• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN HORTIKULTURA DI KECAMATAN DOLOK SANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN HORTIKULTURA DI KECAMATAN DOLOK SANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN HORTIKULTURA

DI KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN

HUMBANG HASUNDUTAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ZETTO LAMBAIK PURBA 309131084

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)

ABSTRAK

Zetto Lambaik Purba, NIM : 309131084. “Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Hortikultura Di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) karakteristik lahan pertanian (regim temperatur, ketersediaan air, daya menahan unsur hara, kondisi perakaran, ketersediaan unsur hara, keracunan dan medan) untuk tanaman hortikultura yang ada di Kecamatan Doloksanggul. (2) tingkat kesesuaian lahan pertanian di Kecamatan Doloksanggul terhadap tanaman hortikultura.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Doloksanggul. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan pertanian lahan kering yang ada di Kecamatan Doloksanggul dengan luas 10.830 ha dan sekaligus menjadi sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan overlay jenis tanah ada 2 yaitu inseptisol dan histosol, kemiringan lereng ada 3 jenis yaitu 0-3%, 3-8% dan 25-40%, geologi ada 1 jenis, yaitu dari bahan tuff toba dan jenis penggunaan lahan sehingga didapat 6 satuan lahan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, pengukuran, analisis laboratorium, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan menggunakan teknik matching dan deskriptif.

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan Syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,

atas segala berkah dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini, dengan judul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Hortikultura

di Kecamatan Doloksanggul”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dari

Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis mengalami

banyak hambatan dan rintangan sehingga penulis menerima dorongan moril

dan materil dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terumakasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Dr. Restu, MS. selaku Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan.

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd. Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan dan sekaligus dosen pembimbing skripsi yang

banyak membimbing penulis, memberikan waktu dan pemikiran dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Asnidar, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Darwin P. Lubis selaku Dosen Pembimbing Akademik yang benyak

memberikan motivasi dalam perkuliahan.

7. Bapak Drs. Kamarlin Pinem, M.Si selaku dosen penguji yang banyak

membimbing dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Ardin Siallagan selaku dosen penguji yang banyak membimbing

dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak/ Ibu Dosen dan staff pengawai Bapak Hajat Siagian Jurusan Pendidikan

Geografi yang telah membekali penulis dengan segudang ilmu di bangku

(5)

iv

10.Kepada Kepala / Kabid Litbang dan Statistik BAPPEDA Kabupaten Humbang

Hasundutan O. Simamora S.Pd yang telah banyak membantu penulis selama

dalam pelaksanaan penelitian.

11.Teristimewa kepada Orang Tua saya yang sangat kukasihi dan kucintai

Ayahanda S. Purba, S.Pd dan Ibunda JH. Nadeak, S.Pd yang senantiasa sabar

dan bijaksana untuk memberikan motivasi serta dorongan terlebih materi agar

penulis selalu tekun dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Teristimewa juga kepada saudara-saudara ku terkasih : Trysna K. br. Purba,

S.Pd, Enbefebry C. Purba, S.Pd, dan Mahwarti Novelli Purba yang senantiasa

memberikan motivasi serta dorongan semangat dan Doanya.

13.Saudara dan temanku Lia, Renata, Noviana, Maraden.

14.Rekan - rekan seperjuangan mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi stambuk

2009 Kelas A Reg, B Reg dan A,B Eks..

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca khususnya

bagi Jurusan Pendidikan Geografi.

Medan, Agustus 2013

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Prosedur Penelitian ... 47

F. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH ... 49

(7)

B. Keadaan Sosial ... 59

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 65

A. Hasil Penelitian ... 65

B. Pembahasan ... 80

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(8)

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Segitiga Tekstur Tanah ... 15

2. Penamaan dari Mulai Tingkat Ordo Sampai Tingkat Satuan ... 29

3. Skema Kerangka Berfikir ... 40

4. Peta Satuan Lahan Kecamatan Doloksanggul ... 43

5. Peta Administratif Kabupaten Humbang Hasundutan ... 51

6. Peta Administratif Kecamatan Doloksanggul ... 52

7. Peta Lereng Kecamatan Doloksanggul ... 57

8. Peta Jenis Tanah Kecamatan Doloksanggul ... 58

9. Peta Satuan Lahan Jagung di Kecamatan Doloksanggul ... 71

10.Peta Satuan Lahan Cabai dan Tomat di Kecamatan Doloksanggul ... 75

(9)

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Karakteristik kualitas lahan ... 9

2. Zona iklim berdasarkan klasifikasi Schimidt dan Ferguson... 12

3. Proporsi Fraksi Menurut Kelas Tekstur Tanah ... 16

4. Klasifikasi Kapasitas Tukar Kation ... 17

5. Tingkat Keasaman Tanah (pH) ... 18

6. Klasifikasi Unsur N total ... 19

7. Klasifikasi Unsur P Tersedia ... 21

8. Klasifikasi Unsur K Tersedia... 23

9. Klasifikasi Toksisitas Dalam Tanah ... 24

10.Sampel wilayah penelitian tanaman hortikultura di Kecamatan Doloksanggul ... 42

11.Nama Desa di wilayah Sampel ... 42

12.Sumber Data ... 47

13.Luas Wilayah Berdasarkan Desa/Kelurahan ... 50

14.Curah Hujan Bulanan Kecamatan Doloksanggul ... 53

15.Jumlah Bulan Basah dan Kering di Kecamatan Doloksanggul Tahun 2003-2012 ... 54

16.Luas Wilayah Kelurahan / Desa Berdasarkan Penggunaan Lahan ... 56

17.Kepadatan Penduduk di Kecamatan Doloksanggul ... 59

18.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 2011 ... 60

19.Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ... 61

20.Sarana Pendidikan di Kecamatan Doloksanggul ... 62

21.Sarana Kesehatan di Kecamatan Doloksanggul ... 63

22.Sarana Ibadah di Kecamatan Doloksanggul ... 64

23.Karakteristik dan Kualitas Lahan Untuk Setiap Satuan Lahan ... 66

24.Tingkat Kesesuaian Lahan Tanaman Jagung di Kecamatan Doloksanggul ... 70

(10)

26.Tingkat Kesesuaian Lahan Tanaman Tomat

di Kecamatan Doloksanggul ... 74

27.Tingkat Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang

di Kecamatan Doloksanggul ... 76

28. Rangkuman Hasil Penlitian ... 79

29. Daerah Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Persyaratan Tumbuh Tanaman Jagung ... 98

2. Persyaratan Tumbuh Tanaman Cabai ... 99

3. Persyaratan Tumbuh Tanaman Tomat ... 100

4. Persyaratan Tumbuh Tanaman Kentang ... 101

5. Data Penelitian Sampel di Lapangan ... 102

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang menjadikan sebagian besar

masyarakatnya hidup dari sektor pertanian. Walau termasuk sektor penting,

namun sektor pertanian ini masih sangat kurang kontribusinya dalam

pembangunan bangsa. Kurangnya perhatian yang serius dari pemerintah dan juga

kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

beberapa alasan yang menyebabkan hasil pertanian kurang bisa memberikan

kontribusi yang baik bagi bangsa.

Indonesia merupakan tempat tumbuh berbagai jenis tanaman horikultura.

Hortikultura secara etimologinya berarti membudidayakan tanaman di kebun

sehingga bersifat lebih intensif, padat modal dan tenaga kerja.

(http://dasarhortikultura.wordpress.com/diakses10-juni-2013). Jenis-jenis tanaman

hortikultura antara lain jagung, cabai, tomat, dan kentang. Tanaman hortikultura

tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia yang sesuai dengan syarat

tumbuhnya.

Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi.

Bahkan di beberapa tempat seperti di daerah Madura dan Nusa Tenggara, jagung

merupakan bahan makanan pokok utama pengganti beras atau sebagai campuran

beras. Jagung adalah tanaman pangan yang relatif mudah untuk tumbuh di

wilayah Indonesia.

(13)

2

Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada kondisi

tanah yang agak kering pun jagung masih dapat ditanam (Rukmana, 1997).

Namun untuk Indonesia saat ini, tanaman jagung relatif lebih banyak digunakan

sebagai bahan pakan ternak dan bahan baku industri. Jagung merupakan salah satu

bahan utama untuk pakan ternak selain bungkil dan tepung ikan. Meningkatnya

konsumsi produk hasil ternak ini, tentunya memberi pengaruh terhadap

peningkatan konsumsi pakan.

Konsumsi pakan ternak dari 2010 hingga 2012 selalu mengalami

peningkatan. Konsumsi pakan tahun 2010 sebesar 10,7 juta ton meningkat

menjadi 11,2 juta ton, sedangkan pada tahun 2012 konsumsi pakan hingga bulan

Juni 2012 baru mencapai 6,2 juta ton yang diestimasi meningkat menjadi 12,7 juta

ton dan konsumsi pakan tahun berikutnya juga diestimasi meningkat menjadi 13,8

juta ton.(http://www.livestockreview.com/2013/01/jagung-lokal-mampu-kurangi-

impor jagung-untuk-pakan-ternak/ diakses tanggal 8 April 2013)

Pertanian jagung di Sumatera Utara merupakan komoditas nomor dua

terbesar setelah komoditas beras dimana produksi jagung pada tahun 2010 dengan

luas panen 274.822 ha menghasilkan produksi sebesar 1.377.718 ton. Dan pada

tahun 2011 luas panen menurun menjadi 255.291 ha dengan hasil produksi

1.294.645 ton (Dinas Pertanian Prov. Sumut, 2011). Kabupaten Humbang

Hasundutan adalah salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera

Utara, yang tanaman pangannya selain padi adalah jagung dan ubi-ubian.

Kecamatan Doloksanggul adalah salah satu daerah yang memproduksi jagung di

wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan. Pada tahun 2010 luas panen untuk

(14)

3

luas meningkat menjadi 510 ha dengan produksi 124 ton. Jika dilihat dari

produksi 5 tahun terakhir rata-ratanya hanya berkisar 4,10 ton/ha (Humbang

dalam angka 2012), dan tentunya masih jauh dari standar pertanian nasional yang

berkisar 8-10 ton/ha.(http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/01/27

/2831/sumut_dapat_blbu_jagung_luas_10-050_hektar/#T0tyYOxEHIU).

Selain tanaman jagung, tanaman hortikultura yang menjadi andalan

masyarakat di Kecamatan Doloksanggul adalah cabai. Cabai adalah buah dan

tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran

maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai

yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Cabai

merupakan komoditas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

sehari-hari. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, permintaan akan cabai

oleh industri dari hari ke hari terus meningkat, seiring dengan makin maraknya

industri pengolahan bahan makanan menggunakan cabai sebagai bahan baku

utamanya, seperti industri pembuat sambal, saus, dan mie instan.

(http://www.htysite.com /Budi%20daya%20cabe.htm diakses 10 juni 2013).

Di Doloksanggul bertani untuk sektor cabai sudah menjadi primadona

dikarenakan harga yang menjanjikan. Di tahun 2010 luas panen yaitu 80 ha

dengan produksi 459 ton dan meningkat di tahun 2011 dengan luas 120 ha dengan

produksi 786,7 ton atau dengan rata-rata produksi 5-6 ton/ha (Humbang dalam

angka 2012). Hal ini tentunya masih perlu ditingkatkan dikarenakan standar dari

dinas pertanian nasional yang perlu dicapai berkisar 9-12 ton/ha

(15)

4

Tanaman hortikultura yang juga dibudidayakan adalah tomat. Tomat dalah

jenis buah-buahan dari jenis keluarga solanaceae. Tomat merupakan jenis

tumbuhan berumur singkat tinggi pohon tomat mencapai 1-3 meter.

Dalam membudidayaan tomat melalui biji yang sudah tua, buat tomat biasanya

dimanfaatkan sebagai sayuran, lalap ataupun sebagai bahan dasar jus

(http://khasiatdaunalami.blogspot.com/2012/11/khasiat-buah-tomat.html diakses

11 Juni 2013)

Di Doloksanggul, untuk tahun 2010 luas panen untuk tomat 46 ha dengan

produksi 301 ton dan pada 2011 luas panen 70 ha dengan produksi 806,7 ton

dengan rata-rata produksi 9-11 ton/ha (Humbang dalam angka 2012). Produksi

masih perlu ditingkatkan dikarenakan standar dari dinas pertanian nasional yang

perlu dicapai berkisar 60-80 ton ton/ha

(http://faedahjaya.com/budidaya-tomat-hibrida/budidaya-tomat-dari-persemaian-sampai-panen diakses 10 Juni 2013).

Tanaman kentang juga dibudidayakan di Doloksanggul. Kentang adalah

tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan.

Kentang juga merupakan makanan sehat yang kadar lemaknya hanya 0,1 %

sehingga banyak dijadikan sebagai bahan makanan berupa sayuran oleh

masyarakat.

(http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/32188-manfaat-kentang-yang-belum-anda-tahu diakses 11 Juni 2013).

Untuk wilayah Doloksanggul, tanaman kentang juga sudah menjadi

tanaman olahan warga. Untuk tahun 2010 luas panen 40 ha dengan produksi 724

ton, dan meningkat tahun 2011 menjadi 48 ha dengan produksi 980 ton atau

(16)

5

mencapai standar pertanian nasional yaitu antara 20-30 ton/ha.

(http://tanonmandiritaniorganik.blogspot.com/2012/08/budidaya-kentang_8775.

html diakses 10 Juni 2013)

Produksi tanaman hortikultura dipengaruhi oleh kondisi fisik dan non fisik.

Pemerintah lebih terfokus untuk melakukan usaha-usaha yang berkaitan dengan

kondisi non fisik meliputi seperti penyuluhan, pemberian bibit unggul dan

sebagainya. Padahal untuk mengefisienkan berbagai usaha yang telah dirintis

pemerintah tersebut dibutuhkan data-data tentang kondisi karakteristik lahan

karena setiap lahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari jenis

tanah, pH, ketersediaan unsur hara dan lain-lain. Cara untuk mendapatkan data

karakteristik lahan yang bisa dilakukan adalah dengan evaluasi lahan.

Untuk mendapatkan data-data tentang karakteristik lahan, maka diperlukan

suatu evaluasi sumberdaya lahan untuk tanaman hortikultura tersebut. Menurut

Sitorus (1985) evaluasi kesesuaian lahan pada hakikatnya berhubungan dengan

evaluasi untuk satu penggunaan lahan tertentu, seperti untuk budidaya padi,

jagung dan sebagainya. Fungsi evaluasi sumber daya lahan adalah memberikan

pengertian tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya

serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan

penggunaan yang dapat diharapkan berhasil.

Satu komponen penting yang mempengaruhi produksi tanaman adalah

tanah. Tanah merupakan media tumbuh alami untuk tanaman. Lahan pertanian

yang digunakan secara terus menerus untuk pertanaman tanaman pangan dapat

menurunkan kualitas tanah dan produktivitas apabila tidak menerapkan teknik

(17)

6

tanah dan air ditujukan untuk mencegah erosi, memperbaiki tanah yang rusak, dan

memelihara, serta meningkatkan produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan

secara berkelanjutan (lestari). Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat

menurunkan kondisi fisik, kimia, dan biologi tanah, sehingga tanah menjadi

kurang subur dan produksi tanaman dapat menurun.

Tanah memiliki 2 sifat utama, yaitu sifat fisik dan sifat kimia tanah. Sifat

fisik tanah ini sangat penting di tinjau dari pengolahan dan pengelolaannya, dari

warna, tekstur,struktur dan drainase. Di dalam tanah terjadi berbagai reaksi kimia

karena tanah memiliki unsur-unsur kimia yang terlarut di dalam air. Karena reaksi

kimia tersebut, nutrisi yang ada di dalam tanah dapat mudah diserap oleh

tanaman. Namun apabila kondisi tanah tidak baik seperti miskin unsur hara yang

terlalu tinggi atau terlalu rendah ini akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Dengan dilakukannya evaluasi kesesuaian lahan maka, diharapkan akan

diperoleh data-data karakteristik lahan yang akan menunjukkan sifat-sifat lahan

yang pada akhirnya akan diketahui tingkat kesesuaian lahan terhadap tanaman

jagung. Sehingga, dapat dilakukan usaha-usaha yang sesuai dengan karaktertistik

lahan yang pada akhirnya akan mengoptimalkan produksi tanaman yang dalam

penelitian ini adalah tanaman hortikultura.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka dapat

diidentifikasi permasalahan yang ada di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten

Humbang Hasundutan yaitu sebagai berikut: (1) Produksi tanaman jenis

hortikultura di Doloksanggul seperti jagung, tomat, cabai, dan kentang masih

(18)

7

melakukan usaha-usaha yang berkaitan dengan unsur non fisik seperti penyuluhan

dan pemberian bibit unggul. (3) Perlunya evaluasi lahan untuk mengetahui

karakteristik dan tingkat kesesuaian lahan terhadap tanaman hortikultura di

Kecamatan Doloksanggul.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah pertanian yang terjadi di Kecamatan

Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, maka penulis membatasi

masalah penelitian pada evaluasi lahan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat

kesesuaian lahan sehingga dapat mengoptimalkan produksi tanaman hortikultura

di Kecamatan Doloksanggul.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik lahan pertanian (regim temperatur, ketersediaan air,

daya menahan unsur hara, kondisi perakaran, ketersediaan unsur hara,

keracunan dan medan) di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang

Hasundutan?

2. Bagaimana tingkat kesesuaian lahan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten

Humbang Hasundutan untuk tanaman hortikultura?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui karakteristik lahan pertanian (regim temperatur,

(19)

8

unsur hara, keracunan dan medan) untuk tanaman hortikultura yang ada di

Kecamatan Doloksanggul.

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesesuaian lahan pertanian di

Kecamatan Doloksanggul terhadap tanaman hortikultura.

F. Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai

pihak antara lain:

1. Untuk petani di daerah penelitian, sebagai bahan pertimbangan untuk

pengelolaan lahan selanjutnya.

2. Untuk instansi terkait, sebagai informasi untuk pengembangan budidaya

hortikultura di Kecamatan Doloksanggul agar lebih optimal.

3. Untuk penulis, dapat memberikan tambahan wawasan dalam menulis karya

ilmiah khususnya skripsi.

4. Untuk bidang pendidikan mata pelajaran geografi, dapat menambah

pemahaman tentang evaluasi lahan dalam mencapai standar kompetensi

menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup di kelas XI

SMA.

5. Untuk referensi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian kesesuaian

(20)

92 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Lahan pertanian untuk tanaman kering di Kecamatan Doloksanggul

memiliki karakteristik dengan rata-rata suhu tahunan 220C, dengan rata-rata curah

hujan tahunan 2562,6 mm. Untuk kondisi drainase berkisar antara agak baik

dengan luas wilayah 55,36 % dari luas wilayah penelitian dan sisanya dengan

drainase buruk dengan tekstur tanah yang paling dominan adalah mengandung

pasir di semua wilayah penelitian sehingga cukup baik untuk meloloskan air.

Untuk kedalaman perakaran efektif antara 25 sampai 50 mempunyai luasan

90,42% dari luas penelitian (sedang sampai dangkal). Daya menahan unsur hara

cukup tinggi dengan kisaran 19,87 sampai 29,45 me/100gr, sehingga sangat sesuai

untuk lahan pertanian jika dilihat dari kemampuan KTK. pH tanahnya berkisar

antara 5,22 sampai 5,88 yaitu sesuai untuk daerah pertanian di semua wilayah

pertanian (agak masam sampai sedikit masam). Ketersediaan unsur hara nitrogen

sedang untuk luasan wilayah 77,18 %, untuk unsur pospor cukup tinggi di daerah

penelitian dengan luasan 60,78 %, dan untuk unsur potassium juga cukup tinggi

dengan luas wilayah 68,6 %. Kondisi salinitas pada tingkat bebas mencakup luas

wilayah 51,4% Untuk kemiringan lereng adalah antara 0-3%, 3-8%, 25-40% tidak

ditemukan batuan permukaan di daerah penelitian.

Tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jagung di Kecamatan

Doloksanggul adalah lahan sesuai marginal (S3) dengan luas lahan 3249,55 ha

atau 29,99 % dari lahan pertanian dengan beberapa faktor pembatas dan lahan

(21)

93

tidak sesuai saat ini (N1) untuk setiap satuan lahan, sedangkan untuk tanaman

kentang adalah lahan sesuai marginal (S3) dengan luas lahan 3249,55 ha atau

29,99 % dari lahan pertanian dengan beberapa faktor pembatas dan lahan yang

tidak sesuai saat ini (N1).

B. SARAN

Saran yang dapat diberikan setelah memperoleh kesimpulan adalah

perlunya perhatian dari pihak instansi terkait seperti dinas pertanian. Faktor

pembatas yang ditemukan adalah kurangnya unsur posfor dan tingginya

kandungan salinitas. Untuk kurangnya unsur posfor dapat dilakukan penambahan

dengan dilakukan pemupukan. Sedangkan untuk mengurangi tingginya salinitas

(garam) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ;

 Manajemen pengairan ( irigasi dengan air berkualitas baik)

 Manajemen pengolahan lahan / mekanis

 Perbaikan secara kimiawi (penambahan sulfur)

 Perbaikan secara biologis (mulsa organik dan bahan organik)

 Pengelolaan lahan harus disesuaikan terhadap jenis tanaman yang produksi

yang diolah.

Pengolahan yang tepat setelah mengetahui faktor pembatas diharapkan

mampu meningkatkan kualitas lahan yang nantinya berpengaruh pada hasil

(22)

94

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Arsyad, Sitanala. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor. IPB Press.

Hanafiah, Kemas Ali. 2009. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Rajawali Pers.

http://www.livestockreview.com/2013/01/jagung-lokal-mampu-kurangi-impor-jagung-untuk-pakan-ternak/ diakses tanggal 8 April 2013

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=ph%20tanah%20dalam%20kartasapoetra&so urceository.usu.ac.id%2Fbitstream,d.bmk, diakses tanggal 26 April 2013

http://allaboutpertanian.blogspot.com/2012/04/peranan-unsur-fosfor-p-pada-pertanian.html diakses 26 April 2013

http://allaboutpertanian.blogspot.com/2012/04/peranan-unsur-kalium-k-pada-tanaman.html diakses 26 April 2013

(http://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/pengamatan-n-total-nitrogen-total/ diakses tanggal 26 April 2013)

Kartasapoetra, A.G dan Mul Mulyani.2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air.Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Lakitan, Benyamin.1994. Dasar-dasar Klimatologi. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Mas’udah Jayanti.2008. Evaluasi kesesuaian lahan pertanian untuk tanaman jagung di Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep.Skripsi. Malang. Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang.

Mayasari, Dian.2011. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jambu Biji Merah di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka. Skripsi. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

(23)

95

Purwono,dkk. 2005.Bertanam Jagung Unggul. Bogor:Penebar Swadaya.

Rayes, Lutfhi.2006.Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan.Malang:Andi.

Rismaneswati.2012. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung Pada Beberapa Jenis Tanah Lahan Kering Sulawesi Selatan.Disertasi. Makassar: Program Studi Ilmu Pertanian, Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Siswanto.2006. Evaluasi Sumberdaya Lahan.Surabaya:UPN Press.

Sitorus, S.1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan.Bandung:Tarsito.

Sulistiyono, Dwi Abidin.2010. Evaluasi Kesesuaian Lahan Dan Produktivitas

Tanaman Jagung Di DAS Grindulu Hulu Kabupaten Pacitan Dan Ponorogo

Tahun 2009.Skripsi. Surabaya.Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Keguruan

(24)

96

Ketersediaan Air (w) -Curah hujan (mm) 500-1200 400-500/1200-1600 300-400/>1600 <300

-Drainase b.at s t St, c

Sodositas (xn) -alkalinitas/ESP <10 10-15 15-20 >20

(25)

97

Ketersediaan Air (w) -Curah hujan (mm) 600-1200 500-600 / 1200-1400

(26)

98

Ketersediaan Air (w) -Curah hujan (mm) 600-1200 500-600 / 1200-1400

(27)

99

Ketersediaan Air (w) -Curah hujan (mm)

(28)

100

Data Penelitian Sampel di Lapangan

No Kualitas Karakteristik Lahan Sli Satuan Lahan

41 Slh42 Slh13 Sli24 Slh25 Sli16

(29)

95

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Arsyad, Sitanala. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor. IPB Press.

Hanafiah, Kemas Ali. 2009. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Rajawali Pers.

http://www.livestockreview.com/2013/01/jagung-lokal-mampu-kurangi-impor-jagung-untuk-pakan-ternak/ diakses tanggal 8 April 2013

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=ph%20tanah%20dalam%20kartasapoetra&so urceository.usu.ac.id%2Fbitstream,d.bmk, diakses tanggal 26 April 2013

http://allaboutpertanian.blogspot.com/2012/04/peranan-unsur-fosfor-p-pada-pertanian.html diakses 26 April 2013

http://allaboutpertanian.blogspot.com/2012/04/peranan-unsur-kalium-k-pada-tanaman.html diakses 26 April 2013

(http://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/pengamatan-n-total-nitrogen-total/ diakses tanggal 26 April 2013)

Kartasapoetra, A.G dan Mul Mulyani.2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air.Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Lakitan, Benyamin.1994. Dasar-dasar Klimatologi. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Mas’udah Jayanti.2008. Evaluasi kesesuaian lahan pertanian untuk tanaman jagung di Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep.Skripsi. Malang: Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang.

Mayasari, Dian.2011. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jambu Biji Merah di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka. Skripsi. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

(30)

96

Purwono,dkk. 2005.Bertanam Jagung Unggul. Bogor:Penebar Swadaya.

Rayes, Lutfhi.2006.Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan.Malang:Andi.

Rismaneswati.2012. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung Pada Beberapa Jenis Tanah Lahan Kering Sulawesi Selatan.Disertasi. Makassar: Program Studi Ilmu Pertanian Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Siswanto.2006. Evaluasi Sumberdaya Lahan.Surabaya:UPN Press.

Sitorus, S.1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan.Bandung:Tarsito.

Sulistiyono, Dwi Abidin.2010. Evaluasi Kesesuaian Lahan Dan Produktivitas

Referensi

Dokumen terkait

dikaji berdasarkan kriteria dan indikator dari Ritchie, dkk., (2001) yakni prinsip PHML ketiga yaitu kesehatan hutan terjamin, dimana prinsip ini memberikan gambaran bahwa

Lahan di Kecamatan Lintong Nihuta dengan tingkat kesesuaian lahan aktual kurang sesuai / S3(wa,oa,rc,nr,eh) dengan faktor pembatas ketersediaan air,. ketersediaan oksigen,

Melalui penerapan SVLK Hutan Hak memberikan pengalaman pembelajaran pada proses Verifikasi Legalitas Kayu (V-LK) sampai dengan kepemilikan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK)

Secara aktual pada SPT 2 tingkat kesesuaian lahan adalah kurang sesuai S2dengan faktor pembatas ketersediaan air, media perakaran, retensi hara dan bahaya erosi

Tidak ada hubungan antara karakteristik lahan, yakni retensi hara (pH, KTK, dan C-Organik) dengan produksi tanaman Bawang Merah di Kecamatan Baktiraja Kabupaten

Pengelolaan hutan rakyat di Desa Matiti berdasarkan prinsip kesehatan hutan terjamin memiliki skor rata-rata 3,22 yang dikategorikan dalam kriteria baik dan berdasarkan

Unit lahan 4,5,6 dan 7 dimna kesesuaian lahan aktual Cukup Sesuai (S2), dengan faktor pembatas umumnya temperatur (suhu rata-rata tahunan) dan hara tersedia

Satuan lahan ini memiliki faktor pembatas permanen yang tidak dapat diperbaiki yaitu kondisi medan, temperatur dan media perakaran (tekstur tanah). Upaya perbaikan