69 BAB III PENUTUP
Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab sebelumnya bahwa dalam kerangka pembangunan ekonomi pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan profesionalisme pelayanan publik termasuk dalam melakukan penataan di bidang perizinan. Melekatnya profesionalisme dalam konteks pelayanan publik, maka kebijakan menjadi salah satu faktor yang akan mendorong peran pemerintah menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat bagi masyarakat. Kebijakan peniadaan retribusi SIUP di Kota Salatiga dengan maksud bahwa pemerintah ingin membangun iklim dunia usaha khususnya UMKM menjadi lebih kondusif dengan konsep deregulasi peraturan dan debirokratisasi dalam pelaksanaannya dapat disimpulkan sebagai berikut :
A. Kesimpulan
70
surat keputusan pencabutan Perda tersebut dari Mendagri ataupun dari Gubernur, seolah-olah menimbulkan kesan bahwa Pemda Salatiga tidak taat pada pemerintah, padahal kenyataannya secara de yure Pemda sudah responsif untuk tidak memberlakukan kembali perda-perda yang bertentangan tersebut. Berkenaan dengan kondisi tersebut maka langkah yang perlu dilakukan oleh Pemda adalah lebih intensif dalam melakukan konsultasi pencabutan Perda No. 10 tahun 2003 kepada Gubernur, agar supaya segera mendapat surat keputusan pencabutan melalui surat keputusan Gubernur, sehingga Pemda dapat segera membuat perda pengganti yang baru agar pelayanan pembuatan SIUP dapat dilakukan secara optimal.
71 B. Saran
1. Disarankan Kepada Pemerintah Daerah untuk segera mencabut perda yang bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi tingkatannya, perlu menjadwalkan dalam jadwal tahunan secara rutin dan berkala mengadakan monitoring, sosialisasi kepada pelaku UMKM disetiap wilayah Kecamatan, dan pada sektor-sektor dimana potensi usaha UMKM cukup besar. Dalam pencabutan Perda No.10 tahun 2003 disarankan Pemerintah Daerah Kota Salatiga dapat membuka kemungkinan untuk mempermudah proses izin-izin lainnya yang menyertai permohonan pengajuan SIUP.