No Daftar FPIPS: 4918/ UN 40.2.5.3/PL/2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP
PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA
(Studi Kasus Pada Penjualan Restoran Baso Bintang Avon Di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Industri Katering
Oleh :
YULI LESTARI
1103525
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA PADA PENJUALAN BASO BINTANG AVON DI KOTA BANDUNG
Oleh
Yuli Lestari
Sebagai skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pariwisata pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial
© Yuli Lestari 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA PADA PENJUALAN RESTORAN BASO
BINTANG AVON DI KOTA BANDUNG
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Darsiharjo, MS Taufik Abdullah, SE., MM. Par. NIP.19620921.198603.1.005 NIP.19851024.201404.1.001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Industri Katering
Agus Sudono, S.E., M.M NIP. 19820508 200812 1002
Mahasiswa
i Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Yuli Lestari, Analisis Metode Break Even Point Terhadap Perencanaan Penjualan Dan Target Laba, dibawah bimbingan Prof. Dr. Darsiharjo, M.S dan Taufik Abdullah, SE., MM. Par.
Permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini adalah menurunnya pendapatan penjualan di Baso Bintang Avon. Hal ini menuntut manajemen agar membuat sebuah perencanaan, maka dari itu analisis Break Even Point (BEP) merupakan suatu teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui keadaan dimana perusahaan mengalami titik impas, sehingga manajemen dapat mengambil keputusan untuk merencanakan target laba. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas yaitu analisis BEP sedangkan variabel terikat yaitu penjualan dan target laba (Y). Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Sedangkan yang menjadi populasi adalah manajer produksi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penjualan, harga jual menu, dan data biaya operasional perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan yakni analisis BEP. Hasil penelitian ini menunjukkan pertumbuhan biaya operasional menurun pada kuartal II dan menurun kembali pada kuartal III. Analisis metode BEP berpengaruh besar terhadap perencanaan penjualan dan target laba pada penjualan di BBA melalui penentuan penjualan minimal dan margin of safety setelah didapatkan titik impas penjualan. Lalu perusahaan menghendaki target laba yaitu sebesar dua puluh lima persen pada periode mendatang. Berdasarkan hasil penelitian perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja dan pemasaran pada tahun berikutnya agar target penjualan dan laba tercapai secara optimal atau melebihi yang ditargetkan.
ii Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Yuli Lestari, The Analysis Methods Break Even Point Of Sales Planning And The Profit Target, Under the guidance of Prof. Dr. Darsiharjo, M.S and Taufik Abdullah, SE., MM. Par.
The problems underlying this study isthe decreasing Baso Bintang Avon income.. Management require for make a plan,therefore Break Even Point (BEP) analysis is a technique in use to know situation where companies made a break even point, so mangement can make a decision to plan profit target. In this study, the independent variable is the BEP analysis while the dependent variable is sales volume and profit. The method used is quantitative. While the population is the manager of production, The samples used in this study is the data sales, selling price of the menu, and operasional costs data.the analysis of data technique used is BEP. Results of this study growth of the operational costs is decreasing in the second quarter and decreased again in the third quarter. BEP analysis of planning a majir impact on sales and profit target in BBA, through the determination of the minimal sales and margin of safety after obtained the breakeven point of sale.The company wants the target profit is equal to twentyfive percent int the coming period.Based on the results of research companies can keep and maintaining and increase performance in next year in order to sales target and profit can be optimal or more target.
iii Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI 1.1Latar Belakang Masalah... 1
1.2Rumusan Masalah ... 7
1.3Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 7
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.5.1 Pengertian Manajemen Operasi Dan Produksi ... 14
2.1.6 Perencanaan ... 15
2.1.6.1 Pengertian Perencanaan ... 15
2.1.7 Biaya ... 16
2.1.7.1 Pengertian Biaya ... 16
2.1.7.2 Klasifikasi Biaya ... 16
2.1.7.3 Metode Pemisahan Biaya ... 18
2.1.8 Analisis Break Even Point (BEP) ... 20
2.1.8.1 Pengertian BEP ... 20
iv Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.8.3 Tujuan Analisis BEP ... 22
2.1.8.4 Asumsi Keterbatasan Analisis BEP... 23
2.1.8.5 Metode Perhitungan BEP ... 25
2.1.8.6 Diagram BEP ... 26
2.1.8.7 Perubahan-Perubahan Yang Mempengaruhi BEP... 27
2.1.9 Penjualan Minimal (Minimum Sales) ... 30
2.1.10 Margin Of Safety (MOS) ... 31
2.1.11 Penjualan ... 31
2.1.11.1 Pengertian Penjualan ... 31
2.1.11.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penjualan ... 32
2.1.12 Laba ... 34
2.1.12.1 Pengertian Laba ... 34
2.1.12.2 Perencanaan Laba ... 35
2.2 Kerangka Pemikiran ... 35
2.3 PenelitianTerdahulu ... 38
2.4 Hipotesis ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 40
3.2 Metode Penelitian ... 40
3.3 Operasional Variabel... 41
3.4 Populasi danSampel ... 43
3.5 Jenis Dan Sumber Data ... 43
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 44
3.7 Teknik AnalisisData ... 45
3.7.1 Analisis Break Event Point (BEP) ... 46
3.7.2 Perhitungan BEP Sebagai Dasar Perencanaan Volume Penjualan Dan Laba ... 47
3.7.2.1 Perhitungan Penjualan Minimal ... 47
3.7.2.2 Perhitungan Margin Of Safety (MOS) ... 47
3.7.2.2 Perhitungan Target Laba ... 48
v Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 49
4.1.2 Lokasi Perusahaan ... 50
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 51
4.1.4 Logo Perusahaan ... 51
4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan ... 52
4.2 Pembahasan Dan Analisis Data ... 53
4.2.1 Pertumbuhan Biaya Operasional ... 54
4.2.1.1 Pertumbuhan Biaya Variabel Per Kuartal Periode Tahun 2014-2015 ... 55
4.2.1.2 Pertumbuhan BiayaTetapPer Kuartal Periode Tahun 2014-2015... 55
4.2.2.Pertumbuhan Penjualan Per Kuartal Periode Tahun 2014-2015 ... 58
4.2.3 Perhitungan BEP ... 59
4.2.3.1 BEP Kuartal I ... 60
4.2.3.2 BEP Kuartal II ... 61
4.2.3.3 BEP Kuartal III ... 62
4.2.3.4 BEP Periode 2014-2015 ... 64
4.2.4 Perhitungan BEP Sebagai Dasar Perencanaan Penjualan Dan Laba ... 66
4.2.4.1 Penentuan Penjualan Minimal ... 66
4.2.4.2 Penentuan Margin Of Safety ... 67
4.2.4.2 Penentuan Perencanaan Target Laba ... 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 70
5.2 Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
LAMPIRAN
vi Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
1.1 Rekapitulasi Data KunjunganWisatawan Yang Datang
Ke Bandung PadaTahun 2010-2014 ... 2
1.2 Pendapatan Makanan BBA Per-kuartal Agustus 2014-Juli 2015 ... 4
2.1 Penelitian Terdahulu ... 38
3.1 Operasional Variabel... 42
4.1 Biaya Variabel Per-Kuartal Periode Agustus 2014- Juli 2015 ... 54
4.2 Biaya Tetap Per-Kuartal Periode Agustus 2014- Juli 2015 ... 56
4.3 Biaya Operasional Per-Kuartal Periode Agustus 2014- Juli 2015 ... 57
4.4 Pertumbuhan Biaya Operasional Per-Kuartal Periode Agustus 2014- Juli 2015 ... 57
4.5 Penjualan Selama Per-Kuartal Periode Agustus 2014- Juli 2015 ... 59
4.6 Pertumbuhan Penjualan (%) ... 59
4.7 Pertumbuhan BEP Per-Kuartal Periode Agustus 2014- Juli 2015 ... 63
4.8 Bukti Perhitungan BEP Periode Agustus 2014- Juli 2015 ... 65
4.9 Perbandingan BEP Dengan Penjualan Periode Agustus 2014- Juli 2015 ... 65
4.10 Penjualan Minimal ... 66
4.11 Margin Of Safety (MOS) ... 67
4.12 Perbandingan Laba Target dan Laba Aktual ... 68
vii Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
1.3 Grafik Pertumbuhan Biaya Operasional Agustus 2014-Juli 2015 ... 5
2.1 Diagram BEP ... 26
2.2 Diagram Titik Impas ... 28
2.3 Diagram Titik Impas ... 29
2.4 Diagram Titik Impas ... 29
2.5 Diagram Titik Impas ... 30
2.6 Kerangka Pemikiran ... 37
4.1 Peta Lokasi Perusahaan ... 51
4.2 Logo Perusahaan ... 51
viii Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1 Daftar Harga Jual Menu Baso Bintang Avon
2 Biaya Operasional BasoBintang Avon
3 Aktual Order Baso Bintang Avon
4 Operasional Perhitungan BEP
5 Operasional Perhitungan Penjualan Minimal
6 Operasional Perhitungan Margin Of Safety (MOS) 7 Operasional Perhitungan Perencanaan Laba
8 Pembuktian BEP, Laba Aktual, dan Target Laba
9 Aset Dan Kategori Produk BasoBintang Avon
10 Menu Dan Selling Price Baso Bintang Avon 11 Dokumentasi Penelitian
12 Surat Pernyataan Penelitian
13 Lembar Bimbingan Skripsi
14 Surat Keterangan
1 Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PEND AHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang perekonomian dunia yang saat ini sedang mengalami
penurunan, ternyata ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh walaupun kenaikan
harga BBM yang fenomenal mempengaruhi daya beli masyarakat yang tinggi.
Fenomena tersebut tidak cukup mempengaruhi daya beli masyarakat dikarenakan
kebutuhan masyarakat yang semakin lama semakin meningkat dengan berbagai
keinginan dan keadaan sosial, politik, budaya dan informasi saat ini.
Dilihat dari perkembangan ekonomi saat ini, Indonesia merupakan negara
yang menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan untuk pemasukan devisa
negara sekaligus peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia. Keragaman etnik
dan keunikan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia menjadi perhatian dan
daya tarik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (winus).
Berdasarkan fenomena diatas didukung oleh bukti yang tertera pada berita surat kabar
liputan6.com sebagai berikut:
Prestasi membanggakan yang berhasil diraih Indonesia pada sektor ini. Pasalnya jumlah wisman ke Indonesia pada Pebruari 2015 mencapai 768.653, atau mengalami pertumbuhan 11,95% dibanding Pebruari 2014 yang berjumlah 702.666 wisman. Pencapaian wisman pada Pebruari 2015 tercatat sebagai rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Data BPS dan Pusdatin Kementrian Pariwisata (Kemenpar) menyebutkan, kunjungan wisman secara kumulatif pada Januari hingga Pebruari sebesar 1.509.692 wisman atau tumbuh 3,71% dibandingkan periode tahun lalu (www.liputan6.com, 2015).
Badan Pusat Statistik menyebutkan ada sebelas provinsi di Indonesia sebagai
destinasi wisata yang paling sering dikunjungi oleh para turis antara lain adalah Bali,
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Banten (www.
informasitoday.com, 2015). Jawa Barat merupakan wilayah Indonesia yang banyak
diminati oleh wisman maupun winus untuk dikunjungi. Saat ini Bandung terpilih
2
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
empat setelah Bangkok, Seoul, dan Mumbai. Hasil tersebut didapatkan dari survei
independen yang dilakukan terhadap wisatawan mancanegara dan wisatawan
nusantara di situs jejaring sosial yaitu facebook. Kepala dinas pariwisata dan kebudayaan Jawa Barat, Nunung Sobari, mengatakan bahwa saat ini Bandung
menempati urutan pertama sebagai kota favorit ASEAN (www.cnnindonesia.com,
2015). Tabel 1.1 merupakan rekapitulasi data kunjungan wisatawan yang datang ke
Bandung pada tahun 2010 hingga 2014.
Tabel.1.1
Rekapitulasi Data Kunjungan Wisatawan Yang Datang Ke Bandung Pada Tahun 2010-2014
28.686.824 30.533.812 32.587.385 33.731.385 35.002.815
II
1. Jumlah pengunjung melalui gerbang tol.
65.442.916 69.674.507 73.976.993 76.765.354 79.164.501
2. Jumlah pengunjung melalui (Bandara, Stasiun, Terminal
7.990.407 6.388.447 6.524.071 7.703.615 7.038.837
Jumlah 73.433.323 76.062.954 80.501.064 83.838.979 85.202.888
III
b. Wisnus 4.951.439 6.487.239 5.080.584 5.388.292 5.627.471 Jumlah 5.179.888 6.712.824 5.257.439 5.564.724 5.807.564
IV Wisatawan
3
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan bukti data di atas alasan wisatawan berkunjung ke kota Bandung
adalah karena daya tarik wisata yang dimiliki. Hal tersebut didukung oleh UU No. 10
Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang menyebutkan bahwa:
Keberadaan objek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat dan memperluas kesempatan kerja, mengingat semakin banyaknya pengangguran saat ini, meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan serta melestarikan alam dan kebudayaan setempat.
Kegiatan pariwisata tidak lepas dari usaha-usaha di bidang pariwisata tersebut
yang mendukung perkembangan pariwisata. Adapun Undang-Undang Kepariwisataan
tahun 2009, pasal 14 mengenai usaha pariwisata yaitu meliputi daya tarik wisata,
kawasan pariwisata, jasa transportasi pariwisata, jasa perjalanan pariwisata jasa
makanan dan minuman, penyediaan akomodasi, penyelenggaran kegiatan hiburan dan
rekreasi serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan
pameran.
Daya tarik wisata antara lain wisata budaya, wisata kesehatan, wisata
olahraga, wisata industri, wisata sosial, wisata cagar alam, wisata kuliner, dan masih
banyak lagi yang dikembangkan oleh masyarakat lokal. Salah satu daya tarik wisata
yang cukup terkenal di bandung antara lain wisata kuliner. Wisata kuliner adalah
kegiatan wisata yang memanfaatkan daya tarik makanan atau masakan, termasuk
proses pembuatan dan budaya yang menyertainya atau gerak kegiatan wisata (Dinas
Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat, 2007, hlm. 397). Hal tersebut
dijadikan peluang besar bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk mendukung
industri di bidang ini salah satunya pengembangan pada industri restoran.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Menurut Marsum (2005, hlm. 7) menyatakan bahwa
“restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa
makanan maupun minum”. Restoran yang banyak menyediakan berbagai macam
4
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hingga kini termasuk di daerah Bandung. Salah satu restoran yang mengelola dan
menjual mie ayam baso adalah Baso Bintang Avon. Baso Bintang Avon (BBA)
adalah perusahaan perseorangan (Sole Proprietorship) dimana perusahaan perseorangan adalah suatu bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh seorang individu,
dimana orang tersebut menjalankan usahanya untuk mendapatkan keuntungan dari
aktifitas bisnisnya (Sutarno, 2012, hlm. 6). BBA adalah salah satu specialities restaurant yang memproduksi mie ayam baso dengan varian isi seperti siomay, pangsit, dan tahu. Restoran ini sudah berdiri sejak tahun 1991 oleh bapak H. Maryono
yang saat ini memiliki restoran di Jl.Ahmad Yani No.29A Bandung dan memiliki
cabang restoran di Jl. Buah Batu No.1B Bandung. Perusahaan menjalankan kedua
usahanya yang sudah berjalan satu tahun lamanya. Namun saat perusahaan
menjalankan kedua restoran tersebut, terjadi penurunan pendapatan yang di hitung
per empat bulan atau per kuartal yang di lihat dari bulan Agustus 2014 sampai dengan
bulan Juli 2015 pada kedua tempat tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2
dapat dilihat pendapatan pada periode 2014 hingga 2015.
Tabel 1.2
Sumber : Baso Bintang Avon, 2015
Dapat dilihat penurunan pada kuartal I dan II yaitu sebesar 6,27% dan pada
kuartal II dan III mengalami penurunan sebesar 9,92%. Jika pendapatan menurun
sudah sangat jelas pula laba perusahaan menurun, selain itu fenomena ekonomi
nasional yang terjadi saat ini memberi dampak yang cukup berarti dialami oleh
perusahaan secara internal maupun eksternal. Kenaikan harga BBM yang
mempengaruhi kenaikan harga pada bahan baku, listrik, dan gas menjadi faktor
eksternal yang paling menonjol membuat perusahaan harus merencanakan anggaran
5
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendapatan yang menurun menjadi salah satu faktor internal, dimana perusahaan
harus membayar biaya tetap untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dapat dilihat
pada grafik 1.1 merupakan rekapitulasi seluruh biaya operasional yang mengalami
kenaikan.
Gambar 1.3
Grafik Pertumbuhan Biaya Operasional Agustus 2014-Juli 2015
Sumber : Baso Bintang Avon 2015
Pada gambar 1.1 dapat di lihat perusahaan memiliki biaya tetap yang
keadaannya tidak dapat di ubah yang terlihat semakin meningkat pada kuartal II
sebesar 6,89% dan menurun kembali sebesar 13,13%. Hal tersebut berpengaruh bagi
perusahaan untuk tetap mengalokasikan dana utuk biaya tetap tersebut. Biaya variabel
adalah biaya yang dapat berubah sesuai dengan kebijakan perusahaan . Dapat dilihat
pada kuartal II sebesar 14,76% dan menurun kembali pada kuartal III sebesar 1,59%.
Apabila biaya variabel mengalami penurunan yang menandakan perusahaan
mengalami penurunan pada volume produksi maupun penjualan. Dengan adanya
penurunan volume produksi ataupun volume penjualan maka otomatis akan
berpengaruh terhadap biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan. Alternatif
penghematan biaya yang bisa dilakukan salah satunya adalah menekan biaya variabel
misalnya bahan baku.
Perusahaan tentunya memiliki tujuan yang selalu mengarah pada tingkat
penerimaan laba dengan penekanan biaya serendah-rendahnya agar dapat digunakan
sebagai sumber dana untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan perusahaan. Pencapaian laba tersebut dapat terealisasi apabila perusahaan
-6
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
juga melakukan perencanaan terhadap target penjualan dan laba. Perusahaan harus
dapat membuat perencanaan secara terpadu atas semua aktivitas yang dilakukan
dalam upaya mencapai laba yang diharapkan oleh manajemen dan perusahaan.
Salah satu perencanaan yang harus dibuat oleh perusahaan adalah
menyusunan perencanaan target laba. Perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan
perusahaan (Carter, 2009, hlm. 4). Perencanaan laba merupakan hal penting bagi
korporasi untuk proses merencanakan keuangan, operasional produksi, dan
menentukan volume produksi.
Dalam perencanaan maupun realisasinya manajer dapat memperbesar laba
melalui langkah-langkah seperti menekan biaya operasional serendah mungkin
dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada,
menentukan harga jual produk sesuai laba yang diinginkan perusahaan yang di
kehendaki dan meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin. Langkah-langkah
tersebut tidak dapat dilakukan secara terpisah sebab seluruhnya mempunyai
hubungan yang erat bahkan saling berkaitan.
Perencanaan laba memerlukan alat bantu berupa analisis biaya, volume, dan
laba. Salah satu teknik analisis biaya, volume, dan laba adalah analisis break even. Analisis titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dengan
kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian
(Kasmir, 2010, hlm. 185). Melalui analisis ini, dapat diketahui kondisi industri yang
mampu menjual produknya dengan jumlah tertentu, sehingga tidak menderita
kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba atau impas. Selain itu Break even Point
(BEP) juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauhkah berkurangnya penjualan
yang masih dapat ditoleransi agar perusahaan tidak menderita rugi dan juga untuk
mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan
terhadap keuntungan yang diperoleh (Jumingan, 2008, hlm. 184).
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang tersebut, sangat penting bagi
manajemen utnuk mengetahui BEP perusahaannya. Dengan mengetahui titik impas)
7
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
produk agar memperoleh keuntungan tertentu. Dari informasi yang diperoleh BBA
belum menerapkan analisis BEP pada perusahaannya. Mengingat pentingnya analisis
BEP bagi perusahaan sebagai salah satu alat bantu perencanaan penjualan dan laba.
Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Metode Break Even Point Terhadap Perencanaan Penjualan Dan Target Laba Pada
Penjualan Restoran Baso Bintang Avon Di Kota Bandung” dengan bertujuan perusahaan dapat mencapai keseimbangan antara perencanaan volume penjualan dan
laba yang baik untuk periode yang akan datang dengan menggunakan analisis BEP.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah:
1. Bagaimanakah biaya operasional penjualan di Baso Bintang Avon kota
Bandung?
2. Bagaimanakah BEP di Baso Bintang Avon kota Bandung?
3. Bagaimanakah penggunaan BEP terhadap pengambilan keputusan penjualan
dan target laba di Baso Bintang Avon kota Bandung?
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka tujuan yang ingin dicapai pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis biaya operasional penjualan di Baso Bintang Avon di kota
Bandung.
2. Menganalisis BEP di Baso Bintang Avon di kota Bandung.
3. Menganalisis penggunaan BEP terhadap keputusan penjualan dan target laba
8
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan
teoritis maupun praktis sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Diharapkan penelitian ini bisa berguna untuk pengembangan pengetahuan
tentang analisis BEP terhadap perencanaan penjualan dan target laba pada
sebuah perusahaan.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang analisis BEP
terhadap perencanaan penjualan dan laba di Baso Bintang Avon di kota
Bandung.
3. Kegunaan bagi perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam menentukan kebijakan
dan perhitungan yang tepat yang tepat dalam meningkatkan penjualan dan
39 Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini di lakukan secara purposive (sengaja) yaitu pada perusahaan yang menyediakan makanan khusus memproduksi dan menjual mie ayam
baso yakni di Baso Bintang Avon yang selanjutnya di singkat BBA. BBA memiliki
dua cabang usaha yang berada di Jl. Ahmad Yani No. 29A Bandung dan Jl. Buahbatu
No.1B Bandung. Kedua restoran tersebut berada dalam naungan produksi yang sama.
Penelitian ini merupakan upaya pengaplikasian analisis BEP dalam pengaruhnya
terhadap keputusan manajemen terhadap perencanaan penjualan dan target laba.
Adapun subjek penelitian yang menjadi independent variable (X) dalam penelitian ini adalah Metode BEP yang mempengaruhi dependent variable (Y1) adalah Penjualan dan (Y2) Target laba.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu pengkajian untuk memperoleh data atau
pemecahan terhadap berbagai masalah penelitian dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Sedangkan metode penelitian menurut Sugiyono ialah (2014, hlm. 2)
“Metode penelitian pada dasarnya yaitu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Untuk memperoleh hasil yang maksimal
perlu digunakan metode penelitian yang tepat yang didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional ialah kegiatan penelitian
yang dilakukan secara masuk akal. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat
diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian
itu menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah dengan menggunakan
metode kuantitatif karena menyajikan rangkuman data atau nilai yang dihitung
41
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam bentuk instrument analisis tabel, yang selanjutnya akan dilakukan penjumlahan
dan prosentase yang kemudian akan disimpulkan. Tujuan dari fokus penelitian yaitu
untuk membatasi masalah yang akan dikaji dalam penelitian, sehingga objek yang
akan diteliti tidak akan meluas. Fokus penelitian ini meliputi:
1. Biaya-biaya yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel.
2. Harga jual adalah harga yang dibebankan kepada konsumen untuk produk yang
dibeli.
3. Volume penjualan adalah jumlah produk yang terjual suatu perusahaan.
4. BEP pada perusahaan.
5. Volume Penjualan dan laba yang ingin ditingkatkan.
3.3 Operasional Variabel
Pengukuran biasanya dilakukan pada penelitian. Dalam melakukan
pengukuran dibutuhkan alat ukur yang biasa disebut instrumen penelitian. Instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial
(variabel penelitian) yang diamati (Sugiyono, 2013, hlm. 102). Cara menyusun
instrument penelitian menurut Sugiyono (2013, hlm. 103), yaitu :
1. Menetapkan variabel penelitian yang meliputi variabel bebas dan variabel terikat.
2. Dari variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya yang akan disajikan dalam
tabel operasionalisasi variabel.
3. Selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur.
4. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau
pernyataan.
Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang akan dibahas sebagai objek
penelitian, yaitu Metode BEP sebagai variabel X, penjualan (Y1) dan target laba
42
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
43
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemungkinan ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2014, hlm. 80).
Populasi dalam penelitiaan ini yaitu manajemen produksi . Sedangkan sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2014, hlm. 81). Sampel dari penelitian ini yaitu data biaya operasional perusahaan,
data penjualan dan harga jual menu yang dapat dijadikan sampel. Karena BBA
memiliki dua cabang perusahaan yakni di Jl.Ahmad Yani No.29A dan Jl.Buahbatu
No.1B Bandung. Menurut informasi hasil wawancara, cabang Jl.Buahbatu baru
berjalan satu tahun lebih yang memiliki naungan satu produksi yang sama. Maka
penulis mengolah data operasional dalam satu tahun yang diambil pada bulan terakhir
dan dibagi menjadi tiga kuartal. Data tersebut diperoleh untuk dijadikan sebagai data
utama dan pembanding untuk dilihat pertumbuhan dan diaplikasikan kedalam analisis
BEPoleh peneliti.
3.5 Jenis Dan Sumber Data
Sumber data yang dibutuhkan penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder yang antara lain di jelaskan sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung
secara empirik secara langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data
berupa observasi, wawancara maupun penyebaran kuesioner kepada sumber data.
Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui fenomena yang terjadi secara
langsung. Wawancara dengan list pertanyaan yang dibuat secara benar untuk
mendapatkan informasi secara langsung seputar perusahaan dan produksi yang
44
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan atau hasil dari penelitian
pihak lain. Adapun data sekunder dari penelitian ini adalah data pendukung dari buku
lain yang diperoleh penulis yang dianggap relevan dengan topik penelitian.
a. Data Umum Perusahaan
Data umum perusahaan meliputi sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, dan fasilitas perusahaan.
b. Data Khusus
Data khusus meliputi data penjualan perusahaan, harga jual produk, data
pendapatan, dan biaya operasional perusahaan.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Menjawab permasalahan dalam penelitian membutuhkan data. Data diperoleh
dari kegiatan pengumpalan data, maka diperlukan alat atau instrumennya. Kegiatan
pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting, karenanya perlu dilakukan
dengan sebaik-baiknya agar kesimpulan yang diperoleh dapat sesuai dengan
kenyataan. Penulis memperoleh data untuk penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Teknik Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang
dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (pastisipatif)
ataupun nonpastisipatif. Dalam melaksanakan observasi ada empat pola yang
dilakukan, yaitu pengamatan secara lengkap, pemeran serta sebagai pengamat,
pengamatan sebagai pemeran serta dan pengamatan penuh. Teknik ini dilakukan
dengan pengamatan secara langsung di BBA kota Bandung yang digunakan sebagai
objek penelitian guna memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
2. Teknik Wawancara
Wawancara digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dari
45
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
responden yang diajukan secara lisan. Teknik ini dilakukan dengan cara tanya jawab
dengan pihak-pihak yang mengetahui mengenai data objek penelitian agar dapat
membantu penulis dalam melengkapi data.
3. Studi Literatur
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data dengan cara membaca dan
mempelajari buku, makalah, jurnal, majalah ilmiah dan lain sebagainya guna
memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori dan konsep BEP, volume
penjulan dan laba yang berkaitan dengan masalah penelitian.
4. Studi Dokumenter
Studi dokumenter yang merupakan metode pengumpulan data pelengkap
untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Penulis
melakukan teknik ini untuk mendapatkan data berdasarkan dokumen yang di
kumpulkan oleh peneliti antara lain yaitu:
1. Data Penjualan (Actual Order).
2. Harga Jual menu makanan perusahaan.
3. Biaya-biaya operasional perusahaan
3.7 Teknik Analisis Data
Untuk mengolah dan menganalisis data yang diperoleh, maka langkah yang
diambil ialah:
1. Menganalisis laporan biaya operasional perusahaan selama satu tahun yang di
bagi menjadi tiga kuartal yaitu pada kuartal I pada bulan Agustus sampai
November, kuartal II pada Desember sampai Maret, dan kuartal III pada bulan
April sampai Juli. Serta data besarnya jumlah pendapatan yang dicapai
perusahaan selama kurun waktu tersebut.
2. Memisahkan seluruh biaya-biaya yang telah diberikan oleh perusahaan menjadi
biaya tetap, biaya semi veriabel, dan biaya variabel.
3. Membuat analisis BEPberdasarkan data penjualan dan biaya tetap maupun biaya
variabel sehingga dapat menghasilkan titik impas, dimana perusahaan tidak
46
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Merencanakan penjualan melalui penentuan penjualan minimal dan mencari batas
aman dengan menggunakan margin of safety. Lalu menentukan target laba periode mendatang yang dikehendaki oleh perusahaan.
3.7.1 Analisis Break Even Point (BEP)
Metode yang dipergunakan untuk menghitung titik impas dalam analisis ini
adalah metode titik impas atas dasar sales dalam rupiah dan titik impas atas dasar unit karena perusahaan yang diteliti berjenis perusahaan manufaktur.
Menentukan titik impas atas dasar sales dalam rupiah (BEP) dapat dicari dengan
rumus:
=
Dimana:
BEP Rp = Penjualan pada titik impas-dalam rupiah
FC = Biaya tetap keseluruhan (fixed cost) VC = Biaya variabel keseluruhan (variabel cost) S = Hasil penjualan keseluruhan
1 = Konstanta
Perhitungan BEPatas dasar unit dapat dilakukan dengan menghitung rumus:
BEP unit = FC/(P-V)
Dimana:
BEP unit = Penjualan pada titik impas-dalam unit
P = Harga jual per unit (sales price per unit)
V = Biaya variabel per unit
3.7.2 Perhitungan BEP Sebagai Dasar Perencanaan Penjualan Dan Target Laba 3.7.2.1 Penjualan Minimal
Besarnya keuntungan yang diinginkan telah ditetapkan atau besarnya resiko
kerugian telah ditetapkan oleh perusahaan, maka dibutuhkan berapa besarnya
47
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keuntungan yang diinginkan tersebut dan begitu sebaliknya. Rumusnya sebagai
berikut:
Penjualan Minimal ( =
Penjualan Minimal ( =
3.7.2.2 Margin Of Safety (MOS)
Setelah melakukan penentuan breakeven point maka perusahaan menentukan
margin of safety. Setelah melakukan penentuan breakeven point maka perusahaan menentukan margin of safety. Margin of Safety ini dapat dinyatakan dalam persentase atau rasio antara penjualan yang dibudjetkan dengan penjualan pada titik
impas, atau dalam persentase atau rasio selisih antara penjualan yang dibudjetkan dan
penjualan pada titik impas dengan penjualan yang di budjetkan menurut Jumingan
(2008, hlm. 213) yang di nyatakan dengan rumus:
1.
2.
Margin of Safety yang tinggi lebih disukai dari pada margin of safety yang rendah karena memberikan informasi pada pihak manajemen berapa besarnya
penurunan volume penjualan yang dapat diterima agar perusahaan tidak menderita
rugi. Persentase batas keamanan tersebut dapat dikaitkan langsung dengan tingkat
keuntungan perusahaan dengan cara mengalikan dengan marginal income ratio atau
contribution margin.
3. Tingkat Keuntungan =
Dengan demikian maka apabila marginal income ratio (P/V rasio) dan persentase keuntungan diketahui maka margin of safety dapat di tentukan dengan rumus:
4. Margin Of Safety =
48
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7.2.3 Perhitungan Target Laba
Target laba merupakan harapan ataupun perencanaan yang diinginkan oleh
perusahaan. Apabila besarnya target laba yang diinginkan dapat diketahui maka
perlulah ditentukan berapa target laba yang didapat dari laba aktual perusahaan lalu
ditambahkan dengan target laba yang diinginkan perusahaan sehingga hasilnya dapat
diketahui. Perhitungan target laba ditentukan dengan rumus:
70 Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam suatu perusahaan terutama perusahaan manufaktur, perencanaan penjualan dan
target laba sangat bergantung terhadap operasional dan produksi perusahaan. Hal
tersebut dapat membantu manajemen dalam perencanaan penjualan dan target laba
yang diinginkan perusahaan pada periode yang akan datang. Kesimpulan penelitian
ini memacu kepada rumusan masalah antara lain adalah biaya operasional penjualan,
analisis BEP dan penggunaan BEPterhadap perencanaan penjualan dan target laba di
Baso Bintang Avon (BBA) kota Bandung.
1. Biaya Operasional Dan Penjualan
Biaya operasional merupakan semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam melakukan kegiatan produksi. Biaya operasional dapat dipisahkan
menjadi biaya tetap, variabel, dan semivariabel. Didapatkan kesimpulan
melalui pertumbuhan biaya variabel pada kuartal I yaitu sebesar
Rp.180,502,953 dan pertumbuhan menurun pada kuartal II sebesar 14,76%.
Pada kuartal III pertumbuhan mengalami penurunan kembali sebesar 1,59%.
Pada biaya tetap pada kuartal I yaitu sebesar Rp.82,068,364 dan terjadi
penurunan pada kuartal II sebesar 6,89%. Pada kuartal III pertumbuhan biaya
tetap mengalami penurunan 13,13%. Biaya operasional secara total pada
kuartal II dan III perusahaan mengalami penurunan. Pada kuartal II
perusahaan mengalami penurunan sebesar 7,99% dan kembali lagi menurun
pada kuartal III sebesar 5,78%. Pada Penjualan didapat kesimpulan yang
dilihat dari pertumbuhan penjualan yakni pada kuartal II pertumbuhan
penjualan mengalami penurunan sebesar 6,27% dan pada kuartal III
71
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Analisis Break Even Point (BEP)
Analisis BEP merupakan analisis perhitungan dimana perusahaan mengetahui
titik impas dimana perusahaan tidak mengalami laba ataupun rugi melalui hasil
BEP dalam rupiah maupun BEP unit atau volume penjualan yang harus
dicapai. Dengan menggunakan data biaya operasional dan penjualan selama
satu tahun terhitung dari bulan Agustus 2014 hingga Juli 2015 yang di bagi
menjadi tiga kuartal, maka dapat kita hitung nilai BEP dalam rupiah dan dalam
unit pada masing-masing kuartal. Selain itu akan didapat juga berapa besar
laba atau rugi yang dicapai oleh perusahaan selama kurun waktu tersebut. Hasil
perhitungan tersebut dapat digunakan dalam menilai seberapa besar
keberhasilan perusahaan dalam mencapai target penjualan atau laba melalui
analisis BEP tersebut.
Dari perhitungan BEP yang dilakukan didapatkan BEP rupiah pada kuartal I
sebesar Rp.172.310.868, kuartal II sebesar Rp.167.497.994, kuartal III sebesar
Rp.158.873.499 dan pada total kuartal yaitu periode 2014-2015 didapat
Rp.498.682.361. Selain itu didapat BEP unit atau titik impas volume penjualan
pada kuartal I sejumlah 6.627 porsi, kuartal II 6.442 porsi, kuartal III di dapat
6.111 porsi dan pada pada total periode 2014-2015 sejumlah 18.184 porsi. Bisa
dilihat penurunan pada BEP Rp kuartal II di bandingkan kuartal I yaitu
menurun sebesar 2,79% dan kuartal III menurun kembali sebesar 5,15%. Pada
BEP unit dapat dilihat penurunan pada kuartal II dibandingkan kuartal I
sebesar 6,27% dan kuartal III menurun kembali sebesar 9,92%. Pada periode
2014-2015 perusahaan mendapat pembuktian BEP dengan laba atau rugi
sebesar 0. Perbandingan BEP yang didapat dengan penjualan perusahaan pada
kuartal I sebesar 50% dan dalam unit sebesar 51%, pada kuartal II sebesar 48%
dalam Rp maupun unit, pada kuartal III dalam Rp sebesar 45% dalam unit
yaitu 55%. Dari rata-rata keseluruhan pada periode 2014-2015 didapat 48%
dalam Rp, dan dalam unit yaitu 54%. Dari hasil tersebut perusahaan bisa
72
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keputusan dalam perencanaan volume penjualan dan laba periode 2015-2016
mendatang.
3. Penggunaan BEPTerhadap Keputusan Penjualan Dan Target Laba.
Analisis BEP dapat juga berfungsi sebagai perencanaan penjualan dan target
laba perusahaan. Untuk mendapatkan laba yang diinginkan manajemen dapat
menentukan penjualan dari penentuan penjualan minimal dan mengetahui batas
aman penjualan pada titik impas. Dari penelitian dihasilkan penjualan minimal
pada pada kuartal I didapat jumlah penjualan minimal sebesar Rp. 207.447.119
dan dalam unit sebesar 8.285 unit, kuartal II didapat jumlah sebesar Rp.
198.654.212 dan dalam unit sebesar 7.938 unit dan pada kuartal III didapat
jumlah sebesar Rp. 214.425.065 dan dalam unit sebesar 7.381. Di rata-ratakan
pada periode 2014-2015 didapat penjualan minimal sebersar Rp.618.455.855
dan dalam unit sebesar 22.387 unit. Setelah mengetahui penjualan minimal
yang telah dihitung perusahaan dapat mengetahui batas keamanan yang
merupakan hubungan antara volume penjualan yang di bujetkan dengan
volume penjualan pada titik impas dan akan diketahui berapa besar volume
penjualan akan turun dengan perhitungan margin of safety (MOS). Didapatkan hasil perhitungan MOS pada kuartal I sebesar 37%, kuartal II 38% kuartal III
33% dan pada periode 2014-2015 sebesar 36%. Berdasarkan penentuan
peningkatan laba dilihat bahwa perusahaan menginginkan target laba sebesar
25% dari penjualan atau laba aktual. Target laba pada kuartal I didapat sebesar
Rp.102.605.854, kuartal II sebesar Rp.101.831.948 dan pada kuartal III
sebesar Rp.79.233.585.
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah dipaparkan, maka saran dari penelitian ini yang
akan diberikan penulis ialah sebagai berikut:
1. Perusahaan hendaknya memperhatikan komponen biaya operasional yang bisa
73
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
forcasting penjualan atau produksi sehingga biaya yang digunakan dapat
teralokasi dan digunakan secara efektif dan efisien. Selain itu perusahaan
dapat merekap pertumbuhan harga bahan baku maupun produk operasional
dan produksi agar dapat diketahui pertumbuhannya dan dijadikan sebagai
pembanding.
2. Perusahaan harus bisa menerapkan dengan tepat biaya variabel dan biaya
tetap dalam melakukan analisis BEP. Selain itu manajemen dapat
meningkatkan kinerjanya pada tahun berikutnya agar target penjualan dan
laba tercapai secara optimal atau melebihi yang ditargetkan melalui
penggunaan biaya secara optimal. Dalam meningkatkan penjualan diperlukan
pemasaran yang baik agar target penjualan yang diharapkan dapat
terealisasikan dengan baik. selain itu biaya operasional dan penjualan beserta
perhitungan analisis BEP, penjualan minimal dan margin of safety (MOS) tahun 2014-2015 dapat digunakan untuk analisis BEP untuk memperoleh
keputusan perencanaan penjualan terbaik yang dapat digunakan perusahaan
dalam upaya peningkatan perolehan laba sehingga dapat memberikan
gambaran kepada perusahaan dalam merencanakan penjualannya pada tahun
2015-2016.
3. Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan masalah perencanaan.
Khususnya mengenai perencanaan penjualan, karena hal tersebut berpengaruh
langsung terhadap perolehan laba. Dalam melakukan perencanaan penjualan
perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan seperti data
historis meliputi kuantitas, kualitas, dan harga. Selain itu kebijakan
perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan seperti penentuan
laba yang diinginkan, pemasaran, kapasitas produksi, tenaga kerja yang
-dimiliki, modal, dan sebagainya yang perlu diperhatikan. Selain itu analisis
BEP yang telah dipaparkan bisa menjadi contoh, maupun sebagai dasar
74
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Untuk merealisasikan target laba dan penjualan yang diinginkan, manajemen
dapat mengembangkan pemasaran yang sangat besar perannya terhadap
pencapaian tersebut. Pemasaran yang tepat dapat dilakukan perusahaan seperti
menetapkan segmentation, targeting dan positioning pasar dengan tepat. Membuat konsep market share dan bauran pemasaran atau marketing mix
73 Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA Buku Sumber
Arief, Abdul Rahman, 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan Dan Restoran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: FakultasEkonomi Universitas Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2015. Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut Pintu Masuk. Jakarta: BPS.
Basu, Swastha. 2004. Pengantar Bisnis Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Basu Swastha. 2005. Manajemen Penjualan, Cetakan ke-duabelas. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.
Bloecher, Edward J, Kung H. Chen, Thomas W. Lin. 2011. Manajemen Biaya Dengan Tekanan Stratejik. Jakarta: Salemba Empat.
BSN. 1995. Standar Nasional Indonesia 01-3818-1995. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya Cost Accounting Buku 2 Edisi 14. Jakarta: Salemba Empat
Dharmesta, Basu Swastha. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Dinas Kebudayaan Dan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat. 2007. Termonologi Kebudayaan Dan Kepariwisataan. Bandung: Dinas Kebudayaan Dan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat.
Djarwanto. 2010. Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE Group.
Hansen, Don R, Maryanne M. Mowen. 2012. Akuntansi Manajerial buku 1 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Herjanto, Eddy. 2003. Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia.
74
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ismayati. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo.
Jumingan, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT.Bumi Aksara
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kusnadi, Zainul Arifin, Moh. Syadeli. 2005. Akuntansi Manajemen (Komprehensif, Tradisional dan Kontemporer). Malang: Universitas Brawijaya.
Kusnadi. 2009. Teori Akutansi. Universitas Brawijaya Malang.
Manawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Marsum, W.A. 2005. Restoran Dan Segala Permasalahan. Yogyakarta: Andi Mulyadi. 2008. Sistem Akutansi. Jakarta: Salemba Empat.
Murwanto, Tri Agus. 2008. Pengujian Hubungan Antara Biaya Pemasaran Terhadap Volume Penjualan. Jakarta: PAPIPTEK-LIPI.
Muslich. 2003. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Bumi Aksara Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE. Simamora, Henry. 2003. Akuntansi Manajemen Edisi II. Jakarta: UPP AMP YKPN. Suarthana. 2006. Manajemen Perhotelan Edisi Kantor Depan. Kuta Utara: Mapindo. Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutarno,2012. Serba-Serbi Maanajemen Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan (Finance Management): Konseptual, Problem & Studi Kasus. Bogor: Ghalia Indonesia.
75
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Welsch, Glenn A, Hillton Ronald W, Gordon Paul. 2000. Anggaran Perencanaan Dan Pengendalian . Penerjemah Anas Sidik. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2013. Akuntansi Biaya Edisi Revisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumber Skripsi/Thesis/Disertasi
Karim, AB Shahrim. 2006. Culinary Tourism As A Destination Atraction: An Empirical Examination Of Destinaton’s Food Image And Information Sources. Thesis. Oklahoma State University.
Pramestyas, Alini Ratih. 2010. Analisis Break Even Point Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Perencanaan Penjualan (Studi Kasus: Hotel Permata Krakatau). Skripsi. Bogor. Departemen Manajemen. IPB.
Prastuti, N. T. 2010. Pengaruh Substitusi Daging Sapi Dengan Kulit Cakar Ayam Terhadap Daya Ikat Air (Dia), Rendemen Dan Kadar Abu Bakso. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Dipunogoro. Semarang.
Renny F, Anastasia. 2006. Penerapan Cost- Volume- Profit Analysis Dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Tahun 2006 Pada PT.X. Skripsi. Bogor. Departemen Manajemen. IPB.
Shenoy, Sajna S. 2005. Food Tourism And The Culinary Tourist. Thesis. Clemson University.
Sunarlim, R. 1992. Karakteristik Mutu Bakso Sapi Dan Pengaruh Penambahan NaCl
dan STTP Terhadap Perbaikan Mutu. Thesis. Program Studi Pasca Sarjana.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sumber Jurnal
Ariyanti, Retno, Rahayu, Sri Mangesti, Dan Husaini, Achmad. 2014. Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen Terhadap Perencanaan Volume Penjualan Dan Laba (Studi Kasus Pada PT. Cakra Guna Cipta Malang Periode 2011-2013). Jurnal. Malang. UBM.
Sumber Undang-Undangan
Undang-undang Republik Indonesia No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan.
76
Yuli Lestari, 2015
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN PENJUALAN DAN TARGET LABA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Undang-undang Kepariwisataan Tahun 2009 Pasal 14.
Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia No.11 Tahun
2014 Tentang Standar Restoran.
Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia No.12 Tahun
2014 Tentang Standar Rumah Makan.
Sumber Internet
Arudam Riyanto (2015) “Pengertian Kuliner”. [online].
Tersedia : http://kanalku.blogspot.in/2015/07/pengertian-kuliner.html?m=1 yang
diakses 28 Oktober 2015
Liputan 6.com. (2015). “Kunjungan Wisman Capai Rekor Tertinggi”. [online].
Tersedia : http://m.liputan6.com/lifestyle/read
/2209594/februari-2015-kunjunngan-wisman-capai-rekor-tertinggi?page=2 yang diakses 10 April 2015.
Informasi Today. (2014). “Potensi Pariwisata Indonesia”. [online]. Tersedia
https://informasi today.wordpress.com/tag/tempat-wisata/ yang diakses 31 April
2015.
Wahyuni,Tri. (2015). “Bandung Kota Terfavorit Wisatawan Se-ASEAN. [online].
Tersedia: