PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEHNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUR BATU T.P 2012/2013
Oleh:
Andi Lumban Gaol NIM 061244210031 Program Studi PendidikanFisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tehnik Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X SMA Negeri 1 Pancurbatu Tahun Pelajaran 2102/2013”. Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Juniar Hatahaean, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si, Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si dan Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd sebagai dosen penguji, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Kepada Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, MS selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan, saran, serta dukungan moril dimulai dari diterimanya penulis di Jurusan Fisika ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku ketua Jurusan Fisika, Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Fisika, dan juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED. Penulis juga tak lupa berterima kasih kepada Bapak Porang Siregar, S.Pd selaku Plt. Kepala SMA Negeri 1 Pancurbatu, Ibu Johanni Sinulingga, S.Pd sebagai guru bidang studi fisika, beserta kepada staf dan pegawai SMA Negeri 1 Pancurbatu yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
v
Terkhusus penulis ucapkan banyak terima kasih kepada sahabat-sahabat (Aquardes, Heber, Lumbang Marganda, Joy, Michael, Joni AT, Yudi, dll ), teman-teman ( Henni, Theresia Christa, Himpun Origin, Rahmat Zoe, dll ) dan kawan-kawan seperjuangan yang telah banyak memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. Kepada rekan-rekan di GMKI Koms. FMIPA UNIMED dan masih banyak lagi teman-teman yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Seperti kata pepatah “Tiada Gading Yang Tak Retak”. Penulis juga menyadari bahwa masih begitu banyak kekurangan yang ada, baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasana ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2013
Penulis,
Andi Lumban Gaol
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengatar iv
Daftar isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 4
1.3 Batasan Masalah 4
1.4 Rumusan Masalah 4
1.5 Tujuan Penelitian 5
1.6 Manfaat Penelitian 5
1.7 Defenisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Pengertian Belajar 8
2.1.2 Pengertian Hasil belajar 9
2.1.2.1 Ranah Kognitif 9
2.1.2.2 Ranah Afektif 10
2.1.2.3 Ranah Psikomotorik 11
2.2 Aktivitas Belajar 12
2.3 Model Pembelajaran 13
2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran 13
2.3.2 Pembelajaran Kooperatif 14
2.3.2.1 Unsur, Ciri dan Prinsip dalam Model 16 Pembelajaran Kooperatif
2.3.2.2 Tujuan dan Strategi dalam Model Pembelajaran 18 Kooperatif
2.3.2.3 Jenis Keterampilan Model Pembelajaran Kooperatif 21 2.3.2.4 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 22 2.3.2.5 Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif 23 2.3.3 Pembelajaran Kooperatif Tehnik Two Stay Two Stray 24 2.3.4 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tehnik 24
Two Stay Two Stray
2.3.5 Pembelajaran Konvensional 28
2.4 Materi Pelajaran 30
2.4.1 Suhu 31
2.4.2 Kalor 38
2.6 Hipotesis Penelitian 47
BAB III METODE PENELITIAN 48
3.1 Lokasi dan WaktuPenelitian 48
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 48
3.2.1. Populasi Penelitian 48
3.2.2. Sampel Penelitian 48
3.3. Variable Penelitian 48
3.3.1. Variabel Bebas 48
3.3.2. Varibel Terikat 48
3.4. Desain Penelitian 49
3.5. Alat Pengumpul Data 50
3.5.1. Tes 50
3.5.1.1 Validitas Tes 51
3.5.1.2 Reliabilitas Tes 51
3.5.1.3 Tingkat Kesukaran Tes 52
3.5.1.4 DayaBeda Tes 52
3.5.2. Lembar Observasi 53
3.6. Prosedur Penelitian 53
3.7. Teknik Analisis Data 56
3.7.1. Analisis Data Hasil Belajar Kognitif 56 3.7.2. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa 56
3.7.3. Uji Normalitas 57
3.7.4. Uji Homogenitas 58
3.7.5. Uji Hipotesis 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 62
4.1 Hasil Penelitian 62
4.1.1 Deskripsi Hasil Belajar 62
4.1.2 Uji Persyaratan Analisis Data 63
4.1.2.1 Uji Normalitas 63
4.1.2.2 Uji Homogenitas 64
4.1.3 Pengujian Hipotesis 64
4.2 Pembahasan 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 68
5.1 Kesimpulan 68
5.2 Saran 68
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 22
Tabel 2.2 Nilai Perkembangan Individu 27
Tabel 2.3 Koefisien Muai Panjang Berbagai Zat 32
Tabel 2.4 Kalor Jenis 40
Tabel 3.1 Desain Penelitian 49
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 50
Tabel 3.3 Kategori Ketuntasan Penguasaan Materi Pelajaran 56
Tabel 3.4 Kategori Aktivitas 57
Tabel 4.1 Kategoti Ketuntasan Penguasaan Materi Pelajaran 62 Kelas Eksperimen
Tabel 4.2 Kategoti Ketuntasan Penguasaan Materi Pelajaran 62 Kelas Kontrol
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Pretes dan Postes Kelas 63 Eksperimen dan Kelas Kontrol
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pemuaian Panjang 33
Gambar 2.2 Grafik Hubungan P-V pada suhu Konstan 37 Gambar 2.3 Diagram Perubahan Wujud Zat yang Dipengaruhi Kalor 41 Gambar 2.4 Konduksi Atau Hantaran Kalor Antara Daerah 43
dengan Temperatur T1 dan T2 43
Gambar 2.5 Arus Konveksi pada Air yang Dipanaskan 44
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pembelajaran 71
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) 88
Lampiran 3 Instrumen Tes 95
Lampiran 4 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 99
Lampiran 5 Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan 107 Daya Beda Instrumen Tes
Lampiran 6 Perhitungan Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat 113 Kesukaran dan Daya Beda Instrumen Tes
Lampiran 7 Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 116 Lampiran 8 Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol 117 Lampiran 9 Perhitungan Nilai Rata-rata dan Standar DeviasiPretes 118
dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 10 Uji Normalitas Data 121
Lampiran 11 Uji Homogenitas 125
Lampiran 12 Pengujian Hipotesis 127
Lampiran 13 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 132 Lampiran 14 Data Observasi Aktivitas Siswa 133
Lampiran 15 Aktivitas Belajar Siswa 139
Lampiran 16 Tabulasi Nilai 140
Lampiran 17 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 144 Lampiran 18 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 145 Lampiran 19 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 146 Lampiran 20 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 147
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan nasional yang dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu usaha peningkatan mutu pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa terus digalakkan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 pasal 4 yang menyatakan “standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat”.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia serta untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam peraturan pemerintah tersebut di atas, pemerintah selalu mengadakan perbaikan dan perubahan dalam segala komponen yang diharapkan mampu mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Perubahan dan perbaikan tersebut meliputi aspek kurikulum, sarana dan prasarana, guru, peserta didik dan strategi pembelajaran (meliputi metode dan model pembelajaran).
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Dalam proses kegiatan belajar, ada kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik dan ada kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru. Kegiatan ini berlangsung secara bersama-sama pada waktu yang sama, sehingga terjadi interaksi komunikasi aktif antara peserta didik dan guru. Komponen guru sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang tinggi dalam proses pembelajaran, agar dapat mencapai proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif guna mencapai hasil belajar yang bermutu tinggi.
Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan
2
“berbuat” sehingga dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains, yang mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksi di dalamnya. Mata pelajaran fisika menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar guru mampu mengembangkan suatu strategi dalam mengajar yang dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar meningkat.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, proses pembelajaran di sekolah masih kurang meningkatkan kreativitas siswa. Hasil wawancara kepada guru yang menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, dan guru terkadang kurang konsisten dalam penggunaan model tersebut. Di samping itu, sarana dan prasarana seperti alat-alat praktikum dan media pembelajaran di sekolah yang kurang memadai menjadi salah satu faktor yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif, sehingga siswa sering merasa bosan dalam proses pembelajaran. Akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.
Permasalahan ini dapat diatasi terutama jika guru dapat melihat permasalahan-permasalahan di kelas dan mencari suatu pendekatan belajar yang tepat agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dan dipahami oleh siswa dengan baik, salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan kemampuan siswa.
3
Ada beberapa model pembelajaran di antaranya model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu pembelajaran konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai dan memahami bahan pelajaran.
Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik untuk menerapkan salah satu model kooperatif yaitu model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS). Two Stay Two Stray atau dua tinggal dua bertamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Siswa dapat belajar dalam kelompok yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.
Penelitian ini relevan dengan penelitian Adil. Di mana judul penelitiannya “Perbedaan Pemahaman Siswa yang Diajar Dengan Pembelajaran Kooperatif Tehnik Two Stay Two Stray dengan Pembelajaran Ekspositori di kelas X SMA negeri 1 Pancur Batu” yang menyimpulkan bahwa pemahaman siswa yang diajar dengan pembelajaran Kooperatif Tehnik Two Stay Two Stray lebih baik dari pada yang diajar dengan menggunakan pembelajaran ekspositori.
Leona dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Koloid Di Kelas II Semester 2 SMA Negeri 6 Medan Tahun Ajaran 2010/2011” juga menyimpulkan bahwa adanya peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Dari data penelitian yang didapat setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray, terjadi peningkatan nilai rata-rata pre-test siswa dari 31,00, meningkat menjadi 69,588. Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan uji t diproleh thitung = 3,59 dan ttabel = 1,662 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
4
tehnik two stay two stray dan pengajaran konvensional. Namun ada beberapa kendala yang muncul saat pelaksanaan penelitian yaitu pembagian kelompok yang memerlukan waktu banyak, adanya kelompok yang beranggotakan 5 orang dan penguasaan kelas yang kurang maksimal.
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ”Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tehnik Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor di Kelas X SMA Negeri 1 Pancur Batu T.P 2012/2013.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh bahwa :
1. Kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran fisika 2. Rendahnya hasil belajar fisika siswa
3. Penggunaan model pembelajaran yang tidak bervariasi dan ketidakkonsistenan guru dalam penerapan model pembelajaran
4. Sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai
1.3 Batasan Masalah
Karena luasnya permasalahan dan keterbatasan kemampuan, waktu dan biaya maka peneliti perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Subjek yang diteliti adalah satu kelas.
2. Materi yang diajarkan adalah Suhu dan Kalor
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS).
1.4 Rumusan Masalah
5
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS) di kelas X SMA Negeri 1 Pancur Batu ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor yang diberikan dengan menggunakan pembelajaran konvensional di kelas X SMA Negeri 1 Pancur Batu ?
3. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS) dan dengan pembelajaran konvensional?
4. Bagaimana aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS)?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS) di kelas X SMA Negeri 1 Pancur Batu.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor yang diberikan dengan menggunakan pembelajaran konvensional di kelas X SMA Negeri 1 Pancur Batu.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS) dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
4. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS).
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah ;
6
salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika.
2. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis tentang model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS) yang akan digunakan dalam mengajar kelak di kemudian hari.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya.
1.7 Defenisi Operasional
Untuk memberikan arahan bagi pelaksanaan penelitian maka berikut ini diajukan beberapa defenisi operasional yang mengacu pada penelitian, antara lain:
1. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami pelajaran.
2. Model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS) merupakan tehnik pembelajaran kooperatif di mana siswa belajar dalam kelompok yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dan memberikan kesempatan kelompok utuh untuk saling bekerja sama, saling membantu dalam kelompok dan membagikan hasil diskusi dengan kelompok yang lain. Tehnik Two Stay Two Stray (TSTS) dalam proses pembelajaran dilaksanakan melalui tahap persiapan, penyajian kelas, kegiatan kelompok, melaksanakan evaluasi, penghargaan kelompok, dan menghitung ulang skor dasar perubahan kelompok.
7
yang telah dibahas dalam kegiatan pembelajaran. Skor yang diperoleh siswa dalam tes, selanjutnya diproses untuk menentukan nilai perkembangan individu yang akan disumbangkan sebagai skor kelompok. Perhitungan skor tes individu bertujuan untuk menetukan nilai perkembangan individu yang telah disumbangkan sebagai skor kelompok. Sedangkan skor kelompok dihitung berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang disumbangkan anggota kelompok. Berdasarkan rata-rata nilai perkembang yan diperoleh terdapat tingkat kriteria penghargaan yang diberikan.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancurbatu T.P 2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi pokok Suhu dan Kalor adalah baik dengan nilai rata-rata 82,81.
2. Hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancurbatu T.P 2012/2013 dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor adalah cukup baik dengan nilai rata-rata 72,59.
3. Ada perbedaan antara hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS) dengan hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMAN 1 Pancurbatu T.P. 2012/2013, dengan thitung = 3,2614 > ttabel = 1,674.
4. Dari hasil observasi di dalam kelas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan aktivitas siswa yaitu 1 siswa sangat aktif; 22 siswa aktif; 3 siswa cukup aktif walaupun masih ada juga siswa yang kurang aktif di dalam kelas.
5.2. Saran
Beberapa hal yang disarankan untuk peneliti lanjut bardasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, antara lain:
1. Bagi peniliti selanjutnya hendaknya lebih memahami model pembelajaran model pembelajaran kooperatif tehnik Two Stay Two Stray (TSTS)sebagai
63
salah satu upaya untuk mengaktifkan siswa belajar, menambah kreativitas dan semangat belajar siswa, serta meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih efektif dalam penggunaan waktu, supaya proses pembelajaran berjalan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
A.M.,Sardiman (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Gravindo, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP) Kepebimbingan Skripsi Program studi Pendidikan , FMIPA Unimed
http://www.putra-putri-indonesia.com/tujuan-pendidikan-nasional.html (diakses 27 Februari 2013:20.30)
Ibrahim, M.,dkk,(2000), Pembelajaran Kooperatif, UNESA, University Press.
Djamarah, S.S.,(2000), Guru dan anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Penerbit Rineka Cipta.
Kanginan, Marthen.,(2007), Fisika Untuk SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Lie, A.,(2008), Cooperative Learning, Penerbit P.T Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Nurhadi., (2004), Kurikulum 2004, Penerbit P.T Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Sagala., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sinuraya, Adil., (2009), Perbedaan Pemahaman Siswa yang Diajar Dengan Pembelajaran Kooperatif Tehnik Two Stay Two Stray dengan Pembelajaran Ekspositori di kelas X SMA negeri 1 Pancur Batu., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metoda Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung
Sudjana, Nana.,(2006), Penilaian Hasil Proses Mengajar, Penerbit PT Rosdakarya , Bandung
Trianto., (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta