• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA OPTIMALISASI SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cigedug 03 Kabupaten Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA OPTIMALISASI SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cigedug 03 Kabupaten Garut."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA OPTIMALISASI SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cigedug 03 Kabupaten

Garut

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Skripsi Pada Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas

Oleh

MUHAMMAD ASEP SAEFULLOH 0902657

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

MUHAMMAD ASEP SAEFULLOH

UPAYA OPTIMALISASI SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Untuk Siswa Kelas V di SDN Cigedug 03 Kabupaten Garut)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP. 195806201986011002

Pembimbing II

Drs. Hendi Suhendi Paweka NIP. 1958030211985111002

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD Penjas

(3)

UPAYA OPTIMALISASI SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA

( Penelitian Tindakan Kelas Untuk Siswa Kelas V di SDN Cigedug 03 Kabupaten Garut )

Oleh

Muhammad Asep Saefulloh

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Muhammad Asep Saefulloh 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)
(5)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

UPAYA OPTIMALISASI SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas V SDN Cigedug 03 Kabupaten Garut)

NAMA : Muhammad Asep Saefulloh NIM : 0902657

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah upaya optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa di SDN Cigedug 03 Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut. Adapun permasalahan dari penelitian ini adalah apakah upaya optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa SDN Cigedug 03 Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: (1) Bagi Peneliti, penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan keaktifan siswa di kelas melalui peningkatan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. (2) Bagi Guru, jika hasil penelitian dirasakan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para guru agar dapat meningkatkan sarana dan prasarana di sekolah sebagai usaha meningkatkan waktu aktif belajar siswa. (3) Bagi Siswa, dengan penelitian ini diharapkan keaktifan belajar siswa di kelas meningkat. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V A di SDN Cigedug 03 Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut sebanyak 34 orang siswa. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 34 siswa. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik total sampling, yaitu sampel yang diambil adalah jumlah dari keseluruhan populasi dari kelas V A yaitu sebanyak 34 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Berdasarkan hasil penelitian dan pelaksanaan tindakan 1, tindakan 2 dan tindakan 3 maka diketahui optimalisasi sarana dan prasarana sekolah cukup efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Pada tindakan 1 hasil yang diperoleh tidak memuaskan hanya terjadi peningkatan sebesar 18.50%. tetapi dengan beberapa perbaikan pada tindakan 2 terdapat peningkatan yang cukup tinggi sebesar 27.60%. hal tersebut karena siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada tindakan ke 3 penulis mendapatkan peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan sebesar 28.20%. Pada tahap akhir untuk mengetahui peningkatan siswa dari awal (tahap praobservasi) hingga tahap akhir (akhir tindakan 3) penulis membandingkan untuk melihat peningkatan secara keseluruhan dan diketahui besar peningkatan sebesar 93.90%.

(6)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE EFFORTS OPTIMIZATION OF SCHOOL FACILITIES AND INFRASTRUCTURE IN TIME ON IMPROVING STUDENT LEARNING

(Classroom Action Research SDN Cigedug 03 Garut)

This study aims to determine whether efforts to optimize the school facilities and infrastructure can increase the active time for students at SDN Cigedug 03 Cigedug District of Garut. This study uses a Class Action Research Methods, which include several cycles of action. Each cycle consists of four stages, namely, planning, action, observation, and reflection. Tools that serve as data collectors are active time observation sheet guide student learning.

The results of classroom action research conducted in Class V SDN Cigedug 03 Garut are as follows: 1) The increase in active learning time for students to learn in the first cycle% percentage reaches 18:50, then the second cycle results percentage reached 27.60% and in the third cycle percentage student activity reached 28.20%, an increase in student participation in learning activities each cycle reaches the percentage of 93.90% ,. Based on these data it can be concluded that the school facilities and infrastructure optimization can improve student learning active time.

(7)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH………... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka ... 6

2.1 Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 6

2.2 Pengembangan Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 18 2.3 Tinjauan Tentang Waktu Aktif Belajar Siswa ... 12

2.4 Keaktifan Belajar ... 16

2.5 Pentingnya Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa ... 19

2.6 Bentuk Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa ... 21

B. Hipotesis Tindakan ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24

B. Variabel Penelitian ... 31

C. Subjek, Objek dan Lokasi Penelitian ... 32

D. Prosedur Penelitian ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Teknik Analisis Data... 43

(8)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan... 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 55 B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

(9)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Format Penilaian JWAB ... 40

(10)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Pola PTK Model Kemmis dan Taggart ... 30

4.1 Hasil Analisis Tindakan I ... 48

4.2 Hasil Analisis Tindakan II ... 50

4.3 Hasil Analisis Tindakan III ... 53

(11)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A Hasil Nilai Observasi Awal Sebelum Tindakan ... 59

B Hasil Nilai Observasi Pasca Tindakan I... 60

C Hasil Nilai Observasi Pasca Tindakan II ... 61

D Hasil Nilai Observasi Pasca Tindakan III ... 62

E Penghitungan Antara Nilai Hasil Observasi Awal Dengan Nilai Observasi Akhir Tindakan I ... 63

F Penghitungan Antara Nilai Hasil Observasi Awal Dengan Nilai Observasi Akhir Tindakan II ... 65

G Penghitungan Antara Nilai Hasil Observasi Awal Dengan Nilai Observasi Akhir Tindakan III ... 67

H Penghitungan Antara Hasil NIlai Observasi Awal Dengan Nilai Observasi Akhir TIndakan I ... 69

I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 71

(12)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

(13)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi merupakan era persaingan mutu atau kualitas. Dalam menghadapi berbagai perubahan di era ini diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas dalam menghadapi setiap tantangan yang muncul. Salah satunya adalah bidang pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting membangun masyarakat. Pendidikan juga

mengemban tugas untuk menghasilkan generasi muda bangsa yang unggul, manusia yang lebih berkebudayaan serta manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik.

Dalam UU no. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Munib, 2004). Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses memanusiakan manusia melalui seluruh pengembangan potensinya dan sesuai dengan tuntutan yang berkembang dilingkungannya.

Salah satu perwujudan menuju pendidikan yang berkualitas yaitu dengan adanya lembaga pendidikan. Adanya lembaga tersebut bertujuan untuk menjembatani antara peserta didik untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki dengan tujuan pendidikan secara umum yaitu menjadikan generasi penerus yang berguna bagi bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap lembaga pendidikan memiliki tujuan instruksional yang pada umumnya menghasilkan peserta didik yang berkualitas serta menghasilkan tamatan sekolah yang mampu meneruskan pendidikan pada jenjang selanjutnya atau melaksanakan bidang pekerjaan tertentu pada jenjang tertentu pula.

Lingkup terkecil dari pendidikan adalah proses pembelajaran. Terdapat dua kegiatan didalamnya yaitu belajar dan mengajar. Belajar merupakan proses perubahan perilaku

(14)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekolah adalah salah satu jenjang pendidikan dasar yang dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) sangat memerlukan peran aktif guru dalam memberikan pengetahuan bagi para muridnya, sehingga menghasilkan peserta didik yang berhasil guna dan siap untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di samping itu, materi/ bahan ajar yang diberikan harus memperhatikan kultur masyarakat setempat. Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

“Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”. Dalam

rangka merealisasikan peraturan tersebut di atas, PBM di tingkat Sekolah perlu ditata secara komprehensif, kontinu, terkoordinasi dan terpadu, efektif dan efesien.

Belajar merupakan proses perubahan keseluruhan aspek tingkah laku secara progresif dan terus menerus sepanjang hayat. Proses perubahan tingkah laku dari hasil belajar merupakan suatu kecakapan nyata (actual ability) atau juga disebut prestasi belajar. Sebagaimana dikemukakan Abin Syamsudin Makmun (2001: 43), yaitu :

Kecakapan nyata (actual ability) yang menunjukkan kepada aspek kecakapan segera dapat didemontrasikan dan diuji sekarang juga, karena merupakan sebagai hasil usaha atau belajar yang bersangkutan, dengan cara, bahan dalam hal tertentu yang dijalaninya (achievement/ prestasi).

Proses belajar mengajar pada sekolah dasar menggunakan pendekatan berbasis kompetensi, yang mengarah kepada pelayanan belajar secara individu maupun kelompok dan menempatkan siswa sebagai obyek yang harus memperhitungkan berbagai keunikannya.

Mekanisme sistem belajar mengajar di tingkat Sekolah dasar dengan memberikan peluang kepada setiap siswa untuk mengikuti program dari mulai kompetensi yang merupakan kelanjutan dari kompetensi yang sudah dikuasai (multy entry) dengan mengakhiri program atau keluar setelah menguasai komptensi tertentu (multy exit).

Mengingat sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penentu terhadap

(15)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggunaan sarana pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien dengan mengacu pada proses belajar mengajar di sekolah dan sejauh pihak sekolah belum memiliki sarana pembelajaran yang memadai dilakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Pada umumnya Sekolah terutama yang berada di daerah pelosok sangat membutuhkan atau kekurangan sarana pembelajaran yang memadai. Sementara di sisi lain pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan tidak berdaya dengan banyaknya pengajuan penambahan maupun perbaikan sarana pembelajaran yang ada mengingat terbatasnya anggaran yang tersedia.

Dengan kenyataan sarana pembelajaran yang ada seperti di atas sementara sistem

sekolah yang ada dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi (bermutu) dan dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Sementara para pelaksana di lapangan dalam hal ini guru harus berupaya mencari berbagai alternatif sebagai solusi. Banyak sekolah yang sukses mengatasi problematika tersebut tetapi tidak sedikit Sekolah yang akhirnya ambruk karena para gurunya tidak mampu mengatasi kendala sarana pembelajaran tersebut. Mungkin juga perhatian masyarakat di sekitarnya hanya notabene sebagai pengguna kurang bahkan tidak peduli dengan kondisi tersebut. Maka diharapkan guru mampu mengantisifasi minimnya alat belajar yang tersedia dengan lebih kreatif untuk mampu menciptakan alat pembelajaran yang mampu mendukung proses belajar mengajar.

Adanya sarana dan prasaran yang ada di sekolah khususnya tersedianya kelengkapan belajar akan menentukan aktifnya siswa ketika mengikuti proses pembelajaran karena antusiasme belajar siswa tergantung dari menarik atau tidaknya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Pembelajaran akan terlihat menyenangkan apabila guru mampu menyuguhkan materi kepada siswa dengan cara yang inovatif salah satunya dengan menggunakan alat peraga sehingga siswa tidak hanya mendengar dan memperhatikan guru menyampaikan materi tetapi siswa juga mampu menggunakan lat peraga sebagai aplikasi dari materi yang disampaikan oleh guru.

Namun semua itu tergantung dari tersedianya sarana dan prasarana dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan penulis di SDN 03 Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut ditemukan beberapa permasalahan yang cukup mengkhawatirkan dalam

(16)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terjadi di kelas kurang maksimal, hal itu mengakibatkan siswa cenderung kurang termotivasi dan aktif dalam proses pembelajaran. Melihat itu semua perlu diadakan usaha untuk menyelesaikan masalah tersebut karena bila dibiarkan akan sangat berdampak pada kualitas pembelajaran di sekolah. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul. Upaya optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu efektif belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

”Apakah upaya optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa SDN Cigedug 03 Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

”Untuk mengetahui apakah upaya optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa di SDN Cigedug 03 Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut”

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti, penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan keaktifan siswa di kelas melalui peningkatan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

2. Bagi Guru, jika hasil penelitian dirasakan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para guru agar dapat meningkatkan sarana dan prasarana di sekolah sebagai usaha

meningkatkan waktu aktif belajar siswa.

(17)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(18)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

3.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis

pembelajaran. (Arikunto, 2006: 96).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berawal dari penelitian tindakan “action research” dimana Kemmis dan Mc. Taggart dalam Yusnandar (2009:4) menyatakan “Penelitian tindakan adalah suatu pendekatan yang dilakukan sendiri oleh pelaksanaan, dalam hal ini guru, untuk memperbaiki pengajaran dengan cara melakukan perubahan-perubahan dan mempelajari akibat-akibat dari perubahan itu”.

Dari namanya sudah menunjukan isi yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (suharsimi arikunto dkk:2008:2). Sedangkan menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam Muslich (2009:8) mengatakan “Penelitian tindakan kelas adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri,

yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian dalam bidang yang dilaksanakan dalam suatu kelas atau kelompok belajar dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengobservasi, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang dilaksanan oleh guru dan perolehan belajar siswa.

3.1.2 Karakteristik PTK

(19)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru akan

kinerjanya).

b. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi, bersifat agak longgar, tetapi tetap

mengikuti kaidah-kaidah penelitian).

c. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran, dan d. Tujuannya memperbaiki pembelajaran.

Sedangkan menurut Muslich (2009:12) karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu,

a. Masalah PTK berawal dari guru.

b. Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran. c. PTK adalah penelitian yang bersifat kolaboratif.

d. PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas, dan

e. PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan.

Karakteristik pertama dari PTK adalah bahwa kegiatannya dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati guru dalam pembelajaran dikelas. Oleh sebab itu PTK bersifat practice driven dan action driven, dalam arti PTK bertujuan memperbaiki secara praktis, langsung

sekarang atau sering disebut dengan penelitian praktis (practical inquiri). Hal ini berarti PTK memusatkan perhatian pada permasalahan spesifik kontekstual. Maka peran guru LPTK pada tahap awal adalah menjadi sounding board (pemantul gagasan) bagi guru yang menghadapi permasalahan dalam pelaksanaan tugasnya sehari hari.

Karena dosen LPTK tidak memeliki akses langsung, maka PTK dilaksanakan secara colaboratif dengan guru yang kelasnya menjadi kancah PTK. Karena yang yang memilki

kancah adalah guru sehingga para dosen LPTK yang berminat melakukan PTK tidak memiliki akses kepada kancah dalam peran sebagai praktisi. Oleh karena itu ciri kolaboratif harus secara konsisten tertampilkan sebagai kerjasama kesejawatan dalam keseluruhan tahapan penyelenggaraan PTK, mulai dari identifikasi masalah, serta diagnosis keadaan, perancangan tindakan perbaikan, sampai dengan pengumpulan dan analisis data serta refleksi

temuan disamping dalam penyusunan laporan.

(20)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan (missionary approach), melainkan sebagai sejawat, disamping sebagai pendidik calon guru yang seyogyanya memiliki kebutuhan untuk belajar dalam mengakrabi lapangan demi meningkatkan mutu kinerjanya sendiri. Yang Dalam hubungan ini guru yang berkolaborasi dalam PTK harus mengemban peran ganda sebagai praktisi yang dalam pelaksanaannya penuh keseharian dengan tugas-tugas juga sekaligus secara sistematis meneliti praktisinya sendiri. Apabila ini terlaksana dengan baik maka akan terbina kultur dalam meneliti dikalangan guru, dan merupakan suatu langkah yang strategis dalam profesionalisme jabatan guru.

Karakteristik PTK yang sekaligus dapat membedakannya dengan penelitian formal adalah sebagai berikut.

a. PTK merupakan prosedur penelitian di kelas yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata yang di alami Guru berkaitan dengan siswa di kelas itu. Ini berarti, bahwa rancangan penelitian diterapkan sepenuhnya di kelas itu, termasuk pengumpulan data, analisis, penafsiran, pemaknaan, perolehan temuan, dan penerapan temuan. Semuanya dilakukan di kelas dan dirasakan oleh kelas itu.

b. Metode PTK diterapkan secara kontekstual, dalam arti bahwa variabel-variabel yang ditelaah selalu berkaitan dengan keadaan kelas itu sendiri. Dengan demikian, temuan hanya berlaku untuk kelas itu sendiri dan tidak dapat digeneralisasi untuk kelas yang lain. Temuan PTK hendaknya selalu diterapkan segera dan ditelaah kembali efektivitasnya dalam kaitannya dengan keadaan dan suasana kelas itu.

c. PTK terarah pada suatu perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran, dalam arti bahwa hasil atau temuan PTK itu adalah pada diri Guru telah terjadi perubahan, perbaikan, atau peningkatan sikap dan perbuatannya. PTK akan lebih berhasil jika ada kerja sama antara Guru-Guru di sekolah, sehingga mereka dapat sharing permasalahan, dan apabila penelitian telah dilakukan, selalu diadakan pembahasan perencanaa tindakan yang dilakukan. Dengan demikain, PTK itu bersifat kolaborasi dan kooperatif.

d. PTK bersifat luwes dan mudah di adaptasi. Dengan demikian, maka cocok digunakan dalam rangka pembaharuan dalam kegiatan kelas. Hal ini juga memungkinkan

(21)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. PTK banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung atas refleksi diri peneliti. Pada saat penelitian berlangsung Guru sendiri dibantu rekan lainnya mengumpulkan informasi, menata informasi, membahasnya, mencatatnya, menilainya, dan sekaligus melakukan tindakan-tindakan secara bertahap. Setiap tahap merupakan tindakan lanjut tahap sebelumnya.

f. PTK sedikitnya ada kesamaan dengan penelitian eksperimen dalam hal percobaan

Menurut Richart Winter (Dalam Wibawa, 2004:7) menyebutkan bahwa ada 6 karakteristik PTK yaitu:

1) Kritik Reflektif 2) Kritik dialektis 3) Kolaboratif 4) Resiko

5) Susunan jamak dan

6) Internalisasi teori dan praktik

3.1.3 Model Penelitian Tindakan Kelas

Sebelum dibicarakan masalah pengembangan desain yang dapat disusun untuk implementasi penelitian tindakan kelas (PTK) terlebih dahulu akan dikemukakan model-model atau desain-desain penelitian tindakan yang selama ini digunakan. Hal ini dimaksudkan agar wawasan kita menjadi lebih luas dan karena dengan diketahui berbagai design model penelitian tindakan, design yang dikembangkan akan menjadi lebih jelas dan terarah.

Pada prinsipnya diterapkan PTK atau CAR (Classroom Action Research) dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat didalam kelas. Sebagai salah satu penelitian yang dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat di dalam kelas, menyebabkan terdapatnya beberapa model atau design yang dapat diterapkan. Design-design tersebut diantaranya : 1). Model Kurt Lewin, 2). Model Kemmis Mc Taggart, 3). Model John Elliot, 4). Model Hopkins, 5). Model McKernan.

(22)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian, karena dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan.

Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu ; a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting). Ernest dalam (Wibawa, 2004:13).

b. Design PTK Model Kemmis & McTaggart

Model Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang

diperkenalkan oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan di atas. Hanya saja, komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan.

Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. Untuk lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk designnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian model Kemmis dan Taggart, yaitu model spiral (1 siklus sama dengan 1 kali pembelajaran), artinya hanya komponen tindakan dengan pengamatan dijadikan suatu kesatuan dimana seorang peneliti melakukan tindakan. Otomatis ia melakukan pengamatan karena kegiatan ini dilakukan dalam suatu kesatuan waktu secara bersama. Jadi model ini terdiri dari beberapa tahapan tindakan, diantaranya:

1. Planing (perencanaan)

Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti, penetapan entry behavior, pelancaran tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang terkait degan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di samping itu juga diuraikan alternatif-aternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah.

2. Action (tindakan)

(23)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Observation/evaluation

Observasi dan Interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.

4. Reflection ( Refleksi)

Refleksi, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personil yang akan dilibatkan, serta kreteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.

(24)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Pola Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Dan seterusnya

Gambar. 3.1. Pola PTK di atas dikembangkan dari model Kemmis dan Mc. Taggart.

Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu ; perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Pada gambar diatas, tmapak bahwa didalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya, jumlah siklus

Pra Siklus

Refleksi

Observasi Perencanaan

Tindakan

Refleksi

Observasi Perencanaan

Tindakan

Refleksi

Observasi Perencanaan

(25)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan. Apabila permasalahan terkait dengan mata pelajaran tidak hanya terdiri dari dua siklus.

B. Variabel Penelitian 3.2.1 Variabel Input

Variabel input merupakan proses sebelum pembelajaran berlangsung seperti: a) Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran

b) Kegiatan guru dalam rencana pembelajaran

c) Kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan oleh guru untuk diajarkan kepada siswa dalam hal ini meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar

d) Sumber belajar buku olahraga

e) Mengadakan evaluasi untuk mengetahui atau mengukur tingkat keberhasilan siswa setelah proses pembelajaran

f) Mengatur kondisi pembelajaran menyenangkan, sehingga siswa merasa betah dan nyaman selama mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

3.2.2 Variabel Proses

a) Keterampilan bertanya guru, memberi stimulus kepada siswa untuk merespon pertanyaan-pertanyaan.

b) Gaya bertanya guru, memberi pertanyaan-pertanyaan sesuai tingkat kesulitan siswa. Apabila siswa belum paham dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, maka guru mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam bentuk yang lebih sederhana atau mencari kesamaan arti yang mudah dipahami oleh siswa.

c) Cara bertanya siswa, pertanyaan siswa yang masih sangat sederhana. Guru harus meluruskan maksud dan tujuan siswa. Sehingga siswa tersebut paham dengan maksud pertanyaannya.

d) Implementasi sarana dan prasarana dalam pembelajajaran, guru menggunakan metode pembelajaran yang dimodifikasi pada pembelajaran pendidikan jasmani. Sehingga keaktifan siswa lebih meningkat dalam proses pembelajaran serta terjadi interaksi yang

(26)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Rasa ingin tahu siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang akan dicapai akan berhasil

b) Penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan siswa permainan bola besar melalui metode pembelajaran yang dimodifikasi dengan pencapaian indikator: (1) Pemahaman materi pelajaran (2) Penguasaan dasar-dasar teknik dalam permainan bola besar (3) kerjasama dalam melaksanakan permainan bola besar.

c) Memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

d) Hasil belajar yakni permainan bola besars udah meningkat

C. Subjek, Objek dan Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi subjek adalah guru sedangkan yang menjadi objek

dalam penelitian ini adalah siswa dalam pembelajaran olahraga dikelas V SDN Cigedug 03 Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut yang jumlah siswanya 34 orang dan 1 Guru. Lokasi penelitian tindakan kelas adalah SDN Cigedug 03 Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut.

Adapaun profil lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

PROFIL SEKOLAHSDN 3 CIGEDUG

1. Nama Sekolah : SD NEGERI 3 CIGEDUG

2. Nomor Statistik Sekolah : 101021139003

3. NPSN : 20225803

4. Alamatsekolah : Jalan Raya Cigedug

Desa : Cigedug

Kecamatan : Cigedug

Kabupaten : Garut

Provinsi : Jawa Barat

Telepon/ Faxsimile : -

E-Mail : sdncigedug03@gmail.com

(27)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Luas Tanah :1370 M2

7. Status Tanah : Carik Desa

8. Luas bangunan : 413 M2

9. Akreditasi Sekolah : Akreditasi B 10.Data Keadaansiswa

No Kelas

Jumlah

Ket

L P Jml Kelas/ Rombl Jmlh

1 1 12 19 31 1 1

2 2 20 21 41 2 2

3 3 4 9 13 1 1

4 4 16 11 27 1 1

5 5 22 15 37 1 1

6 6 13 11 24 1 1

Jumlah 87 86 173 7 7

11.Keadaan Guru, Penjaga/ Karyawan

No Nama Guru NIP/ NUPTK Pangkat/Gol Jabatan Pendidikan

1 Tety Sumiati, S.Pd.SD 195901011982012009 Pembina, IV/a

Kep. Sekolah

SI 2009

2 Dede saidah, S.Pd 197104132006042016 Penata, III/c Guru SI 2008

3 Emay Mulyasari, S.Pd 197205082008012001 Penata Muda TK I, III/b

Guru SI 2010

4 Alit Winarsa, S.Pd 0447754657200013 Guru SI 2010

5 IrvanJuniawan, S.Pd 1954765666200022 Guru SI 2012

(28)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 Denia Rahmania, S.Pd 2536766668210033 Guru SI 2011

8 Muh. Asep S Guru SMA 2008

9 Dalis Guru SMA 2012

10 R. Sulaiman 195907211979121002 Pengatur

Muda

Penjaga SD

12.Data keadaan Bangunan

No NamaBangunan/ Ruangan Kondisi Jumlah

B RS RB

1 Kelas 1 5 0 6

2 R. Guru 0 1 0 1

3 R. Kepala sekolah 0 1 0 1

4 Perpustakaan 0 0 0 0

5 Rumah Dinas 0 0 0 0

6 WC 0 1 1 2

7 Lainnya 0 0 0 0

1 8 1 10

Cigedug, 08 Oktober 2014

` Kepala Sekolah

Tety Sumiati S.Pd.SD

(29)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Prosedur Penelitian

Sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan peneliti terlebih dahulu menentukan

langkah-langkah kegiatan penelitian antara lain membuat izin penelitian dari universitas pendidikan Indonesia (UPI) yang seterusnya diberikan kepada kepala sekolah SD tempat penelitian yaitu SDN Cigedug 03 Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut.

1. Orientasi di lapangan/pra siklus

Langkah awal kegiatan penelitian adalah melakukan kegiatan orientasi dilapangan/kegiatan pra siklus kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Observasi

Melihat kondisi obyektif dilapangan melalui kegiatan observasi terutama dalam kegiatan belajar mengajar (PBM) pendidikan jasmani dikelas V SDN Cigedug 03 Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut. Aspek yang diamati dari segi guru adalah keterampilan guru dalam mengajar. Sedangkan aspek yang diamati dalam diri siswa adalah keaktifan siswa dalam proses belajar.

Selain itu dalam tahap observasi yang dilakukan analisis kurikulum KTSP mata pelajaran pendidikan jasmani kelas V dengan kompetensi dasarnya yaitu mengidentifikasi keaktifan siswa dalam belajar.

b.Refleksi

Dalam kegiatan ini peneliti dan guru mengadakan diskusi tentang permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh guru yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2. Siklus Tindakan I

(30)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam rangka penelitian ini melakukan persiapan-persiapan berikut sebagai tahap awal kegiatan, yaitu :

1. Menghubungi kepala sekolah guna memperoleh izin dan dan restu untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini, sekaligus melakukan konsultasi dengan guru yang akan menjadi mitra kerja

2. Mengadakan observasi dalam rangka mengidentifikasi masalah 3. Menganalisis pokok permasalahan yang menjadi subjek penelitian

4. Menentukan metode, mendesain skenario pembelajaran sesuai dengan pemecahan

masalah yang telah ditetapkan 5. Mempersiapkan format observasi

6. Menetapkan waktu pelaksanaan tindakan b. Tindakan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan tindakan dapat diuraikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

2. Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

3. Membentuk kelompok dalam belajar

4. Menyampaikan materi pelajaran tentang permainan bola besar 5. Mengajarkan beberapa teknik dasar dalam permainan bola besar 6. Melakukan game permainan

7. Mencatat hal-hal yang diamati 8. Melaporkan hasil pengamatan

9. Memberikan penguatan dan motivasi c. Observasi

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati segala bentuk tingkah laku siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang kemudian mendeskripsikannya.

Adapun hal hal yang diobservasi adalah keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, dan hasil belajar siswa dikelas.

(31)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memperoleh hasil yang akurat, kegiatan analisis dan refleksi dilakukan pada setiap

akhir siklus. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil yang telah

dicapai pada kegiatan yang telah dilaksanakan pada setiap siklus. Apabila hasil analisis dan

refleksi pada siklus pertama belum menunjukkan hasil capaian yang memuaskan akan ditindak

lanjuti pada kegiatan siklus kedua. Jika hasil siklus kedua lebih baik atau meningkat dari siklus

pertama dan telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan, maka hal ini menunjukkan bahwa

penelitian tindakan kelas ini telah berhasil/tuntas dan tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

3. Siklus Tindakan II a. Perencanaan

1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dijadikan acuan pelaksanaan pembelajaran.

2. Menyiapkan materi pelajaran tentang permainan bola besar

3. Menyiapkan alat/bahan/media pembelajaran yang digunakan yaitu bola, lapangan untuk melaksanakan proses pembelajaran, gawang, pluit dan buku catatan.

4. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa masing-masing untuk lembar pengamatan aktivitas guru dan untuk pengamatan aktivitas

siswa dengan tujuan mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. b. Melaksanakan Tindakan

(32)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti mengamati segala tingkah laku siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung, hal-hal yang diamati adalah keterampilan mengajar guru dan keaktifan siswa dalam pembelajaran kemudian mendeskripsikannya.

d. Refleksi

Untuk memperoleh hasil yang akurat, kegiatan analisis dan refleksi dilakukan pada setiap

akhir siklus. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil yang telah

dicapai pada kegiatan yang telah dilaksanakan pada setiap siklus. Apabila hasil analisis dan

refleksi pada siklus pertama belum menunjukkan hasil capaian yang memuaskan akan ditindak

lanjuti pada kegiatan siklus kedua. Jika hasil siklus kedua lebih baik atau meningkat dari siklus

pertama dan telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan, maka hal ini menunjukkan bahwa

penelitian tindakan kelas ini telah berhasil/tuntas dan tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

Namun jika belum tuntas maka dilanjutkan pada siklus yang ke III.

Siklus Tindakan III.

Kegiatan yang dilakukan pada siklus III meliputi:

e. Perencanaan

Perencanaan pada sklus III merupakan hasil dari refleksi pada siklus II. Apabila hasil refleksi dari siklus II diperoleh hasil yang kurang memuaskan sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti bisa melanjutkan penelitian pada siklus III yaitu kegiatan

pembelajaran tentang “permainan bola besar” kemudian siswa menyimak penjelasan dari

guru tentang materi yang di ajarkan. Setelah itu siswa diajak keluar untuk observasi sesuai dengan materi yang telah diajarkan.

Pada tahap ini peneliti dan guru menyiapkan rencana pembelajaran, dan menyiapkan instrument pengamatan siswa dan guru.

f. Pelaksanaan Tindakan

(33)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipersilahkan untuk mendiskusikannya dengan teman sekelompoknya. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung diadakan penilaian proses, dan pada akhir pembelajaran diadakan post test. Peneliti dan guru kelas mengamati dan membimbing siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

g. Observasi Tindakan

Peneliti mengamati segala tingkah laku siswa dan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, hal-hal yang diamati adalah keterampilan guru dalam mengajar dan keaktifan siswa dalam proses belajar, serta dalam observasi keluar kelas kemudian

mendeskripsikannya. h. Refleksi

Dari hasil penilaian dan observasi peneliti menganalisis dan mengolah permasalahan yang muncul selama kegiatan berlangsung sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan pada siklus III kemudian mengambil kesimpulan tentang taraf keberhasilan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, kemudian menentukan diulang atau tidaknya siklus III.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan diteliti adalah tentang tentang waktu aktif belajar siswa, upaya meningkatkan aktivitas siswa pada waktu aktif belajar siswa dengan menggunakan metode observasi, instrument yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yaitu dengan menggunakan teknik observasi. Dalam penelitian Tindakan kelas diperlukan adanya instrumen penelitian yang bisa mengungkap permasalahan-permasalahan yang muncul selama pelaksanaan penelitian berlangsung instrumen penelitian berguna untuk mengukur seberapa jauh perkembangan hasil dari tindakan-tindakan yang di laksanakan . Hasil dari instrument- instrument penelitian berupa data-data yang akurat dan tepat sesuai dengan tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini penulis mengunakan instrument penelitian berupa: Observasi

Menurut Atmojo (dalam ratim, 2005:49) mengatakan bahwa observasi (pengamatan)

(34)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara menurut Arikunto (2003:30) menjelaskan bahwa observasi/pengamatan adalah suatu tehnik yang di lakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis .observasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis.

Lebih lanjut Arikunto (2003:31) menjelaskan bahwa observasi systematic yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah di daftar secara sistematis dan sudah diatur kategorinya.

Dalam penelitian, pengamatan adalah prosedur berencana yang antara lain meliputi

kegiatan melihat, mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu .hal-hal yang di observasi keatifan siswa dalam PBM dan keterampilan mengajar guru.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument atau alat pengumpul data untuk mengetahui jumlah wakru aktif belajar siwa. Untuk mengukur jumlah waktu aktif belajar siswa, instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi dari buku Revitalisasi sesuai dengan yang ditulis Suherman (2009:115) seperti dibawah ini: Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Tujuan nya untuk membantu para guru mengobservasi dan menilai jumlah waktu aktif belajar selama permainan berlangsung.

Adapun 4 kategori jumlah waktu aktif belajar siswa menurut Adang Suherman (2009) yaitu :

a. Manajemen (M) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk yang bersifat manajerial (missal penggantian bentuk latihan, menyimpan dan mengambil bola, mendengarkan aturan dan mengikuti pelajaran, mendengarkan peringatan atau teguran, ganti pakaian, mengecek kehadiran) b. Aktivitas belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa

(lebih dari 50%) untuk melakukan aktivitas belajar secara aktif (misal : menangkap bola, dribbling, lari)

c. Inctruction (I) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagaimana melakukan keterampilan

(melihat, demonstrasi, mendengarkan instruksi, keterampilan)

(35)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:35.595.44.556.225.443.2]

behavior : sebagian besar siswa diam atau mengobrol tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan, menunggu guru untuk melakukan intruksi)

Tabel 3.1

Format Penelitian JWAB

Periode KBM Penjas

Awal Tengah Akhir

Jumlah Persentase

Observasi 5 menit ke:

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Perila ku

Siswa A

B

C

D

Catatan :

A = Manajemen (M)

B = Aktivitas Belajar (A)

C = Instruksi (I)

D = Waiting (W)

(36)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

[image:36.595.13.535.216.600.2]

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Variabel

Indikator Nilai

5 4 3 2 1

Keaktifan belajar siswa

1. Siswa terlihat bersemangat selama mengikuti pembelajaran

2. Siswa antusias ketika guru memberikan materi pelajaran

3. Selama mengiktui pembelajaran siswa tidak bercanda gurau dengan

yang lainnya

4. Siswa bersikap kreatif dengan selalu bertanya jika ada yang belum dimengerti

5. Siswa memperhatikan guru ketika menerangkan materi pelajaran

6. Siswa dapat menerangkan materi kepada teman yang lain ketika disuruh oleh guru

7. Siswa taat kepada guru selama mengiktui pembelajaran

8. Siswa dapat diatur degan baik oleh guru ketika akan dibentuk suatu kelompok

9. Siswa dapat berdiskusi dengan tertib dengan teman yang lain ketika

pembelajaran

10.Siswa rajin dan tekun dalam melakukan tugas yang diberikan oleh guru selama mengikuti pembelajaran.

Keterangan:

(37)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai 2 = kurang Nilai 1 = kurang sekali

F. Teknik Analisis Data

Pada tahap ini hasil yang diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan tindakan

dikumpulkan dan dianalisis sehingga dapat direfleksi apakah kegiatan tindakan yang dilakukan

mencapai hasil yang telah ditetapkan.Data penilaian yang telah terkumpul, tentu perlu dianalisi.

Data penelitian ini berupa nilai yang berbentuk angka dan hasil observasi. Angka-angka tersebut

yang akan menunjukkan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Data yang dianalisis

meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Perubahan yang terjadi pada siswa saat pembelajaran maupun sesudah pembelajaran.

Analisis yang dilakukan adalah deskripsi, memaparkan data hasil pengamatan, dan hasil perolehan siswa pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai setiap siklus.

2. Peningkatan hasil belajar setiap siklus.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar di gunakan analisis kuantitatif dengan rumus:

P =

Keterangan

P = Persentase Peningkatan

Posrate = Nilai Sesudah diberikan tindakan

Basrate = Nilai sebelum diberikan tindakan (Aqib, 2010)

Berdasarkan hasil pengamatan, dan observasi akhir siklus apabila masih dirasakan gagal, peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan dan sekaligus mencari alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan berikutnya. Tolak ukur refleksi penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: Adanya peningkatan keaktifan siswa dalam belajar setelah dilakukan optimalisasi sarana dan prasarana dalam pembelajaran.

Posrate – Baserate

(38)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas atau lapangan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dapat meningkatkan waktu efektif belajar siswa SDN Cigedug 03 Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut. Dari tindakan pertama diketahui terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 18.50%. Selanjutnya untuk tindakan

yang kedua terjadi peningkatan sebesar 27.60%. Untuk siklus yang ketiga terjadi peningkatan sebesar 28.20%. kemudian setelah dibandingkan nilai tes pratindakan dan setelah tindakan 3 terjadi peningkatan sebesar 93.90%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru dan pihak sekolah, terutama dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan peran guru sangat penting artinya terhadap perkembangan kemampuan siswa. Guru yang mengajar dengan baik dengan menjelaskan dan memberikan contoh kepada siswa akan membuat siswa mudah mengerti dan menguasai penampilan teknik yang diajarkan, selain itu agar guru dapat menerapkan optimalisasi sarana dan prasarana sekolah, karena tanpa adanya kreatifitas dari guru dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada tidak akan mampu merangkan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2. Bagi para siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan tertib, supaya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga kalian akan cepat menyerapa apa yang isampaikan oleh guru sehingga akan mampu mendapatkan prestasi yang maksimal. 3. Sehubungan dengan adanya keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini,

dianjurkan kepada rekan-rekan mahasiswa terutama jurusan pendidikan olahraga fakultas

(39)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

(40)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Abin Syamsudin Makmun (2001) Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasatya (2007) Konsep dan makna pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

Adang Suherman (2009) Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani, Bandung: Bintang Warli Artika,

Alamsyah (1999) Dasar-Dasar Pembelajaran. Jakarta. Balai Pustaka

Arikunto (2003) Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta: Bina. Aksara

________(2006) Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Ed Revisi VI Jakarta: Bina. Aksara

Arikunto dkk (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Aqib, dkk (2009) Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama. Widya.

Badjuri (2001) Psikologi Belajar. Jakarta: Balai Pustaka

Cece Wijaya dan A. Tabrani (2009) Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Dimyati dan Mudjiono (1999) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta

E. Mulyasa (2004) Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran. Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Jamal Ma’mur Asmani (2011) Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,. Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Jogjakarta: Diva Press

Martinis (2007) Profesionalisme Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Balai Pustaka

Moh. Uzer Usman (2005) Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Munawarman (1997) Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka

Munib (2004) Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT. UNNESPRESS

Muslich, Mansur (2009) Melaksanakan PTK Itu Mudah, Jakarta : PT Bumi. Aksara

Nasution (1991) Metode Research. Jakarta: Balai Pustaka

Oemar Hamalik (2001) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

R. Ibrahim dan Nana Syaodih (2002) Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

(41)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sardiman A.M. (2003) Interaksi Dan Motivasi Belajar Siswa. Jakarta. PT. Rajawali Pres Grafindo Persada

Silberman (2006) Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Syamsu Mappa dan Anisa Basleman (2003) Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

T. Hani Handoko (1995) Manajemen personalia dan sumber daya manusia. Yogyakarta :BPFE.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Wibawa (2004) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas

Yusnandar (2009) Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan. Mandiri Press

(42)

Muhammad Asep Saefulloh, 2015

Gambar

Gambar. 3.1. Pola PTK di atas dikembangkan dari model Kemmis dan Mc.
Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Keterbatasan stok pangan bisa diakibatkan ole dua hal, yakni volume rendah (yang disebabkan oleh faktor cuaca atau lainnya), sementara permintaan besar karena

a) Harga barang itu sendiri: apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika

Dari penelitian ini diharapkan bisa menghasilkanarm robot rehabilitasi yang murah, nyaman dan aman yang berfungsi untuk membantu dalam upaya rehabilitasi pasien pasca

[r]

Alur pelaksanaan PPL di Sekolah luar biasa yakni observasi dan asesmen, menentukan masalah dan prioritas masalah, dan tujuan yang ingin dicapai (pendek, menengah,

Impact of advisers on small and medium enterprises' business performance - A Study of CPA interventions on Singaporean Chinese SMEs,working paper, Graduate, International

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pengaruh model kooperatif team games tournament (TGT) terhadap peningkatan kerjasama,kreatifitas,dan keterampilan bermain sepakbola siswa tuna rungu Universitas Pendidikan Indonesia