitalisasi budi daya perikanan, termasuk tambak percontohan demfarm.

"Hasil panen udang vaname di Indramayu ini merupakan keberhasilan program revitalisasi tambak, dan tentunya jika terus dikembangkan maka ini akan menjadi solusi untuk mengentaskan nelayan dari kemiskinan," katanya.

Herman menyatakan siap mendukung segala upaya pemerintah untuk

mengembangkan demfarm karena dirinya mengaku yakin program tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan produksi perikanan nasional dan kesejahteraan rakyat, khususnya nelayan dan pembudidaya ikan.

"Komisi IV akan mendorong terus dilakukannya program revitalisasi perikanan budi daya melalui deregulasi dan kebijakan anggaran," katanya.

Peran Penyuluh Kepala Badan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Suseno mengatakan bahwa penyuluh perikanan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan, termasuk dalam keberhasilan revitalisasi tambak, khususnya tambak percontohan demfarm.

"Jika dipersentase, 40% keberhasilan produksi perikanan merupakan peran dari penyuluh," ujarnya.

Dia menyatakan bahwa penyuluh perikanan terlibat dalam semua mata rantai produksi perikanan, mulai dari pendampingan awal produksi hingga proses panen. (Ant/Adf)

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Di beberapa aspek keluarga yang ekonominya menengah dan ke-atas pun juga ikut turut berkecimpung dalam pasar ekonomi sebagai refleksi kondisi social-ekonomi bisa

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi disiplin ilmu psikologi dan psikologi sosial , khususnya mengenai culture shock mahasiswa Malaysia di Medan.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan culture shock pada mahasiwa asal Medan misalnya makanan di Bandung lebih manis daripada daerah tempat asalnya yang lebih pedas, perbedaan

Berdasarkan penelitian Andayani (2005), permasalahan yang berkaitan dengan kejadian Skabies dipondok pesantren,penyakit Skabies merupakan penyakit kulit yang banyak

Hanya siswa internasional yang belajar dari luar negeri atau sedang belajar di Australia dengan visa selain visa pelajar yang diizinkan untuk mendaftar di UNE dalam moda

Kendala lain yang dihadapi dalam pembenihan kelapa adalah buah yang memiliki sifat rekalsitran, yaitu tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dikarenakan biji

Tidak adanya sosialisasi dari pihak pemerintah kepada masyarakat, ketua RT/RW maupun pejabat pemerintah terkait sehingga Pekerja Rumah Tangga yang bekerja di Kota

 Perbandingan usia muda dan dewasa relative seimbang  Tingkat kelahiran ga begitu tinggi, kematian jg relative rendah  Pertumbuhan penduduk kecil.  Negara2 maju : US,