PENGARUH PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN
DIALOG TERHADAP KEMAMPUAN
BERKOMUNIKASI SISWA KELAS
XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PERCUT
SEI TUAN TA. 2012/2013
Skripsi
Oleh :
GUSMAN LESMANA NIM. 109151023
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
PENGARUH PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN
DIALOG TERHADAP KEMAMPUAN
BERKOMUNIKASI SISWA KELAS
XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PERCUT
SEI TUAN TA. 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
GUSMAN LESMANA NIM. 109151023
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahamat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya
Adapun judul dari skripsi ini adalah “PENGARUH PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN DIALOG TERHADAP KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TA. 2012/2013”.
Skripsi ini merupakan suatu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, banyak sekali hambatan dan kesulitan yang dialami oleh peneliti dalam menyiapkan skripsi ini. Keberhasilan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan juga Ibu Dra. Nur Arjani, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dalam memberikan pengarahan, bantuan dan atas kesediaannya untuk memberikan saran dan bimbingan yang sangat berguna dalam pembuatan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Rahmulyani, M.Pd., Ibu Dra. Zulhaini, S., dan Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan bimbingan dan nasehat dalam penulisan skripsi.
6. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS., Kons., S.Psi. selaku dosen pembimbing akademik yang juga banyak memberikan bantuan, bimbingan, dukungan dan saran kepada peneliti selama berada dibangku perkulihan.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan dan dukungan, saran dan motivasi kepada peneliti selama berada di dalam maupun di luar perkulihan.
8. Seluruh Staff dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan khususnya ibu Rosanna atas bantuan dan kerjasama yang baik kepada peneliti terutama dalam keperluan surat-menyurat.
iv
dan bantuan materi yang telah membantu peneliti selama mengikuti pendidikan dibangku perkulihan Universitas Negeri Medan.
10.Seluruh teman-teman satu Jurusan Bimbingan Konseling stambuk 2009 : teristimewanya kepada Novita Andriyani B, Marlim Rabbil Limbong, Anasrul, M. Syuaib Ambarita, Hermawan Syahputra, Erwiyan Zikri dan atas bantuan dan dukungan serta semangat kekompakan selama perkuliahan sampai dengan selesai skripsi ini.
11.Bapak Badaruddin Tarigan M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan, Bapak Drs. Iswandi selaku PKS I, Bapak Ir. Suhariono, S.Pd. selaku PKS II dan Bapak H. Bafrianto, M.Pd. selaku PKS III dan seluruh bapak ibu warga sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan atas izin, bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada peneliti selama melakukan penelitian di sekolah tersebut.
12.Rasa hormat dan terimakasih penulis kepada seluruh Guru BK khususnya Ibu Dra. Yustini selaku Koordinator Bk dan terima kasih juga pada Guru Bidang Studi dan selur Staff dan Pegawai di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang telah banyak membantu, membimbing dan bersikap kekeluargaan kepada peneliti sehingga banyak mendukung kelancaran kegiatan penelitian ini.
13.Seluruh siswa-siswi di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2011/2012.
15.Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, juga telah banyak membantu peneliti secara langsung maupun tidak langsung dalam menyusun skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Dan apabila dalam penulisan ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan maka penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga kebaikan yang diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT, Amiiin.
Medan, Juni 2013 Penulis
i
ABSTRAK
GUSMAN LESMANA, NIM 109151023, “Pengaruh Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Permainan Dialog Terhadap Kemampuan Berkomunikasi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013”. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok teknik permainan dialog. Tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Subjek penelitian ini adalah kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 36 orang siswa. Adapun teknik pengambilan sampel data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 10 orang yang diambil berdasarkan skor total dari pengisian instrumen angket yang mengandung karakteristik kemampuan berkomunikasi efektif yang disebar pada siswa kelas yang dianggap memiliki kemampuan komunikasi yang cenderung rendah ada 6 orang dang yang tinggi 4 orang. Hasil penentuan sampel ini dilakukan oleh peneliti bersama-sama guru BK di sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum dilaksanakannya penerapan layanan bimbingan kelompok (pre test) keadaan kemampuan berkomunikasi siswa cenderung rendah dengan rata-rata 53 dan setelah dilaksanakan penerapan layanan bimbingan kelompok (post test) perkembangan kemampuan berkomunikasi siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata 59,6.
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... vii
Daftar Gambar ... viii
Daftar Lampiran ... ix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 9
1.3. Batasan Masalah ... 9
1.4. Rumusan Masalah ... 10
1.5. Tujuan Penelitian ... 10
1.6. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II. KAJIAN TEORI ... 12
2.1. Kerangka Teori ... 12
2.1.1. Kemampuan Berkomunikasi ... 12
A. Ruang Lingkup Komunikasi ... 12
B. Pengertian Kemampuan Berkomunikasi ... 13
C. Prinsip Komunikasi ... 17
D. Unsur-Unsur Komunikasi ... 18
E. Karaktristik Komunikasi Efektif ... 21
F. Fungsi Komunikasi ... 22
G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi .. 26
2.1.2. Bimbingan Kelompok ... 32
A. Pengertian Bimbingan Kelompok... 32
2.1.3. Permainan Dialog ... 33
2.1.4. Pengaruh Penerapan Bimbingan Kelompok dengan
Teknik Permainan Dialog Terhadap Kemampuan
Berkomunikasi ... 35
A. Tahap Pembentukan ... 36
vii
C. Tahap Kegiatan ... 37
D. Tahap Pengakhiran ... 37
2.2. Kerangka Konseptual ... 38
2.3. Hipotesis ... 39
BAB III. METODE PENELITIAN ... 40
3.1. Jenis Penelitian ... 40
3.2. Subjek Penelitian ... 40
3.3. Defenisi Operasional Variabel ... 41
3.4. Desain Penelitian ... 41
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.6. Teknik Analisis Data ... 45
3.7. Persiapan Penelitian ... 47
3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 49
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitan ... 49
4.2. Analisis Data Penelitian ... 50
4.3. Pengujian Persyaratan Analisis ... 52
4.4. Pembahasan Penelitian... 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
5.1. Kesimpulan ... 56
5.2. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
DAFTAR TABEL
[image:11.595.94.518.91.576.2]x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran. 1. Laporan Data Hasil Observasi Awal ... 61
Lampiran. 2. Instrumen Penelitian ... 63
Lampiran. 3. Data Sebaran Angket ... 67
Lampiran. 4. Tabulasi Angket ... 68
Lampiran. 5. Perhitungan Validitas Angket ... 69
Lampiran. 6. Perhitungan Reliabilitas Angket ... 72
Lampiran. 7. Instrumen Penelitian (Telah Valid) ... 74
Lampiran. 8. Data Sebaran Penelitian Pre Test ... 76
Lampiran. 9. Data Sebaran Penelitian Post Test ... 77
Lampiran. 10. Tabulasi Data Penelitian Pre Test dan Pos-test ... 78
Lampiran. 11. Perhitungan (M) dan Standard Deviasi (SD) Pre-test ... 79
Lampiran. 12. Perhitungan (M) dan Standard Deviasi (SD) Post Test ... 82
Lampiran. 13. Uji Normalitas Data Kemampuan Berkomunikasi Siswa ... 85
Lampiran. 14. Uji Homogenitas Varians Kemampuan Berkomunikasi Siswa ... 88
Lampiran. 15. Pengujian Hipotesis ... 89
Lampiran. 16. Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok (RPLBK) ... 91
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sebagai manusia yang hidup saling berdampingan, tentu akan selalu tercipta
hubungan antara individu yang satu dengan individu lain. Maka, dapat dikatakan
kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Seorang individu
memerlukan individu lain atau membutuhkan kelompok masyarakat untuk saling
berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi
manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam
kehidupannya manusia sering dipertemukan dengan individu lain dalam situasi
tertentu baik formal maupun informal. Kegiatan ini dilakukan sebagai pengantar
manusia kepada kebutuhannya.
Sadar atau tidak, semua manusia telah melakukan kegiatan komunikasi.
Awalnya kegiatan yang dinamakan komunikasi itu dapat dikatakan jika dengan
berkata-kata atau melakukan percakapan antar individu. Karena kurangnya
pemahaman masyarakatlah anggapan itu muncul. Untuk itu perlu dilakukan
pengkajian lebih lanjut mengenai masalah ini.
Seiring berjalannya waktu, kegiatan komunikasi semakin berkembang
bersamaan dengan perkembangan teknologi di sekitar kehidupan kita. Itu dapat
terlihat jelas dari pengamatan langsung pada kehidupan masyarakat sekarang ini.
Sudah banyak terlihat perkembangan teknologi komunikasi yang berdampingan
dengan kehidupan manusia sehingga dalam kurun waktu tertentu terlihat pula
kemunduran-kemunduran dari kegiatan komunikasi tersebut seperti etika
2
egoisme serta mengurangi rasa hormat kepada orang lain. Hal ini menuntut kita
untuk selalu memperhatikan bagaimana perkembangan kemampuan
berkomunikasi kita sesuai dengan norma yang berlaku. Penggunaan bahasa
sebagai sarana komunikasi juga kuat dipengaruhi oleh budaya masing-masing
individu yang terlibat baik sebagai komunikator maupun komunikan. Para ahli
komunikasi dalam hal penggunaan bahasa berkata bahwa bahasa bisa
memenjarakan kita, namun bahasa juga bisa membebaskan kita. Bahasa memberi
kerangka yang akan memberikan harapan-harapan kepada kita dan dengan
demikian menimbulkan persepsi bagi para individu yang terlibat dalam
komunikasi. (http://kompas.com, diakses pada tanggal 27 Februari 2013)
Dari pernyataan diatas, sudah jelas kita dituntut untuk memperbaiki cara dan
sikap berkomunikasi kita terutama dalam penggunaan bahasa yang tidak lepas
hubungannya dengan perkembangan kebudayaan. Kebudayaan yang merupakan
unsur dari kehidupan masyarakat tidak lepas dengan kegiatan komunikasi.
Komunikasi juga digunakan dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan,
termasuk dalam bidang pendidikan. Hal ini juga tidak lepas dari kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan itu menuntut pola komunikasi yang terlaksana, berjalan
semestinya guna mencapai tujuan dari pembelajaran.
Menurut Wood (dalam Enjang AS, 2007) alasan penting mempelajari
komunikasi adalah bahwa teori dan prinsip-prinsip komunikasi akan membantu
kita memahami apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan membantu kita
untuk mempunyai pengaruh pribadi. (Another reason to study communication is
that theories and principles help us to make sense of what happens in our
3
Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang cukup
penting. Karena setiap saat semua orang atau kelompok sudah pasti melakukan
interaksi. Bila tidak ada komunikasi maka yang akan terjadi di dalam kehidupan
adalah ketidakharmonisan ataupun perselisihan antara yang satu dengan yang
lainnya. Memang setiap orang akan memiliki pendapat dan pemikiran yang
berbeda-beda dalam suatu topik, tetapi perbedaan itu dapat dipersatukan melalui
kegiatan komunikasi. Bila dibicarakan dengan pola komunikasi yang efektif dan
efisien. Jika masih terdapat perbedaan, itu adalah hal yang biasa karena setiap
individu bebas mengeluarkan pendapat yaitu identik dengan bentuk negara
indonesia yaitu negara demokrasi. Yang terpenting adalah bagaimana setiap orang
itu membangun komunikasi yang menyenangkan sehingga menimbulkan
kenyamanan dikedua belah pihak dan mencapai tujuan yang semestinya meskipun
ada perbedaan pendapat.
Jika kegiatan komunikasi yang dilakukan dalam kehidupan tidak berjalan
dengan baik, akan mengakibatkan terhambatnya perputaran roda kehidupan,
artinya hubungan timbal balik antara manusia akan terhambat dan tidak berjalan
dengan semestinya. Hal ini pun dapat terjadi dalam dunia pendidikan. Bahkan
semua bidang disiplin ilmu pasti membutuhkan yang namanya komunikasi. Hal
inilah yang menjadi alasan pentingnya membangun komunikasi yang harmonis di
situasi dan kondisi apapun.
Hal yang sama juga berlaku untuk dunia pendidikan dimana juga
membutuhkan pola komunikasi yang baik, sehingga pesan yang disampaikan
mengenai materi pelajaran oleh guru kepada siswa dapat diterima oleh siswa
4
Jika komunikasi yang dilakukan tidak baik, tidak mungkin hasil yang timbul akan
baik.
Pendidikan Nasional memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta mengembangkan peradaban bangsa yang
bermartabat, lebih khususnya bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi individu yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, sehat, dan dapat menjadi
warga negara yang aktif dan demokratif serta bertanggung jawab.
Setiap orang dituntut untuk pintar berkomunikasi dengan siapapun. Oleh
karena itu sejak sekolah, seorang siswa hendaknya mengasah kemampuannya
untuk berkomunikasi dengan siapapun. Kemampuan berkomunikasi harus terus
ditingkatkan agar dapat dijadikan pendukung dari tercapainya tujuan pendidikan
yang telah dicanangkan. Untuk mencapai tujuan yang telah dicanangkan, perlulah
mengikuti unsur-unsur dari keberhasilan itu. Selain itu juga penting dukungan dari
faktor lain salah satunya adalah komunikasi. Tentunya masih banyak faktor lain
seperti kualitas SDM guru, sarana, kebijakan pemerintah, anggaran dana, fasilitas,
dan lainnya.
Berhubungan dengan komunikasi dalam dunia pendidikan, ada sejumlah
orang yang berperan yakni guru dan siswa. Hal ini harus dilihat secara
menyeluruh. Kemampuan komunikasi pada guru harus ditingkatkan mengingat
guru sebagai penyampai pesan (komunikator) kepada siswa (komunikan). Jika
dari awal komunikasi sudah tidak baik, tidak mungkin pesan yang akan
disampaikan kepada si penerima pesan diterima secara sempurna. Sebelum
5
sudah mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara matang sehinga dapat
menjaga kualitas mengajar peserta didik di sekolah. Jika tenaga pengajar telah
memiliki kemampuan komunikasi yang baik, tentu kehidupannya di sekolah
maupun di lingkungan masyarakat akan berjalan dengan semestinya karena ia bisa
menyampaikan dan menerima pesan dengan baik.
Berdasarkan data dari kegiatan observasi yang telah dilakukan di Surabaya
khususnya pada siswa SMA Negeri 13 Surabaya, hasil menunjukkan bahwa
terdapat 12,5% siswa yang memiliki kecemasan komunikasi dalam kategori
tinggi. Penampakan dari kecemasan komunikasi dalam proses belajar mengajar,
seperti rendahnya frekuensi partisipasi dalam situasi komunikasi, menghindari
partisipasi, serta ketidakmauan berbaur dengan teman lainnya. Heni Sulisatul
Mardiyah dan Sutijono : 2010, (http://ppb.jurnal.unesa.ac.id, diakses 2 maret
2013)
Untuk saat ini, bukan hanya satu sekolah banyak sekolah dan termasuk di
sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan sebagian siswa hanya difokuskan
mempelajari pelajaran yang sesuai dengan program kurikulum dan kuirang
diperhatikan bagaimana pola keseharian siswa yang juga mendukung ketercapaian
kurikulum tersebut termasuk bagaimana kemampuan berkomunikasi siswa itu.
Contohnya saja dalam kemampuan berkomunikasi siswa yang dikatakan masih
perlu banyak pembinaan dan pelatihan. Baik itu dari cara bicara, pola
berkata-kata, kepada siapa ia berbicara sampai dengan pembendaharaan kata yang
digunakan. Siswa merupakan individu yang membutuhkan ilmu dan pengajaran
6
yang berkualitas di masyarakat. Tentu untuk mencapai itu semua, dibutuhkan
komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
Perkembangan kemampuan berkomunikasi siswa berkenaan dengan
bagaimana individu melakukan proses penyampaian informasi kepada seseorang
untuk memperoleh suatu tujuan tertentu. Jika kemampuan komunikasi siswa telah
berkembang, perubahan itu akan terlihat dari sikap siswa itu dalam keseharian
baik itu di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya. Tentunya perubahan
yang terjadi adalah perubahan yang lebih baik dan bukan sebaliknya. Akan
terlihat pola belajar siswa di sekolah akan menjadi lebih aktif dan ia akan sering
mengeluarkan pendapat jika materi yang disampaikan oleh gurunya itu masih
kurang dimengerti dan pada suatu saat ia akan mampu memberikan suatu gagasan
dan opini dari apa yang telah diajarkan oleh gurunya. Hal ini semua didukung dari
kemampuan komunikasi yang baik dari guru dan siswa.
Kenyataannya masih banyak sekali siswa yang dapat melakukan
komunikasi tetapi tidak berdasarkan etika dan norma berkomunikasi yang efektif
dan efisien. Tata cara berbicara pada teman sebaya sama persis dengan pola
berbicara dengan orang yang lebih tua, baik itu pada guru atau orang tuanya
sendiri. Selain itu banyak sekali penggunaan bahasa yang dianggap tidak pantas
untuk dikatakan dalam kehidupan karena bersifat melecehkan atau mengejek. Hal
ini perlu mendapat perhatian lebih dan penanganan cepat. Agar karakter anak
bangsa berubah menjadi anak yang santun dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi awal, pengamatan langsung pada siswa dan
wawancara dengan guru BK di sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan, diperoleh
7
komunikasi secara efektif baik itu dari cara pengucapan, tata bahasa, sikap dan
kejelasan dalam menyampaikan informasi. Terlihat dari masalah-maslah yang
tampak diantaranya : Siswa kurang aktif belajar di kelas, banyak siswa yang
kesulitan dalam mengemukakan pendapat, siswa sering mengalami kelemahan
dalam menjawab pertanyaan guru secara lisan, banyak siswa yang sering
menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, siswa mengalami kesulitan dalam
berbicara dan menyusun tata bahasa yang baik dalam berkomunikasi.
Hal itu semua disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya kurangnya percaya
diri, minimnya pembendaharaan kata, keadaan suasana hati dan lain sebagainya.
Kesimpulannya tingkat kemampuan berkomunikasi siswa di SMA Negeri 1 Pecut
Sei Tuan cenderung rendah.
Sekolah merupakan tempat atau wadah bagi siswa untuk mengembangkan
semua bakat dan potensi diri serta memupuk keterampilan dan jati diri guna
memperoleh bekal untuk siap terjun dalam kehidupan masyarakat sekitar. Tugas
guru selain menyampaikan ilmu pengetahuan, juga memberikan
pelatihan-pelatihan tertentu kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan dan
keterampilan tertentu. Termasuk guru pembimbing atau guru BK di sekolah, yang
dapat memberikan layanan yang dapat mengembangkan keterampilan anak dalam
menguasai keterampilan berkomunikasi yang efektif.
Bimbingan konseling memiliki sembilan jenis layanan dan tujuh layanan
pendukung yang keseluruhannya merupakan kegiatan bantuan kepada suatu
individu yang khususnya pada siswa di sekolah dalam meningkatkan prestasinya
8
layanan yang dianggap tepat dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi
siswa adalah layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dialog.
Layanan bimbingan kelompok adalah salah satu jenis layanan yang
dilakukan guru pembimbing untuk memberikan bantuan atau informasi kepada
peserta didik secara berkelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok
guna mencapai suatu tujuan yang telah disepakati di dalam kelompok tersebut.
Layanan yang dilakukan dalam kelompok dapat membantu siswa memahami
masalah dengan cepat karena didukung dengan adanya dinamika kelompok yang
baik serta rasa saling berempati satu sama lain.
Bimbingan kelompok merupakan layanan yang memberikan suasana yang
kondusif bagi pesertanya karena didalam layanan ini, peserta diberikan
kesempatan untuk menambah penerimaan diri dari individu lain, menyampaikan
ide, gagasan dan perasaan, dukungan alternatif dan peningkatan keterampilan
dalam pengambilan keputusan yang tepat sehingga terlatih pula sikap tanggung
jawab atas dampak dari keputusan yang telah dipilihnya. Asumsi yang timbul
dalam penelitian ini adalah bahwa dalam layanan bimbingan kelompok akan
menimbulkan proses interaksi dan pertukaran ide antar individu dalam kelompok.
Harapan yang timbul dari dilaksanakannya bimbingan kelompok yaitu
dijadikan sebagai wahana pemahaman nilai kepribadian dan pengembangan sikap
positif yang dibentuk dengan hubungan antar personal dan juga dengan
pendekatan kelompok. Dengan layanan bimbingan kelompok, sikap positif pada
siswa akan berkembang karena mereka akan terjun di masyarakat dan menghadapi
banyak interaksi baik personal maupun kelompok. Dengan pendekatan secara
9
mendapatkan perhatian dari anggota kelompok dan tidak merasa terhakimi oleh
keadaan sendiri karena persoalan yang ada akan dipecahkan secara berkelompok.
Permainan dialog akan melatih individu dalam menyusun kata-kata untuk
diucapkan dengan tujuan menyampaikan informasi kepada lawan bicaranya
sehingga terciptalah suatu komunikasi yang memunculkan suatu tujuan tertentu
antar kedua belah pihak. Permainan dialog ini sangat mempengaruhi kemampuan
berkomunikasi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Semakin sering siswa berlatih,
maka akan semakin berkembang pula kemampuan berkomunikasinya.
Berdasarkan paparan mengenai kemampuan komunikasi siswa di lapangan,
peneliti ingin meneliti bagaimana pengaruh penggunaan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik permainan dialog terhadap peningkatan kemampuan
berkomunikasi siswa. Hal inilah yang mendasari penulis untuk mengadakan
sebuah penelitian dengan judul : “Pengaruh Penerapan Layanan Bimbingan
Kelompok dengan Teknik Permainan Dialog Terhadap Kemampuan
Berkomunikasi Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran
2012-2013.”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang dan fokus masalah, maka
peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Siswa kurang aktif belajar di kelas
2. Banyak siswa yang kesulitan dalam mengemukakan pendapat
3. Siswa sering mengalami kelemahan dalam menjawab pertanyaan guru
secara lisan
10
5. Siswa mengalami kesulitan dalam berbicara dan menyusun tata bahasa
yang baik dalam berkomunikasi.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pengamatan tentang berbagai keterbatasan yang dialami baik
dari segi pengetahuan dan pengalaman maka peneliti mengadakan pembatasan
masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini berfokus pada pengaruh penerapan teknik permainan dialog dalam
bimbingan kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi siswa kelas XI di
SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012-2013.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah adakah pengaruh penerapan
teknik permainan dialog dalam bimbingan kelompok dalam meningkatkan
kemampuan berkomunikasi siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
Tahun Ajaran 2012-2013.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan
layanan bimbingan kelompok dengan teeknik permainan dialog terhadap
kemampuan berkomunikasi siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Percut Sei
Tuan Tahun Ajaran 2012-2013.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
a) Sebagai panduan dan wacana yang dapat menambah wawasan,
11
selanjutnya dengan penulisan yang konkret baik dalam pengembangan
teori yang telah dipelajari maupun praktisnya di lapangan.
b) Sebagai sumber informasi dan pengembangan untuk siswa bahwa
kemampuan berkomunikasi berhubungan dengan kompetensi belajar
yang juga dapat mempengaruhi prestasi belajar pula.
c) Sebagai masukan bagi guru-guru di sekolah termasuk guru-guru BK
dalam melatih dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi siswa.
d) Sebagai bahan pengembangan dan masukan bagi mahasiswa jurusan
PPB/BK UNIMED dalam menambah dan memperluas wawasan berfikir
dalam memperkaya ilmu pengetahuan.
e) Sebagai bahan masukan bagi peneliti yang lain sehingga dapat dijadikan
referensi untuk kegiatan penelitian dibidang yang sama.
f) Sebagai nilai tambah bagi penulis dalam meningkatkan pengetahuan
khususnya dalam bidang bimbingan konseling guna meningkatkan
profesionalitasan profesi nantinya dan dapat diterapkan dalam
lingkungan kehidupannya.
g) Sebagai bahan masukan bagi pembaca (masyarakat) untuk
57 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kemampuan Berkomunikasi siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013 sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dilaog cenderung rendah dalam arti negatif yaitu dengan rata-rata 53,00.
2. Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dialog, kemampuan berkomunikasi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013 meningkat dalam arti posotif dengan rata-rata 59,60
58
B. Saran-Saran
1. Saran untuk guru BK
Diharapkan lebih peduli dalam upaya meningkatkan kompetensis siswa dengan program-program bimbingan konseling khususnya melalui layanan yang telah tersedia dalam kemampuan berkomunikasi siswa dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Saran untuk subjek penelitian
Mengingat ditemukannya pengaruh penerapan layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan kemampuan berkomunikasi siswa, maka disarankan kepada siswa yang memiliki kemampuan berkomunikasi cendrung rendah, agar mengikuti layanan bimbingan kelompok secara teratur dan serius. Diharapkan juga siswa meningkatkan dan memperbaiki kemampuan berkomunikasinya dan menjaga tutur katanya dalam berbicara kepada orang lain
3. Saran Kepada Peneliti Lain
Kepada peneliti lain yang menaruh perhatian meneliti tentang kemampuan berkomunikasi siswa, agar lebih memperhitungkan aspek-aspek lain yang memiliki hubungan dengan konsep diri siswa sepeeti aspek fisik, aspek moral, aspek pribadi, aspek keluarga dan aspek sosial. 4. Mengingat bahwa layanan bimbingan kelompok teknik permainan
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Pt. Rineka Cipta
AS, Enjang. 2009. Komunikasi Konseling. Bandung : Nuansa
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi). Jakarta : Rajawali Pers Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung : Refika Aditama Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan. 2002. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan
Effendy. O. U. 1992. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan : FIP UNIMED
Hartina DS, Sitti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung : Refika Aditama http://athenlengkong.blogspot.com/2011/03/faktor-faktor-penunjang-dan-penghambat.html
http://ayujeleqpooh.blogspot.com/2012/05/fungsi-komunikasi-william-i.html diakses pada tanggal 27 Februari 2013
http://kompas.com diakses pada tanggal 27 Februari 2013
http://konselingindonesia.com diakses pada tanggal 20 maret 2012
http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2010/02/fungsi-komunikasi.html diakses pada tanggal 20 Maret 2013
http://ppb.jurnal.unesa.ac.id diakses pada tanggal 2 Maret 2013
http://www.psychologymania.com /2012/12/ efektivitas-komunikasi-terapeutik.html http://waspada.com diakses pada tanggal 27 Februari 2013
http://widi-banjar.blogspot.com/2011/03/variabel-2.html.
Hurlock,E.2002. Psikologi Perkembangan (Edisi Kelima).Jakarta: Erlangga Hutagalung, Inge.2007.Perkembangan Individu. Jakarta:Pt.Indeks
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993. Jakarta: Hasta
60
Modul PLPG Bimbingan Dan Konseling.2012. Universitas Negeri Medan Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Prayitno, & Erman Amti. 2004.Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Prayitno.1995.Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar Dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia
Safaria, Triantoro. 2005. Terapi dan Konseling Gestalt. Yogyakarta : Graha Ilmu Sarwono, S.W.2003. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Press
Sofyan S. Willis. 2004.Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta
Sulisatul M, Heni dan Sutijono. 2010. Efektivitas teknik permainan dialog dalam konseling kelompok gestalt untuk mengurangi kecemasan komunikasi siswa pada proses belajar mengajar di kelas, Surabaya : Jurnal Prodi BK FKIP UNIPA Surabaya dalam http://ppb.jurnal.unesa.ac.id diakses pada tanggal 2 Maret 2013
Tierney Elizabeth. 2003. 101 Cara Berkomunikasi Lebih Baik. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Tohirin.2007. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah, Jakarta: Pt. Raja Grafindo Perseda
Wibowo, Mungin Edy.2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Upt. Unnes Press