• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENYESUAIAN DIRI MAKHLUK HIDUP DENGAN MENERAPKAN MAKE A MATCH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENYESUAIAN DIRI MAKHLUK HIDUP DENGAN MENERAPKAN MAKE A MATCH."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENYESUAIAN DIRI

MAKHLUK HIDUP DENGAN MENERAPKAN MAKE A MATCH

Dinar Arena Tiari, Shaifuddin, Tri Budiharto

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta 57126 email : teea.sugar@gmail.com

Abstract : The purpose of this research was to improve knowledge of the life creature’s adaptation by cooperative learning of Make A Match. This research was classroom action research (CAR). Research carried out in two cycles with each consisting of planning the implementation, action, observation, and reflection. The source data come from student and teachers, records of syllabus, student’s knowledge scores, and observation. Data collection technique were test, observation, interviews, and document. The validity of the data used is triangulation of sources, and triangulation method. Data analysis used interactive analysis model. The results show that knowledge can be improved by Make A Match.

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyesuaian diri makhluk hidup melalui model pembelajaran Make A Match. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sumber data berasal dari siswa dan guru, silabus, nilai pengetahuan siswa, serta hasil pengamatan. Teknik pengumpulan data adalah tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyesuaian diri makhluk hidup.

Kata kunci : pengetahuan tentang penyesuaian diri makhluk hidup, model pembelajaran Make A Match.

Pada mata pelajaran eksak khu-susnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar menuntut siswa untuk mempunyai wawasan, keterampilan, dan sikap ilmiah sejak dini. Dalam Kuriku-lum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdik-nas, 2006) menyatakan bahwa IPA ber-hubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pe-ngetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Tujuan utama pembelajaran IPA adalah agar siswa me-mahami konsep-konsep IPA secara se-derhana dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan ma-salah-masalah yang dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dan kekua-saan pencipta alam. Agar tujuan tersebut tercapai, maka IPA perlu diajarkan

de-ngan cara yang tepat dede-ngan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

Pada jenjang pendidikan dasar, IPA merupakan mata pelajaran wajib. Salah satu materi yang terdapat pada mata pelajaran IPA di kelas V semester 1 adalah pokok bahasan tentang penye-suaian makhluk hidup terhadap lingku-ngannya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 17 September 2012 di kelas V SD Nege-ri Soco 1 pada pembelajaran IPA, peran siswa belum dilibatkan secara maksimal. Dalam proses belajar mengajar siswa cenderung pasif dan guru cenderung mendominasi proses belajar mengajar

(2)

membangun pemahaman mereka terha-dap konsep-konsep pembelajaran sehing-ga siswa menjadi pasif. Keadaan ini jika terus berkelanjutan maka hasil belajar IPA siswa tidak meningkat. Pada saat dilakukan pratindakan tentang materi penyesuaian diri makhluk hidup terha-dap lingkungannya nilai rata-rata siswa kelas V yaitu 58,7, padahal batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 70. Berdasarkan kenyataan tersebut dari 28 siswa kelas V yang mampu mencapai nilai di atas KKM hanya 11 siswa (39, 3%), sedangkan sisanya 17 siswa mem-peroleh nilai di bawah KKM tersebut. Hal ini dikarenakan hampir 60,7% siswa kurang memahami dan menguasai materi penyesuaian diri terhadap makhluk hi-dup dengan lingkungannya. Rendahnya hasil belajar IPA siswa disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya : (1) materi mata pelajaran IPA sangat luas. (2) model pembelajaran yang digunakan gu-ru bersifat konvensional, yaitu dengan ceramah, tanya jawab, dan penugasan, sehingga membuat siswa bosan terhadap pelajaran tersebut.

Dari beberapa permasalahan terse-but, diperlukan suatu solusi untuk meng-atasinya. Salah satu model pembelajaran yang menunjang siswa untuk meningkat-kan pengetahuan tentang penyesuaian makhluk hidup adalah model pembelaja-ran kooperatif tipe Make A Match. Mo-del pembelajaran kooperatif tipe “Make

A Match” dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Model pembe-lajaran kooperatif tipe Make A Match

adalah bentuk pengajaran dengan cara mencari pasangan kartu yang telah dimiliki dan pasangan bisa dalam bentuk orang perorang apabila jumlah siswa banyak, kemudian berhadapan untuk sal-ing menjelaskan makna kartu yang dimi-liki (Lukman Nadjamudin, 1999).

Model kooperatif tipe Make A Match ini diterapkan agar dapat mem-bantu guru khususnya dalam meningkat-kan pengetahuan siswa. Selain itu agar penyajian bahan ajar IPA menjadi lebih menarik sehingga diharapkan siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh.

Sebagai-mana pendapat Isjoni (2009: 67) “model

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match mempunyai keunggulan yaitu sis-wa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam

suasana yang menyenangkan”. Penggu-naan model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match diharapkan dapat me-ningkatkan aktivitas serta pengetahuan siswa dalam proses belajar mengajar se-hingga dalam proses belajar mengajar ti-dak hanya didominasi oleh guru.

Jadi, hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat me-ningkatkan pengetahuan tentang penye-suaian diri makhluk hidup siswa kelas V SD Negeri Soco I Ngawi Tahun Ajaran 2012/2013.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Soco 01. Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Ne-geri Soco 01 Ngawi yang berjumlah 28 sis-wa. Yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan ke-las. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer yang me-liputi informan atau narasumber yaitu siswa dan guru serta sumber data sekun-der yang meliputi dokumentasi nilai pe-ngetahuan pratindakan, hasil observasi, hasil wawancara, dan tes.

(3)

validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi me-tode. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif, yang terdiri dari re-duksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Prosedur dari penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (pl-anning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi

(reflection).

HASIL

[image:3.612.112.305.426.629.2]

Hasil dari penelitian yang dilaksa-nakan dalam dua siklus ini menunjukkan adanya perubahan positif pada tiap-tiap siklusnya. Perubahan tersebut terjadi pa-da peningkatan perolehan nilai terenpa-dah, nilai tertinggi, nilai rata-rata, siswa tun-tas belajar, siswa tidak tuntun-tas belajar dan ketuntasan klasikal. Hasil tersebut dapat dilihat pada data perbandingan dalam tabel 1 berikut.

Tabel 1. Perbandingan Hasil Pengeta-huan Penyesuaian Diri Makh-luk Hidup pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II.

Aspek Pratindakan Siklus I

Siklus II Nilai

Terendah

32 47 57,5

Nilai tertinggi

89 86,5 96

Rata-rata Pengetahuan

58,7 72,1 82,7

Siswa tuntas Belajar

11 17 25

Siswa Tidak Tuntas Belajar

17 11 3

Ketuntasan Klasikal

39,3% 60,7% 89,3%

Dari tabel 1 dapat dinyatakan bahwa nilai terendah siswa mengalami peningkatan dari 32 pada pratindakan menjadi 47 pada siklus I, dan meningkat

lagi pada siklus II sebesar 57,5. Nilai ter-tinggi yang diperoleh siswa mengalami penurunan dari 89 pada pratindakan menjadi 86,5 pada siklus I, tetapi pada siklus II mengalami peningkatan men-jadi 96. Rata-rata pengetahuan meng-alami peningkatan dari 58,7 pada pra-tindakan menjadi 72,1 pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 82 ,7. Siswa tuntas belajar mengalami pe-ningkatan dari 11 siswa pada pra-tindakan, menjadi 17 siswa pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II seba-nyak 25 siswa. Siswa tidak tuntas belajar mengalami penurunan dari 17 siswa pa-da pratinpa-dakan menjadi 11 siswa papa-da siklus I, dan menurun lagi pada siklus II menjadi 3 siswa. Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan dari 39,3% pada pratindakan menjadi 60,7% pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 89,3%.

PEMBAHASAN

Pada pratindakan terlihat bahwa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih menggunakan cara konven-sional. Pembelajaran konvensional iden-tik dengan metode ceramah sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Rata-rata siswa bela-jar dengan hafalan sesuai dengan materi yang ada di buku paket, siswa tidak secara aktif mencari informasi dan mem-bangun pengetahuan mereka terhadap materi pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif. Akibatnya tingkat ketun-tasan klasikalnya hanya sebesar 39,3%.

(4)

yang dapat mencocokkan kartunya sebe-lum batas waktunya diberi poin (Tarmizi Ramadhan, 2008). Dengan diterapkan-nya model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match ini siswa menjadi sema-ngat dan aktif dalam pembelajaran. Hasi-lnya adalah tingkat ketuntasan klasikal siswa pada siklus I meningkat menjadi 60,7%. Hasil ini belum memenuhi indikator kercapaian dalam penelitian ini sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II.

Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan dari siklus I untuk diterapkan beberapa perbaikan. penerapan model pembelajaran koope-ratif tipe Make A Match semakin ditingkatkan. Pada saat pembelajaran kooperatif tipe Make A Match berlang-sung, guru memberikan penjelasan bah-wa setiap kartu soal pasti ada kartu jawabannya juga, dan siswa harus cepat dalam menemukan kartu pasangannya.

Alokasi waktu bertukar kartu pertanyaan harus efisien, sehingga siswa yang masih ramai akan mendapat teguran dari guru. Hasilnya ketuntasan klasikal pada siklus II meningkat menjadi 89,3%. Hasil ini sudah memenuhi indikator ketercapaian penelitian, sehingga penelitian diberhen-tikan dan dinyatakan berhasil.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tinda-kan kelas yang dilaksanatinda-kan dalam dua siklus maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan pengetahuan penyesuaian diri makhluk hidup pelajar-an IPA siswa kelas V SD Negeri Soco 01 tahun ajaran 2012/2013.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., Suhardjono., & Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Depdiknas, (2006). KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jakarta: Pusat Kurikulum.

Lie, A. (2005). Cooperative Learning Mempraktikkan cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.

Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Nadjamudin Lukman. (1991). Penerapan Cooperative Learning Model Make A Match: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Pengajaran Sejarah. http: // ariesgoblog. files. Wordpres. com/ 2010/ 01/ |lukman-n-cooperative-| 1. pdf.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Hasil Pengeta-huan Penyesuaian Diri Makh-luk Hidup pada Pratindakan,

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, untuk memperkirakan harga peralatan pada tahun 2008 diperlukan suatu indeks yang dapat mengkonversikan harga peralatan sebelumnya menjadi harga ekivalen

Allah telah meniadakan (Menghapuskan )aspek dari hukum taurat yang telah membuat bangsa Israel menjadi bangsa yang terpisah/istimewah. Di dalam Yesus Kristus, kamu yang dahulu

Status hukum anak berkaitan erat dengan status hukum perkawinan dari orang tuanya, dalam arti kata, jika perkawinan sah menurut hukum maka anak hasil perkawinan

Nilai Prob F statistik < α= 1 % maka keputusan menolak H0 dan menerima H1, yang berarti dapat disimpulkan bahwa variabel utang luar negeri, tingkat suku bunga dan neraca

Dimana dalam skripsi ini terdapat 3 (tiga) sub masalah yakni (1) Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi konsumen terhadap produk kosmetik yang tidak terdaftar BPOM dalam

Marka kaliteyi yansıtır ifadesi 18-25 yaş aralığındaki tüketiciler tarafından %39,5 oranında önemli bulurken, %27,7 oranında çok önemli ve %20,7 oranında biraz önemli olarak

yang berupa karyawan untuk keluar dari perusahaan tempatnya bekerja saat ini.. 432 dan thinking another job yaitu tindakan karyawan untuk mulai memikirkan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui nilai ekonomi wisata (berdasarkan pengunjung dan pelaku usaha) dan nilai ekonomi pemanfaatan sumberdaya