• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari BH Rp 5.000-an Hingga Kelinci Hias.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dari BH Rp 5.000-an Hingga Kelinci Hias."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Pikiran

Rakyat

.

Senin

123

17 18 19

OJan OPeb

o

Se/asa

0

Rabu

0

Kamis

0

Jumat

4

5

6

7

8

9

10

11

20

21

22

23

24

25

26

o

Mar OApr

OMei

OJun

OJul

0

Ags'

o

Sabtu

0

M/nggu

12

13

14

15

16

27 28 29

@

31

OSep

OOkt

.

Nav

0

Des

Paun Bubar, Kini Muncul Pasar Loji

Dar~ ~~I!_~p

5.0Q9-an

Bingga Kelinci Bias

A

DA suasana yang berubah di Kampus

Universitas Padja-djaran (Unpad) Jatinangor. Biasanya, tiap hari Minggu, ribuan orang tampak berjubel di setiap sudut kampus, terutama di area antara pintu gerbang hingga bundaran dekat gedung Fakultas Kedok-teran Gigi. Di situlah ribuan orang "terjebak" dalam euforia suasana pasar kaget Unpad atau lebih populer disebut dengan paun (pasar Unpad).

Beragam aktivitas tumplek menjadi satu. Ada yang terli-bat transaksi jual beli barang, mulai dari bahan kebutuhan sehari-hari hingga kendaraan bermotor. Ada juga yang sekadar jalan-jalan sambil menikmati suasana crowded

dan senggol-senggolan dengan sesama. Sementara yang lain-nya menikmati sajian menu makanan sambil menunggu anak-anak mereka yang me-nunggang kuda atau menon-ton doger monyet.

Sekarang, suasana serba

.crowded di kampus Unpad itu tak lagi kita jumpai. Sejak dua bulan lalu, persisnya pasca-Lebaran, paun yang disebut-sebut dalam sehari nilai transaksinya mencapai Rp 3 miliar itu resmi ditutup. Se-mua pedagang dilarang berjualan tanpa kecuali.

Kampus Unpad pun kini menjadi lengang, bersih, dan--yang terpenting--tak ada lagi kotoran kuda yang berserakan di jalanan karena tak sempat dibersihkan. Tak hanya itu. Ams lalu lintas di ruas jalan raya Bandung-Sumedang yang biasanya supermacet dan boon stres pengemudi, kini menjadi lancar.

Namun, ditutupnya paun tak lantas menjadikan para "pelanggan setianya" kehilang-an suaskehilang-ana pasar senggol atau para pedagang kehilangan la-pak-lapak tempat dagang mereka. Paun memang resmi ditutup, tetapi para pedagang kini punya penggantinya, yakni pasar Unwim. Sebagian

menyebutnya pasar Loji. Dise-but pasar Unwim karena lokasinya persis di belakang bekas kampus Universitas Winaya Mukti (Unwim) yang-..;... '-'-"""'--- -hanya berjarak setengah kilo-meter dari paun.

Sedangkan penyebutan pasar Loji karena pasar relokasi itu menempati areal bekas perkebunan karet milik Baron Baud, seorang pengusa-ha swasta berkebangsaan Jer-man yang sangat mashur dan berkuasa di Jatinangor semasa pemerintahan kolonial Belan-da paBelan-da abad ke-19. Di areal itulah, hingga saat ini masih berdiri sebuah Menara Loji yang dulu digunakan oleh Baron Baud untuk mengontrol pekerja perkebunannya yang luasnya mencapai 962 ha. Di sekitar Menara Loji itulah kini pedagang eks paun mengadu peruntungan.

Terlepas dari apa pun na-manya pasar kaget tersebut, yang pasti warga di J atinangor dan sekitamya setiap Minggu (masih) bisa melanjutkan tra-disi seperti yang terjadi di

- ---

---paun dulu. Bagi ratusan peda-gang, pasar tersebut diman-faatkan untuk mencari tamba-han penghasilan. Para

peda-gang tak hanya berasal dari Jatinangor atau Cileunyi, tetapi juga datang dari Tan-jungsari, Sumedang, Majalaya,

Rancaekekz. P..a<!.asuka

Ba,p-Kllping

Humas

Unpad

2009

--- ~

dung, hingga Garut. Bahkan, sejum1ah mahasiswa meman-faatkan pasar itu untuk menambah biaya kuliah.

Dengan membayar retribusi antara Rp 3.000,00 hingga Rp 5.000,00 per lapak kepada ko-ordinator pasar, para peda-gang menawarkan beragam barang keperluan hidup, mulai dari bahan kebutuhan dapur dan rumah tangga, perlengka-pan sekolah, makanan, bu-sana, aksesoris, VCD/DVD ba-jakan, hingga binatang

peli-haraan seperti hamster, bu-rung, dan kelinci bias. Har-!an~~un relatiflebih

kom-petitif jika dibandingkan den-gan harga di mal, supermar-ket, atau bahkan pasar tradi-sional.

Harga sekilogram jambu klutuk misalnya, konsumen cukup membayar lima ribu ru-piah. Padahal, di mal harganya bisa mencapai tujuh ribu lima ratus rupiah. Untukjenis pakaian misalnya, konsumen bisa mendapatkan BH dengan harga obrallima ribu rupiah atau celana dalam wanita sepuluh ribu tiga. "Mana ada harga BH lima ribu di mal," seloroh Uda Jamalis, seorang pedagang pakaian.

Demikian pula dengan je-

~..---nis-jenis barang lain, harga yang ditawarkan relatif murah.

Malah, untukjenis tertentu, seperti produk pertanian seperti sayuran dan lalab-lala-ban, harganya cenderung mi-ring. Penentuan harga bukan oleh bandul timbangan, tetapi cukup dOOra-kira oleh penjual-nya. "Bahkan, kalau kita pandai dan sabar menawar, harga bisa lebih murah lagi," yj2! Ny. ~c1b warg~ Cikeryh._

Tidaklah mengherankan, bagi masyarakat sekitar Jati-nangor, pasar kaget bisa men-jadi solusi menghemat

pe-ngeluaran biaya hidup sehari-hari. ApalagLda.!am si~asi

za-man yang masih serba sulit seperti sekarang. "Lumayan menghemat pengeluaranse-hari-hari. Lagian, kita belanja juga sambil jalan-jalan, bero-lahraga, dan nyari udara segar," kata Ny. Cucu.

Soal kualitas barang, para pembeli biasanya sudah cukup pintar. Untuk beberapa item barang, khususnya produk I pertanian seperti sayuran, la-lab-Ialaban, dan buah-buahan lokal, kualitas bisa bersaing. Begitu juga dengan produk elektronik seperti VCD dan DVD bajakan, relatif standar.

Sedangkan untukjenis

pakaian,k~~ume~cukup

v.

sadar bahwa kaidah "harga tak bisa bohong" memang berlaku di sana. Artinya, dengan hanya membayar lima ribu rupiah, jangan mimpi konsumen bisa

mendapatkan BH yang berkualitas sama dengan BH yang dijual di mal seharga pu-luhan ribu.

Referensi

Dokumen terkait

melakukan kegiatan eksperimen siswa diberikan penjelasan penerapan hukum Archimedes dalam kehidupan (fruitfulness), contohnya kapal laut. Remediasi menggunakan metode

Sidik ragam analisis jumlah klorofil daun karet (mg/L)

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : (1) Materi IPA dapat disajikan oleh guru secara Terpadu dengan tema yang ada di

Secara rinci pendistribusian pegawai berdasarkan bidangnya adalah: bagian Sekretariat (30 orang);bidang pengendalian penduduk ( Dalduk ) (6 orang); bidang Keluarga Berencana

Berdasarkan pada analisa pasar dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan, mengingat belum adanya pesaing langsung dalam bisnis ini walaupun pesaing

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yang ditemukan di Taman Kanak-kanak Kebon Baru Utara Kecamatan Kesambi Kota Cirebon yaitu

Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif