iii
ABSTRAK
Kejang demam merupakan masalah kejang yang paling umum ditemukan pada anak di masyarakat. Di Indonesia khususnya kota Bandung belum didapatkan studi yang terpadu tentang kejang demam, serta penelitian tentang kejang demam yang dirasakan masih kurang di Indonesia dan belum terpublikasikan dengan baik
Penelitian dilakukan menggunakan metoda deskriptif retrospektif dengan melihat status rekam medik pasien anak dengan diagnosis kejang demam yang tercatat di Unit Gawat Darurat RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung Periode Januari 2010 – Desember 2010 . Pengumpulan data rekam medis dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah penulis lakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari gambaran secara umum tentang kejadian kejang demam pada anak. Pemilihan unit gawat darurat sebagai tempat penelitian dikarenakan kejang demam merupakan periode kegawatdaruratan pada pasien.
Dari data status rekam medis didapatkan 81 pasien menderita kejang demam dengan rasio kejang demam lebih tinggi pada anak laki-laki daripada perempuan (45:36). Kejadian tertinggi kejang demam didapatkan terjadi pada umur 1 dan 2 tahun (30.9 %) per kelompok umur. Kejang demam sederhana merupakan jenis kejang demam yang paling banyak ditemui 52 pasien (64.2 %). Jarak waktu antara munculnya kejang demam dengan panas tinggi pada pasien terjadi paling banyak pada jarak waktu ≥ 24-48 jam/hari pertama demam yaitu sebanyak 48 orang (59.3 %). Sejumlah 46 (56.8 %) orang tercatat tidak pernah memiliki riwayat kejang demam sebelumnya dan 49 (60.5 %) pasien tercatat tidak pernah memiliki riwayat kejang demam pada keluarga sebelumnya. Tonsilofaringitis merupakan penyebab umum kejang demam terbanyak dengan jumlah total 59 (50.4 %) diagnosis. Sejumlah 64 (79 %) orang pasien diperbolehkan langsung pulang tanpa mendapatkan perawatan rawat inap terlebih dahulu di rumah sakit.
iv ABSTRACT
Febrile seizure/febrile convulsion has become a common symptom in children of our society. On the other hand,in Indonesia especially in Bandung, there has been no comprehensive study in regards with febrile seizure cases. The research on febrile seizure are still lacking in Indonesia and has not been well published..
The research had been done through descriptive retrospective method by studying medical records of diagnosed febrile seizure children at Emergency Room RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung from January 2010 to December 2010. The medical records was carried out based on criteria of inclusion and exclusion made by writer.
The aims of this research are to acknowledge and study general description of febrile seizure in children. Emergency unit had been chosen as the place of research since society tends to affiliate febrile seizure with emergency event.
According to medical records, there are 81 patients with febrile seizure with the ratio is higher in boys than girl (45:36). The highest incidence of febrile seizure occurred at age 1 and 2 years (30.9%) per age group. Simple febrile seizures are the most common type that found in 52 patients (64.2%). The distance of time between the emergence of febrile seizures in patients with high fever occurs most at the distance in ≥24-48 hours or the day of the first fever as many as 48 people (59.3% ) in cases. A total of 46 (56.8%) patients have never had a history of previous febrile seizures and 49 (60.5%) patients recorded have never had a family history of previous febrile seizures. Tonsilofaringitis is a etilology with high incidence for febrile seizures, with total number of 59 (50.4%) diagnosis and 64 (79%) patients were allowed to go home without getting an inpatient treatment in hospital.