• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XI IPA SMA SWASTA INDONESIA MEMBANGUN MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XI IPA SMA SWASTA INDONESIA MEMBANGUN MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XI IPA SMA SWASTA

INDONESIA MEMBANGUN MEDAN TAHUN AJARAN 2013/ 2014

Oleh:

Teddy Alfra Siagian NIM. 409111083

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dengan Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan

Minat dan Hasil Belajar Siswa di Kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia

Membangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.

M. Panjaitan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd, Ibu Dra. Nerli

Khairani, M.Si, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku dosen penguji yang

telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih

juga kepada Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar

Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D

selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan

Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika

FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai

Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis dan

memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah

SMA Swasta Indonesia Membangun Medan Bapak Drs. Antonius Simbolon dan

(4)

v

Membangun Medan yang telah membantu penulis selama melaksanakan

penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang

tersayang Drs. A. Siagian, Ibunda tercinta Alm. Dra. D. Br. Simanjuntak dan N.

Br. Lumbantoruan, S.H. yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa,

dorongan, semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Serta Kakak

tersayang Rina Engelin Siagian, S.E. yang begitu banyak memberikan do’a dan

motivasi, semangat serta dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan

studi di UNIMED serta seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan doa,

dukungan, semangat dan kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan

studi.

Terima kasih juga buat sahabat penulis yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberikan semangat dan dukungan yaitu

Vran Siska, Fretty, Ardianto, Suprianto, Tessi, Desi, Fransisca, Wes dan semua

teman–teman sekelas Matematika Reguler Dik B’09 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam

suka maupun duka, dalam tangis maupun tawa. Terima kasih juga kepada

teman-teman PPLT Unimed 2012 di SMA Swasta YP HKBP 1 Pematangsiantar yang

selalu memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari

segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis

berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, September 2013 Penulis

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 6

1.3.Batasan Masalah 6

1.4.Rumusan Masalah 7

1.5.Tujuan Penelitian 7

1.6.Manfaat Penelitian 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran 9

2.1.2. Pengertian Pembelajaran Matematika 12

2.1.3. Kesulitan Belajar Matematika 13

2.1.4. Minat Belajar 14

2.1.4.1. Pengertian Minat Belajar 14

2.1.4.2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar 16

2.1.4.3. Indikator Minat Belajar 21

2.1.4.4. Upaya Meningkatkan Minat Belajar 23

(6)

vii

2.1.6. Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar 27

2.1.7. Metode Mengajar 28

2.1.8. Metode Penemuan Terbimbing 29

2.1.8.1. Langkah-langkah Pembelajaran Dengan

Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing 32

2.1.8.2. Kelebihan dan kelemahan Metode

Penemuan Terbimbing 35

2.1.8.3. Penerapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing 37

2.1.9. Multimedia Interaktif sebagai Media Pembelajaran 39

2.1.9.1. Pengertian Media Pembelajaran 39

2.1.9.2. Fungsi Media Pembelajaran 40

2.1.9.3. Multimedia Interaktif 41

2.1.9.4. Manfaat Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran 42

2.1.9.5. Karakteristik Media dalam Multimedia Interaktif 43

2.1.9.6. Format Multimedia Interaktif 44

2.1.10. Materi Persamaan Lingkaran 46

2.1.10.1. Persamaan Lingkaran 46

2.1.10.2. Posisi Suatu Titik terhadap Lingkaran 49

2.1.10.3. Kedudukan Garis terhadap Lingkaran 49

2.1.10.4. Persamaan Garis Singgung Lingkaran 50

2.1.11. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada

Materi Persamaan Lingkaran 55

2.1.12. LKS Kecil untuk Penerapan Metode Penemuan

Terbimbing pada Subtopik Persamaan Lingkaran 58

2.2. Penelitian yang Relevan 63

2.2. Kerangka Konseptual 64

2.3 Hipotesis Tindakan 65

BAB III METODE PENELITIAN 66

3.1. Jenis Penelitian

(7)

viii

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 66

3.3.1. Subjek Penelitian 66

3.3.2. Objek Penenlitian 66

3.4. Prosedur Penelitian 67

3.4.1. Prosedur Penelitian Siklus I 67

3.4.2. Prosedur Penelitian Siklus II 70

3.5. Alat Pengumpul Data 71

3.5.1. Tes 72

3.5.2. Teknik Non Tes 72

3.6. Teknik Analisis Data 75

3.6.1. Reduksi Data 75

3.6.2. Paparan Data 75

3.6.2.1. Menganalisis Proses Pembelajaran 76

3.6.2.2. Analisis Hasil Tes Belajar Siswa 76

3.6.2.3. Analisis Data Angket Minat Belajar 78

3.6.3. Menarik Kesimpulan 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 81

4.1. Hasil Penelitian 81

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I 81

4.1.1.1. Permasalahan I 81

4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I 87

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 88

4.1.1.4. Observasi I 89

4.1.1.5. Analisis Data Hasil Siklus I 89

4.1.1.5.1. Analisis Tes Hasil Belajar I 89

4.1.1.5.2. Analisis Angket Belajar Siswa Siklus I 93

4.1.1.5.3. Analisis Hasil Observasi 96

4.1.1.6. Refleksi I 98

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II 100

(8)

ix

4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan II 101

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 103

4.1.2.4. Observasi II 103

4.1.2.5. Analisis Data Hasil Siklus II 105

4.1.2.5.1. Analisis Tes Hasil Belajar II 105

4.1.2.5.2. Analisis Angket Belajar Siswa Siklus II 107

4.1.2.5.3. Analisis Hasil Observasi 110

4.1.2.6. Refleksi II 112

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119

5.1. Kesimpulan 119

5.2. Saran 120

(9)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Penemuan Terbimbing 38

Tabel 2.2. Pembelajaran dengan Metode Penemuan terbimbing 55

Tabel 3.1. Penskoran Butir Pernyataan 73

Tabel 3.2. Indikator Minat Belajar Siswa 74

Tabel 3.3. Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran 76

Tabel 3.4. Tingkat Penguasaan Siswa 77

Tabel 3.5. Klasifikasi Persentase Skor Hasil Angket Minat Belajar 79

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 81

Tabel 4.2. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal 82

Tabel 4.3. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal 83

Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Minat Belajar Siswa 85

Tabel 4.5. Persentase Minat Belajar Siswa Awal Tiap Indikator 86

Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 90

Tabel 4.7. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 91

Tabel 4.8. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 92

Tabel 4.9. Deskripsi Tingkat Minat Belajar Siswa Siklus I 94

Tabel 4.10. Persentase Minat Belajar Siswa Siklus I Tiap Indikator 95

Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam

Melaksanakan Pembelajaran Siklus I 96

Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 105

Tabel 4.13. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II 106

Tabel 4.14. Deskripsi Tingkat Minat Belajar Siswa Siklus II 107

Tabel 4.15. Persentase Minat Belajar Siswa Siklus II Tiap Indikator 109

Tabel 4.16. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena

pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang.

Pendidikan juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

kualitas sumber daya manusia. Perkembangan dunia pendidikan yang semakin

pesat, menuntut lembaga pendidikan untuk bekerja lebih baik dalam

menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dengan pendidikan yang ada di

negara kita. Kegiatan proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam

upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Baik buruknya suatu proses

pembelajaran adalah salah satu faktor dominan dalam menentukan kualitas

pendidikan.

Matematika merupakan pelajaran di sekolah yang dipandang penting dan

dipelajari oleh setiap peserta didik mulai dari sekolah dasar hingga sekolah

lanjutan tingkat atas dan bahkan juga perguruan tinggi. Penyebab utama

pentingnya matematika adalah kemampuan siswa bermatematika merupakan

landasan dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai

untuk dapat melatih siswa berpikir dengan jelas, logis, sistematis, serta memiliki

kepribadian dan keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan

sehari-hari. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan:

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah pembelajaran matematika

selalu merupakan permasalahan yang sepertinya tidak kunjung terpecahkan.

Pemahaman matematika senantiasa dipandang atau dirasakan sukar, baik oleh

(11)

2

untuk belajar matematika. Ini terjadi disetiap jenjang pendidikan di Indonesia.

Guru mengeluhkan bahwa anak didik tidak bersemangat bahkan kadang-kadang

cenderung takut menghadapi pelajaran matematika, mereka tidak mampu

mencerna konsep yang diajarkan, tidak terampil dalam proses, lemah dalam

pengusaan teknik, apalagi dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan

kemampuan bernalar sehingga hasil belajar matematika siswa pun masih rendah.

Berdasarkan data UNESCO, mutu pendidikan matematika di Indonesia

berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang

menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari

hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for

Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran

matematika, dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand

dan Uruguay. (http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4467)

Data tersebut secara jelas menyatakan bahwa pendidikan matematika di

Indonesia masih mengecewakan. Rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang

matematika mencerminkan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam belajar

matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan maupun penyelesaian

suatu masalah. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar tersebut adalah

sebagian siswa masih menganggap bahwa matematika itu sulit dan tidak

menyenangkan. Hal ini diperkuat lagi dengan hasil wawancara kepada Bapak

Holong Siregar, S.Pd. yang merupakan salah seorang guru matematika kelas XI

IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan, mengatakan bahwa:

”Banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika. Mereka menganggap bahwa matematika itu sangat susah. Di dalam kelas itu paling banyak hanya 5 orang yang senang belajar matematika. Bila dilihat hasil belajar siswa masih sangat rendah. Hanya beberapa siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM yaitu nilai 70. Selebihnya harus diadakan remedial untuk menambah nilai siswa yang tidak tuntas tersebut.”

Permasalahan lain yang masih sering muncul adalah penggunaan metode

pembelajaran oleh guru yang kurang tepat. Pada umumnya, metode pembelajaran

yang dikembangkan oleh guru matematika dalam kegiatan belajar mengajar

(12)

3

ceramah. Dimana guru lebih memfokuskan diri pada upaya pemindahan

pengetahuan ke dalam diri siswa tanpa memperhatikan bahwa ketika siswa

memasuki kelas, siswa mempunyai bekal kemampuan dan pengetahuan yang

tidak sama. Siswa hanya ditempatkan sebagai obyek sehingga siswa menjadi pasif

dan tenggelam ke dalam kondisi belajar yang kurang merangsang aktivitas belajar

yang optimal. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamalik (2010:170): “kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menetukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaanya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan, guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu disampaikan pada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.

Hal ini berdampak pada sikap siswa yang kurang mandiri, tidak berani

mengungkapkan pendapat sendiri, selalu meminta bimbingan guru dan kurang

gigih mencoba menyelesaikan masalah matematika, sehingga pengetahuan yang

dipahami siswa hanya sebatas yang diberikan guru. Kenyataan pengajaran

matematika seperti ini membuat pengajaran matematika menjadi tidak menarik,

siswa cenderung ramai, mengantuk, tidak ada siswa yang mau bertanya, dan siswa

tidak mampu menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru sehingga

siswa tidak tertarik untuk belajar matematika yang pada akhirnya mengakibatkan

penguasaan siswa terhadap matematika menjadi relatif rendah.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Swasta Indonesia

Membangun Medan dengan memberikan tes di kelas XI IPA yang berjumlah 39

orang siswa, diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Tes yang diberikan

berhubungan dengan materi persamaan lingkaran dan garis singgung lingkaran.

Alasan dipilih materi ini karena siswa masih sulit dalam menentukan persamaan

umum lingkaran serta persamaan garis singgung lingkaran. Dari lembar jawaban

tes tersebut dapat dilihat bahwa siswa masih belum terlalu paham mengenai

persamaan garis singgung lingkaran. Hasil data menunjukkan dari 39 orang siswa,

ada 10 orang siswa atau 25,6% yang memperoleh nilai di atas ketuntasan belajar

(13)

4

pengetahuan siswa kelas XI IPA di SMA Swasta Indonesia Membangun Medan

mengenai persamaan garis singgung lingkaran masih rendah.

Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa,

yaitu faktor intern dan faktor ektern. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi

hasil belajar siswa adalah minat belajar. Minat besar pengaruhnya terhadap

belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat

siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada

daya tarik baginya. Jadi dengan adanya minat, pelajaran akan lebih mudah

dipelajari dan dipahami. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto (2010:57): “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan

terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.”

Untuk mengetahui minat siswa terhadap pelajaran matematika, peneliti

membagikan angket kepada 39 orang siswa kelas Kelas XI IPA SMA Swasta

Indonesia Membangun Medan. Dari 39 orang siswa yang mengisi angket

diperoleh bahwa rasa tertarik siswa belajar matematika sebesar 65% , perasaan

senang belajar matematika sebesar 67%, perhatian siswa sebesar 68%, sikap

semangat siswa sebesar 69%, keinginan siswa belajar matematika sebesar 67%.

Dari lima indikator minat yang ditentukan, maka rata – rata minat belajar siswa

secara klasikal sebesar 67,2%. Data ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa

di kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan tergolong sedang.

Hal ini dapat dilihat dari pendapat siswa dimana sebagian besar siswa tidak

menyukai pelajaran matematika dan matematika dianggap pelajaran yang sulit.

Untuk mengatasi masalah di atas, peneliti mencoba menerapkan suatu

metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

Pemilihan metode mengajar yang bervariasi akan membantu meningkatkan

kegiatan belajar mengajar dan menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Agar

siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan

seefisien dan seefektif mungkin. Seperti yang diungkapkan Slameto (2010:65)

(14)

5

“Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar”.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan

hasil belajar siswa adalah metode penemuan terbimbing. Menurut Encyclopedia of

Educatiaon Research (dalam Suryosubroto, 2009:178), metode penemuan

terbimbing merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru

dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan

memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan

pendidikannya. Dengan metode penemuan terbimbing ini, para siswa diajarkan

untuk menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari

untuk menemukan pengetahuan baru dengan pengetahuan guru sebagai fasilitator.

Penerapan metode penemuan terbimbing ini diharapkan dapat mengatasi

kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dan siswa dapat menemukan

sendiri penyelesaian masalah didalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa akan

termotivasi untuk belajar matematika dan mampu mengembangkan ide dan

gagasan mereka dalam menyelesaikan permasalahan matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Holong Siregar, S.Pd. guru

matematika kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan, bahwa

guru mencoba untuk memvariasikan metode pembelajaran matematika di kelas

dengan memilih menerapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing. Dari

tes yang diberikan guru, diperoleh hasil belajar siswa kurang memuaskan dimana

hasil belajar siswa masih rendah dan masih banyak siswa yang belum paham

tentang materi yang diajarkan. Selain itu kondisi pada saat pembelajaran

berlangsung juga kurang kondusif. Hal ini tidak sesuai dengan teori penemuan

terbimbing dimana dikatakan bahwa metode penemuan terbimbing merupakan

suatu metode pembelajaran suatu proses yang melibatkan siswa secara optimum

(15)

6

sendiri dan akan memahami konsep lebih baik, sehingga hasil belajar siswa akan

meningkat. Dari paparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan menerapkan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan media

pembelajaran yaitu multimedia interaktif sehingga dapat memperbaiki proses

belajar dan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Selain menggunakan metode penemuan terbimbing, guru juga harus

menggunakan media pembelajaran yang baik dalam pembelajaran agar

pembelajaran yang terjadi di kelas bukan hanya pembelajaran matematika yang

konvensional. Dengan menggunakan media pembelajaran, materi yang tadinya

sulit dapat diterangkan secara lebih mudah dan jelas, sehingga siswa akan merasa

lebih senang dalam belajar matematika. Salah satu media yang dapat digunakan

dalam pembelajaran matematika adalah multimedia interaktif. Menurut Rusman

(2012:146), multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi

dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga

pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.

Multimedia interaktif ini dapat membantu menyampaikan pelajaran dengan lebih

baik dan dapat menarik perhatian siswa dan juga dapat meningkatkan minat

belajar siswa. Pengajaran dengan menggunakan multimedia interaktif akan

dapat memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang dilangsungkan,

karena mereka terlibat dengan aktif dalam pengajaran yang dilaksanakan. Dengan

bantuan multimedia interaktif konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan. Siswa

akan semakin mudah memahami hubungan antara matematika dan lingkungan

alam sekitar. Informasi pelajaran yang disajikan dengan multimedia interaktif

yang tepat akan memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri

siswa. Dengan demikian, keberhasilan siswa untuk mencapai hasil belajar

matematika sangat didukung oleh penggunaan multimedia interaktif.

(16)

7

post tes lebih baik dari rata-rata kuis yaitu 73,61. Selain itu berdasarkan angket

diketahui bahwa minat belajar matematika, rasa keingintahuan, rasa senang, dan

perhatian siswa cenderung naik. Dengan demikian metode penemuan terbimbing

diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dan didukung

dengan multimedia interaktif.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul: “Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dengan

Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah,

2. Minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah,

3. Siswa tidak tertarik belajar matematika,

4. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru

5. Metode penemuan terbimbing pernah diterapkan sebelumnya di SMA

Swasta Indonesia Membangun Medan akan tetapi hasil yang diperoleh

kurang baik.

1.3. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka perlu

adanya pembatasan masalah agar lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dengan

Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil

Belajar Siswa di Kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan Tahun

(17)

8

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi penerapan metode penemuan terbimbing dengan

menggunakan multimedia interaktif untuk meningkatkan minat dan

hasil belajar siswa di kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia

Membangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014?

2. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa setelah diterapkan metode

penemuan terbimbing dengan menggunakan multimedia interaktif di

kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan Tahun

Ajaran 2013/2014?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode

penemuan terbimbing dengan menggunakan multimedia interaktif di

kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan Tahun

Ajaran 2013/2014?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitan ini dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi penerapan metode penemuan

terbimbing dengan menggunakan multimedia interaktif untuk

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa di kelas XI IPA SMA

Swasta Indonesia Membangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan minat belajar siswa setelah

diterapkan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan

multimedia interaktif di kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia

Membangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah

diterapkan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan

multimedia interaktif di kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia

(18)

9

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan minat dan hasil belajar melalui metode

penemuan terbimbing dengan menggunakan multimedia interaktif.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penerapan metode

penemuan terbimbing, sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam

mengajarkan materi persamaan lingkaran.

3. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan

bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga

pengajar di masa yang akan datang.

4. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

inovasi pembelajaran matematika disekolah.

5. Sebagai bahan informasi bagi pembaca atau peneliti lain yang ingin

(19)

119

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi penerapan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan

multimedia interaktif adalah guru membentuk kelompok heterogen

berdasarkan hasil tes belajar I, guru semakin motivasi siswa agar berani

mengemukakan pendapat, guru lebih memfokuskan perhatian dalam

membimbing siswa yang memiliki kemampuan yang rendah, dan guru

memberikan penghargaan dan hadiah kepada kelompok yang terbaik. Dari

hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa pelaksanaan

pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi untuk guru pada

siklus I sebesar 2,81 meningkat pada siklus II menjadi 3,37.

2. Minat belajar siswa mengalami peningkatan selama melakukan

pembelajaran melalui penerapan metode penemuan terbimbing dengan

menggunakan multimedia interaktif. Minat belajar siswa pada siklus I

diperoleh 70,04 yang termasuk dalam kategori minat sedang dan

meningkat pada siklus II menjadi 80,38 yang termasuk dalam kategori

minat tinggi.

3. Banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 2

dari 29 siswa (6,89%) dengan rata-rata 46,20. Pada siklus I setelah

dilakukan penerapan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan

multimedia interaktif, banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar

yaitu 16 orang dari 29 siswa (55,18%) dengan nilai rata-rata 63,27. Pada

siklus II, seluruh siswa telah mencapai ketuntasan belajar yaitu 29 siswa

(100%) dengan nilai rata-rata 75,51. Dengan demikian dapat dikatakan

(20)

120

pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal dan

dapat disimpulkan penelitian berhasil karena didalam kelas ini telah

terdapat 100% yang telah mencapai persentase hasil belajar ≥ 65%.

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian,

pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia

Membangun diharapkan dapat menerapkan metode penemuan terbimbing

dengan menggunakan multimedia interaktif agar pembelajaran semakin

bervariasi serta dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa serta

dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi matematika.

2. Dalam proses pembelajaran, guru harus memperhatikan dan

mempertimbangkan kemampuan siswa yang bervariasi agar pembelajaran

dapat berjalan dengan baik.

3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan

untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini

menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan

kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan

(21)

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsini, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011.Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Frederick, http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4467, Diakses 20 Maret

2013.

Hamalik, Oemar. 2010, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Matematika. Malang: UM Press.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Marsigit, dkk., (2008), Matematika SMA Kelas X, Quadra, Bogor.

Moh. Usman Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Mukhtar, dan Rusmini. 2005. Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya

Dalam Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Nimas Multima.

Nurhadi, dkk., (2003), Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban , UM Press,

Malang.

Nurkencana, Wayan dan Sunartana. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:

Penerbit Usaha Nasional.

Popham,W., Baker,E. 2003. Teknik Mengajar secara Sistematis. Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer.Alfabeta: Bandung.

Sardiman, A.M., (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Belajar Mengajar,

(22)

122

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta.

Suara Nurani Guru. 2011. Minat dalam Belajar Siswa (dalam

http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa) diakses pada tanggal 23 Maret 2013.

Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidik. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Rake Press.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah Edisi Revisi. Rineka

Cipta: Jakarta.

Tim penyusun. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Departemen Pendikan Nasional.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis pengaruh sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku terhadap minat beli konsumen dalam bisnis online shop dapat disimpulkan sebagai berikut:.. Sikap, norma

HADI RUDYATMO WALIKOTA SURAKARTA. SURAKARTA, 1

Pemerintah Desa memiliki peran yang sangat signifikan dalam pengelolaan proses sosial di dalam masyarakat. Tugas utama yang harus diemban Pemerintah Desa

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan yang memerlukan kajian yang diharapkan dapat menjelaskan hambatan dan upaya perbaikan yang mungkin dapat dilakukan untuk menjadi

pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah kabupaten dan kota. Dalam melaksanakan tugas, bidang bina anggaran daerah bawahan mempunyai tugas :.. Penyiapan

Berdasarkan kondisi tersebut maka saat ini PPP Pondokdadap tidak memadai, rusak dan kotor, sehingga dalam penskoran diberi nilai nol (0). Atribut lain yang memiliki nilai

Membuat aplikasi yang dapat dikombinasikan dengan sensor yang terdapat di slot parkir menggunakan mikrokontroller untuk memberikan informasi keberadaan kendaraan di slot

[r]