• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BUTA AKSARA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR WARGA BINAAN DI LAPAS WANITA TANJUNG GUSTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BUTA AKSARA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR WARGA BINAAN DI LAPAS WANITA TANJUNG GUSTA MEDAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BUTA AKSARA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR WARGA BINAAN

DI LAPAS WANITA TANJUNG GUSTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

OLEH:

CUT WILDA LUBIS 109371006

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERTIVAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas penyertaan-Nya dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran Buta Aksara Terhadap Motivasi Belajar Warga Binaan Di Lapas Wanita Di Tanjung Gusta Medan”.

Penulisan Skripsi ini adlah salah merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED. Selama

dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis,

namun semuanya teratasi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini penulis samapikan untaian terimakasih terkhusus kepada orang tua

tercinta Nurmala atas dukungan semangat serta dukungan moril mulai dari awal

perkuliahan sampai selesainya.

Pada akhirnya kata penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat

bagi siapa saja yang membacanya terutama sebagai bahan masukkan bagi

berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan yang diangkat menjadi judul

skripsi ini.

Medan, Agustus 2013

Penulis

Cut wilda Lubis

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Berkat dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, pada kesempatan

ini dengan tulus dan rendah hati, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, Selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.Si selaku Dekan Fakutas Ilmu Pendidikan

3. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi saya yang

telah banyak memberi bimbingan, saran, dan kritik, serta dorongan yang

sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi.

4. Ibu Dra. Rosdiana ,M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

sekaligus sebagai dosen Pembibing Akademik saya.

5. Bapak Dr. Sudirman,SE,M.Pd selaku Seketaris Jurusan Pendidikan Luar

Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan, sekaligus dosen penguji saya.

6. Seluruh Dosen-dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah atas pengajaran

dan bimbingannya dalam perkuliahan yang tidak leleah memberikan ilmu

dan pengetahuan yang luar biasa.

7. Kak Surya Selaku tata usaha Jurusan PLS yang telah banyak membantu

penulis terutama segala urusan surat menyurat.

8. Kepala Lembaga Pemasyarakatan yang bersedia memberikan izin untuk

meneliti di Lapas Wanita Tanjung Gusta Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sesempurna, untuk itu kritik

(5)

ini disebabkan keterbatasan yang ada pada penulis. Namun penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan pendidikan dan ilmu

pengtahuan terutama dalam bidang pendidikan luar sekolah.

Medan, Agustus 2013

Penulis,

(6)

ABSTRAK

Cut Wilda Lubis.

Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran Buta Aksara

Terhadap Motivasi Belajar Warga Binaan Di Lapas Wanita

Tanjung Gusta Medan.

Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.

Masalah dalam penelitian ini adalah tutor tidak menggunakan metode yang bervariasi dan media yang sangat minim,dan kurang menguasai materi dalam melakukan kegiatan pembelajaran; kurangnya motivasi belajar warga binaan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk;(1) untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran buta aksara terhadap motivasi belajar warga binaan di Lapas wanita Tanjung Gusta Medan,(2) untuk mengetahui motivasi belajar warga binaan di Lapas wanita Tanjung Gusta Medan,(3) untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pembelajaran buta aksara terhadap motivasi belajar warga binaan di Lapas wanita Tanjung Gusta Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pelaksanaan pembelajaran dari Patricia King,Terence (1989:25)”bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tutor, waega belajar,materi dan metode,sarana pembelajaran dan hasil pembelaaran”.Teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh Staton (1987:20) “ bahwa motivasi belajar merupakan unsur yang paling efisien dalam belajar, karena seseorang hanya akan berhasil jika ia memiliki motivasi umtuk belajar.

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan klausal (sebab akibat). Sampel penelitian ini berjumlah 60 warga binaan di lapas wanita Tanjung Gusta Medan. Alat pengumpulan data menggunakan angket, Teknik analisis data menggunakan rumus Regresi Linier Serhana.

(7)

DAFTAR ISI

1.1. Kompenen-kompenen Pembelajaran ... 14

1.2. Pelaksanaan pembelajaran buta aksara ... 15

1.3. Tutor ... 15

1.4. Warga Belajar... ... 17

1.5. Materi Pembelajaran dan Waktu Pembelajaran... ... 18

1.6. Sarana/Prasarana Pembelajaran... .. 19

1.7. Hasil Belajar... ... 19

2. Pengertian Buta Aksara ... 20

2.1. Tujuan Pelaksanaan Pembelajaran………. .. 22

3. Konsep Motivasi Belajar ... . 23

3.1. Pengertian Motivasi Belajar……… .. 23

3.2. Faktor-Faktor Motivasi Belajar……….. ... 24

3.3. Upaya Meningatkan Motivasi Belajar……… .. 26

3.4. Ciri-ciri Motivasi……… ... 28

3.5. Fungsi Motivasi Belajar………. ... 28

(8)

B. Kerangka Konseptual ... 31

C. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel ... 33

a. Populasi ... 33

b. Sampel ... 33

C. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 34

1.Variabel Penelitian……….. 34

2.Definisi Operasional……… 34

D. Alat Pengumpulan Data ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 40

F. Lokasi dan Waktu penelitian ... 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian………

B. Pengujian Persyaratan Analisis………

C. Analisis Data Penelitian………..

D. Pengujian Hipotesis………

E. Pembahasan Penelitian………..

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………

B. Saran………..

DAFTAR PUSTAKA...

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan. Di era globalisasi

seperti sekarang ini, pendidikan memiliki peranan yang penting dalam

meningkatkan taraf hidup. Bahkan, sebuah penelitian di Amerika Serikat

menyatakan bahwa tingkat kesejahteraan pada umumnya sangat bergantung pada

tinggi rendahnya tingkat pendidikan. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi

akan memiliki tingkat kesejahteraan yang baik, sebaliknya seseorang dengan

pendidikan yang rendah akan memiliki tingkat kesejahteraan yang kurang

baik.Pendidikan pun secara tidak langsung dapat mempengaruhi pola pikir dan

perilaku seseorang. Setiap warga negara berhak atas kesempatan yang

seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan

dan keterampilan sekurang-kurangnya setara dengan pengetahuan,kemampuan

dan keterampilan tamatan pendidikan dasar.

Di era modern seperti sekarang ini, banyak kendala yang harus di hadapi

untuk dapat memperoleh pendidikan yang tinggi. Salah satu dari kendala itu

adalah besarnya biaya yang harus di keluarkan untuk mengayom pendidikan.

Banyak orang-orang yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan tetapi

mereka terpaksa menyurutkan keinginannya karena kekurangan biaya. Oleh

karena itu pemerintah mengadakan program pendidikan yang dapat membantu

masyarakat untuk mengecap pendidikan yang dilaksanakan melalui tiga jalur

(10)

Didalam pendidikan non formal atau disebut dengan pendidikan luar

sekolah mempunyai beberapa program didalamnya,salah satunya yaitu pendidikan

keaksaraan.Pendidikan keaksaraan merupakan bentuk layanan program

pendidikan nonformal yang ditujukan bagi komunitas khusus melalui proses

pembelajaran dan pelatihan dalam rangka pemberdayaan masyarakat agar

memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mampu mencari

dan mengelola informasi serta memecahkan masalah yang dihadapi dalam

kehidupan sehari hari. Pendidikan keaksaraan juga bertujuan untuk mengatasi

masyarakat yang buta aksara, karena dalam kenyataannya masih banyak warga

Negara yang buta aksara.

Dan salah satu lembaga pemerintah yang mengadakan program buta

aksara adalah SKB (Sanggar Kegiatan Belajar), dan salah satunya adalah SKB

Medan, dalam penyelenggaraan program buta aksara SKB Medan bekerja sama

dengan Lembaga Pemasyarakat Tanjung Gusta Medan. Dilembaga Pemasyarakat

(Lapas) meruapakan tempat binaan orang – orang mengalami pemikiran–

pemikiran mengenai fungsi Pemasyarakatan tidak lagi sekedar penjeraan tetapi

juga merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintegrasi sosial Warga Binaan

Pemasyarakatan telah melahirkan suatu sistem pembinaan yang di namakan

dengan sistem Pemasyarakatan.

Pada tanggal 27 April 1964 dalam Konferensi Jawatan Kepenjaraan yang

dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Bandung dilakukan sebagai pengganti

kepenjaraan. Lembaga Pemasyarakatan dalam Konferensi ini dinyatakan sebagai

suatu sistem Pembinaan terhadap para pelanggar Hukum dan sebagai suatu

(11)

pulihnya kesatuan hubungan Warga Binaan Pemasyarakatan dengan masayarakat.

Dalam pengembangan selanjutnya, pelaksanaan sistem Pemasyarakatan yang

telah dilaksanakan sejak tahun 1964 semakin mantap dengan diundangkannya

Undang–Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Lembaga Pemasyarakatan.

Dengan Undang–Undang Pemasyarakatan ini maka makin kokoh usaha

-usaha dalam mewujutkan suatu sistem Pemasyarakatan. Sebagai tatanan mengenai

arah dan batas serta cara Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan

Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara Pembina, yang dibina dan

masyarakat untuk meningkatkan kualitas-kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan.

Agar WBP memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat

diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam

pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan

bertanggung jawab.

Dalam penyelenggaraan program ini, semua warga belajar diharapkan dapat

memperoleh pengetahuan dan menguasai keterampilan membaca, menulis,

berhitung (calistung) dan keterampilan fungsional lain yang bermanfaat bagi

warga belajar. Kemampuan calistung ini dapat dibuktikan dengan hasil

pelaksanaan evaluasi atau penilaian harian oleh tutor dan evaluasi akhir program.

Tes ini meliputi penilaian terhadap kemampuan dan penguasaan membaca,

menulis, dan berhitung. Program ini bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan dalam menguasai dan menggunakan keterampilan membaca,

menulis, berhitung, mengamati, dan menganalisis kehidupan sehari-hari dan

memanfaatkan potensi yang ada di lingkungannya, sehingga masyarakat dapat

(12)

dapat menggunakan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung untuk

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari dan dapat mencari jalan dalam

mencari sumber-sumber pendapatan serta dapat senantiasa belajar dan

mempelajari kehidupan.

Pelaksanaan pembelajaran buta aksara merupakan seperangkat rencana yang

akan dilaksanakan dalam rangka memncapai tujuan. Kegiatan pembelajaran

tersebut agar berjalan dengan baik maka dapat diterapkan sesuai rencan yang telah

diteteapkan. Dimana pembelajaran buta aksara merupakan kemampuan untuk

menggunakan bahasa dan menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan,

mendengarkan perkataan, mengungkapkannya dalam bentuk tulisan, dan

berbicara. Kemampuan baca-tulis dianggap penting karena melibatkan

pembelajaran berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat

mencapai tujuannya, dimana hal ini berkaitan langsung bagaimana seseorang

mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam

masyarakat yang lebih luas.Pelaksanaan pembelajaran buta aksara bertujuan untuk

meningkatkan motivasi belajar,pembelajaran lebih menarik, dan warga belajar

dapat lebih lama mengingat pesan yang diterima,lebih termotivasi dalam belajar.

Dengan peningkatan kualitas belajar pada tingkat yang maksimal,warga belajar

lebih senang terhadap mengikuti pembelajaran buta aksara,dapat menambah

motivasi dan hasil belajarnya, menambah motivasi untuk berpikir dan belajar

sendiri dalam pembelajaran CALISTUNG.

Namun kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua pelaksanaan

terlaksana dengan baik karena beberapa sebab dapat lihat di lokasi lembaga

(13)

digunakan secara maksimal dalam proses kegiatan pembelajaran. Banyak faktor

penyebab ketidakberhasilan dalam pelaksanaan tersebut antara lain manajemen

yang buruk dari pengelola,pembagian tugas para pelaksana yang tidak

jelas,Displin yang rendah, Motivasi warga binaan yang rendah, Kemampuan tutor

rendah, Tutor kurang bervariasi dalam gaya menguasai materi dan kurang

memperhatikan warga binaan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga

warga binaan kurang memperhatikan kegiatan pembelajaran tersebut. kurangnya

motivasi warga binaan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut, Sarana

dan Prasarana tidak memadai. Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan

tutor , bahwa proses penyampaian pesan pada lembaga pemasyarakatan dominan

hanya menggunakan metode konvensional (ceramah dan pemberian tugas),

bahkan media yang digunakan hanya papan tulis dan buku pedoman untuk bahan

ajar tersebut, Tetapi buku pedoman tersebut tidak dipergunakan.Tutor hanya

mengajarkan materi tentang huruf-huruf, angka-angka, kurang-kurang dan

tambah-tambah kemudian warga binaan memperhatikan sambil menulisnya

kembali.Tutor menyuruh kembali warga binaan mengejankan dan menjumlahkan

bahan materi yang ada di papan tulis tersebut, Dalam hal ini membuat warga

binaan merasa cepat merasa bosan. Untuk mengatasi rasa kebosanan tersebut,

warga binaan biasanya mengganggu warga belajar lainnya seperti ribut sehingga

mengakibatkan suasana belajar tidak nyaman dan tidak konsentrasi dalam belajar.

Warga belajar ada yang bercerita – cerita dengan warga binaan yang lain dan

mencari kesibukan lainnya yang tidak berhubungan dengan apa yang dipelajari,

dan ada juga warga binaan yang tidak memiliki minat dan bakat dalam memahami

(14)

Warga belajar hanya menginginkan sertifikasi, namun kenyataannya warga

belajar tidak tahu apa fungsi serifikasi tersebut dalam kebutuhan mereka karena

warga belajar belum memahami pelaksanaan pembelajaran buta aksara dalam

kehidupan mereka dalam mengikuti kegiatan pembelajaran buta aksara

tersebut.Dan sasarannya berusia 14 tahun keatas.

Seharunya tutor dalam menyampaikan bahan materi harus menguasai,

memiliki gaya yang bervariasi dan memperhatikan warga binaan dalam

melakukan kegiatan pembelajaran tersebut, sehingga warga binaan tidak

merasakan kebosanan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran . Kemudian warga

binaan merasakan pun memiliki keseriusan dan mendapatkan motivasi dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran, Sehingga tutor tersebut merasakan kesenangan

dalam melakukan kegiatan pembelajaran tersebut. Maka dalam melaksanakan

Pendidikan Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas

tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6 UU No. 20 tahun 2003).

Berdasarkan hasil sensus kependudukan Sumatera Utara tahun 2010, persentase

penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 2,08 persen dan yang

tidak sekolah lagi sebesar 4,85 persen. Ukuran atau indikator untuk melihat

kualitas sumber daya manusia (SDM) terkait dengan pendidikan antara lain

pendidikan yang ditamatkan dan buta aksara.

Berdasarkan hasil (sensus 2010), persentase penduduk 5 tahun yang

berpendidikan minimal tamat SMP/Sederajat sebesar 49,36 persen, dan penduduk

berusia 15 tahun ke atas sebesar 96,57 persen yang berarti dari setiap 100

penduduk usia 15 tahun ke atas ada 97 orang yang melek huruf. Penduduk

(15)

lainnya. Hasil pengamatan sensus Provinsi Sumatera Utara Sementara

Pelaksanaan pembelajaran buta aksara tersebut belum berhasil menurunkan

besarnya angka dimana penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 99,09 persen.

Penduduk usia 15 tahun ke atas perempuan (98,64 persen) lebih rendah

dibandingkan laki-laki (99,53 persen). Penduduk usia 15 tahun ke atas di daerah

perdesaan (100,00 persen) lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan (99,09

persen). Rendahnya penduduk usia 15 tahun ke atas disebabkan oleh rendahnya

buta aksara penduduk usia 45 tahun ke atas. Penduduk usia 45 tahun ke atas

sebesar 97,29 persen. Penduduk usia 45 tahun ke atas perempuan (95,81 persen)

lebih rendah dibandingkan laki-laki (98,77 persen), Sehingga sampai saat ini buta

aksara tetap saja masih tinggi. Pelaksanaan pembelajaran buta aksara juga sangat

terkait dengan kemiskinan,keterbelakangan,kebodohan, dan ketidakberdayaan

masyarakat. Sehingga permasalahan buta aksara ini tidak saja menjadi

permasalahan nasional tetapi sudah diangkat menjadi permasalahan internasional.

Untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan pelaksanaan kegiatan buta

aksara,Maka perlu adanya evaluasi.Melalui evaluasi pelaksanaan diharapkan

dapaat diketahui berbagai informasi tentang prosess pelaksanaan dan hasil yang

akan dicapai.Dari permasalahan di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh pelaksanaan pembelajaran buta aksara terhadap motivasi belajar warga binaan di lapas wanita TG.GUSTA MEDAN”.

B. Indentifikasi Masalah

Dalam setiap penenelitian,permasalahan merupakan hal yang paling utama

dan dirigi cara bagaimana pemecahannya. Namun sebelumnya hal itu dilakukan,

(16)

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas,maka penulis mengidentifikasi

masalah yang diteliti, sebagai berikut ;

1. Tutor kurang bervariasi dan kurang menguasai materi dalam melakukan

kegiatan pembelajaran

2. Kurangnya motivasi belajar warga binaan dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran buta aksara.

3. Warga binaan hanya menginginkan sertifikat sebagai tanda pengakuan

bahwa dia tidak buta aksara lagi sehingga program yang diharapkan tidak

sesuai dengan kenyataannya.

4. Warga binaan belum mehamami betapa pentingnya program buta aksara

dalam kehidupan mereka dalam mengikuti program buta aksara.

5. Kurangnya minat warga belajar dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

buta aksara.

6. Kurangnya bakat warga binaan dalam menerima pembelajaran buta

aksara.

7. Warga binaan memiliki cita-cita(keinginan), namum warga binaan tidak

memahami manfaat memgikuti kegiatan buta aksara tersebut.

8. Kurangnya pengetahuan warga binaan tentang kegiatan buta aksara

tersebut sehingga minat warga binaan sangat sedikit.

C. Batasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas maka yang menjadi batasan

masalah dalam penelitian ini adalah :” Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran

(17)

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah,maka masalah penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa baik pelaksanaan pembelajaran buta aksara terhadap motivasi

belajar warga binaan di Lapas wanita di Tanjung Gusta Medan ?

2. Seberapa besar motivasi belajar warga binaan dalam mengikuti

pembelajaran buta aksara di Lapas Tanjung Gusta Medan ?

3. Apakah terdapat pengaruh pelaksanaan pembelajaran buta aksara terhadap

motivasi belajar warga binaan di Lapas Wanita Tanjung Gusta Medan?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan :

1. Untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran buta

aksara warga binaan di Lapas wanita Tanjung Gusta Medan.

2. Untuk mengetahui motivasi belajar warga binaan dalam mengikuti

pelaksanaan pembelajaran buta aksara.

3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pembelajaran buta aksara

terhadap motivasi belajar warga binaan di Lapas wanita Tanjung Gusta

Medan.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan bagi peneliti lain umumnya,dan bagi mahasiswa

Unimed khususnya,dalam menambah wawasan, pengetahuan, dan

pengalaman untuk membuat penulisan karya ilmiah di masa yang akan

(18)

b. Meningkatkan motivasi warga belajar untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran.

c. Membangun dan mewujudkan komitmen pemerintah untuk mewujudkan

gerakan nasional pendidikan melalui pendidikan keaksaraan.

2. Manfaat Teoristis

Sebagai bahan masukan bagi pengembangan wacana ilmu dan bahan

acuan rujukan bagi peneliti lain yang akan mengkaji untuk semakin

memaksimalkan upaya keberhasilan dalam pelaksanaan pembelejaran buta

(19)

56

56 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran

buta aksara berpengaruh terhadap motivasi belajar warga binaan di lapas wanita

Tanjung Gusta Medan. Hal ini teruji dengan menggunakan regresi linier

sederhana diperoleh dari perhitungan dengan hasil diketahui persamaan

regresinya adalah Y 114,4 0,96X

. Artinya ada pengaruh pelaksanaan

pembelajaran buta aksara berpengaruh terhadap motivasi belajar warga binaan di

lapas wanita Tanjung Gusta Medan.

Koefisien korelasi pelaksanaan pembelajaran buta aksara berpengaruh

terhadap motivasi belajar warga binaan di lapas wanita Tanjung Gusta Medan.

sebesar R=0,681, artinya semakin baik pelaksanaan pembelajaran buta aksara

semakin baik pula motivasi belajar warga binaan di lapas wanita Tanjung Gusta

Medan.

Pelaksanaan pembelajaran buta aksara memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap motivasi belajar warga binaan di lapas wanita Tanjung Gusta Medan, hal

ini diketahui dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 39,15 >

1,671. Kontribusi pelaksanaan pembelajaran buta aksara terhadap motivasi belajar

warga binaan di lapas wanita Tanjung Gusta Medan sebesar = 68%, artinya

motivasi belajar warga binaan di lapas wanita Tanjung Gusta Medan (Y) sebesar

68% dipengaruhi oleh pelaksanaan pembelajaran buta aksara sedangkan sisanya

(20)

B. Saran-Saran

1. Bagi para warga binaan di lapas wanita disarankan untuk berpartisipasi

aktif dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan tidak ditemukan

lagi warga binaan yang tidak mampu membaca, menulis dan berhitung.

2. Bagi tutor disarankan harus membuat perencanaan pembelajaran sendiri,

seperti perangkat pembelajaran, silabus dan perencanaan, mempersiapkan

bahan ajar yang lengkap, serta sudah menguasai materi apa yang akan

diajarkan, seharusnya guru menggunakan media dalam dalam proses

belajar mengajar, agar pembelajaran tidak membosankan dan terkesan

monoton.

3. Bagi pengambil Kebijakan yaitu Kepala Lapas Tanjung Gusta dan HAM

serta Dinas Pendidikan disarankan untuk bekerjasama dan mendukung

terlaksananya pendidikan di Lapas Wanita Tanjung Gusta ini, agar

pendidikan di Lapas ini dapat berjalan baik dan berjalan sesuai dengan apa

yang diharapkan.

4. Bagi Pihak Lapas disarankan mampu memahami pentingnya pendidikan

bagi para narapidana dan memberikan pendidikan yang berkulitas bagi

mereka, lapas juga harus menambah sarana dan prasaran dan fasilitas

penunjang pendidikan. Seperti perpustakan lengkap dengan buku yang

mendidik, agar warga binaan dapat menambah ilmu tidak dari jam

pelajaran saja tapi juga dari perpustakan.

5. Bagi peneliti lain disarankan untuk mengkaji lebih dalam terutama dari

segi tenaga pendidik, bagaimana tenaga pendidik dalam penyampaian

(21)

seperti apa peran pihak Lapas dalam menjalankan pendidikan di Lapas

tersebut dan apa wujud nyata dari instansi yang terkait seperti Dinas

Pendidikan, Depkumham dalam keikutsertaan supaya pendidikan di Lapas

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Abadulhak. 2000 .Membangun Motivasi Dalam Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung:Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Bima Ilmu.

Akhrurozi. 2009. Buta aksara dan Kesejahteraan Rakyat.Jakarta:Bima ilmu.

Blom. 2005 .Aspek-Aspek Intelektual.Jakarta.Rineka cipta.`

Brown.2001.Ciri-ciri Motivasi.Jakarta.Gramedia.

Dimyati dan Mudjiono. 1999 . Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.

Faisal. 1990 . Penelitian Kualitatif, Dasar dan Aplikasi. Malang: Erlangga.

Fikri. 2010 . Buta Aksara, Empat Lawang Tinggi.Bandung: Usaha Nasional.

Hartono. 2010 . Apa Kabar Program Pemberantasan Buta aksara?. Bandung: Media Komputindo.

Hamzah. 2008 . Tujuan Pembelajaran. Jakarta: Gunung Mulia.

James Popham dan Eva L.Baker . 2005 .Jakarta: Gramedia

Kusnadi. 2001 .Penerapan Metode REFLECT Dalam Proses Pembelajaran Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional (Studi Kasus pada Dua

Kelompok Belajar).Bandung: Rineka Cipta.

Lunandi. 1993 . Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

King, Patricia. 1993 . Performance Planning & Appraisal, A How-To Book for Manager. New York: McGraw-Hill Book Company.

Lab. Prodi PLS FKIP UNIB. 2007 . Metode Pembelajaran Calistung pada

Program Pemberantasan Buta Aksara. Bengkulu : Lab. Prodi PLS

Mappa dan Basleman . 1994 . Belajar Orang Dewasa, Jakarta: Depdikbud.

Mariam. 1999 . Faktor –Faktor Determinan yang Mempengaruhi Performasi Pamong Belajar, Tenaga Lapangan Dikmas, Dalam Penentuan

Identifikasi Kebutuhan Belajar Pada Program Keaksaraan

(23)

Muhamad. 2007. Berantas Buta Aksara lewat Tutorial Terpadu. Semarang: Rineka Cipta.

Piaget Jean. 1990 . Teori Kognitif. Swiss: New York.

Roestiyah. 2001: 83 . Metode Demontrasi.Jakarta: Usaha Nasional.

Sumakdina. 2008 . Motivasi. Jakarta: Gramedia.

Sardiman. 2000 . Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafido Persada.

Sudjana. 2000 . Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Falsafah dan Teori Pendukung Asas. Bandung: Falah Production.

Sugema Dan Setyabudi.2002. Psikologi Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.

Suwandi. 2007 . Pemberantasan Buta aksara. Semarang: Rineka Cipta.

Swisma. 2010 .Tingkatkan Pemberantasan Buta Aksara.Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana dan Ahmad. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Falah Production.

Sudjana. 2001. Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.

Sudjana.2002:369.Metode Statistika.Bandung.Tarsito.

Suprijanto.2007.Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi.Jakarta: Media Komputindo.

Syaiful. 2004:45. Pembelajaran. Jakarta. / (2000 : 54). Metode Demokrasi.

Jakarta : Rineka Cipta.

Saut.2000.Buta Aksara.Bandung: Departemen Pendidkan Nasional

Sugiyono.2006.Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta: Rineka Cipta.

Udin. 2004 : 242 . Metode Demonkrasi. Jakarta: Gramedia.

(24)

Riwayat Hidup

I. Latar Belakang Keluarga

a. Nama : Cut Wilda Lubis

b. Tempat Tanggal Lahir : Medan, 21 Mei 1990

c. Nama Ayah : Alm. Jupri Lubis

d. Pekerjaan : -

e. Nama Ibu : Nurmala

f. Pekerjaan : Wiraswasta

g. Alamat Orang Tua : Jl. Helvetia By Pass Gg. Aronta No.9

h. Anak ke : 2 dari 3 Bersaudara

II. Riwayat Pendidikan

a. SD : SD Negeri No. 066048 Medan

b. Alamat Sekolah : Jl. Helvetia By Pass

c. SMP : SMP Panca Budi Medan

d. Alamat Sekolah : Jln. Gatot Subroto Medan

e. SMA : SMAN I8 Medan

Referensi

Dokumen terkait

2015 “ Pengaruh Love of Money, Pendidikan Keuangan di Keluarga, Hasil Belajar Manajemen Keuangan, dan Teman Sebaya terhadap Manajemen Keuangan Pribadi

mengakui bahwa fiducia dapat diletakkan atas barang- barang bergerak maupun barang-barang tetap, termasuk hak-hak atas tanah dan bangunan di atas tanah hak sewa, di atas

Pada umumnya konstruksi tangga dari batu digunakan untuk : (1) tangga luar yang menghubungkan tanah dengan lantai dasar bangunan, terutama untuk bangunan tempat tinggal, (2)

Berdasarkan uraian latar belakang dan data yang diperoleh maka perlu dilakukan penelitian tentang Hubungan Frekuensi ANC dan Pengetahuan Tentang Tablet Besi dengan

tikus perlakuan yang diberikan fraksi air herba pacar air dan tikus kontrol perlakuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa fraksi air herba pacar air tidak mempengaruhi

Penciptaan lukisan ini untuk mengekspresikan gagasan sesuai dengan ekspresi pribadi dan penggambaran tentang bentuk pemandangan alam persawahan serta hamparan pesawahan

ketika pertahanan dari inang tidak mampu atau tidak dapat menghancurkan bakteri patogen maka pemberian bakteriosidal dapat membunuh mikroba patogen dengan beberapa kondisi

Terbaiknya pengaruh kombinasi perlakuan pupuk mikoriza dan varietas bima gajah terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah pada penelitian ini karena secara