• Tidak ada hasil yang ditemukan

WEJANGAN STATISTIK. Copyright BPS Kabupaten Pakpak Bharat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WEJANGAN STATISTIK. Copyright BPS Kabupaten Pakpak Bharat"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

WEJANGAN STATISTIK

1. Membangun itu sulit, tetapi jauh lebih sulit melaksanakan pembangunan tanpa dukungan data statistik.

2. Data yang baik, akurat, bebas bias, dan terpercaya, adalah data yang dikumpulkan berdasarkan metodologi statistik yang jelas dan benar.

3. Jangan pernah mengharapkan bahwa setiap data yang dikumpulkan itu, seratus persen benar sekalipun metodologinya sudah benar, karena data itu masih dikumpulkan oleh manusia.

4. BPS dalam setiap melakukan pengumpulan data, memiliki prinsip bahwa data yang dikumpulkan itu pasti mengandung kesalahan, tetapi dalam melaporkan dan mendiseminasikan datanya BPS tidak melakukan kebohongan.

(3)

INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

ISSN

: -

Nomor Publikasi

: 12.164.11.01

1276.05.0412740.04.05

Katalog BPS

: 7102012.1216

Ukuran Buku

: 28 cm x 21 cm

Jumlah Halaman

: v + 35 halaman

Naskah:

BPS Kabupaten Pakpak Bharat

Seksi Statistik Distribusi

Gambar Kulit:

BPS Kabupaten Pakpak Bharat

Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

Diterbitkan oleh:

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat

Kerjasama Dengan:

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kabupaten Pakpak Bharat

(4)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | i

Data yang akurat serta objektif tanpa rekayasa, dewasa ini semakin menjadi kebutuhan yang selalu diminati dan ditunggu-tunggu, tidak hanya instansi pemerintahan selaku pengambil kebijakan, namun juga masyarakat luas.

Publikasi Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010 ini merupakan terbitan kedua dan diharapkan akan dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya.IKK ini merupakan salah satu variabel yang digunakan utuk menentukan besaran Dana Alokasi Umum (DAU) suatu Kabupaten/Kota dan Provinsi di Indonesia,termasuk Kabupaten Pakpak Bharat.

Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka indeks yang menggambarkan perbandingan tingkat kemahalan harga bangunan ( TKK ) suatu kabupaten/Kota terhadap TKK kabupaten /Kota lain.Sesuai dengan pengertiannya ,IKK dapat dikategorikan sebagai indeks special,yaitu indeks yang menggambarkan perbandingan harga untuk wilayah yang berada pada periode waktu tertentu.

Informasi di atas tentunya sangat dibutuhkan secara berkesinambungan, baik pemerintah, peneliti, maupun dunia usaha. Oleh sebab itu, Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat bekerjasama dengan Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat berupaya untuk menyusun publikasi Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pakpak Bharat ini setiap tahun.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam hal penyediaan data dan penyusunan publikasi ini. Akhirnya kami berharap, kritik dan saran guna perbaikan publikasi dimasa mendatang. Semoga publikasi ini dapat memberikan manfaat bagi konsumen data.

Salak, Agustus 2011 Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat

Kepala,

Dra. Minda Flora Ginting, M.M NIP 19690112 199401 2 001 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Pakpak Bharat Plt. Kepala,

Sahat Bancin

(5)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | ii

Halaman

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iii

Daftar Grafik iv

Daftar Lampiran v

BAB I PENDAHULUAN 2

1.1. Latar Belakang 2

1.2. Pengertian dan Definisi 3

1.3. Metode Penghitungan 4

BAB II PEMBAHASAN 12

2.1. Gambaran Umum 12

2.2. Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2010 15

2.3. Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi Sumatera Utara

(6)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | iii

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan IKK dan IHPB ... 13

Tabel 2.2 Perbandingan Antara IKK 2003 – IKK 2010 ……… 14

Tabel 2.3 IKK Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, dan Kota

Acuan (Samarinda) Tahun 2010 ... 15

Tabel 2.4 IKK Kabupaten/Kota di Sumatera Utara serta Ranking

dalam Provinsi Tahun 2010 ... 19

(7)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | iv

Halaman

Grafik 2.1 IKK Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, dan Kota Acuan (Samarinda) Tahun 2010 ………...

17 Grafik 2.2 Perbandingan Nilai IKK Kabupaten Nias Selatan, Pakpak

(8)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | v

Halaman

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Gambar Bahan Bangunan dan Alat Berat Konstruksi yang Digunakan sebagai Paket Komoditas Penghitungan IKK 2010….………

Kuesioner yang Digunakan dalam Pencacahan IKK 2010……….

Kuesioner Diagram Timbang yang Digunakan ………

24

30

(9)

BAB I

(10)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan Bangsa Indonesia selama ini memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan, karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan fisik yang dilakukan tersebar di seluruh daerah diharapkan dapat membawa perubahan pada tingkat kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pemerataan pendapatan. Untuk mendukung keberhasilan pembangunan nasional tersebut pemerintah telah menempuh kebijakan Otonomi Daerah. Awalnya perencanaan dan evaluasi pembangunan di Indonesia dilakukan secara sentralistik,tetapi sejak 1 Januari 2001 Otonomi Daerah diberlakukan di tiap daerah di Indonesia.

Otonomi Daerah yang dilaksanakan sejak 1 Januari 2001 itu diartikan sebagai hak,wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan perundang-undangan. Otonomi Daerah ini telah memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Penyelenggaran pembangunan tersebut tentunya tidak terlepas dari kebutuhan akan data hingga level/tingkat kabupaten/kota sebagai indikator pembangunan. Untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah tersebut, kepala daerah diberi kewenangan untuk mendayagunakan potensi keuangan daerah sendiri dan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang berupa Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah pasal 28 ayat 1 menyatakan bahwa kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum, sedangkan pada ayat 2 dinyatakan bahwa setiap kebutuhan pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diukur secara berturut-turut dengan jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks Kemahalan

(11)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 3

Konstruksi, Produk Domestik Regional Bruto Harga Konstan, dan Indeks Pembangunan Manusia.

DAU merupakan sumber pendapatan utama pemerintah daerah. Azas kesenjangan fiskal (fiscal gap) yang mendasari penghitungan DAU memerlukan dukungan data. Data yang diperlukan dengan sendirinya haruslah mempunyai beberapa persyaratan,yaitu kaitannya yang sangat tinggi dengan tujuan pembangunan itu sendiri,dapat disajikan tepat waktu yang valid, akurat, dan terkini sehingga pembagian DAU ke daerah menjadi adil, proporsional, dan merata.

Dalam formulasi DAU, salah satu variabel yang dibutuhkan adalah Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) kabupaten/kota yang merupakan pendekatan terhadap keadaan geografis suatu wilayah. IKK pertama kali dihitung Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2002 untuk keperluan penghitungan DAU 2003 yang kemudian dilanjutkan hingga sekarang.

1.2 Pengertian dan Definisi

Indeks kemahalan konstruksi (IKK) adalah angka indeks yang menggambarkan perbandingan harga bahan bangunan/konstruksi antar lokasi yang berbeda pada periode yang sama. Berdasarkan pengertian tersebut maka penghitungan IKK harus dilakukan secara comparable dan representative. IKK dihitung menurut jenis kelompok barang/komoditas yang terdiri dari 5 (lima) jenis kelompok bangunan. Untuk keperluan DAU yang digunakan adalah IKK umum yang merupakan angka tertimbang dari kelima IKK kelompok jenis bangunan tersebut.

Indeks kemahalan konstruksi kabupaten/kota adalah angka yang menunjukkan perbandingan Tingkat Kemahalan harga bangunan/konstruksi (TKK) suatu kabupaten/kota (kecuali Provinsi DKI Jakarta) atau provinsi terhadap TKK rata-rata kota acuan untuk periode waktu tertentu.

Tingkat kemahalan harga bangunan kabupaten/kota merupakan cerminan dari suatu nilai bangunan/biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan persatuan ukuran luas disuatu kabupaten/kota atau provinsi. Nilai bangunan/biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 unit bangunan per satuan ukuran luas tersebut di atas diperoleh melalui pendekatan terhadap sejumlah jenis bahan bangunan yang menjadi paket komoditas, yaitu dengan cara mengalikan harga masing-masing jenis bangunan, termasuk sewa alat berat, dengan kuantitas/volumenya.

(12)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 4

Sesuai dengan pengertiannya, IKK dapat dikategorikan sebagai indeks spasial, yaitu

indeks yang menggambarkan perbandingan harga untuk lokasi yang berbeda pada periode

waktu tertentu. Berbeda dengan pengertian indeks periodikal, seperti IHPB atau IHK, dimana

indeks periodikal merupakan angka indeks yang menggambarkan perkembangan harga di

suatu lokasi pada periode tertentu terhadap harga tahun dasar. Mulai tahun 2005 dalam

penyajian IKK diperhitungkan pula perkembangan harga periode tertentu terhadap harga

periode dasar yaitu Februari 2004 (sesuai dasar penghitungan IKK 2004).

1.3 Metode Penghitungan

Sampai pada tahun 2009,angka IKK disajikan mengunakan IKK rata-rata nasional sama dengan 100 yang kemudian dikalikan dengan suatu bilangan /inflator sehingga diperoleh angka provinsi dan kabupaten/kota. Sejak tahun 2010 penghitungan IKK disajikan dengan model yang berbeda yaitu dengan menentukan salah satu ibukota provinsi,dimana terdapat satu kabupaten/kota dalam provinsi tersebut yang memiliki IKK mendekati angka rata-rata sebagai kota acuan atau provinsi acuan.

Kota Balikpapan adalah salah satu kota di Provinsi kalimantan Timur yang memiliki angka IKK sebesar 100.08 yaitu angka yang paling dekat dengan rata-rata IKK 491 kabupaten/kota sama dengan 100,sehingga Kota Samarinda sebagai ibukota provinsi akan dipilih sebagai kota acuan.Kota Samarinda sebagai kota acuan pada penghitungan IKK 2010 juga akan digunakan untuk penghitungan IKK tahun berikutnya.

Pertimbangan penggunaan salah satu ibukota provinsi sebagai acuan dalam menghitung IKK adalah memberikan flexibilitas dalam penghitungan IKK apabila ada penambahan jumlah kabupaten/kota yang akan dihitung IKKnya, sebagaimana literatur tentang indeks spasial pada umumnya mengacu pada satu wilayah tertentu sebagai dasar. Perbedaan model penyajian IKK 2009 dan IKK 2010 menyebabkan angka-angka tersebut tidak dapat diperbandingkan secara langsung atau diperlukan langkah-langkah untuk membandingkannya.

Dalam melakukan penghitungan IKK dibutuhkan data/komponen penunjang, seperti paket komoditas, diagram timbang, dan data harga-harga jenis bahan bangunan yang menjadi

(13)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 5

paket komoditas penghitungan IKK. Adapun metodologi penghitungan indeks kemahalan konstruksi yang akan dipaparkan dalam publikasi ini antara lain mencakup:

1. Paket Komoditas IKK

Pengertian paket komoditas IKK dalam hal ini adalah suatu keranjang atau paket yang terdiri dari sejumlah bahan bangunan/konstruksi yang dominan digunakan untuk membangun satu unit bangunan/konstruksi. Untuk penghitungan IKK tahun 2010, diasumsikan jumlah bahan bangunan dan sewa alat-alat berat yang menjadi paket komoditas berjumlah 21, terdiri dari 17 jenis bahan bangunan dan 4 sewa alat berat.

Pengelompokan jenis bangunan yang dimaksud mengacu pada Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) yang terdiri dari 5 (lima) kelompok jenis bangunan yaitu:

a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; b. Prasarana untuk pertanian;

c. Jalan, jembatan, dan pelabuhan;

d. Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi; e. Bangunan lainnya.

Berikut klasifikasi dari masing masing jenis bangunan tersebut:

a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal

• Konstruksi gedung tempat tinggal, meliputi: rumah yang dibangun sendiri, real estate, rumah susun, dan perumahan dinas.

• Konstruksi gedung bukan tempat tinggal, meliputi: konstruksi gedung perkantoran, industri, kesehatan, pendidikan, tempat hiburan, tempat ibadah, terminal/stasiun, dan bangunan monumental.

b. Bangunan pekerjaan umum pertanian

• Bangunan pengairan, meliputi: pembangunan waduk (resorvoir), bendung (weir), embung, jaringan irigasi, pintu air, sipon dan drainase irigasi, talang, check dam, tanggul tempat banjir, tanggul laut, krib, dan viaduk.

• Bangunan proses tempat hasil pertanian, meliputi: bangunan penggilingan dan bangunan pengeringan.

(14)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 6

c. Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan

• Bangunan jalan, jembatan, dan landasan, meliputi: pembangunan jalan, jembatan, landasan pesawat terbang, pagar/tembok, drainase jalan, marka jalan, dan rambu rambu lalu lintas.

• Bangunan jalan dan jembatan kereta, meliputi: pembangunan jalan dan jembatan kereta.

• Bangunan dermaga, meliputi: pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan dermaga/ pelabuhan, sarana pelabuhan, dan penahan gelombang.

d. Bangunan untuk instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi

• Bangunan elektrikal, meliputi: pembangkit tenaga listrik, transmisi, dan transmisi tegangan tinggi.

• Konstruksi telekomunikasi udara, meliputi: konstruksi bangunan telekomunikasi dan navigasi udara, bangunan pemancar/penerima radar, dan bangunan antena.

• Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api, meliputi: pembangunan konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api.

• Konstruksi sentral telekomunikasi, meliputi: bangunan sentral telepon/telegraf, konstruksi bangunan menara pemancar/penerima radar microwave, dan bangunan stasiun bumi kecil/stasiun satelit.

• Instalasi air, meliputi: instalasi air bersih, air limbah, dan saluran drainase pada gedung.

• Instalasi listrik, meliputi: pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan lemah dan pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan kuat.

• Instalasi gas, meliputi: pemasangan instalasi gas pada gedung tempat tinggal dan pemasangan instalasi gas pada gedung bukan tempat tinggal.

• Instalasi listrik jalan, meliputi: instalasi listrik jalan raya, instalasi listrik jalan kereta api, dan instalasi listrik lapangan udara.

• Instalasi jaringan pipa, meliputi: jaringan pipa gas, jaringan air, dan jaringan minyak.

e. Bangunan lainnya

• Meliputi: bangunan sipil, pembangunan lapangan olahraga, lapangan parkir, dan sarana lingkungan pemukiman.

(15)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 7

Paket komoditas yang digunakan dalam penghitungan IKK 2010 terdiri dari 17 jenis barang dan 4 sewa alat berat yang dipilih dari 60 jenis barang dan 4 sewa alat berat yang terdapat dalam daftar HPB-K. Tujuh belas jenis barang dan empat sewa alat berat tersebut yaitu: pasir pasang, batu kali, batu bata, batu split, semen, keramik putih polos, kayu papan, kayu balok, kayu lapis, cat tembok, cat kayu/besi, besi beton, seng plat, seng gelombang, kaca bening, pipa PVC, aspal, excavator, bulldozer, three wheel roller (mesin gilas), dan dump truck. Ke-17 jenis barang dan 4 sewa alat berat tersebut dipilih karena mempunyai nilai atau andil cukup besar dan data harga barang-barang tersebut comparable atau mempunyai keterbandingan antar kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

2. Diagram Timbang IKK

Sama halnya dengan penghitungan indeks harga perdagangan besar konstruksi, penghitungan indeks kemahalan konstruksi kabupaten/kota tahun 2010 ini juga menggunakan dua jenis penimbang, yakni diagram timbang kelompok jenis bangunan dan diagram timbang IKK umum. Diagram timbang kelompok jenis bangunan disusun berdasarkan kuantitas/volume bahan bangunan/sewa alat berat/jasa yang dibutuhkan untuk membangun 1 unit bangunan per satuan ukuran luas untuk masing-masing kelompok jenis bangunan.

Pada tahun-tahun sebelumnya, penghitungan IKK seluruh kabupaten/kota dan provinsi menggunakan 5 (lima) kelompok jenis bangunan, yang antara lain:

a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; b. Prasarana untuk pertanian;

c. Jalan, jembatan, dan pelabuhan;

d. Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi; e. Bangunan lainnya.

Sejak tahun 2005 hingga tahun 2010, penghitungan IKK hanya menggunakan 3 (tiga) kelompok jenis bangunan. Kelompok jenis bangunan yang tidak diikutsertakan adalah bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi, serta kelompok jenis bangunan sarana pertanian yang digabung dengan kelompok jenis bangunan lainnya.

Perubahan pengelompokan jenis bangunan ini dilakukan agar IKK antar kabupaten/kota yang dihasilkan lebih mempunyai keterbandingan/comparable. Kelompok

(16)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 8

jenis bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi tidak diikutsertakan, dikarenakan kualitas barang-barang dalam kelompok jenis bangunan tersebut sangat beragam antar kabupaten/kota. Sedangkan kelompok jenis bangunan sarana pertanian, tidak relevan lagi digunakan untuk daerah perkotaan.

Kuantitas/volume bahan bangunan/sewa alat berat/jasa masing-masing kelompok jenis bangunan bisa berbeda antar kabupaten/kota. Data kuantitas/volume bahan bangunan tersebut diperoleh dari hasil studi pilot tingkat kemahalan harga bahan bangunan/konstruksi.

Diagram timbang umum IKK kabupaten/kota adalah bobot atau andil masing-masing kelompok jenis bangunan untuk menghitung IKK umum kabupaten/kota. Diagram timbang umum IKK ini disusun berdasarkan data realisasi APBD dan pengeluaran belanja pembangunan dan rutin. Data ini diperoleh dari pemerintah kabupaten/kota atau provinsi. Untuk keperluan penghitungan IKK umum kabupaten/kota atau provinsi tahun 2010 digunakan data APBD tahun 2009. Cara penyusunan diagram timbang umum IKK sama dengan cara penyusunan diagram timbang IHPB bahan bangunan/konstruksi umum yang intinya adalah memilih pengeluaran untuk pembangunan fisik dan dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kelompok jenis bangunan..

3. Harga Jenis Bahan Bangunan/Sewa Alat dan Jasa

Data harga yang digunakan untuk penghitungan IKK Tahun 2010 adalah harga bulan Juni 2010. Data harga tersebut dikumpulkan melalui survei serentak paket komoditas IKK yang dilaksanakan pada waktu yang bersamaan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Survei harga dilakukan pada tanggal 1-9 Juni 2010 setidaknya pada 3 (tiga) pedagang besar barang/jasa konstruksi yang dianggap mewakili tingkat harga di pasaran. Di kabupaten Pakpak Bharat yang menjadi sampel survei ini adalah UD Boymen,UD Tumangger dan UD Tobing. Responden yang dipilih dalam survei IKK di Kabupaten Pakpak Bharat sebanyak 3 (tiga) panglong ini dianggap telah mewakili kondisi harga pasar bahan konstruksi di Kabupaten Pakpak Bharat. Selain itu, dikumpulkan pula data sewa alat berat dan jasa dari kontraktor ataupun dari instansi terkait yang menyediakan jasa sewa alat berat konstruksi. Yang menjadi responden untuk data ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pakpak Bharat.

(17)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 9 4. Rumus Penghitungan IKK

a. Tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi kelompok jenis bangunan.

Untuk mendapatkan tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi (TKK) menurut kelompok jenis bangunan kabupaten/kota adalah mengalikan bobot dengan harga masing-masing bahan bangunan tersebut. Agar memperjelas penghitungan TKK kabupaten/kota seperti yang telah diuraikan di atas, berikut ini disajikan dalam bentuk notasi matematis.

=

=

m i ij i kj

H

Q

TKK

1

.

dimana:

i

: Jenis barang bahan bangunan

TKKkj : Tingkat kemahalan harga bahan bagunan/konstruksi kelompok jenis bangunan j

kabupaten/kota k Hi : Harga bangunan i Qij

b. Tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi kelompok jenis bangunan

rata-rata nasional.

: Kuantitas/volume bahan bangunan i jenis bangunan j : Diagram timbang kelompok jenis bangunan

dimana:

k : Kabupaten/kota

TKKnj : Tingkat kemahalan harga bahan bangunan/konstruksi nasional n untuk

kelompok jenis bangunan j

(18)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 10

c. Indeks kemahalan harga bangunan/konstruksi kelompok jenis bangunan

kabupaten/kota

100

x

TKK

TKK

IKK

nj kj kj

=

dimana: IKKkj

d. Indeks kemahalan konstruksi umum kabupaten/kota

: Indeks kemahalan harga bangunan/konstruksi kelompok jenis bangunan j

kabupaten/kota k. j j kj ku

xQ

IKK

TKK

=

=

5 1 dimana:

IKKku : Indeks kemahalan konstruksi umum u kabupaten/kota k

(19)

BAB II

(20)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum

Perbedaan model penyajian IKK 2009 dan IKK 2010 menyebabkan angka –angka tersebut tidak dapat diperbandingkan secara langsung, hal ini telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Sehingga untuk pembahasan pada bab ini hanya membahas IKK untuk Kabupaten Pakpak Bharat dibandingkan dengan kabupaten/kota lain dan juga IKK kota acuan Samarinda untuk tahun 2010.

Penghitungan IKK mutlak dilakukan karena IKK digunakan sebagai salah satu komponen/penimbang dalam penetapan Dana Alokasi Umum (DAU) tiap-tiap kabupaten/kota. Penghitungan IKK ini sendiri telah mempertimbangkan variasi harga-harga barang/jasa konstruksi yang beragam berdasarkan keadaan dan tingkat kesulitan geografis suatu wilayah. Azas kesenjangan fiskal (fiscal gap) yang mendasari penghitungan DAU memerlukan dukungan data yang valid, akurat, dan terkini sehingga pembagian DAU ke daerah menjadi adil, proporsional, dan merata. Demi pembagian DAU yang adil dan merata berdasarkan tingkat kesulitan letak geografis suatu wilayah tersebut, maka IKK hadir sebagai indeks spasial yang mutlak diperlukan.

Pada tahun-tahun sebelumnya hingga akhir 2008, Badan Pusat Statistik masih melakukan penghitungan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) untuk seluruh kabupaten/kota di Indonesia. IHPB ini sendiri dalam kaitannya dengan pembangunan suatu daerah berfungsi sebagai angka indeks yang dapat digunakan sebagai eskalasi (pertambahan dalam kuantitas/volume/jumlah) nilai proyek konstruksi. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dapat didefenisikan sebagai angka indeks yang menggambarkan besarnya perubahan harga pada tingkat harga perdagangan besar/harga grosir dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan di suatu negara/daerah. IHPB termasuk dalam indeks periodikal sama seperti indeks harga konsumen (IHK), yakni angka indeks yang menggambarkan perkembangan harga di suatu lokasi pada periode tertentu terhadap harga tahun dasar.

Dalam perkembangannya, IHPB tidak lagi menjadi angka indeks yang wajib dihitung oleh seluruh kabupaten/kota. Hal ini dimungkinkan oleh ketersediaan proyek berskala besar dan nasional yang tidak sama/berbeda-beda dari seluruh kabupaten/kota. Untuk kabupaten/kota

(21)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 13

dengan nilai pembangunan dan kontrak yang besar tentunya memerlukan angka indeks ini sebagai acuan eskalasi nilai proyek yang harus diperhitungkan dan diprediksi. Atas dasar cakupan yang besar (42 jenis barang dan 4 sewa alat berat pada tahun 2008) menjadikan IHPB tidak lagi mutlak dihitung oleh seluruh kabupaten/kota. Berikut ditampilkan perbedaan IKK dan IHPB:

Tabel 2.1 Perbedaan IKK dan IHPB

No IKK (Spatial Index) No IHPB (Periodical Index)

1 Membandingkan harga untuk lokasi berbeda pada waktu yang sama

1 Membandingkan harga untuk lokasi yang sama pada waktu yang berbeda

2 Reference/dasar: rata-rata nasional 2 Reference/dasar: tahun dasar

3 Perbandingan harga antar wilayah 3 Perubahan harga antar waktu

4 Perbedaan struktur harga relatif besar 4 Perubahan struktur harga relatif kecil

5 Comparability dan representative sulit diperoleh

5 Comparability dan representative mudah diperoleh

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa IKK memberikan solusi atas perbedaan tingkat harga pada berbagai lokasi dalam waktu yang sama. Hal ini mengakibatkan nilai IKK seluruh kabupaten/kota telah memperhitungkan tingkat kesulitan geografis masing-masing wilayah pada saat yang bersamaan, walaupun keterbandingan dan keterwakilan komoditas barang sulit diperoleh. Hal ini disebabkan karena komoditas suatu barang di suatu daerah dengan kualitas dan kuantitas tertentu memang belum tentu dimiliki oleh daerah lain dengan kualitas dan kuantitas yang sama. Untuk penghitungan IKK tahun 2010 untuk komoditas yang tidak ada di suatu daerah tidak boleh membuat rujukan harga kabupaten/kota tetangga yang bersebelahan sebagai acuan harga barang dengan kualitas dan kuantitas yang sama dengan memperhitungkan ongkos/biaya transportasi yang diperlukan untuk mengangkut barang

(22)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 14

tersebut. Jadi yang menjadi acuan harga adalah semua komoditas yang ada beredar dan dijumpai di pasaran di suatu kabupaten/kota.

Tabel 2.2 berikut menyajikan perbandingan ruang lingkup, paket komoditas, serta kelompok jenis bangunan (diagram timbang) yang digunakan dalam penghitungan IKK dari tahun ke tahun (2003 – 2010).

Table 2.2 Perbandingan Antara IKK 2003 – IKK 2010

No KETERANGAN 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. Ruang Lingkup: Jumlah Kabupaten/Kota Jumlah Provinsi 370 30 370 32 440 33 440 33 456 33 457 33 477 33 4 491 33 2. Paket Komoditas: (jumlah barang, sewa alat berat)

22 26 21 22 22 22 21 21

3. Kelompok jenis

bangunan 5 5 3 3 3 3 3 3

Dari tabel diatas dapat dilihat trend perkembangan jumlah kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia dari tahun ke tahun yang tentunya juga disertai dengan penghitungan IKK untuk tiap-tiap kabupaten/kota dan provinsi. Tahun 2010 ruang lingkup penghitungan IKK mencakup 491 kabupaten/kota dan 33 provinsi. Dari data ini dapat dilihat selama kurun waktu 1 (satu) tahun telah terjadi pemekaran kabupaten/kota sebanyak 14 kabupaten/kota.

Penghitungan IKK pertama kali dilakukan oleh Badan Pusat Statistik tahun 2002, yakni untuk memperoleh besaran angka IKK tahun 2003 dari 370 kabupaten/kota dan 30 provinsi. Seiring dengan perkembangan tersebut, paket komoditas barang dan sewa alat berat juga mengalami perubahan sesuai dengan keadaan yang terjadi. Jumlah paket komoditas barang dan sewa alat berat terbanyak yang dikumpulkan adalah pada tahun 2004, yakni sebanyak 26 jenis barang dan sewa alat berat. Sedangkan untuk kelompok jenis bangunan (diagram timbang) dari tahun 2005 hingga tahun 2010 konstan sebanyak 3 (tiga) jenis

(23)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 15

kelompok bangunan. Hanya tahun 2003 dan 2004 saja kelompok jenis bangunan yang digunakan sebagai diagram timbang sebanyak 5 (lima) kelompok/jenis.

2.2 Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010

Hasil penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara, dengan Kota acuan Balikpapan dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

Tabel 2.3 IKK Kabupaten Pakpak Bharat,

Sumatera Utara, dan Kota acuan (Samarinda) Tahun 2010

Kabupaten/Provinsi Indeks Umum

Pakpak Bharat 87.94

Sumatera Utara 86.20

Kota Acuan (Samarinda) 100.08

IKK umum Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara, dan kota acuan (Samarinda) sebagaimana yang telah disajikan pada tabel diatas menunjukkan besaran IKK umum Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2010 adalah sebesar 87.94, lebih tinggi dari IKK umum Provinsi Sumatera Utara (86.20) dengan selisih 1.74 persen dan lebih rendah dari IKK umum Kota acuan (Samarinda) (100.08) dengan selisih 12.14 persen

Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) kabupaten Pakpak Bharat masih lebih tinggi dibandingkan dengan Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi Sumatera Utara dengan selisih sebesar 1,74 persen mungkin disebabkan beberapa hal diantaranya:

(24)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 16

1. Letak geografis Kabupaten Pakpak Bharat relatif jauh dalam jalur distribusi barang-barang konstruksi

2. Sebagai Daerah yang baru dimekarkan,keberadaan supplier yang mampu menyediakan barang-barang untuk kebutuhan konstruksi masih sangat terbatas di Kabupaten Pakpak Bharat.

3. Pemakaian barang-barang konstruksi yang berasal dari luar kabupaten Pakpak Bharat masih lebih besar bila dibandingkan dengan komoditas yang berasal dan dihasilkan di kabupaten ini. Bangunan konstruksi memerlukan berbagai macam jenis barang yang saling melengkapi mulai dari pasir, batu, batu-bata, kayu, besi, semen, kaca, pipa, seng, aspal dan sebagainya hingga ke penggunaan peralatan berat. Diantara barang-barang konstruksi tersebut beberapa diantaranya dapat dihasilkan di Kabupaten Pakpak sendiri tanpa harus didatangkan dari luar kabupaten, seperti pasir, batu dan kayu. Harga komoditas lokal tersebut tercatat relatif lebih murah dibandingkan harga rata-rata produk sejenis di Provinsi Sumatera Utara, namun karena share pemakaiannya dalam bangunan konstruksi relatif kecil, pengaruhnya terhadap Tingkat Kemahalan Konstruksi juga tidak terlalu besar. Yang artinya pembentukan tingkat kemahalan konstruksi lebih didominasi oleh barang-barang konstruksi yang didatangkan dari luar Kabupaten Pakpak Bharat. Berikut disajikan besaran IKK umum Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara, dan kota acuan (Balikpapan) untuk tahun 2010 dalam visualisai diagram batang:

(25)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 17 Grafik 2.1. IKK Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, dan

Kota acuan (Samarinda) Tahun 2010

Bila dibandingkan IKK umum kabupaten Pakpak Bharat dengan kota acuan Samarinda masih lebih rendah dengan selisih sebesar 12.14 persen. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa untuk membangun satu unit bangunan per satuan luas di kabupaten Pakpak Bharat masih lebih murah dibandingkan dengan membangun satu unit bangunan di Kota Samarinda. Dari Tabel 2.3 dapat menunjukkan bahwa membangun satu unit bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat 1,1 kali lebih murah dibandingkan Kota Samarinda. Hal ini sangat dipengaruhi faktor letak geografis Kota Samarinda yang sangat sulit. Semakin sulit kondisi geografis suatu daerah maka semakin tinggi tingkat harga.

Untuk Provinsi Sumatera Utara, IKK umum tertinggi pada tahun 2010 dimiliki oleh kabupaten Nias Selatan yakni sebesar 109.54, dan terendah di kabupaten Deli Serdang yakni sebesar 81.05 dengan range sebesar 28.49 persen. Hal ini menggambarkan tingkat kemahalan harga bangunan dari suatu nilai bangunan/biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan luas di Kabupaten Nias Selatan 1.3 kali lebih mahal jika dibandingkan dengan membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan luas di Kabupaten Deli Serdang.

(26)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 18

Penyebab IKK Kabupaten Deli Serdang lebih rendah dibandingkan kabupaten lain di Provinsi Sumatera Utara karena kabupaten ini merupakan sentra produksi bahan-bahan kelompok bangunan, sehingga tingkat harga di kabupaten ini jauh lebih rendah. Hal ini juga didukung oleh kondisi geografisnya yang baik sehingga memungkinkan jangkauan transportasi ke manapun. Sedangkan Kabupaten Nias Selatan dari sisi kondisi geografis kurang mendukung kelancaran akses terhadap penyediaan bahan-bahan kelompok bangunan secara umum, meskipun untuk komoditas tertentu kabupaten ini memproduksi sendiri. Berikut disajikan besaran IKK kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Utara berikut peringkatnya dalam provinsi.

(27)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 19 Tabel 2.4 IKK Kabupaten/Kota di Sumatera Utara serta Ranking dalam Provinsi

Tahun 2010

Kabupaten/Kota Indeks Umum Ranking Dalam

Provinsi 1 Nias 98.90 4 2 Mandailing Natal 86.58 16 3 Tapanuli Selatan 87.75 12 4 Tapanuli Tengah 85.05 23 5 Tapanuli Utara 85.79 20 6 Toba Samosir 88.37 9 7 Labuhan Batu 86.87 15 8 Asahan 83.84 27 9 Simalungun 83.33 29 10 Dairi 85.62 21 11 Karo 85.46 22 12 Deli Serdang 81.05 33 13 Langkat 81.70 31 14 Nias Selatan 109.54 1 15 Humbang Hasundutan 84.46 24 16 Pakpak Bharat 87.94 10 17 Samosir 89.17 6 18 Serdang Bedagai 82.76 30 19 Batu Bara 85.88 19

20 Padang Lawas Utara 87.62 13

21 Padang Lawas 87.81 11

22 Labuhan Batu Utara 87.28 14

23 Labuhan Batu Selatan 86.36 17

71 Sibolga 88.97 8 72 Tanjung Balai 86.33 18 73 Pematang Siantar 84.20 25 74 Tebing Tinggi 83.46 28 75 Medan 84.14 26 76 Binjai 81.43 32 77 Padang Sidempuan 89.16 7 99 Nias Utara 105.28 2 99 Nias Barat 104.31 3 99 Gunung Sitoli 89.51 5

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2010 Kabupaten Nias Selatan, Nias Utara dan Nias Barat merupakan 3 (tiga) kabupaten yang memiliki indeks terbesar masing-masing 109.54 persen, 105.28 persen serta 104.31 persen.

(28)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 20

Kabupaten Langkat, Kota Binjai, dan Kabupaten Deli Serdang adalah 3 (tiga) kabupaten/kota dengan nilai indeks terendah, masing-masing 81.70 persen, 81.43 persen, dan 81.05 persen. Sedangkan Pakpak Bharat pada tahun 2010 menempati peringkat ke-10 (sepuluh) dengan besaran indeks 87.94 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa jika dibandingkan biaya untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan luas di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, maka membangun di Kabupaten Pakpak Bharat menduduki peringkat termahal ke-10 (sepuluh). Semakin rendah peringkat IKK suatu kabupaten (semakin mendekati angka 1), maka semakin mahal biaya yang diperlukan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan luas di kabupaten tersebut.

Jika dibandingkan dengan Kabupaten Dairi dan Humbang Hasundutan, nilai IKK Kabupaten Pakpak Bharat jauh lebih besar dari nilai IKK kedua kabupaten tetangga tersebut,dengan selisih masing-masing sebesar 2.32 persen dan 3.48 persen. Sedangkan jika dibandingkan untuk sesama kabupaten pemekaran (Nias Selatan, Pakpak Bharat, dan Humbang Hasundutan), Pakpak Bharat menempati posisi kedua setelah Nias Selatan. Berikut disajikan grafik nilai IKK Kabupaten Pakpak Bharat, Nias Selatan, dan Humbang Hasundutan.

Grafik 2.2 Perbandingan Nilai IKK Kabupaten Nias Selatan, Pakpak Bharat, dan Humbang Hasundutan Tahun 2010

(29)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 21 2.3 Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010

Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 sebesar 86.20 persen.Jika dibandingkan dengan IKK propinsi acuan dalam hal ini Provinsi Kalimantan timur jauh lebih rendah dengan selisih 13.8 persen. Berikut disajikan table Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi tahun 2010.

Tabel 2.5 INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI PROVINSI 2010

NO KODE PROPINSI IKK *)

(1) (2) (3) (4)

1 11 NANGROE ACEH DARUSSALAM 92.45

2 12 SUMATERA UTARA 86.20 3 13 SUMATERA BARAT 85.24 4 14 R I A U 96.93 5 15 J A M B I 89.31 6 16 SUMATERA SELATAN 87.13 7 17 BENGKULU 87.83 8 18 LAMPUNG 83.93

9 19 KEP. BANGKA BELITUNG 95.33

10 21 KEPULAUAN RIAU 101.61 11 31 DKI JAKARTA 90.02 12 32 JAWA BARAT 85.04 13 33 JAWA TENGAH 83.44 14 34 DI YOGYAKARTA 83.67 15 35 JAWA TIMUR 83.36 16 36 B A N T E N 84.00 17 51 B A L I 85.53

18 52 NUSA TENGGARA BARAT 87.20

19 53 NUSA TENGGARA TIMUR 97.38

20 61 KALIMANTAN BARAT 96.61 21 62 KALIMANTAN TENGAH 100.83 22 63 KALIMANTAN SELATAN 90.46 23 64 KALIMANTAN TIMUR 100.00 24 71 SULAWESI UTARA 98.63 25 72 SULAWESI TENGAH 90.81 26 73 SULAWESI SELATAN 85.99 27 74 SULAWESI TENGGARA 92.17 28 75 GORONTALO 90.74 29 76 SULAWESI BARAT 89.90 30 81 M A L U K U 110.00 31 82 MALUKU UTARA 110.43 32 91 PAPUA BARAT 142.98 33 94 PAPUA 210.10

(30)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 22

Dari Tabel 2.5 dapat kita lihat bahwa Provinsi Papua,Papua Barat dan Maluku Utara merupakan 3 provinsi yang memilikit indeks terbesar dengan indeks masing masing 210.10 persen,142.98 persen dan 110,43 persen. Provinsi DI Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah 3 (tiga ) Provinsi dengan nilai indeks terendah masing-masing 83.67 persen,83.44 persen dan 83.67 persen.Sedangkan Propinsi Sumatera Utara menempati rangking 7 (tujuh) dengan indeks sebesar 86.20 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi ketujuh termurah untuk membangun satu unit bangunan di Indonesia.

(31)

L A M P I R A N

1

(32)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 24 Lampiran 1. Gambar Bahan Bangunan dan Alat Berat Konstruksi yang Digunakan Sebagai

Paket Komoditas Penghitungan IKK 2010

Jenis Barang Gambar Keterangan

Pasir Pasang

Batu Kali

Batu Bata

Batako

(33)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 25 Semen

Keramik Putih Polos

Kayu Papan

Kayu Balok

(34)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 26 Cat Tembok Cat Kayu/Besi Besi Beton Seng Plat Seng Gelombang

(35)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 27 Kaca Bening Pipa PVC Aspal Excavator Buldozer

(36)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 28

Three Wheel roller

(37)

L A M P I R A N

2 & 3

(38)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 30 Lampiran 2. Kuesioner yang Digunakan dalam Pencacahan IKK Tahun 2010

1. Provinsi

2. Kabupaten / Kota

1. Nama Pencacah 5. Nama Pemeriksa

2. N I P 6. N I P

3. Tanggal Pencacahan 7. Tanggal Pemeriksaan

- Responden adalah pedagang campuran yaitu pedagang yang menjual barang dagangannya dalam jumlah besar maupun eceran. Apabila pedagang campurannya tidak ada maka respondennya adalah distributor, contoh : Aspal.

- Aspal impor adalah aspal produk perusahaan asing, contoh : Shell.

- Tukang adalah orang yang mempunyai keahlian khusus di sektor konstruksi, contoh : tukang batu, tukang kayu, dll

- Pembantu Tukang adalah orang yang tidak mempunyai keahlian khusus disektor konstruksi & biasanya bekerja membantu tukang - Khusus untuk sewa alat berat sudah termasuk biaya operator (tidak termasuk bahan bakar).

- Harga untuk setiap jenis barang sebaiknya terisi seluruhnya , sedangkan untuk kualitas barang semaksimal mungkin

terisi, tergantung kondisi lapangan.

- Harga semua jenis barang sebaiknya diwakili oleh minimal 2 responden (khusus Blok III ). Jika salah satu jenis barang tidak tersedia di responden umum maka harga barang tersebut supaya dicari pada responden lainnya seperti Kontraktor, DPU, dll.

- Kolom (6), tuliskan nama Kabupaten/Kota asal barang tersebut diperoleh. Kolom ini harus terisi karena akan digunakan untuk melihat tata niaga atau pola distribusi dari masing-masing jenis barang yang kualitasnya akan dipilih untuk penghitungan IKK.

- Kolom (7) digunakan untuk mencatat keterangan atau penjelasan tambahan tentang responden, kualitas barang, konversi dll.

- Pindahkan isian kuesioner kedalam file laporan hasil pencacahan (format Excel), selanjutnya file tersebut dikirim melalui email ke BPS Provinsi Bidang Statistik Distribusi, untuk direkapitulasi .

Jika semua kab/kota dalam satu provinsi sudah direkap dalam satu file, dan hasilnya sudah diperiksa, file tersebut dikirim via email

ke alamat shpb@bps.go.id, dan di CC ke salah satu email berikut: fikri@bps.go.id, firman@bps.go.id, atau lilis@bps.go.id . - Dokumen yang sudah diperiksa dan ditandatangani oleh petugas pencacah dan pemeriksa segera dikirim ke BPS Provinsi

TANGGAL 1 - 9 JUNI 2010

SURVEI SERENTAK HARGA BAHAN BANGUNAN/KONSTRUKSI REPUBLIK INDONESIA

BADAN PUSAT STATISTIK

PENJELASAN

4. Tanda tangan

SEWA ALAT BERAT, DAN UPAH JASA KONSTRUKSI

8. Tanda tangan

DALAM RANGKA PENGHITUNGAN IKK 2010

BLOK II : KETERANGAN PENCACAH BLOK I : KETERANGAN TEMPAT

(39)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 31

Harga per satuan/unit

(Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pasir Pasir Beton / Cor m3

Pasir Pasang m3

Pasir Urug m3

2 Batu Pondasi Batu Belah m3

Batu Gunung m3

Batu Kali m3

Lainnya …….………..… (sebutkan) m3 3 Batubata Batubata Merah Biasa ( 60 buah/m2

) 100 buah Lainnya …….………..… (sebutkan) 100 buah

4 Batako Biasa 100 buah

Lainnya …….………..… (sebutkan) 100 buah

5 Batu Split Ukuran 1 - 2 cm m3

Ukuran 2 - 3 cm m3

Lainnya …….………..… (sebutkan) m3

6 Semen Abu-abu Bosowa zak

isi 50 kg Gresik zak

Holcim zak

Kupang zak

Padang zak

Tiga Roda zak

Tonasa zak

Lainnya …….………..… (sebutkan) zak 7 Pipa PVC Maspion, kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang

Maspion, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang Vinilon, kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang Vinilon, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang Wavin, kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang Wavin, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang Winlon, kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang Winlon, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang Lainnya …….………..… (sebutkan) batang

8 Seng Plat Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm m

Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm m Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm kaki Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm kaki Lainnya …….………..… (sebutkan) m/kaki *) 9 Seng Gelombang Ukuran ( 0,02 x 90 x 180 ) cm lembar

Ukuran ( 0,03 x 90 x 180 ) cm lembar Lainnya …….………..… (sebutkan) lembar

10 Paku Paku Kayu 5 cm kg

Paku Kayu 10 cm kg

Paku Beton 5 cm kg

Paku Beton 10 cm kg

Lainnya …….………..… (sebutkan) kg 11 Besi Beton (Full) Ukuran Ф 6 mm Panjang 12 m batang

Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m batang Ukuran Ф 6 mm Panjang 12 m kg Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m kg Lainnya …….………..… (sebutkan) batang/kg *)

12 Keramik Putih Polos Accura m2

Kualitas 1 (KW 1) Arwana m2 uk. ( 30 x 30 ) cm Asahi m2 Asiatile m2 Classic m2 Diamond m2 Hercules m2 Impresso m2 Keterangan Asal Barang

BLOK III : RESPONDEN UMUM

(40)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 32

KIA m2

Masterina m2

Mulia m2

Lainnya …….………..… (sebutkan) m2 13 Kayu Papan Kamper ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) m3 Meranti ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) m3 Lainnya …….………..… (sebutkan) m3 14 Kayu Balok Kamper ( 6 cm x 12 cm x 4 m ) m3 Meranti ( 6 cm x 12 cm x 4 m ) m3 Lainnya …….………..… (sebutkan) m3 15 Kayu Lapis Ukuran ( 0,3 x 122 x 244 ) cm lembar

Ukuran ( 0,4 x 122 x 244 ) cm lembar Ukuran ( 0,5 x 122 x 244 ) cm lembar Ukuran ( 0,6 x 122 x 244 ) cm lembar Lainnya …….………..… (sebutkan) lembar 16 Cat Tembok a. Isi 5 kg Avian kaleng

Belmas kaleng Catylac kaleng Maritex kaleng Matex kaleng Metrolite kaleng Vinilex kaleng

Lainnya …….………..… (sebutkan) kaleng b. isi 25 kg Avian kaleng

Belmas kaleng Catylac kaleng Maritex kaleng Matex kaleng Metrolite kaleng Vinilex kaleng

Lainnya …….………..… (sebutkan) kaleng 17 Cat Kayu / Besi isi 1 kg Altex kaleng

Avian kaleng

Brilo kaleng

Emco kaleng

Glotex kaleng

Kuda Terbang kaleng Lainnya …….………..… (sebutkan) kaleng 18 Kaca Polos Bening Asahi tebal 3 mm m2

Asahi tebal 5 mm m2 Mulia tebal 3 mm m2 Mulia tebal 5 mm m2 Lainnya …….………..… (sebutkan) m2 19 Aspal Curah Grade 60/70 Lokal ton Curah Grade 60/70 Impor ton Drum Grade 60/70 (155 kg) Impor drum Drum Grade 60/70 (155 kg) Lokal drum Lainnya …….………..… (sebutkan) ………

(41)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 33

Harga per satuan/unit

(Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Aspal Curah Grade 60/70 Lokal ton Curah Grade 60/70 Impor ton Drum Grade 60/70 (155 kg) Impor drum Drum Grade 60/70 (155 kg) Lokal drum Lainnya …….………..… (sebutkan) ……… 2 Sewa Excavator 100-120 HP unit/hari

100-120 HP unit/jam Lainnya …….………..… (sebutkan) unit/jam/hari *) 3 Sewa Buldozer 95-120 HP unit/hari

95-120 HP unit/jam Lainnya …….………..… (sebutkan) unit/jam/hari *) 4 Sewa Three Wheel Roller 8 - 10 ton unit/hari

8 - 10 ton unit/jam Lainnya …….………..… (sebutkan) unit/jam/hari *) 5 Sewa Dump Truck 8 - 10 ton unit/hari

8 - 10 ton unit/jam Lainnya …….………..… (sebutkan) unit/jam/hari *) 6 Upah Jasa Konstruksi Pembantu Tukang o-h

Tukang Batu o-h

Tukang Cat o-h

Tukang Kayu o-h Lainnya …….………..… (sebutkan) o-h *) Coret salah satu

BLOK IV : RESPONDEN DINAS PEKERJAAN UMUM / KONTRAKTOR

Keterangan Asal Barang Satuan Kualitas Barang Jenis Barang No

(42)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 34 ………….. , ……….20.…… NIP. ( ………...………….………..) BLOK V : CATATAN Mengetahui,

(43)

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 35 Lampiran 3. Kuesioner Diagram Timbang yang Digunakan

Provinsi / Kabupaten / Kota *) : ………..

Persentase Persentase

(%) (%)

(2) (3) (4) (5)

1. Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal 2. Bangunan Pekerjaan Umum untuk Pertanian

3. Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan dan Pelabuhan 4. Bangunan dan Instalasi Listrik, Gas, Air minum dan Komunikasi 5. Bangunan Lainnya

*) : coret yang tidak perlu Keterangan :

I - Usahakan untuk mendapatkan nilai dan persentase pembangunan fisik untuk setiap jenis bangunan, apabila

mengalami kesulitan / terlalu lama untuk memperoleh data tersebut usahakan untuk mendapatkan persentasenya terlebih dahulu.

- Tahun 2008 adalah realisasi nilai penggunaan dan tahun 2009 adalah nilai perkiraan.

II Data diperoleh dari hasil konsultasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi / Kabupaten / Kota.

III Kelompok Jenis Bangunan terdiri dari :

1.Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal meliputi bangunan perumahan, perkantoran, rumah sakit,

tempat hiburan, tempat ibadah, terminal, stasiun, dll.

2.Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian meliputi bangunan waduk, bendungan, embung, jaringan irigasi, pintu air,

drainase irigasi, talang, check dam, tanggul, pengendali banjir, tanggul laut, dsb.

3.Pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan, meliputi pembangunan jalan, jembatan, landasan pesawat

terbang, pagar / tembok, drainase jalan, marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, bangunan jalan, jembatan kereta api, bangunan dermaga / pelabuhan, sarana pelabuhan dan penahan gelombang.

4.Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum dan komunikasi, meliputi pembangkit tenaga listrik, tranmisi dan

transmisi tegangan tinggi, bangunan telekomunikasi dan navigasi udara, instalasi air bersih dan air limbah, pemasangan instalasi gas pada gedung, instalasi jalan raya, jaringan pipa gas, jaringan air, dan jaringan minyak.

5.Bangunan Lainnya meliputi bangunan lapangan olahraga, lapangan parkir dan sarana lingkungan dan pemukiman.

100%

Jenis Bangunan

Nilai Nilai

(1)

T o t a l 100%

Nilai dan Persentase

Diagram Timbang Umum menurut Kelompok Jenis Bangunan Tahun 2008 - 2009

(44)

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan IKK dan IHPB
Tabel 2.2 berikut menyajikan perbandingan ruang lingkup, paket komoditas, serta  kelompok jenis bangunan (diagram timbang) yang digunakan dalam penghitungan IKK dari  tahun ke tahun (2003 – 2010)
Grafik 2.1.  IKK Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, dan   Kota acuan (Samarinda) Tahun 2010
Tabel 2.4  IKK Kabupaten/Kota di Sumatera Utara serta Ranking dalam Provinsi  Tahun 2010
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam laporan LPPDK pada bagian penerimaan hanya terdapat informasi mengenai besaran uang yang terdapat pada RKDK dan kas di bendahara, dimana dalam laporan LPPDK bagian penerimaan

Teknologi proses yang banyak digunakan untuk pembuatan mikrosensor atau mikrodevices adalah silicon-based microfabrication yang dapat menghasilkan struktur yang berukuran

Konsentrasi ini cenderung sama dengan konsentrasi klorofil-a pada daerah fishing ground ikan pelagis besar dengan jarak dari 22-46 mil laut pantai Kabupaten Manokwari,

Kemampuan membangun kepercayaan merupakan sikap mediator yang harus ditunjukkan kepada para pihak bahwa dia tidak memiliki kepentingan apapun dalam penyelesaian perselisihan

(3) Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat , Pemerint ah, pemerint ah daerah dan/ at au sumber lain yang t idak

Menembak merupakan sasaran akhir setiap bermain. Penguasaan terhadap teknik ini mempunyai peranan. yang penting dalam permainan bola basket, sebab tembakan merupakan kunci utama

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder mengenai data klaim asuransi kendaraan bermotor roda empat yang meliputi data klaim kendaraan bermotor

[r]