PENERAPAN PERFORMANCE ASSESSMENT DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBUATAN YOGHURT TERHADAP PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI MENGGUNAKAN MIKROORGANISME DALAM PENGOLAHAN (FERMENTASI)
DI SMK NEGERI 1 CIDAUN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
Oleh: Rizky Al Fauzi
1005217
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
PENERAPAN PERFORMANCE ASSESSMENT DALAM
KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBUATAN YOGHURT TERHADAP
PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI MENGGUNAKAN
MIKROORGANISME DALAM PENGOLAHAN (FERMENTASI)
DI SMK NEGERI 1 CIDAUN
Oleh Rizky Al Fauzi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Rizky Al Fauzi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN………... vii
BAB I PENDAHULUAN………...
A.Latar Belakang ……….………...
B.Identifikasi Masalah………… ………...
C. Batasan Masalah………..
B.Jenis - Jenis Penilaian………..
C.Konsep Penilaian (Performance Assessment)……….
D. Pencapaian Standar Kompetensi…………...……….
E. Kegiatan Praktikum……….
F. Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam
Pengolahan (Fermentasi)……….
G. Kompetensi Dasar………
H. Praktikum Pembuatan Yoghurt……… 7 A.Metode dan Desain Penelitian……….
B. Lokasi dan Subjek Penelitian………...
C. Definisi Operasional………
D. Instrumen Penelitian………
E. Prosedur Penelitian………..
F. Teknik Pengumpulan Data………..
Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap
Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………
A.Data Hasil Penelitian………...
B. Hasil Pengolahan Data Kognitif……….
C. Hasil Pengolahan Data Afektif………
D.Hasil Pengolahan Data Psikomotorik………..
E. Rekapitulasi Pengolahan Data Kognitif, Afektif dan
Psikomotorik………
F. Pembahasan Hasil Penelitian………... 38 38
38
39
41
44
45
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN….………
A.Kesimpulan……..………...
B.Saran………
49 49
50
DAFTAR PUSTAKA……….. 51
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Alat dan Bahan Pembuatan Yoghurt……….. 23
Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Validitas………... 31
Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas…….……….. 33
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran ………...…... 34
Tabel 3.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ………. 34
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda………..……... 35
Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Pembeda ………... 36
Tabel 3.7 Perhitungan Nilai Pencapaian Kinerja………... 36
Tabel 3.8 Kriteria Penafsiran Data…..……….. 37
Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data Kognitif ..……….. 39
Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data Afektif……….. 40
Tabel 4.3 Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik………. 43
Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap
Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Alir Pembuatan Yoghurt ……… 22
Gambar 4.1 Nilai Rata-Rata Kelas Tiap Komponen pada Aspek Afektif … 40
Gambar 4.2 Nilai Rata-Rata Kelas Tiap Komponen pada Aspek
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ………... 53
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian……… 55
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas………... 67
Lampiran 4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ……….…... 68
Lampiran 5 Hasil Uji Daya Pembeda……… 69
Lampiran 6 Instrumen Tes Kognitif ………..……….. 71
Lampiran 7 Hasil Tes Kognitif ………. 75
Lampiran 8 Pedoman Penilaian Kinerja……….... 76
Lampiran 9 Lembar Penilaian Kinerja (Performance Assessment) ……….. 80
Lampiran 10 Hasil Penilaian Kinerja Aspek Afektif…….………. 82
Lampiran 11 Hasil Penilaian Kinerja Aspek Psikomotorik………. 84
Lampiran 12 Prosedur Kerja Praktikum ………..……... 87
Lampiran 13 Nilai – Nilai r Product Momment ……….………. 89
Lampiran 14 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing 1 ………... 90
Lampiran 15 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing 2 ………... 91
Lampiran 16 Surat Izin Penelitian ……….. 92
Lampiran 17 Surat Izin Penelitian Dari Sekolah ……… 93
Lampiran 18 Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing 1 ……….. 94
Lampiran 19 Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing 2 ……….. 95
Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RIZKY AL FAUZI. 1005217. PENERAPAN PERFORMANCE ASSESSMENT DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBUATAN YOGHURT TERHADAP PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI MENGGUNAKAN MIKROORGANISME DALAM PENGOLAHAN (FERMENTASI) DI SMK NEGERI 1 CIDAUN. Dr. Ellis Endang Nikmawati, M.Si. dan Dewi Cakrawati, S.T.P., M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan performance assessment dalam kegiatan praktikum pembuatan yoghurt terhadap pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) di SMK Negeri 1 Cidaun. Latar belakang dilaksanakannya penelitian ini yaitu karena keterbatasan guru dalam memantau kegiatan siswa, sehingga penilaian praktikum hanya dilakukan di akhir dan hanya aspek kognitif saja belum pada keseluruhan kinerja. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian pada penelitian yang telah dilaksanakan adalah peserta didik SMK Negeri 1 Cidaun kelas X program keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Teknik pengumpulan data yaitu dengan tes tertulis dan observasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda dan pedoman penilaian kinerja (performance assessment). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan penerapan performance assessment pada aspek kognitif berada pada kriteria cukup dengan nilai rata-rata kelas 63,91, aspek afektif berada pada kriteria baik sekali dengan nilai rata-rata kelas 89,6, dan aspek psikomotorik berada pada kriteria baik sekali dengan rata-rata nilai 86,9.
Kata kunci: Penerapan, Performance Assessment, Praktikum, Yoghurt
ABSTRACT
This research aims to determine the application of performance assessment in the manufacture of yoghurt lab activities to the achievement of competency standards using microorganisms in processing (fermentation) in SMK Negeri 1 Cidaun. The background of the research is is because of the limitations of teachers in monitoring student activities, so that assessment is only done at the end of the practicum and cognitive aspects not only on the overall performance. The method used is descriptive method. Research subjects in research that has been conducted is the students of SMK Negeri 1 Cidaun class X program expertise Agricultural Product Processing Technology. Data collection techniquesis by written test and observation. The research instrument used was a multiple choice objective test and performance assessment guidelines. Based on the obtained results of research conducted at the conclusion of the application of cognitive performance assessment criteria are sufficient by average value of 63.91 class, affective aspects are at once both criteria by an average value of 89.6 class, and psychomotor aspects are the criteria very well by average value of 86.9.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu
lembaga pendidikan yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari
sekolah umum yaitu terdapat mata pelajaran produktif. Mata pelajaran
produktif merupakan pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik
agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan yang disepakati oleh
lembaga yang mewakili dunia usaha atau industri. Mata pelajaran
produktif mempunyai jumlah jam yang lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah mata pelajaran adaptif (teori). Mata pelajaran produktif lebih
menekankan pada aspek psikomotor. Menurut Sudjana (2013:30), ”Psikomotor adalah kemampuan yang menekankan kepada keterampilan motorik, keterampilan otot, dan beberapa kegiatan yang membutuhkan
ketangkasan”.
SMKN 1 Cidaun merupakan sekolah menengah kejuruan
pertanian. Salah satu jurusan di SMK Negeri 1 Cidaun adalah jurusan
TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian) yang didalamnya terdapat
lima mata pelajaran produktif. Salah satu yang harus dikuasai adalah mata
pelajaran dasar proses pengolahan bahan pangan yang didalamnya terdapat
standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan
(fermentasi). Tujuan kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam
pengolahan (fermentasi) ini adalah siswa dapat menjelaskan peranan
mikroba dalam pengolahan bahan hasil pertanian, siswa dapat menjelaskan
prinsip pengolahan dengan mikroba, siswa dapat mengetahui bahan atau
media fermentasi, siswa dapat mengetahui inokulasi mikroba fermentasi,
2 Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baik untuk fermentasi dan siswa dapat mengaplikasikan teknik pemanenan
2
2013). Menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi)
merupakan standar kompetensi yang didalamnya terdapat praktik. Tujuan
praktik menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) ini
adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang didapat siswa
ketika pembelajaran kelas dengan penerapannya pada praktikum.
Praktikum merupakan bagian dari proses pembelajaran yang
bertujuan agar peserta didik mendapatkan kesempatan untuk menguji dan
melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori. “Kegiatan praktikum merupakan latihan aktivitas ilmiah baik berupa eksperimen, observasi maupun demonstrasi yang menunjukan adanya
ketertarikan antara teori dengan fenomena yang dilaksanakan baik di
laboratorium maupun luar laboratorium” (Rustaman, 2003: 161). Kegiatan
praktikum juga dapat memberikan pengalaman belajar secara nyata kepada
peserta didik dengan mengembangkan keterampilan dasar bekerja di
laboratorium seperti scientist, serta memberikan peserta didik kesempatan
untuk berpartisipasi aktif sehingga memperoleh informasi dan kecakapan
sains dengan cara observasi.
Rustaman (2003) mengemukakan empat alasan pentingnya
kegiatan praktikum diantaranya :
kegiatan praktikum membangkitkan motivasi belajar siswa, praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah, praktikum menunjang materi pelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan teori dan membuktikan teori.
Kegiatan praktikum akan mengukur aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik, sehingga penilaianpun perlu dilakukan dengan
mempertimbangkan ketiga aspek tersebut. Melalui kegiatan praktikum
dapat dilihat bagaimana kemampuan psikomotorik siswa dihubungkan
dengan kemampuan kognitif siswa tentang uji kompetensi sehingga hal ini
3
Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam
meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktifitas suatu lembaga dalam
melaksanakan programnya. Fokus evaluasi adalah individu yaitu prestasi
belajar yang dicapai kelompok atau kelas. Melalui evaluasi akan diperoleh
informasi tentang apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai.
Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk perbaikan suatu program.
Dengan adanya evaluasi pendidik dapat mengukur keberhasilan suatu
pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik dan evaluasi juga
merupakan sebuah refleksi untuk perbaikan pembelajaran untuk kedepan.
Penilaian guru SMKN 1 Cidaun diduga cenderung terpatok dari tes
kognitif saja, tanpa menilai siswa dari aspek afektif dan psikomotorik dari
praktikum aplikasi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan
(fermentasi). Penilaian guru yang diduga cenderung terpatok pada
penilaian kognitif tersebut diketahui setelah peneliti mengobservasi dan
bertanya langsung pada guru yang bersangkutan selama melaksanakan
praktik mengajar di SMKN 1 Cidaun. Tujuan dari praktikum ini untuk
mengetahui sejauh mana pembelajaran telah dicapai peserta didik ketika
melaksanakan praktik. Kualitas kinerja praktik dapat dijadikan sebagai alat
ukur apakah keterampilan yang dicapai peserta didik sudah optimal.
Performance assessment atau penilaian kinerja adalah proses
mengumpulkan data dengan cara pengamatan yang sistematik untuk
membuat keputusan tentang individu. Penilaian kinerja sangat sesuai untuk
menilai keterampilan. Keterampilan peserta didik yang dapat dinilai
meliputi keterampilan proses intelektual (seperti keterampilan observasi,
hipotesis, menerapkan konsep, merencanakan serta melakukan penelitian).
Penilaian kinerja sangat tepat digunakan dalam kegiatan praktikum.
Bentuk penilaian kinerja yaitu kinerja klasikal, asesmen kinerja kelompok,
asesmen kinerja personal.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk
4
kegiatan praktikum pembuatan yoghurt terhadap pencapaian standar
kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi)
di SMK Negeri 1 Cidaun.
B. Identifikasi Masalah
Untuk lebih memperjelas permasalahan dalam penelitian ini agar
mudah dipahami maka peneliti mengidentifikasikan masalah tersebut
sebagai berikut :
1. Tidak adanya penilaian di setiap kegiatan praktikum khususnya
penilaian kinerja di SMKN 1 Cidaun, Cianjur Selatan.
2. Keterbatasan guru dalam memantau kegiatan siswa, sehingga penilaian
hanya dilakukan di akhir praktikum dan hanya aspek kognitif saja
belum pada keseluruhan kinerja.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Alat penilaian kinerja dalam penelitian ini hanya difokuskan untuk
menilai kegiatan praktikum siswa pada praktik pembuatan yoghurt
2. Penelitian ini dibatasi pada satu tingkat saja yaitu kelas X program
keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian SMKN 1 Cidaun
3. Pencapaian standar kompetensi dilihat dari indikator pencapaian nilai
performance assessment untuk aspek psikomotorik dan afektif serta tes
tertulis untuk aspek kognitif.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas,
rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil penerapan performance assessment pada pencapaian
5
Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(fermentasi) pada kegiatan praktikum pembuatan yoghurt pada aspek
kognitif?
2. Bagaimana hasil penerapan performance assessment pada pencapaian
standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan
(fermentasi) pada kegiatan praktikum pembuatan yoghurt pada aspek
afektif?
3. Bagaimana hasil penerapan performance assessment pada pencapaian
standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan
(fermentasi) pada kegiatan praktikum pembuatan yoghurt pada aspek
psikomotorik?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah
penelitian ini selesai dilakukan. Adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui pencapaian standar kompetensi menggunakan
mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) dengan penerapan
performance assessment dalam praktikum pembuatan yoghurt di
SMKN 1 Cidaun pada aspek kognitif meliputi pengertian, peranan dan
manfaat fermentasi, jenis-jenis mikroorganisme dalam fermentasi.
2. Mengetahui pencapaian standar kompetensi menggunakan
mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) dengan penerapan
performance assessment dalam praktikum pembuatan yoghurt di
SMKN 1 Cidaun pada aspek afektif meliputi ketelitian dan aspek
sanitasi personal hygiene dan lingkungan tempat praktik.
3. Mengetahui pencapaian standar kompetensi menggunakan
mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) dengan penerapan
performance assessment dalam praktikum pembuatan yoghurt di
SMKN 1 Cidaun pada aspek psikomotorik meliputi proses dan hasil
6
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan kemauan dan kemampuan siswa dalam melakukan
kinerja praktikum
b. Untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan
praktikum.
2. Bagi Guru
a. Mendeskripsikan kepada guru mengenai penerapan performance
assessment dalam kegiatan praktikum pembuatan yoghurt terhadap
pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme
dalam pengolahan (fermentasi), sehingga siswa lebih memahami
dalam hal menggunakan mikroorganisme baik dari jenis, peranan
dan fungsi pada saat praktikum.
3. Bagi Peneliti
a. Mendeskripsikan mengenai penerapan dalam penilaian kinerja
praktikum kepada siswa.
b. Memberikan pengalaman kepada peneliti khususnya dalam
penelitian penerapan performance assessment dalam kegiatan
praktikum pembuatan yoghurt terhadap pencapaian standar
kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan
25 Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Penelitan deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan
atau status fenomena-fenomena yang ditemukan, dideskripsikan apa
adanya, tidak dimodifikasi, atau tidak diberi perlakuan (Arikunto, 2009).
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Margono (dalam Darmawan, 2013: 37) penelitian
kuantitatif adalah:
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan dengan penelitian deskriptif, penelitian hubungan/korelasi, penelitian kuasi-eksperimental, dan penelitian eksperimental.
Metode ini memberikan penjelasan mengenai penerapan
performance assessment dalam kegiatan praktikum pembuatan yoghurt
terhadap pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme
dalam pengolahan (fermentasi) dengan menitik beratkan pada penilaian
kinerja pada praktikum pembuatan yoghurt.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cidaun, Jalan
Pelabuhan Jayanti, Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, Cianjur.
Populasi dalam penelitian ini digunakan sebagai sumber data.
26
Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
Program Studi Keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
(TPHP) yang berjumlah 23 orang di SMK Negeri 1 Cidaun semester
genap tahun ajaran 2013/2014.
b. Sampel
Sampel yang diambil pada penelitian adalah bagian dari populasi.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampel
total, yaitu sampel penelitian yang digunakan adalah seluruh siswa
kelas X TPHP. Jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah 23 siswa.
C. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran judul penelitian,
maka akan dijelaskan beberapa istilah berikut ini :
1. Penerapan Performance Assessment
Assessment merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai
sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang
digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai
para siswa, kurikulum, program-program dan kebijakan pendidikan,
metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga,
organisasi, atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas
tertentu (Hamzah, 2012: 1).
2. Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme
Dalam Pengolahan (Fermentasi)
Pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme
dalam pengolahan (fermentasi) dilihat dari nilai tes kompetensi
27
yang disesuaikan dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
dan tes tertulis yang soalnya disesuaikan dengan kompetensi dasar.
Indikator tercapainya standar kompetensi menggunakan
mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) apabila peserta didik
memperoleh nilai sama dengan atau lebih dari 75 sesuai dengan
kriteria kelulusan minimal (KKM) mata pelajaran produktif yang ada
pada program keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP)
SMK Negeri 1 Cidaun.
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan atau
semester, standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar
sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara Nasional
(Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006).
Mikroorganisme proses fermentasi yaitu proses fermentasi dalam
pengolahan pangan adalah proses pengolahan pangan dengan
menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk
meningkatkan keawetan pangan dengan diproduksinya asam atau
alkohol, untuk menghasilkan produk dengan karakteristik flavor dan
aroma yang khas, atau menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai
yang lebih baik.
3. Praktikum Pembuatan Yoghurt
Pengertian praktikum menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) adalah “Kegiatan berisi percobaan atau eksperimen atau
simulasi teknis untuk membuktikan kebenaran konsep, teori, dan
prinsip dasar”.
Yoghurt adalah bahan makanan yang berasal dari susu sapi, yang
merupakan hasil pemeraman susu dalam bentuk mirip bubur atau es
28
Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus
(Buckle, 1985).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti. Menurut Sugiyono (2013: 148), instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis dalam
bentuk pilihan ganda, bentuk tes tersebut dipilih karena ingin mengetahui
hasil kognitif siswa yaitu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan standar kompetensi menggunakan mikroorganisme
dalam pengolahan (fermentasi). Menurut Sudjana (2013: 48) penilaian
dalam tes pilihan ganda adalah apabila benar skornya 1 dan bila salah
skornya 0. Jumlah soal yang akan diujikan pada siswa yaitu sebanyak 20
butir soal, dengan nilai maksimal 100. Sistem penskorannya sebagai
berikut :
B = banyaknya butir soal yang dijawab benar
N = banyaknya butir soal
Instrumen yang kedua adalah dengan melakukan observasi
langsung ke lapangan. Menurut Riduwan (2011:76) observasi yaitu
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat
dari dekat kegiatan yang dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan penilaian kinerja praktikum
29
(performance assessment) untuk menilai kinerja siswa pada aspek afektif
dan psikomotorik pada kegiatan pratkikum pembuatan yoghurt.
E. Prosedur Penelitian
Secara umum langkah-langkah dalam penelitian ini dibagi kedalam
3 tahapan, yaitu :
1. Tahap Persiapan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian yaitu :
a. Melakukan studi literatur untuk memperoleh teori yang akurat
mengenai penilaian kinerja (performance assessment).
b. Mengkaji kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan sebagai
materi pembelajaran dalam penelitian untuk mengetahui standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai.
c. Mengkaji penelitian-penelitian terdahulu yang membahas mengenai
penilaian kinerja dalam kegiatan praktikum.
d. Menyusun instrumen penilaian. Instrumen yang digunakan adalah tes
pilihan ganda dan lembar penilaian kinerja (performance assessment).
e. Sebelum instrumen digunakan, dilakukan validasi terhadap butir soal
yang dibuat.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian yaitu :
a. Selama proses praktikum berlangsung, observer melakukan
pengamatan terkait keterlaksanaan praktikum dan unjuk kinerja peserta
didik.
b. Memberikan tes tertulis. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
informasi mengenai tingkat prestasi belajar peserta didik setelah proses
pembelajaran dan praktikum.
30
Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kegiatan pada tahap akhir penelitian yaitu :
a. Mengolah dan menganalisis data hasil tes tertulis.
b. Menganalisis hasil penelitian berupa lembar penilaian kinerja dalam
keterlaksanaan praktikum pembuatan yoghurt.
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan
data untuk menjawab permasalahan penelitian.
d. Mengajukan saran-saran terkait pengembangan penelitian selanjutnya.
e. Mengkonsultasikan hasil pengolahan data penelitian kepada dosen
pembimbing.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada peneltian ini
tujuannya untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel. Oleh karena
itu, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan tes dan observasi.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dengan
bentuk pilihan ganda. Menurut Sudjana (2013:48) soal pilihan ganda
adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang paling benar atau
paling tepat.
Pada teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes ini,
langkah-langkah yang dilakukan yaitu membuat indikator-indikator yang
ingin dicapai mengenai keterkaitan teori yang didapatkan dikelas dengan
fakta lapangan (praktikum). Selanjutnya dari indikator tersebut dibuat
kisi-kisi soal, lalu dibuat butir-butir pertanyaan atau pernyataan yan berbentuk
pilihan ganda.
Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah observasi. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. Teknik pengumpulan data
31
kinerja (performance assessment) pada pengolahan pangan praktikum
pembuatan yoghurt. Observasi yang dilakukan ini tujuannya untuk
mengetahui aspek afektif dan psikomotorik dari siswa kelas X TPHP SMK
Negeri 1 Cidaun.
G. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden terkumpul atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis
data dalam penelitian kuantitatif yaitu menggunakan statistik. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis Validasi Instrumen Tes kognitif
Validitas tes merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2013:211). Suatu instrumen
dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang akan
diukur. Validitas butir soal digunakan sebagai pertimbangan untuk layak
atau tidaknya butir soal yang telah dibuat. Nilai validitas dapat dihitung
dengan menggunakan rumus korelasi produk momen dari Karl Pearson
(dalam Arikunto, 2013:213) yaitu sebagai berikut :
r
xy………… (3.2)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi (koefisien validitas) N = Jumlah subjek
∑X = Jumlah skor setiap butir soal (jawaban yang benar)
∑X2
= Jumlah kuadrat dari skor setiap butir soal
∑Y = Jumlah skor total
∑Y2
32
Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah koefisien korelasi diperoleh kemudian di interpretasikan
atau dikategorikan dengan sesuai dengan pengklasifikasian sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi 0,81 - 1,00 Validitas sangat tinggi 0,61 - 0,80 Validitas tinggi 0,41 - 0,60 Validitas sedang 0,21 - 0,40 Validitas rendah 0,00 - 0,20 Validitas sangat rendah
Hasil uji validitas ini menggunakan rumus korelasi product moment
dengan angka kasar. Validitas yang diukur merupakan validitas butir soal,
ketentuan yang digunakan adalah skor 1 untuk butir soal yang dijawab
benar dan skor 0 untuk butir soal yang dijawab salah. Pengolahan data
untuk uji validitas instrumen ini dapat dilihat pada lampiran 3.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas tes yang berjumlah 31 butir
soal, jumlah yang valid sebanyak 21 soal dan yang tidak valid sebanyak 10
soal. Namun, pada penelitian ini soal yang akan digunakan untuk
pengambilan tes kognitif adalah 20 butir soal. Butir soal yang sudah valid
dapat digunakan untuk pengujian tes selanjutnya, sedangkan yang tidak
valid tidak digunakan.
2. Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Kognitif
Reliabilitas menurut Arikunto (2013:221) adalah suatu instrumen
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi apabila tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan cukup dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pegumpul data.
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus product
moment memakai angka kasar (raw score) dari Karl Pearson (Arikunto,
33
N = Banyaknya Subyek
x1 = Kelompok data belahan ganjil x2 = Kelompok data belahan genap r ½½ = Koefisien reliabilitas bagian
Setelah koefisien reliabilitas bagian diperoleh kemudian untuk
menghitung koefisien reliabilitas alat evaluasi keseluruhan yaitu
menggunakan rumus dari Spearman-Brown (Arikunto, 2013:223) sebagai
berikut :
r11 = Koefesien reliabilitas keseluruhan
r = Koefisien reliabilitas bagian
Setelah koefisien reliabilitas keseluruhan diperoleh kemudian
diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas
sebagai berikut :
1.2.Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 < r11≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r11≤ 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < r11≤ 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 < r11≤ 0,40 Reliabilitas rendah 0,00 < r11≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah
34
Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian reliabilitas instrumen tes dilakukan pada 20 soal yang
sudah valid. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan product
moment memakai angka kasar. Uji instrumen tes dengan reliabilitas ini
ketentuannya apabila menjawab pertanyaan dengan benar maka skornya 1
dan apabila salah dalam menjawab pertanyaan maka skornya 0.
Hasil perhitungan dari reliabilitas tes 20 butir soal didapat r hitung
0,572. Nilai ini termasuk kategori reliabilitas sedang (0,40 < r11 ≤ 0,60)
atau dengan kata lain bahwa instrumen ini reliabel. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan instrumen ini layak untuk diujikan kepada siswa. Perhitungan
lengkap dapat di lihat pada lampiran 3.
3. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu,
sesuai dengan karakteristik peserta tes. Taraf kesukaran suatu tes dapat
dicari dengan menggunakan rumus berikut ini :
………… (3.5)
Dimana :
P = derajat kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa yang menjawab tes
Adapun klasifikasi interpretasi untuk tingkat kesukaran adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran Kategori 0,01 ≤ IK < 0,30 Sukar
0,30 ≤ IK < 0,70 Sedang
0,70 ≤ IK < 1,00 Mudah
Uji tingkat kesukaran dilakukan pada 20 butir soal yang sudah
35
lampiran 4. Kriteria tingkat kesukaran mengacu pada tabel 3.3 Hasil
perhitungan dari uji tingkat kesukaran pada 20 soal tersebut disajikan pada
tabel 3.4.
Tabel 3.4. Hasil Uji Tingkat Kesukaran
Kriteria Nomor butir soal Jumlah butir soal
Sukar 9, 12 2
Sedang 1, 2, 3, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 14
Mudah 4, 5, 6, 7 4
Jumlah 20
4. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda tiap butir soal menyatakan seberapa jauh soal
tersebut mampu membedakan siswa yang dapat menjawab dengan benar
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak dapat menjawab
dengan benar (berkemampuan rendah). Setelah mendapat nilai
perhitungan daya pembeda soal menggunakan rumus (3.7), sebagai
berikut:
……… (3.6)
Keterangan :
DP = Daya pembeda
JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal dengan benar
36
Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan hasil perhitungan
dengan melihat tabel 3.5. menurut Arikunto (2012: 232) klasifikasi daya
pembeda dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda
Uji daya pembeda dilakukan pada 20 soal yang sudah valid.
Perhitungan secara lengkap mengenai uji daya pembeda ini dapat dilihat
pada lampiran 5. Kriteria daya pembeda mengacu pada tabel 3.4. hasil
perhitungan daya pembeda pada 20 butir ini disajikan pada tabel 3.5.
Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Pembeda
Kriteria Nomor butir soal Jumlah butir soal
Jelek 4, 15, 19 3
Hasil penilaian kinerja kemudian diolah dengan cara
menjumlahkan setiap komponen yang meliputi persiapan, proses, sikap
kerja, hasil kerja, dan waktu sehingga didapatkan nilai pencapaian kinerja.
Observasi dilakukan saat proses praktikum berlangsung. Untuk
mengefektifkan proses observasi, peneliti dibantu oleh beberapa observer
lain. Berikut ini perhitungan nilai pencapaian kinerja. Daya Pembeda Interpretasi 0,00 ≤ DP < 0,20 Jelek
0,20 ≤ DP < 0,4 Cukup 0,40 ≤ DP < 0,70 Baik
37
Tabel 3.7 Perhitungan Nilai Pencapaian Kinerja
Prosentase Bobot Komponen Penilain
Nilai
(BSNP, Lembar Penilaian Ujian Praktik Kejuruan)
Nilai skor komponen dicari dengan menggunakan Rumus berikut ini.
……… (3.7)
Nilai komponen (NK) dicari dengan menggunakan Rumus Nilai
Pencapaian Kinerja dicari dengan cara menjumlahkan seluruh nilai
komponen.
Kriteria yang diperoleh dari penafsiran data tersebut kemudian
berpedoman pada batasan-batasan yang dikemukakan oleh Djamarah dan
Zain (2002:121) sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Penafsiran Data
Nilai Kriteria Persentase
85 ≤ p ≤ 100 Baik Sekali
65 ≤ p < 85 Baik
50 ≤ p < 65 Cukup
30 ≤ p < 50 Kurang
P < 30 Sangat Kurang Sumber: Djamarah dan Zain (2002:121)
6. Penafsiran Data Kognitif
Penafsiran yang digunakan untuk penilaian kognitif menggunakan
penilaian acuan norma (PAN) dan penafsiran data yang berpedoman pada
38
Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
batasan-batasan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2002:121).
Menurut Hamzah (2008: 15) PAN adalah penilaian dengan target normal
yang tergantung pada kelompok. Penilaian acuan norma adalah pendekatan
penilaian yang lebih manusiawi dan lebih mempertimbangkan posisi siswa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa penerapan performance
assessment dalam kegiatan praktikum pembuatan yoghurt terhadap pencapaian
standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan
(fermentasi) di SMK Negeri 1 Cidaun, simpulan yang dapat diberikan sebagai
berikut:
1. Pada aspek kognitif, responden mampu menerapkan pengetahuannya
mengenai standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam
pengolahan (fermentasi). Penilaian pada aspek kognitif yang dilakukan dalam
praktikum pembuatan yoghurt diperoleh nilai rata-rata kelas 63,91 termasuk
dalam kriteria cukup. Hasil kognitif responden ini lebih kecil dibandingkan
dengan hasil penilaian afektif dan psikomotorik.
2. Pada aspek afektif, respoden sudah mampu menerapkan sikap, ketelitian, dan
tanggunjawabnya mengenai standar kompetensi menggunakan
mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi). Penilaian pada aspek afektif
yang dilakukan dalam praktikum pembuatan yoghurt diperoleh nilai rata-rata
kelas dengan nilai 89,6 sehingga termasuk kriteria baik sekali.
3. Pada aspek psikomotorik, responden sudah mampu menerapkan
keterampilannya mengenai standar kompetensi menggunakan mikroorganisme
dalam pengolahan (fermentasi). Penilaian pada aspek psikomotorik yang
dilakukan dalam praktikum pembuatan yoghurt diperoleh nilai rata-rata kelas
dengan nilai 86,9 sehingga termasuk kriteria baik sekali.
Berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat disimpulkan
bahwa penerapan performance assessment dalam kegiatan praktikum dapat
50 Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) dalam kegiatan
50
B. Saran
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan dan simpulan yang
telah diberikan diatas, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Peningkatan aspek kognitif perlu ditunjang dengan media dan metode
pembelajaran yang sesuai agar dapat meningkatkan pemahaman peserta didik
pada aspek kognitif serta menunjang aspek afektif dan psikomotorik.
2. Mempertahankan serta meningkatkan aspek afektif dan psikomotorik yang
sudah baik pada peserta didik sehingga diharapkan dapat menunjang pada
kegiatan lainnya.
3. penerapan performance assessment dapat diterapkan dalam kegiatan
praktikum. Selain itu penerapan performance assessment juga diharapkan
51 Rizky Al Fauzi, 2014
Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
BSNP. (2011) Petunjuk Teknis Ujian Kompetensi Kejuruan Keahlian. Jakarta: diterbitkan
Buckle KA, Edwards RA, Fleet HA, Wootton M.(1985). Ilmu Pangan. Penerjemah Purnomo H, Adiono, penerjemah. Jakarta: UI-Press.
Darmawan, Hamid. (2013). Dimensi-Dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Konsep dasar dan Implementasi. Bandung :Alfabeta
Ginting, A. (2008). Esensi praktis Belajar dan Pembelajaran. Humaniora. Bandung
Herdiana, D. (2008). Implementasi penilaian kinerja (performance assessment) dalam mengingkatkan aplikasi pengetahuan fisika. Skripsi Sarjana Strata 1 pada FPMIPA UPI Bandung :tidak diterbitkan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta.
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian.Bandung: Alfabeta
Rustaman, N.Y. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Bandung
Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tamime. (2009). Milk Proccessing and Quality Management. United Kingdom: Wiley-Blackwell
Uno, Hamzah. (2012).Assessmet Pembelajaran. Jakarta :Bumi Aksara
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS
Zainul, A. (2007). Asesmen Alternatif untuk mendukung belajar dan pembelajaran. Makalah disampaikan dalam seminat HEPI di Yogyakarta