• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SEGI Penggunaan Alat Peraga Benda Manipulatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Segi Empat Pada Mata Pelajaran Matematika (Ptk Siswa Kelas Vii Semester Ii Di Smp Negeri 2 Jati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SEGI Penggunaan Alat Peraga Benda Manipulatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Segi Empat Pada Mata Pelajaran Matematika (Ptk Siswa Kelas Vii Semester Ii Di Smp Negeri 2 Jati"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA MANIPULATIF

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SEGI

EMPAT PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

(

PTK Siswa Kelas VII Semester II di SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri)

TAHUN AJARAN 2011 / 2012

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

FAJAR RUSDIATI A 410 080 103

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA MANIPULATIF

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SEGI

EMPAT PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

(

PTK Siswa Kelas VII Semester II di SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri) Tahun Ajaran 2011/2012

1. Dra. Sri Sutarni, M.Pd

2. Rita Pramujiyanti Khotimah, M.Si

3. Drs. Slamet Hw, M.Pd

ABSTRACT

This study aims to describe an increase in the ability of students' understanding of the concept of a rectangular object with the use of manipulative aids. This type of research in this study is PTK (Classroom Action Research). The subject receives the action is a class VII student SMP Negeri 2 C Jatiroto totaling 31 students. Data collection methods used were observation as the main method, as well as auxiliary methods which include field notes, and documentation. Data analysis technique used was a qualitative descriptive method of flow that occurs from the data reduction, data presentation, and drawing conclusions. To ensure the validity of the data used triangulation techniques. The results showed an increased understanding of the concept of mathematical ability of students to the subject of a rectangle. It can be seen from the increasing number of students on: 1) the ability to understand the problem before action by 19.35% and 64.52% at the end of the action, 2) the ability to resolve the issue before action by 25.8% and at the end of the action by 74 , 19%, 3) the ability to restate the concept in terms of four prior to the action of 9.68% and 77.42% at the end of the action. Conclusions of this study is the use of props manipulative objects can enhance students' comprehension of mathematics concepts in the subject of a rectangle.

(4)

PENDAHULUAN

Keberhasilan pendidikan anak di sekolah merupakan harapan bagi orang

tua, pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Agar pendidikan anak di sekolah

berhasil maka seorang guru harus pandai membuat perencanaan, program,

memilih materi, menentukan strategi kegiatan dan teknik penilaian. Hal tersebut

dapat dilaksanakan melalui kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Melalui

kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat terbentuk pola pikir siswa yang

terarah dan sikap yang baik. Untuk mencapai semua itu, tentunya harus dibarengi

denagn usaha yang serius dari semua pihak yang tersirat.

Pada kenyataan pelajaran matematika dari dulu sampai sekarang

merupakan pelajaran yang sangat ditakuti dan sulit dipahami oleh kebanyakan

siswa. Kesulitan siswa dalam memahami matematika dipengaruhi oleh banyak

faktor dari luar maupun factor dari dalam siswa itu sendiri. Faktor dari dalam diri

siswa, seperti tingkat kecerdasan, minat, dan bakat, sedangkan factor dari luar

adalah factor yang mempengaruhi siswa, seperti lingkungan, guru dengan metode

pengajaran atau kurikulum sekolah.

Dalam proses pembelajaran guru sangat berpengaruh sekali terhadap

keberhasilan siswa. Guru berperan aktif dalam motivator dan fasilitator dalam

upaya meningkatkan pemahaman siswa serta menumbuhkan sikap berpikir kreatif

dan rasional. Guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan

situasi dan kondisi siswa. Hal ini sangat penting karena mungkin anak sulit untuk

memahami matematika yang diakibatkan karena kurang tepatnya guru dalam

memilih metode pengajaran.

Pada semester II tahun ajaran 2011/2012 kelas VII C SMP Negeri 2

Jatiroto yang berjumlah 31 siswa, hasil ulangan matematika menunjukkan

rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pemahaman konsep

matematika. Pada kondisi awal rendahnya kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa kelas VII C dilihat dari indicator adalah sebagai berikut: (1)

dapat memahami masalah sebesar 19,35%, (2) dapat menyelesaikan masalah

sebesar 25,8%, (3) dapat menyatakan ulang suatu konsep matematika sebesar

(5)

konsep dan guru kurang memberikan contoh yang diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari. Siswa cenderung menunggu hasil akhir daripada melakukan sebuah

proses. Hal ini membuat siswa kurang termotivasi, kurang minat, kurang

menyenangi mempelajari matematika.

Untuk mengatasi kesulitan tersebut, digunakan alat peraga benda

manipulatif. Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau

membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Menurut Usman (2006: 31)

alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh guru ketika mengajar

untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan sehingga

mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.

Alat peraga benda manipulatif adalah suatu benda yang dimanipulasi oleh

guru dalam menyampaikan pelajaran matematika agar siswa mudah memahami

konsep. Dengan alat peraga benda manipulatif diharapkan siswa dapat termotivasi

dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, hal yang

paling berperan adalah cara guru mengajar atau menyampaikan pelajaran,

diantaranya dengan menggunakan alat peraga dalam pengajaran. Dengan

menggunakan alat peraga akan memberikan materi yang akan mudah diterima

siswa. Selain itu dapat menarik perhatian siswa dan dapat merangsang siswa

untuk berpikir, akan tetapi pemakaian media pendidikan harus melihat kepada

siapa media tersebut akan diberikan, sehingga media yang digunakan dapat

mempunyai arti dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka permasalahan

yang akan dicari jawabannya adalah “Adakah peningkatan pemahaman konsep

segi empat siswa dengan menggunakan alat peraga benda manipulatif ?”

Penelitian yang dilakukan pasti mempunyai tujuan, dan tujuan yang ingin

dicapai adalah untuk mendiskripsikan peningkatkan pemahaman konsep segi

(6)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru, dan peneliti. Penelitian

ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep segi empat dengan

menggunakan alat peraga benda manipulatif. Adapun prinsip-prinsip dari

penelitian tindakan kelas (Sutama, 2010: 20) adalah sebagai berikut: (1) tidak

mengganggu komitmen guru mengajar, (2) tidak menuntut waktu yang khusus, (3)

masalah yang diteliti harus merupakan masalah yang dihadapi guru. Penelitian

Tindakan Kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari: (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi, dan (5) evaluasi. Pada

proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, observasi dan evaluasi yang

hasilnya digunakan sebagai masukan untuk melakukan refleksi yang dijadikan

pertimbangan berikutnya. Menurut Arikunto (2008: 62) ada dua karakteristik

penelitian tindakan kelas, yaitu: (1) problema yang diangkat problema yang

dihadapi guru di kelas, dan (2) tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses

belajar mengajar di kelas.

Penelitian ini dilakukan di kelas VII C SMP Negeri 2 Jatiroto yang

beralamat di Desa Cangkring, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/2012 dalam waktu 4

bulan, mulai dari bulan Maret 2012 sampai bulan Juni 2012.

Subyek penelitian ini adalah para siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Jatiroto

tahun ajaran 2011/2012. Peneliti dibantu guru matematika sebagai observer,

peneliti juga bertugas merencanakan, mngumpulkan data, menganalisis data, dan

menarik kesimpulan.

Mengingat penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang

berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai

efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan

revisi untuk memperoleh sejauh mana dampak perlakuan dalam rangka

mengubah, memperbaiki, dan atau meningkatkan mutu perilaku itu terhadap yang

(7)

Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas, sebagai berikut:

Gambar 2.8 Siklus Penelitian Tindakan

Sumber: Modifikasi Dari Kemmis dan MC Taggart (Sutama, 2010: 96) Dialog Awal

Perencanaan

Tindakan I

Observasi dan Monitoring

Evaluasi dan

Refleksi

Pengertian dan Pemahaman

Perencanaan Terevisi

Seterusnya sesuai dengan alokasi waktu tahapan tindakan yang

direncanakan

Tindakan II

Observasi dan Monitoring

Evaluasi dan Refleksi

(8)

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi sebagai

metode pokok. Metode observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang

diselidiki. Serta metode bantu yaitu catatan lapangan dan dokumentasi. Untuk

mendapatkan data secara valid, maka penelitian ini menggunakan teknik

triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong (2002: 178) triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data

itu.

Teknik analisis data yang digunakan adalah metode alur. Alur yang dilalui

meliputi reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Sutama,

2010: 44). Reduksi data adalah proses pemilihan pemusatan pada penyederhanaan

dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Kegiatan ini

dilakukan dalam setiap pasca tindakan yang dilakukan hasil dari reduksi data

berupa uraian singkat yang telah digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu.

Paparan data adalah proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk

paparan naratif, representatif tabulasi termasuk dalam format matriks,

representatif grafis, dan sebagainya. Penarikan kesimpulan dilakukan secara

bertahap dari kumpulan maka tiap kategori disimpulkan sementara, kemudian

dilakukan pengumpulan dengan berdiskusi mitra kolaborasi.

Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila telah memenuhi

indikator-indikator dari pemahaman konsep matematika yang telah ditentukan. Indikator

tersebut antara lain : mampu dalam memahami masalah, mampu dalam

menyelesaikan masalah, dan mampu dalam menyatakan ulang konsep

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Kondisi Awal

Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru matematika

kelas VII C di SMP Negeri 2 Jatiroto diperoleh keterangan atau gambaran

bahwa dari sejumlah 31 siswa yang mampu memahami masalah sebanyak 6

siswa (19,35%). Siswa yang mampu menyelesaikan masalah sebanyak 8 siswa

(25,8%) dan siswa yang mampu menyatakan ulang suatu konsep matematika

sebanyak 3 siswa (9,68%). Analisis kolaboratif menyimpulkan rendahnya

pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika adalah kebosanan siswa

karena dalam pembelajaran hanya diposisikan sebagai pendengar dan model

atau teknik pembelajaran yang kurang menarik.

b. Deskripsi Tindakan Kelas Putaran I

Pelaksanaan tindakan kelas putaran I dilaksanakan pada hari Jum’at

tanggal 4 Mei 2012 pukul 09.40-11.00 WIB dan Sabtu tanggal 5 Mei 2012

pukul 10.30-11.50 WIB. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan alat

peraga benda manipulatif, akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan kelas ini

belum begitu maksimal. Pembelajaran masih berpusat pada guru, karena guru

masih banyak memberika penjelasan dan membantu siswa dalam menemukan

konsep serta menjawab soal-soal latihan yang diberikan. Bimbingan dari guru

kurang menyeluruh hanya beberapa siswa yang mendapatkan bimbingan itupun

siswa yang tergolong pintar. Siswa masih belum siap dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran hal ini terlihat dari kefokusan belajar siswa, sehingga kurang

serius dalam memperhatikan penjelasan guru. Pemahaman konsep siswa masih

kurang, hal ini terlihat dari siswa yang masih bingung ketika mengerjakan soal

latihan. Pada saat bekerja kelompok, kerjasama antar anggota kelompok masih

kurang.

Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang telah

dilakukan pada putaran I ini masih perlu diadakan perbaikan pada putaran

(10)

c. Deskripsi Tindakan Kelas Putaran II

Pelaksanaan tindakan kelas putaran II dilaksanakan pada hari Jum’at

tanggal 11 Mei 2012 pukul 09.40-11.00 WIB dan hari Sabtu tanggal 12 Mei

2012 pukul 10.30-11.50 WIB. Penggunaan alat peraga benda manipulatif

dalam pembelajaran matematika secara umum sudah berjalan di kelas,

sehingga suasana pembelajaran sudah berjalan sesuai rencana. Siswa sudah

terbiasa menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika sehingga

berlangsung dengan lancer dan siswa terlihat lebih tertib. Pembelajaran tidak

berpusat pada guru, guru sudah tidak mendominasi dalam kegiatan belajar

mengajar dan hanya bertindak sebagai fasilitator apabila dibutuhkan siswa.

Bimbingan guru sudah lebih menyeluruh, hal ini terlihat guru lebih sering

berkeliling untuk memberi bimbingan pada siswa yang kurang memahami

materi. Siswa lebih memahami konsep materi ajar dan kerjasama antar anggota

kelompok sudah baik.

Secara ringkas data perubahan hasil tindakan kelas tentang peningkatan

pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan alat

peraga benda manipulatif dapat dilihat dari tabel dan grafik berikut :

No Indikator Sebelum

menyatakan ulang suatu

(11)

Atau dapat dilihat dalam grafik dibawah ini :

Kemampuan pemahaman konsep belajar matematika siswa sebelum

dilaksanakan tindakan kelas masih rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya

ketertarikan siswa dan kebermaknaan materi ajar serta kegiatan pembelajaran

yang masih berpusat pada guru, sehingga mengakibatkan siswa hanya pasif

saat proses pembelajaran berlangsung.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Usman (2006: 31) bahwa

alat peraga adalah alat-alat yang digunakan oleh guru ketika mengajar untuk

membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan sehingga

mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Peneliti terdahulu Asrifah

(2005) menyimpulkan bahwa pengajaran matematika menggunakan alat peraga

dapat lebih berhasil disbanding dengan tanpa alat peraga. Penggunaan alat

peraga siswa dapat memahami konsep-konsep, ide-ide dalam matematika yang

bersifat abstrak sehingga dapat dikaji, dipahami, dan dicari oleh penalaran

siswa. KELAS VII C SMP NEGERI 2 JATIROTO

Kemampuan dalam memahami masalah

Kemampuan dalam menyelesaikan masalah

(12)

Berdasarkandata penelitian di atas mendukung hipotesis bahwa penggunaan

alat peraga benda manipulatif dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika

pokok bahasan segi empat siswa kelas VII C di SMP Negeri 2 Jatiroto.

SIMPULAN

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara

peneliti dan guru matematika kelas VII C SMP Negeri 2 Jatiroto dapat

disimpulkan sebagai berikut :

Ada peningkatan kemampuan pemahaman konsep segi empat pada siswa

dengan menggunakan alat peraga benda manipulatif. Hal ini dapat dilihat dari

pencapaian indikator-indikator pemahaman konsep, meliputi : a) kemampuan

siswa dalam memahami masalah, sebelum adanya penelitian tindakan sebanyak 6

siswa (19,35%) dan penelitian tindakan kelas putaran II menjadi 22 siswa

(64,52%). b) kemampuan siswa menyelesaikan masalah, sebelum tindakan

sebanyak 8 siswa (25,8%) dan penelitian tindakan kelas putaran II menjadi 23

siswa (74,19%). c) kemampuan siswa dalam menyatakan ulang suatu konsep

matematika, sebelum adanya penelitian tindakan kelas sebanyak 3 siswa (9,68%)

dan penelitian tindakan kelas putaran II menjadi 24 siswa (77,42%).

Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan

alat peraga benda manipulative dapat meningkatkan pemahaman konsep

matematika siswa khususnya pada pokok bahasan segi empat.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka dalam upaya untuk

peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dengan penggunaan alat

peraga benda manipulative diajukan sejumlah saran sebagai berikut :

a. Guru

Sebaiknya guru dapat menggunakan alat peraga benda manipulative

sebagai alternatif dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa. Guru hendakanya lebih memusatkan

kegiatan pembelajaran pada siswa, tidak mendominasi kegiatan pembelajaran

dan hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator yang membantu

(13)

b. Siswa

Siswa hendaknya lebih mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran

matematika yang akan dilakukan dan diharapkan mulai untuk senang pelajaran

matematika, sehingga pelajaran matematika dapat dengan mudah dipahami.

Setiap siswa hendaknya menjaga hubungan baik antara siswa dengan siswa,

siswa dengan guru agar proses belajar mengajar terlaksana dengan baik, lancer,

terasa nyaman dan menyenangkan.

c. Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian pada

jenjang pendidikan yang lain dan memperluas factor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa dalam

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asrifah. 2005. Efektifitas Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Prestasi Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. Surakarta: FKIP UMS (Tidak diterbitkan).

Moleong, J. Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori Dan Praktek Dalam Ptk, Pts, Dan Ptbk. Semarang: CV. Citra Mandiri Utama.

Usman, Uzer. 2006.”Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar”. Bandung.

Gambar

Gambar 2.8 Siklus Penelitian Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

• Belum semua daerah, provinsi maupun kabupaten/kota, yang telah membentuk TKPK mengalokasikan anggaran khusus dalam APBD untuk mendukung.. operasionalisasi fungsi

Untuk mengukur kecerdasan emosional digunakan skala kecerdasan emosional Goleman (2000) kecerdasan emosional memiliki lima aspek yaitu: Mengenal emosi diri,

Sedangkan human error inflation merupakan inflasi yang diakibatkan karena kesalahan manusia, kesalahan itu antara lain korupsi dan administrasi yang buruk, pajak

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN.. NOMOR :

Dengan harapan agar karyawan semakin bersemangat dalam bekerja dan akhirnya dapat meningkatkan kinerja yang baik dan produksi yang dihasilkan semakin berkualitas. 1.3

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA KECIL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR DAN HASIL BELAJAR.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pada proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Suzuki maka ada keikutsertaan orang tua terutama untuk anak yang masih perlu bimbingan ketika berlatih, sehingga

Selain berpengaruh terhadap sifat organoleptik, substitusi daun beluntas dengan teh hijau dalam pembuatan produk minuman juga dapat mempengaruhi senyawa fitokimia,