ii
PROSIDING
SEMAR (Seminar Kepakaran) BIPA 1
Editor:
Wati Istanti, S.Pd., M.Pd. M. Badrus Siroj, M.Pd.
Desain Cover: R. Arief Nugroho, M.Hum. Setting & Layout: Deti Tri Meliana
Cetakan Pertama : Oktober 2016
ISBN : 978-602-8054-89-8
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Cipta Prima Nusantara (CPN) bekerja sama dengan Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) Jawa Tengah.
Penerbit Cipta Prima Nusantara (CPN)
Perum Green Village Kav.115, Ngijo, Gunungpati, Semarang e-mail: ciptaprimanusantara@gmail.com
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun, tanpa izin tertulis dari Penulis dan Penerbit.
iii
PRAKATA
Salam BIPA!Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga Prosiding Seminar Kepakaran BIPA 1 (SEMAR BIPA 1) ini dapat diterbitkan.
SEMAR BIPA 1 merupakan seminar nasional tentang Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang mencakup pengajaran, budaya, serta perkembanganya. Kegiatan ini kali pertama diselenggarakan oleh Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) Jawa Tengah bekerja sama dengan Universitas Negeri Semarang dan Balai Bahasa Jawa Tengah. Kegiatan seminar ini berlangsung selama satu hari, yaitu Sabtu 15 Oktober 2016 di Laboratorium Budaya dan Pusat Eduwisata, Kampung Budaya Universitas Negeri Semarang.
Kegiatan SEMAR BIPA 1 merupakan realisasi dari salah satu program kerja APPBIPA Jawa Tengah tahun 2016 yang terkait dengan peningkatan mutu penyelenggaraan pengajaran BIPA. Melalui seminar ini, informasi tentang BIPA baik yang mencakup pengajaran, kebudayaan, serta perkembangannya akan didapat dari para pakar, peneliti, dan praktisi ke-BIPA-an yang nantinya dapat dibagikan kepada seluruh pengajar dan penggiat BIPA.
SEMAR BIPA 1 diseleggarakan dengan tujuan meningkatkan peran lembaga-lembaga penyelenggara pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang tergabung dalam Afiliasi Pengajar dan Penggiat BIPA. Melalui seminar ini diharapkan akan terjalin silaturahmi keilmuan yang mampu menumbuhkan kinerja positif bagi penyelenggaraan pembelajar BIPA di seluruh Indonesia. SEMAR BIPA 1 mendorong Pengajaran BIPA dapat lebih berperan aktif sebagai penunjang keberhasilan diplomasi budaya Indonesia di dunia internasional serta dalam menghadapi perkembangan MEA maupun era globalisasi.
Untuk itu kiranya, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembicara kunci, pembicara tamu, pemakalah, peserta, dan panitia, serta pihak-pihak lainnya yang telah turut serta menyumbangkan pikiran, gagasan, tenaga, materi, serta waktu dan kesempatan yang luar biasa, hingga prosiding ini hadir di hadapan pembaca dengan baik.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada APPBIPA Jawa Tengah, Universitas Negeri Semarang, dan Balai Bahasa Jawa Tengah atas terlaksananya kegiatan SEMAR BIPA 1 ini. Segala kekurangan dan kekhilafan atas penyusunan prosiding dan penyelenggaraan seminar, kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya.
Semarang, 15 Oktober 2016 Hormat kami Panitia
iv
DAFTAR ISI
Prakata ... iii Daftar Isi ...iv
PEMAKALAH UTAMA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI TENAGA KERJA ASING ………
Yusro Edy Nugroh
1 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN BIPA DI MASA MENDATANG:PENGUATAN DIMENSI-DIMENSI BIPA………
Totok Suhardijanto
10 PENGEMBANGAN DAN PEMBELAJARAN BIPA BERBASIS LINTAS
BUDAYA………...
Arif Budi Wurianto
18
INTERNALISASI WAWASAN KEBANGSAAN DALAM
MENGUATKAN CITRA DIRI BANGSA PARA PENGAJAR BIPA……….
Vismaia S. Damaianti
26
PEMAKALAH PENDAMPING
PERAN TEKS NEGOSIASI DALAM PEMBELAJARAN BIPA:
MENJAWAB TANTANGAN MEA………
Agus Tri Laksono
30
TRADISI SESAJI REWANDA DI SEMARANG SEBAGAI SARANA PENGENALAN BUDAYA KEPADA PESERTA BIPA……….
Ahmad Pramudiyanto
37 PENGIMPLEMENTASIAN NILAI-NILAI BUDAYA DALAM BAHAN
AJAR BIPA………..
Alimatussa’diyah 41
UPACARA TRADISIONAL BEGALAN BANYUMASAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN UNTUK PELAJAR BIPA……….
Alva Kurniawan
49 INOVASI MODEL PEMBELAJARAN MENUJU PERAN BAHASA
INDONESIA SEBAGAI BAHASA INTERNASIONAL DI ERA “MEA”..
Andayani
56
GAMBIT DALAM PEMBELAJARAN BIPA……….
A. Soerjowardhana, R. Arief Nugroho
v
PEMENTASAN KETHOPRAK SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI DARMASISWA BIPA TINGKAT LANJUT………..
Asri Meilia Annisa
73
MUATAN BUDAYA DALAM KEMAHIRAN BERBICARA
DI PROGRAM BIPA UNIVERSITAS
INDONESIA………..Barbara Pesulima, Sukojati Prasnowo 79
ALTERNATIF PEMBELAJARAN BAHASA INDONESI UNTUK CALON TENAGA KERJA ORANG JEPANG di JEPANG
(PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS)………...
Bayu Aryanto, Akhmad Saifudin, Setyo Prasiyanto Cahyono
85 PELUANG BIPA DI ERA MEA………..
Candradewi Wahyu Anggraeni
90
ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA PEKERJAAN RUMAH BAHASA INDONESIA KELAS INTERMEDIATE PENUTUR ASING DI POLANDIA………..
Donie Fadjar Kurniawan
97 BUDAYA LOKAL JOGLOSEMAR DALAM PEMBELAJARAN
MEMBACA-MENULIS BAGI PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR..
Eko Widianto
102
MOZAIK PENGAJARAN BIPA DAN BUDAYA……….
Endah Ratnaningsih
109
MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN TATA BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING……….
Ermi Dyah Kunia
115
PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING
PENGGUNAAN LAGU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENGAJARKAN “kan” SEBAGAI BENTUK PENDEK DAN “kan” SEBAGAI IMBUHAN DAN : MENGAJARKAN KETERAMPILAN MENDENGAR………..
Ermyna Seri
122
STRATEGI PEMBELAJARAN UNSUR BUDAYA PADA PROGRAM BIPA……….
Erni C. Westi, Agung Prasetia
130
PENERAPAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN BACAAN SISWA PADA LEVEL A1 DI MENTARI SCHOOL JAKARTA (PENELITIAN SUBJEK TUNGGAL)………
Evi Yesifina Dumarista
vi
PEMANFAATAN MEDIA INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PERCEPATAN PENGUASAAAN KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA PEMBELAJAR BIPA………
Faizin
149
PEMBELAJARAN BIPA BAGI PEMBELAJAR DEWASA……….
Kartika Nuswantara
157 PENGAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA ASING:
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS BUDAYA JAWA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-TEMATIK………
Kundharu Saddhono
165 PETA KOMPETENSI BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA ASING
Laili Etika Rahmawati, Sarwiji Suwandi, Kundharu Saddhono, Budhi Setiawan
180
BAHAN AJAR BIPA BERMUATAN BUDAYA LOKAL JAWA TENGAH
Laily Nurlina, Andayani, Retno Winarni, St.Y.Slamet
191
IMPLEMENTASI BLOG SEBAGAI PENUNJANG KETERAMPILAN MENULIS MAHASISWA ASING DALAM PEMBELAJARAN BIPA...
Latif Anshori Kurniawan
199
EKSKURSI BUDAYA DALAM PEMBELAJARAN BIPA UNTUK MENGENALKAN TOLERANSI DAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KUDUS………
Mahda Haidar Rahman
209
FENOMENA PEMBELAJARAN BIPA ORANG KOREA………
Meilina Haris
218 PENGAJARAN BIPA DENGAN MEDIA GAMBAR – TULIS NARASI…
M. Isnaini
223
PELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM NONFORMAL:
TANTANGAN PENGAJARAN BAHASA PRODUKTIF YANG TIDAK TERKODIFIKASI………
Muhammad Abduh
237 ANALISIS KONTEN BUDAYA DALAM BUKU AJAR BIPA KARYA
MAHASISWA UPI………..
Muhammad Asyura
242 PEMBELAJARAN BIPA BERBASIS BUDAYA
(Refleksi Pengalaman Lapangan)………
Moh. Muzakka Mussaif
249 PEMBELAJARAN PELAFALAN MELALUI MEDIA TEXT-TO-SPEECH
UNTUK PEMELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING
Mohammad Noor Zuhri
vii
KACINDO: KAMUS BERGAMBAR BERWAWASAN CINTA INDONESIA BERBASIS APLIKASI ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA BIPA……….
Nike Aditya Putri
266 KARYAWISATA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA
UNTUK SISWA BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
Nina Setyaningsih, Valentina Widya Suryaningtyas, Anisa Larassati
273
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TEMBANG DOLANAN
“LIR-ILIR”(SEBUAH KAJIAN SEMANTIK)……….
Prima Veronika 279
BAHASA PEER TUTOR DALAM KEGIATAN TUTORIAL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA)………..
Putri Caesar Ramadhani, Nurchasanah
287 INTEGRASI PENGAJARAN BIPA BERBASIS FALSAFAH DAN
KEARIFAN BUDAYA LOKAL INDONESIA: NASI TUMPENG………..
R. Yusuf Sidiq Budiawan
294
STRATEGI PENGOPTIMALAN PENGAJARAN BIPA MENGHADAPI MEA ………
Riris Tiani 304
KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA BERBASIS WHOLE LANGUAGE………
Sabarti Akhadiah, Nini Ibrahim
311 PENGETAHUAN BAHASA “GAUL” DALAM PENGAJARAN BIPA…..
Sang Ayu Putu Eny Parwati
319
PENUBIAN STRUKTUR LAFAL PADA PENGAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA ASING DI UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA……….
Santi Prahmanati Mardikarno, Apriliya Dwi Prihatiningtyas
325
ANALISIS INTERJEKSI PADA BUKU TEKS BIPA TINGKAT PEMULA
Septian Cahyo Putro
333
PENDEKATAN LINGUISTIK DALAM KAJIAN PEMEROLEHAN BAHASA ASING DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DALAM PENELITIAN KE-BIPA-AN………...
Suharsono 342
ANALISIS KEBUTUHAN BELAJAR UNTUK PENYUSUNAN BAHAN AJAR BIPA TINGKAT PEMULA BERORIENTASI ACTFL………..
Susandi, Azza Aulia Ramadhani
viii
POTENSI PEMINATAN BIPA DI JURUSAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA………
U’um Qomariyah 359
STRATEGI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) DI LUAR NEGERI………
Wati Istanti 368
METODE TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN BIPA…………
Wirani Atqia
375
BUDAYA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA)………
Yanti Sariasih
384
PEMILIHAN BUKU TEKS BIPA………..
Yusuf Hendrawanto
223
PENGAJARAN BIPA DENGAN MEDIA GAMBAR – TULIS NARASI
M. Isnaini
Prodi Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Malang
krisnayumi@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing ini dimaksudkan guna memperkenalkan bahasa Indonesia kepada penutur asing untutk berbagai kepentingan, baik pengajaran maupun komunikasi praktis. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, sebagaimana pula bahasa lain sebagai bahasa asing, ditunjukkan guna memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar. Hal ini mengandung maksud bahwa mereka diharapkan mampu mempergunakan bahasa Indonesia untuk berbicara dengan lancar dan sekaligus dapat mengerti bahasa yang diujarkan penutur asli.
Membelajarkan bahasa Indonesia kepada orang asing harus memahami karakter dan kebutuhan belajar mereka sehingga mampu menemukan masalha dan memberika solusi. Kesulita siswa/mahasiswa BIPA sering terjadi pada keterampilan menulis sehingga perlu teknik belajar menulis narasi seperti teknik Gambar Tulis Narasi.
Pelajar BIPA adalah pelajar asing yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya berbeda dengan budaya bahasa yang dipelajarinya. Perbedaan bahasa dan budaya tersebut memiliki konsekuensi pada pemilihan materi bahasa Indonesia yang akan diajarkan kepada mereka karena pemerolehan bahasa kedua, termasuk bahasa Indonesia utnuk penutur asing, dipengaruhi secara kuat oleh bahasa
pertama (Ellis 1986:19). Lebih lanjut, Lee mengatakan bahwa satu-satunya penyebab kesulitan dan kesalahan dalam belajar bahasa kedua atau bahasa asing adalah pengaruh bahasa pertama pelajar (Ellis 1986:23).
Media gambar merupakan salah satu dari media pembelajaran yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa ynag umum dan dapat dimengerti dan dinikamti di mana-mana. Media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yagng berfungsi utnuk menyampaikan pesan dan guru kepada siswa. Media gambar ini dapat
membantu siswa untuk
mengungkapakan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam naskah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.
Pada tingkat pemula teknik-teknik pembelajaran keterampilan menulis yang dapat digunakan seperti ulang ucap tulis, lihat tulis, permainan kartu kata untuk kata kunci menyusun kalimat atau paragraph, wawancara, reka cerita gambar, biografi, manajemen kelas, permainan kalimat, dan permainan alfabet.
Pelajar BIPA adalah pelajar asing yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya berbeda dengan budaya bahasa yang dipelajarinya. Perbedaan bahasa dan budaya tersebut memiliki konsekuensi pada pemilihan materi bahasa Indonesia yang akan diajarkan kepada mereka karena
224 pemerolehan bahasa kedua, termasuk bahasa Indonesia utnuk penutur asing.
Kesulitan yang terdapat bagi penutur asing: kandungan makna yang terdapat dalam struktur kalimat BI masih kurang mereka pahami, pemahaman terhadap konsep struktur kalimat BI masih samar-samar, dan satuan-satuan linguistik yang mnejadi unsur pembangun kalimat BI belum mereka kuasai.
Model keterampilan menulis menggunakan teknik penggunaan media gambar tulis narasi sedangkan media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media yang digunakan dalam proses pengajaran Bahasa Indonesia menggunakan media gambar.
Kata kunci : BIPA, menulis, media, metode, gambar, tulisan narasi
I. PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing ini dimaksudkan guna memperkenalkan bahasa Indonesia kepada penutur asing untutk berbagai kepentingan, baik pengajaran maupun komunikasi praktis. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, sebagaimana pula bahasa lain sebagai bahasa asing, ditunjukkan guna memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar. Hal ini mengandung maksud bahwa mereka diharapkan mampu mempergunakan
bahasa Indonesia untuk berbicara dengan lancar dan sekaligus dapat mengerti bahasa yang diujarkan penutur asli. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1) bagaimana pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing; 2) apa saja kesulitan bahasa Indonesia bagi penutur asing; 3) bagaimana keterampilan menulis mahasiswa BIPA; 4) bagaimana strategi pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing; 5) apa saja yang dimaksud media; dan 6) apa yang dimaksud teknik gambar – tulis narasi?
II. PEMBAHASAN
A. Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA)
Pelajar BIPA adalah pelajar asing yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya berbeda dengan budaya bahasa yang dipelajarinya. Perbedaan bahasa dan budaya tersebut memiliki konsekuensi pada pemilihan materi bahasa Indonesia yang akan diajarkan kepada mereka karena pemerolehan bahasa kedua, termasuk bahasa Indonesia utnuk penutur asing, dipengaruhi secara kuat oleh bahasa pertama (Ellis 1986:19). Lebih lanjut, Lee mengatakan bahwa satu-satunya penyebab kesulitan dan kesalahan
225 dalam belajar bahasa kedua atau bahasa asing adalah pengaruh bahasa pertama pelajar (Ellis 1986:23).
Sugiono (1995:6) menjelaskan bahwa ada beberapa sifat yang harus diperhatikan dalam pemilihan materi BIPA, yang pertama, orang dewasa sudah memiliki cukup banyak pengetahuan dan wawasan, sehingga kebutuhan mereka juga kebutuhan orang dewasa bukan lagi kebutuhan anak-anak. Oleh karena itu, toik actual yang ingin mereka pelajari adalah topic umum seperti misalnya, masalah lingkungan, hubungan antarmanusia, peristiwsa dunia, dan sebagainya. Yang kedua, bahwa orang asing (orang Barat) suka mengekspresikan diri mereka, mempresentasikan sesuatu, mengemukakan pendapat, sehingga tugas di luar kelas atau membuat proyek sederhana akan sangat menarik. Terkahir, untuk mengakomodfasi minat dan kebutuhan yang mungkin berbbeda dari yang satu dengan yang lain perlu disiapkan materi yang bervariasi.
Gambaran yang terwujud BIPA dapat ditinjau dari segi tujuan belajar BIPA. Tujuan pembelajaran BIPA memiliki kaitan erat dengan masalah pemenuhan kebutuhan. Sejalan dengan masalah ini, Mackey dan Mountford
(dalam Sofyan, 1983) menjelaskan bahwa ada tiga kebutuhan yang mendorong seseorang belajar bahasa, yakni (1) kebutuhan akan pekerjaan, (2) kebutuhan program latihan kejuruan, dan (3) kebutuhan untuk belajar. Sesuai dengan pendapat itu, Hoed (1995) menyatakan bahwa program BIPA bertujuan utnuk (1) mengikuti kuliah di perguruan tinggi Indonesia, (2) membaca buku dan surat kabar guna keperluan penelitian, dan (3) berkomunikasi secara lisan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Ketiga tujuan iru masing-masing masih dapat diperluas lagi menjadi bebrapa tujuan khusus, misalnya, utnuk mengikuti kuliah di perguruan tinggi di Indonesia memerlukan pengetahuan bahasa Indonesia sesuai bidang ilmu yang diikuti (ilmu social, ilmu teknik, ekonomi, dan sebagainya). Begitu pula untuk keperluan penelitian tergantung dari bidang apa yang akan ditelti. Utnuk belajar bahasa Indonesia lisan guna keperluasn komnikasi dengan penduudk diperlukan pula pengkhususan, misalnya komunikasi formal atau informal.
Penekanan pengajaraan BIPA perlu dibedakan sesuai dengan tujuan yang akna dicapai. Soewandi (1994:4-6)
226 menjelaskan bahwa tujuan pengajaran BIPA yang sangat menonjol adalah (1) untuk berkomunikasi keseharian dengan penutur bahasa Indonesia (tujuan umum), dan (2) utnuk menggali kebudayaan Indonesia dengan segala aspeknya (tujuan khusus). Tujuan yang pertama, penekanannya pada penguasaan bahasa sehari-hari yang dapat dipakai utnuk kepentingan praktis, seperti menyapa, menawar, menolak, mempersilahkan, mengucapkan terima kasih, minta izin, mengajak, mengeluh, memuji, memperkenalkan, berpamitan, dan sebagainya. Ciri khas bahasa untuk kepentingan ini adalah lebih sering (1) dipergunakannya bentuk-bentuk kata yang nonformal, (2) dipergunakannya kosakata yang tidak baku, (3) dihilangkannya imbuhan, dan (4) digunakannya susunan kalimat yang sederhana. Adapun ciri bahasa utnuk tujuan kedua adalah penggunaan (1) bentuk kata baku, (2) kosakata teknis, (3) imbuhan secara lengkap, (4) kaidah penulisan yang benar, dan (5) susunan kalimat yang baku.
Dalam pengajaran BIPA, yang perlu mendapatkan perhatian adalah para pelajarnya sehingga pembelajaran berorientasi pada siswa sebagai pusat
(learner centered) (Robinson 1980:10). Munby (1980:2) menjelaskan bahwa pemusatan perhatian pada siswa dalam pembelajaran bahasa merupakan ciri yang membedakan pengajaran bahasa utnuk penutur asing dengan pengajaran bahasa untuk penutur asli (yang membedakan BIPA dari yang bukan BIPA). Oleh karena itu, materi pembelajaran harus berupa materi yang fungsional.
Pembelajaran BIPA memiliki karakteristik dan norma pedagogik yang berbeda dengan pembelajaran bahasa Indonesia pada penutur asli. Perbedaan tersebut terjadi karena (a) pelajar BIPA pada umumnya telah memiliki jangkauan dan target hasil pembelajaran secara tegas, (b) dilihat dari tingkat pendidikannya, pada umumnya pelajar BIPA adalah 0rang-orang terpelajar, (c) para pelajar BIPA memilliki gaya belajar yang khas dan kadang-kadang didominasi oleh latar belakang budaya, (d) sebagian besar pelajar BIPA memiliki minat dan motivasi yang tinggi terhadap bahasa Indonesia, (e) para pelajar BIPA memiliki latar belakang keilmuan yang berbeda-beda, dan (f) karena perbedaan sistem bahasa, menyebabkan pelajar BIPA banyak menghadapi kesulitan terutama dalam
227 masalah pelafalan dan penulisan (Suyitno 2000).
Pemahaman terhadap karakteristik pelajar asing diperlukan, terutama dalam upaya memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran BIPA. Untuk itulah pembelajaran BIPA ditentukan oleh berbagai unsur yang masing-masing memiliki batasan fungsi dan peran di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Unsur-unsur yang terlibat dalam proses pembelajaran tersebut, antara lain tujuan, materi, prosedur didaktik (metode/teknik), media, evaluasi, siswa (pelajar), guru (tutor/pamong), dan pengelolaan kelas.
Sebagai sebuah sistem proses, optimalisasi pembelajaran BIPA bergantung pada ketuntasan di dalam pengelolaan keseluruhan unsurnya, baik secara bebas maupun secara simultan. Pengelolaan tersebut harus disertai dengan pola dan langkah yang sistematis dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan sebagai target dan tuntutannya. Oleh karena itu, diperlukan sejumlah pola dan langkah yang jelas dan terarah aagar dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran dan pengimplementasian kualitas isi dan muatan kompetensi pembelajaran. Upaya untuk mengelola
materi pembelajaran yang sedemikian rupa tidaklah mudah. Hal ini memerlukan sejumlah wawasan, keterampilan, dan kiat khusus, karena pengelolaan materi pembelajaran BIPA berkaitan dengan cara memilih, memilah, mengembangkan, dan mengemasnya secara proporional dan fungsional.
Materi pembelajran BIPA pada hakikatnya adalah saran yang digunakan utnuk mebelajarkan pelajar BIPA yang secara langsung digunakan sebagai bahan belajar utnuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Secara sederhana, materi pembelajaran dapat diartikan sebagai bahan yang digunakan utnuk belajra dan membantu pencapaian tujuan pembelajaran, di tempat pelajar dituntut melakukan sesuatu terhadapnya dsengan jenis perilaku tertentu.
Berdasarkan kekhususan ciri dalam proses pembelajaran BIPA, persoalan yang harus dijawab adalah bagaimana mengarahkan para pelajar asing agar termotivasi untuk belajar bahasa Indonesia sesuai dengan minat mereka. Padahal, hingga saat ini masih banyak perselisihan tentang bagaimana mengajarkan bahasa asing (termasuk bahasa Indonesia), baik yang berkaitan
228 dengan alat-alat utnuk mencapai tujuan, materi yang semestinya diajarkan, maupun metode pembelajarannya (Wojowasito 1976:1). Salah satu contoh permasalahan tersebut, sebagaimana dikemukakan oleh Toda dan Sinaga yang menyatakan bahwa dalam menentukan pilihan metode pembelajaran BIPA, tantangan pertama yang akan dihadapi adalah menentukan pilihan yang tepat untuk diikuti dalam kaitannya dengan konsep dasar dan saran-saran pembelajaran bahasa yang dikemukakan oleh para ahli.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dan mempertahankan motivasi belajar pelajar asing, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dalam menciptakan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal itu berimplikasi pada, antara lain, upaya penyusunan program pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran, pengadaan bahan ajar, penyelenggaraan evaluasi, penyiapan tenaga pengajar, pengadaan media, dan sumber belajar dan sebagainya yang sesuai dengan kebutuhan pelajar. Upaya awal yang perlu dilakukan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuha pelajar BIPA adalah
melakukan analisis kebutuhan belajar pelajar BIPA. Melalui analsisi kebutuhan belajar tersebut akan diketahui kemampuan awal pelajar BIPA, tujuan belajar BIPA, bidang keahlian yang dimiliki pelajar BIPA, strategi dan gaya belajar pelajar BIPA, pengalaman belajar pelajar BIPA, dan minat dan motivasi belajar BIPA, dan sebagainya. Dengan pemahaman tersebut, dapat disusun dan dikembangkan bahan ajar BIPA yang sesuai dengan kondisi pelajar.
B. Kesulitan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing
Berkaitan dengan beberapa kesulitan pengajaran BIPA, Sunendar (2000) menyatakan beberapa permasalahan pada pengajaran BIPA, yaitu:
a. Kurangnya penanaman impresi yang baik
b. Kesulitan menentukan/ menemukan materi-materi
c. Pengajar dan pembelajar terperangkap pada masalah struktur/ tata bahasa pada penulisan
d. Pembelajar memiliki latar belakang bahasa yang memiliki karakter huruf berbeda dengan bahasa Indonesia (Karakter huruf latin) sehingga cenderung sulit untuk menulis
229 dengan struktur bahasa Indonesia yang baik.
Selanjutnya, Hidayat (2001) mengemukakan pula berbagai kendala yang menyebabkan peserta didik asing kurang menguasai struktur kalimat bahasa Indonesia, yaitu:
a. Kandungan makna yang terdapat dalam struktur kalimat BI masih kurang mereka pahami
b. Pemahaman terhadap konsep struktur kalimat BI masih samar-samar c. Satuan-satuan linguistik yang
menjadi unsur pembangun kalimat BI belum mereka kuasai
d. Kerancuan pemahaman terhadap posisi fungsi, kategori, dan peran dalam sebuah kalimat
e. Penggunaan BI masih dipengaruhi kebiasaan penggunaan bahasa ibunya f. Struktur pola kalimat BI berbeda dengan struktur kalimat bahasa ibu mereka
g. Penggunaan kosakata dan proses pembentukannya belum banyak mereka ketahui
h. Penguasaan membaca buku-buku kebiasaan masih kurang
C. Strategi pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing
Penelitian yang dilakukan oleh Lengkanawati (1997) menunjukkan beberapa strategi belajar mandiri yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampua pembelajaran dalam keempat keterampilan berbahasa, yaitu: 1. Keterampilan menyimak, yaitu:
a. Mentraskripsi bahan tugas menyimak untuk meningkatkan pemahamannya dalam menyimak dan sekaligus dapat meningkatkan kemampuan dalam melafalkan bunyi-bunyi bahasa target sehingga mendekati pelafalan menurut asli.
b. Memperhatikan pengajaran dengan seksama tatkala pengajar mengoreksi kesalahan tuturan dirinya atau tuturan pelajaran lainnya.
c. Menyimak tuturan penutur asli dengan seksama baik dari media elektronik maupun dari tuturan langsung.
d. Memperhatikan isi maupun bentuk bahasa yang digunakan pengajar di kelas
230 2. Keterampilan berbicara, yaitu:
a. Meniru dan melafalkan kata-kata atau frase-frase yang digunakan penutur asli dalam rekaman. b. Mencoba mengingat pola kalimat
yang benar yang ditemukannya sewaktu mentraskripsikan wacana bahasa target yang didengarnya. c. Menggunakan pola kalimat yang
baik yang digunakan oleh para penulis yang baik yang dikemukakan dalam teks yang dibacanya untuk digunakan dalam berbicara.
d. Pada tahap awal memaksa diri untuk menggunakan bahasa target dengan tidak terlalu khawatir melakukan kesalahan dalam menggunakan bahasa tersebut. 3. Keterampilan membaca, yaitu banyak
membaca berbagai macam wacana untuk meningkatkan kemampuan membacanya dan memperluas kosakata bahasa target.
4. Keterampilan menulis yaitu:
a. Menggunakan kemampuan menulis untuk meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa target.
b. Meniru gaya tulisan dan pola kalimat yang digunakan para
penulis yang baik yang ditemukannya sewaktu membaca teks berbahasa target untuk digunakannya dalam membuat tulisan dalam bahasa target.
D. Model Pembelajaran Keterampilan Menulis
Ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh pengajar sebelum mengajarkan bahasa kedua dengan model pembelajaran keterampilan menulis:
1. Menulis adalah kegiatan menelaah
2. Menulis adalah proses penyampain informasi tidak langsung
3. Menulis adalah ekspresi kreatif tidak langsung
4. Menulis adalah kecermatan 5. Menulis dipengaruhi kekayaan
pengalaman
6. Menulis merupakan sarana memperluas cakrawala ilmiah
E. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Menulis
Untuk tingkat pemula tingkat pembelajaran keterampilan menulis
231 dapat dirumuskan bahwa peserta didik dapat:
(1) menulis kosa kata dengan tepat, (2) menulis kalimat sederhana, (3) menulis kalimat narasi, (4) menyusun paragraf, (5) mendeskripsikan cerita dalam bentuk tulisan narasi, dan (6) membuat tulisan ilmiah seperti artikel, makalah, dan mini riset.
Untuk tingkat menengah, tujuan pembelajaran keterampilan menulis dapat dirumuskan bahwa peserta didik dapat:
(1) Menyampaikan informasi dalam bentuk tulis, (2) membuat tulisan-tulisan harian, (3) Mnuliskan identitas diri, (4) mendeskripsikan/merangkum, (5) membuat laporan.
Untuk tingkat yang paling tinggi, yaitu tingkat lanjut, tujuan pembelajaran keterampilan menulis dapat dirumuskan bahwa peserta didik dapat:
(1) Menulis kalimat yang terstruktur, (2) Mampu menulis karanagan narasi, (3) Mampu mendeskripsikan informasi dalam bentuk tulis, (4) Menulis informasi yang disimak, (5) Menulis laporan.
F. Media Pembelajaran
1. Definisi Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Cangara (2000:131) media adalah alat atau sarana yagn digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sabri (2007:107) mengatakan bahwa media adalah alat yang idgunakan untuk menyampaikan pesan yang dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar.
Hal senada diungkapkan oleh Noor (2010:3) media adalah sesuatu yagn dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penirima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Berkenaan dengan media, Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2011:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalahmanusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang
232 membuat siswa mampu memeroleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, meproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Berdasarkan pendapat para pakar, yang dimaksud media adalah alat ayng digunkaan untuk menyampaikan pesan yang mampu merangsang pikiran, perasaan,serta kemauan siswa sehingga dapat terlibat dalam proses pembelajaran.
2. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2011:12-14) mengemukakan tiga ciri media, yaitu ciri fiksatif (fixative
property), ciri manipulatif (manipulative property), dan ciri distributif (distributive property).
a) Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu rekaman kejadian atau objek yang
terjadi pada suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanppa mengenal waktu. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.
b) Ciri Manipulatif (Manipulative
Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit. Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu.
c) Ciri Distributif (Distributive
Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama dengan kejadian itu. Informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai
233 tempat atau digunakan secara berulang-ulang di sutau tempat. Konsistensi informasi yangtelah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.
2. Fungsi dan Manfaat Media sebagai Alat Pembelajaran
Fungsi dan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yang diungkapkan Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2011: 24-25), ada empat yaitu.
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. c. Metode mengajar akan lebih
bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran Media pembelajaran memiliki banyak jenis. Dari yang paling sederhana dan murah hingga canggih dan mahal. Secara umum diungkapakan oleh Noor (2010: 16-19) bahwa media pembelajaran dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu media visual, media audio, dan media audio-visual).
4. Media Gambar
Media gambar merupakan salah satu dari media pembelajaran yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa ynag umum dan dapat dimengerti dan dinikamti di mana-mana. Media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yagng berfungsi utnuk menyampaikan pesan dan guru kepada siswa. Media gambar ini dapat
membantu siswa untuk
mengungkapakan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam naskah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.
234 Kelebihan media gambar adalah:
a. Sifatnya konkrit, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. b. Media gambar dapat mengatasi
keterbatasan pengamatan.
c. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja.
d. Murah harganya, mudah didapatkan dan digunakan.
Kelemahan media gambar adalah: a. Gambar menekankan presepsi indera
mata.
b. Gambar berada yang terlalu kompleks kurang efektif utnuk kegiatan pembelajaran.
c. Ukurannya sangat terbatas utnuk kelompok besar.
G. Teknik-teknik Pembelajaran Keterampilan Menulis
Untuk tingkat pemula teknik-teknik pembelajaran keterampilan menulis yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
1. Ulang ucap tulis
Teknik ucap sangat baik digunakan dalam melatih siswa mengucapkan atau melafalkan bunyi
bahasa kata, kelompok kata, kalimat, ungkapan, peribahasa, semboyan, kata-kata mutiara, paragraf, dan puisi yang pendek. Setelah diucap, kalimat tersebut dituliskan kembali. Pada kelas-kelas rendah teknik ini biasa digunakan dalam melatih siswa mengucapkan fonem kata-kata, dan kaliamt-kalimat pendek kemudian melatih menulis kata-kata yang didengarkan.
2. Lihat tulis
Teknik lihat-tulis digunakan dalam merangsang siswa mengekspresikan hasil pengamatannya dalam bentuk tulis. Yang diamati dapat berbagai hal atau benda, gambar benda, atau duplikat benda. Pada kelas-kelas rendah benda yang diperlihatkan untuk diamati sebaiknya benda-benda yang dekat dengan kehidupan siswa sehingga mudah untuk menarasikan dalam bentuk tulis.
1. Permainan kartu kata untuk kata kunci menyusun kalimat atau paragraph 2. Wawancara
3. Reka cerita gambar 4. Biografi
5. Manajemen kelas 6. Permainan kalimat 7. Permainan alfabet
235 A. Penerapan Media melalui Teknik Gambar Tulis Narasi pada Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA)
1. Langkah-langkah Penerapan media melalui teknik Gambar Tulis Narasi pada Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA):
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai b. Guru menyiapkan media gambar
berupa benda-benda yang biasa dijumpai
c. Siswa mengamati gambar
d. Siswa membuat kalimat sederhana dengan kata kunci dari nama benda yang ditampilkan oleh guru
e. Guru memperbaiki struktur kalimat atau pilihan kata siswa jika terjadi kesalahan
f. Siswa diminta merangkai satu kalimat narasi berdasarkan nama benda yang tampak pada gambar yang ditampilkan
g. Demikian seterusnya sampain seluruh gambar yang disajikan guru telah selesai dipresentasikan
h. Evaluasi, meliputi struktur kalimat yang tepat, penulisan nama benda sesuai dengan media gambar, struktur kalimat yang tepat
IV. PENUTUP A. Kesimpulan
1) Pelajar BIPA adalah pelajar asing yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya berbeda dengan budaya bahasa yang dipelajarinya. Perbedaan bahasa dan budaya tersebut memiliki konsekuensi pada pemilihan materi bahasa Indonesia yang akan diajarkan kepada mereka karena pemerolehan bahasa kedua, termasuk bahasa Indonesia utnuk penutur asing.
2) Kesulitan yang terdapat bagi penutur asing: kandungan makna yang terdapat dalam struktur kalimat BI masih kurang mereka pahami, pemahaman terhadap konsep struktur kalimat BI masih samar-samar, dan satuan-satuan linguistik yang mnejadi unsur pembangun kalimat BI belum mereka kuasai.
3) Model keterampilan menulis menggunakan teknik penggunaan media gambar tulis narasi.
4) Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.
236 5) Media yang digunakan dalam proses
pengajaran Bahasa Indonesia menggunakan media gambar.
DAFTAR PUSTAKA
Eliis, Rod. 1986. Understanding Second
Languange Acquisition. Oxford University Press.
http://embunisd.blogspot.co.id/2012/06/
strategi-pembelajaran-bahasaIndonesia.html
Robinson, Pauline. 1980. English for
Specific Purposes. Oxford: Pergamon
Press.
Soewandi, A.M. 1994. Pengajaran
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing: Tujuan, pendekatan, Bahan Ajar, dan Pengurutannya. KIPBIPA UKSW:
Salatiga.
Sofyam, Lia Angela S. 1983. ”Pengajaran ESP pada tingkat Perguruan tinggi”, dalam Linguistik
Indonesia, Tahun NO. 1, Januari 1983.
Sugiono, S. 1995. Pendekatan Komunikatif-Integratif-Tematis dalam Pengembangan Bahan dan Metodologi Pengajaran BIPA di Indonesia.
Kongres BIPA 1995 Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta.
Wojowasito, S. 1976. Perkembangan
Ilmu Bahasa (Linguistik) Abad 20.