PENGARUH PEMBELAJARAN SEPAKBOLA TERHADAP INTERAKSI
SOSIAL SISWA DI SMP NEGERI 3 LEMBANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
RIDWAN FIRDAUS
0804432
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH PEMBELAJARAN SEPAKBOLA TERHADAP INTERAKSI
SOSIAL SISWA DI SMP NEGERI 3 LEMBANG
Oleh Ridwan Firdaus
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Keseehatan
© Ridwan Firdaus 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Ridwan Firdaus
NIM : 0804432
Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial
Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Dr. Nuryadi, M. Pd. NIP. 197101171998021001
Pembimbing II,
Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M. Ed. NIP. 195003111978101001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
ABSTRAK
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
Ridwan Firdaus*
Kegiatan pembelajaran sepakbola di sekolah, khususnya di SMP Negeri 3 Lembang dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Respon positif yang diberikan siswa pun begitu besar. Akan tetapi siswa SMP Negeri 3 Lembang di lingkungan sekolah maupun luar sekolah sangat kurang dalam berinteraksi, khususnya dalam bekerjasama. Berdasarkan masalah tersebut,
pertanyaan dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat Pengaruh yang signifikan dari Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa?”
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dan sampel yaitu siswa SMP Negeri 3 Lembang yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola sebanyak 30 orang. Teknik sampel yang digunakan yaitu teknik sampel jenuh. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket dan observasi. Pengolahan data dengan menggunakan Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Normalitas, Prosentase, PAP dan Uji-t.
Berdasarkan hasil perhitungan uji signifikansi untuk observasi pembelajaran sepakbola dan interaksi sosial siswa di SMP Negeri 3 Lembang diperoleh thitung =
10,5 dan ttabel = 1,70. Dengan hasil perhitungan tersebut maka dapat dikatakan
signifikan, artinya proses pembelajaran sepakbola di SMP Negeri 3 Lembang berpengaruh terhadap interaksi sosial dengan taraf persentase sebesar 84,22%, ini menandakan bahwa proses pembelajaran sepakbola terhadap interaksi sosial sangat baik.
Saran yang penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah lembaga pendidikan khususnya SMP Negeri 3 Lembang agar lebih meningkatkan lagi peran kegiatan pembelajaran yang bersifat jasmani khususnya pembelajaran sepakbola dalam proses pemberdayaan aspek afektif siswa seperti interaksi sosial siswa.
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
ABSTRACT
The Influence Of Soccer Learning Toward Students’ Social Interaction In SMPN 3 Lembang
Ridwan Firdaus*
The activity of soccer learning in school, particularly in SMPN 3 Lembang is implemented through intracurricular and extracurricular. The positive response which is given by students also so great. But students of SMPN 3 Lembang in school environment as well as out of school is lack in interaction, particularly in
cooperation. Based on this problem, the question in this study is: “Is there
significant influence from Soccer Learning Toward Students’ Social Interaction?” The method of study which is used in this study is experiment method. Population and sample are students of SMPN 3 Lembang who are taking soccer extracurricular as much as 30 people. Sample technique used is saturated sampling population technique. Instrument in this study is questionnaire about social interaction and observation. Data processing by using Validity Test, Reliability Test, Normality Test, Percentage, PAP and Test-t.
Based on calculation result of significance test for observation toward soccer learning and social interaction of SMPN 3 Lembang, it is obtained that tcount = 10.5 and ttable = 1.70. By result of this calculation, it can be said
significant, means the soccer learning process in SMPN 3 Lembang is influential toward social interaction with percentage rate as much as 84.22%. It signify that soccer learning process toward social interaction is very good.
The suggestion from researcher concerned with this study result is it is hoped that education institution particularly SMPN 3 Lembang enhance the role of learning activity which is physical particularly soccer learning in process of
students’ affective aspect empowerment such as students social interaction.
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ………
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah …..….……...………
C. Tujuan Penelitian ……….………...
D. Metode Penelitian ..……….……..
E. Manfaat Penelitian ………....………..………...
BAB II TINJAUAN TEORITIS ...……..
A. Belajar dan Pembelajaran ...
B. Permainan Sepakbola ...
C. Interaksi Sosial ...
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ……….………..
A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian ……….
B. Desain Penelitian ………...………...
C. Definisi Operasional ….………..……….
D. Instrumen Penelitian …...……..
E. Pemantapan Instrumen …...……..
F. Analisis Data ………...…………...
G. Prosedur Pengolahan Data ...
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ………...
A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ..………...…………..
B. Analisis Data ………...……….
C. Diskusi Penemuan …...………..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...………..
A. Kesimpulan ………...………...
B. Saran-saran ………....………...
DAFTAR PUSTAKA ………...………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….
28
28
28
29
30
39
41
41
45
45
46
48
51
51
51
52
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
DAFTAR TABEL
Penilaian Acuan Patokan (PAP) Menggunakan 10 Standar (1-10)...
Penilaian Acuan Patokan (PAP) Menggunakan 5 Standar
(A,B,C,D,E) ...………....
Kisi-kisi Angket .………...………...
Skor Untuk Poin Positif ………...
Skor Untuk Poin Negatif …...………....
Hasil Pengujian Validitas Butir Angket ...
Hasil Uji Validitas ...………...
Hasil Uji Reliabilitas ……...………...
Kriteria Frekwensi Presentase …..………..
Data Hasil Penghitungan Dari Tes Interaksi Sosial Siswa ....……...
Uji Normalitas Interaksi Sosial di SMPN 3 Lembang ...…………...
Hasil Prosentase Interaksi Sosial Pembelajaran Sepakbola
di SMPN 3 Lembang ………...………..………...
Hasil Prosentase Interaksi Sosial Pembelajaran Sepakbola
di SMPN 3 Lembang …...….
Hasil Uji Signifikansi Interaksi Sosial dan Hasil Observasi
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
DAFTAR LAMPIRAN
Jadwal Latihan Sepakbola SMPN 3 Lembang ……….
Rencana Program Latihan Sepakbola SMPN 3 Lembang ……
Uji Coba Angket ………...
Uji Angket ………....
Rekapitulasi Data Observasi (Pre-Test) Pembelajaran
Sepakbola Siswa SMPN 3 Lembang ………
Rekapitulasi Data Observasi (Post-Test) Pembelajaran
Sepakbola Siswa SMPN 3 Lembang ………
Uji Normalitas Lilliefors Interaksi Sosial ……….
Prosentase Interaksi Sosial ………...
Nilai Kritis L untuk Uji Normalitas Lilliefors ………..
Nilai Persentil untuk Distribusi F ……….
Nilai Persentil untuk Distribusi t ………..
Surat Keterangan Pembimbing Skripsi ……….
Surat Izin Penelitian ………..
Surat Keterangan Bukti Penelitian ………
1
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran merupakan kegiatan yang formal yang dilakukan di sekolah.
Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2007:61) menjelaskan bahwa “Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan”. Dalam proses belajar pendidikan jasmani, siswa diberi
pengalaman-pengalaman gerak lewat aktivitas olahraga. Dengan aktivitas olahraga ini
diharapkan akan berkembangnya kemampuan gerak dasar siswa.
Dapatlah dikatakan bahwa pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan
pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu
secara menyeluruh. Namun demikian, perolehan keterampilan dan perkembangan
lainnya yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui
pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk
keterampilan olahraga. Tidaklah mengherankan, apabila banyak pakar yang
meyakini dan mengatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari
pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk
mendidik.
Pendidikan jasmani bukan sekedar pelajaran selingan yang dapat membuat
siswa senang-senang dan bergembira. Karena banyak anggapan bahwa
pembelajaran penjas boleh dilaksanakan secara serampangan. Ini merupakan
gambaran negatif tentang pembelajaran penjas, mulai dari kelemahan proses yang
telah menjadi kebiasaan seperti membiarkan anak bermain sendiri, misalnya
dengan cara menyuruh siswa turun ke lapangan dan menyediakan bola sepak
untuk laki-laki dan bola voli untuk perempuan.
Berbeda halnya jika pendidikan jasmani tersebut dapat di arahkan dengan
baik dan terkonsep dengan matang, maka pendidikan jasmani akan lebih
bermanfaat bagi perkembangan fisik maupun psikis siswa. Sebagaimana
2
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
Mahendra (2009:21) dalam bukunya Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani
menyebutkan:
Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya.
Dengan demikian, jika pendidikan jasmani dilakukan dengan proses yang
baik maka akan di dapat hasil belajar yang baik juga. Tidak hanya membangun
hidup sehat fisik dan mental, tetapi juga mengembangkan perilaku sosial siswa.
Dalam penjas tentu akan memerlukan beberapa interaksi sosial untuk membangun
nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran penjas tersebut.
Pembelajaran penjas telah lama kita kenal, di setiap jenjang pendidikan
pasti dapat ditemui seperti apa dan bagaimana penjas tersebut. Mulai dari tingkat
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) , dan Sekolah Menengah
Atas (SMA), bahkan hingga tingkat Perguruan Tinggi juga selalu terdapat
pembelajaran penjas di dalamnya.
Pendidikan jasmani dianggap penting karena tujuan yang akan dicapainya,
yaitu meningkatkan kebugaran jasmani. Selain itu banyak juga yang berpendapat
lain tentang tujuan dari penjas. Dalam bukunya Asas dan Falsafah Pendidikan
Jasmani (2009:10), Mahendra menyebutkan:
Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui pertisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
3
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.
Dari paparan di atas sangat jelas bahwa banyak tujuan yang harus dicapai
melalui penjas. Semua tujuan tersebut akan mudah dicapai apabila telah
dipersiapkan terlebih dahulu mulai dari rencana pelaksanaan pembelajaran hingga
evaluasi belajar di akhir pembelajaran. Dari pemaparan di atas, Mahendra
(2009:22) lebih meringkas lagi tujuan dari pendidikan jasmani, yaitu:
Memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya.
Pendidikan jasmani merupakan pelajaran yang kompleks, banyak
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya perkembangan motorik saja yang
didapat, tetapi terdapat juga aspek kognitif dan nilai-nilai afektif yang dipelajari.
Adapun tujuan pendidikan jasmani yang sesuai dengan pendidikan nasional. Dalam Mahendra (2009:22), yaitu; “untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya”. Pada tujuan ini perencanaan pembelajaran dibuat dan disesuaikan dengan karakteristik siswa.
Menurut kamus bahasa Indonesia Purwadarminto, karakter diartikan
sebuah tabiat, watak, sifat–sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari orang lain. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama, budaya dan adat istiadat. Karakter merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.
Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh akan membentuk siswa
menjadi pelaku perubahan dalam hidupnya sendiri, yang akan menciptakan
perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan baik, adil, dan manusiawi.
4
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
sekolah. Hartati Widiastuti (2011:43) menjelaskan tujuan dari pendidikan karakter
sebagai berikut:
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan siswa didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Dari pemaparan tujuan di atas dapatlah dikatakan bahwa pendidikan
karakter sangat besar pengaruhnya terhadap hasil pendidikan di sekolah pada
umumnya. Pendidikan karakter juga mempunyai peranan dalam pembentukan
karakter siswa yang akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungannya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan begitu,
pendidikan karakter sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik pengetahuan, keterampilan
maupun sikapnya.
Dalam pembelajaran olahraga sepakbola baik melalui kegiatan
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, siswa tidak saja belajar aspek pengetahuan
(kognitif) dan keterampilan (psikomotor), melainkan ia juga belajar aspek sikap
(afektif), yaitu hal-hal yang berkenaan dengan interaksi siswa yang sering
dilakukannya.
Olahraga sepakbola di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga
yang sudah popular. Hal ini ditandai dengan memasyarakatnya cabang olahraga
sepakbola di kalangan masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
cabang olahraga sepakbola dalam perkembangannya sangatlah kompleks, artinya
perkembangan cabang olahraga sepakbola dapat masuk dalam berbagai lapisan
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan cabang olahraga sepakbola
yang sudah digemari oleh kalangan masyarakat luas mulai dari instansi-instansi
baik swasta ataupun negeri, atau bahkan lapisan masyarakat biasa. Permainan
sepakbola dapat dilakukan di mana serta kapan saja, mulai dari anak-anak sampai
5
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
cabang olahraga sepakbola merupakan olahraga yang murah dan meriah karena
dapat dilakukan dengan sarana serta prasarana yang sederhana.
Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang tergolong dalam
cabang olahraga permainan. Sepakbola itu sendiri merupakan cabang olahraga
permainan yang dimainkan oleh sebuah tim dengan karakteristik bekerjasama
dalam memainkan bola dan bertujuan untuk memasukkan bola
sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, sebaliknya berusaha semaksimal mungkin untuk
menjaga gawang sendiri agar tidak kemasukan bola oleh lawan. Sucipto dkk.
(2000:7) menjelaskan sebagai berikut:
Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya.
Lebih lanjut Sucipto dkk. (2000:7) menjelaskan:
Tujuan permainan sepakbola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawannya dan berusaha menjaga gawangnya sendiri agar tidak kemasukan. Suatu regu dinyatakan menang apabila regu tersebut dapat memasukkan bola terbanyak ke gawang lawannya, dan apabila sama, maka permainan dinyatakan seri/draw.
Tujuan permainan sepakbola adalah memasukkan bola ke gawang lawan
sebanyak-banyaknya melalui penggunaan teknik dan penerapan strategi serta
menjaga gawang sendiri agar tidak kemasukan bola oleh lawan. Dalam permainan
sepakbola, seorang pemain dituntut untuk menguasai teknik permainan sepakbola
antara lain: passing, stopping, dribbling, dan shooting.
Dalam sepakbola bila ditinjau dari aspek afektifnya, banyak hal yang di
harapkan dapat tercapai oleh siswa, diantaranya adalah sikap interaksi antar
individu siswa. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan secara umum yaitu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik pengetahuan, keterampilan
maupun sikapnya.
Peraturan permainan sepakbola yang diterapkan secara sederhana
membuat permainan sepakbola menjadi lebih menarik dan dilakukan tidak saja
6
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
terkandung dalam permainan sepakbola ini nampak dapat diterima dan
dilaksanakan oleh siswa secara sukarela, seperti kerjasama antar individu maupun
kelompok, komunikasi, menghentikan permainan jika terjadi pelanggaran,
menerima kekalahan, dan lain sebagainya.
Kerjasama yang baik antar pemain sepakbola dalam memasukkan bola ke
gawang lawan adalah salah satu pelajaran yang perlu kita perhatikan dari sekian
banyak pelajaran dari permainan sepakbola. Kerjasama yang baik antar pemain
dalam sebuah tim mengajarkan kepada kita kerjasama tim yang baik. Kenyataan
yang sering kali ditemui dalam sebuah tim kita terlalu berambisi menjadi pemain
yang memasukkan bola ke gawang lawan tanpa mau menjadi penyerang, bek
kanan atau kiri, penjaga gawang apa lagi pemain cadangan.
Beberapa kejadian yang penulis saksikan ketika sedang dan setelah
pembelajaran seperti, siswa meninggalkan kelasnya begitu saja setelah
pembelajaran selesai tanpa membereskan ruang kelasnya sehingga keesokan
harinya ketika akan memulai pembelajaran kelas dalam keadaaan tidak bersih.
Peristiwa lain, setelah pembelajaran penjas dan latihan ekstrakurikuler, siswa
tidak membereskan kembali peralatan yang telah dipakai. Peristiwa lain juga
terjadi ketika guru membawa perangkat pembelajaran seperti buku-buku dan
peralatan olahraga, siswa tidak tertarik untuk membantunya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh pembelajaran sepakbola terhadap interaksi sosial
siswa di SMP Negeri 3 Lembang.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Tujuan pendidikan jasmani mencakup perkembangan yang bersifat
menyeluruh meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam hal ini
identifikasi masalah yang diperoleh adalah:
1. Siswa SMP Negeri 3 Lembang dalam berinteraksi dengan orang lain di
lingkungan sekolah maupun luar sekolah dianggap kurang baik, salah satu
peristiwa yang terlihat adalah ketika setelah pulang sekolah siswa
meninggalkan kelasnya dalam keadaan kotor, sehingga ketika akan
7
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
siswa membiarkan seorang guru merapikan peralatan olahraga sendiri
ketika pembelajaran olahraga telah selesai.
2. Penulis bermaksud untuk merubah keterampilan interaksi khusunya
kerjasama siswa ke arah yang lebih baik melalui pembelajaran sepakbola.
Berdasarkan paparan tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran sepakbola berpengaruh terhadap interaksi sosial
siswa di SMP Negeri 3 Lembang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat
serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran sepakbola
dalam pengaruhnya terhadap interaksi sosial siswa. Penelitian ini juga sebagai
masukan bagi sekolah maupun perorangan, seperti guru pendidikan jasmani,
siswa, dan para pembaca mengenai pengaruh pembelajaran sepakbola terhadap
interaksi sosial siswa.
2. Tujuan Khusus
Dalam segala bentuk kegiatan, tujuan merupakan dasar pemikiran yang
paling utama, tanpa adanya tujuan suatu kegiatan tidak akan berjalan lancar.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
pembelajaran sepakbola terhadap interaksi sosial siswa di SMP Negeri 3
Lembang.
D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang interaksi sosial yang
selanjutnya diberikan perlakuan dengan mempelajari, menelaah, dan mengamati
pembelajaran sepakbola dalam pengaruhnnya terhadap interaksi sosial siswa
8
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, peneliti berharap
penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat khususnya:
1. Bagi Peneliti
a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga dapat
dijadikan pengalaman yang lebih berguna baik untuk sekarang maupun di
masa yang akan datang.
b. Dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang pembelajaran
sepakbola dalam pengaruhnya terhadap interaksi sosial siswa.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
a. Dapat menambah khasanah kepustakaan khususnya di Jurusan Pendidikan
Olahraga FPOK UPI.
b. Sebagai bahan penelitian bagi lembaga FPOK UPI Bandung khususnya
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi mengenai
pengaruh pembelajaran sepakbola terhadap interaksi sosial siswa.
c. Untuk kepentingan akademik secara tidak langsung penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan.
d. Sebagai masukan atau informasi dan dapat menambah khasanah
kepustakaan di sekolah khususnya di SMP Negeri 3 Lembang.
3. Bagi Masyarakat Umum
a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh pembelajaran
sepakbola terhadap interaksi sosial siswa.
b. Memperkaya khasanah pendidikan jasmani dan apresiasi masyarakat
28
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian
Jadwal yang terencana dengan baik, sangat menentukan terhadap
kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian. Untuk memperoleh data
yang diharapkan sesuai dengan permasalahan penelitian. Pembelajaran dalam
penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut:
1. Lokasi : Lapangan sepakbola Sinapeul Lembang
Kabupaten Bandung Barat
2. Waktu : Mulai 6 Januari – 5 Februari 2014
Pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan selama lima minggu.
Pembelajaran dilaksanakan tiga kali dalam seminggu yaitu Senin, Rabu, dan
Jumat setiap pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 15.30 WIB.
Dalam menyusun suatu penelitian hingga menganalisis data untuk
mendapatkan gambaran sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan sumber
data. Pada umumnya sumber data pada penelitian disebut populasi dan sampel.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 3 Lembang yang
mengikuti ektrakurikuler.
2.Sampel dalam penelitian ini terdiri dari para pemain putra yang tergabung
dalam ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 3 Lembang berjumlah 30
orang.
3.Sampel tersebut merupakan pemain yang aktif dalam setiap latihan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisis data
agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian,
karena itu desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses
penelitian yang dilakukan. Mengenai definisi desain penelitian Nazir (2005:84), menjelaskan bahwa: “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dalam pelaksanaan penilaian”. Desain penelitian yang
29
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test and Post-test. Di dalam Desain ini
observasi dilakukan dua kali, yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen.
Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen dinotasikan dengan X1, yang
kemudian disebut sebagai pre-test. Sedangkan observasi yang dilakukan sesudah
eksperimen dinotasikan dengan X2, yang kemudian disebut sebagai post-test.
Adapun gambar Pre-test and Post-test Group Design dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Y
Gambar 3.1
Desain Penelitian (Arikunto 2006:85).
Keterangan:
X1 : Pre-test, yaitu tes awal dengan angket tentang interaksi sosial dan observasi
tingkat kerjasama.
Y : Perlakuan atau treatmen (model pembelajaran small sided games)
X2 : Post-test, yaitu tes akhir dengan angket tentang interaksi sosial dan observasi
tingkat kerjasama.
Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan dalam pelaksanaan
penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan terencana.
C. Definisi Operasional
Untuk lebih memahami dan memudahkan istilah-istilah penelitian, maka
penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2005) dalam Juliantine (2013:7) menjelaskan, “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara
aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
2. Sepakbola. Menurut Sucipto dkk. (2000:7) “Sepakbola merupakan
permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan
salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya
30
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang
dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya”.
3. Interaksi Sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, interaksi
didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan, atau saling
mempengaruhi. Dengan demikian, interaksi sosial adalah hubungan timbal
balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dan
individu, antara individu dan kelompok, dan antara kelompok dan
kelompok.
4. Siswa. Desmita (2009:350) menjelaskan, “Siswa atau peserta didik adalah
seseoramg yang secara khusus mengikuti suatu proses pembelajaran
tertentu baik pada lembaga pendidikan formal maupun informal dengan
tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan,
berketerampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak, dan mandiri)”.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendukung kebenaran suatu hipotesis, diperlukan data atau fakta
empirik. Data empirik bisa didapat dengan jalan pengetesan dan pengukuran yang
akan diteliti. Pengetesan dan pengukuran menurut Nurhasan (2000:1), menjelaskan bahwa: “Tes dan pengukuran merupakan suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu obyek yang akan diukur, sedangkan
pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data”.
Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data. Arikunto (2006:149),
menjelaskan pengertian instrument sebagai berikut: “Instrumen penelitian adalah
alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik”. Berkaitan dengan penelitian ini, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk
mengukur tingkat kerjasama siswa dalam interaksi sosial dengan orang lain.
Adapun instrumen penelitian ini adalah dengan menggunakan:
1. Observasi
Nasution dalam Sugiyono (2008:310) menyatakan bahwa, observasi
31
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi.
Kriteria Absolut atau Criterion-Referenced Standard, sering juga disebut
Penilaian Acuan Patokan (PAP). Pendekatan acuan patokan (PAP) ini merupakan
pendekatan evaluasi yang membandingkan proses dan hasil belajar siswa dengan
suatu patokan atau kriteria tertentu yang biasanya telah ditetapkan sebelumnya.
Apabila siswa berhasil mencapai atau melewati patokan tersebut, maka ia
dianggap berhasil atau lulus.
Menurut Suntoda (2010) contoh Penilaian Acuan Patokan (PAP) pada
tabel 3.1 dan 3.2 berikut menunjukkan skor maksimum 80. Batas penguasaan
minimumnya = 50 % - 60 % dengan nilai 6. Norma penilaian 1 – 10 dapat
disusun sebagai berikut:
Tabel 3.1
Penilaian Acuan Patokan (PAP) Menggunakan 10 Standar (1 - 10)
Nilai
Penilaian Acuan Patokan (PAP) Menggunakan 5 Standar (A,B,C,D,E)
Tingkat Penguasaan Rentang Skor Nilai Kategori
80% - 100% 64 ke atas A Baik Sekali
60% - 79% 48 - 63 B Baik
40% - 59% 32 - 47 C Cukup
20% - 39% 16 - 31 D Kurang
19% ke bawah 0 - 15 E Sangat Kurang
Observasi bertujuan untuk mencari dan pengumpulan data dan fakta
32
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
lapangan mengenai pembelajaran sepakbola di SMP Negeri 3 Lembang untuk
memperoleh gambaran mengenai pembelajaran sepakbola.
Observasi merupakan teknik pengumpulan data di mana peneliti
mengadakan pengamatan serta ikut berpartisipasi secara langsung terhadap gejala
subjek yang diteliti. Observasi ini juga digunakan untuk mengetahui lebih jelas
tentang pengaruh pembelajaran sepakbola terhadap interaksi sosial siswa di SMP
Negeri 3 Lembang.
2. Angket
Sehubungan dengan angket atau kuesioner dijelaskan oleh Sugiyono
(2010:199) sebagai berikut: “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel yang
dijabarkan melalui sub komponen, indikator-indikator dan pertanyaan. Butir-butir
pertanyaan atau pernyataan itu merupakan gambaran tentang interaksi sosial
siswa. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.
Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan atau
pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya
diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang
dikemukakan oleh responden di dasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal
yang dialaminya.
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup
masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan
penyusunan spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk
33
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket
Variabel Sub Variabel Indikator No. Soal
(+) (-) Interaksi sosial 1. Kerjasama
2. Mempengaruhi
3. Mengubah
4. Persaingan
5. Perpaduan
a. Mempunyai tujuan yang sama
b. Saling memberi atau menerima pengaruh c. Kesediaan untuk
membantu
a. Pembentukan norma kelompok
b. Pembentukan norma susila c. Pembentukan prasangka
a. Saling berusaha untuk mencapai keuntungan c. Toleransi dalam kelompok
14
Indikator-indikator yang telah dirumuskan dalam bentuk kisi-kisi tersebut
selanjutnya dijadikan menjadi butir-butir pernyataan atau soal angket tersebut.
Sedangkan penilaian dari alternaitif jawaban yang tersedia, penulis menggunakan
skala sikap, yaitu skala Likert untuk angket kerjasama dalam interaksi sosial,
mengenai hal ini Sugiyono (2008:93) mengatakan:
34
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis
menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut: Kategori untuk setiap butir
pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak
Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap pernyataan negatif,
yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat
Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran dalam tabel 3.4 dan 3.5.
Tabel 3.4
Skor Untuk Poin Positif
Jawaban Skor
SS (Sangat Setuju ) 5
S ( Setuju) 4
R (Ragu) 3
TS (Tidak Setuju) 2
STS (sangat Tidak Setuju) 1
Tabel 3.5
Skor Untuk Poin Negatif
Jawaban Skor
SS (Sangat Setuju ) 1
S ( Setuju) 2
R (Ragu) 3
TS (Tidak Setuju) 4
STS (Sangat Tidak Setuju) 5
Butir-butir soal atau pernyataan yang diberikan penulis kepada responden
berjumlah 30 soal pernyataan untuk tes kerjasama dalam interaksi sosial. Butir
soal atau pernyataan-pernyataan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan
yang ingin dipecahakan, yaitu tingkat interaksi sosial dalam pembelajaran
35
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
Uji Coba Angket
Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat
validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba
angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan
sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.
Uji coba angket ini dilaksanakan terhadap siswa pada tanggal 29
November 2014. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian
sebanyak 30 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis
memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.
Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas
instrumen tersebut adalah:
1. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara
skor tertinggi dan terendah.
2. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut
kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang
memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.
3. Mencari nilai rata-rata (X) setiap butir pernyataan kelompok atas dan nilai
rata-rata (X) setiap butir kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:
∑
Keterangan:
= Skor rata-rata yang dicari
∑ = Jumlah skor yang didapat = Jumlah responden
4. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan kelompok atas dan
kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:
36
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
Keterangan:
S = Simpangan baku yang dicari
∑( ) = Jumlah skor dikurangi rata-rata yang dikuadratkan
= Jumlah sampel dikurangi satu
5. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
S2 = varians gabungan
S1 = Simpangan baku kelompok satu
S2 = Simpangan baku kelompok dua
n = sampel
6. Mencari nilai t-hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus sebagai
berikut:
t = √
Keterangan:
t = nilai t yang dicari
= rata-rata suatu kelompok
S = Simpangan baku gabungan
n = Jumlah sampel
7. Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel dalam taraf
nyata 0.05 atau dengan tingkat kepercayaan 95%. Instrumen penelitian ini
memiliki tingkat kebebasan n1+ n2 – 2 = 11 + 11 – 2 = 20, nilai t-tabel
menunjukkan harga 1.72.
Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan
pendekatan signifikansi, yaitu jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel
maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul (n1-1) Si
2
+ (n2 -1) S2 2
S2 =
37
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
data, tetapi jika sebaliknya, jika t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka pernyataan
tersebut tidak signifikan, dengan kata lain pernyataan tersebut tidak dapat
dijadikan sebagai alat pengumpul data. Adapun hasil uji validitas angket dapat
dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Butir Angket t-tabel (dk = 20 dan = 0.05) =1.72
Berdasarkan Tabel 3.6 menunjukkan bahwa butir angket yang berjumlah
30 butir soal ternyata 2 butir soal tidak valid dan selebihnya yaitu 28 butir soal
valid sehingga dijadikan sebagai alat pengumpul data.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, penulis melakukan
38
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
1. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor
genap dan bernomor ganjil.
2. Skor dari butir pernyataan yang bernomor genap dikelompokkan menjadi
variabel x dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dijadikan
variabel y.
3. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor genap
dengan butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan menggunakan
rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi yang dicari
XY = jumlah perkalian skor x dan skor y
X = jumlah skor x
Y = jumlah skor y
n = jumlah banyaknya soal
4. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus
Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:
2 .r xy
1+r xy rii =
Keterangan:
rii = koefisien yang dicari
2. r = dua kali koefisien korelasi
1 + r = satu tambah koefisien korelasi
5. Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh Sudjana (2001) sebagai berikut:
n XY – (X) (Y)
rxy = (n (X2) – (X)2 ) (n (Y2) – (Y)2)
r n - 2 t =
39
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
Keterangan:
t = nilai t-hitung yang dicari
r = koefisien seluruh tes
n - 2 = Jumlah soal/pernyataan dikurangi dua
Instrument penelitian untuk variabel ini belum baku sehingga perlu diukur
validitas dan realibilitasnya. Karena untuk menggunakan instrumen dalam
penelitian sangat diperlukan instrumen yang mempunyai validiitas dan reliabilitas
tinggi agar instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Seperti
yang dikemukakan oleh Nurhasan (2007:23) bahwa “…suatu tes dikatakan sahih apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur”. Analisis validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban.
2. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden.
3. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total masing-masing item
pernyataan.
4. Menghitung harga korelasi setiap butir dengan rumus Pearson Product
Moment.
5. Membandingkan skor yang didapat dengan (dk) populasi, t hitung yang
didapat dengan t tabel.
6. Menghitung relebilitas soal dengan menggunakan rumus spermen brown,
yakni menjumlahka skor ganjil dengan skor genap.
E. Pemantapan Instrumen
Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa dalam
penelitian yang penulis lakukan terdapat variabel yang belum memiliki instrumen
atau alat ukur yang baku yaitu variabel interaksi sosial sehingga perlu dilakukan
pengujian sebelum melakukan pengambilan data. Hal ini bertujuan supaya
instrumen yang digunakan merupakan instrumen yang valid dan reliabel. Dalam
uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada variabel
40
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
=28, diketahui signifikansi untuk α = 0,05 dengan uji satu pihak maka diperoleh
t-tabel = 1,684. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Untuk menguji validitas item instrumen ini penulis menggunakan metode
perhitungan korelasi product-moment, dengan rekapitulasi hasil uji coba
instrumen dengan tujuan untuk mengetahui validitas item untuk variabel Interaksi
sosial adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas
No. Variabel
Jumlah item
Sebelum
uji coba Valid
1 Interaksi sosial pembelajaran Sepakbola 30 28
Berdasarkan Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa dari hasil uji coba instrumen
berupa angket atau kuesioner pada variabel Interaksi sosial pembelajaran
sepakbola terdapat 2 item pernyataan yang tidak valid dari jumlah keseluruhan 30
item sehingga item pernyataan yang dapat digunakan untuk pengambilan data
pada saat penelitian adalah 28 item pernyataan. Karena dalam sebuah penelitian
jumlah item yang tidak valid harus dibuang dan item yang valid digunakan
sebagai instrumen penelitian yang sebenarnya. (Data uji coba instrumen
terlampir).
2. Uji Reliabilitas
Selain uji validitas, instrumen atau alat ukur perlu dilihat tingkat
reliabilitasnya. Untuk mengetahui kereliabelan suatu instrumen penelitian yaitu
dengan membandingkan antara rtabel dengan rhitung, yaitu jika rhitung lebih besar dari
rtabel ini berarti nilai instrumen tersebut memiliki tingkat keterandalan yang baik
(Arikunto, 2010:276). Dan hasil uji reliabilitas instrumen dari variabel
41
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel rhitung Keterangan
1 Interaksi sosial Pembelajaran
Sepakbola (X) 0,823 Reliabel
Berdasarkan tabel 3.8 kita dapat melihat bahwa nilai untuk uji reliabilitas
variabel Interaksi sosial pembelajaran sepakbola adalah reliabel. (Data uji coba
instrument reliabilitas terlampir).
F. Analisis Data
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, pada saat
data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yang penulis lakukan yaitu
dengan menganalisis data tersebut menggunakan software Spss v.20.
G. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya
adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah
pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus
dari Sujana (2001) sebagai berikut:
Xi
X = n
Keterangan:
X = Skor rata-rata yang dicari
Xi = Nilai data
= Jumlah
n = Jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Sudjana (2001) sebagai
berikut:
42
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
Keterangan:
S = Simpangan baku yang dicari
n = Jumlah sampel
∑( ) = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors.
Prosedur yang digunakan menurut Sujana (2001) adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn
dengan menggunakan rumus:
Xi – X Z1 =
S
(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari
sampel).
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … Zn Zi. Jika proporsi ini
dinyatakan S(Zi), maka:
Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi
S (Zi) =
n
d. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo
dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang
dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh
dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya
hipotesis nol diterima.
4. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2001)
43
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
F =
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari
F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (α)
= 0,05.
5. Menghitung Prosentase Gambaran Alternatif Jawaban
Menghitung prosentase gambaran alternatif jawaban dengan menggunakan
rumus:
Setelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk
mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih
parameter yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:246), dengan menafsirkan
kriteria penilaian presentase sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kriteria Frekwensi Presentase
Rentang Nilai Kriteria
76 – 100% Baik
56 – 75% Cukup
40 – 55% Kurang Baik
< 40% Tidak Baik
6. Pengujian signifikansi peningkatan hasil pembelajaran, menggunakan uji t
dengan rumus dari Sudjana (2001) sebagai berikut:
n s X
44
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
Keterangan:
S = Simpangan baku
µo = Rata-rata nilai pretest
n = Jumlah Sampel
X = Rata-rata nilai post test
Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > t1 – α.
51
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah “pembalajaran sepakbola berpengaruh terhadap interaksi
sosial siswa di SMP Negeri 3 Lembang”.
B. Saran
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran yang bersifat jasmani khususnya pembelajaran
sepakbola dalam proses pemberdayaan aspek afektif siswa seperti interaksi
sosial siswa harus lebih ditekankan oleh setiap guru penjas di sekolah.
2. Rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang aspek-aspek
sosiologis dari kegiatan olahraga sebaiknya melakukan pengkajian
terhadap berbagai nilai sosial dalam olahraga diantaranya kerjasama,
fair-play dan sportivitas.
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan
penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian
yang lebih mendalam.
52
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bandung: Angkasa.
B.R. Hergenhahn & Matthew H. Olson Dialihbahasakan oleh Triwibowo B.S Theories of learning edisi ketujuh kencana prenada media group jakarta.
Desmita, (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung.
Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung. PT Refika Aditama.
Hamalik, Oemar. (19995). Metode Belajar Dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Ibrahim, Rusli. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Juliantine, dkk. (2013). Modul Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.
Mahendra, Agus. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung FPOK UPI.
Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia indonesia.
Nurhasan (2000). Tes dan Pengukuran Keolahragaan, Bandung: FPOK UPI.
Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Subardjah, Herman. (1999). Psikologi Olahraga. Depdiknas.
Sucipto. (2000). Teori dan Praktek Sepakbola. Bandung: FPOK UPI.
53
Ridwan Firdaus, 2014
Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suntoda, Andi. (2010). Tes, Pengukuran Dan Evaluasi Dalam Cabang Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Metodologi Ilmiah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI.
Uno, B, Hamzah. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Widiastuti, Hartati. (2012). Peran Guru Dalam Membentuk Siswa Berkarakter.