• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI FORMULA KRIM ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) MENGGUNAKAN Optimasi Formula Krim Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn) Menggunakan Asam Stearat Sebagai Emulgator Dan Trietanolamin Seba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OPTIMASI FORMULA KRIM ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) MENGGUNAKAN Optimasi Formula Krim Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn) Menggunakan Asam Stearat Sebagai Emulgator Dan Trietanolamin Seba"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI FORMULA KRIM ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT

BUAH MANGGIS (

Garcinia mangostana

Linn)

MENGGUNAKAN

ASAM STEARAT SEBAGAI EMULGATOR DAN TRIETANOLAMIN

SEBAGAI

ALKALIZING AGENT

DENGAN

METODE DESAIN FAKTORIAL

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

RIZKA ASTIKAH FITRIANA

K 100 110 014

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)
(3)

OPTIMASI FORMULA KRIM ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT

BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn)MENGGUNAKAN ASAM STEARAT

SEBAGAI EMULGATOR DAN TRIETANOLAMIN SEBAGAI ALKALIZING

AGENT DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

OPTIMATION THE ANTIBACTERIA CREAM FORMULA OF THE EXTRACT MANGOSTEEN PEEL (Garcinia mangostana Linn) BY USING STEARIC ACID AS

EMULGATOR AND TRIETANOLAMIN AS ALKALIZING AGENT WITH FACTORIAL DESIGN METHOD

Rizka Astikah Fitriana, Suprapto, dan Rima Munawaroh Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta 57102

ABSTRAK

Kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) selain memiliki manfaat sebagai antioksidan juga mempunyai aktivitas antibakteri. Kandungan kulit buah manggis yang memiliki aktivitas antibakteri adalah

α-mangostin. Ekstrak kulit buah manggis perlu diformulasi dalam bentuk krim untuk memudahkan penggunaan dan efektivitasnya sebagai antibakteri. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi asam stearat dan trietanolamin terhadap sifat fisik dan aktivitas antibakteri serta mendapatkan formula optimum. Krim dibuat empat formula dengan asam stearat konsentrasi minimum 15% dan konsentrasi maksimum 20%, trietanolamin dengan konsentrasi minimum 2,4% dan konsentrasi maksimum 4,8% sesuai dengan metode optimasi factorial design. Optimasi formula menggunakan softwareDesign Expert dengan parameter sifat fisik krim dan aktivitas antibakteri. Hasil prediksi dari factorial design diverifikasi dan dianalisis menggunakan uji-t LSD dengan taraf kepercayaan 95%. Formula krim yang optimum pada kombinasi asam stearat 15,83 gram dan trietanolamin 4,13 gram. Hasil verifikasi dibandingkan dengan hasil prediksi pada software desain faktorial yang menunjukkan perbedaan tidak signifikan pada uji viskositas dan antibakteri sedangkan uji daya melekat, daya menyebar dan pH menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil krim optimum yang didapat berupa semi padat, coklat muda, khas bau ekstrak, dengan rata-rata viskositas 87,5 dPa.S, daya sebar 13,18cm2, daya lekat 1,75 detik, pH 7,41 dan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan zona hambat 10,5 mm.

Kata kunci : Optimasi, krim, kulit buah manggis, antibakteri, factorial design.

ABSTRACT

Mangosteen peel (Garcinia mangostana Linn) has the benefit as the antioxidant and antibacteria activity. The mangosteen peel that has antibacteria activity was α-mangostin. Extract mangosteen peel needed to formulate be cream that made easy to use and efective as antibacteria. The purpose of this research was to know the influence of stearic acid combination and trietanolamin to the physical characteristic and antibacteria activity to get the optimum formula. Cream made to be four formulas with minimum 15% and maximum 20% stearic acid concentration, minimum 2,4% and maximum 4,8% of trietanolamin concentration depend on the optimation method of factorial design. Formula optimation used software design expert with the parameter physical characteristic cream and antibacteria activity. The prediction result of factorial design that verification and analization used t-test LSD with 95% standart reliable. There was optimum cream formula in the combination of 15,83 gram stearic acid and 4,13 gram trietanolamin. The verification results compared with the predicted results in a factorial design software didn’t show a significant different in viscosity and antibacteria while in adhesion, dispersive power, and pH test showed the significant different. The result of optimum cream was semi solid, light brown, has extract

smeel, viscosity average 87,5 dPa.s, dispersive power 13,18 cm2, adhesion 1,75 second, pH 7,41 and

antibacterial activity against Staphylococcus aureus with 10,5 mm inhibition zone.

Key word : Optimization, cream, mangosteen peel, antibacteria, factorial design.  

(4)

PENDAHULUAN

Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia manggostana Linn) mengandung senyawa derivat xanthone yaitu α-mangostin, -mangostin, -mangostin, dan methoxy- -mangostin

(Geetha et al., 2011). Derivat xanthone yang memiliki aktivitas antibakteri adalah α -mangostin (Chomnawang et al., 2009). Geetha et al., (2011) ekstrak kulit buah manggis konsentrasi 200 µg/disk memiliki zona hambat sebesar 24 mm dan kadar hambat minimum 1 mg/mL terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.

Penelitian ini, ekstrak etanol kulit buah manggis diformulasikan dalam bentuk krim untuk meningkatkan kemudahan penggunaan dan efektivitasnya sebagai antibakteri. Pemilihan sediaan krim karena sifat umum dari krim mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu cukup lama dan mudah dicuci atau dihilangkan dengan air (Lachman et al., 1994). Penggunaan asam stearat sebagai emulgator pada sediaan topikal akan membentuk basis yang kental dan tingkat kekentalannya ditentukan oleh jumlah trietanolamin yang digunakan (Allen, 2009).

Metode desain faktorial digunakan untuk mengetahui efek dari dua faktor atau variabel yang berbeda (Bolton, 1997) dari asam stearat dan trietanolamin, sehingga akan didapatkan perbandingan konsentrasi antara asam stearat dan trietanolamin yang menghasilkan krim ekstrak kulit buah manggis yang optimum.

METODOLOGI PENELITIAN

Alat : Alat-alat gelas (Pyrex), inkubator (Memmert), oven (Memmert), autoclave, viskometer VT-04E RION, LAF, dan alat uji daya melekat.

Bahan : Ekstrak etanol kulit buah manggis, asam stearat, trietanolamin, Na tetraborat, gliserin, akuades, media Mueller Hinton, DMSO, standar Mc. Farland, bakteri

Staphylococcus aureus, cat Gram A, cat Gram B, cat Gram C, cat Gram D, formalin 1%, silika gel GF 254, fase gerak kloroform:etil asetat (9:1), dan metanol.

JALANNYA PENELITIAN

Penyiapan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kulit buah manggis yang diperoleh dari PT. Lansida, Yogyakarta.

Pembuatan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis

(5)

kulit buah manggis dalam mortir lain, kemudian ditambahkan basis krim sedikit demi sedikit dan diaduk hingga homogen. Krim dimasukkan dalam pot salep.

Tabel 1. Formula krim ekstrak kulit buah manggis

Bahan Formula krim tipe m/a (g)

I II III IV

Ekstrak kulit buah manggis 12 12 12 12

Asam stearat 20 15 20 15

Trietanolamin 2,4 2,4 4,8 4,8

Gliserin 10 10 10 10 F III : kombinasi Asam stearat level maksimum 20 g dan TEA level maksimum 4,8 g F IV : kombinasi Asam stearat level minimum 15 g dan TEA level maksimum 4,8 g

Uji Krim

Uji sifat fisik krim ekstrak etanol kulit buah manggis meliputi pengujian secara organoleptis (bentuk, bau, dan warna); pH; homogenitas; viskositas; daya menyebar; daya melekat; dan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Pengujian aktivitas antibakteri krim dilakukan secara in vitro dengan metode difusi (sumuran).

Uji Kromatografi Lapis Tipis

Identifikasi senyawa dalam ekstrak etanol kulit buah manggis dilakukan dengan mengelusinya menggunakan lempeng silika gel GF254 dengan fase gerak kloroform : etil

asetat dengan perbandingan (9 : 1) v/v (Depkes RI, 2010). Ekstrak kulit buah manggis sebanyak 250 mg dilarutkan metanol hingga 5 mL, kemudian ditotolkan pada lempeng silika gel dan dielusi. Hasil elusi dilihat di bawah sinar UV dengan panjang gelombang 254 nm kemudian dihitung Rf nya.

ANALISIS DATA

Analisis statistik terhadap data hasil uji sifat fisik krim dan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus (diameter zona hambat yang terbentuk di sekitar sumuran) dari keempat formula dianalisis menggunakan softwareDesign Expert. Hasil prediksi dari

factorial design diverifikasi dan dianalisis menggunakan uji-t LSD dengan taraf kepercayaan 95%. Data stabilitas krim menggunakan uji Anova satu jalan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Staphylococcus aureus

(6)

bakteri tersebut termasuk dalam golongan Staphylococcus. Untuk memastikan apakah bakteri tersebut merupakan Staphylococcus aureus maka identifikasi dilanjutkan dengan uji MSA. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi perubahan warna media MSA dari merah menjadi kuning, artinya bakteri tersebut mampu memfermentasi manitol sehingga bisa disimpulkan bahwa bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus.

B. Hasil Uji Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk memastikan apakah ekstrak etanol kulit buah manggis mempunyai aktivitas sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis mempunyai aktivitas antibakteri pada konsentrasi ekstrak 12% dengan zona hambat 10,5 mm.

Pengujian aktivitas antibakteri krim dilakukan dengan cara membuat 6 sumuran pada pada media MH (Mueller Hinton) yang sebelumnya telah ditanami bakteri

Staphylococcus aureus. Masing-masing sumuran berisi FI, FII, FIII, FIV, amoksisilin dan basis, sedangkan pengujian krim optimum berisi krim optimum, amoksisilin dan basis. Hasil zona hambat krim yang diperoleh sebagai berikut :

Keterangan Zona hambat

Formula I 11,33±2,31 mm Formula II 11,50±1,80 mm Formula III 9,67±1,44 mm Formula IV 11,17±2,02 mm Krim optimal minggu I 10,5±0,50 mm Krim optimal minggu IV 10,67±0,76 mm

Basis krim tidak memiliki zona hambat karena berfungsi sebagai kontrol negatif, sedangkan amoksisilin digunakan sebagai kontrol positif menghasilkan zona hambat sebesar 40,33±4,16 mm.

C. Hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi lapis tipis bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol kulit buah manggis yaitu α-mangostin yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Hasil uji KLT menunjukkan adanya bercak pemadaman fluoresensi dengan nilai Rf 0,58 dan juga spot yang memisah sehingga dapat diketahui bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis mengandung senyawa α -mangostin.

D. Hasil Sifat Fisik Krim

1. Organoleptis Krim

(7)

Tabel 2. Hasil uji organoleptis krim

Formula Bentuk Bau Warna Homogenitas

FI Semipadat Khas ekstrak Coklat muda Homogen FII Semipadat Khas ekstrak Coklat muda Homogen FIII Semipadat Khas ekstrak Coklat muda Homogen FIV Semipadat Khas ekstrak Coklat muda Homogen Optimum Semipadat Khas ekstrak Coklat muda Homogen Keterangan :

F I : kombinasi Asam stearat level maksimum 20 g dan TEA level minimum 2,4 g F II : kombinasi Asam stearat level minimum 15 g dan TEA level minimum 2,4 g F III : kombinasi Asam stearat level maksimum 20 g dan TEA level maksimum 4,8 g F IV : kombinasi Asam stearat level minimum 15 g dan TEA level maksimum 4,8 g

Berdasarkan data Tabel 2 menunjukkan bahwa secara organoleptis keempat formula krim ekstrak etanol kulit buah manggis tidak terdapat perbedaan dilihat dari bentuk, warna, bau dan homogenitas.

2. Viskositas

Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui besar tahanan yang dihasilkan krim ekstrak etanol kulit buah manggis. Viskositas krim yang ideal menurut Gozali et al., (2009) yaitu lebih dari 50 dPa.s.

Persamaan (1) menurut pendekatan factorial design untuk viskositas sebagai berikut :

Y= 91,88 + 18,13A + 15,63B + 9,38AB………(1)

Keterangan: Y = Respon, A = Asam stearat, B = TEA dan AB = Interaksi kedua faktor

Persamaan (1) dapat terlihat bahwa asam stearat, TEA dan interaksi asam stearat-TEA ketiganya berpengaruh meningkatkan viskositas krim, hal ini ditunjukkan dari koefisien persamaan yang bernilai positif. Faktor asam stearat berpengaruh paling besar (18,13) kemudian TEA (15,63) dan interaksi keduanya bernilai 9,38.

Gambar 1. Contour plot viskositas krim pada area berwarna merah menunjukkan kombinasi asam stearat-TEA memiliki viskositas yang tinggi.

(8)

TEA level rendah yang ditunjukkan pada area berwarna biru mengakibatkan menurunnya viskositas krim menjadi paling encer karena jumlah asam stearat dan trietanolamin paling rendah dan semakin banyak air yang terkandung dalam krim sehingga tingkat kekentalan krim akan menurun. Pada kombinasi asam stearat dan TEA level tinggi yang berada pada area berwarna merah menunjukkan kombinasi tersebut memiliki tingkat viskositas paling tinggi; hal ini karena kekentalan krim dipengaruhi oleh adanya asam lemak yang terdapat dalam krim, yaitu asam stearat. Semakin banyak jumlah asam lemak yang digunakan maka krim yang dihasilkan juga akan semakin kental.

Gambar 2. Interaksi antara asam stearat dan TEA terhadap viskositas.

TEA level rendah maupun level tinggi menunjukkan bahwa bertambahnya asam stearat dapat meningkatkan viskositas krim.

Interaksi antara kedua faktor ditunjukkan dengan adanya garis yang cenderung sejajar, menurut Bolton (1997) interaksi ini bersifat sinergis, ditunjukkan dengan garis yang searah (Gambar 2). Garis berwarna merah (TEA level tinggi) dan garis berwarna hitam (TEA level rendah) menunjukkan bahwa bertambahnya asam stearat dapat meningkatkan viskositas krim. Kekentalan krim dipengaruhi oleh adanya asam lemak yang terdapat dalam krim, yaitu asam stearat. Semakin banyak jumlah asam lemak yang digunakan maka krim yang dihasilkan juga akan semakin keras. Trietanolamin dapat juga sebagai emulgator fase air yang bersifat lebih encer daripada fase minyak (asam stearat) sehingga konsistensi krim yang dihasilkan lebih rendah. Penggunaan asam stearat sebagai emulgator pada sediaan topikal akan membentuk basis yang kental dan tingkat kekentalannya ditentukan oleh jumlah trietanolamin yang digunakan (Allen, 2009).

3. Uji pH

Pengukuran pH bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman atau kebasaan krim ekstrak etanol kulit buah manggis yang berpengaruh terhadap sifat iritasi kulit. Menurut SNI 16-4399-1996, pH krim yang ideal adalah sesuai dengan pH kulit, yaitu berkisar 4,5-8,0. Jika pH krim tidak sesuai dengan pH kulit maka akan menyebabkan iritasi kulit.

(9)

Y= 7,14 – 0,04A + 0,16B + 0,05AB………(2)

Keterangan: Y = Respon, A = Asam stearat, B = TEA dan AB = Interaksi kedua faktor

Persamaan (2) dapat disimpulkan bahwa asam stearat berpengaruh menurunkan pH yang ditunjukkan nilai koefisien persamaan negatif (-0,04), namun TEA dan interaksi asam stearat-TEA meningkatkan pH krim yang ditunjukkan nilai koefisien persamaan positif, TEA berpengaruh paling besar dalam meningkatkan pH krim (0,16).

Gambar 3. Contour plot uji pH krim pada area berwarna merah menunjukkan kombinasi asam stearat-TEA memiliki pH yang tinggi.

Area contour plot kombinasi asam stearat level tinggi dengan TEA level rendah (Gambar 3) mengakibatkan menurunnya pH yang ditunjukkan pada area yang berwarna biru, sedangkan area yang berwarna merah yaitu kombinasi asam stearat dan TEA level tinggi dapat menyebabkan meningkatnya pH, namun yang paling dominan mempengaruhi meningkatnya pH adalah TEA level tinggi; hal ini sesuai dengan Goskonda (2009) bahwa trietanolamin bersifat basa yakni mempunyai pH sebesar 10,5.

Gambar 4. Interaksi antara level asam stearat dan TEA terhadap uji pH.

TEA level rendah menunjukkan semakin banyak asam stearat akan menurunkan pH.

(10)

tidak searah. Garis berwarna merah yaitu TEA level tinggi yang menunjukkan dengan meningkatnya asam stearat dapat meningkatkan pH meskipun tidak terlalu besar, sedangkan garis berwarna hitam yaitu TEA level rendah menunjukkan bahwa semakin tinggi level asam stearat maka dapat menurunkan pH. Nilai pH sediaan dipengaruhi oleh jumlah emulgator yang digunakan. Semakin banyak asam stearat maka pH akan menjadi rendah karena banyaknya gugus asam yang terkandung pada asam stearat, sedangkan semakin banyak trietanolamin akan menyebabkan pH menjadi tinggi karena keberadaan gugus basa yang terkandung dalam trietanolamin.

4. Daya Melekat 

Pengujian daya melekat perlu dilakukan untuk mengetahui daya melekat krim pada kulit dengan mengukur lama waktu melekat krim pada alat uji daya melekat. Hal tersebut akan berhubungan dengan lama waktu kontak krim dengan kulit hingga efek terapi yang diinginkan tercapai (Ansel, 2008).

Persamaan (3) kombinasi asam stearat dan TEA terhadap daya melekat krim sebagai berikut :

Y= 2,94 – 0,31A + 0,31B - 0,44AB……….(3)

Keterangan: Y = Respon, A = Asam stearat, B = TEA dan AB = Interaksi kedua faktor

Persamaan (3) dapat disimpulkan bahwa asam stearat dan interaksi kedua faktor berpengaruh menurunkan daya melekat krim yang ditunjukkan nilai koefisien persamaan negatif, namun interaksi kedua faktor yang berpengaruh paling besar dalam menurunkan daya melekat krim (-0,44), sedangkan TEA berpengaruh meningkatkan daya melekat krim

yang ditunjukkan nilai koefisien persamaan positif (0,31).

 

Gambar 5. Contour plot uji daya melekat krim pada area berwarna merah menunjukkan kombinasi asam stearat-TEA yang dapat meningkatkan daya melekat krim.

(11)

rendah, sedangkan kombinasi asam stearat level rendah dengan TEA level tinggi berada di area berwarna merah merupakan daerah yang memiliki daya melekat krim tinggi. Secara teori daya melekat berbanding lurus dengan viskositas yaitu semakin tinggi viskositas maka daya melekatnya juga tinggi dan begitu pula sebaliknya semakin rendah viskositas maka daya melekatnya juga rendah. Akan tetapi hasil yang diperoleh tidak sesuai teori karena pada kombinasi asam stearat level tinggi dan TEA level rendah (area berwarna biru) memiliki daya melekatnya lebih rendah dibandingkan asam stearat level rendah dan TEA level tinggi (area berwarna merah) yang memiliki viskositas hampir sama. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh proses pengadukan saat pembuatan krim yang tidak homogen sehingga pada saat pengambilan krim untuk pengujian daya melekat mempengaruhi hasil daya melekat yang tidak signifikan.

Gambar 6. Interaksi antara level asam stearat dan TEA terhadap uji daya melekat. TEA level tinggi menunjukkan penambahan asam stearat akan menurunkan daya melekat krim.

Interaksi antara kedua faktor ditunjukkan dengan adanya garis saling menyilang, interaksi ini bersifat antagonis (Bolton, 1997), ditunjukkan dengan garis yang berpotongan (Gambar 6). Garis berwarna merah yaitu TEA level tinggi yang menunjukkan bahwa dengan penambahan asam stearat akan menurunkan daya melekat krim, sedangkan garis berwarna hitam adalah TEA level rendah dengan penambahan asam stearat akan meningkatkan daya melekat krim meskipun tidak terlalu besar. Selain berfungsi sebagai

(12)

5. Daya Menyebar

Uji daya menyebar bertujuan untuk mengetahui daya menyebar krim saat dioleskan pada kulit dengan mengukur luas area penyebaran krim. Daya menyebar krim dapat menentukan absorbsinya pada tempat pemakaian, semakin baik daya menyebar maka akan semakin banyak zat aktif krim yang dapat diabsorbsi.

Persamaan (4) kombinasi asam stearat dan TEA terhadap daya menyebar krim sebagai berikut :

Y= 15,94 – 2,8A + 2,11B - 1,09AB……….(4)

Keterangan: Y = Respon, A = Asam stearat, B = TEA dan AB = Interaksi kedua faktor

Persamaan (4) dapat disimpulkan bahwa TEA berpengaruh meningkatkan daya menyebar krim yang ditunjukkan nilai koefisien persamaan positif (2,11), sedangkan interaksi kedua faktor dan asam stearat berpengaruh menurunkan daya menyebar krim yang ditunjukkan nilai koefisien persamaan negatif, asam stearat berpengaruh paling besar dalam menurunkan daya menyebar krim (-2,8).

Gambar 7. Contour plot uji daya menyebar krim pada area berwarna merah menunjukkan kombinasi asam stearat-TEA yang dapat meningkatkan daya menyebar krim.

(13)

maka semakin kecil daya menyebarnya, sebaliknya semakin sedikit asam stearat yang digunakan (viskositasnya rendah) maka semakin besar daya menyebarnya.

Gambar 8. Interaksi antara level asam stearat dan TEA terhadap uji daya menyebar.

TEA level rendah maupun level tinggi menunjukkan bertambahnya asam stearat dapat menurunkan daya menyebar krim.

Interaksi antara kedua faktor ditunjukkan dengan adanya garis yang cenderung sejajar, menurut Bolton (1997) interaksi ini bersifat sinergis, ditunjukkan dengan garis yang searah (Gambar 8). Garis berwarna merah (TEA level tinggi) dan garis berwarna hitam (TEA level rendah) menunjukkan bahwa bertambahnya asam stearat dapat menurunkan daya menyebar krim. Semakin banyak asam stearat yang digunakan maka viskositas semakin tinggi sehingga menyebabkan luas area penyebaran krim semakin kecil. Sediaan krim terdapat gliserin yang berfungsi sebagai humektan yaitu untuk mempertahankan tingkat kandungan air dalam krim dengan mengurangi penguapan air sehingga krim lebih mudah menyebar dan tetap terjaga kelembabannya. Semakin luas area penyebaran yang dihasilkan oleh suatu krim maka krim tersebut akan mempunyai kemampuan penyebaran yang lebih baik saat dioleskan.

6. Uji Aktivitas Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri krim ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap Staphylococcus aureus.

Persamaan (5) kombinasi asam stearat dan TEA terhadap aktivitas antibakteri krim sebagai berikut :

Y= 10,84 – 4,1A – 4,2B – 0,33AB...(5)

Keterangan: Y = Respon, A = Asam stearat, B = TEA dan AB = Interaksi kedua faktor

(14)

   

Gambar 9. Contour plot uji aktivitas antibakteri krim pada area berwarna merah menunjukkan kombinasi asam stearat-TEA memiliki zona hambat yang tinggi.

Area Contour plot (Gambar 9) yang berwarna biru merupakan kombinasi asam stearat dan TEA level tinggi yang bermakna memiliki aktivitas antibakteri yang rendah, sedangkan kombinasi asam stearat dengan TEA level rendah yang berada di area merah memiliki aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap Staphylococcus aureus. Hal ini dipengaruhi oleh viskositas, pada kombinasi asam stearat dengan TEA level rendah (area berwarna merah) memiliki viskositas yang rendah maka akan semakin rendah tahanan dari suatu senyawa obat untuk berdifusi keluar dari basisnya sehingga pelepasan obat dari basis menjadi cepat.

Gambar 10. Interaksi antara level asam stearat dan TEA terhadap uji antibakteri krim.

TEA level rendah maupun level tinggi menunjukkan bertambahnya asam stearat dapat menurunkan aktivitas antibakteri.

(15)

semakin tinggi tahanan dari suatu senyawa obat untuk berdifusi keluar dari basisnya sehingga pelepasan obat dari basis menjadi menurun.

E. Penentuan Titik Optimum Berdasarkan Factorial Design

Penentuan titik optimum krim ekstrak kulit buah manggis dengan menggunakan metode desain faktorial dengan memasukkan data sifat fisik krim dan uji antibakteri. Parameter kriteria uji sifat fisik dan antibakteri sebagai berikut :

Tabel 3. Parameter Kriteria Uji Sifat Fisik dan Antibakteri

Parameter Kriteria Keterangan Viskositas (dPa.S) 100 Target

pH 6 Target Daya melekat (detik) 4 Maximize

Daya menyebar (cm2) 20 Target

Antibakteri (mm) 11,33 Maximize

Gambar 11. Contour plot super imposed daerah yang berwarna kuning menunjukkan daerah optimum.

Berdasarkan contour plot super imposed (Gambar 11) daerah yang berwarna kuning adalah daerah optimum dengan sifat fisik krim yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Dari software design expert diberikan satu solusi yakni pada formula optimum diprediksi pada komposisi asam stearat 15,75 gram dan trietanolamin 4,48 gram yang menunjukkan sifat fisik krim maupun antibakteri yang optimal. Hasil dari uji formula optimum kemudian dibandingkan dengan prediksi sifat fisik krim dan antibakteri yang terlihat pada bendera contour plot super imposed.

F. Hasil Verifikasi Titik Optimum Menggunakan Metode Factorial Design

Hasil uji sifat fisik krim dan antibakteri verifikasi dibandingkan dengan hasil prediksi berdasarkan pada factorial design menggunakan One Sample T-test dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui seberapa signifikan perbedaan kedua hasil tersebut.

Tabel 4. Hasil Verifikasi dan Prediksi Uji Sifat Fisik dan Antibakteri

Parameter Prediksi Verifikasi Signifikansi (95%)

Keterangan

(16)

Berdasarkan data pada Tabel 4 nilai yang signifikan diperoleh pada uji viskositas dan antibakteri menunjukkan nilai signifikan p>0,05 yang berarti antara nilai prediksi dengan verifikasi memiliki perbedaan yang tidak signifikan sehingga nilai tersebut dapat dipercaya dan valid. Oleh karena itu apabila dilakukan percobaan kembali maka akan menghasilkan data yang mendekati atau bahkan sama dengan hasil prediksi.

Uji daya melekat, menyebar, dan pH menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan karena nilainya p<0,05 sehingga nilai tersebut dapat dikatakan tidak valid. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh suhu dan pengadukan pada saat pembuatan krim yang tidak selalu sama.

G. Uji Stabilitas Krim

Sifat fisik sediaan krim perlu dilakukan uji stabilitas yang bertujuan untuk mengetahui kestabilan krim dari pengaruh luar. Hasil stabilitas formula krim optimum dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil stabilitas uji sifat fisik dan antibakteri

Parameter Signifikansi Keterangan

Viskositas 0,001 Berbeda signifikan

pH 0,000 Berbeda signifikan Daya Melekat 0,398 Berbeda tidak signifikan

Daya Menyebar 0,480 Berbeda tidak signifikan Antibakteri 0,768 Berbeda tidak signifikan

Hasil analisis dengan Anova satu jalan (Tabel 5) menunjukkan nilai signifikasi pada viskositas dan uji pH karena (p<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan viskositas dan pH krim dari minggu pertama hingga satu bulan, sehingga dapat dikatakan krim optimum memiliki viskositas dan pH yang tidak stabil. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi suhu yang berbeda signifikan pada hari pengujian. Uji daya melekat, daya menyebar dan uji antibakteri tidak mengalami perubahan yang signifikan (p>0,05).

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Asam stearat dapat meningkatkan viskositas, menurunkan daya menyebar sedangkan trietanolamin meningkatkan pH, daya melekat, dan aktivitas antibakteri.

2. Formula optimum yang didapatkan dari contour plot super imposed dengan proporsi asam stearat 15,83 gram dan trietanolamin 4,13 gram.

B. Saran

(17)

DAFTAR ACUAN

Allen, L. V., 2009, in Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E., Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th, 697-699, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, USA.

Ansel, H. C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi 4, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., 513-515, 605-609, Indonesia University Press, Jakarta.

Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistics:Practical and Clinical Application, Edisi III, 591-610, Marcel Dekker, Inc., New York.

Chomnawang, M. T., Surassamo, S., Wongsariya, K., & Bunyapraphatsara, N., 2009, Antibacterial activity of Thai medicinal plants against methicillin resistant Staphylococcus aureus, Fitoterapia, 80:102-104.

Depkes RI, 2010, Suplemen Farmakope Herbal Indonesia, 64-67, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Geetha, R. V., Anitha, R., & Lakshmi, T., 2011, Evaluation of Antibacterial Activity of Fruit Rind Extract of Garcinia mangostana Linn on Enteric Pathogens-an In Vitro Study, Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, Vol 4, Suppl 2, 115-118.

Goskonda, S. R., 2009, in Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E., Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th, 754-755, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, USA.

Gozali, D., Abdassah, M., Subghan, A., & Lathiefah, S., 2009, Formulasi Krim Pelembab Wajah yang Mengandung Tabir Surya Nanopartikel Zink Oksida Salut Silikon,

Jurnal Farmaka, 7 (1), 42.

Gambar

Tabel 2. Hasil uji organoleptis krim
Gambar 2. Interaksi antara asam stearat dan TEA terhadap viskositas.   TEA level rendah maupun level tinggi menunjukkan bahwa bertambahnya asam stearat dapat meningkatkan viskositas krim
Gambar 3. Contour plot uji pH krim pada area berwarna merah menunjukkan kombinasi asam stearat-TEA memiliki pH yang tinggi
Gambar 5. Contour plotasam stearat-TEA yang dapat meningkatkan daya melekat krim.  uji daya melekat krim pada area berwarna merah menunjukkan kombinasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gel optimum ekstrak kulit buah manggis yang disimpan selama 1 bulan memiliki pH, daya lekat, daya sebar, dan aktivitas antibakteri yang cukup stabil sedangkan viskositas gel

Hasil tablet hisap optimum yang diperoleh berwarna kuning kecoklatan, bau khas sirih, waktu alir 9,8 detik, kekerasan 12,22 kg, kerapuhan 0,31%, waktu melarut 12,05 menit, respon

Hasil tablet hisap optimum yang diperoleh berwarna kuning kecoklatan, bau khas sirih, waktu alir 9,8 detik, kekerasan 12,22 kg, kerapuhan 0,31%, waktu melarut 12,05 menit, respon

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi formula optimum basis krim dan evaluasi sediaan krim ekstrak daun katuk dengan variasi konsentrasi asam

Dari kurva Contour plot (Gambar 6) area berwarna biru dapat ditunjukkan oleh kombinasi antara PEG 400 level rendah dengan PEG 4000 level tinggi yang berarti dapat

Kesimpulannya adalah ekstrak kering kulit buah manggis dapat diformulasikan menjadi sediaan krim pelembab yang memenuhi kriteria mutu fisik, efektivitas, keamanan

Analisis Data Data yang sudah diperoleh dari pengujian kualitas fisik krim ekstrak kulit bawang merah yang dibuat dengan variasi konsentrasi emulgator TEA dan asam stearat yaitu pH,

Berdasarkan hal diatas maka dilakukan penelitian untuk membuat sediaan krim ekstrak kulit pisang kepok menggunakan kombinasi asam stearat dan TEA dengan Simplex Lattice Design