• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA COMPACT DISK INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA/ FISIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN KALASAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA COMPACT DISK INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA/ FISIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN KALASAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

189

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA COMPACT DISK INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA/ FISIKA

PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI

DI KECAMATAN KALASAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

Teguh Sardiyono 1

Sri Yutmini 2

Nunuk Suryani3

1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS

2 Dosen Pembimbing I Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS

3 Dosen Pembimbing II Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS

ABSTRACT

Teguh Sardiyono. The Effect of Compact Disc Interactive Instructional Media Usage Toward the Science/ Physics Students Achievement In Class VIII Kalasan Junior High School as Seen from Learning Motivation. Thesis. Surakarta: Education Technology Studies Program, Graduate Program, University of Sebelas Maret. 2012.

The purpose of this study was to determine: (1) presence or absence of differences in the influence of the implementation of Compact Disk Interactive media and conventional learning using OHP to the achievement of IPA/ Physics students, (2) presence or absence of differences in the influence of high and low motivation students to learn Science/ Physics and (3) the presence or absence of interaction effect of the learning media usage and motivation toward students achievement in science/ Physics.

This study is an experimental method to solve the problem. The population in this study were four Junior High Schools in District Kalasan, Sleman academic year 2010/ 2011. The sample in this study were taken using random cluster sampling technique. Grade VIII students from two of four junior high schools in Kalasan was taken as a sub-population with random cluster sampling. By random cluster sampling technique it was obtained 4 groups. These groups were selected from four junior high schools. Two groups as research class or as an experimental class were a class VIII/ D Junior High School 1 Kalasan and Junior High School 3 Kalasan, while two more groups of the class VIII/ C SMP 2 Kalasan and SMP Negeri 4 Kalasan as controlled class. Data was collected using questionnaires for student learning motivation variables, therefore test techniques applied for questions of student achievement on the subject of light. Data analysis techniques using Two Way Analysis of Variance unpaired cells to the analysis of the prerequisite test for normality and homogeneity, with research significance level of 5%.

Based on this research it was concluded: (1) there are differences in the influence of the implementation of the Compact Disk Interaktif media and conventional learning using the OHP on learning achievement in science / Physics year (Fa= 6. 27 with P- Value= 0. 013< 0. 05), (2) there are differences of influence in high motivation and low motivation toward learning achievement (Fb= 28. 23 with a P- value= 0. 0000< 0. 05) and (3) there is an interaction effect of the application of instructional media and learning motivation toward learning achievement in science/ Physics (Fab= 5. 56 with P- Value= 0020< 0. 05).

(2)

190 PENDAHULUAN

Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Depdiknas, 2003:11) dijelaskan

rumusan fungsi pendidikan nasional sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang MahaEsa,

berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Mencermati fungsi pendidikan

tersebut akan berhasil dengan baik jika

siswa mampu menyerap dan

memahami pelajaran, sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang baik.

Namun pada kenyataannya untuk

mencapai prestasi belajar yang baik

tidak semudah yang diharapkan,

karena setiap siswa akan mengalami kesulitan belajar.

Menurut MuhibbinSyah (1993: 173)

mengatakan bahwa, “Faktor-faktor

penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari 2 macamyaitu:

1) Faktor internal siswa.

Faktor internal siswa adalah hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri. Faktor internal ini meliputi gangguan atau kekurangan kemampuan psikofisik siswa.

2) Faktoreksternalsiswa.

Faktor eksternal siswa adalah

semua situasi dan kondisi

lingkungan sekitar yang tidak

mendukung aktivitas belajar siswa.

Faktor eksternal ini meliputi

lingkungan keluarga, lingkungan

perkampungan atau masyarakat dan lingkungansekolah.

Dari dua factor tersebut sangat jelas bahwa belajar siswa dipengaruhi faktor internal dan eksternal siswa. Salah satunya adalah motivasi yang merupakan aspek psikis yang dapat membantu dalam belajar atau mendorong individu

dan memberi stimuli untuk

melaksanakan suatu kegiatan dalam

mencapai tujuan. Minat ini juga

mempengaruhi tujuan berpikir individu. Motivasi ini perlu selalu dibangkitkan karena hal tersebut selalu berhubungan dengan motif dan respon emosional.

Motivasi merupakan komponen

psikis yang mampu memberikan

kontribusi pada diri manusia untuk melakukan sesuatu seperti apa yang diinginkan. Sehingga kedudukan motivasi dalam proses belajar siswa sangat mendasar atau fundamen, oleh karena agar dalam belajarnya berhasil maka siswa harus memiliki minat belajar yang tinggi. Akhir-akhir ini di sekolah-sekolah muncul istilah krisis motivasi belajar (Winkel, 1987: 175). Krisis ini dapat teramati dengan munculnya

perilaku-perilaku siswa yang memiliki

kecenderungan untuk tidak mau belajar dengan baik. Ini juga sesuai dengan

pendapat Merson Sangalang dalam

Kartini Kartono (1995: 3) yang

mengatakan bahwa ”jika seseorang siswa

mempunyai motivasi belajar pada mata pelajaran maka hasil belajarnya akan dipengaruhi oleh motivasinya. Motivasi tersebut merupakan salah satu aspek psikis yang membantu dan mendorong individu, Motivasi juga merupakan suatu yang memberi stimulus suatu kegiatan

yang dilaksanakan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Selain motivasi, tidak kalah

(3)

191 dapat menjadi lebih menarik jika guru mampu mengakomodasi potensi yang dimiliki untuk optimalisasi pembelajaran-nya. Salah satunya dengan memanfaatkan

media dalam pembelajaran Fisika.

Dengan penggunaan media tersebut diharapkan siswa akan menjadi lebih tertarik serta meningkatkan prestasi belajarnya.

Dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut juga di jumpai pada siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Kalasan. Khususnya pada

mata pelajaran Fisika, peningkatan

prestasi belajar siswa perlu menjadi perhatian serius karena dengan beban tingkat kesukaran materi yang banyak serta alokasi waktu yang terbatas maka

penyajian Fisika tersebut perlu

menggunakan media belajar yang tepat.

Selama ini kondisi di lapangan

menunjuk-kan bahwa penggunaan media belajar dalam pembelajaran Fisika di SMP masih sebatas pada penggunaan OHP atau papan tulis. Sehingga pembelajaran berlangsung kurang menarik siswa, yang

terjadi bahwa kecenderungan siswa

diberikan metode-metode cara menghafal yang baik.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan mengadakan kajian lebih jauh dengan mengadakan penelitian

pembelajaran dengan menggunakan

media pembelajaran. Karena media

pembelajaran dapat menarik perhatian sehingga motivasi belajar dapat muncul.

Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh ahli media Yusuf Miarso (1984: 49), bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Kajian ini peneliti akan memfokuskan pada pembelajaran Fisika SMP Negeri di Kecamatan Kalasan dengan

menggunakan media CD Interaktif.

Karena peneliti berasumsi sebagaimana

teori yang telah disampaikan oleh para tokoh diatas dengan penggunaan media

CD Inetraktif dalam pembelajaran,

motivasi belajar siswa akan meningkat dan pada akhirnya prestasi belajar Fisika siswa juga akan meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul:

“Pengaruh Penggunaan Media Compact

Disk Interakif Terhadap Prestasi

Belajar Fisika Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Kalasan

ditinjau dari Motivasi Belajar”.

EKSPERIMEN/ KAJIAN

Penelitian ini mengambil lokasi di

Kecamatan Kalasan Sleman Yogyakarta

dengan menggunakan metode

eksperimen yang melibatkan dua variabel bebas (Media Pembelajaran dan motivasi belajar) dan satu variable terikat (Prestasi Belajar IPA/ Fisika). Populasi atau obyek penelitian adalah semua SMP Negeri di

Kecamatan Kalasan. Metode dalam

pengambilan sampling yaitu cluster

random sampling yang mengambil 4 kelas dari 4 sekolah sebagai sub populasi. Dari 4 kelas tadi dibuat 2 kelompok yang terdiri kelompok kelas untuk penelitian yang disebut kelas eksperimen yang terdiri dari kelas VIII/ B SMP N 1 Kalasan dan Kelas VIII/ D SMP N 3 Kalasan. Sedangkan kelompok control atau kelas control terdiri dari Kelas VIII/ C SMP N 2 Kalasan dan Kelas VIII/ A SMP N 4 Kalasan. Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua variable penelitian dengan menggunakan Teknik Analisis Varian Dua Jalan dengan taraf signifikasi

α= 5% atau 0, 05

HASIL ANALISA

(4)

rata-192 rata siswa adalah 60, 86 dari 71 responden.

Dalam penelitian ini data motivasi belajar siswa diperoleh dari pemberian angket motivasi belajar kepada siswa. Pembagian kategori motivasi belajar adalah motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Motivasi belajar kategori tinggi jika skor motivasi belajar sama atau lebih besar dari rata-rata skor gabungan. Dari data motivasi belajar dapat diketahui siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dan rendah. Pada kelas eksperimen sebanyak 69 siswa terdapat 38 siswa yang mempunyai motivasi tinggi dan 31 siswa yang mempunyai motivasi rendah, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 71 siswa terdapat 32 siswa yang mempunyai motivasi tinggi dan 39 siswa yang mempunyai motivasi rendah. Penelitian tentang motivasi belajar pada materi cahaya diperoleh nilai motivasi untuk kelas yang menggunakan media CD Interaktif rata-rata 88, 90 dari 69 respondendan kelas yang menggunakan media OHP rata-rata 86, 61 dari 71 responden

Dalam penelitian ini data prestasi

belajar siswa diambil setelah ada

perlakuan. Perlakuan pada kelas

eksperimen diberikan pembelajaran

dengan menggunakan CD interaktif

sedangkan kelas kontrol diberikan

pembelajaran dengan menggunakan

media OHP. Hasil Penelitian data prestasi belajar siswa pada materi cahaya setelah diberi perlakuan diperoleh nilai rata-rata siwa pada aspek kognitif untuk kelas yang menggunakan media CD Interaktif

adalah 71, 23 dan kelas yang

menggunakan OHP adalah 67, 49.

Hasil uji normalitas kesamaan

kemampuan awal siswa pada signifikasi 0, 05 dengan uji Kolmogorov Smirnov pada kelas eksperimen diperoleh hasil uji normalitas pada kemampuan awal kelas eksperimen diperoleh harga KS=0, 081

dan P- Value> 0, 150. Karena P- value> 0, 05 maka diperoleh keputusan bahwa Ho

ditolak, ini berarti bahwa data

kemampuan awal kelas eksperimen

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas kesamaan

kemampuan awal siswa pada signifikasi 0, 05 dengan uji Kolmogorov Smirnov pada kelas kontrol diperoleh hasil uji normalitas pada kemampuan awal kelas kontrol diperoleh harga KS= 0, 091 dan P- Value= 0, 149. Karena P- value> 0, 05 maka diperoleh keputusan bahwa Ho

ditolak, ini berarti bahwa data

kemampuan awal kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Uji homogenitas untuk tingkat

signifikan α= 0, 05 diperoleh bahwa Test

Statistic pada levene’s test= 0, 08 dengan harga P- value= 0, 781. Karena harga P- Value> 0, 05 maka diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa data sampel-sampel berasal dari populasi yang homogen.

Uji kesamaan kemampuan awal dari kelas eksperimen dengan kelas kontrol dari hasil uji t diketahui bahwa rata-rata kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata (mean) 61, 22 sedangkan kelas kontrol mempunyai rata-rata (mean) 60, 86. Hasil uji t didapatkan nilai T- Value= 0, 24 dan P- Value= 0, 810. Karena P- Value> 0, 05 maka dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan

kemampuan awal antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol atau kemampuan awal seimbang.

Hasil uji normalitas prestasi belajar siswa kelas eksperimen yang diberikan

pembelajaran dengan CD interaktif

(5)

193 prestasi belajar kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas prestasi belajar siswa kelas kontrol yang diberikan pembelajaran dengan OHP dengan uji Kolmogorov bahwa hasil uji normalitas pada prestasi belajar kelas kontrol diperoleh harga KS= 0, 061 dan P- Value> -0, 150. Karena P- value> 0, 05 maka diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak, ini berarti bahwa data prestasi belajar kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas prestasi belajar pada motivasi belajar tinggi dengan uji Kolmogorov bahwa hasil uji normalitas prestasi belajar pada motivasi belajar tinggi diperoleh harga KS= 0, 078 dan P- Value> -0, 150. Karena P- value> -0, 05 maka diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak, ini berarti bahwa data prestasi belajar siswa pada motivasi belajar tinggi berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas prestasi belajar pada motivasi belajar rendah dengan uji Kolmogorov Smirnov bahwa hasil uji normalitas prestasi belajar pada motivasi belajar rendah diperoleh harga KS= 0, 072 dan P- Value> -0, 150. Karena P- value> -0, 05 maka diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak, ini berarti bahwa data prestasi belajar siswa pada motivasi belajar rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Uji homogenitas prestasi belajar

berdasarkan media pembelajaran

dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas

untuk tingkat signifikan α= -0, 05 bahwa

harga test statistic pada Levene’s Test= 0, 96 dan value= 0, 403. Karena harga P-Value> -0, 05 maka diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa data kedua kelompok homogen.

Uji homogenitas prestasi belajar

berdasarkan motivasi belajar

dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas

untuk tingkat signifikan α= -0, 05 bahwa

harga test statistic pada Levene’s Test= 0, 17 P- value= 0, 680. Karena harga P- Value> -0, 05 maka diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa data kedua kelompok homogen.

Hasil uji hipotesis diperoleh hasil penelitian yang berupa nilai prestasi

belajar, motivasi belajar dianalisis

dengan analisis variansi 2 x 2 dengan isi tidak sel sama, dengan menggunakan Anava dua Jalan bahwa hasil uji anava pada penerapan media pembelajaran terhadap prestasi menghasilkan nilai Fa= 6, 27 dengan nilai P- Value= 0, 013. Karena harga P- Value< -0, 05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau H1

diterima yang berarti bahwa ada

perbedaan prestasi belajar menggunakan media CD Interaktif dengan media OHP.

Uji Anava dua Jalan pada motivasi belajar juga terlihat bahwa terdapat nilai Fb= 28, 23 dengan P- Value 0, 000. Harga P- value< -0, 05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi tinggi dengan sisw yang mempunyai motivasi rendah.

Sedangkan pada uji Anava dua Jalan terlihat bahwa Fab= 5, 56 dengan P-Value= 0, 020. Harga P-Value< -0, 05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima sehingga dapat disimpulkan ada interaksi antara media pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar.

(6)

194 OHP didapatkan nilai T- Value- 2, 505 dengan Value= 0, 0134. Karena nilai P-Value< 0, 05 maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan prestasi

belajar antara media CD interaktif dengan media OHP. Harga negatif pada T-Value menunjukkan bahwa media CD interaktif lebih baik dibanding dengan media OHP.

Hasil Uji Lanjut Anava Antara prestasi belajar pada motivasi belajar tinggi dengan motivasi belajar rendah(B1 dengan B2). Dari hasil Uji lanjut antara prestasi siswa yang mempunyai motivasi tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi rendah didapatkan nilai T-Value- 5, 313 dengan P- Value= 0, 0000. Karena nilai P- Value< 0, 05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi rendah. Harga negatif pada T- Value menunjukkan bahwa motivasi siswa tinggi lebih baik dibanding dengan siswa yang mempunyai motivasi rendah.

Hasil uji tukey prestasi CD interaktif motivasi tinggi dengan prestasi CD interaktif motivasi rendah didapatkan nilai T- Value= -2, 074 dengan P- Value= 0, 1668. Karena harga P- Value> 0, 05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan prestasi antara siswa yang mempunyai motivasi tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah jika diberikan pembelajaran dengan media CD interaktif.

Hasil uji tukey prestasi CD interaktif motivasi tinggi (11) dengan prestasi

metode konvensional Media OHP

motivasi tinggi (21) didapatkan nilai T- Value= 0, 104 dengan P- Value= 0, 9996. Karena harga P- Value> 0, 05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan antara siswa yang

diberikan pembelajaran CD interaktif dan

mempunyai motivasi tinggi dengan

diberikan pembelajaran konvensional

media OHP dan mempunyai motivasi belajar tinggi.

Hasil uji tukey prestasi CD interaktif motivasi tinggi dengan prestasi metode konvensional Media OHP motivasi rendah didapatkan nilai T- Value= -5, 827 dengan P- Value= 0, 0000. Karena harga P- Value< 0, 05 maka dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan prestasi belajar yang

signifikan antara siswa yang diberikan

pembelajaran CD interaktif dan

mempunyai motivasi tinggi dengan siswa

yang diberikan pembelajaran

konvensional media OHP dan mempunyai motivasi belajar rendah.

Hasil uji tukey prestasi CD interaktif motivasi rendah dengan prestasi media OHP motivasi tinggi didapatkan nilai T- Value= 1, 893 dengan P- Value= 0, 2358. Karena harga P- Value> 0, 05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan prestasi antara siswa yang diberikan pembelajaran CD interaktif motivasi rendah dengan siswa yang diberikan

pembelajaran dengan OHP yang

mempunyai motivasi tinggi.

Hasil uji tukey prestasi CD interaktif motivasi rendah dengan prestasi media OHP motivasi rendah didapatkan nilai T- Value= 3, 434 dengan P- Value= 0, 0044. Karena harga P- Value< 0, 05 maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan

prestasi antara siswa yang diberikan pembelajaran CD interaktif motivasi rendah dengan siswa yang diberikan

pembelajaran dengan OHP yang

mempunyai motivasi rendah.

Hasil uji tukey prestasi media OHP motivasi tinggi dengan prestasi media OHP motivasi rendah didapatkan nilai T-Value= 5, 464 dengan P- T-Value= 0, 0000. Karena harga P- Value< 0, 05 maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan

prestasi antara siswa yang diberikan pembelajaran media OHP motivasi tinggi

dengan siswa yang diberikan

pembelajaran dengan OHP yang

(7)

195 Dari hasil Analisis prestasi belajar menggunakan Anava dua Jalan diperoleh harga Fa= 6, 27 dengan P- Value 0, 013 yang berarti bahwa ada perbedaan prestasi belajar menggunakan media CD Interaktif dengan media OHP .Sedangkan hasil uji lanjut menggunakan Tukey diperoleh nilai t- Value= 2, 505 dengan P- value= 0, 0134 yang berati bahwa pembelajaran menggunakan media CD Interaktif memberikan prestasi lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran

menggunakan media OHP.

Hasil Analisa secara statistik

menggunakan Anava dua jalan dengan

tingkat kesalahan α= 0, 05 diperoleh

harga Fb= 28, 23 dengan P- value= 0, 000 yang berarti harga p- value< 0, 05 maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis

diterima sehingga ada perbedaan prestasi belajar antar siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dengan motivasi belajar rendah. Sedangkan hasil uji lanjut menggunakan Tukey antara motivasi tinggi dengan motivasi rendah terhadap prestasi diperoleh nilai T- value= - 5,313 dan P- value= 0,0000 sehingga nilai P-v alue < 0, 05dan nilai T-value negatif maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang motivasi belajarnya tinggi mempunyai prestasi yang lebih baik dari pada siswa yang mempunyai motivasi rendah.

Hasil Analisa secara statistik

menggunakan Anava dua jalan dengan

tingkat kesalahan α= 0, 05 diperoleh

harga Fab= 5, 56 dengan P- value 0, 020. untuk P- value< 0, 05 berati bahwa Ho

ditolak dan H1 diterima sehingga

diperoleh kesimpulan bahwa ada

interaksi pengaruh penerapan media

pembelajaran dan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar IPA/Fisika. Hasil analisis dengan uji lanjut Tukey terhadap pemberian perlakuan dengan

media CD interaktif siswa yang

mempunyai motivasi tinggi diperoleh nilai T- value= -2, 074 dan P= 0, 1668. Karena T- value> 0, 05 maka diperoleh

kesimpulan bahwa siswa yang diajar

dengan menggunakan media CD

interaktif akan mendapatkan prestasi yang sama dikarenakan bukan motivasi belajar yang berpengaruh namun karena media yang diberikan lebih menarik.

Hasil analisis dengan uji lanjut Tukey terhadap siswa dengan motivasi tinggi menggunakan media OHP diperoleh nilai T- value= -0, 014 dan P- value= 0, 9996. Karena P- value> 0, 05 maka tidak diperoleh perbedaan yang signifikan dari prestasi belajar dikarenakan siswa yang

mempunyai motivasi tinggi akan

mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi sehingga siswa akan berusaha menemukan konsep walaupun memakai media OHP.

Hasil analisis terhadap siswa dengan

motivasi tinggi untuk kelas yang

menggunakan media CD Interaktif

dengan siswa dengan motivasi rendah untuk kelas media OHP menggunakan uji lanjut Tukey diperoleh nilai T- value= -5, 827 dan value= 0, 0000. Karena nilai P-value< 0, 05 bisa disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap prestasi belajar.

Pada Uji lanjut Tukey antara siswa dengan motivasi rendah menggunakan media CD Interaktif dan siswa dengan motivasi tinggi menggunakan media OHP diperoleh nilai T- value= 1, 893 dan P- value= 0, 235 sehingga P- value>0, 05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara siswa dengan motivasi rendah yang menggunakan media CD Interaktif dan siswa dengan motivasi tinggi dengan media OHP.

Hasil Uji lanjut Tukey untuk siswa dengan motivasi rendah menggunakan media OHP dan siswa motivasi rendah

dengan media CD Interaktif maka

diperoleh nilai T- Value= - 3, 434 dan P- Value= 0, 0044. Karena nilai P- value< 0,

05 maka disimpulkan bahwa ada

(8)

196 Pada Uji Tukey selanjutnya adalah membandingkan antara siswa yang sama-sama diberikan pembelajaran melalui media OHP pada siswa yang motivasinya tinggi dibanding dengan siswa yang motivasinya rendah. Pada hasil uji Tukey menunjukkan angka T- Value= -5, 464 dan P- Value= 0, 0000. Nilai P- Value< 0, 05 ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan, karena dengan media OHP adalah media yang kurang menarik, sehingga hanya siswa yang mempunyai motivasi tinggi yang mau memperhatikan

pembelajaran dan semangat dalam

mengikuti pelajaran di kelas, sementara

siswa yang motivasinya rendah

cenderung untuk tidak memperhatikan dan kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran di kelas.

KESIMPULAN a. Kesimpulan

Merujuk pada rumusan masalah, tujuan

penelitian, hasil penelitian dan

pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan prestasi belajar

antara siswa yang diberikan

pembelajaran dengan CD interaktif dan siswa yang diberi pembelajaran

dengan metode konvensional

mengguna-kan media OHP.

2. Terdapat perbedaan prestasi belajar

antara siswa yang mempunyai

motivasi tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi rendah.

3. Terdapat interaksi antara media

pembelajaran dengan motivasi

belajar siswa terhadap prestasi

belajar. Dari hasil uji Tukey di

dapatkan bahwa siswa yang

diberikan pembelajaran dengan

metode konvensional media OHP

dan motivasinya rendah akan

mempunyai prestasi yang lebih

rendah dibanding dengan sel-sel pembandingnya. Hal ini dapat di-lihat pada uji Tukey Pembelajaran CD

interaktif pada siswa yang

motivasinya tinggi (11) dengan

pembelajaran konvensional media OHP pada siswa yang motivasinya

rendah (22), Pembelajaran CD

interaktif pada siswa yang

motivasinya rendah (12) dengan pembelajaran konvensional media OHP pada siswa yang motivasinya rendah (22) dan juga dapat dilihat pada uji Tukey Pembelajaran metode konvensional media OHP pada siswa yang motivasinya tinggi (21) dengan pembelajaran konvensional media OHP pada siswa yang motivasinya rendah (22).

b. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah

diuraikan di atas, berikut ini akan dikemukakan beberapa implikasi yang dianggap relevan dengan penelitian ini, yakni:

1. Media pembelajaran CD interaktif

ternyata lebih unggul dibanding

dengan media pembelajaran

konvensional media OHP untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini memberikan implikasi bahwa jika pembelajaran dalam semua

materi pokok bahasan ingin

ditingkatkan maka perlu adanya

perubahan metode pembelajaran

yang lebih aktif, inovatif dan kreatif serta menyenangkan. Sehingga jika semua komponen memperhatikan dan menerapkan metode yang sesuai

maka prestasi belajar akan

meningkat. Untuk mendapatkan

model pembelajaran tersebut

diperlukanya variasi model

pembelajaran, sehingga dapat

diketahui model pembelajaran yang paling efektif. Model pembelajaran

yang efektif tersebut perlu

diterapkan pada semua materi

(9)

197

yang akan memberi-kan

pembelajaran yang menarik dan juga merupakan sumbangan bagi sekolah

terutama kualitas dalam

pembelajaran yang akhirnya

meningkatkan kualitas/mutu sekolah yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pendididik-an dalam semua bidang.

2. Motivasi belajar siswa yang tinggi

akan berpengaruh besar terhadap prestasi belajar dibanding siswa yang motivasi belajarnya rendah. Hal ini memberikan implikasi bahwa jika seorang guru ingin menciptakan kondisi sekolah yang maju dengan prestasi yang baik, maka perhatian guru terhadap motivasi siswa harus sangat diperhatikan, karena telah terbukti bahwa siswa mempunyai

motivasi tinggi dan diberikan

pembelajaran dengan model

pembelajaran konvensional dengan OHP saja juga akan mempunyai prestasi yang baik, jadi motivasi juga sangat mempunyai peranan penting dalam peningkatan prestasi belajar. Hal ini akan menjadi lebih baik jika dibentuk suatu tindakan secara nyata oleh sekolah sehingga semua guru

dapat mengetahui siswa yang

mempunyai motivasi dengan siswa yang tidak mempunyai motivasi terhadap mata pelajarannya. Hal ini juga dapat dijadikan per-timbangan

sekolah untuk patokan dalam

mengarahkan siswa-siswanya menuju jurusan-jurusan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga bakat dan minat siswa tidak terpendam dan

dapat disalurkan sesuai yang

diinginkan. Selain itu untuk

menumbuhkan motivasi yang tinggi sekolah perlu merencanakan dan men-yelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menunjang motivasi belajar siswa, misalnya perpustakaan yang lengkap, laboratorium yang lengkap,

serta fasilitas-fasilitas yang lain

seperti internet dan hotspot dan juga

ektra-ektra kurikuler yang

mendukung.

3. Adanya interaksi antara model

pembelajaran dengan motivasi

belajar siswa terhadap prestasi

belajar siswa. Hal ini memberikan implikasi bahwa untuk meningkat-kan prestasi belajar siswa sekolah

dan guru perlu memperhatikan

secara khusus bagi siswa yang mempunyai motivasi rendah, dan juga perlu diadakannya perbedaan

dengan siswa-siswa yang

mem-punyai motivasi tinggi. Tindakan-tindakan yang dilakukan misalnya dengan menjadikan siswa-siswa yang motivasinya rendah menjadi satu kelas atau dua kelas, agar kondisi kelas menjadi seragam dan juga memberikan model pem-belajaran yang khusus serta meningkatkan fasilitas yang lebih. Pemberian dan

perlakuan khusus ini dapat

dilakukan secara bertahap agar

semua dapat berjalan dengan lancar

karena menyangkut semua

komponen yang ada di sekolah.

Dengan demikian semua siswa

mempunyai prestasi yang baik

setidaknya prestasi belajarnya akan cenderung meningkat.

c. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian maka

dapatlah penulis sarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Model pembelajaran merupakan hal

yang sangat penting, karena dengan model pembelajaran yang menarik diharapkan siswa dapat memahami konsep materi yang diajarkan dengan

benar. Model pembelajaran CD

(10)

198 yang dapat membawa siswa menjadi

lebih aktif, kreatif, dan

men-yenangkan serta dapat menanamkan konsep dengan benar terutama pada materi cahaya, sehingga penulis

menyarankan agar pada materi

cahaya guru menggunakan model pembelajaran CD interaktif dan kami berharap model ini juga di terapkan pada materi-materi yang lain yang diperkirakan sesuai dengan model pembelajaran ini.

2. Motivasi belajar siswa merupakan hal

yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh guru, untuk itu

maka dalam mengelola kelas

sebaiknya guru harus memahami betul kemampuan yang dimiliki oleh siswanya dan juga dengan menerap-kan aplikasi nyata dalam belajar sehingga siswa akan termotivasi

untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran, karena dengan adanya inovasi guru dalam pembelajaran akan mengurangi rasa kebosanan siswa dalam proses pembelajaran.

3. Fasilitas komputer di sekolah

sebagian besar masih belum

mewadai, sehingga perlu ditambah-kan atau diperbaiki kembali guna meningkatkan pembelajaran yang

berbasis komputer/ teknologi.

Sehingga diharapkan dengan

komputer yang cukup untuk semua siswa, diharapkan pembelajaran bisa lebih menarik.

4. Kreativitas guru perlu ditingkatkan,

terutama dalam membuat CD

interaktif. Pembuatan CD interaktif pada beberapa kompetensi dasar dan pada beberapa maple.

5. Bagi instansi pendidikan, diharapkan

dapat ikut serta dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa antara

lain dengan membantu dalam

penambahan fasilitas sekolah dalam

mewujudkan pembelajaran yang

efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Ashar Arsyad, 2007. Media

Pem-belajaran.Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Haris mudjiman, 2008. Belajar Mandiri. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press Muhibbin Syah. 1993. Metode Belajar

dan Permasalahannya. Bandung: Rosdakarya.

Muhibbin Syah, 1995. Psikologi

Pendidikan: Suatu Pendekatan

Baru. Bandung: Remaja Rosda

karya.

Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar.Bandung:

PT Remaja Rosda karya.

Nana Sudjana, 1996. Cara Belajar Siswa

Aktif dalam Proses Belajar

Mengajar.Jakarta: Sinar Baru

Algensindo.

Rudi Susilana dan cepi Riyanta, 2007.

Media Pembelajaran: Hakekat

Pengembangan Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.

Sri Anitah, 2008. Media Pembelajar-an.Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.

Suharsimi Arikunto, 2005. Dasar-Dasar

Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Soehardjo WS. 1989. Statistik Terapan. Surakarta: PPS UNS.

Soenarwan. 1991. Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan. Surakarta: UNS Press.

Sudjana. 2000. Metode Statistika.

Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta UU RI No. 20 tahun 2003 tentang

Referensi

Dokumen terkait

 Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kuantitatif dan

@wifi.id pada Taman Pasupati di Kota Bandung setelah dilakukan Personal.. Selling 3) Pengaruh personal selling terhadap Keputusan

student at Macquarie University, Australia, and during that time was gratefully supported by an international Macquarie University Research Scholarship and a Scott Russell

Kombinasi antara metode eksak yaitu algoritma Dijkstra dengan metode heuristic yaitu Saving Heuristic dapat menghasilkan rute yang memenuhi kriteria permasalahan

Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika umumnya pada peningkatan mutu pendidikan matematika melalui pendekatan realistik

[r]

Pokmas tidak bisa menghentikan karena jika didekati mereka akan melakukan perlawanan (melempar bom atau bertindak menggunakan senjata tajam lainnya) dan

Berdasarkan asumsi bahwa data distribusi frekuensi (banyaknya klaim) dan distribusi severitas (besarnya klaim) yang dibangkitkan secara berturut-turut menyebar Poisson