• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN SEPAKBOLA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SISWA DI SMP NEGERI 3 LEMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN SEPAKBOLA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SISWA DI SMP NEGERI 3 LEMBANG."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN SEPAKBOLA TERHADAP INTERAKSI

SOSIAL SISWA DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

RIDWAN FIRDAUS

0804432

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PEMBELAJARAN SEPAKBOLA TERHADAP INTERAKSI

SOSIAL SISWA DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

Oleh Ridwan Firdaus

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Keseehatan

© Ridwan Firdaus 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ridwan Firdaus

NIM : 0804432

Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial

Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Dr. Nuryadi, M. Pd. NIP. 197101171998021001

Pembimbing II,

Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M. Ed. NIP. 195003111978101001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

ABSTRAK

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

Ridwan Firdaus*

Kegiatan pembelajaran sepakbola di sekolah, khususnya di SMP Negeri 3 Lembang dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Respon positif yang diberikan siswa pun begitu besar. Akan tetapi siswa SMP Negeri 3 Lembang di lingkungan sekolah maupun luar sekolah sangat kurang dalam berinteraksi, khususnya dalam bekerjasama. Berdasarkan masalah tersebut,

pertanyaan dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat Pengaruh yang signifikan dari Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa?”

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dan sampel yaitu siswa SMP Negeri 3 Lembang yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola sebanyak 30 orang. Teknik sampel yang digunakan yaitu teknik sampel jenuh. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket dan observasi. Pengolahan data dengan menggunakan Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Normalitas, Prosentase, PAP dan Uji-t.

Berdasarkan hasil perhitungan uji signifikansi untuk observasi pembelajaran sepakbola dan interaksi sosial siswa di SMP Negeri 3 Lembang diperoleh thitung =

10,5 dan ttabel = 1,70. Dengan hasil perhitungan tersebut maka dapat dikatakan

signifikan, artinya proses pembelajaran sepakbola di SMP Negeri 3 Lembang berpengaruh terhadap interaksi sosial dengan taraf persentase sebesar 84,22%, ini menandakan bahwa proses pembelajaran sepakbola terhadap interaksi sosial sangat baik.

Saran yang penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah lembaga pendidikan khususnya SMP Negeri 3 Lembang agar lebih meningkatkan lagi peran kegiatan pembelajaran yang bersifat jasmani khususnya pembelajaran sepakbola dalam proses pemberdayaan aspek afektif siswa seperti interaksi sosial siswa.

(5)

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

ABSTRACT

The Influence Of Soccer Learning Toward Students’ Social Interaction In SMPN 3 Lembang

Ridwan Firdaus*

The activity of soccer learning in school, particularly in SMPN 3 Lembang is implemented through intracurricular and extracurricular. The positive response which is given by students also so great. But students of SMPN 3 Lembang in school environment as well as out of school is lack in interaction, particularly in

cooperation. Based on this problem, the question in this study is: “Is there

significant influence from Soccer Learning Toward Students’ Social Interaction?” The method of study which is used in this study is experiment method. Population and sample are students of SMPN 3 Lembang who are taking soccer extracurricular as much as 30 people. Sample technique used is saturated sampling population technique. Instrument in this study is questionnaire about social interaction and observation. Data processing by using Validity Test, Reliability Test, Normality Test, Percentage, PAP and Test-t.

Based on calculation result of significance test for observation toward soccer learning and social interaction of SMPN 3 Lembang, it is obtained that tcount = 10.5 and ttable = 1.70. By result of this calculation, it can be said

significant, means the soccer learning process in SMPN 3 Lembang is influential toward social interaction with percentage rate as much as 84.22%. It signify that soccer learning process toward social interaction is very good.

The suggestion from researcher concerned with this study result is it is hoped that education institution particularly SMPN 3 Lembang enhance the role of learning activity which is physical particularly soccer learning in process of

students’ affective aspect empowerment such as students social interaction.

(6)

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ………

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah …..….……...………

C. Tujuan Penelitian ……….………...

D. Metode Penelitian ..……….……..

E. Manfaat Penelitian ………....………..………...

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...……..

A. Belajar dan Pembelajaran ...

B. Permainan Sepakbola ...

C. Interaksi Sosial ...

(7)

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ……….………..

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian ……….

B. Desain Penelitian ………...………...

C. Definisi Operasional ….………..……….

D. Instrumen Penelitian …...……..

E. Pemantapan Instrumen …...……..

F. Analisis Data ………...…………...

G. Prosedur Pengolahan Data ...

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ………...

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ..………...…………..

B. Analisis Data ………...……….

C. Diskusi Penemuan …...………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...………..

A. Kesimpulan ………...………...

B. Saran-saran ………....………...

DAFTAR PUSTAKA ………...………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….

28

28

28

29

30

39

41

41

45

45

46

48

51

51

51

52

(8)

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

DAFTAR TABEL

Penilaian Acuan Patokan (PAP) Menggunakan 10 Standar (1-10)...

Penilaian Acuan Patokan (PAP) Menggunakan 5 Standar

(A,B,C,D,E) ...………....

Kisi-kisi Angket .………...………...

Skor Untuk Poin Positif ………...

Skor Untuk Poin Negatif …...………....

Hasil Pengujian Validitas Butir Angket ...

Hasil Uji Validitas ...………...

Hasil Uji Reliabilitas ……...………...

Kriteria Frekwensi Presentase …..………..

Data Hasil Penghitungan Dari Tes Interaksi Sosial Siswa ....……...

Uji Normalitas Interaksi Sosial di SMPN 3 Lembang ...…………...

Hasil Prosentase Interaksi Sosial Pembelajaran Sepakbola

di SMPN 3 Lembang ………...………..………...

Hasil Prosentase Interaksi Sosial Pembelajaran Sepakbola

di SMPN 3 Lembang …...….

Hasil Uji Signifikansi Interaksi Sosial dan Hasil Observasi

(9)

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(10)

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

DAFTAR LAMPIRAN

Jadwal Latihan Sepakbola SMPN 3 Lembang ……….

Rencana Program Latihan Sepakbola SMPN 3 Lembang ……

Uji Coba Angket ………...

Uji Angket ………....

Rekapitulasi Data Observasi (Pre-Test) Pembelajaran

Sepakbola Siswa SMPN 3 Lembang ………

Rekapitulasi Data Observasi (Post-Test) Pembelajaran

Sepakbola Siswa SMPN 3 Lembang ………

Uji Normalitas Lilliefors Interaksi Sosial ……….

Prosentase Interaksi Sosial ………...

Nilai Kritis L untuk Uji Normalitas Lilliefors ………..

Nilai Persentil untuk Distribusi F ……….

Nilai Persentil untuk Distribusi t ………..

Surat Keterangan Pembimbing Skripsi ……….

Surat Izin Penelitian ………..

Surat Keterangan Bukti Penelitian ………

(11)

1

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran merupakan kegiatan yang formal yang dilakukan di sekolah.

Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2007:61) menjelaskan bahwa “Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan

pendidikan”. Dalam proses belajar pendidikan jasmani, siswa diberi

pengalaman-pengalaman gerak lewat aktivitas olahraga. Dengan aktivitas olahraga ini

diharapkan akan berkembangnya kemampuan gerak dasar siswa.

Dapatlah dikatakan bahwa pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan

pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu

secara menyeluruh. Namun demikian, perolehan keterampilan dan perkembangan

lainnya yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui

pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk

keterampilan olahraga. Tidaklah mengherankan, apabila banyak pakar yang

meyakini dan mengatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari

pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk

mendidik.

Pendidikan jasmani bukan sekedar pelajaran selingan yang dapat membuat

siswa senang-senang dan bergembira. Karena banyak anggapan bahwa

pembelajaran penjas boleh dilaksanakan secara serampangan. Ini merupakan

gambaran negatif tentang pembelajaran penjas, mulai dari kelemahan proses yang

telah menjadi kebiasaan seperti membiarkan anak bermain sendiri, misalnya

dengan cara menyuruh siswa turun ke lapangan dan menyediakan bola sepak

untuk laki-laki dan bola voli untuk perempuan.

Berbeda halnya jika pendidikan jasmani tersebut dapat di arahkan dengan

baik dan terkonsep dengan matang, maka pendidikan jasmani akan lebih

bermanfaat bagi perkembangan fisik maupun psikis siswa. Sebagaimana

(12)

2

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

Mahendra (2009:21) dalam bukunya Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani

menyebutkan:

Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya.

Dengan demikian, jika pendidikan jasmani dilakukan dengan proses yang

baik maka akan di dapat hasil belajar yang baik juga. Tidak hanya membangun

hidup sehat fisik dan mental, tetapi juga mengembangkan perilaku sosial siswa.

Dalam penjas tentu akan memerlukan beberapa interaksi sosial untuk membangun

nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran penjas tersebut.

Pembelajaran penjas telah lama kita kenal, di setiap jenjang pendidikan

pasti dapat ditemui seperti apa dan bagaimana penjas tersebut. Mulai dari tingkat

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) , dan Sekolah Menengah

Atas (SMA), bahkan hingga tingkat Perguruan Tinggi juga selalu terdapat

pembelajaran penjas di dalamnya.

Pendidikan jasmani dianggap penting karena tujuan yang akan dicapainya,

yaitu meningkatkan kebugaran jasmani. Selain itu banyak juga yang berpendapat

lain tentang tujuan dari penjas. Dalam bukunya Asas dan Falsafah Pendidikan

Jasmani (2009:10), Mahendra menyebutkan:

Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

 Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.

 Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.

 Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.

 Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui pertisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

(13)

3

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

 Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.

Dari paparan di atas sangat jelas bahwa banyak tujuan yang harus dicapai

melalui penjas. Semua tujuan tersebut akan mudah dicapai apabila telah

dipersiapkan terlebih dahulu mulai dari rencana pelaksanaan pembelajaran hingga

evaluasi belajar di akhir pembelajaran. Dari pemaparan di atas, Mahendra

(2009:22) lebih meringkas lagi tujuan dari pendidikan jasmani, yaitu:

Memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya.

Pendidikan jasmani merupakan pelajaran yang kompleks, banyak

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya perkembangan motorik saja yang

didapat, tetapi terdapat juga aspek kognitif dan nilai-nilai afektif yang dipelajari.

Adapun tujuan pendidikan jasmani yang sesuai dengan pendidikan nasional. Dalam Mahendra (2009:22), yaitu; “untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya”. Pada tujuan ini perencanaan pembelajaran dibuat dan disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Menurut kamus bahasa Indonesia Purwadarminto, karakter diartikan

sebuah tabiat, watak, sifat–sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dari orang lain. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku

manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama

manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,

perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata

krama, budaya dan adat istiadat. Karakter merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau

budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.

Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh akan membentuk siswa

menjadi pelaku perubahan dalam hidupnya sendiri, yang akan menciptakan

perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan baik, adil, dan manusiawi.

(14)

4

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

sekolah. Hartati Widiastuti (2011:43) menjelaskan tujuan dari pendidikan karakter

sebagai berikut:

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan siswa didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Dari pemaparan tujuan di atas dapatlah dikatakan bahwa pendidikan

karakter sangat besar pengaruhnya terhadap hasil pendidikan di sekolah pada

umumnya. Pendidikan karakter juga mempunyai peranan dalam pembentukan

karakter siswa yang akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di

lingkungannya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan begitu,

pendidikan karakter sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik pengetahuan, keterampilan

maupun sikapnya.

Dalam pembelajaran olahraga sepakbola baik melalui kegiatan

intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, siswa tidak saja belajar aspek pengetahuan

(kognitif) dan keterampilan (psikomotor), melainkan ia juga belajar aspek sikap

(afektif), yaitu hal-hal yang berkenaan dengan interaksi siswa yang sering

dilakukannya.

Olahraga sepakbola di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga

yang sudah popular. Hal ini ditandai dengan memasyarakatnya cabang olahraga

sepakbola di kalangan masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

cabang olahraga sepakbola dalam perkembangannya sangatlah kompleks, artinya

perkembangan cabang olahraga sepakbola dapat masuk dalam berbagai lapisan

masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan cabang olahraga sepakbola

yang sudah digemari oleh kalangan masyarakat luas mulai dari instansi-instansi

baik swasta ataupun negeri, atau bahkan lapisan masyarakat biasa. Permainan

sepakbola dapat dilakukan di mana serta kapan saja, mulai dari anak-anak sampai

(15)

5

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

cabang olahraga sepakbola merupakan olahraga yang murah dan meriah karena

dapat dilakukan dengan sarana serta prasarana yang sederhana.

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang tergolong dalam

cabang olahraga permainan. Sepakbola itu sendiri merupakan cabang olahraga

permainan yang dimainkan oleh sebuah tim dengan karakteristik bekerjasama

dalam memainkan bola dan bertujuan untuk memasukkan bola

sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, sebaliknya berusaha semaksimal mungkin untuk

menjaga gawang sendiri agar tidak kemasukan bola oleh lawan. Sucipto dkk.

(2000:7) menjelaskan sebagai berikut:

Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya.

Lebih lanjut Sucipto dkk. (2000:7) menjelaskan:

Tujuan permainan sepakbola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawannya dan berusaha menjaga gawangnya sendiri agar tidak kemasukan. Suatu regu dinyatakan menang apabila regu tersebut dapat memasukkan bola terbanyak ke gawang lawannya, dan apabila sama, maka permainan dinyatakan seri/draw.

Tujuan permainan sepakbola adalah memasukkan bola ke gawang lawan

sebanyak-banyaknya melalui penggunaan teknik dan penerapan strategi serta

menjaga gawang sendiri agar tidak kemasukan bola oleh lawan. Dalam permainan

sepakbola, seorang pemain dituntut untuk menguasai teknik permainan sepakbola

antara lain: passing, stopping, dribbling, dan shooting.

Dalam sepakbola bila ditinjau dari aspek afektifnya, banyak hal yang di

harapkan dapat tercapai oleh siswa, diantaranya adalah sikap interaksi antar

individu siswa. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan secara umum yaitu

meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik pengetahuan, keterampilan

maupun sikapnya.

Peraturan permainan sepakbola yang diterapkan secara sederhana

membuat permainan sepakbola menjadi lebih menarik dan dilakukan tidak saja

(16)

6

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

terkandung dalam permainan sepakbola ini nampak dapat diterima dan

dilaksanakan oleh siswa secara sukarela, seperti kerjasama antar individu maupun

kelompok, komunikasi, menghentikan permainan jika terjadi pelanggaran,

menerima kekalahan, dan lain sebagainya.

Kerjasama yang baik antar pemain sepakbola dalam memasukkan bola ke

gawang lawan adalah salah satu pelajaran yang perlu kita perhatikan dari sekian

banyak pelajaran dari permainan sepakbola. Kerjasama yang baik antar pemain

dalam sebuah tim mengajarkan kepada kita kerjasama tim yang baik. Kenyataan

yang sering kali ditemui dalam sebuah tim kita terlalu berambisi menjadi pemain

yang memasukkan bola ke gawang lawan tanpa mau menjadi penyerang, bek

kanan atau kiri, penjaga gawang apa lagi pemain cadangan.

Beberapa kejadian yang penulis saksikan ketika sedang dan setelah

pembelajaran seperti, siswa meninggalkan kelasnya begitu saja setelah

pembelajaran selesai tanpa membereskan ruang kelasnya sehingga keesokan

harinya ketika akan memulai pembelajaran kelas dalam keadaaan tidak bersih.

Peristiwa lain, setelah pembelajaran penjas dan latihan ekstrakurikuler, siswa

tidak membereskan kembali peralatan yang telah dipakai. Peristiwa lain juga

terjadi ketika guru membawa perangkat pembelajaran seperti buku-buku dan

peralatan olahraga, siswa tidak tertarik untuk membantunya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh pembelajaran sepakbola terhadap interaksi sosial

siswa di SMP Negeri 3 Lembang.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Tujuan pendidikan jasmani mencakup perkembangan yang bersifat

menyeluruh meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam hal ini

identifikasi masalah yang diperoleh adalah:

1. Siswa SMP Negeri 3 Lembang dalam berinteraksi dengan orang lain di

lingkungan sekolah maupun luar sekolah dianggap kurang baik, salah satu

peristiwa yang terlihat adalah ketika setelah pulang sekolah siswa

meninggalkan kelasnya dalam keadaan kotor, sehingga ketika akan

(17)

7

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

siswa membiarkan seorang guru merapikan peralatan olahraga sendiri

ketika pembelajaran olahraga telah selesai.

2. Penulis bermaksud untuk merubah keterampilan interaksi khusunya

kerjasama siswa ke arah yang lebih baik melalui pembelajaran sepakbola.

Berdasarkan paparan tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran sepakbola berpengaruh terhadap interaksi sosial

siswa di SMP Negeri 3 Lembang?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat

serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran sepakbola

dalam pengaruhnya terhadap interaksi sosial siswa. Penelitian ini juga sebagai

masukan bagi sekolah maupun perorangan, seperti guru pendidikan jasmani,

siswa, dan para pembaca mengenai pengaruh pembelajaran sepakbola terhadap

interaksi sosial siswa.

2. Tujuan Khusus

Dalam segala bentuk kegiatan, tujuan merupakan dasar pemikiran yang

paling utama, tanpa adanya tujuan suatu kegiatan tidak akan berjalan lancar.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara

pembelajaran sepakbola terhadap interaksi sosial siswa di SMP Negeri 3

Lembang.

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Penelitian

ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang interaksi sosial yang

selanjutnya diberikan perlakuan dengan mempelajari, menelaah, dan mengamati

pembelajaran sepakbola dalam pengaruhnnya terhadap interaksi sosial siswa

(18)

8

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, peneliti berharap

penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat khususnya:

1. Bagi Peneliti

a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga dapat

dijadikan pengalaman yang lebih berguna baik untuk sekarang maupun di

masa yang akan datang.

b. Dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang pembelajaran

sepakbola dalam pengaruhnya terhadap interaksi sosial siswa.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

a. Dapat menambah khasanah kepustakaan khususnya di Jurusan Pendidikan

Olahraga FPOK UPI.

b. Sebagai bahan penelitian bagi lembaga FPOK UPI Bandung khususnya

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi mengenai

pengaruh pembelajaran sepakbola terhadap interaksi sosial siswa.

c. Untuk kepentingan akademik secara tidak langsung penelitian ini

diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan.

d. Sebagai masukan atau informasi dan dapat menambah khasanah

kepustakaan di sekolah khususnya di SMP Negeri 3 Lembang.

3. Bagi Masyarakat Umum

a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh pembelajaran

sepakbola terhadap interaksi sosial siswa.

b. Memperkaya khasanah pendidikan jasmani dan apresiasi masyarakat

(19)

28

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

Jadwal yang terencana dengan baik, sangat menentukan terhadap

kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian. Untuk memperoleh data

yang diharapkan sesuai dengan permasalahan penelitian. Pembelajaran dalam

penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut:

1. Lokasi : Lapangan sepakbola Sinapeul Lembang

Kabupaten Bandung Barat

2. Waktu : Mulai 6 Januari – 5 Februari 2014

Pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan selama lima minggu.

Pembelajaran dilaksanakan tiga kali dalam seminggu yaitu Senin, Rabu, dan

Jumat setiap pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 15.30 WIB.

Dalam menyusun suatu penelitian hingga menganalisis data untuk

mendapatkan gambaran sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan sumber

data. Pada umumnya sumber data pada penelitian disebut populasi dan sampel.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 3 Lembang yang

mengikuti ektrakurikuler.

2.Sampel dalam penelitian ini terdiri dari para pemain putra yang tergabung

dalam ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 3 Lembang berjumlah 30

orang.

3.Sampel tersebut merupakan pemain yang aktif dalam setiap latihan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisis data

agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian,

karena itu desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses

penelitian yang dilakukan. Mengenai definisi desain penelitian Nazir (2005:84), menjelaskan bahwa: “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dalam pelaksanaan penilaian”. Desain penelitian yang

(20)

29

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test and Post-test. Di dalam Desain ini

observasi dilakukan dua kali, yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen.

Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen dinotasikan dengan X1, yang

kemudian disebut sebagai pre-test. Sedangkan observasi yang dilakukan sesudah

eksperimen dinotasikan dengan X2, yang kemudian disebut sebagai post-test.

Adapun gambar Pre-test and Post-test Group Design dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Y

Gambar 3.1

Desain Penelitian (Arikunto 2006:85).

Keterangan:

X1 : Pre-test, yaitu tes awal dengan angket tentang interaksi sosial dan observasi

tingkat kerjasama.

Y : Perlakuan atau treatmen (model pembelajaran small sided games)

X2 : Post-test, yaitu tes akhir dengan angket tentang interaksi sosial dan observasi

tingkat kerjasama.

Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan dalam pelaksanaan

penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan terencana.

C. Definisi Operasional

Untuk lebih memahami dan memudahkan istilah-istilah penelitian, maka

penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2005) dalam Juliantine (2013:7) menjelaskan, “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara

aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.

2. Sepakbola. Menurut Sucipto dkk. (2000:7) “Sepakbola merupakan

permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan

salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya

(21)

30

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang

dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya”.

3. Interaksi Sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, interaksi

didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan, atau saling

mempengaruhi. Dengan demikian, interaksi sosial adalah hubungan timbal

balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dan

individu, antara individu dan kelompok, dan antara kelompok dan

kelompok.

4. Siswa. Desmita (2009:350) menjelaskan, “Siswa atau peserta didik adalah

seseoramg yang secara khusus mengikuti suatu proses pembelajaran

tertentu baik pada lembaga pendidikan formal maupun informal dengan

tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan,

berketerampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak, dan mandiri)”.

D. Instrumen Penelitian

Untuk mendukung kebenaran suatu hipotesis, diperlukan data atau fakta

empirik. Data empirik bisa didapat dengan jalan pengetesan dan pengukuran yang

akan diteliti. Pengetesan dan pengukuran menurut Nurhasan (2000:1), menjelaskan bahwa: “Tes dan pengukuran merupakan suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu obyek yang akan diukur, sedangkan

pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data”.

Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data. Arikunto (2006:149),

menjelaskan pengertian instrument sebagai berikut: “Instrumen penelitian adalah

alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik”. Berkaitan dengan penelitian ini, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk

mengukur tingkat kerjasama siswa dalam interaksi sosial dengan orang lain.

Adapun instrumen penelitian ini adalah dengan menggunakan:

1. Observasi

Nasution dalam Sugiyono (2008:310) menyatakan bahwa, observasi

(22)

31

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui

observasi.

Kriteria Absolut atau Criterion-Referenced Standard, sering juga disebut

Penilaian Acuan Patokan (PAP). Pendekatan acuan patokan (PAP) ini merupakan

pendekatan evaluasi yang membandingkan proses dan hasil belajar siswa dengan

suatu patokan atau kriteria tertentu yang biasanya telah ditetapkan sebelumnya.

Apabila siswa berhasil mencapai atau melewati patokan tersebut, maka ia

dianggap berhasil atau lulus.

Menurut Suntoda (2010) contoh Penilaian Acuan Patokan (PAP) pada

tabel 3.1 dan 3.2 berikut menunjukkan skor maksimum 80. Batas penguasaan

minimumnya = 50 % - 60 % dengan nilai 6. Norma penilaian 1 – 10 dapat

disusun sebagai berikut:

Tabel 3.1

Penilaian Acuan Patokan (PAP) Menggunakan 10 Standar (1 - 10)

Nilai

Penilaian Acuan Patokan (PAP) Menggunakan 5 Standar (A,B,C,D,E)

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Nilai Kategori

80% - 100% 64 ke atas A Baik Sekali

60% - 79% 48 - 63 B Baik

40% - 59% 32 - 47 C Cukup

20% - 39% 16 - 31 D Kurang

19% ke bawah 0 - 15 E Sangat Kurang

Observasi bertujuan untuk mencari dan pengumpulan data dan fakta

(23)

32

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

lapangan mengenai pembelajaran sepakbola di SMP Negeri 3 Lembang untuk

memperoleh gambaran mengenai pembelajaran sepakbola.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data di mana peneliti

mengadakan pengamatan serta ikut berpartisipasi secara langsung terhadap gejala

subjek yang diteliti. Observasi ini juga digunakan untuk mengetahui lebih jelas

tentang pengaruh pembelajaran sepakbola terhadap interaksi sosial siswa di SMP

Negeri 3 Lembang.

2. Angket

Sehubungan dengan angket atau kuesioner dijelaskan oleh Sugiyono

(2010:199) sebagai berikut: “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel yang

dijabarkan melalui sub komponen, indikator-indikator dan pertanyaan. Butir-butir

pertanyaan atau pernyataan itu merupakan gambaran tentang interaksi sosial

siswa. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan atau

pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya

diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang

dikemukakan oleh responden di dasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal

yang dialaminya.

Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup

masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan

penyusunan spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk

(24)

33

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket

Variabel Sub Variabel Indikator No. Soal

(+) (-) Interaksi sosial 1. Kerjasama

2. Mempengaruhi

3. Mengubah

4. Persaingan

5. Perpaduan

a. Mempunyai tujuan yang sama

b. Saling memberi atau menerima pengaruh c. Kesediaan untuk

membantu

a. Pembentukan norma kelompok

b. Pembentukan norma susila c. Pembentukan prasangka

a. Saling berusaha untuk mencapai keuntungan c. Toleransi dalam kelompok

14

Indikator-indikator yang telah dirumuskan dalam bentuk kisi-kisi tersebut

selanjutnya dijadikan menjadi butir-butir pernyataan atau soal angket tersebut.

Sedangkan penilaian dari alternaitif jawaban yang tersedia, penulis menggunakan

skala sikap, yaitu skala Likert untuk angket kerjasama dalam interaksi sosial,

mengenai hal ini Sugiyono (2008:93) mengatakan:

(25)

34

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis

menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut: Kategori untuk setiap butir

pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak

Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap pernyataan negatif,

yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat

Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran dalam tabel 3.4 dan 3.5.

Tabel 3.4

Skor Untuk Poin Positif

Jawaban Skor

SS (Sangat Setuju ) 5

S ( Setuju) 4

R (Ragu) 3

TS (Tidak Setuju) 2

STS (sangat Tidak Setuju) 1

Tabel 3.5

Skor Untuk Poin Negatif

Jawaban Skor

SS (Sangat Setuju ) 1

S ( Setuju) 2

R (Ragu) 3

TS (Tidak Setuju) 4

STS (Sangat Tidak Setuju) 5

Butir-butir soal atau pernyataan yang diberikan penulis kepada responden

berjumlah 30 soal pernyataan untuk tes kerjasama dalam interaksi sosial. Butir

soal atau pernyataan-pernyataan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan

yang ingin dipecahakan, yaitu tingkat interaksi sosial dalam pembelajaran

(26)

35

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat

validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba

angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan

sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket ini dilaksanakan terhadap siswa pada tanggal 29

November 2014. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian

sebanyak 30 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis

memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas

instrumen tersebut adalah:

1. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara

skor tertinggi dan terendah.

2. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut

kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang

memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.

3. Mencari nilai rata-rata (X) setiap butir pernyataan kelompok atas dan nilai

rata-rata (X) setiap butir kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= Skor rata-rata yang dicari

∑ = Jumlah skor yang didapat = Jumlah responden

4. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan kelompok atas dan

kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

(27)

36

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari

∑( ) = Jumlah skor dikurangi rata-rata yang dikuadratkan

= Jumlah sampel dikurangi satu

5. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

S2 = varians gabungan

S1 = Simpangan baku kelompok satu

S2 = Simpangan baku kelompok dua

n = sampel

6. Mencari nilai t-hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus sebagai

berikut:

t =

Keterangan:

t = nilai t yang dicari

= rata-rata suatu kelompok

S = Simpangan baku gabungan

n = Jumlah sampel

7. Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel dalam taraf

nyata 0.05 atau dengan tingkat kepercayaan 95%. Instrumen penelitian ini

memiliki tingkat kebebasan n1+ n2 – 2 = 11 + 11 – 2 = 20, nilai t-tabel

menunjukkan harga 1.72.

Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan

pendekatan signifikansi, yaitu jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel

maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul (n1-1) Si

2

+ (n2 -1) S2 2

S2 =

(28)

37

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

data, tetapi jika sebaliknya, jika t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka pernyataan

tersebut tidak signifikan, dengan kata lain pernyataan tersebut tidak dapat

dijadikan sebagai alat pengumpul data. Adapun hasil uji validitas angket dapat

dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Butir Angket t-tabel (dk = 20 dan  = 0.05) =1.72

Berdasarkan Tabel 3.6 menunjukkan bahwa butir angket yang berjumlah

30 butir soal ternyata 2 butir soal tidak valid dan selebihnya yaitu 28 butir soal

valid sehingga dijadikan sebagai alat pengumpul data.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, penulis melakukan

(29)

38

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

1. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor

genap dan bernomor ganjil.

2. Skor dari butir pernyataan yang bernomor genap dikelompokkan menjadi

variabel x dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dijadikan

variabel y.

3. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor genap

dengan butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan menggunakan

rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi yang dicari

XY = jumlah perkalian skor x dan skor y

X = jumlah skor x

Y = jumlah skor y

n = jumlah banyaknya soal

4. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus

Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

2 .r xy

1+r xy rii =

Keterangan:

rii = koefisien yang dicari

2. r = dua kali koefisien korelasi

1 + r = satu tambah koefisien korelasi

5. Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh Sudjana (2001) sebagai berikut:

n XY – (X) (Y)

rxy = (n (X2) – (X)2 ) (n (Y2) – (Y)2)

r  n - 2 t =

(30)

39

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

Keterangan:

t = nilai t-hitung yang dicari

r = koefisien seluruh tes

n - 2 = Jumlah soal/pernyataan dikurangi dua

Instrument penelitian untuk variabel ini belum baku sehingga perlu diukur

validitas dan realibilitasnya. Karena untuk menggunakan instrumen dalam

penelitian sangat diperlukan instrumen yang mempunyai validiitas dan reliabilitas

tinggi agar instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Seperti

yang dikemukakan oleh Nurhasan (2007:23) bahwa “…suatu tes dikatakan sahih apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur”. Analisis validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban.

2. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden.

3. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total masing-masing item

pernyataan.

4. Menghitung harga korelasi setiap butir dengan rumus Pearson Product

Moment.

5. Membandingkan skor yang didapat dengan (dk) populasi, t hitung yang

didapat dengan t tabel.

6. Menghitung relebilitas soal dengan menggunakan rumus spermen brown,

yakni menjumlahka skor ganjil dengan skor genap.

E. Pemantapan Instrumen

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa dalam

penelitian yang penulis lakukan terdapat variabel yang belum memiliki instrumen

atau alat ukur yang baku yaitu variabel interaksi sosial sehingga perlu dilakukan

pengujian sebelum melakukan pengambilan data. Hal ini bertujuan supaya

instrumen yang digunakan merupakan instrumen yang valid dan reliabel. Dalam

uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada variabel

(31)

40

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

=28, diketahui signifikansi untuk α = 0,05 dengan uji satu pihak maka diperoleh

t-tabel = 1,684. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas item instrumen ini penulis menggunakan metode

perhitungan korelasi product-moment, dengan rekapitulasi hasil uji coba

instrumen dengan tujuan untuk mengetahui validitas item untuk variabel Interaksi

sosial adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas

No. Variabel

Jumlah item

Sebelum

uji coba Valid

1 Interaksi sosial pembelajaran Sepakbola 30 28

Berdasarkan Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa dari hasil uji coba instrumen

berupa angket atau kuesioner pada variabel Interaksi sosial pembelajaran

sepakbola terdapat 2 item pernyataan yang tidak valid dari jumlah keseluruhan 30

item sehingga item pernyataan yang dapat digunakan untuk pengambilan data

pada saat penelitian adalah 28 item pernyataan. Karena dalam sebuah penelitian

jumlah item yang tidak valid harus dibuang dan item yang valid digunakan

sebagai instrumen penelitian yang sebenarnya. (Data uji coba instrumen

terlampir).

2. Uji Reliabilitas

Selain uji validitas, instrumen atau alat ukur perlu dilihat tingkat

reliabilitasnya. Untuk mengetahui kereliabelan suatu instrumen penelitian yaitu

dengan membandingkan antara rtabel dengan rhitung, yaitu jika rhitung lebih besar dari

rtabel ini berarti nilai instrumen tersebut memiliki tingkat keterandalan yang baik

(Arikunto, 2010:276). Dan hasil uji reliabilitas instrumen dari variabel

(32)

41

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel rhitung Keterangan

1 Interaksi sosial Pembelajaran

Sepakbola (X) 0,823 Reliabel

Berdasarkan tabel 3.8 kita dapat melihat bahwa nilai untuk uji reliabilitas

variabel Interaksi sosial pembelajaran sepakbola adalah reliabel. (Data uji coba

instrument reliabilitas terlampir).

F. Analisis Data

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, pada saat

data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yang penulis lakukan yaitu

dengan menganalisis data tersebut menggunakan software Spss v.20.

G. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya

adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah

pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus

dari Sujana (2001) sebagai berikut:

 Xi

X = n

Keterangan:

X = Skor rata-rata yang dicari

Xi = Nilai data

 = Jumlah

n = Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Sudjana (2001) sebagai

berikut:

(33)

42

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari

n = Jumlah sampel

∑( ) = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors.

Prosedur yang digunakan menurut Sujana (2001) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn

dengan menggunakan rumus:

Xi – X Z1 =

S

(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari

sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … Zn Zi. Jika proporsi ini

dinyatakan S(Zi), maka:

Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi

S (Zi) =

n

d. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo

dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata  yang

dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh

dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya

hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2001)

(34)

43

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

F =

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari

F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (α)

= 0,05.

5. Menghitung Prosentase Gambaran Alternatif Jawaban

Menghitung prosentase gambaran alternatif jawaban dengan menggunakan

rumus:

Setelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk

mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih

parameter yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:246), dengan menafsirkan

kriteria penilaian presentase sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Frekwensi Presentase

Rentang Nilai Kriteria

76 – 100% Baik

56 – 75% Cukup

40 – 55% Kurang Baik

< 40% Tidak Baik

6. Pengujian signifikansi peningkatan hasil pembelajaran, menggunakan uji t

dengan rumus dari Sudjana (2001) sebagai berikut:

n s X

(35)

44

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

Keterangan:

S = Simpangan baku

µo = Rata-rata nilai pretest

n = Jumlah Sampel

X = Rata-rata nilai post test

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > t1 – α.

(36)

51

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah “pembalajaran sepakbola berpengaruh terhadap interaksi

sosial siswa di SMP Negeri 3 Lembang”.

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran yang bersifat jasmani khususnya pembelajaran

sepakbola dalam proses pemberdayaan aspek afektif siswa seperti interaksi

sosial siswa harus lebih ditekankan oleh setiap guru penjas di sekolah.

2. Rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang aspek-aspek

sosiologis dari kegiatan olahraga sebaiknya melakukan pengkajian

terhadap berbagai nilai sosial dalam olahraga diantaranya kerjasama,

fair-play dan sportivitas.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian

yang lebih mendalam.

(37)

52

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bandung: Angkasa.

B.R. Hergenhahn & Matthew H. Olson Dialihbahasakan oleh Triwibowo B.S Theories of learning edisi ketujuh kencana prenada media group jakarta.

Desmita, (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung. PT Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. (19995). Metode Belajar Dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.

Ibrahim, Rusli. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Juliantine, dkk. (2013). Modul Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Mahendra, Agus. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung FPOK UPI.

Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia indonesia.

Nurhasan (2000). Tes dan Pengukuran Keolahragaan, Bandung: FPOK UPI.

Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Subardjah, Herman. (1999). Psikologi Olahraga. Depdiknas.

Sucipto. (2000). Teori dan Praktek Sepakbola. Bandung: FPOK UPI.

(38)

53

Ridwan Firdaus, 2014

Pengaruh Pembelajaran Sepakbola Terhadap Interaksi Sosial Siswa Di SMP Negeri 3 Lembang

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suntoda, Andi. (2010). Tes, Pengukuran Dan Evaluasi Dalam Cabang Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Metodologi Ilmiah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI.

Uno, B, Hamzah. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Widiastuti, Hartati. (2012). Peran Guru Dalam Membentuk Siswa Berkarakter.

Gambar

Gambar 3.1  Desain Penelitian (Arikunto 2006:85).
Tabel 3.1 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Menggunakan 10 Standar  (1 - 10)
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket
Tabel 3.4 Skor Untuk Poin Positif
+5

Referensi

Dokumen terkait

Lailasari Hutabarat, Pemberian Beberapa Jenis Antioksidan terhadap Peningkatan Ketahanan Salinitas pada Turunan F4 Kedelai Berdasarkan Aktivitas.. Enzin Peroksidase (POD)

Dengan subjek penelitian guru-guru yang mengajar mata pelajaran IPA di kelas. Kabupaten Bireuen merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran

SEGMEN BERITA REPORTER A Kemegahan Rumah Joglo di Kabupaten Sleman 12 jan 2007 C. Joglo simbol desa

Walaupun penyemprotan menjadi agenda dalam waktu dekat ini / namun pihak dinas berharap peternak lebih sigap untuk melakukan tidakan pencegahan / termasuk kebersihan kandang

[r]

Sebuah Konstruksi Epistemologi dalam Pemikiran Berbasis Nilai Budaya Hukum Indonesia.. JENIS KEGIATAN

Toleransi sesungguhnya berkembang dalam kerangka keberagaman, terutama keberagaman agama dan budaya, termasuk di dalamnya kebiasaan-kebiasaan, tradisi, atau adat

(Merill)) dengan Perbedaan Waktu Tanam dan Pemberian Mikoriza”, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di program studi Agroekoteknologi minat