• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekontruksi Identitas Perempuan dalam 1 Korintus 14 : 34 – 40 dari Perspektif Poskolonial Perempuan Kristen Jawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekontruksi Identitas Perempuan dalam 1 Korintus 14 : 34 – 40 dari Perspektif Poskolonial Perempuan Kristen Jawa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN

DALAM 1 KORINTUS 14 : 34

40

DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN

JAWA

Tesis Diajukan kepada

Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya Wacana

SEDIYOKO 752012003

MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)

ABSTRAKSI

Tesis ini berjudul Rekontruksi Identitas Perempuan Dalam 1 Korintus 14:34-40 Dari Perspektif Perempuan Kristen Jawa. Pada jaman dulu perempuan Jawa terikat dan terkekang kebebasannya oleh budaya patriarkal yang melekat dalam masyarakat yang berbudaya Jawa. Budaya Jawa juga sangat berpengaruh dalam hal relasi antara perempuan dengan laki-laki. Perempuan Jawa dianggap lebih rendah daripada laki, tidak pantas kalau menduduki jabatan dan peran yang setara dengan laki-laki. Perempuan Jawa selalu dianggap rendah, lemah dan kurang mampu sehingga mudah dikuasai oleh laki-laki. Budaya patriarkal merembes hingga mempengaruhi sikap dan perilaku dalam kehidupan Gereja Kristen Jawa terhadap perempuan. Gereja Kristen Jawa tidak bisa dilepaskan dari budaya patriarkal bahkan menerapkan batasan-batasan terhadap peran perempuan. Batasan peran terjadi dalam sistem pemerintahan gereja. Sistem pemerintahan Gereja Kristen Jawa menyatakan bahwa perempuan tidak boleh menduduki jabatan sebagai pendeta jemaat.(Sesuai Akta I /1949 Artikel 31 sidang sinode GKJ dan Akta V/1956 Artikel 75).

Berdasarkan akta tersebut, menunjukkan bahwa ada upaya mengganjal perempuan Jawa untuk berkiprah di dalam pemerintahan gereja. Pendeta laki-laki Gereja Kristen Jawa tidak mau disaingi oleh pendeta perempuan. Ide menghambat peran perempuan Jawa juga dilegitimasi dengan penafsiran firman Tuhan dalam 1 Kor 14:34-35. Ayat-ayat ini dalam praksis dilegitimasi oleh kaum laki-laki sebagai aturan dari Tuhan Yesus Kristus. Padahal ayat-ayat ini merupakan interpolasi atau penyisipan dari golongan kharismatik. Menurut konteks 1 Korintus 14:33-40, sebenarnya tidak melarang perempuan untuk menduduki jabatan dalam gereja. Pemimpin di Korintus menekankan kepada perempuan harus memakai kerudung saat berada dalam ibadah dan menanyakan segala sesuatu yang ada dalam ibadah kepada suaminya saat berada dirumah.

Oleh karena itu, Studi Poskolonial diharapkan mampu menolong perempuan Jawa yang terjajah oleh sistem patriarkal untuk mengadakan sebuah perubahan atau rekontruksi. Bahkan melalui Hermeneutik Poskolonial akan membantu dalam menginterpretasikan dan memahami teks 1 Korintus 14:33-40. Keterlibatan konteks ini berarti melibatkan pengalaman pribadi, sosial, budaya dan politik.

Jika melihat realitas sosial saat ini, sangat jelas menunjukan bahwa perempuan Jawa sudah mendapatkan kesempatan untuk mencapai banyak kemajuan, memperoleh pendidikan dan mendapat pekerjaan. Adanya keinginan dari perempuan untuk mengadakan perubahan dalam status sosial. Berdasarkan pemahaman yang seperti itu, perempuan Jawa menginginkan sebuah perubahan pemahaman penafsiran terhadap ayat tersebut. Perempuan Jawa menginginkan adanya rekontruksi tentang identitas perempuan. Identitas Perempuan Jawa yaitu perempuan yang bermartabat, berbudaya Jawa serta mampu melakukan perubahan (rekontruksi) terhadap sistem patriarkal.

Menanggapi kenyataan yang semacam itu, penulis menyarankan adanya kesadaran diantara semua pihak untuk menanggapi keberadaan perempuan dan laki-laki yang sederajat. Kaum laki-laki harus melonggarkan hati, sikap dan perilaku dari sistem patriarkal. Perempuan sebagai penolong yang sepadan diberi kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Perempuan diharapkan mampu untuk mengembangkan diri dan menjadi agen-agen perubahan. Hal ini bisa terwujud ketika perempuan bisa semakin banyak yang menjadi pemimpin dalam segala bidang misalnya sebagai pendeta Gereja Kristen Jawa khususnya dikota Semarang dan sekitarnya. Bagi Magister Sosiologi Agama, hendaknya semakin memberikan pencerahan mengenai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.

(Amsal 1:7)

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku

(Filipi 4:13)

Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau

pergi.

Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya,

(5)

KATA PENGANTAR

Di tengah pergumulan hidup dan studi, ditengah jerih payah pelayanan, ternyata masih

ada sepercik sinar menerangi. Sehingga sisa- sisa kepercayaanpu ada dan memampukan

penulis untuk menyelesaikan Tesis ini. Terima kasih Tuhan Yesus, ternyata sinar itu

memancar dari Roh KudusMu, Engkau layak mendapat Pujian, puji Tuhan!

Dalam penulisan ini terdapat begitu banyak dinamika tugas dan permasalahan yang

terjadi. Sehingga segala hasil yang dicapai bukan semata-mata usaha penulis sendiri,

melainkan suatu kerja sama yang harmonis dengan berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Pdt. Yusak B. Setyawan, MATS, Ph.D yang dengan sabar telah membimbing dan

berkenan memberikan dukungan, semangat dan saran yang bermakna bagi penulis

dalam menyelesaikan Tesis ini.

2. Pdt. Dr. Dien Sumiyatiningsih, G.D.Th, MA selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga bagi penulis

dalam penulisan Tesis ini.

3. Ira Manggillo, Ph.D yang sudah berkenan menguji dan memberikan masukan yang

sangat berguna dalam penyempurnaan Tesis ini.

4. Dr. David Samiyono, MTS, MSLS selaku mantan Kaprogdi Program Pasca Sarjana

Magister Sosiolog Agama Universitas Kristen Satya Wacana yang selalu memberikan

dukungan dan dorongan serta semangat.

5. Dosen-dosen dan teman-teman di Magister Sosiolog Agama Universitas Kristen

(6)

6. Pegawai tata usaha Program Studi Magister Sosiolog Agama Universitas Kristen

Satya Wacana.

7. Majelis GKJ Semarang Barat yang telah merekomendasi dan mendukung dalam doa,

dana dan daya.

8. Sinode GKJ yang telah mendukung dalam doa, dana dan daya.

9. Prof. Dr. Dr. Soetomo. WE. MPd yang telah memberikan rekomendasi, dukungan dan

semangat.

10.Seluruh Responden yang telah bersedia membantu dan mendukung tercapainya

penelitian sehingga Tesis selesai dengan baik.

11.Bapak Bowo Raharjo Sumardi dan Ibu Suparti yang telah mendorong dan mendukung

dalam doa yang tak pernah henti dalam penulisan Tesis ini.

12.Isteriku Katarina Sri Julijanti SPd dan anakku Otniel Eucharistia Wicaksono serta

anakku Yoel Eucharistia Wibisono yang begitu banyak berkorban, bersabar dan setia

demi selesainya Tesis ini.

13.Seluruh jemaat GKJ Semarang Barat yang telah mendukung dalam doa, dana dan

daya.

14.Segenap, sahabat, handai taulan yang tidak bisa disebut satu satu.

Dan akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih untuk semua pihak yang

dengan segala kesetiaan dan pengorbanan telah menopang penulis dalam menyelesaikan

penulisan Tesis ini.

Salatiga, Pebruari 2016

(7)

DAFTAR ISI

Pengesahan ………..……….. i

Abstraksi………..………...……… ii

Motto dan Persembahan……….……… iii

Kata Pengantar...………... iv

Daftar Isi ……… vi

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……….. 1

1.2. Batasan Masalah………..………. 11

1.3. Rumusan Masalah………. 11

1.4. Tujuan Penulisan……….………...………... 11

1.5. Manfaat Penelitian………..………….. 11

1.6. Metode Penelitian………...………..……… 12

1.7 Sistematika Penulisan………..………. 14

BAB II : PERSPEKTIF PEREMPUAN JAWA TENTANG IDENTITAS PEREMPUAN.. 15

2.1. Pengertian Poskolonial………..……….. 15

2.1.1. Edward William Said………..………….……….. 17

2.1.2. Gayatri Chakravort Spivak………..……….……….. 17

2.1.3. Hopmi K Bhabha……….….…..………. 19

2.2. Pengertian Gender / Perempuan……….……….. 20

2.3. Peran Perempuan Indonesia…..………...……….. 21

2.3.1. Gerekan Perempuan Indonesia Sebelum 1928……….…….…….. 21

(8)

2.3.3. Era Soekarno ( 1945 –1965 )………. 22

2.3.4. Era Soeharto ( 1966 –1988 )……….……….……… 23

2.3.5. Pasca Soeharto –Sekarang ……….……….……….. 24

2.4. Pengertian kebudayaan Jawa………...…..……… 24

2.4.1. Budaya Patriakal………..………. 27

2.4.2. Pengaruh Budaya Jawa……….………. 30

2.4.3. Perempuan Jawa……….……… 31

2.4.4. Kedudukan perempuan Jawa.………..……….. 35

2.4.5. Perempuan Jawa dalam bidang Agama……….……… 37

2.4.6. Gereja Kristen Jawa dan Perempuan………. 40

2.5. Perspektif Perempuan Jawa Tentang Identitas Perempuan ……… 42

2.5.1. Bermartabat sebagai ciptaan Tuhan……….………..…… 42

2.5.2. Identitas sebagai manusia berbudaya Jawa……… 45

2.5.3. Perempuan Jawa mengubah sistem Patriakal ……… 51

2.6. Kesimpulan ……… 60

BAB III : KONTEKS SOSIO POLITIK 1 KORINTUS ……….…………..… 63

3.1. Kitab Korintus ………..….……… 63

3.1.1. Konteks Sosial Politik Korintus …………..………...…………. 63

3.1.2. Ajaran Yang Berkembang di Korintus………..…..………. 65

3.2. Perempuan Di Abad Pertama Budaya Mediterania……… 67

3.3. Perempuan Dan Keluarga Dari Imam DiSurat-Surat Paulus ……….……… 71

(9)

3.5. Kesimpulan ……… 81

BAB IV : MEMAHAMI ULANG 1 KORINTUS 14:33-40 DARI PRESPEKTIF PEREMPUAN JAWA ………..………….……… 85

4.1. Pendahuluan………..……….………..… 85

4.2. Memahami Teks Dalam 1 Korintus 14 :34-40………...……….…… 85

4.3. Pandangan Perempuan Dalam 1 Korintus 14: 34-40……..……..………….…… 91

4.4. Peran Baru poskolonial………..….………... 96

4.5. Kesimpulan…………..……….………..……….… 108

BAB V : PENUTUP ………...………..…….…. 109

5.1. Kesimpulan ……….………..…….. 109

5.2. Refleksi Teologis ...……….……….…… 110

5.3. Rekomendasi………...….………….………...…..….. 110

DAFTAR PUSTAKA……….……….……….…..… 112

(10)
(11)

Referensi

Dokumen terkait

Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara online melalui website pengadaan : lpse.tegalkota.go.id atas penetapan pemenang ini kepada Pokja ULP Kegiatan Rehabilitasi

Kata ‘memberdayakan’ mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekedar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh guru, tetapi pengetahuan tersebut juga menjadi muatan nurani

[r]

Sementara itu tim robot tuan rumah gelaran KRI dan KRCI, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sudah menyiapkan empat robot terbaiknya.. Masing-masing untuk divisi KRI diberi

[r]

Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA. Barang/Jasa Jasa Konstruksi - 187.082.150 - 25 Ha HPT Batang Lipai Siabu

[r]

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Keperawatan Dasar II dengan dosen pembimbing Ns.. Innez Karunia