• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

P E N G A RU H M O D E L P EM B E L A JA R AN B ERB AS I S M A SA L AH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI POKOK CA HA Y A K E LA S V I I I SM P N EG E R I 1 1 M E DA N

Oleh : Dila Sari NIM 409421006

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Cahaya Kelas VIII SMP Negeri 11 Medan.” Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Ratelit Tarigan, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai akhir penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Manter Sihotang, Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd dan Bapak Drs. Eidi Sihombing, M.S sebagai dosen penguji I, II, dan III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Khairani, M.M selaku kepala sekolah SMP Negeri 11 Medan, Bapak Ismed Inonu, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah membantu penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian.

(5)

v

Novika Sari) dan teman-teman Fisika Dik B/ A/ Eks ‘09, terima kasih atas kebersamaannya selama ini. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada Abangda Satria Mihardi, M.Pd yang telah meluangkan waktunya dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Agustus 2013 Penulis,

(6)

iii

P E N G A RU H M O D E L P EM B E L A JA R AN B ERB AS I S M A SA L AH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK C AH A Y A K E L AS V I I I SM P N EG E R I 11

M ED A N

DILA SARI (409421006) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa dan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar kognitif siswa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer pada materi pokok cahaya di kelas VIII SMP Negeri 11 Medan. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Medan yang terdiri dari 8 kelas berjumlah 336 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan menjadikan 2 kelas dari 8 kelas secara acak yaitu kelas VIII-8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-6 sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar yang terdiri dari 15 soal pilihan berganda dan tes kemampuan berpikir kritis yang terdiri dari 5 soal essai yang divalidkan oleh dua orang dosen dan satu orang guru fisika sebagai validator. Sebelum penelitian, dilakukan uji prasyarat penelitian (pretes) dimana kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Berdasarkan nilai rata-rata kedua kelas sampel (nilai rata-rata-rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 38,4 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol adalah 38,2) yang dianalisis dengan menggunakan uji t dua pihak menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua kelas sampel adalah sama. Selanjutnya diberikan perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer dan kelas kontrol dengan model pembelajaran berbasis masalah. Setelah diberi perlakuan diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen 75,3 dan nilai rata-rata postes kelas kontrol 68,6.

Berdasarkan hasil uji t satu pihak diperoleh thitung = 2,2 sedangkan ttabel =

1,665. Karena thitung > ttabel (2,2 > 1,665) maka H0 ditolak dan Ha diterima, dengan

demikian diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa. Untuk hubungan kemampuan berpikir kritis tinggi dan hasil belajar (kognitif) siswa, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan berpikir kritis tinggi dan hasil belajar (kognitif) siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol di kelas VIII SMP N 11 Medan.

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 6

1.3.Batasan Masalah 6

1.4.Rumusan Masalah 7

1.5.Tujuan Penelitian 7

1.6.Manfaat Penelitian 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.KerangkaTeoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. AktivitasBelajar 9

2.1.3. HasilBelajar 10

2.1.4. Pengertian Perangkat Pembelajaran 22

2.1.5. Model Pembelajaran 24

2.2.Media Pembelajaran 25

2.2.1. Pengertian Media 25

2.2.2. Penggunaan Media Dalam Proses BelajarMengajar 26

2.2.3. Media Komputer 26

2.2.4. PowerPointSebagai Media DalamPembelajaran 27 2.3.Model Pembelajaran Berbasis Masalah 28 2.3.1. Fitur-fitur Pembelajaran Berbasis Masalah 31 2.3.2. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah 32 2.3.3. Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah 32 2.3.4. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 33

2.4. Kajian Materi 35

2.4.1. Pengertian Cahaya 35

2.4.2. Perambatan Cahaya 35

2.4.3. Pemantulan Cahaya 36

2.4.4. Pembiasan Cahaya 36

2.4.5. Cermin Datar 37

2.4.6. Cermin Cekung 37

2.4.7. Cermin Cembung 37

(8)

vii

2.5.Penelitian Terdahulu 39

2.6.Kerangka Konseptual 41

2.7.Hipotesis 41

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 43 3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 43

3.3.Variabel Penelitian 43

3.4.DefinisiOperasional 44

3.5.Jenis dan Desain Penelitian 45

3.5.1. Jenis Penelitian 45

3.5.2. Desain Penelitian 45

3.6.Prosedur Penelitian 46

3.7.Instrumen Penelitian 49

3.7.1. TesHasilBelajar Kognitif 49

3.7.2. LKS 50

3.7.3. Tes KemampuanBerpikirKritis 51

3.8.TeknikAnalisis Data 51

3.8.1.Analisis Data HasilBelajar Kognitif 51 3.8.2.Analisis PerbedaanTesHasilBelajarKelasX dan Kelas Y 51

3.8.3.Analisis Data LKS 54

3.8.4.AnalisisData KemampuanBerpikirKritisSiswa 57 3.8.5.AnalisisHubunganBerpikirKritisTinggi denganHasilBelajar 57 3.8.6.KriteriaKetuntasan Minimal BelajarSiswa 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian 59

4.1.1.Data HasilBelajar (Kognitif) 59

4.1.2. Data LKS Siswa 64

4.1.3.Data KemampuanBerpikirKritisSiswa 65 4.1.4.AnalisisHubunganBerpikirKritisTinggi denganHasilBelajar 66

4.2.Pembahasan 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 76

5.2. Saran 77

DAFTAR PUSTAKA 79

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman 2.1. Perbandingan – Revisi Taksonomi Bloom 13 2.2. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 28

2.3. PenelitianTerdahulu 33

3.1. Two Group Pretest – Posttest Design 40

3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar Kognitif 43 3.3. TabelSkor Item JawabanInstrumenSikap 49 3.4. KategoriKeberhasilanKeterampilanSiswa 50 3.5. TabulasiNilaiTesKemampuanBerpikirKritisSiswa 50 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian 53 4.2. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54 4.3. Ringkasan Hasil UjiNormalitas Kedua Kelas 55 4.4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas 55 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Pretes Siswa 56 4.6. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 56 4.7. Perhitungan Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi danVarians 57 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Postes Siswa 58 4.9. RingkasanHasilPerhitunganSkalaSikapSiswa

4.10. RingkasanHasilPerhitunganObservasiPsikomotorikSiswa

4.11. Hasil Kemampuan BerpikirKritisTinggi Kedua Kelas 59 4.12. Model SummaryKelas Eksperimen 60

4.13. AnovaKelas Eksperimen 60

4.14. Coefficients Kelas Eksperimen 60

4.15. Model SummaryKelas Kontrol 62

4.16. AnovaKelas Kontrol 62

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1.SkemaRancanganPenelitian 42

3.2. Skema Pengolahan Data LKS

4.1.Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54 4.2.Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 57 4.3.Diagram Batang Nilai Psikomotorik Kelas Sampel

4.4.Diagram Histogram Normalitas Kelas Eksperimen 61 4.5.Grafik P-P Plot Kelas Eksperimen 61 4.6.Diagram Histogram Normalitas Kelas Kontrol 63

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 81 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 88 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 95 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 102

Lampiran 5. LKS I 109

Lampiran6. LKS II 113

Lampiran 7. LKS III 116

Lampiran 8. LKS IV 119

Lampiran9. Kisi– kisiTesHasilBelajar 122 Lampiran 10. Kisi – kisiKemampuan BerpikirKritis 134 Lampiran 11. Rubrik Penilaian Kemampuan BerpikirKritis 141

Lampiran 12. TesHasilBelajar 143

Lampiran 13. Tes Kemampuan BerpikirKritis 149 Lampiran 14. InstrumenSikap dan Keterampilan 152 Lampiran 15. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 155 Lampiran 16. Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 156 Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 157 Lampiran 18. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 159 Lampiran 19. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 161 Lampiran 20. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 163 Lampiran 21. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasidan Varians 165

Lampiran 22. Uji Normalitas 168

Lampiran 23. Uji Homogenitas 170

Lampiran 24. Uji Hipotesis 171

Lampiran 25. RekapitulasiNilai LKSKelasEksperimen dan

Kelas Kontrol 176

Lampiran 26. RekapitulasiBerpikirKritisKelasEksperimen 182 Lampiran27. RekapitulasiBerpikirKritisKelasKontrol 184 Lampiran28. RekapitulasiBerpikirKritisTinggi Kelas Eksperimen 186 Lampiran29. RekapitulasiBerpikirKritisTinggi Kelas Kontrol 187 Lampiran 30. Data BerpikirKritisTinggi dan HasilBelajar 188 Lampiran 31. Pengelompokan Data BerpikirKritisTinggi dan

HasilBelajar 189

Lampiran 32.DokumentasiPenelitian 190

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam menghasilkan sumber daya manusia seutuhnya baik dari sisi individu maupun sosial. Hal tersebut menjadi lebih terfokus setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Untuk meningkatkan mutu pendidikan berbagai cara telah diupayakan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah ialah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar disekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2002 : 5).

Pemerintah juga menerapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing–masing satuan pendidikan/ sekolah yang penekanannya pada standar isi dan kompetensi. Pada dasarnya tujuan KTSP adalah bagaimana membuat siswa dan guru lebih aktif dalam pembelajaran. Selain siswa harus aktif dalam kegiatan belajar dan mengajar guru juga harus aktif dalam memancing kreativitas anak didiknya sehingga dialog dua arah terjadi dengan dinamis (Masnur Muslic, 2008 : 17–22).

(13)

2

dengan baik dan siswa dapat mencari hal-hal baru. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi.

Upaya siswa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya fisika sering menemui hambatan-hambatan. Hal itu memungkinkan hasil belajar fisika pada siswa menjadi kurang baik. Kesulitan memahami materi pelajaran fisika, diakibatkan oleh kegiatan pembelajaran yang lebih banyak menghafal rumus, mencatat, dan mengerjakan soal daripada memahami konsep. Sementara di sisi lain, mata pelajaran fisika merupakan cabang IPA yang tidak menekankan siswa untuk menghafal dan mencatat setiap informasi atau konsep, melainkan menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam hal menjelajahi informasi dan memahami konsep (http://kakali.wordpress.com/fisika/ diakses pada jumat 01/ 02/ 2013).

Salah satu sasaran yang perlu dicapai oleh siswa untuk memperoleh pemahaman konsep dalam belajar IPA khususnya fisika adalah memahami mata pelajaran yang dipelajarinya. Untuk itu materi yang dipelajari harus sesuai dengan jenjang dan tingkat kemampuan berpikir siswa. Pemahaman konsep yang diperoleh ketika belajar fisika ini akan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa (Manurung, 2010).

Berdasarkan observasi di SMP Negeri 11 Medan pada Tanggal 7 Februari 2013 (observasi pertama) dan Tanggal 9 Februari 2013 (observasi kedua) diperoleh hasil observasi sebagai berikut : (1) Observasi pertama pada Tanggal 7 Februari 2013, peneliti membagikan angket kepada responden (siswa) di kelas VIII8. Berdasarkan angket yang dibagikan kepada 10 responden maka diperoleh

(14)

3

(15)

4

No Tahun Ajaran

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Nilai

Rata-rata Keterangan

1 2009/ 2010 9,25 7,50 8,27 SMP N 11 Medan

2 2010/ 2011 9,25 2,25 8,15 SMP N 11 Medan

3 2011/ 2012 10,00 3,00 8,63 SMP N 11 Medan

(Tabel 1.1. Data Nilai UN Siswa SMP Negeri 11 Medan. Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional Ujian Nasional SMP Negeri 11 Medan-Sumatera Utara)

Berdasarkan data nilai UN tersebut terdapat beberapa isu-isu tentang sistem pelaksanaan UN dan perolehan nilai-nilai UN siswa. Pada satu sisi, terdapat indikasi bahwa nilai siswa di sekolah tidak semua mencapai KKM. Disisi lain, terdapat indikasi bahwa perolehan nilai UN telah mencapai KKM yaitu dengan nilai rata-rata 8,35. Hal tersebut memungkinkan terjadinya isu-isu kecurangan pelaksanaan UN dan terjadinya kebocoran soal UN sehingga perolehan nilai UN dengan nilai siswa di sekolah berbanding terbalik. Berikut isu-isu tentang sistem pelaksanaan UN dan perolehan nilai-nilai UN siswa.

Seluruh siswa kelas IX SMP di Indonesia serentak mengikuti UN (23/ 4/ 2012). Meski telah diantisipasi agar tak terjadi kecurangan, UN masih diwarnai isu kebocoran soal dan berbagai kecurangan. Sejauh ini, posko pengaduan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah menerima 225 laporan kecurangan. Pada umumnya, laporan itu banyak berkisar dugaan jual beli soal dan kebocoran jawaban ujian. Pihak Kemendikbud pun bukan tak antisipatif, beragam cara sudah ditempuh untuk meminimalisasi tingkat kebocoran dan kecurangan UN, misalnya dengan cara menyita telepon genggam milik siswa dan menempatkan 2 guru pengawas di setiap ruang ujian serta membatasi jumlah siswa dalam setiap ruangan hanya 20 peserta (isu kecurangan warnai UN SMP-Metrotvnews.com, Jakarta).

(16)

5

Kemdikbud, Chairil Anwar Notodiputro mengatakan banyak beredar isu tentang soal UN yang bocor dan kecurangan lainnya. Akan tetapi dalam kasus ini data dan fakta adalah yang utama, "memang ada beberapa isu kecurangan, tapi itu belum bisa dibuktikan, maka kami sebut isu". Sejak tiga hari lalu ada puluhan laporan kecurangan yang diterima oleh Posko Pengaduan UN. Untuk itu, melalui koordinasi dengan tim dari Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) pihaknya langsung menerjunkan tim ke lapangan untuk menelusuri informasi yang beredar. Isu banyak beredar, tapi tidak pernah menemukan fakta dan data dari kecurangan tersebut (JAKARTA, KOMPAS.com).

IPA khususnya fisika memerlukan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered) sehingga dapat mengembangkan sikap ilmiah dan minat siswa, pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam hal menjelajahi informasi dan memahami konsep. Untuk itu diperlukan pembelajaran berpusat pada siswa dan memberdayakan siswa. Sebuah model pembelajaran yang tidak mengharuskan peserta didik menghafal fakta-fakta dan rumus-rumus tetapi mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam hal menjelajahi informasi dan memahami konsep. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran

agar siswa memiliki kesempatan bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data untuk memecahkan masalah sehingga siswa mampu untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis dalam menemukan alternatif pemecahan masalah.

(17)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah :

1. Kurangnya minat siswa dalam belajar IPA khususnya fisika karena mata pelajaran fisika adalah mata pelajaran yang kurang menarik dan adanya kesulitan memahami materi fisika.

2. Pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika tidak seluruhnya mencapai KKM dikarenakan kurangnya penguasaan konsep-konsep fisika. 3. Penggunaan media pembelajaran dan model pembelajaran yang kurang

bervariasi selama proses pembelajaran.

4. Fasilitas laboratorium di sekolah tidak dipergunakan secara maksimal untuk mendukung proses pembelajaran sehingga membatasi pemanfaatan dan pemberian pengalaman secara langsung untuk memahami konsep-konsep fisika.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 11 Medan dan subjek yang diteliti adalah siswa kelas VIII.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer pada kelas eksperimen dan model pembelajaran berbasis masalah pada kelas kontrol.

3. Perangkat pembelajaran meliputi buku guru, RPP, komputer (animasi materi cahaya dalam program PowerPoint), kisi-kisi tes hasil belajar dan LKS.

(18)

7

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar fisika siswa setelah menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Komputer (kelas eksperimen) dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (kelas kontrol) pada materi pokok Cahaya kelas VIII SMP Negeri 11 Medan?

2. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar kognitif fisika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol?

3. Apakah ada hubungan tingkat berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar kognitif fisika siswa pada kelas eksperimen?

4. Apakah ada hubungan tingkat berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar kognitif fisika siswa pada kelas kontrol?

1.5. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis hasil belajar fisika siswa setelah menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Komputer (kelas eksperimen) dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (kelas kontrol) pada materi pokok Cahaya kelas VIII SMP Negeri 11 Medan.

2. Menganalisis apakah ada perbedaan antara hasil belajar kognitif fisika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Menganalisis apakah ada hubungan tingkat berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar kognitif fisika siswa pada kelas eksperimen.

4. Menganalisis apakah ada hubungan tingkat berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar kognitif fisika siswa pada kelas kontrol.

1.6. Manfaat Penelitian

I. Adapun manfaat penelitian ini bagi guru adalah : 1. Menambah kepustakaan.

(19)

8

4. Sebagai pembanding bagi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas.

II. Adapun manfaat penelitian ini bagi siswa adalah : 1. Siswa merasa senang belajar fisika.

2. Meningkatkan aktivitas belajar siswa.

3. Meningkatkan tingkat berpikir kritis tinggi siswa. III. Adapun manfaat penelitian ini bagi mahasiswa adalah :

1. Menambah wawasan.

2. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar kognitif fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer pada materi pokok Cahaya kelas VIII SMP Negeri 11 Medan adalah 75,3 dengan kategori tuntas individu berjumlah 22 orang dan kategori tuntas kelas sebesar 53,65%.

2. Hasil belajar kognitif fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok Cahaya kelas VIII SMP Negeri 11 Medan adalah 68,6 dengan kategori tuntas individu berjumlah 10 orang dan kategori tuntas kelas sebesar 24,39%.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar kognitif fisika siswa akibat pengaruh menerapkan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer dengan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok Cahaya kelas VIII SMP Negeri 11 Medan, dengan thitung > ttabel (2,2 > 1,665). 4. Terdapat hubungan kemampuan berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar

kognitif fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer pada materi pokok Cahaya kelas VIII SMP Negeri 11 Medan adalah nilai R2 (korelasi) bernilai 0,294. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 29,4% hubungan antara kemampuan berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar, sedangkan residunya 70,6 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. R2 (korelasi) bernilai 0,294 menunjukkan hubungan yang lemah antara kemampuan berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar. Nilai pada tabel Sig adalah 0,045 (0,045 < 0,05) maka dapat dikatakan memiliki pengaruh antara kemampuan berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar.

(21)

77

masalah pada materi pokok Cahaya kelas VIII SMP Negeri 11 Medan adalah nilai R2 (korelasi) bernilai 0,413. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 41,3% hubungan antara kemampuan berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar, sedangkan residunya 58,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. R2 (korelasi) bernilai 0,413 menunjukkan hubungan yang lemah antara kemampuan berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar. Nilai pada tabel Sig adalah 0,045 (0,045 < 0,05) maka dapat dikatakan memiliki pengaruh antara kemampuan berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kepada peneliti selanjutnya disarankan memilih kelas sampel dengan jumlah siswa ± 30 dikarenakan harus memperhatikan efisiensi alokasi waktu pada saat proses pembelajaran.

2. Kepada peneliti selanjutnya disarankan memilih sekolah yang memiliki fasilitas cukup memadai, apabila dalam penelitian menggunakan media yang memerlukan arus listrik dan peralatan laboratorium sehingga dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

3. Dalam melakukan penelitian, peneliti mengalami kesulitan mengatur siswa untuk membentuk kelompok karena harus mengatur dan mengangkat tempat duduk, sehingga disarankan pengaturan meja dan tempat duduk yang lebih efisien agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih baik.

4. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer disarankan untuk memperhatikan efisien waktu pada saat penggunaan media komputer, tahap pembagian kelompok dan pada saat membimbing masing-masing kelompok siswa serta mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

(22)

78

pembelajaran ataupun program komputer yang lebih baik dan efektif agar hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat lebih baik lagi.

(23)

79

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Arends, R. I. 2004. Learning To Teach Edisi Ketujuh. Yogyakarta; Pustaka

Pelajar

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta; Bumi Aksara Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta

Djamarah, Z. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; PT Rineka Cipta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan : FMIPA Unimed

Karim, dkk. 2008. Belajar IPA untuk SMP kelas VIII. Jakarta; Departemen Pendidikan Nasional

Khalim, dkk. 2008. SAINS FISIKA untuk SMP kelas VIII. Jakarta; Bumi Aksara Manurung, Sri. L. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan

Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Creative

Problem Solving (CPS) dengan Menggunakan Software Autograph,

Tesis. Medan : Program Pasca Sarjana Unimed

Muslim., dkk. 2006. Konsep Dasar Fisika. Bandung. UPI Press

Pohan, A. Fauzi. 2012. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok

Listrik Dinamis Kelas IX SMP Negeri 5 P. Siantar T.P 2012/2013.

Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan : FMIPA Unimed Pratiwi. P. R, dkk. 2008. CTL Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VIII. Jakarta:

Depdiknas

Sanjaya, Wina. 2006. Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sadiman, S., dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers

(24)

80

Sibarani, J. Lastri. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Usaha dan

Energi Kelas XI SMA Negeri I Doloksanggul T.P 2011/2012. Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan : FMIPA Unimed

Steinberg, Robert. J.,dkk. 2007. Critical Thinking in Psychology. America : Cambridge University Press

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Supranto, J. 2009. Statistik (Teori dan Aplikasi). Jakarta : Erlangga

Tanjung, R. Sari. 2010. Pemanfaatan Media Pembelajaran Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Gerak Semester Genap di Kelas

VII SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan T.P. 2010/2011. Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan : FMIPA Unimed

Tarigan, R. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Model Pembelajaran Konstruktivis Untuk Memberdayakan Kemampuan

Berpikir Analitis, Kreatif Siswa SMA. Medan : FMIPA Unimed

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

(http://diyah-pgsd.blogspot.com/2013/01/kemampuan-berpikir-kritis.html)

(http://ekokhoerul.wordpress.com/2012/08/11/ranah-afektif/ diakses Rabu, 03/04/2013).

(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256464-aktivitas-dan-karakteristik-pembelajaranberbasismasalah/#ixzz2PbCOW5LM diakses Jumat 05/ 04/2013)

Referensi

Dokumen terkait

Secara khusus, teknologi pangan perlu berperan dalarn pengembangan pengindustrian penganekaragaman pangan, tentunya berbasis sumber

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi bagi guru, terutama guru BP dalam menghadapi kasus yang berkaitan dengan kecemasan siswa

Sehubungan dengan telah selesainya evaluasi dokumen kualifikasi untuk pekerjaan Pengadaan Pompa Distribusi Air Bersih Type Centrifugal Pada PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin

Pada dasarnya bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai

Dari perhitungan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pada saluran pemasaran di agroindustri kerupuk singkong sudah terdapat hubungan jangka panjang antar

Memberikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, dengan porsi sedikit tetapi dengan kuantitas yang sering..

Solusi yang ditawarkan oleh tim pengabdian untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah (1) pembuatan laporan keuangan simpan pinjam berbasis IT yang bisa digunakan oleh

World Bank Implementation Review Mission started with a kick-off meeting on January 15, 2015 with follow-up meeting on January 19, 2015. A wrap-up meeting was held on January