• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN BAKAT TEKNIK TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X SMK DI KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN BAKAT TEKNIK TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X SMK DI KOTA MEDAN."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN BAKAT TEKNIK TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK PADA

SISWA KELAS X SMK NEGERI DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Teknologi Pendidikan

OLEH :

ARTA DINATA SITEPU NIM : 8136122005

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii ABSTRAC

Arta Dinata Sitepu, Reg. 8136122005. The Effect of Instructional Strategy and Technical Aptitude on Student Achievement in Basic and Electrical Measurements of Xth Grade Student in Medan Vocational School. A Thesis: Post Graduate Program of State University of Medan. 2015.

This research is conducted to finding out: (1) Student Lerning Achievement in Basis and Electrical Measurement which is taught by Contextual Strategy and by Expository Strategy. (2) Learning Achievement in Basic and Electrical Measurement of student who had high technical aptitude and low technical aptitude. (3) Interaction between Instructional Strategy and Technical Aptitude on student learning achievement in basic and electrical measurement. The population of this research were all Xth Grade students in 2th Medan Vocational School (consist of 5 classes : X TPTL1 – X TPTL5) and Xth Grade School in 13th Medan Vocational School (consist of 2 classes : X TPTL1- X TPTL2). The sampel taken by Cluster Random Sampling Technique. Researcher choose X TPTL2 Class (30 students) of 2th Medan Vocational School for Contextual Strategy and X TPTL1 Class (30 Students) of 13th Medan Vocational School for Expository Strategy. The instrument used to measure the learning achievement is a multiple choice test, and for finding out data of technical aptitude utilise aptitude test. The normality test use Liliefors test and the homogenity test use Fisher test for two sampel clusters and Bartlett test for four sampel clusters. The data analysis technique was two-way Analysis of Variance (ANOVA) at the level of significance 0.05 followed by scheffe test. The research findings were: (1) the average of student learning achievement taught by contextual strategy ̅ = 19.4 which was higher than student that taught by expository strategy ̅ = 16.9 with Fcount : 9.99 > Ftable : 4.02. (2) The average of learning achievement of student who had high technical aptitude ̅ = 19.9 which was higher than student who had low technical aptitute ̅ = 16.1 with Fcount: 28.62 > Ftable : 4.02. And (3) There was an interaction between instructional strategy and technical aptitute toward student learning achievement in basic and electrical measurement with Fcount : 4.29 > Ftable : 4.02.

(6)

iii ABSTRAK

Arta Dinata Sitepu. NIM. 8136122005. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Bakat Teknik Terhadap Hasil Belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik Siswa Kelas X SMK Di Kota Medan. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual dan hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajarn Ekspositori. (2) Mengetahui hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang memiliki tingkat bakat tinggi dan siswa yang memiliki bakat teknik rendah. (3) Mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan bakat teknik siswa terhadap hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan terdiri dari lima kelas (XTPTL1 – XTPTL5) dan siswa kelas X SMK Negeri 13 Medan yang terdiri dari dua kelas (XTPTL1 – XTPTL2). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampel kelompok secara undi (Cluster Random Sampling). Sampel penelitian ini dipilih kelas XTPTL2 (30 orang) yang akan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual pada SMK Negeri 2 Medan dan kelas XTPTL1 (30 orang) yang akan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori pada SMK Negeri 13 Medan. Instrument penelitian untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan berganda begitu juga untuk mendapatkan data tentang bakat teknik siswa digunakan tes bakat teknik. Uji normalitas dengan uji liliefors sedangkan uji homogenitas dengan uji Fisher untuk dua kelompok sampel dan uji Bartlett untuk empat kelompok sampel. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikan 0,05 yang dilanjutkan dengan uji scheffe. Hasil penelitian adalah : (1) rata – rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual ̅ = 19,4 lebih tinggi daripada rata – rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori ̅ = 16,9 dengan Fhitung = 9,99 > Ftabel = 4,02, (2) rata –

rata hasil belajar siswa dengan memiliki bakat teknik tinggi ̅ = 19,9 lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang memiliki bakat teknik rendah ̅ = 16,1 dengan Fhitung = 28,62 > Ftabel = 4,02 dan (3) terdapat interaksi antara strategi

pembelajaran dan bakat teknik terhadap hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik dengan Fhitung = 4,29 > Ftabel = 4,02.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang

telah memberikan kekuatan dan rahmat-Nya sehingga tesis yang berjudul

Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Bakat Teknik Terhadap Hasil Belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik Pada Siswa Kelas X SMK DI Kota Medan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka

memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan (M.Pd) di Program Studi Teknologi Pendidikan Sekolah Pascasarjana

Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Tesis ini menelaah tentang Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Bakat

Teknik Terhadap Hasil Belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik Siswa, dalam

proses mulai dari penulisan tesis ini, penulis mendapat banyak bantuan,

bimbingan, saran, nasihat, motivasi serta kritik yang sangat membangun dari

berbagai pihak yang telah membantu penulis dengan keihlasan dan ketulusan baik

langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya tesis ini. Semoga Tuhan

memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan

penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. H. Muhammad

Badiran, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluankan

waktunya disela – sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan

dan saran – saran yang sangat bermanfaat dalam penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, Bapak Dr. Hamonangan Tambunan,

M.Pd, Bapak Dr. Baharauddin, M.Pd selaku Narasumber yang telah banyak

(8)

iv

3. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Bapak Dr. Raden Mursyid, M.Pd

selaku ketua dan sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana

Unimed yang setiap saat memberikan kemudahan, arahan dan nasihat yang

sangat berharga bagi penulis.

4. Direktur, Asisten I, II, III beserta staff Program Pascasarjana Unimed yang

telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesakan tesis ini.

5. Bapak Sukardi, S.Pd, MM selaku kepala sekolah SMK Negeri 2 Medan dan

Bapak Sakti, S.Pd, M.Pd kepala sekolah SMK Negeri 13 Medan yang telah

memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian lapangan,

juga kepada staff, tata usaha serta guru mata pelajaran Dasar Dan Pengukuran

Listrik Bapak Ali Makmur Siregar dan Bapak Budi Hutapea yang telah

bersedia membantu dalam proses penelitian.

6. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang tiada tara kepada

Ayahnda Bersama Sitepu, Ibunda Saurmaulina Br Sembiring, Istriku Tercinta

Sanny Ervina Br Ginting serta Anakku Yang Sangatku Sayangi Alfanta

Valerian Putra Sitepu yang telah memberikan dorongan, motivasi dan

semangat serta cinta kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Buat teman – teman terbaik penulis, Surya Pangaribuan, Erikson Simbolon,

Jumari Sinaga, Hanafi Hasibuan, Yuannisah Aini, Belladina, Pajid Bukit dan

seluruhnya teman – teman kelas TP B-II yang telah memberikan dukungan,

motivasi dan kebersamaan hingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

8. Serta pihak – pihak yang belum tersebutkan yang juga telah banyak

(9)

v

9. Dan juga kepada Bapak/Ibu Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan

Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama

penulis mengikuti perkuliahan.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga

tesis ini bermanfaat kepada penulis maupun rekan – rekan lain terutama bagi

rekan – rekan guru dalam meningkatkan wawasan dan kemampuan untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik di depan

kelas serta dapat menjadi seorang yang berkompeten dan profesional.

Medan, Juni 2015 Penulis,

(10)

vi

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 17

A.Kajian Teoretis ... 17

1.Hakikat Hasil Belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik ... 17

2.Hakikat Strategi Pembelajaran ... 24

a.Strategi Pembelajaran Kontekstual ... 26

b.Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 39

3.Hakekat Bakat Teknik ... 56

B.Populasi Dan Sampel Penelitian ... 72

1.Populasi penelitian ... 72

2.Sampel penelitian ... 73

C.Metode Dan Desain Penelitian ... 73

D.Prosedur Dan Pelaksanaan Perlakukan ... 75

1.Prosedur Perlakukan ... 75

2.Pelaksanaan perlakukan ... 77

E.Pengontrolan Perlakukan ... 81

F.Variabel Dan Defenisi Oprasional Variabel ... 83

G.Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ... 85

H.Teknik Analisis Data ... 91

I.Uji persyaratan Analisis ... 92

(11)

vii

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 95

A.Deskripsi Data Penelitian ... 95

B.Pengujian Persyaratan Analisis ... 106

C.Pengujian Hipotesis ... 112

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 121

E.Keterbatasan Penelitian ... 129

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 131

A.Simpulan ... 131

B.Implikasi ... 132

C.Saran ... 135

Daftar pustaka ... 137

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Yang Ditamatkan Tahun 2012 ... 4

Tabel 2.1 Kurikulum Dasar Dan Pengukuran Listrik ... 23

Tabel 2.2 Tahapan Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Kontekstual .... 36

Tabel 2.3 Sintaks Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 54

Tabel 3.1 Desain Eksperimen Faktorial 2 x 2 ... 74

Tabel 3.2 Tahapan Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Kontekstual .... 77

Tabel 3.3 Tahapan Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 80

Tabel 3.4 Kisi – Kisi Test Hasil Belajar ... 85

Tabel 3.5 Kisi – Kisi Instrumen Tes Bakat Baku ... 91

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Yang Diajar Dengan Menggunakan Strategi pembelajaran Kontekstual ... 96

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Yang Diajar Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 97

Tabel 4.3 Distibusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat Teknik Tinggi ... 98

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat Teknik Rendah ... 99

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat Teknik Tinggi Pada Kelas Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual ... 101

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat teknik Tinggi Pada Kelas Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 102

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat Teknik Rendah Pada Kelas Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual ... 104

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat Teknik Rendah Pada Kelas Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 105

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Setiap Kelompok Penelitian ... 107

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Varians Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual Dan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 110

Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Varians Kelompok Siswa Dengan Bakat Teknik Tinggi Dan Bakat Teknik Rendah ... 111

Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Strategi Pembelajaran Dan Bakat Teknik ... 111

Tabel 4.13 Tabel Statistik Anava Dua Jalur ... 112

Tabel 4.14 ringkasan Perhitungan Anava Fatorial 2 x 2 ... 113

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran

Kontekstual ... 96 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran

Ekspositori ... 97 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat

Teknik Tinggi ... 99 Gambar 4.4 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki

Bakat Teknik Rendah ... 100 Gambar 4.5 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki

Bakat Teknik Tinggi Pada Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Kontekstual ... 101 Gambar 4.6 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki

Bakat Teknik Tinggi Pada Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 103 Gambar 4.7 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki

Bakat Teknik Rendah Pada Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Kontekstual ... 104 Gambar 4.8 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki

Bakat Teknik Rendah Pada Siswa Yang Diajar Dengan

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Tes Hasil Belajar ... 140

Lampiran 2 Perhitungan Validitas Uji Coba Instrument Dasar Dan Pengukuran Listrik ... 141

Lampiran 3 Perhitungan reliabilitas Test Dasar Dan Pengukuran Listrik ... 143

Lampiran 4 Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Dasar Dan Pengukuran Listrik ... 144

Lampiran 5 Perhitungan Indeks Diskriminasi Dasar Dan Pengukuran Listrik ... 145

Lampiran 6 Perhitungan Indeks Distraktor ... 146

Lampiran 7 Tes Bakat Teknik ... 150

Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Test Bakat Teknik ... 151

Lampiran 9 Data Hasil Penelitian Untuk Test Bakat Teknik ... 152

Lampiran 10 Data Hasil Penelitian ... 153

Lampiran 11 Data Hasil Penelitian Masing – Masing kelompok ... 154

Lampiran 12 Distribusi Frekuensi ... 155

Lampiran 13 Pengujian Normalitas Data ... 179

Lampiran 14 Uji Homogenitas ... 189

Lampiran 15 Uji Hipotesis ... 194

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan sumber daya manusia untuk menjamin kesuksesan

pembangunan dapat dilakukan melalui jalur pendidikan. Pendidikan

dilangsungkan untuk membantu perkembangan seluruh aspek kepribadian

manusia, sehingga demikian manusia itu diharapkan dapat mengusahakan

kehidupan sendiri yang lebih sejahtera. Sementara fungsi pendidikan di Indonesia

adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu salah satu tujuan pendidikan

adalah mewujudkan pribadi – pribadi yang mampu menolong diri sendiri ataupun

orang lain, sehingga terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera. Untuk itu

pendidikan memberikan latihan – latihan terhadap karakter, kognisi, serta jasmani

manusia, sedangkan pribadi manusia tersebut dapat terhambat ataupun tertunda

oleh dukungan – dukungan lingkungannya.

Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005

tentang standar nasional pendidikan pada pasal 26 ayat 2 disebutkan bahwa

pendidikan menengah umum atau sederajadnya bertujuan untuk meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, keterampilan untuk hidup

mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Proses pendidikan di sekolah

(16)

2

diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, sehingga

sekolah memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan dan

mengembangkan potensi peserta peserta didik. Menurut Hamalik (2012: 77)

terdapat tujuh komponen dalam proses pembelajaran yaitu (1) tujuan pendidikan

dan pembelajaran; (2) peserta didik; (3) tenaga kependidikan khususnya guru; (4)

perencanaan pengajaran; (5) strategi pembelajaran; (6) media pengajaran; dan (7)

evaluasi pengajaran. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi antara satu

dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Kualitas sumber daya manusia yang rendah tidak terlepas dari rendahnya

kualitas pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia dianggap belum mampu

menghasilkan sumber daya manusia yang siap bersaing dan mampu mengimbangi

laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti dikemukakan oleh

Buchari (2001:36) bahwa secara umum kondisi dunia pendidikan Indonesia saat

ini cukup memprihatinkan, sekalipun sudah banyak sekali kemajuan yang telah

dicapai, tetapi dalam pandangan dunia luar sistem pendidikan Indonesia kurang

mampu mengikuti tuntutan yang muncul dari proses modernisasi.

Berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks

Pembangunan Pendidikan pada tahun 2012 dinyatakan bahwa Indonesia berada di

peringkat ke-64 dari 120. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan

empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek

huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender,

dan angka bertahan siswa hingga tingkat sekolah menengah (UNESCO, 2012).

Sementara itu The United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2011

(17)

3

Development Index (HDI) Indonesia mengalami penurunan dari peringkat 108

pada 2010 menjadi peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 negara. Dan pada 14

Maret 2013 dilaporkan naik tiga peringkat menjadi urutan ke-121 dari 185 negara

dengan nilai IPM Indonesia adalah 0,684. Data ini meliputi aspek tenaga kerja,

kesehatan, dan pendidikan. Dilihat dari kasaran peringkatnya, memang

menunjukkan kenaikan, tetapi jika dilihat dari jumlah negara partisipan, hasilnya

tetap saja Indonesia tidak naik peringkat.

Selain itu, data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun

2013, rata-rata nasional angka putus sekolah usia 7–12 tahun mencapai 0,67

persen atau 182.773 anak; usia 13–15 tahun sebanyak 2,21 persen, atau 209.976

anak; dan usia 16–18 tahun semakin tinggi hingga 3,14 persen atau 223.676 anak.

Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran di

Indonesia periode Agustus 2014 mencapai 7,2 juta orang. Angka pengangguran

tertinggi berdasarkan level kelulusan pendidikan adalah SMK. Lulusan SMK dan

SMA paling banyak menyumbang angka pengangguran. Berkaitan dengan hal

tersebut maka diperlukan pembahasan faktor-faktor yang dapat menentukan minat

siswa dalam upaya mengatasi pengangguran. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa

tingkat pengangguran lulusan SMK sampai bulan Agustus 2014 adalah 1.332.521

orang, sedangkan lulusan SMA adalah 1.962.786 orang, terpaut 630.265 orang.

Selisih angka tersebut masih tergolong sedikit, mengingat sebenarnya lulusan

(18)

4

Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2012 – 2014

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja

yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan tingkat menengah sesuai dengan

bidangnya. Hal ini sesuai dengan pasal 11 ayat 3 UU Nomor 2 Tahun 1989

tentang pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan

merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik yang dapat bekerja

pada bidang tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut pembinaan peserta didik

yang akan terjun ke masyarakat harus dilakukan seoptimal mungkin, baik

mengenai kompetensi kejuruan maupun bidang disiplin ilmu. Hal ini sesuai

dengan tujuan SMK dalam GGPP 1999 Nasional yaitu : (1) menyiapkan peserta

didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, (2)

menyiapkan peserta didik agar mampu memiliki karir, mampu berkompetensi dan

mampu mengembangkan diri, (3) menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah

pada saat ini maupun pada saat mendatang dan (4) menyiapkan tamatan agar

(19)

5

Dasar Dan Pengukuran Listrik merupakan cabang ilmu Teknik

Pemanfaatan Tenaga Listrik yang berkaitan dengan cara mencari tahu atau

memahami alam secara sistematik, sehingga Dasar Dan Pengukuran Listrik bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu penemuan. Dalam

pembelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik, sangat diperlukan strategi

pembelajaran yang tepat yang dapat melibatkan siswa seoptimal mungkin baik

secara intelektual maupun emosional. Mata pelajaran Dasar Dan Pengukuran

Listrik merupakan salah satu mata pelajaran yang menyulitkan bagi siswa, hal ini

berdampak pada sulitnya siswa menerima pembelajaran yang telah diajarkan oleh

guru sehingga hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa masih rendah dan

masih jauh dari harapan. Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa proses

belajar mengajar belum sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik sehingga hasil

belajar yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan, dimana hasil nilai rata-rata

mata pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik masih di bawah standar ketuntasan

minimal yang ditetapkan. Terdapat hambatan yang ditemukan dalam kegiatan

belajar mengajar yang harus dicarikan solusinya.

Menurut Wardiman (2001:18) bahwa rendahnya minat dan hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik karena proses

pembelajaran kurang mendukung pemahaman anak didik, yaitu terlalu banyak

hafalan, hanya terpaku dari buku panduan yang ada dan kurang dilengkapi dengan

praktek di lapangan. Strategi pembelajaran yang kurang sesuai atau kurang

mendukung, bahkan relatif monoton dan kurang bervariasi dapat menyebabkan

(20)

6

pembelajaran seharusnya diperhatikan apakah strategi pembelajaran yang

digunakan efektif, dapat menarik perhatian dan meningkatkan minat belajar siswa.

Menurut Sumarna seperti dikutip Wasis (2006: 2) kebanyakan peserta

didik mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan

nyata (real world). Hal tersebut disebabkan adanya kecenderungan pembelajaran

di kelas yang tidak berusaha mengaitkan konten materi pelajaran dengan

kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta,

pengetahuan, dan hukum kemudian biasa dihafalkan, bukan mengaitkannya

dengan pengalaman empiris dalam kehidupan nyata.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, namun yang paling

menentukan adalah faktor guru, dimana kedudukan guru sangat pentingnya dalam

proses pembelajaran. Selain itu, faktor yang sangat menentukan hasil belajar

siswa adalah bakat teknik siswa itu sendiri untuk berprestasi. Sering dijumpai

siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajar yang

dicapainya rendah akibat kemampuan intelektual yang dimilikinya kurang

berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan

intelektual yang dimiliki siswa dapat berfungsi secara optimal adalah adanya

bakat teknik yang tinggi dalam dirinya. Bakat merupakan suatu potensi yang

dimikili manusia sebagai bawaan. Bakat memperkenalkan suatu kondisi dimana

menunjukkan potensi seorang untuk mengembangkan kecakapannya dalam suatu

bidang tertentu. Perwujudan dari potensi ini biasanya bukan saja bergantung pada

motivasi dan kesempatan-kesempatannya untuk memanfaatkan kemampuan ini,

sehingga peran bakat teknik menjadi penting bagi siswa dalam mempersiapkan

(21)

7

SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 13 Medan merupakan salah satu SMK

negeri yang ada di medan yang memiliki beberapa program keahlian. Salah satu

program keahliannya adalah Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik (TPTL). Dasar

Dan Pengukuran Listrik adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di SMK

Negeri 2 dan SMK Negeri 13 Medan Program Keahlian TPTL.

Dari hasil observasi yang dilakukan penulis ke sekolah SMK Negeri 2 dan

13 Medan, bahwa hasil belajar mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik

masih berada dibawa standar rata – rata yang ditetapkan oleh Depdiknas untuk

mata diklat produktif yaitu 7,50 dan nilai rata – rata yang diperoleh siswa

berdasarkan data dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) siswa tingkat I untuk standar

kompetensi Dasar dan Pengukuran Listrik sebesar 7,00. Dari wawancara dengan

guru mata diklat Dasar dan Pengukuran Listrik, sebagian besar hasil belajar siswa

kurang memenuhi standar rata-rata sehingga untuk mencapai standar tersebut

siswa akan mengikuti ujian remedial untuk mendapatkan nilai minimal dari

standar yang sudah ditentukan. Ujian remedial dilakukan untuk siswa yang hasil

belajarnya dibawah standar kompetensi 7,50.

Perolehan nilai ini berhubungan erat dengan strategi pembelajaran yang

digunakan oleh guru karena berdasarkan hasil survey, kegiatan pembelajaran

selama ini masih menggunakan kebiasaan lama yaitu di dalam penyampaian

materi pembelajaran dilaksanakan secara bertutur (ceramah) tanpa menuntut

keaktifan peserta didik. Akibatnya muncul kebosanan dari kejenuhan peserta didik

dalam proses pembelajaran. Kondisi ini mempengaruhi motivasi belajar peserta

(22)

8

Menyikapi masalah diatas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru

untuk menggunakan strategi pembelajaran yang membuat suasana pembelajaran

menjadi lebih menyenangkan sehingga mampu memotivasi peserta didik untuk

belajar. Suparno seperti dikutip oleh Atmadi dan Setyaningsih (2000:186)

mengemukakan bahwa guru dalam proses belajar mengajar, harus lebih

memperhatikan apa yang disukai peserta didik, apa yang tidak di sukai peserta

didik, yang membantu peserta didik belajar dan yang menghambat peserta didik

belajar. Selain itu, strategi yang digunakan juga harus memaksimalkan potensi

peserta didik dengan memperhatikan keunikan setiap peserta didik baik gaya

belajarnya, kecerdasan dominannya, dan memperhitungkan faktor – faktor lain

yang mampu mendukung proses belajar mengajar dikelas.

Hasil penelitian Satriani, Emilia dan Gunawan (2012), menyimpulkan

bahwa strategi pembelajaran CTL bermanfaat bagi siswa. Hal ini terbukti dari

strategi mengajar yang digunakan di kelas yang didasarkan pada teori

pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ada beberapa

manfaat menggunakan pembelajaran kontekstual dan pendekatan dalam kelas

menulis pembelajaran: (1) melibatkan siswa dalam kegiatan menulis; (2)

meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kelas menulis; (3)

membantu siswa untuk membangun tulisan mereka; (4) membantu siswa untuk

memecahkan masalah mereka; (5) menyediakan cara bagi siswa untuk berdiskusi

atau berinteraksi dengan teman-teman mereka; (6) membantu siswa untuk

merangkum dan mencerminkan pelajaran.

Hasil penelitian Glynn (2004), menyimpulkan bahwa studi kasus guru

(23)

9

pelaksanaan strategi CTL ketika mengajar ilmu di sekolah. Kondisi ini termasuk

interaksi kolaboratif dengan siswa, tingkat tinggi aktivitas dalam pelajaran,

koneksi ke dunia nyata konteks , dan integrasi konten ilmu pengetahuan dengan

bidang isi dan keterampilan lainnya. Selain itu, strategi CTL yang terbaik

dilaksanakan ketika guru menggunakan mereka dalam hubungannya dengan

teknik. Secara keseluruhan, temuan studi kasus mendukung pandangan bahwa

pelaksanaan CTL strategi dapat membantu guru memenuhi tantangan yang

dihadapi mereka ketika mengajar ilmu kepada anak-anak .

Berdasarkan uraian di atas dan hasil – hasil penelitian yang dilakukan,

penulis berpendapat untuk membuat suasana pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan serta mampu memotivasi peserta didik untuk belajar maka seorang

guru perlu menggunakan strategi pembelajaran yang menarik.

Menurut Sanjaya (2005:109) bahwa pembelajaran Kontekstual adalah

konsep yang membantu guru mengkaitkan antara materi pembejaran dengan dunia

nyata peserta didik, dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan menerapannya dalam kehidupan sehari –

hari. Pengetahuan dan keterampilan peserta didik diperoleh dari usaha peserta

didik mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar

(Nurhadi, 2003:5).

Elaine (2007:67) menyatakan Kontekstual adalah suatu proses pendidikan

yang bertujuan menolong pada peserta didik melihat makna didalam materi

akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek – subjek

akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari – hari, yaitu dengan konteks

(24)

10

yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan

materi akademik dengan konteks dari kehidupan sehari – hari peserta didik.

Dari pengertian di atas beberapa hal yang harus dipahami dalam

pembelajaran Kontekstual adalah menekankan kepada proses keterlibatan peserta

didk untuk menemukan materi, arti proses belajar diorientasikan pada proses

pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks Kontekstual tidak

mengharapkan agar peserta didik hanya menerima pelajaran, tetapi proses mencari

dan menemukan sendiri materi pelajaran. Kontekstual mendorong peserta didik

agar dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan

nyata, artinya peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan pengetahuan dengan

kehidupan sehari – hari.

Strategi pembelajaran ekspositori menurut sanjaya (2009 : 179) adalah

strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara

verbal dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar

peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

Dalam strategi pembelajaran ekspositori peserta didik diharapkan

menemukan syarat – syarat belajar yang dibentuk oleh guru. Hal ini biasanya

meliputi materi yang perlu dibaca, menjawab pertanyaan yang diajukan,

mendiskusikan topik atau permasalahan yang diberikan oleh guru, dan

mendemonstrasikan keterampilan yang dianggap penting. Peserta didik tidak

didorong untuk keluar dari garis permasalahan yang diajukan oleh guru, meskipun

sesekali terjadi sebagai tambahan dalam pembelajaran. Peserta didik cenderung

pasif. Meskipun peserta didik dapat aktif di kelas, namun aktivitasnya diarahkan

(25)

11

Dari pengertian di atas beberapa hal yang harus dipahami dalam

pembelajaran Ekspositori adalah menekankan kepada proses bertutur. Aliran

psikologi belajar yang sangat mempengaruhi strategi pembelajaran ekspositori ini

adalah aliran belajar behavioristik. Aliran belajar behavioristik ini lebih

menekankan kepada pemahaman bahwa prilaku manusia pada dasarnya

keterkaitan antara stimulus dan respons. secara umum kegiatan pembelajaran

didominasi dan cenderung berpusat pada guru, peserta didik hanya akan

menunggu dan menerima materi dari guru dan tidak tituntut aktif dalam

pembelajaran. Dalam penyampaian materi pelajaran, guru biasanya

menyampaikan materi pelajaran secara luas dengan waktu yang terbatas.

Selain strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, hasil belajar

peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sebagaimana

diungkapkan oleh Slameto (2003:54) yaitu : (1) faktor eksternal (faktor yang

berasal dari luar diri peserta didik) seperti : faktor keluarga, lingkungan dan

sekolah, (2) faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik)

seperti : minat, bakat dan motivasi.

Salah satu faktor yang berasal dari dalam peserta didik adalah bakat, yang

diprediksi akan menentukan keefektifan strategi pembelajaran. Mengingat bakat

merupakan bawaan lahir individu, dimana dengan bakat tersebut seorang individu

akan jauh lebih berhasil dengan sedikit saja latihan. Sebagai salah satu faktor

internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, bakat dinilai perlu diperhatikan

guna mewujudkan lulusan yang bermutu sesuai bidang keahliannya (Syah, 2003).

Menurut Suryabrata (2002), sifat khas yang bersumber pada bakat besar perannya

(26)

12

pendidikan yang sesuai dengan bakat anak tersebut. Jadi jika seseorang yang

memiliki bakat keteknikan dan berkegiatan atau bergelut dibidang keteknikan

pula, maka dapat diindikasikan keberhasilan individu tersebut lebih besar dari

individu yang tidak memiliki bakat. Hal inilah yang tentunya diharapkan terdapat

pada siswa SMK sebagai sekolah kejuruan yang menuntut totalitas dari siswanya.

Hasil penelitian Gereff, Wadhwa, Rissing dan Ong (2008), menyimpulkan

bahwa Penelitian menunjukkan bahwa kesenjangan antara jumlah insinyur dan

spesialis teknologi terkait diproduksi di Amerika Serikat vs mereka di India dan

China lebih kecil dari yang dilaporkan sebelumnya, dan Amerika Serikat tetap

menjadi sumber terkemuka berkualitas tinggi bakat rekayasa global. Selanjutnya,

lulusan teknik di China dan India menghadapi prospek pengangguran besar,

meskipun permintaan korporasi yang tinggi untuk layanan mereka, ini

menimbulkan pertanyaan tentang kualitas lulusan baru. Amerika Serikat, juga

menghadapkan masalah dalam kemampuan lanjutan untuk menarik dan

mempertahankan bakat rekayasa atas dari luar negeri karena ketidakpastian visa

dan tumbuh peluang ekonomi di mereka negara asal. Kami berpendapat bahwa isu

utama dalam rekayasa pendidikan harus kualitas lulusan, bukan hanya kuantitas,

karena faktor kualitas memiliki dampak terbesar pada inovasi dan kewirausahaan.

Perbedaan bakat teknik yang melekat pada diri siswa berakibat pada

perbedaan kemampuan siswa dalam memahami materi Dasar Dan Pengukuran

Listrik. Dalam hal ini siswa yang memiliki bakat teknik tinggi akan bersifat

inisiatif, bertekad dalam belajar dan siap dalam menghadapi masalah tanpa

ketergantungan pada orang lain, hal berbalik dengan siswa yang siswa yang

(27)

13

memberi pengaruh yang berbeda terhadap perolehan hasil belajar siswa. Hal ini

dikarenakan siswa yang memiliki bakat teknik yang tinggi akan menghadapi

beban belajar sebagai tantangan dalam menyelesaikannya, sedangkan siswa

dengan tingkat bakat teknik rendah cenderung masing mengharapkan bantuan

guru atau orang lain dalam menyelesaikannya. Selanjutnya dengan keberadaan

bakat tersebut akan lebih baik jika didukung dengan strategi pembelajaran yang

merangsang aktifitas siswa salah satunya yaitu dengan strategi pembelajaran

kontekstual sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bakat teknik adalah

perhatian yang kuat dari diri seseorang terhadap SMK yang disertai dengan

perasaan senang untuk mempelajarinya sehingga timbul dorongan untuk berusaha

mencapai hasil yang lebih baik dalam belajar. Dari masalah tersebut diatas

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Bakat Teknik Terhadap Hasil Belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik Pada Siswa Kelas X SMK Negeri Di Kota Medan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat

diidentifikasikan bahwa masalah – masalah yang esensial dalam dunia pendidikan

khususnya sekolah kejuruan adalah rendahnya hasil belajar. Rendahnya hasil

belajar tersebut dapat dilihat dari nilai hasil belajar dan kualitas lulusan serta

kinerja yang ditampilkan setelah memasuki dunia usaha /dunia industri. Dari

fenomena tersebut akan muncul berbagai pertanyaan menyangkut rendahnya hasil

(28)

14

yang mempengaruhi hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik? (2)

Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan selama ini? (3) Apakah strategi

pembelajaran dan penyampaian materi kurang menari perhatian peserta didik? (4)

Apakah sarana dan prasarana dapat mempengaruhi hasil belajar Dasar Dan

Pengukuran Listrik peserta didik? (5) Apakah strategi pembelajaran Kontekstual

dapat menarik minat peserta didik? (6) Apakah strategi pembelajaran Kontekstual

dapat membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan? (7) Apakah dengan

menggunakan strategi pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar

Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik? (8) Apakah terdapat perbedaan hasil

belajar peserta didik yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Kontekstual

dengan yang diajarkan strategi pembelajaran ekspositori? (9) Apakah karakteristik

peserta didik berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik? (10) Apakah

peserta didik yang memiliki bakat teknik tinggi akan memproleh hasil belajar

yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki bakat teknik

rendah? (11) Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan bakat

teknik peserta didik dalam mempengaruhi hasil belajar perserta didik?

C. Pembatasan Masalah

Hasil belajar seorang peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor baik

internal maupun eksternal. Agar penelitian ini lebih terfokus dan kajiannya lebih

mendalam. Maka penelitian ini dibatasi pada masalah strategi pembelajaran yang

diterapkan dalam proses pembelajaran, yang dipilah atas strategi pembelajaran

Kontekstual dan strategi pembelajaran ekspositori. Karakteristik peserta didik

(29)

15

atas bakat teknik tinggi dan bakat teknik rendah, serta hasil belajar peserta didik

dibatasi hanya pada hasil belajar kognitif mata pelajaran Dasar dan Pengukuran

Listrik peserta didik semester II kelas X Program Keahlian TPTL SMK Negeri 2

dan SMK Negeri 13 Medan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik yang diajar

dengan strategi pembelajaran Kontekstual lebih tinggi dibandingkan peserta

didik yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori?

2. Apakah hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik yang

memiliki bakat teknik tinggi lebih tinggi dibandingkan peserta didik yang

memiliki bakat teknik rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan bakat teknik

dalam mempengaruhi hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta

didik?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui :

1. Hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik yang diajarkan

dengan strategi pembelajaran Kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan

(30)

16

2. Hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik yang memiliki

bakat teknik tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang

memiliki bakat teknik rendah.

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dengan bakat teknik dalam

mempengaruhi hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

secara teoritis maupun secara praktis.

a. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat memperkaya dan menambah

khazanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran

khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dan hubungannya

dengan bakat teknik peserta didik serta pengaruhnya terhadap hasil belajar

Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik.

b. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan dan

alternatif bagi guru tentang strategi pembelajaran, sehingga guru dapat

merancang suatu pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.

Memberi gambaran bagi guru tentang efektifitas dan efisiensi aplikasi

strategi pembelajaran Kontekstual berdasarkan bakat teknik pada

pembelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik untuk memperoleh hasil

(31)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis seperti yang telah diuraikan,

penelitian ini menyimpulkan bahwa :

1. Rata – rata hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar

dengan strategi pembelajaran kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan

rata – rata hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar

dengan strategi pembelajaran ekspositori. Dengan demikian strategi

pembelajaran kontekstual lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran Dasar

Dan Pengukuran Listrik guna meningkatkan hasil belajar Dasar Dan

Pengukuran Listrik siswa tanpa memperhatikan adanya perbedaan bakat

teknik.

2. Rata – rata hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa dengan bakat

teknik tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual maupun

strategi pembelajaran ekspositori lebih tinggi dibandingkan dengan rata – rata

hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa dengan bakat teknik rendah.

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan bakat teknik siswa yang

memberikan perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar Dasar Dan

Pengukuran Listrik. Perbedaan pengaruh tersebut adalah (a) hasil belajar

Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran kontekstual lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang

diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori (b) hasil belajar Dasar Dan

Pengukuran Listrik siswa yang memiliki bakat teknik tinggi lebih tinggi

(32)

132

dibandingkan siswa yang memiiki bakat teknik rendah (c) hasil belajar Dasar

Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

kontekstual dan bakat teknik tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa dengan

bakat teknik rendah (d) hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa

yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori dengan bakat teknik

tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa dengan bakat teknik rendah (e) hasil

belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran kontekstual dan bakat teknik tinggi lebih tinggi dibandingkan

siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori dan bakat teknik

tinggi (f) hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar

dengan strategi pembelajaran kontekstual dan bakat teknik rendah lebih

rendah dibandingkan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

ekspositori dan bakat teknik rendah.

B. Implikasi

1. Implikasi Terhadap Perencanaan Dan Penerapan Strategi Pembelajaran

Temuan bahwa strategi pembelajaran kontekstual lebih baik dari strategi

pembelajaan ekspositori dalam meningkatkan hasil belajar Dasar Dan Pengukuran

Listrik siswa ditinjau dari bakat teknik siswa, ini memberikan petunjuk bahwa

dalam pembelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik, strategi pembelajaran

kontekstual lebih tepat untuk diterapkan dari pada strategi pembelajaran

ekspositori. Penerapan strategi pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran

Dasar Dan Pengukuran Listrik berimplikasi terhadap perencanaan dan

(33)

133

Desain materi dalam pembelajaran disusun dengan struktur yang dapat

mendukung pelaksanaan strategi pembelajaran kontekstual. Basis pembelajaran

bertumpu pada hasil belajar yang harus dicapai siswa. Dalam pembelajaran Dasar

Dan Pengukuran Listrik terkandung konsep – konsep yang membutuhkan bakat

teknik tinggi. Sebelum pembelajaran dimulai, bakat teknik harus diperhatikan agar

pembelajaran dapat terlaksanakan secara maksimal.

Pembelajaran tidak dirasakan sebagai suatu proses pembebanan yang

semata – mata berorientasi pada kemampuan siswa dalam merefleksikan apa yang

dikerjakan atau informasi yang diberikan oleh guru. Penekanan pembelajaran

terletak pada kemampuan siswa untuk mengemukakan argumentasi dan

mengorganisasi pengalaman belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran

kontekstual. Materi pembelajaran harus dikembangkan dengan menggunakan

strategi pemblajaran kontekstual sehingga tercapailah pembelajaran bermakna.

2. Implikasi Terhadap Peran Guru

Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif

melalui kegiatan mental seseorang. Transformasi pengetahuan dalam strategi

pembelajaran kontekstual adalah pengeseran sebagai penerima informasi pasif

menjadi pengkonstuksi aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dipandang sebagai

subjek yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan masing –

masing.

Strategi pembelajaran kontekstual merupakan cara pengajaran dengan

mengikuti urutan umum ke rinci. Urutan umum ke rinci ini mulai dengan

(34)

134

mengkonstruksikan bagian – bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci.

Konteks selalu ditunjukkan dengan manampilkan sistesis secara bertahap. Artinya

melalui penampilan pembelajaran kontekstual, materi pelajaran yang akan

diajarkan dapat menjadikan kegiatan pembelajaran lebih efektif. Pengorganisasian

strategi pembelajaran secara kontekstual berorientasi pada siswa untuk aktif,

kreatif, dan produktif, karena tujuan pembelajaran strategi pembelajaran secara

kontekstual yaitu mengembangkan proses pembelajaran lebih berstruktur dan

lebih terurai serta menghubungkan kaitan masing – masing materi dan ditambah

dengan pemberian rangkuman sesuai dengan konsep yang telah ditata dari materi

pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Dalam upaya menumbukan dan mengembangkan situasi yang kondusif

dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi fasilitator dan mediator

pembelajaran. Peran sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran akan

memerikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengemukakan gagasan

dan argumentasinya sehingga proses negosiasi makna dapat dilaksanakan. Melalui

negosiasi makna, siswa akan terhindar dari cara belajar menghafal. Siswa akan

merasa lebih mudah untuk mengubah konsepsinya menjadi konsep ilmiah.

3. Implikasi Terhadap Guru Mata Pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik

Agar proses pembelajaran dapat membuahkan hasil belajar yang tinggi,

maka para guru mata pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik agar

mengidentifikasi kompetensi apa yang harus dimiliki oleh siswa. Hasil identifikasi

(35)

135

dalam mereduksi miskonsepsi didalam pencapaian kompetensi yang harus

dimiliki oleh siswa.

4. Implikasi Terhadap Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Strategi pembelajaran kontekstual diupayakan diajarkan kepada mahasiswa yang

akan menjadi calon peserta didik di sekolah. Dengan demikian calon pendidik

dibidang teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik akan lebih berfikir logis

memahami strategi pembelajaran kontekstual.

C. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan

sebelumnya, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengelompokkan siswa menjadi kelas - kelas dalam proses pembelajaran

haruslah memperhatikan karakteristik siswa. Salah satu karakteristik yang

erat berkaitan erat dengan proses pembelajaran adalah bakat teknik. Oleh

karena itu, sebelum dilakukan pengelompokan siswa, diharapkan ada

pengukuran bakat teknik siswa terlebih dahulu. Hal ini bertujuan

mempermudah guru dalam merancang proses pembelajaran yang akan

diterapkan.

2. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa Strategi pembelajaran

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dari siswa,

dimana telah dilakukan eksperimen bahwa Strategi Pembelajaran

Kontekstual memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar jika

(36)

136

3. Dari hasil penelitian ini disarankan agar menggunakan strategi pembelajaran

kontestual kepada siswa yang memiliki bakat teknik tinggi dan

menggunakan strategi pembelajaran ekspositori kepada siswa yang memiliki

bakat teknik rendah sehingga hasil belajar yang didapatkan akan lebih baik.

4. Kepada para peneliti yang ingin mengkaji pengaruh strategi pembelajaran

terhadap hasil belajar, disarankan untuk meneliti strategi pembelajaran

bagaimana yang lebih unggul untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Pada analisis antar sel interaksi (antar bakat teknik dan penerapan strategi

pembelajaran), disarankan adanya variabel lain selain bakat teknik siswa

yang dapat lebih mempengaruhi hubungan sel interaksi terhadap hasil

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,s, (2001), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

, (2005), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Ali, M, (1992), Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa

Ajaja, Patrick, O, (2010). Efects Of CooPerative Learning Strategy On Junior Secondary School Student Achievement In Integrated Science, Vol. 14 No. 1

Anonim. (2011). "Pengertian Kualitas Pendidikan" diunduh dari (http://pengertianpengertian.blogspot.com/2011/12/pengertian-kualitas-pendidikan.html), pada tanggal 13 Januari 2015

Aqib, Zainal (2013), Model – Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya

Azharmind. (2012). "Kualitas Pendidikan Indonesia Rangking" diunduh dari (http://azharmind.blogspot.com/2012/02/kualitas-pendidikan-indonesia-ranking.html), pada 13 Januari 2015

Bigge, Morris L. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta:Kanisius

Dick, W & Carey, 2005. The Systematic Design of Instruksional. New York: Longman

Dimyanti dan Mudjono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Dahar, R, W (2006), Teori – Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Gagne, Robert, M & Driscoil, Marcy P. 1989, Essentials of Learning for Instruction, New Jersey: Prentice Hall

Glynn, M Shawn, (2004), Contextual Teaching an Learning of Science In Elementary Schools, Journal of Elementary Science Education, Vol 16, No. 2

Gereffi, Gery, et al. Getting The Numbers Ringht : Internasional Enginnering Education In The United States, China And India.

Hirschi, A (2010), Vocational Interests and Career Gools : Development and Relations to Personality in Middle Adolescence, Journal of Career Assesment

(38)

138

Jhonson, Elaine, B, (2007), Contextual Teaching & Learning, MLC, Bandung

Ketut, Sukardi, Dewa. 2004. Analisis Tes Bakat, Bogor : Ghalia Indonesia

Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana

Mulich, M, (2007), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta

Nurhadi, (2003), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK, Universitas Negeri Malang, Malang

Prawiradilaga, Dewi Salma, 2008. Prinsip Disiplin Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Ristika Novi, 2009. “Pengaruh Metode Pembelajaran Think Pare Share Dan Bakat Teknik Terhadap Hasil Belajar Menguasai Konsep Dasar Listrik Dan Elektronika Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Medan T.A. 2008 – 2009”. Skripsi, Medan: Universitas negeri Medan

Sanjaya, W, (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Prenada, Jakarta

, (2008), Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran, Kencana Prenada, Jakarta

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Sudjana, (2005), Metode Statistik, Tarsito, Bandung

Satriani, et al (2012), Contextual Teaching and Learning Approach to Teaching Writing, Indonesian Journal of Applied Linguistics, Vol 2 No. 1

Samosir Ellysah. 2008. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontesktual Yang Dikembangkan dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar MTDE Pada Siswa Tingkat I Program Keahlian Audio Video SMK Negeri I Percut Sei Tuan T.A 2008/2009.” Skripsi, Medan: Universitas Negeri Medan

Sagala, Syaiful, H, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran Pembelajaran, Alfabeta, Bandung

(39)

139

Tjalla, Awaluddin. Education Quality, National education Standart, TIMSS, PISA, PIRLS

Utami, Munandar. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta : Rineka Cipta

Gambar

Gambar 4.1
Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2012 – 2014

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan penambangan pasir di Kabupten Magelang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral dengan ruang lingkup pengaturan yang mencakup

Analisis statistik yang digunakan adalah metode Kruskal Wallis yang menyatakan bahwa pelilinan terhadap perubahan total organoleptik pada buah sawo selama

Analisis Potensi Penerimaan Pajak Reklame Sebagai Pendapatan Asli Daerah Kabupate n Banyuwangi; Dhaniar Fito Ardilas; 050910201171; 2013; Progtam Studi Ilmu

Kondisi tersebut memberikan peluang untuk mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan fenomena pembentukan proses loyalitas pelanggan melalui persepsi atas kualitas

Is Peer Editing effective to teach writing at the eleventh grade students. Does Peer Editing overcome the students’ difficulties

Faktor guru yang kedua adalah teknik mengajar yang digunakan oleh. guru dalam pembelajaran kurang menarik

Dengan demikian guru disebut sebagai motivator dan fasilitator pembelajaran (Hari Suderajat, 2005: 15). Pada gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian

[r]