1
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN HORTIKULTURA
KECAMATAN DOLOKSANGGUL
Zetto Lambaik Purba
Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, 20211 Indonesia
Email: zettolbp@gmail.com Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) karakteristik lahan pertanian (regim temperatur, ketersediaan air, daya menahan unsur hara, kondisi perakaran, ketersediaan unsur hara, keracunan dan medan) untuk tanaman hortikultura yang ada di Kecamatan Doloksanggul. (2) tingkat kesesuaian lahan pertanian di Kecamatan Doloksanggul terhadap tanaman hortikultura.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Doloksanggul. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan pertanian lahan kering dengan luas 10.830 ha. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling dengan satuan lahan sebagai stratanya sehingga didapat 6 satuan lahan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, pengukuran, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Karakteristik lahan pertanian untuk tanaman hortikultura yaitu a) rata-rata suhu tahunan 220C, dengan rata-rata curah hujan tahunan 2562,6 mm. b) sekitar 55,36 % wilayah penelitian memiliki kondisi drainase agak baik.c) tekstur tanah dominan mengandung pasir di semua wilayah penelitian. d) sekitar 90,42% dari luas penelitian memiliki kedalaman perakaran efektif antara 25 sampai 50 (dangkal sampai sedang). e) Daya menahan unsur hara cukup tinggi dengan kapasitas tukar kation 19,87 sampai 29,45 me/100gr, pH tanahnya sesuai untuk daerah pertanian berkisar antara 5,22 sampai 5,88 (agak masam sampai sedikit masam). f) sekitar 77,18 % wilayah ketersediaan unsur haranya sedang, sekitar 60,78 % wilayah unsur pospor cukup tinggi, dan luas wilayah 68,6 % unsur potassium juga cukup tinggi. g)sekitar 51,4% luas wilayah kadar salinitasnya cukup tinggi untuk tanaman.h) kemiringan lereng adalah antara 0-3%, 3-8%, 25-40% tidak temukan batuan permukaan di daerah penelitian. (2) sekitar 29,99% atau 3249,55 ha adalah lahan sesuai marginal (S3) untuk tanaman jagung dan kentang. Sedangkan untuk tanaman cabai dan tomat adalah lahan yang tidak sesuai saat ini (N1) untuk setiap satuan lahan.
Kata kunci: Karakteristik lahan, Kesesuaian lahan PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara agraris yang menjadikan sebagian besar masyarakatnya hidup dari sektor pertanian. Indonesia merupakan tempat tumbuh berbagai jenis tanaman horikultura. Hortikultura secara etimologinya berarti membudidayakan tanaman di kebun sehingga bersifat lebih intensif, padat modal dan tenaga kerja. Jenis-jenis tanaman hortikultura antara lain jagung, cabai, tomat, dan kentang. Tanaman hortikultura tersebut tersebar
hampir di seluruh wilayah Indonesia yang sesuai dengan syarat tumbuhnya.
Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di beberapa tempat seperti di daerah Madura dan Nusa Tenggara, jagung merupakan bahan makanan pokok utama pengganti beras atau sebagai campuran beras. Jagung adalah tanaman pangan yang relatif mudah untuk tumbuh di wilayah Indonesia. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada
2
Doloksanggul adalah salah satu daerah yang memproduksi jagung di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan. Pada tahun 2010 luas panen untuk tanaman jagung 418 ha dengan menghasilkan produksi 102 ton, pada tahun 2011 luas meningkat menjadi 510 ha dengan produksi 124 ton. Jika dilihat dari produksi 5 tahun terakhir rata-ratanya hanya berkisar 4,10 ton/ha. Bertani untuk sektor cabai sudah menjadi primadona di Dolok Sanggul dikarenakan harga yang menjanjikan. Tahun 2010, luas panen yaitu 80 ha dengan produksi 459 ton dan meningkat di tahun 2011 dengan luas 120 ha dengan produksi 786,7 ton atau dengan rata-rata produksi 5-6 ton/ha. Hal ini tentunya masih perlu ditingkatkan dikarenakan standar dari dinas pertanian nasional yang perlu dicapai berkisar 9-12 ton/ha. Tomat dalah jenis buah-buahan dari
jenis keluarga solanaceae. Tomat
merupakan jenis tumbuhan berumur singkat tinggi pohon tomat mencapai 1-3 meter. Dalam membudidayaan tomat melalui biji yang sudah tua, buat tomat biasanya dimanfaatkan sebagai sayuran, lalap ataupun sebagai bahan dasar jus. Kentang adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Kentang juga merupakan makanan sehat yang kadar lemaknya hanya 0,1 % sehingga banyak dijadikan sebagai bahan makanan berupa sayuran oleh masyarakat.
Produksi tanaman hortikultura
dipengaruhi oleh kondisi fisik dan non fisik. Cara untuk mendapatkan data karakteristik lahan yang bisa dilakukan adalah dengan evaluasi lahan. Untuk mendapatkan data-data tentang karakteristik lahan, maka diperlukan suatu evaluasi sumberdaya lahan untuk tanaman hortikultura tersebut. Fungsi evaluasi sumber daya lahan adalah memberikan pengertian tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang dapat diharapkan berhasil. Satu komponen penting yang mempengaruhi produksi
pertanian yang digunakan secara terus menerus untuk pertanaman tanaman pangan dapat menurunkan kualitas tanah dan produktivitas apabila tidak menerapkan teknik konservasi tanah dan air yang memadai.
Dengan dilakukannya evaluasi
kesesuaian lahan maka, diharapkan akan diperoleh data-data karakteristik lahan yang akan menunjukkan sifat-sifat lahan yang pada akhirnya akan diketahui tingkat kesesuaian lahan terhadap tanaman jagung. Sehingga, dapat dilakukan usaha-usaha yang sesuai dengan karaktertistik lahan yang pada akhirnya akan mengoptimalkan produksi tanaman yang dalam penelitian ini adalah tanaman hortikultura.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Doloksanggul Kabupaten Humbang
Hasundutan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan pertanian lahan kering yang ada di Kecamatan Doloksanggul dengan luas lahan kering 10.830 ha. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik stratified random sampling dengan satuan lahan sebagai stratanya. Peta satuan lahan diperoleh dari gabungan atau overlay beberapa peta yaitu kemiringan lereng, peta geologi, peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan. Dari hasil overlay sesuai dengan informasi dalam peta seperti jenis tanah ada 2 jenis yaitu inseptisol dan histosol, kemiringan lereng ada 3 jenis yaitu 0-3%, 3-8% dan 25-40%, geologi ada 1 jenis, yaitu dari bahan tuff toba dan jenis penggunaan lahan sehingga didapat 6 satuan lahan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Observasi yaitu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan sampel langsung di lapangan dan studi dokumentasi yaitu teknik ini digunakan untuk melengkapi data dalam menganalisis masalah yang sedang diteliti. Data yang diperlukan antara lain peta tanah, peta jenis batuan (geologi),
3
peta penggunaan lahan, peta kemiringan lereng, data curah hujan,data monografi Kecamatan Doloksanggul. Atau lebih jelasnya bisa diperhatikan data tabel berikut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan pertanian di Kecamatan Doloksanggul dapat dibagi menjadi 6 satuan lahan dengan karakteristik lahan yang berbeda satu dengan yang lain (Tabel 1). Jenis tanah yang ada di daerah penelitian ada 2 jenis yaitu inseptisol dan histosol. Kemampuan jenis tanah ini untuk menyerap unsur hara
berbeda. Histosol adalah jenis tanah yang lebih cocok untuk daerah pertanian dengan tingkat kesuburan yang tinggi. Jenis lereng yang ada juga cukup bervariasi dengan kelas lereng I (0-3%), kelas II (3-8%) dan kelas IV (25-40%). Lereng yang landai dapat menjadi satu syarat tumbuh tanam yang baik yang terpenuhi namun harus tetap memperhatikan faktor lain seperti jenis tanahnya. Ketersediaan air yang ada di daerah penelitian dapat dilihat dari drainase air yang berkisar antara dari agak baik sampai buruk. Semakin baik tanah untuk meloloskan air maka akan semakin baik juga keadaan drainase tanah.
Tabel 1. Karakteristik dan Kualitas Lahan Untuk Setiap Satuan Lahan
No Kualitas
Karakteristik Lahan
Kode Satuan Lahan
Sli41 Slh42 Slh13 Sli24 Slh25 Sli16
1 Temperatur -Temperatur rerata (0C) -Curah Hujan (mm) t 22 2562,6 22 2562,6 22 2562,6 22 2562,6 22 2562,6 22 2562,6 2 Ketersediaan Air -drainase tanah -tekstur -kedalaman perakaran (cm) w Agak baik Pasir berlempung 30 Agak baik Pasir berlempung 70 Agak baik Lempung liat berpasir 35 Agak buruk Lempung liat berpasir 50 Agak buruk Pasir berlempung 35 Buruk Pasir berlempung 25 3 Daya Menahan Unsur Hara -KTK (me/100 g tanah) -Ph f 22,05 5,84 29,45 5,88 23,88 5,85 19,87 5,22 23,87 5,79 20,67 5,43 4 Ketersediaan Unsur Hara -N-total -P2O5 tersedia -K2O tersedia n 0,28 5,69 0,74 0,30 4,27 0,18 0,23 0,83 0,61 0,10 9,24 0,69 0,19 1,89 0,35 0,31 12,27 0,18 5 Keracunan -Salinitas (mmhos/cm) x 6,50 4,50 3,50 5,00 3,90 3,50 6 Medan -Kemiringan Lereng (%) -batuan di permukaan -batuan yang muncul di permukaan s 25-40 Tidak ada Tidak ada 25-40 Tidak ada Tidak ada 0-3 Tidak ada Tidak ada 3-8 Tidak ada Tidak ada 3-8 Tidak ada Tidak ada 0-2 Tidak ada Tidak ada Luas (ha) 3.335,37 (30,79 %) (9,58 %) 1038,35 (14,99 %) 1623,77 (8,20 %) 889,16 (14,62 %) 1584,1 (21,79 %) 2360,19 Sumber : Hasil analisis (2013)
4
lahan untuk tiap satuan lahan yang ada (Tabel 2). Tanaman hortikultura jenis jagung, cabai, tomat, dan kentang berada
Beberapa faktor pembatas masih sangat memungkinkan untuk diperbaiki sehingga kelas kesesuaian lahan dapat ditingkatkan. Tabel 2. Analisis Kesesuaian Lahan Tiap Satuan Lahan
No Jenis
Tanaman
Satuan Lahan / Wilayah / Koordinat
Sli41 Slh42 Slh13 Sli24 Slh25 Sli16
1 2 3 4 Jagung Cabai Tomat Kentang Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Marginal Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Marginal Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Marginal Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Marginal Titik Koordinat LU 020-16’ BT 980-45’ LU 020-14’ BT 980-44’ LU 020-15’ BT 980-43’ LU 020-14’ BT 980-45’ LU 020-14’ BT 980-45’ LU 020-14’ BT 980-43’ Wilayah Saitnihuta, Sosorgonting, Pakkat, Pasaribu, sileang, Hutaraja Purba Dolok, Sosor Tolong Huta Gurgur, Matiti 1, Matiti 2, Sosor Gonting Purba Manalu, Sirisi-risi, Lumban Tobing, Bonanionan Aek Lung, Lumban Purba, Simarigung Parik Sinomba, Silaga-laga, Janji, Sihite I, Sihite 2, Aek Nauli, Simangaronsang, Huta Bagasan Sumber: Hasil analisis (2013) KESIMPULAN DAN SARAN
Lahan pertanian untuk tanaman kering di
Kecamatan Doloksanggul memiliki
karakteristik dengan rata-rata suhu tahunan 220C, dengan rata-rata curah hujan tahunan 2562,6 mm. Untuk kondisi drainase berkisar antara agak baik dengan luas wilayah 55,36 % dari luas wilayah penelitian dan sisanya dengan drainase buruk dengan tekstur tanah yang paling dominan adalah mengandung pasir di semua wilayah penelitian sehingga cukup baik untuk meloloskan air. Untuk kedalaman perakaran efektif antara 25 sampai 50 mempunyai luasan 90,42% dari luas penelitian (sedang sampai dangkal). Daya menahan unsur hara cukup tinggi dengan kisaran 19,87 sampai 29,45 me/100gr, sehingga sangat sesuai untuk lahan pertanian jika dilihat dari kemampuan KTK. pH tanahnya berkisar antara 5,22 sampai 5,88 yaitu sesuai untuk daerah pertanian di semua wilayah pertanian (agak masam sampai sedikit masam). Ketersediaan unsur hara nitrogen sedang untuk luasan wilayah 77,18 %, untuk unsur pospor cukup tinggi di daerah penelitian dengan luasan 60,78 %, dan untuk unsur potassium juga
cukup tinggi dengan luas wilayah 68,6 %. Kondisi salinitas pada tingkat bebas mencakup luas wilayah 51,4% Untuk kemiringan lereng adalah antara 0-3%, 3-8%, 25-40% tidak ditemukan batuan permukaan di daerah penelitian.
Tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jagung di Kecamatan Doloksanggul adalah lahan sesuai marginal (S3) dengan luas lahan 3249,55 ha atau 29,99 % dari lahan
pertanian dengan beberapa faktor
pembatas dan lahan yang tidak sesuai saat ini (N1). Untuk tanaman cabai dan tomat adalah lahan yang tidak sesuai saat ini (N1) untuk setiap satuan lahan, sedangkan untuk tanaman kentang adalah lahan sesuai marginal (S3) dengan luas lahan 3249,55 ha atau 29,99 % dari lahan pertanian dengan beberapa faktor pembatas dan lahan yang tidak sesuai saat ini (N1).
Saran yang dapat diberikan setelah memperoleh kesimpulan adalah perlunya perhatian dari pihak instansi terkait seperti dinas pertanian. Faktor pembatas yang ditemukan adalah kurangnya unsur posfor dan tingginya kandungan salinitas. Untuk kurangnya unsur posfor dapat dilakukan
penambahan dengan dilakukan
5
tingginya salinitas (garam) dapat dilakukan dengan cara manajemen pengairan ( irigasi dengan air berkualitas baik), manajemen pengolahan lahan / mekanis, perbaikan secara kimiawi (penambahan sulfur), perbaikan secara biologis (mulsa organik dan bahan organik), pengelolaan lahan harus disesuaikan terhadap jenis tanaman yang produksi yang diolah.
Pengolahan yang tepat setelah
mengetahui faktor pembatas diharapkan mampu meningkatkan kualitas lahan yang nantinya berpengaruh pada hasil produksi dan mampu meningkatkan pendapatan petani.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1997. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Arsyad, Sitanala. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Hanafiah, Kemas Ali. 2009. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Rajawali Pers. http://www.livestockreview.com/2013/01/j agung-lokal-mampu-kurangi-impor-jagung-untuk-pakan-ternak/ diakses tanggal 8 April 2013 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j& q=ph%20tanah%20dalam%20kartas apoetra&sourceository.usu.ac.id%2Fbi tstream,d.bmk, diakses tanggal 26 April 2013
http://allaboutpertanian.blogspot.com/201 2/04/peranan-unsur-fosfor-p-pada-pertanian.html diakses 26 April 2013 http://allaboutpertanian.blogspot.com/201
2/04/peranan-unsur-kalium-k-pada-tanaman.html diakses 26 April 2013 (http://wahyuaskari.wordpress.com/literatu
r/pengamatan-n-total-nitrogen-total/ diakses tanggal 26 April 2013)
Kartasapoetra, A.G dan Mul Mulyani.2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air.Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Lakitan, Benyamin.1994. Dasar-dasar
Klimatologi. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Mas’udah Jayanti.2008. Evaluasi kesesuaian lahan pertanian untuk tanaman jagung di Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep.Skripsi. Malang: Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang. Mayasari, Dian.2011. Evaluasi Kesesuaian
Lahan Untuk Tanaman Jambu Biji Merah di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka. Skripsi. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Nurhayani.2006. Evaluasi Kesesuaian lahan tanaman cabai di dusun Pamah Semilir, Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat.Skripsi.Medan: Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Purwono,dkk. 2005.Bertanam Jagung
Unggul. Bogor:Penebar Swadaya. Rayes, Lutfhi.2006.Metode Inventarisasi
Sumberdaya Lahan.Malang:Andi
Rismaneswati.2012. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung Pada Beberapa Jenis Tanah Lahan Kering Sulawesi Selatan.Disertasi. Makassar: Program Studi Ilmu Pertanian Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar.
Siswanto.2006. Evaluasi Sumberdaya Lahan.Surabaya:UPN Press.
Sitorus, S.1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan.Bandung:Tarsito
Sulistiyono, Dwi Abidin.2010. Evaluasi Kesesuaian Lahan Dan Produktivitas Tanaman Jagung Di DAS Grindulu Hulu
Kabupaten Pacitan Dan Ponorogo Tahun 2009.Skripsi. Surabaya.Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya.