• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA NAGASARIBU IV KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HASUNDUTAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA NAGASARIBU IV KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HASUNDUTAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan cinta kasihnya yang selalu menyertai penulis dan memberikan

kesehatan serta hikmat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi yang berjudul”Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan

Pembangunan Desa di Desa Nagasaribu IV Kecamatan Lintong Nihuta

Kabupaten Humbang Hasundutan”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana

Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, banyak kendala yang dihadapi penulis dan

telah dapat diselesaikan berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang

akhirnya dapat diselesaikan sebagaimana adanya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Faber Simorangkir, M.S sebagai dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak

awal sampai dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Ibnu Hajar, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Nasrun, MS sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan.

4. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr.

Yusnadi, M.S dan bapak Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis

(3)

iii

5. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd

selaku ketua jurusan Pendidikan Luar Sekolah dan sekaligus sebagai dosen

penguji dan juga Bapak DR. Sudirman S.E, M.Pd sebagai sekretaris Jurusan

Pendidikan Luar Sekolah yang turut memberikan saran dan

masukan-masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dra. Nasriah M.Pd, selaku dosen Penasehat Akademik yang telah

membimbing penulis selama mengikuti pendidikan di UNIMED.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf pegawai Pendidikan Luar Sekolah

FIP UNIMED yang telah banyak membantu penulis selama berada di

UNIMED.

8. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Jasmaren Nababan

selaku kepala desa Nagasaribu IV dan beserta jajarannya yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di desa

Nagasaribu IV Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang

Hasundutan.

9. Teristimewa penulis sampaikan kepada Ayahanda tercinta T. Nababan dan

Ibunda tersayang N. Situmorang yang telah melahirkan dan membesarkan

penulis, yang senantiasa memberikan doa yang tulus dan kasih sayang,

motivasi dan berjerih payah untuk mencukupkan dana bagi penulis

10.Ucapan terima kasih yang tulus kepada seluruh keluarga dan saudaraku,

abangku Freddy Nababan, Kakak Rita Nababan/Fendy Tambunan, Kakak

Lina Nababan, Abangku Suntomy Nababan, adekku Arnawaty Nababan,

Treboy Nababan dan Ayu Nababan serta keponakanku Jusuf, Iren, Tiara,

(4)

iv

11.Seluruh teman-teman mahasiswa/i jurusan PLS stambuk 2006 Ristawaty,

Marliana, Lamria, Farel, fitry, Erlina, Ulva, Pusva, Reja Ali, yang selalu

memberi semangat dan dukungan selama perkuliahan.

12.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu

perjuangan stambuk 2006/2007 Pendidikan Luar Sekolah Afny, Sondang,

Stefy, Halasson, Junita, Arinta Julyana, Setyadora, Melisa, Perdemunika

yang selalu memberi semangat dan masukan-masukan dalam penulisan

skripsi ini.

13.Terkhusus bagi teman-teman kos 65 hingar bingar jl. Ambai Darmawita N,

Seryati N, Deby S, Ester S, Novi S dan juga Ibu kos R. saragih yang tetap

memberi semangat dan doa dan juga yang selalu sedia dalam berbagi rasa

suka maupun duka.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam

penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran, kritik yang

bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya Jurusan Pendidikan Luar Sekolah.

Medan, Mei 2012

Penulis

Asnidar Nababan

(5)

i

ABSTRAK

Asnidar Nababan. 061211320070. Partisipasi Masyarakat Dalam

Pelaksanaan Pembangunan Desa di Desa Nagasaribu IV Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2012.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah partisipasi masyarakat desa dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan hasil pembangunan desa di desa Nagasaribu IV Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat desa dalam perencanaan, pelaksanan, evaluasi dan pemanfaatan hasil pembangunan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah partisipasi yang dikemukakan oleh Mardikanto (2001) partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok orang dalam pelaksanaan pembangunan yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan hasil pembangunan.

Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan perhitungan sebaran frekuensi, dan besaran angka persentase. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah: seluruh kepala keluarga yang berdomisili di tempat penelitian yang berjumlah 198 KK. Sedangkan sampel penelitian adalah sebanyak 30% dari populasi yang ada yaitu: 58 orang KK yang diambil secara acak.

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

yang masih sangat membutuhkan pembangunan. Tanpa adanya pembangunan

suatu bangsa tidak akan pernah berkembang. Pembangunan merupakan suatu

proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja

berdasarkan suatu rencana tertentu. Pembangunan dilaksanakan tidak lepas dari

pembangunan nasional.

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya perbaikan dan

peningkatan taraf hidup bangsa dan negara yang dilaksanakan secara

berkesinambungan dalam mewujudkan tujan nasional yang tercantum dalam

undang-undang 1945 yaitu: “1)Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia, 2)Memajukan kesejahteraan umum, 3)Mencerdaskan

kehidupan bangsa Indonesia, dan 4)Ikut melaksanakan ketertiban dunia”. Oleh

karena itulah pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di

segala bidang kehidupan, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur ditandai dengan adanya

pemerataan pembangunan di seluruh wilayah tanah air. Pemerataan pembangunan

tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan seluruh warga

masyarakat. Hal ini senada dengan isi UU No 25 tahun 2000 tentang PROPENAS

yang meyebutkan bahwa: “Propenas dirumuskan secara transfaran dengan

(7)

2

dunia pendidikan, LSM maupun para pakar, baik dari pusat maupun daerah”. Dari sini

terlihat bahwa program pembangunan itu bukanlah rencana pembangunan pemerintah

pusat saja, melainkan merupakan rencana pembangunan seluruh komponen bangsa.

Dalam arti bahwa pembangunan itu adalah tanggung jawab bersama oleh seluruh

lapisan masyarakat.

Salah satu prioritas pembangunan nasional adalah pembangunan daerah.

Pembangunan daerah merupakan perwujudan dari pembangunan nasional dan

pembangunan desa merupakan bagian dari pembangunan daerah. Keberhasilan

pembangunan desa pada gilirannya adalah: keberhasilan pembangunan nasional,

sebaliknya ketidak berhasilan pembangunan desa berarti ketidak berhasilan

pembangunan nasional juga.

Pembangunan pedesaan mempunyai peran yang sangat penting dalam

pembangunan nasional dan daerah. Di dalamnya terkandung unsur pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya, termasuk pemenuhan kebutuhan masyarakat yang

bermukim di perdesaan untuk meningkatkan kesejahteraan. Perhatian ke arah

pemerataan hasil-hasil pembangunan khususnya untuk masyarakat perdesaan menjadi

sangat penting karena beberapa alasan : (1)sebagian besar masyarakat bertempat tinggal

di pedesaan, (2)bagian terbesar masyarakat miskin berada di pedesaan. Kemiskinan di

perdesaan dapat menimbulkan berbagai kerawanan sosial yang pada akhirnya dapat

memicu ketidakstabilan dan menciptakan gangguan terhadap pembangunan itu sendiri.

Namun pada kenyataannya, pemerataan hasil-hasil pembangunan itu belum

sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan khususnya di pedesaan. Hal ini

terlihat dari keterbatasan akses sarana dan prasarana. Keterbatasan prasarana, terutama

(8)

kesenjangan dalam standar kehidupan dan kesempatan dalam peningkatan

perekonomian antara perdesaan dengan perkotaan. Ini akan berimplikasi pada

rendahnya produktivitas ekonomi perdesaan.

Ketimpangan pembangunan khususnya di perdesaan, termasuk di dalamnya

pembangunan prasarana dan sarana transportasi di pedesaan, tidak terlepas dari

implementasi kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dengan negara sebagai

pelaku utama. Chambers (1995) menyebutnya sebagai kebijakan pembangunan yang

bersifat betting strong policy dengan strategi state centered development (model

pembangunan top-down). Dalam hal ini negara menjadi inisiator, pelaksana, sekaligus pengawas dari keseluruhan pembangunan.

Hal ini jugalah yang menciptakan ketergantungan masyarakat kepada negara

serta mematikan inisiatif dan partisipasi masyarakat. Sehingga sering terjadi program

pembangunan yang dilaksanakan itu tidak sesuai dengan kebutuhan prioritas

masyarakat. Untuk itulah model pembangunan itu seharusnya dilaksanakan

berdasarkan atas aspirasi dari masyarakat itu sendiri. Hal ini disebut dengan istilah

istilah botton-up. Dimana masyarakat berperan sebagai objek dan sekaligus subjek

pembangunan dengan bantuan dari pemerintah. Dengan perpaduan kedua model

pembangunan tersebut, pelaksanaan pembangunan itu akan tercapai baik dikota

maupun di desa.

Pembangunan desa mencakup banyak kegiatan yang beraneka ragam yang

semuanya itu dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup

masyarakat. Perwujudannya dapat bermacam-macam, seperti pelayanan

kesehatan, penyuluhan, pelayanan keagamaan, iteraksi sosial, listrik, jalan dan

(9)

4

Pembangunan dalam kegiatan partisipasi masyarakat ialah membangun

manusia-manusia agar memiliki kepribadian, jujur, dan berorientasi kepada

pembangunan. Sajogyo Pujiwati (1981:135-136), mengatakan:

“Dalam melaksanakan pembangunan desa, prinsip-prinsip dan pendekatan yang digunakan adalah keterpaduan, menyeluruh, berkelanjutan dan dinamis serta koordinasi. Selain itu diperhatikan pula azas kesinambungan antara peranan dan kewajiban pemerintah dan kemampuan berpartisipasi dari masyarakat pedesaan dalam bentuk prakarsa dan swadaya masyarakat”.

Dari kutipan di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa pembangunan itu

dilaksanakan bukan hanya sekali saja, namun secara terus menerus guna mencapai

tujuan yang ditetapkan. Dalam kaitannya dengan pembangunan, desa adalah

bagian integral dari sasaran pembangunan nasional. Pembangunan nasional pada

hakikatnya adalah pembangunan warga masyarakat Indonesia seluruhnya, dimana

warga masyarakat tersebut merupakan subjek dan objek pembangunan nasional,

karena pembangunan tersebut berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Untuk itulah warga masyarakat desa mempunyai peranan yang sangat penting

dalam pelaksanaan pembangunan desa. Dengan kata lain, keberhasilan

pembangunan desa tidak terlepas dari partisipasi seluruh masyarakat desa.

Yang menjadi tuntutan dari keberhasilan suatu pembangunan desa adalah

partisipasi dari masyarakat itu sendiri, dimana segenap lapisan masyarakat dalam

pembangunan harus mampu memandang atau memikul beban pembangunan tersebut

dalam pertanggungjawaban atas pelaksanaan pembangunan dan menerima kembali

hasil pembangunan yang diawali dengan perencanaan. Maksud dari menerima kembali

hasil pembangunan disini adalah pemanfaatan hasil pembangunan tersebut bagi

(10)

pelaksanaan pembangunan itu sangat dibutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat itu

sendiri. Seperti partisipasi dalam perencanaan, masyarakat diharapakan mau memberi

ide ataupun mengikuti rapat-rapat yang berhubungan dengan pembangunan guna untuk

mencapai kesepakatan dalam pelaksanaan program pembangunan. Selain itu juga

masyarakat juga diharapkan mau berpartisipasi dalam menyumbang materi ataupun

tenaga secara langsung, menilai atau memberi masukan-masukan terhadap pelaksanaan

program pembangunan, sehingga masyarakat bisa menikmati dan memanfaatkan hasil

dari pembangunan itu tersebut. Pembangunan merupakan satu kewajiban moral dari

seluruh bangsa. Jadi pembangunan merupakan tanggung jawab bersama antara

masyarakat dan pemerintah dalam hal merencanakan, melaksanakan dan menjaga

hasil-hasilnya, serta memanfaatkannya dengan baik. Untuk itu masyarakat sangat

diharapkan ikut ambil bagian dalam memajukan pembangunan di desanya.

Namun hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan oleh masyarakat karena

menyangkut sikap dan perilaku yang mungkin berubah dari masyarakat. Dalam hal ini

diperlukan sikap sadar dari masyarakat akan pentingnya partisipasi masyarakat

terhadap keinginan suatu desa atupun keberhasilan suatu pembangunan guna perbaikan

kualitas hidup.

Partisipasi setiap individu tidaklah selalu sama, karena keadaan dan sifat

individu bermacam-macam. Ada yang umumnya bersifat pasrah menerima keadaan

apa adanya, ada yang dinamis selalu ingin maju, ingin mencapai keadaan yang lebih

baik dari yang telah dirasakan. Hal ini dapat terjadi disebabkan perbedaan masyarakat

mengenai pembangunan. Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan adanya anggapan

bahwa pembangunan itu merupakan tanggung jawab pemerintah seutuhnya yang dapat

(11)

6

Keberhasilan suatu pembangunan tidak terlepas dari partisipasi

masyarakat, hal tersebut terwujud pada warga masyarakat desa Nagasaribu I yang

termasuk salah satu desa yang ada di kecamatan Lintong Nihuta. Desa ini jauh

lebih berkembang dibandingkan desa Nagasaribu IV, baik dari segi fisik

pembangunan, sosialisasi masyarakat, harta milik maupun dari segi pengetahuan.

Selain itu terdapat juga organisasi muda/i desa secara keseluruhan yang disebut

dengan nama kumpulan generasi ulang begu. Kerjasama antara pemerintah atau

tokoh-tokoh masyarakat desa dengan warga masyarakat terjalin dengan baik,

sehingga program-program pembangunan di desa tersebut berhasil dengan baik

sesuai yang diinginkan bersama.

Contoh partisipasi masyarakat desa Nagasaribu I yang secara nyata dapat

dilihat seperti mau menerima masukan-masukan dari pemerintahan desa atau

tokoh-tokoh masyarakat yang membangun perkembangan desa tersebut, mau

berkorban, demi terlaksana program pembangunan seperti: mengeluarkan biaya,

tenaga maupun peralatan-peralatan yang bermanfaat dan ada kaitannya dengan

pembangunan. Selain itu, di desa ini terlihat satu kesatuan yang erat dan adanya

rasa solidaritas yang tinggi.

Desa Nagasaribu IV, adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan

Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. Desa ini merupakan desa yang

baru berdiri kurang lebih dari 4 tahun setelah kabupaten Humbahas memisahkan

diri dari Taput, dan terjadi pemekaran desa. Dimana, sebelumnya desa Nagasaribu

hanya terdiri dari 2 desa kemudian berkembang menjadi 5 desa. Untuk itulah desa

ini masih sangat membutuhkan pembangunan yang sangat maksimal dan

(12)

seperti: kondisi jalan rusak banyak berlubang dan licin, saluran irigasi tersier

kurang sempurna, sering terjadi pendangkalan, musim pancaroba banyak

terserang penyakit, musim panas lahan kekurangan air dan berdebu dan belum

adanya sanitasi air yang bersih dan lain-lain (sumber: Pemerintahan Kabupaten

Humbang Hasundutan Kecamatan Lintong Nihuta Desa Nagasaribu IV).

Jika dilihat dari kondisi fisik desa ini dapat diambil kesimpulan bahwa

desa ini masih terbelakang jauh dari yang diharapkan. Di mana beberapa desa di

sekitarnya telah memiliki saluran irigasi, pompa air yang berfungsi sebagai alat

penyedia air untuk masyarakat desa itu sendiri dan bahkan alat-alat pertanian yang

lengkap. Jika dilihat dari potensi yang tersedia di desa ini sangat cocok untuk

berkembang dalam program pembangunan desa. Salah satu faktor pendukung

pembangunan desa adalah jika potensi alam dan potensi manusia sudah cukup

memadai.

Selain masalah-masalah fisik yang dijumpai di desa ini terdapat juga

masalah lain seperti: tingkat kesadaran warga masyarakat yang masih rendah, hal

tersebut dapat dilihat apabila ada rapat di desa Nagasaribu IV ini, sebagian besar

masyarakat tidak hadir. Kesadaran warga masyarakat desa Nagasaribu IV ini

dalam menyampaikan/mengeluarkan pendapat pada saat pelaksanaan rapat desa

masih rendah, sehingga sering kali tetjadi konflik sesama warga dan pemerintah

desa. Selain itu juga banyak ditemui masyarakat yang tidak mau merawat dan

menjaga hasil pembangunan seperti: keterlambatan pembayaran pajak bahkan ada

yang tidak mau membayar pajak, menggunakan fasilitas umum untuk kepentingan

(13)

8

Kegiatan-kegiatan dalam bidang kehidupan yang lain pun juga tidak bisa

berjalan lancar. Seperti dalam kegiatan keagamaan, sebagian masyarakat kurang peduli

untuk beribadah atau malas. Beberapa koperasi atau STM yang terdapat di sana juga

tidak bisa berkembang bahkan ada yang bangkrut dan mati. Contoh lain adalah

masyarakat yang tidak mau menggunakan fasilitas yang ada seperti PUSTU (Pusat

Kesehatan Umum) tidak digunakan untuk layanan kesehatan. Dimana, bila masyarakat

di sana ada yang sakit mereka lebih memilih untuk berobat kluar. Jika hal ini dibiarkan

begitu saja, maka desa ini tidak akan pernah berkembang dan maju.

Dengan melihat berbagai masalah-massalah di atas, membuat penulis tertarik

untuk melakukan pennelitian di dcesa ini yaitu: desa Nagasaribu IV Kecamatan

Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. Penulis ingin mengetahui ada

tidaknya partisipasi yang dilakukan masyarakat dalam pembangunan di desa tersebut,

atau dengan kata lain bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan di desa

Nagasaribu IV Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah tentang masalah

yang diteliti, maka perlu diidentifikasi masalah yang terkait dengan judul di atas yaitu:

1. Adanya ketimpangan atau ketidakmerataan pembangunan khususnya di daerah

pedesaan.

2. Program-program pembangunan belum sepenuhnya didasarkan atas kebutuhan

masyarakat.

3. Kurangnya kepedulian masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan, seperti

(14)

4. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan/perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan hasil pembangunan.

C. Batasan Masalah

Agar memudahkan penelitian dan untuk menghindari kekeliruan dalam

penulisan, maka penulis membatasi hanya sebatas: “partisipasi masyarakat dalam

pembangunan desa di desa Nagasaribu IV Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten

Humbang Hasundutan”.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah partisipasi masyarakat dalam

pengambilan keputusan/perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan hasil

pembangunan di desa Nagasaribu IV Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang

Hasundutan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk

mengetahui partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan/perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan hasil pembangunan di desa nagasaribu IV

Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

(15)

10

1. Secara akademis, sebagai bahan masukan untuk pembelajaran dan

pengembangan bagi peneliti-peneliti yang lebih lanjut yang berkaitan dengan

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.

2. Secara praktis, dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait

khususnya masyarakat desa Nagasaribu IV dalam meningkatkan partisipasinya

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat

dalam pelaksanaan pembangunan desa di Desa Nagasaribu IV Kecamatan Lintong

Nihuta Kabupaten Humbang hasundutan dapat dilihat dari 4 hal berikut ini:

1. Perencanaan

Dalam perencanaan pembangunan dapat diketahui bahwa adanya

keikutsertaan masyarakat seperti halnya mengikuti rapat musyawarah yang

dilakukan kepala desa, aktif dalam menghadiri rapat, memberikan

masukan-masukan dan menetapkan keputusan. Berdasarkan hasil jawaban responden yang

dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan diperoleh hasil yang berbeda. Petani

memberikan partisipasi yang baik dalam perencanaan pembangunan sebanyak

60,68% wiraswasta 55,55% dan PNS memberikan partisipasi yang baik sebanyak

47,91%. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa petani lebih berpartisipasi

daripada wiraswasta dan PNS.

2. Pelaksanaan

Partisipasi masyarakat desa Nagasaribu IV Kecamatan Lintong Nihuta

Kabupaten Humbang Hansundutan telah berpartisipasi. Dimana masyarakat

terlibat langsung dalam pelaksanaan pembangunan, seperti: menyumbang tenaga,

materi, maupun lahan dari masyarakat itu sendiri. Hal ini dilihat dari persentase

(17)

666 6

memberikan partisipasi yang baik dalam pelaksanaan pembangunan sebanyak

48,57%, wiraswasta sebanyak 52,08% dan PNS sebanyak 53,12%. Dalam hal ini

PNS memberikan partisipasi yang baik lebih tinggi dari petani dan wiraswata

3.Evaluasi

Hasil analisis data menunjukkan responden memiliki partisipasi yang baik

dalam menilai bagaimana perkembangan dan pelaksanaan program pembangunan

yang terdapat di desa Nagasaribu IV Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten

Humbang Hasundutan. Dilihat dari persentase jawaban petani memberikan

partisipasi yang baik dalam evaluasi pembangunan sebanyak 48,73%, wiraswasta

50% dan PNS memberikan partisipasi yang baik sebanyak 52,77%.

4. Pemanfaatan

Partisipasi masyarakat desa Nagasaribu IV Kecamatan Lintong Nihuta

Kabupaten Humbang Hasundutan dalam pemanfaatan pembangunan sudah aktif

berpartisipasi. Dimana sebagian dari masyarakat dapat menikmati hasil

pembangunan yang telah dicapai seperti: saluran irigasi, pembangunan jalan dan

lain sebagainya. Tingkat partisipasi masyarakat dapat dilihat sebagai berikut:

petani memberikan partisipasi yang baik dalam pemanfaatan pembangunan

sebanyak 53,55%, wiraswasta 50% dan PNS sebanyak 62,5%.

Dilihat dari persentasenya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

dan pemanfaatan hasil penbangunan dapat diketahui bahwa kepala keluarga yang

pekerjaanya sebagai PNS memberikan partisipasi yang baik lebih tinggi dan

diikuti dengan petani dan yang lebih rendah adalah kepala keluarga yang

(18)

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka

penulis menyampaikan beberapa saran berupa rekomendasi dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam perencanaan pembangunan diharapkan partisipasi dari seluruh

golongan masyarakat baik petani, wiraswasta maupun PNS lebih ditingkatkan lagi

dan juga diharapkan partisipasi yang sama rata dan seimbang khususnya bagi

masyarakat wiraswasta dan PNS, karena pembangunan ini adalah dari, oleh dan

untuk masyarakat itu sendiri. Jadi hal ini bukan hanya tanggug jawab petani saja

melainkan tanggung jawab bersama guna tercapainya tujuan bersama.

2. Pelaksanaan

Partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan lebih didominasi oleh kepala

keluarga yang pekerjaannya sebagai PNS. Mereka menyadari pentingnya

partisipasi mereka dalam mensukseskan pembangunan. Untuk itulah untuk

mencapai keberhasilan dari pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, partisipasi dan kerjasama dari para petani dan wiraswasta sangat

diharapkan dan lebih ditingkatkan lagi.

(19)

686 6

Dalam memantabkan keberhasilan dari suatu program pembangunan

dibutuhkan evaluasi/penilaian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana

perkembangan dari program tersebut, apa kendala yang dihadapi dan bagaimana

mengatasinya. Oleh karena itu, partisipasi dari setiap elemen sangat dibutuhkan.

Khususnya bagi petani dan wiraswasta diharapkan memberi partisipasi yang lebih

baik lagi dalam mengevaluasi program pembangunan guna memperoleh

masukan-masukan baru dalam melancarkan program pembangunan.

4. Pemanfaatan Hasil Pembangunan

Berdasarkan dari jumlah persentase jawaban, bahwa kepala keluarga yang

pekerjaanya PNS lebih berpartisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan.

Dari sini terlihat bahwa masyarakat kurang menyadari akan pentingnya partisipasi

mereka dalam pemanfaatan hasil pembangunan. Oleh karena itu bagi seluruh

masyarakat diharapkan mampu untuk memanfaatkan hasil dari pembangunan dan

lebih meningkatkan partisipasinya dalam memelihara, menjaga dan melanjutkan

pembangunan itu, baik petani, wiraswasta maupun PNS.

(20)

Aep, Saifuddin. 1982. Evaluasi Pembangunan. Yogyakarta: Rineka Cipta

Albert, Weterson.1991. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Ghalia Indonesia

Ali, Muhammad. 1997. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka .

.2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asngari, PS. 2002. Peranan Agen Pembaharu Dalam Usaha Memberdayakan Sumber

Daya Manusia Pengelola Agribisnis. Bogor: Orasi Ilmiah Besar Fakultas Ilmu Peternakan IPB.

Basir, Barthos. 1990. Pemanfaatan Hasil Pembangunan. Yogyakarta: Gunung Agung

Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa, Kota, dan Permasalahannya. Jakarta: Galia Indonesia.

Chambers, R. 1995. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: Pustaka Cidesindo.

Cohen. 1993. Rural Development Participation. Persfektif Dari Pembangunan Manajemen Sumber Air dan Irigasi Untuk Pembangunan. Yogyakarta: Liberty

Davis. 1990. Partisipasi Masyarakat Desa Dalam Pembangunan. Semarang: Gramedia

Depdikbud. 1996. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka.

Gulo. W. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo

http:// eva.0456.blogsport.com.2010/12/evaluasi pembangunan desa html. Diakses Rabu 15 November 2011

Koestoer. 1997. Orientasi IPTEK Keruangan Dalam Pembangunan Berkelanjutan.

Jakarta: LIPI

(21)

Mardikanto.2001. Dasar-Dasar Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS: Press.

Mubyarto. 1984. Strategi Pembangunan Pedesaan. Yogyakarta: P3PK UGM.

Ndraha, Taliziduhu. 1987. Pembangunan Masyarakat: Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta: Rineka Cipta.

Sajogyo, Pujiwati. 1981. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Perss

Santoso, S. 2000. Partisipasi, komunikasi Persuasi dan Disiplin Dalam Pembangunan. Bandung: Alumni.

Slamet, Margono. 1985. Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembanguan Pedesaan. Jakarta: Dikjen Dikti.

2003. Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pedesaan. Jakarta: Dikjen Dikti.

Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

Soetrisno, L. 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta: Kanasius

Sugiharto, E. 2006. Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tim pengajar. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. FIP Medan: UNIMED

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tentang PROPENAS (2000-2004).

2000. Jakarta: Tamita Utama.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Dalam hal pencari kerja memenuhi persyaratan jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf b, instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan

Laju inflasi tahun kalender Provinsi Sumatera Barat sampai Februari 2014 adalah sebesar 1,30 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Februari 2014 terhadap Februari

Rumah Sakit Pendidikan Satelit adalah rumah sakit yang merupakan jejaring rumah sakit pendidikan utama dan/atau jejaring fakultas kedokteran atau fakultas

Kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,88 persen, sementara di sisi lain indeks harga yang dibayar petani mengalami

Dengan demikian jika dinilai belum ada perempuan yang mempunyai kadar kualitas yang tinggi maka tentu tidak layak untuk memilih perempuan, tetapi jika dinilai

Sistem ini menjadi solusi dan mempermudah petugas kelurahan untuk pembagian bantuan, sistem ini berguna untuk menyeleksi penerimaan bantuan beras miskin berbasis mobile.

Pendekatan (approach), menurut Joni (1991) dalam Rianto (2006:4), menunjukan cara umum dalam memandang permasalahaan atau objek kajian, sehingga berdampak pada permasalahan atau

Bagi para guru dapat menerapkan model MEA untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, untuk siswa diharapkan lebih aktif dalam proses pembelajaran