UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII MTsN 2 MEDAN TAHUN AJARAN 2011/ 2012
Oleh: Nico E Bako N I M. 05311393
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Batasan Masalah 6
1.4 Rumusan Masalah 6
1.5 Tujuan Penelitian 6
1.6 Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Pengertian Konsep 8
2.1.2 Konsep Matematika 8
2.1.3 Pemahaman Konsep Matematika 10
2.1.4 Pembelajaran Konsep Matematika 10
2.1.5 Teori Belajar Konstruktivisme 12
2.1.6 Strategi Belajar 13
2.1.7 Strategi Accelerated Learning 14
2.1.8 Pembelajaran Konvensional 28
2.1.9 Perbedaan Accelerated Learning dengan Konvensional 30
2.1.10 Media Pembelajaran 31
vii
2.1.12 Autograph 38
2.1.13 Fungsi Kuadrat 40
2.2 Kerangka Konseptual 45
2.3 Hipotesis 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47
3.1 Jenis Penelitian 47
3.2 Lokasi Penelitian 47
3.3 Populasi dan Sampel 47
3.3.1 Populasi 47
3.3.2 Sampel 47
3.4 Variabel Penelitian 48
3.5 Defenisi Operasional 48
3.6 Desain Penelitian 49
3.7 Prosedur Penelitian 50
3.8 Instrumen Pengumpulan Data 51
3.8.1 Reabilitas Tes 52
3.8.2 Validitas Tes 53
3.8.3 Taraf Sukar Soal 54
3.8.4 Daya Pembeda Soal 55
3.9 Teknik Analisis Data 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 61
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 61
4.1.1 Deskripsi Pemahaman Konsep
Siswa di Kelas Eksperimen 61
4.1.2 Deskripsi Pemahaman Konsep Siswa di Kelas Kontrol 62
4.2 Analis Data Penelitian 63
4.2.1 Uji Normalitas Data 63
4.2.2 Uji Homogenitas 64
viii
4.3 Hasil Penelitian 65
4.4 Diskusi atau Pembahasan Hasil Penelitian 65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 68
5.1. Simpulan 68
5.2. Saran 68
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Ansari, Bansu, Irianto.(2009). Komunikasi Matematik (Konsep dan Aplikasi). Banda Aceh: Penerbit PeNA.
Ambarita.J. (2007). Kapita Selecta (Pendidikan Matematika Sekolah). Medan: Diktat FMIPA UNIMED.
Arikunto, S. (2009), Prosedur Penelitian. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Arief, Sadima, dkk. (1990). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Armanto, D. (2008). Penilaian Hasil Belajar. Makalah disajikan dalam PLPG 3 pada FMIPA UNIMED, Medan, 21-30 januari 2008
Asmin. (2007). Penilaian Hasil Belajar. Medan : FMIPA Unimed
Azhar, Arsyad. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Butler. (2011). Tutorial. www.autograph-math.com. (diakses 28 Oktober 2011)
Dewi dan Evelin. (2007). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Djamarah, Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed.
Hamalik. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti
Hamzah. (2010). Teori Belajar Kontruktivisme. http://www.Duniaedukasi.net/ teori-belajar-konstruktivisme.html. (diakses 7 November 2011)
Hudojo, H. (1988). Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta.
Ikhsan. (2011). Mutimedia. (http://www.teknologipendidikan.com. (diakses 5 Oktober 2011)
70
Kristiyanto. (2007), Pembelajaran Matematika Berdasar Teori, http://kris-21. blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasarteori_04.html, (diakses 20 Januari 2011).
Masykur, dan Fathani, (2007), Mathematical Intelligence, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Pers
PISA. (2010). Peringkat Peserta Pisa. http://pisaindonesia.wordpress.com /2010/12/17/ rangking-indonesia-pada-pisa-2009-dan-10-terbaik/(diakses 17 Desember 2010)
Rose dan Nicholl, (2002). Accelerated Learning for 21th century. Alih bahasa: Dedy Ahimsa. Bandung : Nusa Cendikia.
Saton. (2011). http://www.diknas.com (diakses 5 September 2010)
Soedjadi, (2009), Pembelajaran Matematika Sekolah, Syarifartikel.blogspot. com/2009/7/Pembelajaran – Matematika – Sekolah1.html, (diakses 7 Agustus 2011).
Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Evaluasi pendidikan. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada
Sudjana. (2009). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Sutikno. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.
TIMMS. (2010). Fakta dan Statistika. http://www.sampoernafoundation.org/id/ Facts/fakta-dan-statistik.html.(diakses 17 Desember 2010)
Trianto.(2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi konstruktivistik (Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya). Jakarta: Prestasi Pustaka
Uno, Hamzah. (2008). Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang kreatif dan efektif. Jakarta : Bumi Aksara.
68 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik t yang dilakukan
dalam penelitian ini, maka penulis menyimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa
pada materi fungsi kuadrat yang menerapkan Accelerated Learning dengan bantuan
media autograph lebih baik daripada pemahaman konsep siswa yang pembelajarannya
konvensional di kelas X SMA Negeri 2 Tarutung tahun ajaran 2011/2012. Selanjutnya
,berdasarkan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, Nilai rata-rata pos-test
kelas eksperimen sebesar 71,25. Sedangkan nilai rata-rata pos-test kelas kontrol sebesar
65,80.
5.2. Saran
Berdasarkan temuan hasil penelitian yang telah disajikan pada BAB IV maka
disarankan:
1. Kepada guru matematika sebaiknya menggunakan strategi pembelajaran yang tepat
agar siswa dapat terlibat aktif saat proses pembelajaran berlangsung sehingga
pembelajaran menjadi menyenangkan dan mudah dipahami.
2. Kepada guru matematika sebaiknya jika suatu topik itu berhubungan pada pelajaran
fungsi kuadrat agar menggunakan media pembelajaran sehingga siswa lebih tertarik
dalam belajar dan pelajaran menjadi lebih mudah dipahami
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama diharapkan
lebih maksimal dalam menerapkan strategi accelerated learning dan media
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Skenario Strategi Accelerated Learning dengan
Bantuan Media Autograph 25
Tabel 2.2 Perbedaan Strategi Accelerated Learning dengan
Pembelajaran Konvensional 30
Tabel 2.3 Jenis Media 34
Tabel 3.1 Desain Penelitian 49
Tabel 3.2 Validitas Item Soal 54
Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran Soal 55
Tabel 3.4 Daya Pembeda Soal 56
Tabel 4.1 Ringkasan Analis Uji Normalitas 64
iv
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Penerapan Accelerated Learning Dengan Bantuan Media Autograph Terhadap Pamahaman Konsep Matematika Pada Topik Fungsi Kuadrat Di Kelas
X Sma Negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan
Matematika Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Bornok Sinaga, M.Pd selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, serta saran-saran dalam penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr, Sahat Saragih M.Pd,
Bapak Drs. Togi, M.Pd, dan Bapak Zul Amry., M.Si selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar,
M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di
rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA, Bapak
Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika, bapak Drs. Syafari,
M.Pd selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, bapak Drs. Yasifati Hia, M.Pd
selaku sekretaris jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh bapak dan Ibu
Dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah
membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Jhon Saragih selaku Kepala SMA Negeri 2 Tarutung, Ibu Dra. N. Nainggolan
selaku guru matematika yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda
O. Sihombing dan Ibunda E. Nainggolan dan adik-adik tercinta (Susi Sihombing
v
memberikan bimbingan, motivasi, dan doa demi keberhasilan penulis
menyelesaikan skripsi ini (Tante dan Uda Cici dan masih banyak lagi).
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat selama
perkuliahan, terkhusus DIK B’06 yang telah banyak membantu dan memotivasi
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih buat dukungan doa dari sahabat
(Hasmar dan Alex), terkhusus Christina Hutabarat S.Pd yang selalu mendukung
dan memotivasi penulis untuk selalu semangat dalam penyusunan skripsi ini. Tak
lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak atas motivasi dan dukungannya
dari Departemen Matematika Medica (Vicky, Ferdinan, Dedy, B’ Justin dan B’ Fajar) terkhusus B’ Aron yang telah banyak memberi penulis saran dan motivasi untuk semangat dan cepat dalam menyelesaiakan penyusunan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat . Tuhan memberkati.
Medan, September 2012
Penulis
David E. Sihombing
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Accelerated Learning 71
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional 80
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa 89
Lampiran 4. Penyelesaian Lembar Kerja Siswa 96
Lampiran 5. Instrumen Penelitian (Pre-test) 102
Lampiran 6. Instrumen Penelitian (Post-test) 103
Lampiran 7. Penyelesaian Pre-test 104
Lampiran 8. Penyelesaian Post-test 107
Lampiran 9. Kisi-kisi Pre-test dan Post-test 113
Lampiran 10.Lembar Validitas Pre-test dan Post-test 115
Lampiran 11.Perhitungan Validitas Soal 117
Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Soal 121
Lampiran 13 Format Mencari Tingkat kesukaran dan Daya Pembeda Tes 123
Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 124
Lampiran 15 Perhitungan Daya Pembeda Tes 125
Lampiran 16 Data Pre-test dan Post-test Siswa 131
Lampiran 17 Uji Normalitas Data 133
Lampiran 18 Uji Homogenitas 137
Lampiran 19 Uji Hipotesis 139
Lampiran 20 Indikator Pembelajaran 141
iii
PENERAPAN ACCELERATED LEARNING DENGAN BANTUAN MEDIA AUTOGRAPH TERHADAP PAMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA
TOPIK FUNGSI KUADRAT DI KELAS X SMA NEGERI 2 TARUTUNG TAHUN AJARAN 2011/2012
David Examen Sihombing (061244110072) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan acccelerated learning dengan bantuan media autograph efektif dalam mengajarkan topik fungsi kuadrat dan selanjutnya untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan accelerated learning dengan bantuan media autograph lebih baik dari pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada topik fungsi kuadrat di kelas X SMA Negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran 2011/2012.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 2 Tarutung yang terdiri dari 7 kelas. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yang diambil secara acak. Jumlah siswa di kelas eksperimen adalah 40 orang dan di kelas kontrol sebanyak 40 orang dan kelas XI sebagai kelas ujicoba untuk menguji instrument penelitian. Pengambilan sampel secara acak dilakukan karena berdasarkan keterangan pihak sekolah tempat penelitian bahwa penyebaran siswa tidak berdasarkan rangking.
Dalam penelitian ini dikembangkan beberapa perangkat dan instrumen penelitian. Perangkat yang dikembangkan adalah RPP dan LKS. Sementara itu, instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tes pengetahuan materi prasyarat (pre-tes) dan tes pemahaman konsep (post-tes). Instrumen yang dikembangkan tersebut telah memenuhi karakteristik tes yang baik dari segi reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran soal, dan daya beda soal. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes uraian yang terlebih dahulu diujicobakan ke kelas lain di luar sampel penelitian dan dari perhitungan validitas dan reliabilitas tes diperoleh semua tes valid dan reliabel. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai validitas masing-masing soal dan 0,312. Hal ini berarti bahwa maka soal dinyatakan valid. Untuk reliabilitas diperoleh dan . Hal ini berarti bahwa maka soal dinyatakan reliabel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pre-test dan post-test siswa kelas eksperimen sebesar 68,10 dan 71,25 sedangkan nilai rata-rata pre-test dan post-test siswa kelas kontrol sebesar 67,55 dan 65,80. Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik-t diperoleh bahwa = 1,989 dan = 1,6697. Hal ini berarti bahwa maka ditolak dan diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa pada materi fungsi kuadrat yang pembelajarannya menerapkan accelerated learning dengan bantuan media autograph lebih tinggi daripada pemahaman konsep siswa yang pembelajarannya konvensional di kelas X SMA negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran 2011/2012.
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
David Examen Sihombing lahir di Tarutung, Tapanuli Utara pada tanggal 8
September 1988. Anak Pertama dari 3 bersaudara. Ibunda bernama Eti Nainggolan dan
Ayahanda bernama Olden Sihombing. Pada tahun 1994, Penulis masuk SD Negeri No.
173131 Tarutung dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Tarutung dan lulus pada tahun 2003. Kemudian,
penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Tarutung dan lulus pada tahun 2006.
Pada tahun yang sama, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
melalui upaya peningkatan kualitas pendidikan pada semua jenjang pendidikan,
yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia
seutuhnya. Untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan
diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan sesuai
dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sains (IPTEKS).
Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sains (IPTEKS) saat
ini memudahkan kita untuk berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi
dengan cepat dari berbagai belahan dunia. Untuk tampil unggul pada keadaan
yang selalu berubah dan kompetetif ini, kita perlu memiliki kemampuan
memperoleh, memilih dan mengelola informasi, kemampuan untuk dapat berpikir
secara kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan untuk dapat bekerjasama
secara efektif. Matematika merupakan ilmu yang berhubungan dengan ide-ide
atau konsep abstrak yang tersusun secara hirarki dan penalaran yang
membutuhkan pemahaman secara bertahap atau berurutan. Pola pikir matematika
selalu menjadi andalan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, pendidikan matematika mempunyai peran yang besar untuk
menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara
global. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2003:253) juga menambahkan bahwa :
Alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Dari kutipan diatas jelaslah bahwa matematika memegang peranan yang
sangat penting dalam pendidikan, sehingga sudah seharusnya matematika menjadi
2
Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan matematika di Indonesia
masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator hasil belajar temuan
sejumlah penelitian, dan kontes internasional matematika.
Hasil penelitian PISA (Programme for International Student Assessment)
yang dilakukan tahun 2009 kualitas pembelajaran Indonesia dalam bidang
matematika berada pada peringkat 61 dari 65 negara.
http://pisaindonesia.wordpress.com/2010/12/17/rangking-indonesia-pada-pisa-2009-dan-10-terbaik/. Hasil penelitian TIMMS (Trends in International
Mathematics and Science Study) tahun 2007 kualitas pembelajaran Indonesia dalam bidang matematika berada pada peringkat 36 dari 48 negara.
(http://www.sampoernafoundation.org/id/Facts/fakta-dan-statistik.html).
Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan matematika di Indonesia. Rendahnya pendidikan matematika tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi motivasi dan minat belajar siswa
itu sendiri, guru, pendekatan, metode, strategi pembelajaran yang digunakan,
media pembelajaran, sarana, dan prasarana serta suasana belajar.
Strategi mengajar yang kurang tepat dan media pembelajaran yang jarang
digunakan mengakibatkan siswa cepat bosan belajar matematika sehingga konsep
matematika tidak dapat dipahami dengan baik sehingga kesan dari matematika
hanya menghafal rumus saja. Hal ini diungkapkan oleh Trianto (2007:1) bahwa : ”Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh
pembelajaran tradisional atau konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas
cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif.” Fenomena seperti itu
telah diungkapkan juga oleh Ruseffendi (dalam Ansari, 2009:2)
Kemerosotan pemahaman konsep matematika siswa di kelas antara lain karena:
(a) Dalam mengajar guru sering mencontohkan pada siswa bagaimana menyelesaikan soal;
3
(c) Pada saat mengajar matematika, guru langsung menjelaskan topik yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian contoh dan soal untuk latihan.
Dalam prakteknya di sekolah, siswa hanya menghapal konsep dan kurang
mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan
nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya. Walaupun demikian
ada siswa mampu memiliki tingkat hapalan yang baik terhadap materi yang
diterimanya, namun kenyataannya mereka sering kurang memahami dan mengerti
secara mendalam pengetahuan tersebut. Seperti yang dikemukakan Masykur dan
Fathani (2007:54):
Jika rumus-rumus matematika yang digunakan itu tidak disertai dengan pemahaman yang cukup dan mendalam tentang hakekat dan konsep matematika maka matematika hanya akan menjadi hapalan saja. Padahal, menghapal merupakan proses yang mekanistik, kendati diakui bahwa dalam belajar matematika juga perlu menghapal (dalam persentase kecil), namun yang lebih penting, menghapal dalam belajar matematika harus dilandasi dengan pemahaman konsep yang matang terlebih dahulu, tidak ada satupun dalam konsep matematika yang wajib dihapal tanpa dipahami konsepnya terlebih dahulu.
Adanya kekeliruan dalam memahami konsep-konsep dasar matematika
tersebut, maka semakin menegaskan bahwa penyampaian materi dengan
pembelajaran konvensional perlu diganti dengan strategi yang baru. Sehingga
konsep matematika semakin mudah dipahami dan kesan sulit yang selama ini
melekat dapat dihilangkan.
Belajar yang paling baik melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indra,
dan segenap kedalaman serta keluasaan pribadi. Hubungan yang baik antara guru
dan murid adalah salah satu faktor penentu apakah pembelajaran dapat berjalan
dengan menyenangkan dan efektif. Sangat penting meluangkan waktu bersama
siswa dan menjamin siswa dapat menerima, bebas stres dan suasana hati gembira.
Belajar bukan sekedar transfer ilmu, tetapi membantu siswa
mengembangkan pemahamannya sendiri sampai kepemahaman konsep yang
benar tentang subjek untuk mengoptimalkan proses internal dalam diri peserta
4
pengetahuan baru, sehingga pembelajaran harus dirancang menyenangkan,
menarik, melibatkan seluruh pikiran, tubuh dan emosi dan berkreasi.
Salah satu materi dalam pelajaran matematika adalah fungsi kuadrat.
Dalam materi ini diperlukan pemahaman konsep yang baik serta daya imajinasi
untuk memahami dan menggambarkan bentuk-bentuk kurva serta memahami
sifat-sifat dari kurva tersebut. Dalam materi ini banyak siswa yang kesulitan
memahami sifat-sifat dari kurva tersebut sehingga membayangkan dan
menggambarkan bentuk kurva sulit. Seperti dikatakan guru matematika SMA
Negeri 2 Tarutung, “Banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk
membayangkan dan menggambarkan kurva dengan benar dan tidak dapat
membedakan syarat-syarat kurva ”. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa salah
satu kesulitan mempelajari matematika adalah siswa kurangnya pemahaman
terhadap konsep abstrak. Hal ini terjadi karena jarangnya penggunaan media
pembelajaran. Terutama pada pelajaran matematika yang bersifat geometri.
Untuk mengatasi hal ini, guru hendaknya mampu memberi inovasi dan
pembaharuan dalam proses pembelajaran matematika, sehingga dalam belajar
matematika konsep lebih mudah dipahami, lebih cepat dimengerti, lebih bermakna
dan menyenangkan, salah satunya dengan pembelajaran akseleratif (accelerated
learning) dengan bantuan media pembelajaran, seperti di ungkapkan Rose dan Nicholl (2002) “Strategi pembelajaran accelerated learning mangakui masing-masing individu memiliki cara belajar pribadi sesuai dengan karakter mereka”.
Belajar dengan cara paling alamiah bagi diri sendiri akan lebih mudah dan lebih
cepat dalam memahami konsep. Pembelajaran accelerated learning memadukan
aneka permainan, aplikasi emosi, musik, visualisasi, peta konsep sehingga
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna dengan daya ingat yang
lebih kuat dan pemahaman konsep yang lebih cepat.
Pembelajaran accelerated learning dengan bantuan media pembelajaran
komputer diharapkan dapat menjadi lebih efektif, lebih mudah dan cepat
dimengerti. Proses pembelajaran dengan media pembelajaran yaitu komputer
mampu memberikan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan seperti yang
5
Para pakar dalam bidang pendidikan mengatakan bahwa komputer sesuai digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran matematika komputer berfungsi sebagai alat (tool), dan tutor
Hal ini senada juga dinyatakan oleh Ikhsan (2011) dalam
(http://www.teknologipendidikan.com) :
Kemajuan media komputer memberi beberapa kelebihan untuk produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi dan jaringan serta internet. Komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran.
Hal ini juga telah dibuktikan dengan banyak fakta, informasi di media
massa dan juga berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. bahwa pembelajaran
yang memanfaatkan teknologi informasi jauh lebih efektif. Misalnya seperti yang
dikatakan Saton (2011) dalam (http://www.diknas.com):
Komputer dalam pembelajaran matematika di Jepang dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa karena komputer dapat membantu visualisasi bangun-bangun geometri, menghitung bilangan dengan cepat dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika.
Begitu bermanfaatnya penggunaan komputer sebagai media dalam
pembelajaran. Namun, penggunaan media komputer di sekolah-sekolah masih
belum dioptimalkan khususnya di sekolah-sekolah di Sumatera Utara.
Hal ini terjadi karena banyak guru yang tidak meluangkan waktunya untuk
belajar software komputer yang berhubungan dengan pembelajaran matematika
dan kemampuan guru dalam menggunakan komputer masih kurang.
Dengan diterapkannya accelerated learning dengan bantuan komputer
diharapkan siswa akan lebih memahami konsep matematika sehingga terjadi
perolehan, pengorganisasian dan pengungkapan pengetahuan baru.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Penerapan Accelerated learning dengan
Bantuan Media Autograph Terhadap Pemahaman Konsep Matematika pada Topik Fungsi Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran
6
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat di
identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kualitas pendidikan Indonesia khususnya matematika masih rendah.
2. Kurangnya partisipasi siswa di kelas sehingga selama pembelajaran siswa
cenderung pasif dan hanya menerima informasi dari guru.
3. Jarangnya penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar.
Terutama media yang berbasis komputer.
4. Kemampuan siswa yang masih rendah dalam menggambar,
membayangkan dan memahami konsep fungsi kuadrat
5. Model dan strategi pembelajaran yang digunakan guru masih konvesional.
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah Penerapan
Accelerated learning dengan Bantuan Media Autograph Terhadap Pemahaman Konsep Matematika pada Topik Fungsi Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 2
Tarutung Tahun Ajaran 2011/2012.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
Apakah kemampuan siswa memahami konsep matematika yang diajar dengan
menggunakan accelerated learning dengan bantuan media autograph lebih baik
daripada pemahamanan konsep matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran konvensional?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
Untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang diajar
7
lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran konvensional?
1.6Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini
diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru SMA negeri 2 Tarutung untuk
menggunakan strategi belajar yang meningkatkan motivasi belajar dan
prestasi matematika siswa.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru SMA negeri 2 Tarutung untuk
mangunakan media pembelajaran yang berbasis komputer, karena kita
sekarang hidup di jaman digital.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai bekal ilmu pengetahuan
dalam mengajar matematika dimasa mendatang.
4. Sebagai masukan bagi para peneliti selanjutnya.
5. Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu
pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar matematika di