• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN BUDAYA AGAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN BUDAYA AGAMA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pengembangan Budaya Agama Dalam Komunitas Sekolah

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Puji syukur kepada allah swt yang telah memberikan rahmat, taufik serta maunahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Strategi Pengembangan Budaya Agama Dalam Komunitas Sekolah. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi muhammad saw beserta para ahli baitnya, para sahabat dan ummatnya hinggga sampai hari kiamat.

Pendidikan agama dalam komunitas sekolah sangatlah diperlukan karena dengan adanya pendidikan agama diharapkan agar mampu menciptakan ukhwah islammiyah dalam arti luas yakni persaudaraan yang bersifat islami,bukan sekedar persaudaraan antar umat islam sebagaimana yang selama ini difahami, tetapi juga mampu membangun persaudaraan antar sesama,serta mampu membentuk kesalehan pribadi sekaligus kesalehan sosial.1

Namun hal ini perlu adanya strategi yang bagus dalam pengembangun budaya agama dalam komunitas sekolah hal ini unuk mencegah adanya:

a) Menumbuh semangat fanatisme buta;

b) Menumbuhkan intoleran dikalangan peserta didik dan masyarkat indonesia; c) Memperlemah kerukunan hidup beragama serta persatuan dan kesatuan

nasional.

2. Rumusan Masalah

1. Sejauh mana pentingnya pendidikan agama Islam di sekolah ?

2. Bagaimanakah strategi dalam mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah?

3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mendeskripsikan sejauh mana pentingnya pendidikan agama Islam di sekolah

(2)

2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah strategi dalam mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah

B. PEMBAHASAN

1. Pentingnya Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Pendidikan dari segi bahasa adalah kata yang berasal dari bahasa arab “Tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata pengajaran dalam bahasa Arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “allama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya “Tarbiyah wa Ta’lim”.2 Sedangkan dalam bahasa inggris

pendidikan adalah berasal dari kata “Education” yang mempunyai arti knowledge resulting from teacher or training.3

Istilah Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri.4 Adapun pengertian

pendidikan islam ialah proses pembimbingan,pembelajaran,dan atau pelatihan terhadap manusia agar nantinya menjadi orang islam yang berkehidupan serta mampu melaksanakan peranan dan tugas-tugas sebagai muslim.5

Pendidikan Islam merupakan suatu pendidikan yang melatih perasaan siswa sehingga sikap hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan terhadap segala pengetahuan, dipengaruhi nilai spiritual dan sadar akan nilai etis Islam. Pendidikan merupakan sistem untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan.

2. Strategi Dalam Mengembangkan Budaya Agama Dalam Komunitas Sekolah

Ada beberapa persoalan mendasar yang perlu dipertimbangkan tatkala mengagendakan rencana pengembangan pendidikan agama Islam diantaranya ialah:

2 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 25

3 Pearson Education, Longman Handy Learner’s Dictionary Of America English,( Edinbourgh : library of congress cataloging,2003),hlm.131

4 Nurani Suyomukti,Teori- Teori Pendidikan,(Jakarta : Ar-Ruz Media,2010), hlm.27

(3)

1. Pertama, stigma keterpurukan bangsa, yang berakibat kurangnya rasa percaya diri.

2. Kedua, eskalasi konflik, yang di satu sisi merupakan unsur dinamika sosial, tetapi di sisi lain mengancam keharmonisan. Bahkan integrasi sosial baik lokal, nasional, regional maupun internasional.

3. Ketiga, krisis moral dan etika, yang melanda kehidupan bangsa kita dalam berbagai tataran administratif pemerintahan pusat atau daerah, dalam berbagai sektor. Empat, pudarnya identitas bangsa, terutama berhadapan dengan hegemoni dunia yang unggul baik dari aspek politik, sosial maupun kultural.

Meskipun sebenarnya dalam tata hubungan global diperlukan prinsip interdependensi antara negara-negara dunia, komitmen politik bebas aktif mulai canggung, kesatuan dan persatuan bangsa (budaya dan sosial) mengalami keretakan.

Dari persoalan mendasar tersebut di atas, pendidikan agama Islam di sekolah ataupun di masyarakat perlu diorientasikan pada beberapa hal diantaranya: a. Pertama, pengembangan sumber daya manusia (SDM) karena keterpurukan bangsa bisa diobati dan disembuhkan dengan tersedianya SDM yang tangguh, cerdas secara intelektual, sosial, dan spiritual, memiliki dedikasi dan disiplin, jujur, tekun, ulet, dan inovatif.

b. Kedua, ke arah pendidikan agama Islam multikulturalis. Yakni, pendidikan Islam perlu dikemas dalam watak multikultural, ramah menyapa perbedaan budaya, sosial, dan agama.

Pendidikan multikultural merupakan strategi pembelajaran yang menjadikan latarbelakang budaya siswa yang bermacama-macam digunakan sebagai usaha untuk meningkatkan pembelajaran siswa di kelas dan lingkungan sekolah. Yang demikian dirancang untuk menunjang dan memperluas konsep-konsep budaya, perbedaan, kesamaan dan demokrasi.6

(4)

Ada pula yang mengatakan pendidikan multikultural adalah sebuh ide atau konsep, sebuah gerakan pembaharuan pendidikan dan proses. Konsep ini muncul atas dasar bahwa semua siswa, tanpa menghiraukan jenis dan statusnya, punya kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah formal.7

c. Ketiga, mempertegas misi untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak sebagai misi utama Rasulullah saw.

d. Keempat, melakukan spiritualiasi watak kebangsaan, termasuk spiritualisasi berbagai aturan hidup untuk membangun bangsa yang beradap. Pada yang terakhir ini sekaligus mengandung makna perlunya pengembangan pendidikan agama sebagai budaya sekolah.

Pengembangan pendidikan agama Islam sebagai budaya sekolah tidak bisa dilepaskan dari peran para penggerak kehidupan keagamaan di sekolah. Meminjam teori Philip Kotler (1978) bahwa terdapat lima unsur dalam melakukan gerakan perubahan di masyarakat, termasuk masyarakat sekolah, yang di singkat 5 C. Kelima hal tersebut yaitu:

1) pertama, Causes, sebab-sebab yang bisa menimbulkan perubahan. Antara lain berupa ideas (gagasan atau cita-cita) atau pandangan dunia dan atau nilai-nilai. Hal itu biasanya dirumuskan dalam visi, misi, motif atau tujuan yang dipandang mampu memberikan jawaban terhadap problem yang dihadapi.

2) Kedua, change agency, yakni pelaku perubahan atau tokoh-tokoh yang berada di balik aksi perubahan dan pengembangan.

3) Ketiga, change target (sasaran perubahan), seperti individu, kelompok atau lembaga yang ditunjuk sebagai sasaran upaya pengembangan dan perubahan. 4) Keempat, channel (saluran), yakni media untuk menyampaikan pengaruh dan

respons dari setiap pelaku pengembangan ke sasaran pengembangan dan perubahan.

(5)

5) Kelima, change strategy, yakni teknik utama memengaruhi yang diterapkan oleh pelaku pengembangan dan perubahan untuk menimbulkan dampak pada sasaran-sasaran yang dituju.

Strategi pengembangan budaya agama dalam komunitas sekolah, menurut Koentjaraningrat (1974) tentang wujud kebudayaan, meniscayakan adanya upaya pengembangan dalam tiga tataran. Yaitu, tataran nilai yang dianut, tataran praktek keseharian, dan tataran simbol-simbol budaya. Pada tataran nilai yang dianut, perlu dirumuskan secara bersama nilai-nilai agama yang disepakati dan perlu dikembangkan di sekolah. Selanjutnya, dibangun komitmen dan loyalitas bersama di antara semua warga sekolah terhadap nilai-nilai yang disepakati. Nilai-nilai tersebut ada yang bersifat vertikal dan horizontal. Yang vertikal berwujud hubungan manusia atau warga sekolah dengan Allah (habl min Allah), dan yang horizontal berwujud hubungan manusia atau warga sekolah dengan sesamanya (habl min an-nas), dan hubungan mereka dengan lingkungan alam sekitarnya.

Dalam tataran praktek keseharian, nilai-nilai keagamaan yang telah disepakati tersebut diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku keseharian oleh semua warga sekolah. Proses pengembangan tersebut dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

a) pertama, sosialisasi nilai-nilai agama yang disepakati sebagai sikap dan perilaku ideal yang ingin dicapai pada masa mendatang di sekolah.

b) Kedua, penetapan action plan mingguan atau bulanan sebagai tahapan dan langkah sistematis yang akan dilakukan oleh semua pihak di sekolah dalam mewujudkan nilai-nilai agama yang telah disepakati tersebut.

(6)

berarti materi, tetapi juga dalam arti sosial, kultural, psikologis, ataupun lainnya.

C. KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai = 0.864 terletak pada 0.710 – 0.900 maka terdapat korelasi yang kuat antara Minat Membaca Dengan Ketekunan Belajar

Di dalam sistem, refrigeran mengalir di dalam evaporator sambil berubah phasa dari cairan ke uap, karena sejumlah panas diambilnya dari udara sekeliling atau produk yang didinginkan,

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membuat prosedur manajemen insiden

Hal itu sejalan dengan teori hierarki kebutuhan ( hierarchy of needs ) dari Abraham Maslow, yang terdiri dari: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman,

Untuk mengetahui konduk- tivitas termal bahan Masonite ini dilakukan pengujian dengan alat Stim Generator TD-8556, pengujian ini bertujuan untuk mengukur

Pekarangan depan rumah masyarakat Desa Padaasih masih kurang dimanfaatkan maka dari itu dibuatlah program pelatihan vertical garden.Kegiatan pelatihan vertical

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkonversi kemasan plastik bekas, dengan menggunakan metode pyrolisis, sedangkan manfaat yang didapat dari hasil

Dengan melihat latar belakang tersebut maka dapat diambil rumusan masalah yang akan dikemukakan yaitu bagaimana Membangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Warga