PERBEDAAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE DUA TINGGAL DUA TAMU
(TWO STAY TWO STRAY) DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI SISTEM INDRA DI KELAS XI IPA
SMA DHARMAWANGSA MEDAN T.P 2012/2013
Oleh :
Tuti Miniarti NIM 409341050
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Model Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dan Model Konvensional Pada Materi Sistem Indra Di Kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan T.P 2012/2013” ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Fakultas Mtematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan yang begitu besar kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini, kepada Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, MS, M.Sc, Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si dan Bapak Drs. Puji
Prastowo, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis guna kebaikan skripsi ini. Kepada Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si selaku ketua Jurusan Biologi dan Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Biologi. Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Biologi yang telah bersedia membagikan ilmunya kepada penulis.
vi
Teristimewa ucapan terima kasih dan penghargaan tak terhingga untuk kedua orang tua tersayang, Ayahanda Sutiadi dan Ibunda Tumini, yang sudah dengan setia memberikan kasih sayang, doa, semangat serta dukungan yang tak henti-hentinya kepada penulis. Kepada abang serta adik-adik tersayang, M. Hariadi, Tri Sutrisno dan Budi Santoso, serta seluruh keluarga besar yang sudah banyak memberikan sumbangsi moril maupun materil kepada penulis.
Terima kasih juga tak lupa penulis ucapkan kepada para sahabat terbaik, Putri Silviani, Hafni Mei Linda, dan Yuliana. Kepada teman-teman seperjuangan di Pendidikan Biologi Eks’09 yang selalu ada untuk memberikan doa dan semangatnya. Kalian semua adalah teman-teman terbaik yang sudah Tuhan perkenalkan kepada saya, terima kasih untuk persahabatan dan kekeluargaan yang indah ini. Untuk teman-teman semasa PPL di SMP N 1 Tanjung Pura yang juga dengan setia memberikan dukungannya, serta untuk semua pihak-pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya
skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan
Medan, 26 Juli 2013 Penulis
vii
2.1.1. Hakikat Belajar Dan Pembelajaran 7 2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 8
2.1.3. Aktivitas Belajar 8
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif 10 2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay
Two Stray) 15
2.1.6. Model Pembelajaran Konvensional 18 2.1.7. Sistem Indera Manusia 18
2.1.8.1. Mata 19
2.3.2. Hipotesis Statistik 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 31
3.1.1. Lokasi Penelitian 31
3.1.2. Waktu Penelitian 31
3.2. Populasi Dan Sampel 31
3.2.1. Populasi 31
viii
3.3. Variabel Penelitian 31
3.3.1. Variabel Bebas (X) 32
3.3.2. Variabel Terikat (Y) 32
3.4. Instrumen Penelitian 32
3.4.1. Tes 32
3.4.1.1. Uji Validitas Tes 34 3.4.1.2. Uji Reliabiltas Tes 34 3.4.1.3. Tingkat Kesukaran Tes 35
3.4.1.4. Daya Pembeda Tes 36
3.4.2. Observasi 37
3.5. Jenis Dan Desain Penelitian 37
3.6 .Prosedur Penelitian 38
3.7. Teknik Analisis Data 42
3.7.1. Uji Persyaratan Data 42
3.7.1.1. Uji Normalitas 42
3.7.1.2. Uji Homogenitas 42
3.7.2. Analisis Data 43
3.7.2.1. Analisis Hasil Belajar Siswa 43 3.7.2.2. Analisis Aktivitas Siswa 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 45
4.1.1. Hasil Uji Prasyarat Data 45 4.1.2. Hasil Analisis Data Hasil Belajar Dan Aktvitas Siswa 45
4.2. Pembahasan 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54
5.1. Kesimpulan 54
5.2. Saran 54
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan
kelompok konvensional 13
Tabel 2.2. Langkah –langkah model pembelajaran kooperatif 14
Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar pada materi pokok sistem
indera 33
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Prosedur perpindahan siswa 16
Gambar 2.2. Struktur mata 20
Gambar 2.3. Struktur telinga 22
Gambar 2.4. Struktur kulit dan reseptor yang terdapat di dalamnya 24
Gambar 2.5. Proses pengenalan bau yang berupa gas hingga menjadi
impuls sampai ke otak 25
Gambar 2.6 Struktur lidah 27
Gambar 2.7. Respon papil pengecap terhadap rasa 28
Gambar 3.1. Skema proses pelaksanaan penelitian 41
Gambar 4.1. Perbedaan nilai pretes dan postes kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II 47
Gambar 4.2. Perbedaan aktivitas belajar sisiwa kelas eksperimen I dan kelas
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus 57
Lampiran 2. RPP Kelas Ekperimen I 59
Lampiran 3. RPP Kelas Ekperimen II 68
Lampiran 4. Instrumen Tes Hasil Beajar 75
Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Tes 80
Lampiran 6. Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa 81
Lampiran 7. Tabel Validitas Instrumen Penelitian 83
Lampiran 8. Perhitungan Validitas Tes 84
Lampiran 9. Tabel Reliabilitas Tes 87
Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Tes 88
Lampiran 11. Tabel Tingkat Kesukaran Tes 89
Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 90
Lampiran 13. Tabel Daya Pembeda Tes 92
Lampiran 14. Perhitungan Daya Beda Soal 93
Lampiran 15. Data Hasil Belajar Siswa 95
Lampiran 16. Data Aktivtas Belajar Siswa 99
Lampiran 17. Perhitungan Rata-Rata Dan Standar Deviasi 103
Lampiran 18. Perhitungan Uji Normalitas Data 107
Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas Data 113
Lampiran 20. Perhitungan Uji Hipotesis 115
Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian 120
Lampiran 22. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 127
Lampiran 23. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilifors 128
Lampiran 24. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 129
Lampiran 25. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 130
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa
yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang.
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)
dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari
rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.
Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu
bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang
substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan
dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang
secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya.
Dipihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian
terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya
proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas
cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian,
guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan
bahan praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau
referensi lain (Trianto, 2009).
Sujarwo dan Delnitawati (2012) berpendapat sama, bahwa pendidikan
memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas
2
pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Beberapa faktor
diantaranya yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan
metode-metode yang tepat, dan cara yang disukai peserta didik pada saat belajar.
Ketidaksesuaian beberapa faktor di atas dapat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa penguasaan siswa
terhadap kompetensi mata pelajaran yang dibelajarkan masih rendah.
Faktor-faktor yang dimaksud di atas diantaranya adalah seperti kurangnya pemahaman,
penguasaan materi pelajaran, cara penyajian pelajaran yang kurang/tidak sesuai,
siswa yang kurang menyukai pelajaran itu sendiri serta daya intelegensi yang
rendah.
Problematika dalam proses pembelajaran yang dijelaskan dalam Sagala
(2009) menunjukkan bahwa pada beberapa sekolah model pengajarannya
mengkondisikan muridnya dengan kegiatan-kegiatan yang kurang perlu seperti
mencatat bahan pelajaran yang sudah ada dalam buku, menceritakan hal-hal yang
tidak perlu, dan sebagainya. Sering pula ditemukan waktu kontak antara guru
dengan murid yang tidak dimanfaatkan secara baik, guru lebih suka memaksakan
kehendak dalam belajar muridnya agar sesuai keinginannya.
Masalah yang sama masih ditemui peneliti ketika melakukan observasi
dan wawancara dengan salah satu guru bidang studi Biologi di SMA
Dharmawangsa Medan. Dari hasil observasi serta wawancara yang dilakukan
peneliti pada awal semester genap diketahui bahwa, ternyata nilai-nilai siswa
masih belum seluruhnya mampu mencapai KKM yang sudah ditetapkan sekolah
yakni 70. Adapun rentang nilai biologi siswa berkisar antara 60-69, rendahnya
nilai hasil belajar ini tentu mengindikasi rendahnya daya serap anak didik pada
mata pelajaran biologi.
Aktivitas serta antusias siswa dalam merespon pengajaran juga rendah,
dimana siswa cenderung pasif selama kegiatan pembelajaran. Guru lebih sering
menggunakan metode ceramah apalagi untuk materi-materi yang sulit dan banyak,
dengan alasan memikirkan efisiensi waktu dan pengelolaan kelas yang lebih
3
pembelajaran lain seperti jigsaw, role playing dan make a match pada
materi-materi tertentu sebagai upaya mengatasi masalah tersebut.
Pemilihan strategi atau model pembelajaran yang kurang tepat dirasa
sebagai alih-alih penyebab rendahnya hasil belajar siswa, rendahnya minat belajar
siswa, serta kurangnya keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Untuk
mengatasi masalah tersebut maka sudah barang tentu diperlukan model
pembelajaran lain yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, membuat siswa
lebih aktif dan mampu memberikan pengalaman informasi bagi dirinya sendiri.
Hal tersebut dapat diwujudkan dengan cara memberlakukan model pembelajaran
yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi, saling bertukar
pikiran, siswa aktif dalam pembelajaran, dan bekerjasama dalam kelompok.
Mengingat bahwa sebelumnya guru bidang studi Biologi belum pernah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (Two Stay
Two Stray), maka untuk itu model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua
tamu (Two Stay Two Stray) kemudian dipilih sebagai salah satu alternatif untuk
dapat menangani permasalahan yang ada di sekolah tersebut. Salah satu model
pembelajaran kooperatif tersebut cukup baik untuk diterapkan dikelas karena akan
membuat kegiatan belajar siswa lebih bermakna dan membuat siswa lebih aktif.
Model pembelajaran tersebut juga dapat melatih siswa untuk mengerjakan sesuatu
dengan tanggungjawab penuh yang diberikan kepadanya dimana setiap siswa
dituntut untuk mampu mengkomunikasikan pengetahuan yang ia miliki kepada
temannya.
Kebaikan model pembelajaran Two Stay Two Stray sudah dapat
dibuktikan mampu memberikan dampak positif bagi hasil belajar siswa dalam
pembelajaran, seperti penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2011) dimana
hasilnya menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan model pembelajaran
Two Stay Two Stray lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan model SQ3R yakni dengan perbandingan nilai rata-rata 75,28 :
69,33.
Hal senada juga diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan Ratnasari
4
juga menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa menggunakan model
kooperatif TSTS lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan model
pembelajaran konvensional. Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh
Yusuf (2012) dengan menerapkan metode pembelajaran model Two Stay Two
Stray juga memperlihatkan peningkatan prestasi belajar siswa.
Sehingga jelas kiranya alasan mengapa kemudian peneliti memilih model
kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) untuk mengatasi masalah
di sekolah tersebut. Peneliti percaya dan setuju dengan pendapat Arends dan pakar
model pembelajaran lainnya yang dipaparkan dalam Trianto (2009) yang
menyatakan bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik di antara
yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik
apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu.
Adapun materi yang dipilih untuk diajarkan dengan model pembelajaran
dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) ini yaitu materi sistem indera. Materi
sistem indera yang memiliki pembagian subbab yang cukup banyak sehingga
cocok untuk diterapkan model pembelajaran kooperatif. Selain itu rata-rata
ketuntasan kelas yang masih belum mencapai 75% mengindikasi masih terdapat
masalah pada penguasaan siswa pada materi sistem indera. Keterbatasan waktu
pertemuan yang sudah direncanakan dalam prota dan prosem untuk sistem indera
yang hanya dua kali pertemuan mendorong guru untuk perlu merancang
pembelajaran dengan model pembelajaran lain yang lebih efektif untuk
mempelajarinya. Adapun waktu penelitian yang sudah dirancang peneliti memiliki
kesesuaian dengan jadwal pembelajaran guru bidang studi Biologi.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Perbedaan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa dengan Model Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two
Stay Two Stray) dan Model Konvensional pada Materi Sistem Indra di Kelas
5
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas peneliti merasa
perlu melakukan identifikasi masalah, dan adapun masalah yang dapat
diidentifikasi antara lain:
1. Nilai hasil belajar siswa masih rendah dan belum mencapai KKM.
2. Kurangnya minat belajar dan keaktifan siswa selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
3. Pemilihan model pembelajaran yang masih belum tepat oleh guru.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ada, kemudian peneliti
merasa harus memiliki batasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
yaitu sampai pada aktivitas dan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif serta
penggunaan model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan
model konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA
Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah maka rumusan masalah
dari penelitian ini yaitu:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model
kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model
konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA
Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013?
2. Apakah ada perbedaan aktivitas siswa yang diajar dengan model
kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model
konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA
6
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model
kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model
konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA
Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013.
2. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas siswa yang diajar dengan model
kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model
konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA
Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray)
sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif digunakan dalam
pembelajaran.
2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru dalam memilih
model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
siswa.
3. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi semua pihak yang
membutuhkan, maupun sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya.
4. Sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk mengasah
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model Two Stay Two Stray
(74,17) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan model
konvensional (70,08), dan berbeda secara signifikan pada = 0,05.
2. Aktivitas belajar siswa yang diajar dengan model Two Stay Two Stray
(82,71) lebih tinggi dari pada aktivitas belajar siswa yang diajar dengan
model konvensional (65,48) dan berbeda secara signifikan pada = 0,05.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran
yang dapat diajukan oleh peneliti yaitu:
1. Bagi guru bidang studi, diharapkan dapat menjadikan model pembelajaran
dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) sebagai salah satu alternatif
dalam mengajarkan materi sistem indra.
2. Bagi guru yang hendak menerapkan model pembelajaran dua tinggal dua
tamu (Two Stay Two Stray) ini diharapkan lebih efisien lagi dalam hal
pengaturan waktu, yakni saat siswa berdiskusi dalam kelompoknya dan saat
siswa harus berkeliling ke kelompok lain.
3. Bagi peneliti selanjutnya, agar lebih menyempurnakan penelitiannya
sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini penting agar hasil
penelitian ini nantinya lebih baik dan mampu memberikan inovasi bagi
55
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar, M.S., (2006), Biologi untuk SMA Kelas II (Kelas XI) Semester 1,
Grafindo Media Pratama, Bandung.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta. Jakarta.
Fajrin, H., (2011), Perbandingan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
dan Metode Pembelajaran Konvensional pada Submateri Pokok Sistem Indera Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Medan TP. 2010/2011, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Ginting, I. L., (2011), Perbandingan Hasil Belajar Biologi Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dan SQ3R di Kelas X Pada Submateri Pokok Pteridophyta di SMA Swasta GBKP Kabanjahe TP. 2010/2011, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Hadiyanti,Y., (2010), http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/hidung-indera-penciuman.html (diakses tanggal 7 Februari 2013)
Iksan, (2012), http://fungsi.info/fungsi-dan-struktur-lidah/(diakses tanggal 9 Februari 2013)
Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Lie, A., (2010), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kela, PT. Grasindo, Jakarta.
Margono, S., (2009), Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK,
Rineka Cipta, Jakarta.
Pearce, E.C, (2004), Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Priadi, A., (2010), Biologi 2 SMA Kelas XI, Yudhistira, Jakarta.
Ratnasari., (2012), Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay
Two Stray Ditinjau dari Hasil Belajar Matematika, Jurnal Pendidikan
Matematika, Volume 1: 187-191.
Rhomianti, E., (2011), http://emmy-rhomianty.blogspot.com/2011/05/alat-indera-manusia.html (diakses tanggal 7 Februari 2013)
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV. Alfabeta, Bandung.
Silitonga, P. M, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Fakultas
56
Sudjana., (2002), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sujarwo dan Delnitawati, (2012), Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya
Belajar Terhadap Hasil Belajar,
http://www.umnaw.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/LAPORAN-SUJARWO.pdf.
Tambunan, B, C., (2010), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Koloid Di Kelas II Semester
2 SMA Negeri 6 Medan Tahun Ajaran 2010/2011, Skripsi. FMIPA.
UNIMED. Medan.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.
Ulfha, N.M., (2011), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dengan Model Konvensional pada Materi Sistem Ekskresi Manusia di SMP Swasta Sri Langkat TanjungPura T.P 2011/201, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.