• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Optimisasi Portofolio Menggunakan Himpunan Fuzzy.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Optimisasi Portofolio Menggunakan Himpunan Fuzzy."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL OPTIMISASI PORTOFOLIO

MENGGUNAKAN HIMPUNAN FUZZY

K ARY A I LM I AH

SUDRADJAT

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

(2)

M EN GET AH U I

(3)
(4)
(5)

MODEL OPTIMISASI PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN HIMPUNAN FUZZY

Sudradjat*)

sudradjat@unpad.ac.id , adjat03@yahoo.com

1. Pendahuluan

Pada pertengahan abad ke 1952, H. Markowitz mempelopori teori financial modern yang dikenal dengan model meanvarians portofolio seleksi. Teori tersebut akan memudahkan dan menginspirasi dalam permasalahan financial. Zhou dan Lie 2000 mengembangkan model “Markowitz complete continuous-time financial market”. Varians mempunyai peran yang penting dalam pengukuran risiko. Banyak para peneliti mengemukakan bagaimana melakukan pengukuran risiko dalam investasi, begitu juga semivarians yang dikemukakan oleh Markowitz. Pada framework mean-risk, hanya mean-varians yang telah diterima pada discete-time market.

Masalah optimisasi portofolio pada suatu asset terbatas adalah masalah klasik dalam teori dan perhitungan financial. Markowitz 1952, pertama kali mengemukakan bahwa penampilan portofolio seharusnya diukur dalam dua dimensi yang berbeda, yaitu rata-rata yang menggambarkan ekspektasi return, dan risiko yang mengukur ketidakpastian return. Salah satu pendekatan teori terhadap masalah portofolio seleksi adalah stokastik dominance.

(6)

Optimisasi portofolio adalah merupakan target return diatas kenaikan (rate) risiko bebas pada pasar tertentu dimana untuk waktu yang sama dapat menjamin pencapaian kenaikan return minimum, salah satu teori yang dapat digunakan untuk mencapai target tersebut adalah teori keputusan fuzzy. Teorri keputusan fuzzy menyediakan framework analisis yang sangat baik seperti yang kemukakan oleh Supian, 2007 [30, 31] dan Supian, 2008 . Karena permasalahan dalam dunia praktis membutuhkan teori untuk memeriksa berbagai macam skenario pasar dan setiap sekenario pasar digambarkan kedalam bentuk fungsi tujuan.

Para investor menyadari investasi yang dilakukan untuk mendapatkan return yang mengandung konsekuensi risiko. Para investor sebenarnya tidak mengetahui secara pasti seberapa besar hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukan. Namun demikian para investor dapat memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dan seberapa besar kemungkinan hasil yang sebenarnya akan menyimpang dari yang diharapkan. Upaya melakukan diversifikasi dapat diwujudkan dengan cara mengkombinasikan berbagai pilihan saham dalam investasinya. Melalui portofolio saham para investor berusaha memaksimumkan keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu atau berusaha meminimumkan risiko untuk sasaran tingkat keuntungan tertentu. Permasalahannya jenis saham apa yang akan dipilih dalam portofolionya, dan para investor cenderung memilih portofolio yang optimal, yaitu yang sesuai dengan preferensinya terhadap keuntungan serta risiko yang ditanggung. Pada analisis keuangan dikenal dua macam model analisis optimisasi portofolio yaitu stochastic dominance dan single index model.

(7)

2. Stokastik dominance

Relasi dari stokastik dominance merupakan konsep dasar dari teori keputusan dan ekonomi, Dentcheva dan Ruszczynski 2003, Hanoch dan Levy 1969, Quirk dan Saposnik 1962 dan Rothschild 1969. Model dasar stokastik optimisasi diformulasikan sebagai berikut:

max [ ( , )]

Z  

 E

z z , (2.1)

dimana ω adalah kejadian dasar pada ruang probabilitas (,F,P), z adalah vector keputusan yang sesuai dengan ruang Z, dan :ZR. Himpunan

didefinisikan secara eksplisit, atau beberapa kendala yang mempengaruhi kejadian dasar

ωdan harus memenuhi probabilitas yang tepat. Model Optimisasi Stokastik pertama kali dikembangkan oleh Lehmann 1955 dan Hanoch dan Levy 1969. Teori matematika dari model-model ekspektasi melibatkan keputusan dua-stage dan multi-stage telah dikembangkan oleh Wets 1999 dan Birge 1997, sedangkan model-model yang melibatkan kendala-kendala probabilitas diawali oleh Charnes dan Cooper 1959, Prekopa 1979, Dentcheva dan Ruszczynski 2003 membahas secara lengkap teori dan metode numerik untuk model linear dengan satu kendala probabilistik dengan beberapa pertidaksamaan secara terbatas.

Z

Z

Dalam pendekatan stokastik dominance, random return merupakan hasil dari perbandingan titik-pertitik (point-wise) dari beberapa fungsi performansi yang dikonstruksi dari fungsi distribusinya. Untuk variabel acak V , bentuk fungsi didefinisikan dengan fungsi distribusi kontinu kanan dari V :

} { ) ,

(V   V 

F P untuk R.

Random return V dikatakan stokastik dominance orde pertama (Dentcheva dan Ruszczynski, 2003, Lehmann, 1955 dan Quirk dan Saposnik, 1962), ditulis VFSDS, jika

) ; ( ) ;

(VF S

(8)

Tentukan fungsi F2(V;) dengan

untuk 

  F V d

V

F

 

 ( ; ) )

; (

2 R, (2.2)

fungsi integral adalah fungsi tidak naik, ini adalah fungsi konveks dari  dan ditentukan dengan relasi lemah (weak relation) dari orde dua stokastik dominance (SSD). Hal ini menunjukkan bahwa random return V adalah stokastik dominance S orde dua, ditulis

S VSSD , jika

) ; ( ) ;

( 2

2 VF S

F  untuk semua R.

Hubungan kuat relasi dominance untuk  FSD dan SSD adalah didefinisikan dengan: jika dan hanya jika

S

VVS, SV .

Lebih penting lagi, untuk , dapat didefinisikan secara rekursif fungsi-fungsi

) , ,

( P

VLm F

untuk

 

   

F V d

V

Fk( ; ) k 1( , ) R, k3,m1. (2.3) Juga untuk VLm(,F,P) dapat didefinisikan secara rekursif fungsi-fungsi

 

   

F V d

V

Fk( ; ) k 1( , ) untuk R, k3,m1. (2.4)

(9)

 E  Runtuk

 

   

  F X d X for

X

F2( ; ) 1( ; ) ( ) R

Gambar 2.2 Stokastik dominance orde dua

Definisi 2.1. (Dentcheva dan Ruszczy´nski 2003) Suatu variabel acak dominance orde ke-k terhadap variabel acak jika, )

, , ( 1 -k

P

XLF YLk-1(,F,P)

) ; ( ) ;

(XF Y

Fkk untuk semua R. (2.5) Relasi (2.5) dapat dituliskan

Y

X(k) (2.6)

dan himpunan X memenuhi relasi

} :

) , , ( {

)

(Y X 1 P X ( )Y

Ak  Lk  Fk . (2.7)

Dengan menukarkan orde dari integrasi dapat diperlihatkan fungsi juga ekpektasi shortfall (Rockafellar and Uryasev, 2002): untuk semua target nilai

) ; (

2 VF

 , diperoleh

 

 ( )

) ; (

2 V E V

F   , (2.8)

dimana (V) max(V,0). Fungsi F2(V;) adalah kontinu, konveks, nonnegatif dan tak naik. Hal ini didefinisikan untuk semua variabel acak V dengan nilai ekspektasi terhingga.

(10)

3. Masalah Portofolio

Proses portofolio seleksi dibagi dalam dua stage. Stage pertama mulai dengan observasi dan pengalaman dan diakhiri dengan kenyakinan performansi masa depan. Stage kedua mulai dengan kenyakinan yang relevan tentang performansi masa depan dan berakhir dengan memilih portofolio, Markowitz, 1987.

Asumsi dasar masalah standar untuk portofolio seleksi adalah sebagai berikut: (a) n sekuritas,

(b) inisialisasi dari jumlah dana yang diinvestasikan, (c) permulaan periode pesanan,

(d) akhir periode pesanan,

dan tentukan sebagai bobot proporsi dari yang diinvestasikan inivestor. Ini adalah proporsi dari jumlah awal yang diinvestasikan dalam n sekuritas di awal dari holding periode yang menjelaskan portofolio untuk dipastikan sampai akhir dari holding periode. Standar view adalah hanya ada satu tujuan di seleksi portofolio dan untuk memaksimalkan portofolio return, prosentase return didapat dari portofolio holding periode.

n x x1,,

Misalkan R1,...,Rn adalah random returns dari aset 1,n. Asumsikan bahwa [| |]<∞ untuk semua

j R n

j1, . Notasikan x1,...,xn pembagian modal investasi dari asset 1,n , maka model total return dapat dituliskan:

. (3.1) n

nx R x

R x

R( ) 1 1...

Himpunan alokasi aset yang mungkin dapat dirumuskan:

x x x x j n

X  Rn : 1... n 1, j 0, 1,...,

Rata return (x)E

R(x)

.
(11)

Rata-rata risiko:

, /

) ( ) ( max

X x t s

x x

X x

 

   (3.2)

dimana,  adalah parameter nonnegatif yang merepresentasikan perubahan rate dari rata-rata risiko. Jika 0, tidak mempunyai nilai risiko dan masalah direduksi menjadi maksimasi rata-rata. Jika 0 pilih salah satu dari rata-rata dan risiko.

Pendekatan lainnya adalah dengan memilih fungsi utilitas , model optimisasinya dirumuskan sebagai berikut:

R R :

u

. (3.3)

( ) max u R x

X x

E



Fungsi u(·) pada umumnya adalah concave dan tak naik. Dalam pendekatan stokastik dominance, random returns dibandingkan dengan cara point-wise dari beberapa bentuk fungsi yang dibentuk dari distribusi fungsi. Untuk variabel acak real V, bentuk fungsi pertama didefinisikan sebangai kontinu kanan distribusi fungsi kualitatif dari V :

) ( ) ;

(V   V 

F P untuk R.

Random returnV, dikatakan stokastik dominance orde pertama terhadap random returnS , dinotasikan VFSDS, jika

) ; ( ) ;

(VF S

F  untuk R.

Bentuk kedua fungsi F2, diberikan dari area di bawah distribusi fungsi F,



   

F V d

V

F2( ; ) ( ; ) untuk R.

dan defnisikan relasi yang lemah dari order kedua stokastik dominance (SSD). Random returnV stokastik dominance ke S orde dua, dinotasikan VSSDS, jika

) ; ( ) ;

( 2

2 VF S

F  untuk R.

Portofolio x mendominasi portofolio y di bawah aturan FSD, jika )

); ( ( ) ); (

(R xF R y

(12)

dan x mendominasi y di bawah aturan SSD (R(x)SSDR(y)), jika

) ); ( ( ) ); (

( 2

2 R xF R y

F  untuk semua R.

Relasi stokastik dominance mempunyai peranan penting dalam teori keputusan, telah diketahui bahwa R(x)FSDR(y) jika dan hanya jika

, (3.4) ))]

( ( [ ))] ( (

[u R x E u R y

E

untuk berbagai fungsi tak turun u(.) dimana nilai ekspektasinya adalah terbatas. Selanjutnya, R(x)SSDR(y) jika dan hanya jika (3.4) tidak turun dan concave, yang mana nilai ekspektasi terbatas dapat dilihat pada Dentcheva dan Ruszczy´nski 2003.

Portofolio x disebut SSD-effisient (atau FSD-effesient) dalam sebuah himpunan portofolio X jika tidak terdapat yX seperti (R(y)SSD R(x)) (or (R(y)FSD R(x))). Pembahasan difokuskan pada relasi SSD, karena konsistensinya dengan tampilan preferensi yang berlawanan dengan risiko: jika , maka portofolio x lebih disukai dari y dengan semua risiko averse decision makers.

)) ( )

(

(R ySSD R x

Definisi 3.1 (Ruszczy´nski dan Vanderbei, 2002) Model mean-risk (,) adalah konsisten terhadapSSD dengan koefisien  0, jika relasi berikut dipenuhi

) ( ) ( ) ( ) ( )

( )

(x R y x x y y

RSSD      untuk semua 0. Perhatikan model optimisasi berikut (Dentcheva dan Ruszczy´nski, 2003):

(3.5) )

(x f maksimasi

kendala R(x)(2)Y, (3.6)

, (3.7) X

x

dimana f :X Radalah fungsi kontinu concave dituliskan, dan ini akan tetap memiliki solusi nontrivial, dengan melihat sifat dominance constraints.

)] ( [ )

(13)

Proposisi 3.1 (Dentcheva dan Ruszczy´nski, 2003) Asumsikan bahwa Y suatu distribusi diskrit dengan realisasi yi,i1,m, maka relasi (2.6) ekuivalen dengan

i Y y x

R

y ( ))] [(  )],

[( E

E . (3.8)

Asumsikan bahwa return memiliki joint distribusi distkrit dengan relasi rtj, t = 1, . . . , T, n

j1, , probabilitas , t = 1, 2, . . . , T. Dengan memasukkan variabel yang merepresentasikan shortfall dari R(x) di bawah pada realisasi t, i = 1, . . . ,m and

, maka Proposisi 2 (Dentcheva dan Ruszczy´nski, 2003) dikembangkan oleh Supian 2007 [30,31] dan Supian, 2008 sebagai berikut.

t

p sit

i y T

t 1,,

Proposisi 3.2 Jika diasumsikan bahwat Rj,j1,...,n, dan Y berdistribusi diskrit maka permasalahan (3.5)–(3.7) adalah ekivalen dengan permasalahan

(3.9) )

(x f maksimasi

kendala j it i, n

j j

t x s y

r  

1

T t

m

i1,..., , 1,..., , (3.10) ,

) ; ( 2 1

i it

T

t

ts F Y y p

, ,...,

1 m

i (3.11)

(3.12) 0

siti1,...,m, t 1,...,T

(3.13)

n

j j x 1

1

(3.14)

 

n

j j x 1

1

0 , j=1,…,n, (3.15)

j x

dan hal ini ekivalen dengan :

(3.16)

n

j j jX c maksimasi X

maksimasi

1

) (

kendala, a x b i mT m, (3.17)

mT n

j

i j

ij    

2 ,...,

1 ,

1 ,

0 j n mT

j

X 1,...,  (3.18)

(14)

                         lainnya i T n n j and T K m K Km i T K m K Km i i n j r a ij ij , 0 1 ) 1 ( ,..., 1 ) 1 ( ,..., 0 , ) 1 ( ,..., 1 , 1 ) 1 ( ,..., 0 , ) 1 ( ,..., 1 , ,..., 1 ,        lainnya mT i n j aij , 0 1 , ,.., 1 , 1        lainnya mT i n j aij , 0 2 , ,.., 1 , 1                 , , 0 2 ,..., 3 , ,..., 1 ,..., 1 ) 1 ( , ) 1 ( lainnya m mT mT i m K and TK n K T n j p

aij j nTK

bentuk tabel dari permasalahan (3.16)-(3.18) dapat dilihat pada Lampiran. 4. Masalah Portofolio dengan Koefisien Teknologi Fuzzy

Pada bagian ini model portofolio seleksi (Darinka dan Ruszczy´nski 2003) akan dibahas menggunakan pendekatan teori keputusan fuzzy Supian 2007 [31,32] dan Supian 2008.

Ambil masalah pemrograman linear (2.20)-(2.22) dengan koefisien teknologi fuzzy, Supian 2007 [31,32] dan Supian 2008.

(4.1)

  n j j jX c maksimasi X maksimasi 1 ) ( 

kendala i, mT

n

j

j ijX b a

1

~ i1,...,mT 2 m, (4.2)

0 ,

j

X j 1,...,nmT. (4.3)

Asumsi 4.1. Supian 2007 [31,32] a~ ij adalah fuzzy number dengan fungsi keanggotaan linear:

(15)

                   , 0 , / ) ( , 1 ) ( ij ij ij ij ij ij ij ij ij a d r t if d r t r if d t d r r t if t ij

2. Untuk i=Km+1,…,(K+1)m, K=0,…,(T-1) dan j=n+T(i-Km-1)+K+1

                   , 1 0 , 1 1 / ) 1 ( 1 1 ) ( ij ij ij ij a d t if d t if d t d t if t ij

(ii) Untuk i=mT+3, …, mT+2+m; K=1,…m dan j=n+T(K-1)+1,…,n+TK

                             , ) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( 0 , / ) ( , 1 ) ( ij ij ij ij K T n j a d p t if d p t p if d t d p p t if t K T n j K T n j K T n j K T n j ij

dimana tR dan dij 0 untuk semua i1,,mTm2, dan . Untuk kefuzzian pada masalah ini, pertama dibentuk fungsi objektif fuzzy. Hal ini dengan menghitung batas atas dan batas bawah dari nilai optimal petama. Batas-batas nilai optimal dan diperoleh dari penyelesaian masalah standar pemrograman linear. ) 1 ( , , 0   T KmT n , j1,

l

z zu

) (

1 maksimasi X

z   (4.4)

kendala j i, i=1,…,mT+m+2 (4.5) mT

n

j

ijX b a

1

, j = 1,…,n+mT, (4.6) dan 0  j X ) (

2 maksimasi X

z   (4.7)

kendala j i, i=1,…,mT+m+2 (4.8) mT

n

j

ijX b a

1

ˆ

Xj 0, j = 1,…,n+mT, (4.9)

(16)

                           lainnya d i T n n j and T K m K Km i d T K m K Km i i n j d r a ij ij ij ij ij , 1 ) 1 ( ,..., 1 ) 1 ( ,..., 0 , ) 1 ( ,..., 1 , 1 ) 1 ( ,..., 0 , ) 1 ( ,..., 1 , ,..., 1 , ˆ         lainnya d mT i n j d a ij ij ij , 1 , ,.., 1 , 1 ˆ         lainnya d mT i n j d a ij ij ij , 1 , ,.., 1 , 1 ˆ                  lainnya d m mT mT i m K dan TK n K T n j d p a ij ij K T n j ij , 2 ,..., 3 , ,..., 1 ,..., 1 ) 1 ( ,

ˆ ( 1)

Fungsi objektif diberikan antara dan juga koefisien teknologi antara

dan . Berikan dan

1

z z2

max(

ij a ij

ij d

azl min(z1,z2) zuz1,z2). Maka dan secara berturut- turut disebut batas bawah dan batas atas dari nilai optimal.

l

z zu

Asumsi 4.2. Supian 2007 [31,32] Linear crisp pada masalah (4.4)-(4.6) dan (4.7)-(4.9) menpunyai nilai optimal terbatas. Dalam kasus ini himpunan fuzzy dari nilai optimal, G, dimana G adalah subset dari R , ditentukan padan Gasimov, 2002,

(4.10)                

    n j j j n j j j n j j j n j j j G z X c if z X c z if z z z X c z X c if X 1 1 1 1 . 1 ) /( ) ( 0 ) ( u u l l u l l
(17)

) (X

i

C

 = (4.11)

                    

      n j j ij ij i n j n j j ij ij i j ij n j n j j ij j ij i n j j ij i X d r b X d r b X r X d X r b X r b 1 1 1 1 1 1 ) ( , 1 ) ( , / ) ( , 0

(ii) 2. untuk i=Km+1,…,(K+1)m, dan K=0,…,(T-1)

 ) (X i C                     

          ) , ( 1 ) , ( 1 ) , ( 1 ) , ( 1 1 ) , ( 1 ) 1 ( , 1 ) 1 ( , / ) ( , 0 K i n n j j ij i K i n n j K i n n j j ij i j K i n n j n j j ij j i K i n n j j i X d b X d b X X d X b X b (4.12)

dimana n(i,K)=n+T(i-Km-1)+K+1

(iii) Untuk i=mT+3, …, mT+2+m dan K=1,…, m

) (X

i

C

 = (4.13)

               

                                    TK n K T n j j ij K T n j i TK n K T n j TK n K T n j j ij K T n j i j K T n j TK n K T n j TK n K T n j j ij j K T n j i TK n K T n j j K T n j i X d p b X d p b X p X d X p b X p b ) 1 ( ) 1 ( ) 1

( ( 1)

) 1 ( ) 1 ( ) 1

( ( 1)

) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( ) ( , 1 ) ( , / ) ( , 0

Dengan menggunakan definisi keputusan fuzzy dari Bellman and Zadeh, 1970, didapatkan )) ( ( min ), ( min( )

(X X X

j

C j G

D  

  , sehingga )) ( ( min ), ( min( max )) ( ( max 0

0 D X x G X j Cj X

(18)

Konsekuensinya, masalah (4.1)-(4-3) menjadibentuk optimisasi di bawah ini 

maksimasi (4.14)

G(X) (4.15)

2 1

)

(X  imTm

i

C

 (4.16)

, 0

j

X 01, j1,...,mT . (4.17)

Dengan menggunakan persamaan (4.10) dan (4.11)-(4.13), dapat dirumuskan teorema berikut:

Teorema 4.1 Supian 2007 [31,32] Masalah (4.1)-(4.3) direduksi menjadi salah satu dari masalah crisp berikut ini:

maksimasi (4.18)

(4.19) 0 ) ( 2 1 2

1 

 

z X c z z n j j j  ,

    mT n j i j ij X b a

1

0 )

(

ˆ  i1,...,mT  m 2 (4.20)

,

0 0 1

j

X  , j 1,...,mT, (4.21)

dimana                          lainnya d i T n n j dan T K m K Km i d T K m K Km n j d r a ij ij ij ij ij , 1 ) 1 ( ,..., 1 ) 1 ( ,..., 0 , ) 1 ( ,..., 1 , 1 ) 1 ( ,..., 0 , ) 1 ( ,..., 1 , ,..., 1 , ) ( ˆ             lainnya d mT i n j d a ij ij ij , 1 , ,.., 1 , 1 ) ( ˆ            . , 2 , ,.., 1 , 1 ) ( ˆ lainnya d mT i n j d a ij ij ij                    . , 2 3 , , , 1 ) 1 ( , ) ( ˆ lainnya d m mT i TK n K T n j d p a ij ij T n j ij    

(19)

5. Solusi permasalahan defuzzifikasi

Pada bagian ini, akan dibahas metode modifikasi subgradient, Gasimov 2002 dan ini akan digunakan untuk penyelesaian masalah defuzzifikasi (4.18)-(4.21). Sebagai catatan bahwa, secara umum kendala pada (4.18)-(4.21) adalah non-konveks. Model ini diselesaikan dengan metode himpunan decisive fuzzy, yang dibahas oleh Sakawa dan Yana 1995, atau metode linearisasi oleh Kettani dan Oral, 1990.

5.1. Aplikasi metode modifikasi subgradient pada masalah pemrograman linear. Penggunaan metode subgradien Gasimov 2002 pada masalah (4.18)-(4.21), pertama dibentuk model kendala persamaan dengan variabel slak dan dan ditulis sebagai berikut:

0

y yi

maksimasi

( ) ,

, y0  z1

(5.1)

(5.2)

0 )

( 2 0

1 2

0  

  

y z X c z X g n j j j

gi(X,,yi)

     mT n j i i j

ij X b y

a 1

0 )

(

ˆ  , i1,...,mT  m 2 (5.3) , ,

0 y0,yi 0

j

X 0 1, j1,...,mT, i1,...,mTm2. (5.4) Untuk masalah ini definisikan himpunan S:

} 1 0 , 0 , , 0 ), ,...., ( ), ,..., ( ) , ,

{(  110   

X pX X Xn y y yn Xi y yi

S .

Karena maxmin() dan g(X,,p)(g0,...,gm) augmented Lagrangian yang bersesuaian dengan masalah (5.1)-(5.4) dapat ditulis dalam bentuk:

. 2

1 ( ) ˆ 0 2 1 ) 2 1 ( 0 2 1 2 2

1 ˆ ( ) 2 0 2 1 ) 2 1 ( ) , , ( 1 1                                                                  m mT

i u a X b y

y z n j j X j c z z m mT

i a X b y

(20)

Sebagai ilustrasi pada (5.1)-(5.4) dilakukan dengan cara:

Tahap Inisialisasi. Pilih vektor dengan , ambil , dan lanjutkan ke tahap utama.

) , ,...,

,

(u10 u11 u1mTm2 c1 c1 0 k 1

Tahap Utama.

Tahap 1 . Berikan (u0k,u1k,...,umTk m2,ck); selesaikan submasalah di bawah ini:

. 2

1 1 ( ) ˆ 0 2 1 ) 2 1 ( 0 2 1 2 2

1 1ˆ ( ) 2 0 2 1 ) 2 1 ( min                                                                            mT

i Xj bi yi

mT n j ij a i u y z n j j X j c z z u m mT

i bi yi

mT n j j X ij a y z n j j X j c z z c      . ) , ,

(X y  S

Berikan suatu solusi. Jika , maka berhenti;

adalah penyelesaian masalah dual, adalah penyelesaian masalah (4.18)-(4.21). Lainnya, lanjutkan ke tahap 2.

) , ,

(Xk ykk g(Xk,yk,k) ) , k k  ) , ,..., ,

(u0k u1k umTk ck (X

Tahap 2 . Berikan

           

  0 2 1 2 1 0 1

0 u h (z z ) c x z y

u n j j j k k k           

  n j i i j ij k k i k

i u h a X b y

u

1 1

) (

ˆ  ,Km1i(K1)m dan 0KT1 ) ( ) ( 1 k k k k k x g h c

c    

dimana dan adalah skalar positif (stepsizes) dan , ganti k dengan ;dan kembali ke Tahap 1.

k

hk hk k 0

1

k

5.2. Algoritma metode himpunan keputusan fuzzy

Metode ini adalah didasari dari ide bahwa, untuk nilai tetap ; masalah (4.18)-(4.21) adalah masalah pemrograman linear, Gasimov 2002. solusi optimal dari masalah (4.18)-(4.21) adalah ekuivalen dengan menentukan nilai maksimum

* 

(21)

Algoritma untuk masalah (4.18)-(4.21) adalah sebagai berikut: Algoritma

Tahap 1. Berikan  = 1 dan lakukan pengujian himpunan feasibel yang memenuhi kendala pada probelm (4.18)-(4.21). Jika himpunan feasibel ada, berikan  = 1: Lainnya, berikan himpunan L 0 dan R 1 dan lanjutkan pada Tahap 2 berikut.

Tahap 2. Untuk nilai dari ; perbaiki nilai dari dan dengan menggunakan metode bisection di bawah ini:

2 / ) (LR

   LR

 L

jika himpunan feasible tidak kosong untuk  

R

jika himpunan feasibel adalah kosong untuk .

Konsekwensi, untuk setiap , baik dengan adanya himpunan feasible dari (4.18)-(4.21) atau tidak menggunakan fase satu dari metode simpleks dan menggambarkan nilai maksimum * yang memenuhi kendala pada (4.18)-(4.21).

6. Mean Downside-Risk Freamwork

Para investor dalam prakteknya konsentrasi pada risiko bahwa nilai portofolio jatuh pasti lebih rendah dari suatu level . Jika dinotasikan v adalah nilai portofolio diakhir periode, dengan probabilitas P(vVaR), untuk nilai portofolio jatuh lebih rendah dari tingkat VaR , disebut shortfall probability, dan expected shortfall adalah , mean absolute deviation E(vE(v) vE(v), dan semi-variansE((vE(v)2 vVaR), jika

) , 1 ( , j n

xj  merepresentasikan proporsi pada total jumlah uang yang disimpan pada sekuritas j, lj danuj,(j1,n) masing-masing menotasikan proporsi minimum dan maksimum pada total jumlah uang yang disimpan pada sekuritas j.

Berikan rj,(j1,n) adalah variabel acak yang merepresentasikan rate of return pada sekuritas, sehingga

.

n

j j jx r v

(22)

Asumsikan bahwa investor ingin mengalokasikan sebagian kekayaannya n risiko sekuritas. Jika profil risiko pada investor ditentukan dalam bentuk VaR, maka solusi mean-VaR portofolio efisien dapat diselesaikan dengan permasalahan optimisasi berikut, (Inuiguchi, 2000):

(P1)

. , 1 , 1

, ) (

) (

1

n j

u x l

x VaR v P kendala

v E maksimasi

j j j n

j j x

 

 

 

Model (P1) ini menunjukkan bahwa investor mencoba memaksimumkan nilai portofolio untuk waktu yang akan datang, yang membutuhkan probabilitas bahwa nilai portofolio yang akan datang mendekati VaR dengan tidak lebih dari  .

7. Kasus model proposional transaction cost

Biaya tansaksi adalah salah satu dari sumber yang menjadi perhatian dari manajer portofolio. Arnott dan Wagner, 1990 menemukan bahwa transaction costs akan mempengaruhi inefisien portofolio. Yoshimoto's empirical analysis, 1996 juga menyimpulkan yang sama.

Jika diasumsikan bahwa tingkat transaction cost pada sekuritas (j j 1, )n adalah dan transaction cost pada sekuritas

j c )

, 1 (j n

j  adalah , sehingga tansaction cost pada portofolio adalah

. Dengan mempetimbangkan tansaction cost dan kendala shortfall probability, diperoleh model mean VaR portofolio seleksi dengan transaction cost adalah

j jx c

) ,..., (x1 xn x

n

(23)

(P2)

. , 1 , 1

, ) (

) (

1

1

n j

u x l

x VaR v P kendala

x c v

E maksimasi

j j j n

j j

n

j j j x

 

 

 

8. Pengembangan model

Jika model di atas diterapkan pada multi asset, Supian 2007 [31, 35, 36], maka nilai portofolio diakhir periode vi,i1,q, P(vi (VaR)i),i1,q, expected shortfall adalah E(vivi (VaR)i), mean absolute deviation E(viE(vi) viE(vi), dan semi-varians E((viE(vi)2 viE(vi)) , jika xj,(j1,n) merepresentasikan proporsi pada total uang yang disimpan pada sekuritas j, l1j danu2j,(j1,n) berturut-turutut menotasikan proporsi minimum dan maksimum pada total jumlah uang yang simpan pada sekuritas j adalah variabel acak yang merepresentasikan rate of i return pada sekuritas j. Untuk j1,n dan i1,q, berikan rji, j1,n, i1,q adalah variabel acak yang merepresentasikan rate of i return pada sekuritas j adalah

.

n

j j ji

i r x

v 1

(24)

(8.1) [ ( 1), ( q)] R

x

v E v E maksimasi

n

v VaR

i q

kendala Pr i  )i i, 1, (8.2)

, (8.3)

n

j j x 1

1

n j M x

M1jj2j, 1, . (8.4)

Model ini menunjukkan bahwa investor mencoba memaksimumkan nilai portofolio untuk waktu yang akan datang, yang membutuhkan probabilitas bahwa nilai portofolio yang akan datang mendekati (VaR)i dengan tidak lebih dari i,i1,q.

9. Kasus model proposional transaction cost

Jika diasumsikan bahwa rate of transaction cost pada sekuritas j(j1,n) dan dialokasikan pada i,i1,q aset adalah cji. Transaction cost pada sekuritas j dan di alokasikan pada i aset adalah cjxj. Transaction cost pada portofolio x( ,...,x1 xn) adalah c x iq

n

j j ji , 1, 1

. Dengan mempetimbangkan tansaction cost dan kendala shortfall probability, maka model mean VaR portofolio seleksi dengan transaction cost adalah

(9.5)

] )

( , )

( [

1 1

1

1

 

  

n

j j jq q

n

j j j R

x

x c v

E x c v

E maksimasi

n

v VaR

i q

kendala Pr i  )i i, 1, (9.6)

, (9.7)

n

j j x 1

1

(25)

10. Model posibilistik mean VaR portofolio seleksi

10.1 Teori posibilistik

Dasar dari konsep dan teknik dari teori possibility dikemukakan oleh Zadeh, 1970. Misalkan a~ dan b~ dua bilangan fuzzy dengan fungsi keanggotaan masing-masing berturut-turut

b

a dan ~

~ 

 dan

b~

 , maka possibilitas dari a~ dan b~didefinisikan sebagai berikut: (Dubois dan Prade 1990),

                }. )) ( ), ( sup{min( ) ~ ~ ( , } , )) ( ), ( sup{min( ) ~ ~ ( }, , )) ( ), ( sup{min( ) ~ ~ ( ~ ~ ~ ~ ~ ~ R R, R, x x x b a Pos y x y x y x b a Pos y x y x y x b a Pos b a b a b a       (10.1)

Jika b~ adalah suatu bilangan crisp (invariabel) b, didapat

               ) ( } ~ ( } , ) ( sup{ } ~ { } , ) ( sup{ } ~ { ~ ~ ~ b b a Pos b x x x b a Pos b x x x b a Pos a a a    R R (10.2)

Untuk suatu operasi dengan bilangan biner dari himpunan fuzzy. Jika dinotasikan bilangan fuzzy bilangan , maka fungsi keanggotaan

R R R  :

f

b

a~,~ c~ f(a~,b~) c~ dapat diurunkan dari fungsi keanggoaan a~ dan

b~

 dengan

)} , ( , , )) ( ), ( sup{min( ) ( ~ ~

~ z x y x y z f x y

b a

c    R 

 (10.3)

Untuk suatu . Jadi, posibilistik bahwa bilangan fuzzy mempunyai nilai adalah lebih besar dari kombinasi kemungkinan dari bilangan riil x,y sedemikian z = f(x,y), dimana nilai

R

z ~cf(a~,b~) R

z

a~ dan b~ berturut-turut x dan y. 10.2 Bilangan trapezoidal fuzzy

Rate of return pada sekuritas diberikan dengan bilangan trapezoidal fuzzy ) , , , ( ~ 4 3 2 1 r r r r

(26)

  

  

 

  

     

. ,

0 ,

, ,

1

, ,

) (

, 4 3

4 3

4

3 2

2 1

1 2

1

~

lainnya r x r r r

r x

r x r

r x r r r

r x

x r

 (10.4)

Ambil rate of return pada sekuritas dengan bilangan trapezolidal fuzzy ~r (r1,r2,r3,r4) dimana r1r2r3r4. Maka fungsi keanggotaan dari fuzzy r~ dapat ditulis:

  

  

 

  

     

. ,

0 ,

, ,

1

, ,

) (

, 4 3

4 3

4

3 2

2 1

1 2

1

~

lainnya r x r r r

r x

r x r

r x r r r

r x

x r

 (10.5)

Jika diambil dua trapezoidal bilangan fuzzy ~r (r1,r2,r3,r4) dan b~(b1,b2,b3,b4), seperti terlihat pada Gambar 10.1.

Jikar2b3, maka diperoleh:

 

r b

x y x y

Pos

b

r

~ sup min{ ( ), ( )} ~

~

~ 

min

~(r2), ~(b3)

min

 

1,1 1, b

r

 mengakibatkan bahwa Pos(~rb~)1. Jika r2b3 dan r1b4, mengakibatkan Pos(r~b~)1. Jika r2b3 dan r1b4 maka suprimum adalah x yang merupakan irisan dari dua fungsi keanggotaan ~r(x)

dan )~(x b

 , dimana xr1 (r2r1) .

Jika r1b4, maka untuk suatu xy, satu dari persamaan 0

) ( , 0 )

( ~

~ xy

b

r

(27)

~(x) b

 ~r(x)

1 

0 b1 b2 r1 b3 x r2 r3 b4 r4

Gambar 10.1: Dua trapezoidal bilangan fuzzy r~ dan b~. Jadi diperoleh Pos

 

~rb~ 0.

Kemudian dapat disimpulkan bahwa

 

(10.6)

    

 

 

. ,

0

, ,

,

, ,

1 ~ ~

4 1

4 1 3 2

3 2

b r

b r b r

b r

b r

Pos

Secara khusus, dimana b~ adalah bilangan 0, maka diperoleh

(10.7)

    

    

, 0 ,

0

, 0 ,

, 0 ,

1 0 ~

1

2 1

2

r

r r

r

r

Pos

dimana

2 1

1 r r

r

 

 . (10.8)

Perhatikan lemma berikut:

Lemma 10.1 (Dubois dan Prade, 1990) Ambil ~r

r1,r2,r3,r4

adalah bilangan trapezoidal fuzzy. Maka untuk suatu tingkat konfiden dengan 0 1,

 0) ~ (r

(28)

Himpunan bilangan fuzzy r~

r1,r2,r3,r4

dengan tingkat (level)  adalah suatu himpunan bagian crisp dari R dan dinotasikan [r~] {x(x),xR}, dengan mengacu pada Carlsson 2002, diperoleh

)] (

), (

[ } , ) ( { ] ~

[r   xx  xRr1 r2r1 r4  r4r3 .

Level  dari bilangan fuzzy r~

r1,r2,r3,r4

adalah himpunan crisp dari R dan dinotasikan dengan [~] { ( ) , }, maka dengan mengacu pada Carlsson 2001, didapat

R x x   x

r   

)] (

), (

[ } , ) ( { ] ~

[r   xx  xRr1 r2r1 r4  r4r3 .

Jika diberikan [r~] [a1(),a2()], posibilistik nilai rata-rata crisp dari r~

r1,r2,r3,r4

adalah

1 

0 ( 1( ) 2( ))

) ~ (

~

d a a

r

E , dimana E~adalah operator mean. Dapat diuraikan jika ~r

r1,r2,r3,r4

, maka trapezoidal fuzzy number adalah

6 3

)) (

) ( ( )

~ (

~ 1 2 3 1 4

0 1 2 1 4 4 3

r r r r d r r r r r r r

E

           . (10.9)

10.3 Formulasi portofolio efisien

Ambil adalah proposional dari total sejumlah uang yang disimpan sekuritas j, dan berturut-turut menotasikan proporsi minimum dan maximum dari total semua uang yang dipilih pada sekuritas

j x j

M1 M2j

j. Bilangan trapezoidal fuzzy dari rji adalah

r(ji)1,r(ji)2,r(ji)3,r(ji)4

~ ji

r  dimana r(ji)1r(ji)2r(ji)3r(ji)4. Jika tingkat (VaR)i dengan

bilangan trapezoidal b~i

bi1,bi2,bi3,bi4

, i1,q.
(29)

Teorema 10.1 Posibilistik mean VaR portofolio seleksi untuk vector mean VaR , model efficient portofolio (9.5)-(9.8) adalah

(10.10)                      

     n j j jk n j j jk n j j j n j j j R x x c x r E x c x r E maksimasi n 1 1 1 1 1 1 ~ ~ ,..., ~ ~ , , 1 , ~ ~ 1 q i b x r Pos

kendala j i i n

j

ji  

     

 (10.11)

, (10.12)

  n j j x 1 1 n j M x

M1jj2j, 1, . (10.13)

Dengan menggunakan White 1995, Teorema 10.1 dapat dikembangkan menjadi teorema sebagai berikut: Supian 2007 [,31, 32, 35]

Teorema 10.2. Jika i 0,i1,q, maka efscien portofolio untuk model posibilistik adalah solusi optimal dari permasalahan di bawah ini:

(10.13)               

    n j j ji n j j ji q i i R x x c x r E maksimasi n 1 1 1 ~ ~  , , 1 , ~ ~ 1 q i b x r Pos

kendala j i i n

j

ji  

     

 (10.14)

, (10.15)

  n j j x 1 1 n j M x

M1jj2j, 1, . (10.16)

Dengan menggunakan tingkat return pad a sekuritas j(j 1,n) dengan bilangan trapezoidal fuzzy, maka dapat dirumuskan teorema berkut: Supian 2007 [31,32,35]

Teorema 10.3 Rate of return pada sekurtias j(j1,n) dengan bilangan trapezoidal fuzzy ~rji

r(ji)1,r(ji)2,r(ji)3,r(ji)4

dimana r(ji)1r(ji)2r(ji)3r(ji)4 dan

1, 2, 3, 4

~ i i b b i i i b b b

0

i

(30)

               

       n j j ji n j j ji n j j ji n j j ji n j j ji q i i R x x c x r x r x r x r maks n 1 1 4 ) ( 1 1 ) ( 1 3 ) ( 1 2 ) (

1 3 6

 (10.17)

r x b r x b q

kendala n j i j ji i n j i j ji

i 0, 1 1,

1 1 3 2 ) ( 1 4 1 ) (                 

  

 (10.18)

, (10.19)

  n j j x 1 1 n j M x

M1jj2j, 1, . (10.20)

Proof: Dari persamaan (10.9), diperoleh:

q i x r x r x r x r x r E n j j ji n j j ji n j j ji n j j ji n j j

ji , 1,

6 3 ~ ~ 1 4 ) ( 1 1 ) ( 1 3 ) ( 1 2 ) ( 1           

     . Dari Lemma 10.1, diperoleh:

q i b x r Pos i n j i j

ji , 1,

~ ~ 1         

 , is equivalent with

1

0.

1 3 2 ) ( 1 4 1 ) (                

  n j i j ji i n j i j ji

i r x br x b

Juga, dari (10.17)-(10.20) dengan menggunakan Teorema 10.2, diperoleh bentuk berikut:

               

       n j j ji n j j ji n j j ji n j j ji n j j ji q i i R x x c x r x r x r x r maks n 1 1 4 ) ( 1 1 ) ( 1 3 ) ( 1 2 ) (

1 3 6

 (10.21)

, (10.22)

1

0

1 3 2 ) ( 1 4 1 ) (                

  n j i j ji i n j i j ji

i r x b r x b

kendala  

(31)

q j M x

M1jj2j, 1, . □ (10.24)

Permasalahan (10.21)-(10.24) adalah standar dari permasalahan pemrograman linear multi-objektif. Untuk mencari solusi optimal dapat menggunakan algoritma dari pemrograman multi-objektif Caballero, 2001, Preda, 1993.

11. Contoh Kasus

Sebagai ilustrasi untuk model posibilistik mean VaR portofolio seleksi, misalkan permasalahan 5-sekuritas dengan distribusi possibiliti berikut : (Guohua, 2006)

) 07 . 0 , 06 . 0 , 05 . 0 , 04 . 0 ( 1 

r , , r2 (0.04,0.06,0.065,0.07) ) 01 . 0 , 07 . 0 , 065 . 0 , 05 . 0 ( 4 , , ) 08 . 0 , 075 . 0 , 68 . 0 , 048 . 0 ( 3 

r r  ,

. ) 116 . 0 , 085 . 0 , 075 . 0 , 05 . 0 ( 5  r

VaR level adalah b~(0.04,0,046,0.048,0.05) , 001 . 0 , 001 . 0 ,

0 2 3 4

. Rates dari transaction costs pada sekuritas adalah c1ccc 0.002,c5 0.003.

(32)

. 5 , 1 ,

05 , 0 0

, 1

04998 , 0 5025 . 0 5015 . 0 0482 . 0 0402 . 0 0401 . 0

078 . 0 067 . 0 068 . 0 059 . 0 055 . 0

1

5 4

3 2

1

5 4

3 2

1

 

 

 

 

 

 

j x

x

x x

x x

x kendala

x x

x x

x Maks

j n

j j x

Dengan menggunakan model pemrograman linear diperoleh hasil (0, 0, 0.112821, 0.387179, 0.50), dan nilai optimal 0.0731128. Portofolio optimal adalah (0, 0, 0.112821, 0.387179, 0.50), possibility return optimal = 0.0731128.

Dengan cara yang sama bisa dicari untuk nilai β=0.03, β=0.05 dst.

Kesimpulan

Dalam karya ilmiah ini, mempertimbangkan distribusi possibility trapezoidal sebagai distribusi possibility dari rate of returns dalam sekuritas dan mengusulkan sebuah model possibilistic mean VaR portofolio. Sebuah pendekatan pemrograman posibilistik yang berbasis pada fuzzy VaR telah diusulkan. Masalah pemrograman posibilistik dapat diselesaikan dengan mentranformasinya ke dalam masalah pemrograman linear yang berbasis teori posibilistik. Model posibilistik ini kemudian dikembangkan dengan menggunakan faktor pembobot oleh Supian, 2007 [31, 32, 36] dengan mengacu pada model dasar Fuller dan Majlender, 2002. Sebagai implementasi model ini diberikan contoh numerik untuk memberikan gambaran bahwa metode yang diusulkan dapat digunakan secara efisien untuk menyelesaikan masalah pemilihan portofolio.

Daftar pustaka

(33)

[2] Arnott, R.D. and Wanger, W.H., The measurement and control of trading costs, Financial Analysts Journal, 46(6), 73-80, 1990.

[3] Bellman, R. and Zadeh, L.A., Decision making in a fuzzy environment, Management Science, 17, 141-164, 1970.

[4] Birge, J.R. and Louveaux, F.V., Introduction to Stochastic Programming, Springer, New York, 1997.

[5] Caballero R., Cerda E., Munoz M. M., L. Rey, and I. M. Stancu Minasian, Efficient solution concepts and their relations in stochastic multi-objective programming. Journal of Optimization Theory and Applica-tions, 110(1):53-74, 2001.

[6] Carlsson, C. and Fuller, R., On possibilistic mean value and variance of fuzzy numbers, Fuzzy sets and systems, 122, 315-326, 2001.

[7] Carlsson, C., Fuller, R. and Majlender, P., A possibilistic approach to selecting portofolios with highest utilty score, Fuzzy sets and systems, 131, 13-21, 2002. [8] Dentcheva, D. and Ruszczynski, A, Optimization under linear stochastic

dominance, Comptes Rendus de l’Academie Bulgare des Sciences 56, No. 6, pp. 6– 11, 2003.

[9] Dentcheva, D. and Ruszczy´nski, A., Portofolio Optimization with Stochastic Dominance Constraints, May 12, 2003.

[10] Darinka Dentcheva and Ruszczy´nski, A., Optimization with stochastic dominance constraints, Siam J. Optim.Society For Industrial And Applied Mathematics Vol. 14, No. 2, Pp. 548–566, 2003.

[11] Dubois, D. and Prade, H., Possibility theory, Plenum press, New York 1998.

[12] Fernando, K. F., Practical Portofolio Optimization, NAG. Ltd., Wilkinson House Jordan Hill Oxford OX2 8DR.

[13] Fuller, R. and Majlender, P., On weighted possibilistic mean value and variance of fuzzy numbers, Turku Centre for Computer Science, 2002.

[14] Gasimov, R. N., Yenilmez K., Solving fuzzy linear programming probelms with linear membership functions, Turk J Math. 26 , 375 -396, 2002.

[15] Guohua C., A possibilistic mean VaR model for portofolio selection, AMO-Advanced Modeling and Optimization, Vol. 8, No. 1, 2006.

[16] Hanoch, G.and Levy, H., The efficiency analysis of choices involving risk, Rev. Econom.Stud., 36, pp. 335–346,1969.

[17] Hull, J. C., White, D. J., Value-at-risk when daily changes in market variabel are not normally distributed, Journal of Derivatives 5, 9-19, 1998.

[18] Inuiguchi, M. and Ramik, J., Possibilistic linear programming: a brief review of fuzzy mathematical programming and a comparison with stochastic programming in portofolio selection probelm, Fuzzy Sets and Systems, 111, 3-28, 2000.

(34)

[20] Kettani, O., Oral, M.: Equivalent formulations of nonlinear integer probelms for eficient optimization, Management ScienceVol. 36 No. 1, 115-119, 1990.

[21] Klir, G.J., Yuan, B., Fuzzy Sets and Fuzzy Logic-Theory and Applications, Prentice-Hall Inc. , 574p, 1995.

[22] Lehmann E., Ordered families of distributions, Annals of Mathematical Statistics, 26, pp. 399–419, 1955.

[23] Manfred Gilli and Evis K¨ellezi., A Global Optimization Heuristic for Portofolio Choice with VaR and Expected Shortfall, This draft: January 2001.

[24] Markowitz, H. M. , Mean–Variance Analysis in Portofolio Choice and Capital Markets, Blackwell, Oxford, 1987.

[25] Negoita, C.V.: Fuzziness in management, OPSA/TIMS, Miami ,1970.

[26] Quirk, J.P and Saposnik, R., Admissibility and measurabel utility functions, Review of Economic Studies, 29, pp. 140–146, 1962.

[27] Rockafellar, R.T. and Uryasev S., Conditional value-at-risk for general loss distributions,J. Banking and Finance, 26, pp. 1443–1471, 2002.

[28] Ruszczynski A. and Vanderbei R. J., Frontiers of stochastically nondominated portofolios, Operations Research and Financial Engineering, Princeton University, ORFE-02-01, 2002.

[29] Rockafellar, R.T. and. Wets, R.J.-B., Stochastic convex programming: Basic duality , PacificJ.Math., 62, pp. 173-195, 1976.

[30] Sakawa, M., Yana, H.: Interactive decision making for multi-objective linear fractional programming probelms with fuzy parameters, Cybernetics Systems 16, 377-397, 1985.

[31] Supian, S., Contributions to Portofolio Optimization Model, Teză de Doctorat, Universitatea din Bucureşti, 2007.

[32] Supian, S., “Mathematical Programming Models for Portofolio Selection, editura Universităţii din Bucureşti, 2007.

[33] Supian, S., Preda, V., On portofolio optimization using fuzzy decisions, ICIAM,

Elvetia, Zürich, , Juli 2007, InterScience, WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim, Volume 7, Issue 1, Page 2060075, 12 Dec 2008

[34] Supian, S., On possibilistic approach for a portofolio selection, Romanian Academy, Mathematical Reports, Vol. 9(59). No. 3. 2007.

[35] Supian, S., Popescu, C. and Ghica, M., .A portofolio selection probelm with a possibilistic approach, 22ND European Conference on operational research, Prague July 2007.

[36] Supian, S., .The weighted possibilistic mean variance and covariance of fuzzy numbers, Journal of Applied Quantitative Methods, vo. 2, No. 3 Fall, 2007.

(35)

[38] Tanaka, H., Okuda, T., Asai, K.: On fuzzy mathematical programming, J. Cybernetics3 , 37-46, 1984.

[39] Uryasev, S. and R.T. Rockafellar, Conditional value-at-risk: Optimization approach, in Stochastic Optimization: Algorithms and Applications (Gainesville, FL, 2000), Appl. Optim. 54, Kluwer Academic, Dordrecht, The Netherlands, pp. 411–435, 2001.

[40] White, D. J., Multiple objective weighting factor auxiliary optimizationprobelms, J. Multi-Criteria Decision Analysis, 4, 122-132, 1995.

(36)

LAMPIRAN

Proposisi 3.2 Jika diasumsikan bahwat Rj,j1,...,n, dan Y berdistribusi diskrit maka permasalahan (3.5)–(3.7) adalah ekivalen dengan permasalahan

(3.9) ) (x f maks ,

kendala j it i i m t T

n

j j

t x s y

r  

1 ,..., 1 , ,..., 1 

 , (3.10)

) , ; ( 2 1 i it T t

ts F Y y p

 , ,..., 1 m

i (3.11)

(3.12) 0

siti1,...,m, t 1,...,T

(3.13)

  n j j x 1 1 (3.14)

    n j j x 1 1

0 , j=1,…,n (3.15)

j x

dan hal ini ekivalen terhadap masalah :

(3.16)

  n j j jX c maks X maks 1 ) ( 

kendala, a x b i mT m, (3.17)

mT n

j

i j

ij    

  2 ,..., 1 , 1 ,

0 j n mT

j

X 1,...,  (3.18)

dimana X (x1,...,xn,s11,...,s1T,s21,...,s2T,...,sm1,...,smT)

(37)

Permasalahan

Gambar

Gambar 2.1   Stokastik dominance orde pertama
Gambar 2.2 Stokastik dominance orde dua

Referensi

Dokumen terkait

(including all fees and points paid or received that.. poin yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya

Disiplin adalah suatu sikap moral seseorang yang terbentuk melalui suatu proses latihan atau arahan dari berbagai rangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai

Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak asasi manusia terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasi, termasuk persentase karyawan

Wakil/Ejen tidak akan bertanggungjawab sekiranya hartanah yang dilelong ditarik balik (call-off) oleh Pelelong sebelum dan semasa lelongan dijalankan.. UNTUK PERTANYAAN LANJUT:

Guu : Tibalah saatnya kita di akhir pembelajaran, silahkan kalian tulis kesan kalian selama pembelajaran berlangsung dan kalian buat kesimpulan tentang peran

 b) Praktek mencari keuntungan bisa juga berasal dari pemerintah sendiri secara sah misalnya memberlakukan proteksi berlebihan untuk barang-barang tertentu seperti mengenakan

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang

Sedangkan untuk pemasaran produk olahan rumput laut di Indonesia masih berada dalam lingkup nasional karena pemasaran olahan tersebut belum bisa dipasarkan secara