• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MBS 1100026 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S MBS 1100026 Chapter1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kinerja karyawan merupakan bangunan penting dari suatu organisasi dan

faktor-faktor untuk membuat kinerja yang tinggi dan harus dianalisa oleh

organisasi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Boston Consulting Group

(BCG) melihat negara Indonesia memilki kinerja yang tergolong rendah dan

kurangnya tenaga kerja yang berkualitas. Rendahnya kinerja membuat Indonesia

tidak siap menghadapi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

(http://swa.co.id/business-research diakses tanggal 26-07-2015 pukul 14.36 PM).

Kinerja sumber daya manusia yang secara langsung atau tidak langsung

memberikan kontribusi terhadap kemajuan suatu negara. Maju mundurnya suatu

negara dapat dilihat dari perkembangan dan kualitas sumber daya manusianya.

Hal tersebut dapat dilihat melalui Human Development Index (HDI). Human

Development Index memberikan gambaran mengenai tingkat pembangunan

sumber daya manusia disuatu negara. Semakin baik pembangunan sumber daya

manusia disuatu negara maka semakin baik pula perkembangan dan kualitas

sumber daya manusia di negara tersebut. Adapun hasil peringkat HDI Indonesia

di Asia Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebagai berikut :

TABEL 1.1

PERINGKAT HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) NEGARA ASIA TENGGARA

Sumber: UNDP (United Nations Development Programs)

(2)

Tabel 1.1 menunjukan bahwa Indonesia mendapatkan peringkat keenam

dalam Human Development Index, yang masih berada di bawah dibandingkan

dengan negara Singapore, Brunei, Malaysia, Thailand dan Filipina. Hal tersebut

menunjukan sumber daya manusia di Indonesia belum cukup bagus. Dengan kata

lain perkembangan sumber daya manusia di Indonesia lebih rendah dibandingkan

dengan kelima negara di Asia Tenggara tersebut. Rendahnya perkembangan

sumber daya manusia di Indonesia menunjukan masih banyak sumber daya

manusia yang kurang berkualitas karena rendahnya tingkat pendidikan serta

rendahnya softskill yang dimiliki. (www.ugm.ac.id, diakses tanggal 28 Juni 2015;

pukul 19.18 WIB).

Seperti yang terjadi di industri pengolahan kayu yaitu PT. Sentosa

Hastareksa sebagai salah satu eksportir kuas ke Negara Jerman juga tidak terlepas

dari permasalahan sumber daya manusia. Keberhasilan yang dicapai PT. Sentosa

Hastareksa ini tidak terlepas dari peran sumber daya manusia yang kompeten dan

berpengalaman. (www.kompas.com; diaskes tanggal 28 juni 2015 pukul 14.25

WIB) Berhasil atau gagalnya suatu perusahaan bergantung pada sejauh mana

kualitas sumber daya manusianya (Rivai, 2011:4). Berikut Tabel 1.2 yang

menunjukan tingkat efisiensi karyawan PT. Sentosa Hastareksa Tahun 2014.

TABEL 1.2

TINGKAT EFISIENSI KARYAWAN PT. SENTOSA HASTAREKSA TAHUN 2014

Sumber: Data Internal PT. Sentosa Hastareksa

(3)

tingkat efisiensi divisi produksi PT. Sentosa Hastareksa yang rendah

dibandingkan dengan 6 divisi lain yang sudah termasuk dalam divisi yang efisien.

Menurut Anthony (2007) efisiensi ialah suatu proses internal atau sumber daya

yang diperlukan oleh organisasi untuk menghasilkan satu satuan output karena

jika output yang dihasilkan gagal dalam memberikan kontribusi pada pencapaian

target organisasi, maka orgaisasi tersebut tidaklah efektif. Efisiensi sebagai

tanggung jawab organisasi, dimana organisasi harus dapat mencapai tujuannya

secara optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya kinerja karyawan bagian

produksi PT. Sentosa Hastareksa pada Tabel 1.3 berikut:

TABEL 1.3

HASIL PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

BAGIAN PRODUKSI PT SENTOSA HASTAREKSA 2010-2014

Sumber: Data Internal Bagian Produksi PT Sentosa Hastareksa

Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukan persentase penilaian kinerja karyawan

bagian produksi di tahun 2010-2014 terdapat beberapa indikator yang mengalami

fluktuatif namun cenderung menurun. Jumlah produk yang dihasilkan dari tahun

2010 sebesar 36,25%, lalu di di tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 39,20%,

namun di tahun 2012 jumlah produksi kembali menurun sebesar 34,16%, dan

kembali naik pada tahun 2013 sebesar 36,21%, sedangkan pada tahun 2014

jumlah produksi menurun cukup banyak menjadi 32,16%. Menurut Ade Ismail

selaku kepala divisi SDM di PT. Sentosa Hastareksa, perushaan menetapkan

(4)

standar kategori untuk penilaian kinerja karyawan bagian produksi per tahunnya

adalah Sangat Baik 90,00, Baik 80,00-89,99, Cukup 70,00-79,99, Kurang

60,00-69,99. Di tahun 2010 hasil penilaian kinerja produksi sebesar 79,25% dalam

kategori Cukup, kemudian di tahun 2011-2012 meningkat menjadi

82,99%-88,69% dalam kategori Baik, tetapi terjadi penurunan di tahun 2013 menjadi

76,39% dalam kategori Cukup dan di tahun 2014 semakin menurun dari standar

yang ditetapkkan menjadi 68,39% dalam kategori Kurang.

Pencapaian pada setiap kategori yang sudah ditetapkan perusahaan

merupakan salah satu tolak ukur kerja setiap individu. Dengan demikian

berdasarkan Tabel 1.3 di tahun 2014 mengindikasikan kategori karyawan

berkinerja kurang. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ade

Ismail sebagai kepala divisi SDM menyatakan bahwa perusahaan sangat

menyadari terjadinya penurunan dari tahun ke tahun yang berpengaruh terhadap

kinerja karyawannya. Apabila hal ini dibiarkan maka akan berdampak pada

kelangsungan hidup perusahaan. Hal tersebut berbanding lurus dengan data

tingkat produksi dan produk cacat yang terjadi di PT. Sentosa Hastareksa pada

Tabel berikut:

TABEL 1.4

REKAPITULASI LAPORAN PRODUKSI KUAS PT. SENTOSA HASTAREKSA 2010-2014

Sumber : Data Internal PT Sentosa Hastareksa 2010-2014 (diolah)

Tabel 1.4 menunjukan bahwa angka yang cenderung mengalami penurunan

jumlah produksi. Terlihat pada persentase ketercapaian target produksi empat

(5)

tentu saja menyebabkan menurunnya keuntungan perusahaan, dan kualitas produk

yang dihasilkan oleh PT Sentosa Hastareksa sangat mempengaruhi pada sarana

produksi di perusahaan. Hal tersebut kemungkinan besar faktor kemampuan

karyawan yang menurun dikarenakan kurangnya pelatihan dan pendidikan yang

diberikan secara khusus untuk mengembangkan kemampuan karyawan produksi

(Hermansyah, Manajer Produksi). Seperti yang dikemukakan oleh Swatsha dan

Sukotjo (2007:68) bahwa, tingkat produksi dijadikan sebagai salah satu patokan

penilaian atas tingkat keberhasilan perusahaan. Dengan demikian perusahaan

harus mampu merealisasikan target produksi untuk meningkatkan profit

perusahaan.

Banyak faktor pendukung yang mempengaruhi kinerja karyawan, seperti

yang dikemukakan oleh Dermawan (2011:140) bahwa, absensi dapat dijadikan

sebagai faktor pengukuran kinerja karyawan. Kegiatan organisasi diperusahaan

tidak akan berjalan secara optimal tanpa kehadiran karyawan. Oleh sebab itu,

tingkat absensi merupakan salah satu yang menunjang kinerja karyawan. Berikut

Tabel 1.5 yang menunjukkan rekapitulasi tingkat absensi karyawan produksi PT.

Sentosa Hastareksa tahun 2010-2014.

TABEL 1.5

REKAPITULASI KETIDAKHADIRAN KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. SENTOSA HASTAREKSA

Tahun Jumlah

Sumber: Bagian SDM PT. Sentosa Hastareksa 2014 diolah

Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukkan bahwa tingkat absensi yang tinggi

terlihat dari rata-rata ketidakhadiran yang cukup signifikan sehingga berpengaruh

terhadap tugas dan tanggung jawab sebagai karyawan. Kenaikan ketidakhadiran

karyawan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2014, hal ini masih jauh dibawah

(6)

tingkat ketidakhadiran yang cukup melebihi standar yang ditentukan maka

menunjukan ketidakdisiplinan karyawan.

Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil wawancara dengan Ade Ismail

sebagai kepala divisi SDM di PT Sentosa Hastareksa menyatakan bahwa

penyebab dari tingginya ketidakhadiran karyawan karena kurangnya motivasi

kerja karyawan sehingga menyebabbkan rendahnya disipilin. Pelanggaran disiplin

kerja yang sering dilakukan oleh karyawan PT Sentosa Hastareksa yaitu masuk

kerja terlambat dari waktu yang ditentukan, mengobrol diwaktu jam kerja, dan

istirahat jam makan siang melebihi waktu yang ditetapkan. Untuk itu, dibutuhkan

suatu kebijakan yang mampu menggerakkan karyawan agar mau lebih maksimal

sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan.

Keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja

karyawannya, oleh karena itu setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk

meningkatkan kinerja karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara

maksimal. Salah satu kunci kerberhasilan suatu perusahaan adalah bagaimana

membuat karyawan memiliki kemampuan dalam bidangnya dan menimbulkan

rasa motivasi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kinerja pada

karyawannya. Kinerja dikaitkan dengan konsep kemampuan karena untuk

perbaikan dalam meningkatkan kualitas yang terbaik. Kemampuan tersebut

merupakan kapasitas seseorang didalam mengerjakan berbagai macam tugas

dalam pekerjaannya (Schermerhorn, Hunt dan Osborn 2011:391).

Menurut Ram Kumar Balyan (2011: 234) mengatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan yaitu ability, training, dedication, welfare,

management polices, fringe benefit, salary and package, promotion,

comunication, etc. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Dobre (2013) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan antara

lain, motivation, appraisals,ability, job satisfaction, training and development.

Menurut penelitian terdahulunya Victoria Büsch, Dennis Dittrich, Uta Lieberum

(2010) menunjukan bahwa, terdapat dampak positif yang signifikan pada

(7)

Didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Shehzad and

Zameer (2014) menjelaskan bahwa tanpa memotivasi karyawan suatu perusahaan

tidak akan dapat mencapai tujuannya karena motivasi karyawan dan kemampuan

mereka secara kolektif berpartisipasi dalam kinerja karyawan dan tugas yang sulit

yang diberikan oleh manajer adalah memperoleh hasil yang maksimal, baik

motivasi yang berasal dari dalam diri karyawan itu sendiri ataupun motivasi yang

berasal dari luar, karena motivasi menjadi pendorong seseorang melaksanakan

suatu kegiatan guna mendapat hasil yang terbaik (Manmohan Joshi, 2013:55).

Oleh karena itu tidak heran jika karyawan yang mempunyai motivasi kerja yang

tinggi biasanya memiliki kinerja yang tinggi. Untuk itu motivasi kerja karyawan

perlu dibangkitkan agar karyawan dapat menghasilkan kinerja yang terbaik,

semakin tinggi motivasi karyawan dalam bekerja maka kinerja yang dihasilkan

pun tinggi.

Upaya yang akan dilakukan oleh PT Sentosa Hastareksa untuk

peningkatan kinerja karyawan di bagian produksi yakni melalui pelatihan dan

pengetahuan (knowlagde) yang lebih rutin pada setiap karyawan, tujuannya agar

karyawan di PT Sentosa Hastareksa lebih memiliki kemampuan yang lebih dalam

bidangnya masing-masing. Selain itu, motivasi kerja menjadi faktor lain yang

dapat meningkatkan kinerja karyawan. Untuk mampu membangkitkan motivasi

karyawan, PT Sentosa Hastareksa memberikan sistem reward dan punishment,

memberikan kenaikan gaji melalui promosi jabatan, dan tunjangan lembur. Hal

tersebut dikemukakan oleh Hermansyah selaku manajer di bagian produksi PT

Sentosa Hastareksa.

Berdasarkan hasil pengamatan di bagian produksi PT Sentosa Hastareksa,

bahwa adanya permasalahan yang serius pada rendahnya kinerja karyawan. Hal

ini dapat dilihat dari kinerja karyawan yang masih kurang maksimal dan belum

sesuai dengan target perusahaan serta absensi karyawan yang cukup tinggi.

Selain itu perusahaan kurang memberikan peluang untuk mengembangkan

kemampuan karyawan secara maksimal. Karyawan juga cepat merasa sudah puas

(8)

meningkatkan kinerja mereka menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan uraian

permasalahan yang terjadi maka peniliti merasa perlu melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Studi Pada Karyawan Bagian Produksi PT Sentosa Hastareksa”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas,

bahwa rendahnya perkembangan sumber daya manusia di Indonesia menunjukan

masih banyak sumber daya manusia yang kurang berkualitas, sehingga kinerja

sumber daya manusia di Indonesia relatif rendah. Rendahnya kinerja akan

berpengaruh terhadap perusahaan, hal ini mengakibatkan pencapaian tujuan

perusahaan tidak maksimal. Bahkan pengaruhnya dapat menghambat proses

ekspor impor di Indonesia. Fenomena pada masalah penurunan kinerja tersebut

dialami oleh karyawan pada beberapa perusahaan di Indonesa salah satunya pada

PT Sentosa Hastareksa yang mengekspor kayu olahan kuas. Masalah yang dialami

PT Sentosa Hastareksa adalah penurunan kinerja karyawan yang disebabkan oleh

kurang maksimalnya kemampuan dan motivasi pada karyawan PT Sentosa

Hastareksa sehingga membuat hasil kinerja dan produksi terus menurun sehingga

hasil produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan target yang ditetapkan oleh

perusahaan.

Hal tersebut dapat dilihat pada data hasil penilaian kinerja di PT Sentosa

Hastareksa pada 5 tahun terakhir terdapat beberapa indikator yang mengalami

peningkatan setiap tahunnya, namun masih ada beberapa indikator yang

mengalami penurunan. Maka dari itu, perusahaan harus melakukan langkah agar

dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja karyawan, salah satunya menurut

Ram Kumar Balyan (2011:234) bahwa kemampuan dinilai penting bagi suatu

perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya. Selain itu faktor lain yang dapat

(9)

motivasi dapat mendorong seseorang melaksanakan suatu kegiatan guna

mendapat hasil yang terbaik.

Berdasarkan uraian di atas yang terjadi tema sentral masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Fenomena yang terjadi saat ini, yaitu penurunan kinerja karyawan di PT Sentosa Hastareksa. Jika hal ini terus menerus terjadi dan tidak ada peningkatan, maka PT. Sentosa Hastareksa tidak dapat mempertahankan keberlangsungan usahanya. Untuk mengantisipasi kinerja yang semakin menurun maka perusahaan berupaya akan memberikan pelatihan dan pengetahuan yang rutin untuk meningkatkan kemampuan pada karyawannya. Selain itu perusahaan memberikan motivasi kerja dengan cara memberikan sistem reward dan punishment, memberikan kenaikan gaji melalui promosi jabatan, tunjangan lembur dan hari libur yang digunakan sebagai alat motivasi pada karyawan. Dengan harapan agar karyawan semakin bersemangat dalam bekerja dan akhirnya dapat meningkatkan kinerja yang baik dan produksi yang dihasilkan semakin berkualitas .

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan

diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kemampuan karyawan di bagian produksi PT Sentosa

Hastareksa

2. Bagaimana gambaran motivasi kerja karyawan di bagian produksi PT

Sentosa Hastareksa

3. Bagaimana gambaran tingkat kinerja karyawan di bagian produksi PT

Sentosa Hastareksa

4. Bagaimana pengaruh kemampuan terhadap kinerja karyawan di bagian

(10)

5. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di bagian

produksi PT Sentosa Hastareksa

6. Bagaimana pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja

karyawan di bagian produksi PT Sentosa Hastareksa

7. Bagaimana hubungan kemampuan dan motivasi kerja di bagian produksi PT

Sentosa Hastareksa

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkapkan data dan

informasi yang berhubungan dengan Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada Karyawan Bagian Produksi PT Sentosa

Hastareksa. Adapun tujuan penelitian yang akan didapat adalah untuk

mengetahui:

1. Gambaran kemampuan karyawan di bagian produksi PT Sentosa Hastareksa

2. Gambaran motivasi kerja di bagian produksi PT Sentosa Hastareksa

3. Gambaran tingkat kinerja karyawan di PT Sentosa Hastareksa

4. Pengaruh kemampuan terhadap kinerja karyawan di bagian produksi PT

Sentosa Hastareksa.

5. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di bagian produksi PT

Sentosa Hastareksa

6. Pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di

bagian produksi PT Sentosa Hastareksa

7. Hubungan kemampuan dan motivasi kerja di bagian produksi PT Sentosa

Hastareksa

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mengkaji mengenai Pengaruh Kemampuan dan Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT Sentosa Hastareksa.

(11)

1. Dalam aspek teoritis yakni bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya

manajemen sumber daya manusia yaitu menggunakan metode-metode dan

strategi kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan yang

diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para akademisi dalam

mengembangkan teori manajemen khususnya manajemen sumber daya

manusia. Mengingat perkembangan jaman yang semakin pesat dan

perubahan yang semakin cepat pula khususnya pada ilmu manajemen pada

bidang manajemen sumber daya manusia.

2. Dalam aspek praktis yakni untuk meningkatkan atau menjaga etos kerja

para karyawan agar tetap gigih dalam bekerja guna meningkatkan atau

menjaga kinerja dengan memberikan motivasi bagi para karyawan. Dengan

motivasi karyawan yang tinggi para karyawan dapat bekerja dengan segala

daya upaya yang mereka miliki sehingga kinerja yang dihasilkan dapat

tercapai dengan optimum.

3. Kegunaan untuk penelitian selanjutnya diharapkan dengan adanya penelitin

ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan pengembangan

Gambar

TABEL 1.3 HASIL PENILAIAN KINERJA KARYAWAN
TABEL 1.4 REKAPITULASI LAPORAN PRODUKSI KUAS

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat kesenian tarian bambu gila di Maluku Tengah merupakan salah satu kekayaan dan aset daerah yang memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh daerah lain, maka

Pada penelitian terdahulu (Yusriansah, 2009) telah dilakukan isolasi enzim dari Mucor miehei dengan menggunakan karagenan dan di aplikasikan sebagai immobilized pada

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran

Pola penguasaan tanah orang jawa cenderung berada diantara dua kutub yang berlawanan yaitu antara pemilikan komunal yang kuat atau hak ulayat dan pemilikan

Bila kttmungkinan terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah basil pemikiran saya sendiri, berarti gelar

Sejalan dengan penetrasi industri ritel ke bagian timur Indonesia dalam waktu dekat ini, dimana memiliki potensi yang bagus, kami percaya ROTI akan mampu mempertahankan kinerja

Hasil analisis mendapatkan koefisien korelasi sebesar 0,260 dengan signifikansi 0,1 (p > 0,05), yang berarti bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara

Penelitian ini difokuskan pada kohesi gramatikal yang terdiri atas aspek pengacuan (referensi), aspek penyulihan (substitusi), aspek pelesapan (elipsis), dan aspek kata