• Tidak ada hasil yang ditemukan

Zonasi Alterasi Bawah Permukaan Urat Cibitung, Daerah Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Zonasi Alterasi Bawah Permukaan Urat Cibitung, Daerah Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

27 3.1 Objek Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah pengamatan dan pengambilan sampel pada lubang bor DCT 05 dan DCT 11A urat Cibitung. Kemudian mengolah dan menganalisis data-data geologi diantaranya, analisis petrografi pada sampel terpilih khususnya batuan yang telah terubah, analisis mineragrafi pada sampel yang terdapat mineral sulfida, ASD (Analytical Spectral Devices) pada sampel yang mengandung mineral lempung, dan analisis data core pada lubang bor DCT 05 dan DCT 11A.

3.2 Peralatan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam tahap pengambilan data dilapangan meliputi : 1. Palu Geologi, digunakan untuk pengambilan sampel.

2. Lupdengan pembesaran 10x dan 20x.

3. Kuas, untuk membasahi batuan pada corebox.

4. Kantong sampel, digunakan untuk mengambil sampel batuan yang akan dianalisis.

(2)

6. Pita ukur, untuk mengukur kedalaman lebih detail pada sampel terpilih dalam corebox.

Alat-alat yang digunakan dalam tahap pengambilan data di laboratorium meliputi :

1. Mikroskop polarisasi denganperbesaran 10x, 20x dan 40x. 2. Kamera digital.

3. Analytical Spectral Devices (ASD)

3.3 Tahapan Penelitian

3.3.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi studi literatur, studi penelitian, perumusan masalah, dan studi pustaka. Studi literatur meliputi studi geologi regional daerah sekitar, studi morfologi daerah sekitar, studi laporan geologi dan laporan eksplorasi terdahulu, serta buku-buku teks yang dapat menunjang. Serta pengurusan perizinan dilakukan dalam bentuk proposal ke Universitas Padjadjaran. Persiapan peralatan lapangan merupakan persiapan sarana teknis yang digunakan dilapangan.

(3)

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan data regional tentang daerah penelitian beserta aspek-aspek geologinya serta pendalaman dasar teori. Data tersebut harus dari sumber yang jelas dan keakuratannya terjamin. Setelah data terkumpul kemudian dipelajari sesuai bidang kajian yang akan diambil.

Perumusan masalah adalah menentukan masalah yang akan diangkat untuk penelitian sesuai dengan bidang kajian. Pembatasan masalah diperlukan agar pelaksanaan penelitian tidak keluar dari pokok masalah yang ditentukan. Studi pustaka dilakukan sebelum penelitian lapangan, yang meliputi inventaris data sekunder.

3.3.2 Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap lapangan dan tahap laboratorium. Pada tahap ini peneliti terjun langsung kelapangan untuk mengumpulkan data.

Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data yang ada pada lubang bor DCT 05 dan DCT 11A. Data yang telah terkumpul kemudian diolah di laboratorium. Pengolahan data meliputi pengamatan mikroskopis (analisis petrografi dan analisis mineragrafi) yang didukung analisis ASD. Hasil dari analisis dan interpratasi data ini yang kemudian menjadi hasil dari penelitian sebenarnya. Hasil pengolahan data ini meliputi : mengetahui asosiasi mineral utama dan alterasinya serta menentukan pembentukan dari mineral-mineral tersebut dan temperatur terbentuknya mineral yang ada pada daerah penelitian.

1. Analisis petrografi

(4)

dilakukan secara cermat dan teliti, karena sebagai data dasar dapat mempengaruhi hasil akhir. Dengan menggunakan analisa petrografi, maka seleksi terhadap contoh batuan untuk analisa lanjut lebih akurat.

Analisis petrografi digunakan untuk memberikan gambaran litologi primer dan intensitas ubahannya (Tabel 3.1), himpunan mineral sekunder/ubahan sebagai dasar penentuan jenis ubahan dan pengamatan mineral bijih, serta gejala-gejala tektonik dan peristiwa sin-mineralisasi lainnya seperti breksi sesar atau breksi hidrotermal.

Tabel 3.1 Persentase ubahan mineral sekunder (Lawless dan White,1997)

Unaltered No secondary minerals

Weak Minor (< 25 vol.%) secondary minerals

Moderate 25-75 vol.% secondary minerals Strong > 75 vol.% secondary minerals Intense Completely altered (exepted for

primary quartz, zircon, and apatite), but primary texture remain visible

Total Completely altered (excepted for primary quartz, zircon, and apatite), and primary textures lost

2. Analisis ASD

(5)

lempung. Hasil pembacaan ASD ditransfer ke software specmin untuk pembacaan mineral ubahan lainnya. Alat ASD yang digunakan bermerk ASD Inc. USA, tipe TSP 350-2500HR (Gambar 3.1).

Gambar 3.1 Alat ASD bermerk ASD Inc. USA, tipe TSP 350-2500HR

3. Analisis Mineragrafi

Analisis mineragrafi dilakukan untuk mengetahui jenis mineral bijih, tekstur mineral bijih, asosiasi mineral bijih serta paragenesanya. Mineragrafi juga memungkinkan meneliti kejadian aktual fase-fase mineral berharga. Hubungan mineralogi dan tekstur emas sebagai contoh dapat dilihat secara langsung. Ini sangat berarti dalam eksplorasi. Pengaruh seperti pengayaan supergen juga dapat diungkapkan.

(6)

b) Sayatan poles tersebut kemudian diamati di bawah mikroskop polarisasi sinar pantul (refraksi).

c) Menentukan jenis mineral bijih, tekstur, asosiasi serta paragenesanya yang mengacu pada klasifikasi Uytenbogaardt dan Burke (1971). Persentasi mineral bijih didasarkan pada pengamatan visual.

3.3.3 Tahap Penulisan Laporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penelitian. Setelah data-data diolah dan didapatkan kesimpulan dilakukan penulisan laporan. Laporan penelitian ini berisi seluruh hasil penelitian, kemudian laporan disusun berdasarkan format yang berlaku dikampus Universitas Padjadjaran. Laporan penelitian ini diharapkan banyak digunakan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

(7)

Gambar

Tabel 3.1 Persentase ubahan mineral sekunder (Lawless dan White,1997)
Gambar 3.1 Alat ASD bermerk ASD Inc. USA, tipe TSP 350-2500HR
Gambar 3.2 Diagram alir penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana struktur bawah permukaan dan untuk menentukan jenis batuan berdasarkan suseptibilitas anomalinya di daerah sumber

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas sehingga penulis memilih judul: ” ANALISIS TAHANAN JENIS BATUAN DAN MINERAL BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOLISTRIK DI

Pengukuran debit air dilakukan pada 4 sumur artesis dan wawancara dilakukan untuk masing-masing RT dan RW di Desa Cikeusik untuk mengetahui ketersediaan air bersih dan jumlah

Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi serta analisis Keanekaragaman jenis pakan bagi Macaca Maura sehingga diharapkan dapat

Penelitian tentang Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan juga pernah dilakukan oleh Siska Iktama tentang Analisis Potensi Dan Efektivitas Pemungutan Pajak Mineral Bukan

Penggunaan kelambu berinsektisida efektif mencegah penularan malaria apabila perilaku vektor dan masyarakat, serta lingkungan memungkinkan yaitu cakupan penggunaan

Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui struktur bawah permukaan bumi berdasarkan variasi nilai densitas batuan

Pemetaan yang dilakukan mengindikasikan bahwa mineralisasi emas terjadi dalam bentuk urat dengan tekstur berupa banded dan comb, serta kehadiran mineral sulfida