PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN SERTA JUMLAH PINJAMAN TERHADAP BESAR KECILNYA PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KARYAWAN “SARI MANIS” PT. PG. CANDI
BARU – SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
Ferrix Sandhy Anggara 0513015001/ FE / EA
KEPADA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan
anugrahNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur dengan judul “PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH
SIMPANAN SERTA JUMLAH PINJAMAN TERHADAP BESAR KECILNYA PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KARYAWAN “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO”
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka
akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu,
maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, doa maupun
bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang
mendalam mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Univesitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi, selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Dra. Ec. Endah Susilowati, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.
6. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan
mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya, November 2010
DAFTAR ISI
LEMBAR USULAN PENELITIAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAK ... xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Review Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Landasan Teori ... 11
2.2.1. Koperasi ... 11
2.2.1.1. Pengertian Koperasi ... 11
2.2.1.2. Landasan, Azas dan Tujuan Koperasiv ... 12
2.2.1.3. Prinsip Koperasi ... 19
2.2.1.4. Bentuk dan Jenis Koperasi ... 21
2.2.1.5. Struktur Organisasi Koperasi ... 22
2.2.2. Laporan Keuangan ... 26
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 26
2.2.2.2. Tujuan Akuntansi Keuangan ... 27
2.2.2.3. Manfaat Akuntansi Keuangan ... 27
2.2.3. Laporan Keuangan Koperasi ... 28
2.2.3.1. Pengertian Laporan Keuangan Koperasi ... 28
2.2.3.3. Pengguna Laporan Keuangan Koperasi ... 35
2.2.3.4. Tujuan Pelaporan Keuangan Koperasi ... 36
2.2.3.5. Karakteristik Pelaporan Keuangan Koperasi ... 36
2.2.4. Sisa Hasil Usaha ... 38
2.2.4.1. Pengertian Sisa Hasil Usaha ... 38
2.2.4.2. Pembagian SHU ... 39
2.3. Teori Yang Memberikan Pengaruh Jumlah Anggota, JUmlah Simpanan, dan Jumlah Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 45
2.3.1. Kerangka Pemikiran ... 45
2.4. Hipotesis ... 47
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 48
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 49
3.2.1. Populasi ... 49
3.2.2. Sampel ... 49
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 50
3.3.1. Jenis Data ... 50
3.3.2. Pengumpulan Data ... 50
3.4. Uji Analisis dan Uji Hipotesis ... 51
3.4.1. Uji Analisis ... 51
3.4.2. Uji Data ... 52
3.4.2.1. Uji Normalitas ... 52
3.4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 3.4.3. Uji Hipotesis ... 54
3.5.1. Teknik Analisis ... 55
3.5.1.1. Uji Asumsi Klasik ... 56
3.5.2. Uji Hipotesis ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 57
4.1.1. Sejarah Singkat PT. PG. Candi Baru Sidoarjo ... 57
4.1.2. VIsi dan Misi ... 58
4.1.3. Struktur Organisasi Koperasi PT. PG. Candi Baru Sidoarjo ... 59
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60
4.3. Uji Data ... …67
4.3.1. Uji Normalitas ... …67
4.3.2. Pengujian Uji Asumsi Klasik ... 68
4.3.3. Uji Regresi dan Hipotesis... 70
4.4. Pembahasan ... 72
4.4.1. Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 72
4.4.2. Pengaruh Jumlah Simpanan Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 72
4.4.3. Pengaruh Jumlah Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 73
4.4.4. Pengaruh Jumlah Anggota, Volume Usaha, Jumlah Simpanan dan Jumlah Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 75
5.2. Saran ... 75
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkembangan Sisa Hasil Usaha ... ……..6
Tabel 2.1 Neraca Koperasi ... …….30
Tabel 2.2 Perhitungan Sisa Hasil Usaha ... … 31
Tabel 4.1 Jumlah Anggota Koperasi “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru- Sidoarjo tahun 1998-2008 ... ……..61
Tabel 4.2 Hasil Jumlah Simpanan Koperasi “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru- Sidoarjo tahun 1998-2008 ... 63
Tabel 4.3 Jumlah Pinjaman Koperasi “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru- Sidoarjo tahun 1998-2008………. ... 64
Tabel 4.4 Jumlah Pinjaman Koperasi “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru- Sidoarjo tahun 1998-2008 ... 66
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ... ……... 68
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ... ………69
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedasitas ... ………70
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan PengaruhJumlah Anggota, Jumlah Simpanan, Serta Jumlah Pinjaman Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha …….70
DAFTAR GAMBAR
Diagram 2.1. Struktur Organisasi Koperasi ... 24
Diagram 2.2. Kerangka Pikir ... 46
Diagram 4.1. Struktur Organisasi Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG.
CANDI BARU - SIDOARJO ... 59
Diagram 4.2. Jumlah Anggota Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi
Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008 ……….. 61
Diagram 4.3. Jumlah Simpanan Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi
Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008 ……….. 63
Diagram 4.4.Jumlah Simpanan Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi
Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008 ... 65
Diagram 4.5. Jumlah SHU Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran II Uji Normalitas
Lampiran III Uji Multikolinearitas
“PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH
SIMPANAN SERTA JUMLAH PINJAMAN TERHADAP
BESAR KECILNYA PEROLEHAN SISA HASIL USAHA
PADA KOPERASI KARYAWAN “SARI MANIS”
PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO”
Oleh :
Ferrix Sandhy Anggara
Abstrak
Faktor persaingan yang semakin ketat, dimana badan usaha selain koperasi yang ada di luar lingkungan usaha Koperasi yang ditopang dengan skala modal yang cukup besar dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai dan dengan pola pasar yang cukup menarik, adalah merupakan persoalan yang harus menjadi pemikiran dan pertimbangan dalam mengembangkan dan memajukan Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru - Sidoarjo. Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru - Sidoarjo adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari berbagai kalangan orang yang tidak terlepas dari kendala-kendala khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan koperasi secara baik, terutama terbatasnya sumber daya manusia yang berkualitas, partisipasi anggota yang kurang serta modal usaha koperasi yang relatif rendah.
Variabel penelitian adalah jumlah anggota, jumlah simpanan serta jumlah pinjaman dan sisa hasil usaha. Sampel penelitian adalah laporan rapat anggota tahunan (RAT) Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo untuk periode 1998-2008. Teknik analisis dengan menggunakan persamaan Regresi Linier Berganda dengan uji F dan uji t.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diperoleh kesimpulan bahwa jumlah anggota, volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman berpengaruh signifikan positif terhadap sisa hasil usaha” terbukti benar. Dan jumlah anggota, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman mempunyai pengaruh yang agak rendah terhadap sisa hasil usaha.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana
sebagian rakyatnya berusaha untuk memperbaiki kehidupan yang lebih
baik. Setiap manusia berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup
dengan pendayagunaan kemampuan yang maksimum, perubahan dalam
masyarakat Indonesia tersebut mempengaruhi pembangunan nasional di
Indonesia.
Dewasa ini di Indonesia sedang melakukan Pembangunan Nasional
yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka Pembangunan Nasional, maka
pemerintah secara tegas menetapkan koperasi harus menjadi tulang
punggung dan wadah bagi perekonomian rakyat. Kebijaksanaan
pemerintah tersebut sesuai dengan isi Undang-Undang Dasar 1945 pasal
33 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha
berdasarkan azas kekeluargaan”.
Penjelasan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 yang
menyatakan bahwa bentuk perusahaan yang sesuai dengan azas
kekeluargaan adalah koperasi, oleh karena itu peran koperasi menjadi
sangat penting berkaitan dengan tujuan di atas. Koperasi harus tampil
ekonomi bersama-sama untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih
baik bagi anggotanya, hal ini sesuai dengan salah satu fungsi koperasi
yaitu membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, guna
meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Mengingat pentingnya arti pengembangan perkoperasian, maka
tugas yang dihadapi koperasi untuk masa yang akan datang semakin berat.
Berdasarkan azas dan sendi dasar koperasi, salah satu syarat untuk
mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya adalah investasi. Koperasi harus memperoleh keuntungan atau
lebih tepatnya SHU (Sisa Hasil Usaha) yang akan digunakan sebagai
indikator untuk menilai keberhasilan atau prestasi dari manajemen
koperasi dalam menjalankan usahanya. SHU yang diperoleh koperasi,
selain digunakan untuk peningkatan kesejahteraan anggotanya juga
digunakan untuk menjamin kelangsungan dan kesinambungan kehidupan
koperasi itu sendiri, dengan SHU yang dihasilkan koperasi harus mampu
membiayai operasi usahanya. Koperasi akan mencapai keuntungan yang
optimal jika dalam aktivitasnya dapat mencapai efisiensi dan efektivitas
kerja.
Pembentukan usaha koperasi dilaksanakan secara bertahap dengan
ruang lingkupnya, bermula dari kecil hingga menjadi besar, bertambahnya
jumlah anggota akan membuat perkembangan koperasi menjadi lebih
besar karena simpanan para anggota koperasi merupakan salah satu
koperasi. Bertambahnya para anggota yang memanfaatkan haknya untuk
mendapatkan pinjaman baik berupa uang maupun barang secara tidak
langsung dapat meningkatkan SHU, karena SHU diperoleh dari anggota
dan untuk anggota, maka apabila jumlah pinjaman anggota mengalami
kenaikan maka akan mengakibatkan kenaikan SHU, demikian pula
sebaliknya.
Begitu pula konsumen yang diperlukan dengan baik dan merasa
puas, apalagi semua kebutuhan baik barang maupun jasa dapat terpenuhi
kualitas sesuai dengan uang yang dikeluarkan dan kebijakan cara untuk
memperoleh barang atau jasa seperti cara tunai atau kredit atau sesuai
dengan harga pasar yang berlaku, paling tidak kalau terdapat selisih yang
tidak terlalu jauh, konsumen tersebut pasti akan kembali lagi dan bahkan
memberitahukan kepada teman, keluarga dan masyarakat sekitar untuk
mencoba menggunakan jasa yang telah mereka peroleh, dengan begitu
pelanggan akan semakin banyak.
Semakin pesatnya kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi
yang terus berkembang akan banyak mempengaruhi pola hidup
masyarakat dan terjadinya persaingan usaha di segala bidang. Tentunya
semua perusahaan khususnya koperasi tidak ingin ketinggalan dalam
memperoleh informasi yang handal untuk meningkatkan kinerja
perusahaan. Dengan adanya persaingan usaha tersebut, koperasi harus
waspada terhadap kekuatan dan kelemahan koperasi, untuk itu koperasi
harus mampu melihat potensi dirinya agar dapat dimanfaatkan
melihat, menganalisa faktor-faktor mana yang mendukung dan mana yang
menghambat jalannya perkembangan koperasi.
Kelancaran dan keberhasilan dari segala macam usaha yang
dijalankan koperasi tidak lepas dengan adanya kesadaran, kemauan
berpartisipasi serta peran secara aktif anggota dan masyarakat di
sekitarnya, tentunya dengan catatan dukungan modal yang memadai,
untuk mengembangkan usaha tersebut serta peran dan kemampuan
pengurus dalam melaksanakan, mengelola dan menjalankan berbagai
kebijakan demi menarik minat konsumen untuk mau menggunakan jasa
yang ditawarkan dan masuk menjadi anggota koperasi berpengaruh
terhadap keberhasilan usaha tersebut.
Berbagai macam faktor di atas harus dapat diatasi, dihadapi,
dijalankan bersama-sama, saling mendukung demi keberhasilan seluruh
kegiatan atau aktivitas koperasi agar dapat berjalan lancar, sehingga
tercapainya keuntungan atau SHU yang maksimal untuk kelangsungan
hidup koperasi dalam jangka panjang.
Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU -
SIDOARJO adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari berbagai
kalangan orang yang tidak terlepas dari kendala-kendala khususnya yang
berkaitan dengan pengelolaan koperasi secara baik, terutama terbatasnya
sumber daya manusia yang berkualitas, partisipasi anggota yang kurang
serta modal usaha koperasi yang relatif rendah.
Kendala lainnya adalah faktor persaingan yang semakin ketat,
Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU –
SIDOARJO yang ditopang dengan skala modal yang cukup besar dengan
kualitas sumber daya manusia yang memadai dan dengan pola pasar yang
cukup menarik, adalah merupakan persoalan yang harus menjadi
pemikiran dan pertimbangan dalam mengembangkan dan memajukan
Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU -
SIDOARJO.
Berikut ini disajikan perkembangan sisa hasil usaha yang diperoleh
Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU -
Tabel 1.1.
Data Perkembangan Sisa Hasil Usaha
Periode Jumlah
1998 499 Rp. 214.845,506 Rp. 164.474,403 Rp. 62.691,308
1999 488 Rp. 252.836,35 Rp. 209.480,393 Rp. 63.050,205 Rp. 358,897 0,1
Sumber: Laporan RAT tahun 1998-2008
Berdasarkan data pada table 1.1 menunjukkan bahwa pada jumlah
anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan sisa hasil usaha
mengalami kenaikan tetapi dalam selisih kenaikan tidak selalu meningkat
disetiap tahunnya, sehingga dengan kondisi tersebut, maka penulis tertarik
ingin melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Jumlah
Anggota, Jumlah Simpanan Serta Jumlah Pinjaman
Terhadap Besar Kecilnya Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada
Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru –
Sidoarjo”.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut : “Apakah jumlah anggota, jumlah simpanan, serta jumlah
pinjaman mempunyai pengaruh terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (
SHU ) Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU –
SIDOARJO?”
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menguji, menganalisis, serta mengetahui apakah jumlah
anggota, jumlah simpanan serta jumlah pinjaman mempunyai pengaruh
positif terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Karyawan
“SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO?”
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berguna
bagi :
a. Peneliti
Untuk menerapkan teori dan menambah wawasan yang telah
diperoleh selama perkuliahan, serta dapat memberikan gambaran
secara aplikatif tentang pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan
serta jumlah pinjaman terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha.
b. Perusahaan
Untuk dapat mengetahui secara langsung Koperasi Karyawan
penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan peran koperasi
simpan pinjam dalam peningkatan pendapatan untuk pembagian
keuntungan dari Sisa Hasil Usaha.
c. Universitas
Diharapkan dapat menambah koleksi kepustakaan yang dapat
digunakan untuk kepentingan ilmiah atau bahan referensi bagi
peneliti lain dimasa yang akan datang dengan materi yang
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Menurut Iramani dan Kristijadi (1997) yang meneliti tentang
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Unit
Desa di Jawa Timur”. Melakukan penelitian untuk menguji apakah jumlah
anggota koperasi, volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman
mempengaruhi sisa hasil usaha pada KUD di Jawa Timur. Berdasarkan
hasil analisis, menunjukan bahwa faktor-faktor jumlah anggota koperasi,
volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap SHU pada KUD di Jawa Timur.
Tarsono (2001) yang meneliti tentang “Analisis Dan Tata Cara
Perhitungan Sisa Hasil Usaha Koperasi (Kasus pada jenis Koperasi
Konsumen)”. Melakukan penelitian ini untuk menguji, pendapatan
koperasi konsumen disebut partisipasi Neto Anggota (PNA) bersumber
dari selisih antara harga pelayanan atau disebut Partisipasi Bruto Anggaran
(PBA) dikurangi dengan beban pokok pelayanan, setiap akhir tahun, SHU
dan laba koperasi harus dibagikan kepada anggota sebanding dengan
besarnya jasa usaha antara anggota dengan koperasi, SHU adalah uang
dikembalikan kepada anggota sebanding dengan besarnya jasa usaha
antara anggota.
Ahmar Supriati (2000) yang meneliti tentang “Siklus Akuntansi
Koperasi Unit Perdagangan Umum dan Simpan Pinjam Pada Koperasi
Karyawan STIE Perbanas Surabaya. Penelitian tersebut memiliki
kesimpulan apakah secara umum perkembangan koperasi karyawan STIE
Perbanas Surabaya cukup baik, namun perubahan yang mendasar dalam
aktivitas tersebut belum ditunjang dengan adanya siklus akuntansi yang
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, belum adanya pemisahan
fungsi dan pelaksanaannya dalam struktur organisasi, pemrosesan data
transaksi, penyajian laporan keuangan, pengendalian intern yang baik,
kurangnya peran fungsi pengawas, pengelolaan yang profesional perlu
adanya pertanggungjawaban yang baik dan informasi yang relevan dan
dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan, perencanaan maupun
pengendalian koperasi.
Kristiawan (2001) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Jumlah Pinjaman Dan Tambahan Modal Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada
Primkoppol Resort Bojonegoro”. Melakukan penelitian untuk menguji
apakah jumlah pinjaman dan tambahan modal mempengaruhi SHU dan
apakah tambahan modal mempunyai pengaruh yang paling dominan
terhadap SHU. Berdasarkan hasil analisis, menunjukan bahwa jumlah
terbukti kebenarannya berdasarkan hasil pengolahan data dengan nilai
koefisien determinasi berganda.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang
ialah sama-sama menganalisa beberapa faktor yang mempengaruhi
perolehan Sisa Hasil Usaha.
Adapun penelitian sekarang berbeda dengan penelitian terdahulu
perbedaan disebabkan oleh objek penelitian, waktu penelitian berbeda dan
variable penelitian yang digunakan.
Penelitian yang dilakukan saat ini merupakan pengembangan dari
penelitian sebelumnya. Namun penelitian terdahulu mampu mendukung
dalam penelitian ini.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Koperasi
2.2.1.1.Pengertian Koperasi
Koperasi (cooperative) berasal dari kata Co-Operation yang artinya
bekerjasama yaitu dari kata “Co” yang artinya bersama-sama dan
“Operation” berarti bekerja (Sitio dan Tamba, 2001 : 13).
Definisi koperasi menurut Baswir (1997) dipahami sebagai
perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui
Sedangkan pengertian koperasi secara yuridis dapat dilihat pada
Undang-Undang koperasi Nomor 25 tahun 1992, pada Bab I pasal 1 Ayat
1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, yang dimaksud dengan
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa koperasi adalah perkumpulan orang bukan perkumpulan modal.
Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan masyarakat
berdasarkan persamaan derajat dan kesadaran para anggotanya untuk
meningkatkan kesejahteraan bersama.
2.2.1.2.Landasan, Azas dan Tujuan Koperasi
a. Landasan Koperasi Indonesia
Landasan koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan
arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku
ekonomi lainnya.
Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang No. 25 / 1992
Koperasi di Indonesia mempunyai landasan sebagai berikut :
a. Landasan Idiil Koperasi Indonesia
Sesuai dengan Bab II Undang-Undang No. 25 / 1992, landasan
idiil koperasi adalah Pancasila. Hal ini berdasarkan perkembangan
bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup dan ideologi bangsa
Indonesia. Pancasila dengan kelima sila-nya akan menjadi pedoman
yang mengerahkan semua tindakan-tindakan koperasi dalam
mengembangkan fungsinya di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
b. Landasan Strukturil
Bab II Undang-Undang No. 25 / 1992 menempatkan UUD
1945 sebagai landasan strukturil koperasi Indonesia UUD 1945
merupakan aturan pokok organisasi negara Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila.
b. Azas Koperasi Indonesia
Menurut Undang-Undang No. 25 / 1992, pasal 2, juga menetapkan
bahwa asas koperasi Indonesia adalah kekeluargaan, ini merupakan
pembeda utama antara koperasi dengan perusahaan lain. Perbedaan antara
koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan yang semata-mata bertujuan
mencari keuntungan dapat dilihat dari beberapa segi sebagai berikut
1. Dilihat dari tujuan pendiriannya
Tujuan pendirian koperasi adalah untuk menyelenggarakan
usaha bersama guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi para
anggotanya.
Tujuan pendirian perusahaan selain koperasi adalah untuk
mengorganisasikan modal dan sumber daya lainnya dalam
melakukan suatu usaha tertentu, dengan menekankan pada upaya
pengalokasian modal dan sumber daya untuk menghasilkan barang
dan jasa dengan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
2. Dilihat dari keanggotaannya
Koperasi beranggotakan orang-orang yang bergabung dengan
menyerahkan sumbangan modal dalam bentuk simpanan pokok.
Hubungan antara koperasi dengan para anggotanya bersifat
langsung. Selain itu para anggota mempunyai kesempatan yang
sama untuk melibatkan diri secara aktif dalam pengelolaan dan
pengawasan usaha koperasi.
Berbeda dengan praktik penyelenggaraan koperasi, pada
perusahaan selain koperasi, hubungan antara kegiatan perusahaan
dengan para pemilik (pemegang saham) sifatnya tidak langsung dan
tidak jelas, karena memang secara konsepsional dan hukum ada
pemisahan yang tegas antara fungsi pemilikan dan fungsi manajerial.
relatif pemilikan saham, sehingga orang yang memiliki saham dalam
jumlah yang lebih besar akan mempunyai posisi yang lebih kuat
dalam memberikan suara pada saat berlangsungnya rapat umum
pemegang saham.
3. Dilihat dari permodalannya
Koperasi melakukan usaha dengan modal awal koperasi yang
diperoleh dari simpanan pokok para anggotanya. Selain itu koperasi
bisa juga memanfaatkan sumber-sumber modal lain, baik dari dalam
maupun dari luar koperasi sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
Modal awal perusahaan (terutama yang berbentuk perseroan),
berasal dari penyertaan pertama yang dilakukan oleh para
pemiliknya. Jumlah modal perusahaan telah ditetapkan pada saat
awal pendiriannya. Jumlah ini tidak bisa berubah kecuali jika
dikehendaki adanya perubahan pada akta pendirian.
4. Dilihat dari pemegang kekuasaan tertinggi
Kekuasaan tertinggi dalam koperasi terletak di tangan rapat
anggota. Dalam rapat anggota ini, masing-masing anggota koperasi
pendapatan dalam perumusan kebijakan-kebijakan penting yang
akan ditempuh oleh koperasi.
Sedangkan kekuasaan tertinggi pada perusahaan ada di tangan
pemilik (pemegang saham). Dengan demikian jumlah pemilikan
saham dalam menentukan kebijakan yang akan dijalankan oleh
manajemen perusahaan.
5. Dilihat dari pembagian keuntungan
Koperasi tidak menggunakan istilah keuntungan melainkan
Sisa Hasil Usaha (SHU). SHU Ini akan dibagikan kepada para
anggota sesuai dengan perimbangan jasanya masing-masing. Jasa
anggota diukur berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing
terhadap pembentukan SHU ini.
Sedangkan pembagian keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan ditentukan berdasarkan jumlah pemilikan saham oleh
masing-masing pemegangnya. Mereka yang memegang saham
dalam jumlah yang besar akan mendapatkan bagian yang besar,
sedangkan pemegang saham minoritas sudah tentu hanya akan
6. Dilihat dari segi bunga atas modal
Di dalam koperasi berlaku ketentuan mengenai pembatasan
bunga atas modal. Pembatasan ini dilakukan agar koperasi dapat
meningkatkan usahanya sehingga dapat memberikan pelayanan yang
lebih baik kepada para anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
Sedangkan beban bunga atas modal pada perusahaan non
koperasi akan mengikuti suku bunga pasar. Pembatasan bunga atas
modal tidak pernah berlaku dan tidak mungkin dilakukan karena
pemenuhan kebutuhan modal dilakukan melalui pasar uang atau
pasar modal.
7. Modal dari manajemen usahanya
Manajemen usaha koperasi bersifat lebih terbuka karena semua
anggota koperasi akan terlibat secara aktif dalam merencanakan
kegiatan yang akan dilakukan oleh koperasi, melaksanakan
tugas-tugas utama dalam rangka memenuhi fungsi dan tujuan koperasi,
serta secara aktif ikut mengawasi jalannya kegiatan usaha koperasi.
Manajemen perusahaan selain koperasi cenderung bersifat
tertutup. Hal ini bisa dimengerti karena memang ada pemisahan
antara pemilik dengan manajemen. Kepentingan para pemilik
pemegang saham dan pada saat pembagian deviden oleh manajemen
perusahaan.
8. Dilihat dari orientasi usahanya
Koperasi berorientasi terhadap pemenuhan kebutuhan para
anggotanya. Dengan demikian ada kaitan langsung antara bidang
usaha yang akan dimasuki oleh koperasi dengan upaya pemenuhan
kebutuhan ekonomi para anggotanya.
Perusahaan selain koperasi yang dipentingkan adalah
pelipatgandaan modal para pemegang saham. Adapun jenis usaha
yang akan dilakukan sama sekali tidak ada kaitannya dengan
pemenuhan kebutuhan konsumsi para pemiliknya.
Berdasarkan gambaran mengenai ciri-ciri dan perbedaan koperasi
dengan badan usaha lain dapat disimpulkan bahwa koperasi memang
merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara sadar dibangun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
c. Tujuan Koperasi Indonesia
Menurut Undang-Undang No. 25 / 1992 bab II pasal 3 memuat
tujuan koperasi Indonesia adalah :
1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya
2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan
Ketiga tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa koperasi
mendapatkan kedudukan sangat terhormat dalam perekonomian Indonesia,
karena dinyatakan sebagai bentuk perusahaan yang sesuai dengan susunan
perekonomian yang hendak dibangun di Indonesia. Oleh sebab itu sudah
sepantasnya bila dalam UUD 1945 koperasi diakui sebagai bentuk
perusahaan yang diharapkan dapat menjadi sokoguru perekonomian
Indonesia (Baswir. R. 1997 : 41)
2.2.1.3.Prinsip Koperasi
Menurut Undang-Undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992, Bab III
pasal 5 ayat 1 bahwa koperasi melaksanakan prinsipnya sebagai berikut
(Sitio dan Tamba, 2002 : 26-31).
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Dijelaskan bahwa keanggotaan koperasi tidak ada unsur paksaan
harus berdasarkan atas kesadaran sendiri dan tidak dilakukan
pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. Keanggotaan
koperasi terbuka bagi siapapun yang memenuhi syarat-syarat
keanggotaan yang telah ditetapkan oleh koperasi.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Pengelolaan secara demokratis didasarkan pada kesamaan hak suara
bagi setiap anggota dalam pengelolaan koperasi. Pemilihan
anggota mempunyai hak yang sama untuk memilih dan dipilih
menjadi pengelola.
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya usaha masing-masing anggota
Dalam koperasi, keuntungan yang diperoleh disebut sebagai sisa
hasil usaha (SHU). SHU adalah selisih antara pendapatan yang
diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan
usaha. Dalam pembagiannya kepada anggota diberikan sebanding
dengan partisipasi aktif anggota dalam usaha koperasi.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Pemberian balas jasa atas modal yang ditanamkan pada koperasi
akan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki koperasinya.
5. Kemandirian
Kemandirian pada koperasi dimaksudkan bahwa koperasi harus
mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan
organisasi. Jadi peran serta anggota sebagai pemilik pengguna jasa
harus saling mendukung.
6. Pendidikan perkoperasian
Kepengurusan koperasi harus dilakukan oleh orang-orang yang
dapat dipercaya, mampu untuk mengelola usaha, membuat
keputusan, kebijakan yang baik, berwawasan luas, berkemampuan
maka setiap anggota harus dibekali pengetahuan memadai tentang
koperasi oleh karena itu pendidikan adalah mutlak.
7. Kerjasama antar koperasi
Banyak koperasi didirikan dengan berbagai jenis dan tingkatan yang
berbeda, namun didasari bahwa koperasi-koperasi tersebut pada
dasarnya mengembang misi yang sama, yaitu memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Untuk itu perlu diadakan kerjasama antar koperasi
dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan
menghilangkan kelemahan masing-masing, sehingga hasil akhir
yang dicapai secara optimal. Kerjasama tersebut diharapkan akan
saling menunjang pemberdayaan sumberdaya sehingga diperoleh
hasil yang lebih optimal.
2.2.1.4.Bentuk dan Jenis Koperasi
Bentuk koperasi di Indonesia ada dua yaitu (Anaroga dan
Sudantoko, 2002 : 19-20) :
1. Koperasi Primer, adalah koperasi yang anggotanya adalah orang yang
memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan ia melaksanakan
kegiatan usahanya dengan langsung melayani para anggotanya.
2. Koperasi Sekunder, adalah semua koperasi yang didirikan dan
Untuk konteks Indonesia didasarkan pada kebutuhan nyata
masyarakat. Secara umum, di Indonesia ada lima klasifikasi koperasi,
diantaranya adalah (Anoraga dan Sudantoko, 2002 : 19-25).
1. Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang menangani pengadaan
berbagai barang-barang untuk memenuhi kebutuhan anggotanya.
2. Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit, jenis koperasi ini
didirikan untuk memberikan kesempatan kepada para anggotanya
memperoleh pinjaman dengan mudah dan biaya bunga yang ringan.
3. Koperasi Produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bi dang
produksi barang-barang baik yang dilaksanakan oleh koperasi itu
maupun para anggotanya.
4. Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak dibidang penyediaan jasa
tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.
5. Koperasi Serba Usaha yaitu dalam rangka meningkatkan produksi dan
kehidupan masyarakat di daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan
pembentukan koperasi unit desa.
2.2.1.5. Struktur Organisasi Koperasi
Menurut Supriono (1990 : 270), pengertian organisasi adalah
pembagian pekerjaan diantara kelompok atau individu dan meyakinkan
bahwa sub-sub tersebut dihubungkan secara bersama-sama secara efektif.
1. Organisasi sebagai wadah adalah suatu organisasi dimana
kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dijalankan didalamnya.
2. Organisasi sebagai proses adalah organisasi yang didalamnya terdapat
interaksi antara orang-orang yang menjadi anggota organisasi tersebut.
Struktur organisasi merupakan bidang pertama yang menjadi
permasalahan dalam manajemen. Sebagai pedoman dalam melaksanakan
tugas, harus terdapat garis dasar yang menetapkan pedoman pelaksanaan
organisasi dari suatu usaha organisasi internal yang dapat diartikan sebagai
pembagian tugas dan wewenang yang sesuai dengan fungsi dan unit yang
Berikut ini disajikan bagan struktur organisasi dari koperasi :
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Koperasi
Garis perintah Sumber Sukamdiyo, 1997
Garis tanggung jawab Manajemen Koperasi, Erlangga : 13
Secara umum dalam organisasi koperasi Indonesia terdapat
struktur atau tatanan manajemen sebagai berikut :
Alat kelengkapan atau perangkat organisasi koperasi, yaitu sesuai
dengan pasal 21 Undang-Undang Koperasi Nomor 25 tahun 1992. Alat ini
terdiri dari:
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS
MANAJER
KEPALA UNIT
KARYAWAN
PENGAWAS DEWAN PENASEHAT
KEPALA UNIT KEPALA UNIT
1) Rapat anggota
Rapat anggota dikenal dengan istilah RAT, secara normal
diselenggarakan satu tahun sekali atau selambat-lambatnya tiga
bulan setelah tutup pada tahun yang bersangkutan.
2) Pengurus Koperasi
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi. Dalam rapat
anggota pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota, untuk
pertama kali sasaran dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam
akta pendirian.
3). Pengawas
Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan oleh anggota
dalam rapat anggota yang sesuai dengan bunyi pasal 38
Undang-Undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992. Pengawas bertugas
melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, termasuk
organisasi usaha, dan pelaksanaan kebijakan pengurus.
a. Dewan Penasehat
Apabila dirasakan perlu maka dapat diangkat seseorang penasehat atau
pembina. Fungsi ini biasanya dijabat oleh personel dari kantor dan
b. Manajer
Manajer adalah pemimpin dari semua karyawan yang dimiliki oleh
koperasi yang diserahi tugas dan tanggung jawab oleh pengurus. Tugas
manajer adalah mengelola dan menjalankan usaha koperasi sebagai
organisasi ekonomi.
c. Kepala Unit
Pemimpin yang diberi hak, kewajiban serta wewenang ya ng lebih
besar pada unit tertentu atau bagiannya.
d. Karyawan
Semua orang yang bekerja pada satu perusahaan tertentu
,
2.2.2. Laporan Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Akuntansi Keuangan adman sistem pengakumulasian, pemrosesan,
dan pengkomunikasian yang didisain untuk informasi pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan investasi dan kredit oleh pemakai
eksternal. Informasi akuntansi keuangan dikomunikasikan melalui laporan
keuangan yang dipublikasikan dan dibatasi oleh beberapa ketentuan
Standar Akuntansi Keuangan (Hanafi, 2003:29).
Menurut kieso (2002:3), akuntansi keuangan merupakan sebuah
proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut
internal maupun pihak eksternal. Pemakai laporan keuangan ini meliputi
investor, kreditor, manajer, serikat pekerja, dan badan-badan pemerintah.
2.2.2.2.Tujuan Akuntansi Keuangan
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi
keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan
keuangan yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan baik oleh
pihak internal maupun eksternal.
Tujuan akuntansi keuangan adman memberikan informasi kuantitatif
tentang suatu perusahaan yang berguna bagi pemakai khususnya pemilik
dan kreditur dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan ini termasuk
memberikan informasi yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas
manajemen dalam
2.2.2.3.Manfaat Akuntansi Keuangan
memenuhi tanggung jawab manajemen dan
kepengurusannya (Harahap, 2002:139).
Laporan keuangan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan akan
bermanfaat bagi pihak internal perusahaan khususnya untuk dapat menilai
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang. Selain itu
juga bermanfaat untuk pihak ekternal khususnya investor dan kreditor
2.2.3. Laporan Keuangan Koperasi
2.2.3.1.Pengertian Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan
informasi laporan keuangan mengenai suatu perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan -keputusan ekonomi. Definisi dari laporan
keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
(Baridwan, 2004:17).
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi
keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini
menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.
(Kieso, 2002:3).
Menurut PSAK No. 27, laporan keuangan koperasi meliputi neraca,
perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi
anggota, dan catatan atas laporan keuangan.
2.2.3.2.Jenis Laporan Keuangan Koperasi
1.
Menurut SAK (2007:27.9), jenis laporan koperasi meliputi
Menurut PSAK No. 27, neraca menyajikan informasi
(SAK, 2007:27.9).
Menurut Darsono dan Ashari (2005:18), neraca adalah laporan
tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu seperti
yang tertera dalam neraca, jadi kondisi yang dijelaskan dalam neraca
adalah kondisi pada tanggal tertentu. Biasanya neraca dibuat per 31
Desember, atau tiap, akhir bulan. Neraca terdiri atas hak atau sumber
Berikut ini adalah ilustrasi laporan keuangan neraca koperasi:
Tabel 2.1.
Koperasi Pembangunan Rakyat Neraca
31 Desember 20X1 Dan 20X0
ASET 20X1 20X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X1 20X0
ASET LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Kas dan Bank xxxx Xxxx
Investasi Jangka Panjang xxxx Xxxx Utang Usaha xxxx xxxx
Piutang Usaha xxxx Xxxx Utang Bank xxxx xxxx
Piutang Pinjaman Anggota xxxx Xxxx Utang Pajak xxxx xxxx
Piutang Pinjaman Non-Anggota xxxx Xxxx Utang Simpanan Anggota xxxx xxxx
Piutang Lain-Lain xxxx Xxxx Utang Dana Bagian SHU xxxx xxxx
Peny. Piutang Tidak Tertagih (xxxx) (xxxx) Utang Jangka Panjang
Persediaan xxxx Xxxx akan Jatuh Tempo xxxx xxxx
Pendapatan Akan Diterima xxxx Xxxx Biaya Harus Dibayar xxxx xxxx
Jumlah Aset Lancar xxxx Xxxx Jumlah Kwj Jangka Panjang xxxx xxxx
INVESTASI JANGKA PANJANG
Pernyataan pada Koperasi xxxx Xxxx KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Pernyataan pada Non-Koperasi xxxx Xxxx Utang Bank xxxx xxxx
Jumlah Investasi Jangka Utang Jangka Panjang Lainnya xxxx xxxx
Panjang xxxx Xxxx Jumlah Kewajiban
Jangka Panjang xxxx xxxx
Akumulasi Penyusustan (xxxx) (xxxx) Modal penyertaan xxxx xxxx
Jumlah Aset Tetap xxxx Xxxx Modal sumbangan xxxx xxxx
Cadangan xxxx xxxx
ASSET LAIN-LAIN SHU belum dibagi xxxx xxxx
Aktiva Tetap Dalam Konstruksi Jumlah Ekuitas xxxx xxxx
Beban Ditangguhkan Jumlah Aset Lain-Lain
JUMLAH KEWAJIBAN
JUMLAH ASET xxxx Xxxx DAN EKUITAS xxxx xxxx
Sumber : SAK, 2007:27.12
2. Perhitungan Hasil Usaha (PHU)
Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai
periode tertentu. Perhitungan hasil sisa usaha menyajikan hasil akhir
yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh
mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor
dengan non-anggota. Istilah perhitungan hasil sisa usaha digunakan
mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur
dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat
bagi anggota (SAK, 2007:27.9).
Tabel 2.2
Perhitungan Hasil Usaha
20X1 20X0 PARTISIPASI ANGGOTA
xxxx
Partisipasi Bruto Anggota Xxxx
(xxxx)
Beban Pokok (xxxx)
xxxx
Partisipasi Neto Anggota Xxxx
PENDAPATAN DARI ANGGOTA
xxxx
Penjualan Xxxx
(xxxx)
Harga Pokok (xxxx)
xxxx
Laba (Rugi) Kotor Dengan Non-Anggota Xxxx xxxx
Sisa Hasil Usaha Koperasi Xxxx
(xxxx)
Beban Perkoperasian (xxxx)
xxxx
Sisa Hasil Usaha Setelah Beban Perkoperasian Xxxx xxxx
Pendapatan Dan Beban Lain-Lain Xxxx
xxxx
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pos-Pos Luar Biasa Xxxx xxxx
Pendapatan Dan Beban Luar Biasa Xxxx
xxxx
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Xxxx
(xxxx)
Pajak Penghasilan (xxxx)
xxxx
Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Xxxx
3. Laporan Arus Kas
4.
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan
kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas,
pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada periode tertentu (SAK,
2007:27.9).
Laporan Promosi Ekonomi Anggota
1.
Menurut PSAK No. 27 (2007:27.9), laporan promosi ekonomi
anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan
tersebut mencakup empat unsur, yaitu :
2.
Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa
bersama
3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama
4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha
Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama
tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi
untuk anggota dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku
dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan. Laporan promosi
ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha
yang dijalankannya (SAK, 2007:27.9).
ketentuan anggaran dan anggaran rumah tangga koperasi. Bagian
sisa hasil usaha untuk anggota merupakan manfaat ekonomi yang
diterima anggota pada akhir tahun buku. Dalam hal pembagian sisa
hasil usaha tahun berjalan belum dibagi karena tidak diatur secara
tegas pembagiannya dalam anggaran dasar atau anggaran rumah
tangga yang harus menunggu keputusan rapat anggota, maka
manfaat ekonomi yang diterima dari pembagian sisa hasil usaha
dapat dicatat atas dasar taksiran jumlah bagian sisa hasil usaha yang
akan diterima oleh anggota (SAK, 2007:27.10).
5. Catatan atas
Menurut SAK (2007:27.10), catatan atas laporan keuangan
menyajikan pengungkapan (disclosures) yang memuat: Laporan Keuangan
a) Perlakuan akuntansi antara lain mengenai
1)
2)
Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan
transaksi koperasi dengan anggota dan nonanggota
3)
Kebijakan akuntansi tentang aset tetap, penilaian persediaan,
piutang, dan sebagainya
b) Pengungkapan informasi lain antara lain :
Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan
nonanggota
1) Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota bait
tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh
koperasi.
2) Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan
mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan
pelatihan perkoperasian, usaha, manajemen yang
diselenggarakan untuk anggota, dan penciptaan lapangan usaha
baru untuk anggota
3)
4)
Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi
koperasi dengan anggota
5)
Pengklasifikasian piutang dan utang yang timbul dari transaksi
koperasi dengan anggota dan nonanggota
6) Aset yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik
koperasi
Pembatasan penggunaan dan risiko atas aset tetap yang
diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan
7) Aset yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan
saham dari perusahaan swasta
8) Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan
9) Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan
10) Penyelenggaraan rapat anggota, dan keputusan-keputusan
penting yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan
2.2.3.3.Pengguna Laporan Keuangan Koperasi
Pengurus bertanggungjawab dan wajib melaporkan kepada rapat
anggota segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi. Laporan
keuangan Koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan
Keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan
pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Dengan
demikian, dilihat dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus
dapat dijadikan sebagai salah satu evaluasi kemajuan koperasi (Arifin,
2001:107). Pemakai laporan keuangan meliputi investor, karyawan,
pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan,
pemerintahan serta lembaga-lembaga, dan masyarakat.
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan ini, meliputi (SAK, 2002 : 2-3) :
1. Investor
2. Karyawan
3. Memberi pinjaman
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
5. Pelanggan
6. Pemerintah
2.2.3.4.Tujuan Pelaporan Keuangan Koperasi
Tujuan laporan Keuangan koperasi adalah untuk menyediakan
informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya.
Beberapa hal yang dapat diinformasikan oleh laporan keuangan sebagai
berikut (Arifin, 2001:108):
1.
2. Prestasi keuangan koperasi selama suatu periode.
Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi.
3. Transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya
ekonomis, kewajiban, dan kekayaan bersih dalam suatu periode.
Transaksi yang berkaitan dengan anggota dipisahkan dengan yang
bukan anggota.
4. Informasi penting lainya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan
solvabilitas koperasi.
2.2.3.5.Karakteristik Pelaporan Keuangan Koperasi
Menurut Arifin (2001:109) laporan Keuangan koperasi mempunyai
karakter tersendiri sebagai berikut :
1.
2.
Laporan Keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban
pengurus kepada para anggotanya di dalam rapat anggota tahunan
(RAT).
Laporan Keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi Keuangan,
dilakukan secara komparatif.
3.
4. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha
(Brio).
Laporan keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani
oleh semua anggota pengurus Koperasi(UU No.25 /1992, Pasal 36 Ayat
1).
5.
6.
SHU yang berasal dari transaksi anggota maupun non anggota
didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU
yang telah diatur dalam AD atau ART koperasi.
7.
Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan
konsolidasi dari koperasi-koperasi.
8.
Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil
usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha.
9. Alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada
anggota dan bukan anggota, berpedoman pada perbandingan manfaat
yang diterima oleh anggota dan bukan anggota.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat menyajikan hak
dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota,
disamping yang berasal dari bukan anggota.
10.Modal koperasi yang dibukukan terdiri dari :
a.Simpanan-simpanan
c.Penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta
sumber-sumber lain.
11.Pendapatan koperasi yang di peroleh dalam satu tahun buku dikurangi
dengan penyusutan-penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang
bersangkutan disebut sisa hasil usaha.
Keanggotaan koperasi atau kepemilikan pada koperasi tidak dapat
dipindah-tangankan dengan dalih apapun.
2.2.4. Sisa Hasil Usaha
2.2.4.1.Pengertian Sisa Hasil Usaha
Pengertian Sisa Hasil Usaha menurut Undang-Undang Koperasi No.
25 Tahun 1992 bab IX pasal 45, adalah pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi penyusutan-penyusutan
dan biaya-biaya dengan tahun buku yang bersangkutan. Sisa Hasil Usaha
terdiri dari dua bagian, yaitu (Sitio dan Tamba, 2001 : 87) :
a. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk
anggota, dibagi untuk :
1. Cadangan koperasi
2. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan
3. Anggota menurut perbandingan simpanan wajib dan pokok
4. Dana pengurus dan pengawas
6. Dana pendidikan koperasi
7. Dana sosial
b. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk
bukan anggota, dibagi untuk :
1. Cadangan koperasi
2. Anggota menurut perbandingan simpanan pokok dan wajib
3. Dana pengurus dan pengawas
4. Dana pegawai atau karyawan
5. Dana pendidikan koperasi
6. Dana sosial
Pembagian sisa hasil usaha diatur dalam anggaran dasar. Demikian
pula dengan cara penggunaan sisa hasil usaha, kecuali cadangan koperasi,
diatur dalam anggaran dasar dengan mengutamakan kepentingan koperasi.
2.2.4.2.Pembagian Keuntungan / SHU
1. SHU atas jasa modal
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai
pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap
diterima dari koperasinya, sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU
2. SHU atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga
sebagai pemakai atau pelanggan. Secara umum SHU koperasi dibagi
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar atau
Anggaran Rumah Tangga koperasi sebagai berikut :
- Jasa anggota
- Dana pengurus
- Dana karyawan
- Dana pendidikan
- Dana sosial
- Dana untuk pengembangan usaha
Agar tercermin azas keadilan, demokrasi, transparansi dan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip
pembagian SHU sebagai berikut :
1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota SHU yang dibagi
kepada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri. Sedangkan
SHU yang bukan berasal dari hasil transaksi dengan anggota pada
dasarnya tidak dibagi kepada anggota, melainkan dijadikan cadangan
koperasi. Langkah pertama dalam pembagian SHU adalah memilahkan
yang bersumber dari hasil transaksi usaha dengan anggota dan yang
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang
dilakukan anggota sendiri.
SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif
dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang
dilakukan anggota dengan koperasi.
3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan
Proses perhitungan SHU para anggota dan jumlah SHU yang dibagi
kepada anggota harus diumumkan secara transparan, sehingga setiap
anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa
partisipasinya.
4. SHU anggota dibayar secara tunai
SHU para anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan
demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang
sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.
2.2.5. Keanggotaan Koperasi
Menurut Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 pasal 17,
menyatakan bahwa anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus
pengguna jasa koperasi, sedangkan keanggotaan koperasi dicatat dalam
Keanggotaan koperasi terdiri dari orang-orang atau badan hukum
koperasi. Sedangkan yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap
warga negara Indonesia yang :
1. Mampu untuk melakukan tindakan hukum
2. Menerima landasan idiil, azas dan sendi koperasi
3. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban-kewajiban dan hak-hak
sebagai anggota, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan koperasi
lainnya.
2.2.6. Jumlah Simpanan
Menurut SAK No. 27 (2002 : 276) jumlah simpanan adalah sejumlah
tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota koperasi atas
kehendak sendiri sesuai perjanjian. Jenis simpanan yang disetor oleh
anggota kepada koperasi adalah :
a. Simpanan pokok, ialah suatu jumlah tertentu dalam jumlah pinjaman
yang sama besarnya bagi tiap-tiap anggota, yang wajib diserahkan atau
disanggupkan secara tertulis akan diserahkan kepada koperasi pada
waktu akan menjadi anggota.
b. Simpanan wajib ialah suatu jumlah tertentu dalam nilai uang yang sama
besarnya bagi tiap-tiap anggota yang wajib diserahkan oleh anggota
c. Simpanan sukarela, ialah suatu jumlah tertentu dalam nilai uang yang
diserahkan oleh anggota kepada koperasi.
Koperasi beranggotakan orang-orang yang menjadi pelanggan
usahanya. Mereka bergabung dengan menyerahkan sumbangan modal
dalam bentuk simpanan pokok. Semakin banyak anggota koperasi yang
menyimpan dananya pada koperasi diharapkan akan meningkatkan volume
kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan sisa hasil usaha yang akan
diperoleh koperasi dan akhirnya diharapkan pula akan meningkatkan
gerakan pembangunan koperasi.
2.2.7. Jumlah Pinjaman
Jumlah pinjaman adalah sejumlah tertentu dalam nilai uang yang
ditarik atau pinjaman oleh anggota koperasi dengan jangka waktu tertentu
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Dengan banyaknya anggota koperasi yang melakukan pinjaman pada
koperasi diharapkan mampu memberikan sumbangsih yang berkaitan
dengan penerimaan sejumlah bunga terhadap pinjaman yang telah
dilakukan oleh anggota koperasi. Dengan demikian semakin banyak
anggota koperasi yang melakukan pinjaman, diharapkan pula mampu
meningkatkan sisa hasil usaha koperasi yang nantinya juga akan
2.2.8. Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha
Menurut Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 pasal 45,
menyatakan bahwa sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan
koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya,
penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak, dalam tahun buku yang
bersangkutan. Semakin banyak jumlah anggota koperasi maka akan dapat
meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan Sisa
Hasil usaha koperasi dan pada akhirnya pula akan meningkatkan gerak
pembangunan koperasi itu sendiri.
2.2.9. Pengaruh Jumlah Simpanan Terhadap Sisa Hasil Usaha
Banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi,
maka akan dapat meningkatkan modal koperasi. Peningkatan modal juga
dapat berasal dari simpanan sukarela yang diperoleh dari orang yang
bukan anggota koperasi atau modal yang digali dari kewajiban lain.
Dengan semakin bertambahnya modal, maka akan semakin meningkatkan
volume kegiatan koperasi dan sisa hasil usaha yang didapat dari
pendapatan atas kegiatan usaha koperasi tersebut.
2.2.10. Pengaruh Jumlah Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha
Semakin banyak anggota koperasi yang melakukan pinjaman pada
modal ini akan secara langsung mempengaruhi volume usaha dan
sekaligus juga pembagian sisa hasil usaha koperasi itu sendiri.
2.3. Teori Yang Memberikan Pengaruh Jumlah anggota, Jumlah
Simpanan, dan Jumlah Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha.
2.3.1. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini hakekatnya merupakan upaya untuk
mencoba menjawab secara ringkas permasalahan yang telah
diidentifikasikan secara rasional melalui alur pikiran yang didasarkan pada
kerangka logis.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat diambil premis-premis yang kemudian
dari premis-premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan
dasar dalam mengemukakan hipotesis. Premis-premis tersebut adalah :
Premis 1 :
Jumlah anggota, volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman
adalah merupakan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
peningkatan SHU pada suatu koperasi (Iramani : 1997).
Premis 2 :
Mengacu pada teori Baswir (2000 : 208) yang mengungkapkan bahwa
anggota, jumlah anggota yang dimiliki serta besarnya tambahan modal
dari luar koperasi.
Premis 3 :
SHU adalah uang milik anggota atau kelebihan kontribusi anggota,
sehingga SHU harus dikembalikan kepada anggota sebanding dengan
besarnya jasa usaha antara anggota dengan koperasinya. (Ono Tarsono,
2001).
Uji Statistik Regresi Linier Berganda
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Jumlah Anggota
koperasi (X1)
Variabel bebas
Jumlah Simpanan (X2)
Jumlah Pinjaman (X3)
2.4. Hipotesis
Mengacu teori dan penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan
diatas, maka dapat dirumuskan suatu dugaan sementara atau hipotesis.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Diduga jumlah anggota,
jumlah simpanan, serta jumlah pinjaman mempunyai pengaruh positif
terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan “Sari
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Yang dimaksud definisi operasional dan pengukuran variabel adalah
pernyataan tentang definisi dan pengukuran variabel-variabel penelitian
secara operasional berdasarkan teori-teori yang ada ataupun
pengalaman-pengalaman empiris.
Definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari :
a. Variabel Terikat (dependent)
Sisa Hasil Usaha (Y) merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh
dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya penyusutan dan
biaya lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Skala pengukurannya adalah rasio (satuan pengukuran adalah rupiah)
b. Variabel Bebas (independent), terdiri dari :
1. Anggota Koperasi (X1
Adalah jumlah orang-orang yang menjadi anggota pada Koperasi
Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO.
Skala pengukurannya adalah rasio dengan satuan pengukuran
jumlah orang.
2. Jumlah Simpanan (X2
Adalah jumlah dana yang menjadi modal koperasi yang diperoleh
dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela per
tahun.
Skala pengukuran menggunakan skala rasio dan satuan
pengukurannya dalam bentuk rupiah per tahun. )
3. Jumlah Pinjaman (X3
Adalah pinjaman yang digunakan oleh anggota koperasi, dimana
jumlahnya harus disesuaikan dengan besarnya simpanan yang
tercatat pada koperasi.
Skala pengukuran menggunakan skala rasio dan satuan
pengukurannya dalam bentuk rupiah per tahun. )
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI
BARU – SIDOARJO mulai berdiri sampai dengan sekarang
3.2.2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
SIDOARJO untuk periode tahun 1998 – 2008, dengan teknik pengambilan
sampel “ Non Probabilitas Sampling” metode judgment atau atas dasar
pertimbangan peneliti yaitu adanya keterbatasan penyedia data Koperasi
Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO sebagai
sumber data, sehingga sampel yang digunakan sebanyak 11 tahun.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari arsip-arsip atau dokumen serta catatan
koperasi yang dalam hal ini meliputi data perkembangan Sisa Hasil Usaha,
data perkembangan jumlah anggota, data perkembangan jumlah simpanan,
data perkembangan jumlah pinjaman serta data struktur organisasi pada
Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU -
SIDOARJO.
3.3.2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
a. Observasi
Yaitu dengan mengadakan pengamatan pada obyek dan lokasi
penelitian di Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI
BARU - SIDOARJO untuk mendapatkan data yang berkaitan dan dapat
b. Interview
Yaitu dengan mengadakan wawancara dengan karyawan atau para
pengurus Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU
- SIDOARJO untuk mendapatkan data yang berkaitan dan dapat
mendukung penelitian.
c. Dokumenter
Yaitu dengan mengadakan pengutipan catatan atau data yang
disediakan oleh pihak Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG.
CANDI BARU - SIDOARJO yang erat hubungannya dengan masalah
penelitian.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan persamaan Regresi Linier
Berganda, teknik ini digunakan karena jumlah variabel bebas (X) yang
digunakan lebih dari satu variabel. Persamaan regresi liner berganda dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Y = β0 +β1X1+β2X2+β3X3 + ei
Keterangan :
Y = Sisa Hasil Usaha
X1 = Anggota koperasi
X2 = Jumlah simpanan
X3 = Jumlah pinjaman
β0 = Konstanta
β1-β3 = Koefisien Variabel Independent
ei
a. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka
distribusi adalah tidak normal. = Kesalahan Baku
3.4.2. Uji Data
3.4.2.1.Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai
metode, diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov. Pedoman
dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti
distribusi normal adalah :
b. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka
distribusi adalah normal (Sumarsono, 2004:41-43).
3.4.2.2.Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier
t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang
BLUE maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Tidak ada Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel
bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan
nol. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
multikolonieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance
Inflation Factor (VIF).
VIF ini dapat dihitung dengan rumus
T o l e r
V I F= 1
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih
yang tidak dapat dijelaskan
2. Tidak ada Autokorelasi
oleh variabel bebas lainnya. Nilai
tolerance yang umum dipakai adalah 0,10 atau sama dengan nilai
VIF dibawah 10, maka tidak terjadi multikolonieritas (Ghozali,
2006:91).
Gejala autokorelasi terjadi karena terdapat korelasi
serangkaian anggota observasi yang diurutkan menurut aturan waktu