ABSTRAK
PENGARUH BAKAT, STATUS SEKOLAH, DAN JURUSAN
SMK ASAL TERHADAP CITA-CITA SISWA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
Studi Kasus Pada Siswa SMK Kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta
Maria Andriyeni Purwaningtyas Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada: (1) pengaruh positif dan signifikan bakat terhadap cita-cita siswa SMK; (2) pengaruh positif dan signifikan status sekolah terhadap cita-cita siswa SMK;(3) pengaruh positif dan signifikan jurusan SMK asal terhadap cita-cita siswa SMK.
Penelitian ini merupakan deskriptif korelasional dengan menggunakan metode ex post facto. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 - April 2016 dengan populasi penelitian sebesar 656 siswa. Sampel sebesar 330 diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan teknik analisis regresi sederhana dan analisis chi square dengan taraf signifikan 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif dan signifikan bakat terhadap cita-cita siswa SMK (persamaan regresi Y = 66,536 + 0,392 X, nilai sig. 0,000, nilai t hitung = 4,918 dan nilai R2 = 0,069); (2) tidak ada pengaruh positif dan signifikan status sekolah terhadap cita-cita siswa SMK (nilai χ2
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF STUDENTS’ TALENT, SCHOOL STATUS, AND VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS TOWARDS STUDENTS’ IDEALS AFTER GRADUATING FROM VOCATIONAL HIGH SCHOOLS
A Case Study on the Eleventh Grade Students of Vocational High Schools Majoring in Business and Management in Yogyakarta
Maria Andriyeni Purwaningtyas Sanata Dharma University
2016
This research aims to know whether there are: (1) positive and significant influence of students’ talent towards students’ ideals after graduating from Vocational High School; (2) positive and significant influence of school status towards students’ ideals after graduating from Vocational High School; (3) positive and significant influence of Vocational High School students towards students’ ideals after graduating from Vocational High School.
This research is a correlational description by applying ex post facto method. This research was carried out from December 2015 to April 2016. The population were 656 students. The samples were 330 students taken by applying cluster random sampling technique. The data were taken by questionnaires and analysed by simple regression analysis technique and chi square analysis by 0,05 significant level.
PENGARUH BAKAT, STATUS SEKOLAH, DAN JURUSAN
SMK ASAL TERHADAP CITA-CITA SISWA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
Studi Kasus Pada Siswa SMK Kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Maria Andriyeni Purwaningtyas
NIM : 121334042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGARUH BAKAT, STATUS SEKOLAH, DAN JURUSAN
SMK ASAL TERHADAP CITA-CITA SISWA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
Studi Kasus Pada Siswa SMK Kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Maria Andriyeni Purwaningtyas
NIM : 121334042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:
Bapa, Tuhan Yesus Kristus, Roh Kudus dan Bunda Maria yang senantiasa menemani,
mendukung, menguatkan,membimbing, mengangkat, dan menopang penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Ibu Rita Febi Akriyeni dan Babe Leo Anwardi yang selalu memberikan doa, cinta, harapan
dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik
Dedekku Veronica Dwi Andri Widyaningsih yang selalu memberikan doa, cinta, harapan,
dan semangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
Keluarga besar Mbah Akung dan Mbah Dwiku tercinta yang selalu memberikan doa, kasih
sayang, semangat, dukungan bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
Sahabat-sahabat dan teman seperjuangan PAK 2012 yang telah memberikan berbagai pengalaman, keceriaan, semangat, dan dukungan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi
v MOTTO
“Di saat kau merasa ragu untuk menggapai cita-citamu. Ingatlah, kau punya Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Pemilik dari segala-galanya.”
(Maria Andriyeni Purwaningtyas)
“Saat jiwa dan ragaku terguncang dan terjatuh oleh berbagai sebab. Ku tak mampu mengingat siapapun yang harus kuingat untuk membangkitkan
diriku. Namun, dekapanNya selalu terasa dalam sekujur tubuhku.”
(Maria Andriyeni Purwaningtyas)
“Prinsip yang tertanam dalam roh dan ragamu. Tidak akan bisa dipatahkan oleh hal-hal yang wujudnya sangatlah indah, mewah, dan menggiurkan.”
(Maria Andriyeni Purwaningtyas)
“Di saat sikap temanmu yang tidak sesuai dengan harapanmu. Ingatlah, mereka bukan bayangan dari harapanmu. Biarlah mereka bersikap sesuai dengan apa yang dianggapnya benar. Kita sama. Saling menghargai adalah
salah satu kuncinya. Karena jiwaNya selalu tinggal dalam diri setiap manusia di dunia.”
viii ABSTRAK
PENGARUH BAKAT, STATUS SEKOLAH, DAN JURUSAN
SMK ASAL TERHADAP CITA-CITA SISWA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
Studi Kasus Pada Siswa SMK Kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta
Maria Andriyeni Purwaningtyas Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada: (1) pengaruh positif dan signifikan bakat terhadap cita-cita siswa SMK; (2) pengaruh positif dan signifikan status sekolah terhadap cita-cita siswa SMK;(3) pengaruh positif dan signifikan jurusan SMK asal terhadap cita-cita siswa SMK.
Penelitian ini merupakan deskriptif korelasional dengan menggunakan metode ex post facto. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 - April 2016 dengan populasi penelitian sebesar 656 siswa. Sampel sebesar 330 diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan teknik analisis regresi sederhana dan analisis chi square dengan taraf signifikan 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif dan signifikan bakat terhadap cita-cita siswa SMK (persamaan regresi Y = 66,536 + 0,392 X, nilai sig. 0,000, nilai t hitung = 4,918 dan nilai R2 = 0,069); (2) tidak ada pengaruh positif dan signifikan status sekolah terhadap cita-cita siswa SMK (nilai
χ2
ix ABSTRACT
THE INFLUENCE OF STUDENTS’ TALENT, SCHOOL STATUS, AND VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS TOWARDS STUDENTS’ IDEALS AFTER GRADUATING FROM VOCATIONAL HIGH SCHOOLS
A Case Study on the Eleventh Grade Students of Vocational High Schools Majoring in Business and Management in Yogyakarta
Maria Andriyeni Purwaningtyas Sanata Dharma University
2016
This research aims to know whether there are: (1) positive and significant influence of students’ talent towards students’ ideals after graduating from Vocational High School; (2) positive and significant influence of school status towards students’ ideals after graduating from Vocational High School; (3) positive and significant influence of Vocational High School students towards students’ ideals after graduating from Vocational High School.
This research is a correlational description by applying ex post facto method. This research was carried out from December 2015 to April 2016. The population were 656 students. The samples were 330 students taken by applying cluster random sampling technique. The data were taken by questionnaires and analysed by simple regression analysis technique and chi square analysis by 0,05 significant level.
x KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
BKK Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapat masukan,
bimbingan, kritik, saran, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata
Dharma.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang baik dalam
membimbing, sabar, teliti, dan selalu memberikan arahan pada penulis agar
xi
5. Seluruh dosen PAK yang sudah membimbing saya sebagai mahasiswi agar
memiliki integritas yang kuat sebagai seorang guru maupun pribadi, serta
memberikan ilmu yang berguna bagi penulis agar dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Akuntansi yang dengan sabar membantu saya dalam urusan administrasi
kemahasiswaan.
7. Ibu dan Babeku tercinta, Ibu Rita Febi Akriyeni dan Babe Leo Anwardi yang
selalu memberikan doa, cinta, dan semangat bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
8. Dedekku tercinta, Veronica Dwi Andri Widyaningsih yang selalu
memberikan doa, cinta, dan semangat bagi penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besar Mbah Akungku tercinta, Mbah Akung, Mbah Uti, Bude Rini,
Pakde Yanto, Mas Dani, Mas Ryan, Mbak Asti, Om Yono, Bulek Afan,
Fedrian, Devrian, Bulek Rida, Om Ari, Kak Shiffa, Abang Rangga, Dedek
Aura, Om Wawan, Bulek Santi, Gavril, yang selalu memberikan doa,
semangat, dan dukungan agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar Mbah Dwiku tercinta, Mbah Dwi, Mbah Simbok, Om Dodo,
Bulek Sri, Alif, Om Manto, Bulek Agnes, Eka, Radit, Om Pitri, Om Yus,
Bulek Sri, El, yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan agar
xii
11. Teman-teman kos cantik, Ana, Idam, Mbak Lili, Mbak Tanti, Fafi, Laeli,
Hida, Dela, Rina, yang selalu memberikan semangat dan dukungan agar
penulis segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Keluarga Cana, Kak Dewi, Kak Ima, Kak Yos, Kak Anton, Mbak Vinda,
Mbak Ratih, Yuni, Epi, Ria, Markus, Erik, Karini, Anggi, Ines, Friskha, Yoga
serta keluarga Cana lainnya, yang selalu memberikan berbagai pengalaman,
keceriaan, semangat dan dukungan agar penulis segera menyelesaikan skripsi
ini.
13. Keluarga Gandroeng, Kak Tia, Kak Wawan, Kak Rondang, Kak Aree, Kak
Anggi, Kak Ichul, Kak Tere, Kak Andre, Kak Alit, Kak Reli, Kak Atan, Epi,
Ira, Tari, Rani, Alvian, Ian, Oshi, Adi, serta keluarga Gandroeng lainnya,
yang selalu memberikan berbagai pengalaman, keceriaan, semangat dan
dukungan agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman bimbingan skripsi payung Pak Muhadi; Tika, Vena, Kak Dika,
Agnes, Eny, Paul, Ayu, Galing, yang selalu memberikan semangat untuk
lulus bersama-sama dan dapat mencapai kesuksesan yang diharapkan.
15. Sahabatku tercinta, Epi, Wasri, Yuni, Ria, Ana, yang selalu memberikan
berbagai pengalaman baru, keceriaan, semangat, dukungan, motivasi bagi
penulis untuk menggapai cita-cita yang diharapkan dan segera dapat
menyelesaikan skripsi ini
16. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi 2012 atas kebersamaan,
xiii
17. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis, sehingga penulis
memiliki motivasi yang baik dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
untuk semuanya, semoga kita selalu berbahagia dalam suka citaNya.
Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari bahwa karya ini masih
memerlukan banyak saran untuk memperbaiki kekurangan dari penelitian ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kebaikan penelitian selanjutnya.
Penulis
xiv DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xx
DAFTAR GAMBAR ... xxiv
xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN TEORETIK ... 8
A. Tinjauan Teoretik ... 8
1. Cita-cita ... 8
2. Bakat ... 12
a. Pengertian Bakat ... 12
b. Penggolongan Bakat ... 13
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bakat ... 15
d. Hubungan Bakat Dengan Cita-Cita Siswa ... 17
3. Status Sekolah ... 18
a. Pengertian ... 18
b. Jenis-Jenis Jenjang Sekolah ... 18
c. Hubungan Status Sekolah Dengan Cita-Cita Siswa ... 21
4. Jurusan SMK Asal ... 22
a. Pengertian Jurusan... 22
b. Macam-Macam Jurusan di SMK ... 23
xvi
d. Hubungan Jurusan SMK Asal Dengan Cita-Cita Siswa ... 25
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 26
C. Kerangka Berpikir ... 29
D. Paradigma Penelitian ... 33
E. Rumusan Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian ... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
1. Tempat Penelitian ... 36
2. Waktu Penelitian ... 36
C. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 37
1. Variabel Penelitian ... 37
a. Variabel Bebas atau Independent Variable ... 37
b. Variabel Terikat atau Dependent Variable... 37
2. Pengukuran Variabel ... 38
a. Variabel Cita-Cita atau Variabel Bakat ... 38
b. Variabel Jurusan SMK Asal ... 38
c. Variabel Status Sekolah ... 38
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 38
1. Populasi Penelitian ... 38
2. Ukuran Sampel ... 39
xvii
a. Menentukan Sekolah ... 41
b. Menentukan Kelas dan Jumlah Siswa Sebagai Sampel... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ... 46
1. Kuesioner ... 46
2. Penyusunan Kuesioner ... 46
F. Teknik Pengujian Instrumen ... 53
1. Uji Validitas ... 53
2. Uji Reliabilitas ... 56
3. Uji Coba Kuesioner ... 59
G. Teknik Analisis Data ... 59
1. Analisis Deskriptif ... 59
2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 62
a. Pengujian Normalitas ... 62
b. Pengujian Linieritas ... 63
3. Rumusan Hipotesis ... 64
4. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan ... 65
a. Pengujian Hipotesis Pertama ... 65
1) Kriteria Pengujian Hipotesis ... 66
2) Penentuan Besarnya Hubungan ... 66
3) Penarikan Kesimpulan ... 66
b. Pengujian Hipotesis Kedua dan Ketiga ... 67
1) Mencari nilai Chi Square ... 67
xviii
3) Penentuan Besarnya Derajat Hubungan ... 68
4) Penarikan Kesimpulan ... 69
(a) Hipotesis Kedua ... 69
(b) Hipotesis Ketiga ... 69
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 71
A. Deskripsi Data ... 71
1. Deskripsi Responden Penelitian ... 71
a. Asal Sekolah ... 71
b. Status Sekolah ... 73
c. Jurusan SMK ... 74
d. Jenis Kelamin ... 75
2. Deskripsi Data Penelitian ... 75
a. Cita-Cita Siswa ... 76
b. Bakat Siswa ... 77
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 79
1. Pengujian Normalitas ... 79
2. Pengujian Linieritas ... 80
C. Pengujian Hipotesis ... 81
1. Pengujian Hipotesis I ... 79
2. Pengujian Hipotesis II ... 85
3. Pengujian Hipotesis III ... 88
xix
1. Pengaruh Bakat Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 91
2. Pengaruh Status Sekolah Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 93
3. Pengaruh Jurusan SMK Asal Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 95
BAB V PENUTUP ... 96 A. Kesimpulan ... 96
B. Keterbatasan Penelitian ... 97
C. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
xx DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tempat Penelitian SMK Negeri dan Swasta Bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta ... 36
Tabel 3.2 Popoulasi SMK Kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen di Kota Yogyakarta ... 39
Tabel 3.3 Daftar SMK Negeri dan SMK Swasta Bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen ... 41
Tabel 3.4 Hasil Proporsi dari Populasi Kelas XI SMK Negeri dan Swasta
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen ... 42
Tabel 3.5 Jumlah Kelas Sampel Pada Program Keahlian Akuntansi
(Ak), Pemasaran (Pm), dan Administrasi Perkantoran (AP) .... 43
Tabel 3.6 Jumlah Kelas Sampel Tiap Jurusan ... 44
Tabel 3.7 Hasil Pengambilan Kelas Secara Acak di SMK Negeri dan
SMK Swasta ... 45
Tabel 3.8 Daftar kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner Variabel Cita-Cita ... 47
Tabel 3.9 Daftar kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner Variabel Bakat –
xxi
Tabel 3.10 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel
Cita-Cita ... 54
Tabel 3.11 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel
Bakat ... 56
Tabel 3.12 Tingkat Koefisien Reliabilitas ... 58
Tabel 3.13 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Pada
Variabel Cita-Cita ... 58
Tabel 3.14 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Pada
Variabel Bakat ... 59
Tabel 3.15 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... 66
Tabel 3.16 Interval Rasio (C/Cmax) dan Interpretasinya ... 69
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal
Sekolah ... 72
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Status
Sekolah ... 73
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jurusan
xxii
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis
Kelamin ... 75
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Cita-Cita Siswa ... 76
Tabel 4.6 Nilai-nilai Statistika Pada Variabel Cita-Cita ... 77
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Bakat ... 77
Tabel 4.8 Nilai-nilai Statistika Pada Variabel Bakat ... 78
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Pada Masing-
Masing Variabel Penelitian ... 79
Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Linieritas Pada Variabel
Bakat Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 80
Tabel 4.11 Hasil Model Summary Dari Uji Regresi Variabel Bakat
Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 82
Tabel 4.12 Hasil Anova dari Uji Regresi Variabel Bakat Terhadap
Cita-Cita Siswa SMK ... 82
Tabel 4.13 Hasil Koefisien Dari Uji Regresi Variabel Bakat Terhadap
Cita-Cita Siswa ... 83
xxiii
Cita-Cita Dengan Status Sekolah ... 86
Tabel 4.15 Hasil Uji Chi Square Pada Variabel Status Sekolah Terhadap
Cita-Cita Siswa SMK ... 87
Tabel 4.16 Hasil Uji Symmetric Measures Pada Variabel Status
Sekolah Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 87
Tabel 4.17 Hasil Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pada Variabel
Cita-Cita Dengan Status Sekolah ... 89
Tabel 4.18 Hasil Uji Chi Square Pada Variabel Jurusan SMK Asal
Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 89
Tabel 4.19 Hasil Uji Symmetric Measures Pada Variabel Jurusan SMK
xxiv DAFTAR GAMBAR
Halaman
xxv DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 103
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 110
Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas ... 138
Lampiran 4 Deskripsi Data ... 144
Lampiran 5 Deskripsi Responden ... 147
Lampiran 6 Hasil Pengujian Normalitas dan Linieritas ... 150
Lampiran 7 Hasil Pengujian Hipotesis... 153
Lampiran 8 Daftar Tabel dan Perhitungan Tabel ... 162
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Sistem Pembangunan Nasional Indonesia terdiri dari tujuh subsistem
pembangunan, dan pembangunan pendidikan merupakan salah satu komponen
atau sektor pembangunan dari subsistem atau Bidang Kesejahteraan Rakyat,
Pendidikan, dan Kebudayaan. (Mudyahardjo, 2006:494). Hal ini dapat
dikatakan bahwa Pembangunan Nasional dipengaruhi oleh pendidikan.
Pendidikan dapat membantu setiap individu untuk maju dan berkembang,
hingga akhirnya bisa menggapai cita-cita yang diharapkan.
Tak dipungkiri, cita-cita yang diharapkan tiap manusia dimulai pada masa
anak-anak. Walaupun anak-anak belum mengetahui secara jelas mengenai
cita-cita, namun anak-anak telah mampu membayangkan sosok seperti apa di
kemudian hari ketika sudah menjadi besar. Seringkali di masa ini, anak-anak
diberikan pertanyaan mengenai cita-citanya, “Dik, besok kalau sudah besar,
ingin jadi apa?”. Lontaran pertanyaan ini biasanya ditanyakan oleh orang yang
telah dewasa, seperti kakak, orang tua, paman, bibi, guru, maupun yang
lainnya. Jawaban yang diberikan oleh anak, pada umumnya dipengaruhi oleh
pengalaman masa lalu, latihan sejak kecil, tokoh-tokoh yang mereka idolakan
kehidupan sehari-hari, seperti cinderella, superman, guru, dokter, perawat,
polisi, penyanyi maupun tokoh lainnya.
Cita-cita yang dimiliki oleh seorang anak akan berpengaruh sangat kuat
pada kepribadiannya. Dengan mengidolakan seseorang dalam kehidupannya,
maka anak akan memiliki model dalam hidupnya. Dimana pada masa ini,
anak-anak belajar dengan cara meniru contoh yang dekat dengan dirinya. Hal ini
akan berdampak positif maupun negatif pada anak, tergantung seperti apakah
tokoh yang diidolakannya, tokoh yang baik ataupun tokoh yang tidak baik.
Seiring dengan berjalannya waktu dan kedewasaan yang diperoleh dari
lingkungan serta pengalaman, anak biasanya mulai berpikir dengan lebih baik
dalam menentukan cita-citanya. Anak yang memiliki cita-cita sejak dini akan
memberikan harapan pada anak akan masa depan, menjadi peka terhadap arah
dalam melangkah, memberikan rasa semangat untuk meraihnya, maupun
membuat diri lebih fokus pada cita-cita tersebut. Hal ini dapat dikembangkan
secara masksimal melalui pendidikan.
Seringkali pendidikan dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan lebih
baik di kemudian hari. Oleh karena itu, banyak orangtua tidak ragu dalam
memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan. Dalam hal ini,
orangtua akan memiliki banyak harapan kepada anaknya. Harapan orang tua
ini terkait dengan masa depan anak yang cerah dengan indikator cita-cita yang
dimiliki dapat tercapai. Hal ini terjadi pada kehidupan Chairul Tanjung. Kedua
orangtua Chairul Tanjung selalu mengutamakan pendidikan agar bisa keluar
daya dan upaya kedua orangtua, maupun Chairul Tanjung. Pada akhirnya,
Chairul Tanjung dapat mencapai apa yang dicita-citakan sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya yaitu menjadi seorang pengusaha yang sukses
pada unit usahanya. Unit usahanya antara lain Mega Corpora, Trans Corp, dan
PT CT Global Resources. Selain itu, menurut majalah Forbes, Chairul Tanjung
termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan
bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 375 dunia dengan total kekayaan
US$ 1 miliar pada tahun 2014. Kisah ini ingin mengatakan bahwa seseorang
dapat menggapai cita-cita yang tinggi dengan usaha yang tinggi pula dan
pendidikan menjadi salah satu pendukung yang terpenting.
Adapaun faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi cita-cita yaitu
bakat, motivasi, jenis kelamin, tingkat pekerjaan orangtua, tingkat penghasilan
orangtua, tingkat pendidikan orangtua, tingkat akreditasi sekolah, status
sekolah, jurusan SMA/SMK asal, prestasi belajar, maupun hal lainnya.
Semiawan (2010:22) memandang manusia merupakan makhluk tunggal
yang memiliki talenta dan bakat yang unik diantara makhluk yang lain. Dalam
sepanjang perkembangannya, manusia akan terus mengalami proses “belajar
menjadi individu”. Pada masa belajar ini, manusia akan sangat terikat dengan
lingkungannya, suatu ikatan yang sangat penting bagi tumbuh kembang
psikologisnya. Individu akan terikat dengan keluarganya, belajar mewujudkan
cita-citanya, serta meletakkan kepentingannya sesuai dengan kepentingan
Bakat yang dimiliki manusia, sudah dapat terlihat pada masa anak-anak.
Pada masa inilah, orangtua mengetahui bakat yang dimiliki anaknya. Seiring
orangtua memberikan arahan untuk melatih dan mengembangkan bakat
tersebut, maka bakat yang telah dimiliki oleh sang anak dapat menjadi impian
di masa depannya. Sebaliknya, jika sang anak tidak mengembangkan bakat
yang dimilikinya maka bakat tersebut akan berkurang dan tidak menjadi
impian sang anak. Impian akan masa depan ini biasa disebut dengan cita-cita.
Misalnya, seorang anak memiliki bakat seni yaitu menyanyi. Seiring anak ini
selalu latihan untuk mengembangkan bakatnya, maka semakin besar
cita-citanya untuk menjadi seorang penyanyi.
Langkah awal yang dapat dilakukan orangtua untuk sang anak dalam
menggapai cita-cita yaitu mengarahkan anaknya untuk mengenyam bangku
pendidikan. Menurut Mudyahardjo (2006:3), definisi secara luas dari
pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup. Dimana pendidikan ini merupakan segala
situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan hidup. Sedangkan definisi
sempit dari pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal. (Mudyahardjo, 2006:6). Sehingga segala
pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan
kepada sekolah, memiliki kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh
terhadap hubungan dan tugas sosial mereka demi tercapainya cita-cita yang
Setiap orangtua menginginkan anaknya dapat mengenyam bangku
pendidikan di sekolah yang berkualitas. Sekolah yang dianggap berkualitas,
biasanya dilihat dari tingkat akreditasi dan status sekolahnya. Setiap tingkat
akreditasi yang ada di sekolah, tentunya menggambarkan kelengkapan sarana
dan prasarana yang tersedia serta kualitas guru-guru sebagai fasilitator.
Sehingga, hal ini akan mempengaruhi tingkat cita-cita yang dimiliki oleh
siswa. Fakta lainnya dikatakan bahwa status sekolah negeri dianggap
memberikan sarana dan prasarana yang lengkap serta memiliki guru-guru yang
berkualitas dalam menunjang siswanya untuk memiliki cita-cita yang tinggi
dibanding sekolah swasta. Tentunya hal ini, didukung anggaran dan peran serta
pemerintah dalam memberikan kebijakan bagi sekolah dan pendidik.
Diharapkan sekolah dapat memberikan sarana dan prasarana yang lengkap,
berbagai kegiatan yang mendukung bagi karir siswa di masa depan, guru-guru
berkualitas dan guru dapat menjadi fasilitator bagi siswa untuk memperoleh
ilmu pengetahuan yang lebih mendalam. Dengan tercapainya hal tersebut,
siswa dapat memiliki cita-cita yang tinggi dan mampu menggapainya di masa
yang akan datang.
Saat siswa ini tumbuh menjadi seorang remaja, ia telah memilih
mengenai jurusan yang ada di Sekolah Menengah. Misalnya jurusan di Sekolah
Menengah Atas, siswa dapat memilih IPA, IPS ataupun Bahasa. Sedangkan,
jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan, siswa dapat memilih Akuntansi,
Pemasaran, Administrasi Perkantoran, Tata Boga, Animasi ataupun yang
yang dimiliki siswa. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat
cita-cita yang dimiliki oleh siswa pada setiap jurusan di Sekolah Menengah.
B.Batasan Masalah
Mengingat begitu banyak faktor yang diduga mempengaruhi cita-cita
siswa Sekolah Menengah, maka perlu diadakan batasan masalah dalam
penelitian ini. Peneliti memfokuskan penelitian pada pengaruh bakat, status
sekolah, dan jurusan SMK asal terhadap cita-cita siswa SMK.
C.Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan bakat terhadap cita-cita siswa
Sekolah Menengah Kejuruan?
2. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan status sekolah terhadap cita-cita
siswa Sekolah Menengah Kejuruan?
3. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan jurusan SMK asal terhadap
cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan?
D.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan bakat
terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan status sekolah
terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan jurusan SMK
E.Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan mampu memberikan manfaat
kepada pihak yang bersangkutan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini memberikan tambahan referensi bahan bacaan
ataupun acuan yang digunakan oleh setiap mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas kuliah ataupun tugas lainnya.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi sekolah
dalam membangun atau mengembangkan cita-cita siswa.
3. Bagi Penulis
Penulis memperoleh tambahan pengetahuan tentang faktor-faktor
8
BAB II
TINJAUAN TEORETIK
A. Tinjauan Teoretik 1. Cita-cita
Menurut Mohamad Ngajenan (1987:63) dalam Yenni Yuswanita
Apriani, cita-cita merupakan suatu hal yang dipikirkan oleh seseorang
untuk dicapai. Menurut Hurlock (1979) dalam Hidayat (2015:4), cita-cita
merupakan keinginan meraih sesuatu yang lebih tinggi dari keadaan
sekarang. Menurut Mulyaningtyas (2007:40), cita-cita adalah keinginan
yang selalu ada dalam pikiran atau tujuan yang ditetapkan seseorang untuk
diri sendiri dan hendak dicapainya. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, cita-cita adalah suatu keinginan (kehendak) yang selalu
ada di dalam pikiran.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
cita-cita merupakan suatu keinginan akan masa depan yang dipikirkan oleh
seseorang untuk dicapai. Adapun menurut Spillane (1987:2), hasil survei
pendidikan mengenai cita-cita siswa sekolah menengah setelah tamat,
yang dilakukan oleh kantor statistik DKI Jakarta yaitu melanjutkan ke
perguruan tinggi, bekerja, bekerja sambil sekolah, tidak tahu/belum ada
Berbagai profesi dalam kehidupan ini dapat dijadikan cita-cita
sesuai dengan keinginan setiap individu untuk dicapai. Menurut
Rintyastini dan Suzy (2006:89-95), seseorang dapat memilih jenis profesi
sebagai berikut.
a. Profesi dalam ketenagaahlian dan teknis
Profesi yang termasuk dalam kategori ini lazimnya berkecimpung di bidang riset dan penerapannya dalam berbagai masalah teknologi, ekonomi, sosial, dan industri. Profesi dalam kategori ini melakukan fungsi-fungsi keahlian teknologi, artistik, dan lain-lain. Bidang-bidang ilmu yang dibutuhkan dalam profesi ini antara lain ilmu alam dan fisika, teknik struktur bangunan, hukum, kesehatan, agama, pendidikan, sastra, seni, dan olahraga.
b. Profesi dan bidang ketatalaksanaan dan pengelolaan
Profesi yang termasuk dalam kategori ini terdiri atas orang-orang yang terpilih dan dipercaya sebagai anggota pemerintahan setempat, daerah swatantra, provinsi, regional atau nasional. Tugas yang diemban dalam profesi ini antara lain ikut memutuskan atau aktif menyusun kebijakan pemerintah pusat atau daerah, serta mempersiapkan amandemen hukum dan peraturan resmi bersama dengan pejabat lain yang ikut mengorganisasi, mengatur, dan memerintah. Orang-orang yang bergelut dalam profesi ini juga mewujudkan dan menjalankan kebijakan pemerintah, serta mengelola, merencanakan, memadukan, dan mengatur kegiatan masyarakat dan pribadi.
c. Profesi dalam bidang ketatausahaan
Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam bidang pelayanan masyarakat yang mengusahakan agar norma hokum, peraturan dan ketetapan-ketetapan pemerintah lokal, provinsi, dan negara dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, profesi ini juga mengawasi jalannya kinerja, kelancaran proses transportasi dan komunikasi, serta pekerjaan lainnya yang memantau pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
d. Profesi dalam bidang perdagangan
e. Profesi dalam bidang jasa
Profesi yang termasuk kategori ini berkecimpung dalam mengarahkan, mengorganisasi, mngawasi, serta merencanakan dengan matang agar sektor di luar industry dapat berjalan dengan semestinya. Dalam jenis profesi ini, terdapat pengusaha jasa sosial yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan dan pribadi ini antara lain konsultan, pelayan hotel, tukang cukur/pangkas rambut, dan ahli kecantikan.
f. Profesi dalam bidang eksplorasi energi
Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dalam masalah penambangan mineral, minyak, dan gas bumi. Orang-orang dalam profesi ini juga mengerjakan proses pengolahan dan pembangkitan tenaga. Mereka juga melakukan konstruksi dan pembenahan berbagai tipe jalan, bangunan, dan mesin. Contoh profesi ini antara lain pekerja kilang minyak dan penambang.
g. Profesi dalam bidang militer
Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan pertahanan dan keamanan negara. Contoh profesi ini antara lain polisi, prajurit, tentara, dan marinir.
Dalam setiap pemilihan profesi yang akan menjadikannya sebagai
cita-cita, adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut
Mulyaningtyas dan Yusup (2007:41), faktor-faktor yang mempengaruhi
cita-cita yaitu:
a. latihan dan lingkungan sejak kecil
Misalnya, seorang anak yang sejak kecil dilatih menggambar, besar kemungkinan akan bercita-cita sebagai seorang arsitek atau desainer. Begitu juga dengan anak yang tumbuh dalam lingkungan pecinta seni akan berkeinginan menjadi seniman atau setidaknya akan mencintai seni.
b. ambisi orang tua
c. tokoh idola
Seorang anak yang sangat mengidolakan negarawan atau politisi tertentu seperti Adam Malik biasanya berkeinginan mengikuti jejak tokoh idolanya tersebut, misalnya ingin menjadi diplomat atau politisi.
d. persaingan dengan orang lain
Persaingan dengan teman sebaya sering menyebabkan seorang remaja tidak mau kalah dalam hal cita-cita.
e. tradisi, norma, adat dan kebiasaan yang berlaku
Profesi tertentu sering mendapat penghargaan tinggi di masyarakat daerah tertentu sehubungan dengan adat yang di sana. Hal ini dapat mendorong remaja untuk bercita-cita meraihnya, misalnya banyak remaja di Flores ingin menjadi pastor karena profesi ini mempunyai status sosial tinggi di masyarakat Flores.
f. pengalaman-pengalaman masa lalu
Seseorang bercita-cita menjadi psikolog, misalnya, karena ia sendiri pernah menderita penyakit phobia (takut yang tak beralasan akan sesuatu) seperti takut akan ketinggian (altophobia).
g. minat dan nilai-nilai yang dianut
Nilai kehidupan yang dianut oleh seseorang, seperti nilai keadilan sosial, dapat membuatnya bercita-cita menjadi relawan Lembaga Swadaya Masyarakat, hakim, dan lain-lain.
Dalam penelitian ini, adapun faktor yang diduga mempengaruhi
cita-cita, antara lain bakat, status sekolah, dan jurusan SMK asal.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi cita-cita, bakat termasuk
dalam faktor minat dan nilai-nilai yang dianut. Sedangkan, status sekolah
dan jurusan SMK asal termasuk dalam tradisi, norma, adat dan kebiasaan
yang berlaku.
Setiap pribadi manusia memiliki bakat di dalam dirinya. Bakat ini
harus terus dilatih dan dikembangkan demi tercapainya suatu kecakapan.
mencapai cita-cita sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Sehingga, bakat
diduga dapat mempengaruhi cita-cita siswa.
Saat siswa telah masuk dalam dunia sekolah, status sekolah dalam
institusi pendidikan diduga dapat mempengaruhi cita-cita siswa. Hal ini
dikarenakan kelangkapan sarana dan prasarana serta kualitas guru yang
berbeda. Di sekolah negeri, guru cenderung mendukung dan membimbing
siswa untuk menggapai cita-cita yang tinggi dibanding sekolah swasta. Hal
ini didukung dengan berbagai fasilitas yang memadai untuk kegiatan
pembelajaran. Selain itu, peran pemerintah dalam hal anggaran dan
kebijakan bagi sekolah dan pendidik cukup mendukung di sekolah negeri.
Hal lainnya yang diduga mempengaruhi cita-cita siswa yaitu
jurusan SMK asal. Pada Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen terdapat
tiga jurusan yaitu Akuntansi, Pemasaran dan Administrasi Perkantoran.
Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat cita-cita yang dimiliki
oleh siswa pada setiap jurusan SMK.
2. Bakat
a. Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi terkait
dengan struktur otak yang masih perlu dikembangkan atau dilatih
untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan
khusus (Munandar,1985: 17; Semiawan,1997: 11). Bakat merupakan
kemampuan alamiah yang dimiliki seseorang untuk memperoleh
Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakan
sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Bakat baru
muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan.
b. Penggolongan Bakat
Bakat digolongkan menjadi dua yaitu:
1) Bakat umum
Bakat umum adalah potensi yang bersifat umum berkenaan dengan
kemampuan intelektual seseorang. Bakat umum biasa diistilahkan
dengan gifted. Seseorang yang memiliki bakat umum memiliki
kemampuan intelegensi di atas rata-rata( ber-IQ 12 atau lebih).
2) Bakat khusus atau talent
Bakat khusus atau talent adalah kemampuan bawaan sejak lahir
yang potensial dalam bidang tertentu, misalnya memiliki bakat
khusus dalam bidang seni, olahraga, dan lain-lain.
Conny Semiawan dan Utami Munandar (Mulyaningtyas dan
Yusup,2007 : 11), mengungkapkan penggolongan bakat khusus,
yaitu:
a) Bakat akademik khusus, adalah bakat dalam bidang angka,
logika bahasa, dan lain-lain.
b) Bakat kreatif-produktif, adalah bakat untuk menciptakan suatu
penemuan baru yang belum ada sebelumnya.
d) Bakat kinestetik/ psikomotorik, misalnya bakat dalam bulu
tangkis, basket, sepak bola, dan lain-lain.
e) Bakat sosial, misalnya mahir dalam bernegoisasi, mahir dalam
menawarkan produk, mahir dalam kepemimpinan, mahir dalam
berpendapat, dan mahir mencari relasi atau koneksi.
Menemukan bakat sendiri tidak mudah dilakukan, bahkan
memerlukan bantuan seorang ahli untuk menemukan bakat. Seseorang
dapat mengetahui kemampuan manusia dalam berbagai bidang yang
telah dicapainya dengan melalui tes/ pengujian bakat. Tes bakat
memperkirakan kemampuan seseorang untuk mempelajari suatu
keterampilan tertentu dan hal-hal yang dapat dicapainya sesudah diberi
pelatihan. Pengujian bakat tersebut meliputi bidang-bidang sebagai
berikut: (Mulyaningtyas dan Yusup; 2007 : 7)
(1) Verbal, untuk melihat kemampuan seseorang dalam berpikir, memahami ide dan konsep, serta memecahkan masalah dalam bentuk kata-kata.
(2) Numerik, untuk melihat seberapa baik seseorang dalam berpikir, memahami ide dan konsep, serta memecahkan masalah dalam bentuk angka-angka.
(3) Skolastik, untuk melihat kemampuan berpikir verbal dan numerikal seseorang dalam menyelesaikan tugas mata pelajaran/akademik. Biasanya pengujian ini dipakai untuk menyelekasi siswa berbakat (gifted children) dan siswa yang akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
(5) Relasi Ruang, untuk mengetahui seberapa baik seseorang dapat memvisualkan, mengamati, dan membentuk gambaran mental dari objek-objek dengan melihat pola dua dimensi dan berpikir dalam tiga dimensi.
(6) Mekanik, untuk mengetahui seberapa mudah seseorang memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam dan seberapa baik seseorang mengerti tata kerja dalam perkakas sederhana, mesin, dan peralatan lainnya.
(7) Kecepatan Dan Ketelitian Klerikal, untuk mengetahui seberapa cepat dan teliti seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan pencatatan.
(8) Kemampuan Bahasa Indonesia, untuk mengetahui seberapa baik pengertian dan keterampilan ejaan seseorang, seberapa banyak kosakata yang dikuasai, dan seberapa tinggi kelancaran serta kepekaan seseorang dalam berbahasa Indonesia.
(9) Kemampuan Bahasa Asing, untuk mengetahui seberapa baik kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis seseorang dalam berbahasa asing.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat
1) Bakat umum
Plomin (1989) berpendapat bahwa bakat umum yang merupakan
kemampuan intelegensi seseorang ditentukan oleh 50% genetik
(faktor bawaan) dan 50% lingkungan. Dengan kata lain, keadaan
lingkungan dapat mempengaruhi tingkat intelektual seseorang yang
dapat menentukan peningkatan prestasi sekolah dan perolehan
keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja. Jadi faktor
lingkungan, seperti orang tua, sangat berpengaruh dalam
pemunculan bakat seseorang, tetapi tidak menutup kemungkinan
bahwa seseorang yang memiliki kemudahan sarana, prasarana yang
akan datang. Mereka seringkali menanggapinya sebagai hal yang
wajar sehingga mereka tidak berusaha untuk mengembangkan
motivasinya demi mencapai sesuatu.
2) Bakat khusus
Mulyaningtyas dan Yusup, (2007 : 40), mengelompokkan faktor
yang mempengaruhi bakat khusus menjadi dua, yaitu:
a) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
individu. Faktor internal meliputi: (1) minat, (2) motif
berprestasi, (3) keberanian mengambil resiko, (4) keuletan
dalam menghadapi tantangan, dan (5) daya juang dalam
mengatasi kesulitan yang timbul.
b) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan
tempat individu tumbuh dan berkembang. Faktor eksternal
meliputi: (1) kesempatan yang maksimal untuk
mengembangkan diri, (2) sarana dan prasarana, (3) dukungan
dan dorongan orang tua/ keluarga, (4) lingkungan tempat
tinggal, dan (5) pola asuh orang tua.
Berdasar dari uraian di atas, bakat merupakan kemampuan bawaan
yang merupakan potensi terkait dengan struktur otak yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan
dan keterampilan khusus (Munandar,1985: 17; Semiawan,1997: 11). Bakat
dapat digolongkan menjadi dua yaitu bakat umum dan bakat khusus.
yang telah dicapainya dengan melalui tes/ pengujian bakat. Pengujian
bakat tersebut meliputi bidang verbal, numerik, skolastik, abstrak, relasi
ruang, mekanik, kecepatan dan ketelitian klerikal, kemampuan bahasa
asing, dan kemampuan bahasa Indonesia.
d. Hubungan Bakat Dengan Cita-Cita Siswa
Bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi
terkait dengan struktur otak yang masih perlu dikembangkan atau
dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus (Munandar,1985: 17; Semiawan,1997: 11).
Dengan mengetahui bakat yang dimiliki, seseorang dapat
mengarahkan dirinya untuk mencapai apa yang diinginkannya. Hal ini
menunjukkan bahwa bakat cenderung dapat mempengaruhi cita-cita
siswa di masa depan. Jika tingkat bakat yang dimiliki siswa semakin
tinggi, maka tingkat cita-cita yang dimiliki siswa juga semakin tinggi.
Sedangkan, jika tingkat bakat yang dimiliki siswa semakin rendah,
maka tingkat cita-cita yang dimiliki siswa juga semakin rendah.
Misalnya, siswa memiliki bakat dalam seni melukis. Jika siswa ini
semakin melatih dirinya untuk melukis, maka bakat yang dimilikinya
juga semakin tinggi. Sehingga, semakin tinggi pula cita-citanya untuk
menjadi seorang pelukis. Sebaliknya, jika siswa ini kurang melatih
dirinya untuk melukis, maka bakat yang dimilikinya juga semakin
rendah. Sehingga, semakin rendah pula cita-citanya untuk menjadi
3. Status Sekolah
a. Pengertian
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang digunakan
untuk proses belajar mengajar. Sekolah adalah organisasi kerja sebagai
wadah kerjasama kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.
Sebagai organisasi, wadah tersebut merupakan alat dan bukan tujuan.
Dengan kata lain sekolah adalah suatu bentuk ikatan kerjasama
sekelompok orang yang bermaksud mencapai tujuan yang telah
disepakati bersama. Sekolah merupakan wujud relasi antar personal
yang didasari berbagai motif, yang menjadi intensif ke satu arah dan
kurang intensif ke arah yang lain (Nawawi, 1981:25).
b. Jenis-jenis Jenjang Sekolah
Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal adalah
mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar
mampu menjalankan tugas kehidupan sebagai manusia, baik secara
individual maupun sebagai anggota masyarakat. Ditinjau dari sudut
perkembangan anak dan dengan tidak melupakan berbagai faktor lain
yang mempengaruhinya, maka penjenjangan sekolah di Indonesia
diatur sebagai berikut (Nawawi, 1981:32) :
1) Menurut penjenjangan sekolah a) Taman kanak-kanak b) Sekolah dasar
c) Sekolah menengah yang terdiri dari Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas
2) Menurut jenis sekolah
a) Sekolah umum, terutama dalam bentuk SD, SMP, SMA
b) Sekolah kejuruan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah, sehingga pada umumnya bertingkat sekolah lanjutan atas
c) Sekolah khusus untuk anak-anak yang menderita kelainan sehingga disebut SLB untuk anak cacat mental, tuna rungu, tuna wicara, dan anak-anak nakal.
d) Sekolah yang diselenggarakan oleh Departemen Agama dengan penjenjangan
3) Menurut penanggung jawab dalam melaksanakan sekolah
a) Sekolah negeri yakni sekolah dan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah
b) Sekolah bantuan yakni sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat melalui bantuan badan tertentu, yang mendapat bantuan berupa pembiayaan dan tenaga guru pemerintah
c) Sekolah swasta yakni sekolah yang diselenggarakan sepenuhnya oleh masyarakat melalui suatu badan atau organisasi tertentu, tanpa mendapat bantuan dari pemerintah.
Sekolah lanjutan sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah,
merupakan kelanjutan dari sekolah dasar yang diselenggarakan untuk
anak-anak yang berumur 12-13 s/d 17-18 tahun. Sekolah dipisahkan
menjadi 2 jenjang yaitu SMP dan SMA. Sekolah Menengah Atas
diperuntukan bagi tamatan SMP yang pada umumnya berusia 15-16
s/d 17-18 tahun. Dengan demikian sekolah ini diselenggarakan dalam
tiga jenjang ata tingkatan kelas secara vertical, yang terdiri dari kelas
X s/d XII.
Berdasarkan Keputusan-Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 1993 sekolah dapat dibagi
1) Sekolah Negeri
Sekolah Negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh
pemerintah. Tanggung jawab pengelola sekolah (kepala sekolah)
negeri ini sebagai berikut:
a) Penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang meliputi: (1) Penyusunan program kerja sekolah.
(2) Peraturan kegiatan belajar mengajar, pelaksanaan penilaian dan proses belajar serta bimbingan penyuluhan.
(3) Penyusunan Rencana dan Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS).
b) Pembinaan Kesiswaan
(1) Pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga pendidik lainnya.
(2) Penyelenggaraan administrasi sekolah.
(3) Perencanaan pengembangan, penyalahgunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
2) Sekolah Swasta
Sekolah Swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh
masyarakat. Tanggung jawab pengelola sekolah swasta diatur
sebagai berikut.
a) Menteri bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan dengan:
(1) Pengembangan, pengadaan, dan pendayagunaan kurikulum. (2) Pembinaan dan pengembangan guru serta tenaga pendidik
lainnya.
(3) Penetapan pedoman penyusunan buku pelajaran. (4) Penyusunan pedoman pengembangan.
(5) Penyusunan pedoman pengembangan, pengadaan dan pemanfaatan peralatan pendidikan.
(6) Pengawasan penyelenggaraan pendidikan.
b) Yayasan atau badan yang menyelenggarakan sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan dengan: (1) Pengadaan, pemanfaatan, dan pengembangan guru serta
tenaga kependidikan lainnya.
(3) Keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, dan perundangan sekolah.
(4) Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan.
(5) Penambahan jam pelajaran berkenaan dengan ciri khas sekolah tanpa mengurangi struktur program.
Berdasar dari uraian di atas, sekolah merupakan organisasi kerja
sebagai wadah kerjasama kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.
Sekolah dapat dibagi menjadi dua yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta.
Sekolah negeri merupakan sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Sedangkan, sekolah swasta merupakan sekolah yang diselenggarakan oleh
masyarakat.
c. Hubungan Status Sekolah Dengan Cita-Cita Siswa
Sekolah merupakan suatu bentuk ikatan kerjasama sekelompok
orang yang bermaksud mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Sekolah terbagi menjadi dua yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta.
Sekolah negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah,
baik tingkat pusat maupun daerah. Sedangkan, sekolah swasta adalah
sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat melalui suatu badan
atau yayasan tertentu, tanpa mendapat bantuan dari pemerintah kecuali
pengawasan dalam penyelenggaraannya (Nawawi, 1981:54-55).
Menurut UUD 1945 pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
penyelenggaraan pendidikan nasional. Anggaran pendidikan dapat
digunakan sebagai pembayaran gaji guru PNS dan honorer,
melengkapi sarana dan prasarana sekolah, penunjang kegiatan yang
mendukung untuk meningkatnya pengetahuan siswa dan guru, maupun
yang lainnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD diberikan untuk
sekolah negeri.
Sedangkan, sekolah swasta tidak mendapat bantuan dari
pemerintah. Hal ini dikarenakan, sekolah swasta memperoleh dana
yang berasal dari badan/yayasan tertentu. Tentunya, setiap dana yang
dimiliki setiap sekolah swasta berbeda-beda. Namun pada umumnya,
dana yang dimiliki sekolah negeri lebih besar dibanding sekolah
swasta. Sehingga, sekolah negeri dapat memaksimalkan sarana dan
prasarana sekolah serta kegiatan lainnya yang dapat menunjang
peningkatan pengetahuan siswa. Kelengkapan sarana dan prasarana
sekolah serta kegiatan menunjang yang dapat mendorong siswa untuk
memiliki cita-cita tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
sekolah negeri cenderung mempengaruhi cita-cita siswa SMK lebih
tinggi dibanding sekolah swasta.
4. Jurusan SMK Asal
a. Pengertian Jurusan
Jurusan diambil dari kata “jurus” yang artinya arah yang langsung,
sekolah tinggi yang bertanggung jawab untuk mengelola dan
mengembangkan suatu bidang studi. Sehubung dengan hal diatas,
Wiliamson (Gani :13) berpendapat bahwa di dalam penjurusan ini
terdapat kaitan yang erat antara bimbingan penjurusan dengan
bimbingan karir yaitu merupakan suatu proses yang bebas, meluas, dan
berurutan. Para pembimbing diharapkan dapat memilihkan program
studi, jurusan, studi lanjutan, atau pekerjaan. Para pembimbing
diharapkan pula memperhatikan ciri-ciri kepribadian siswa dan
pengaruh lingkungan terhadap diri siswa yang bersangkutan.
Penjurusan dibentuk untuk memisahkan antara : inteligensi, bakat
khusus, minat, dan kepribadian dengan dasar dari setiap faktor ini
dapat diukur dengan indikatornya masing-masing.
b. Macam-macam Jurusan di SMK
Di dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki banyak
pilihan jurusan sebagai berikut.
1) Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa a) Teknik Bangunan
b) Teknik Plumbing dan Sanitasi c) Teknik Survey dan Pemetaan d) Teknik Ketenagalistrikan
e) Teknik Pendingan dan Tata Udara f) Teknik Mesin
g) Teknik Otomotif h) Teknik Pesawat Udara i) Teknik Perkapalan j) Teknologi Tekstil k) Teknik Grafika
l) Geologi Pertambangan m)Instrumentasi Industri n) Teknik Kimia
p) Teknik Industri q) Teknik Perminyakan r) Teknik Elektronika
2) Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi a) Teknik Telekomunikasi
b) Teknik Komputer dan Informatika c) Teknik Broadcasting
3) Bidang Keahlian Kesehatan a) Kesehatan
b) Perawatan Sosial
4) Bidang Keahlian Seni, Kerajinan, dan Pariwisata a) Seni Rupa
b) Desain dan Produksi Kria c) Seni Pertunjukan
d) Pariwisata e) Tata Boga f) Tata Kecantikan g) Tata Busana
5) Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroindustri a) Agribisnis Produksi Tanaman
b) Agribisnis Produksi Ternak
c) Agribisnis Produksi Sumberdaya Perairan d) Mekanisasi Pertanian
e) Agribisnis Hasil Pertanian f) Kehutanan
6) Bidang Keahlian Bisnis Manajemen a) Administrasi
b) Keuangan c) Tata Niaga
c. Tujuan Penjurusan
Penyelenggaraan Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari
masa ke masa lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi
kepada kuantitas untuk melayani sebanyak-banyaknya jumlah siswa
(Depdiknas 2007:3). Oleh sebab itu, terdapat beberapa hal yang harus
diperbaharui sesuai dengan minat dan bakat yang ada di masyarakat
dijuruskan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian
para siswa dijuruskan untuk (Gani :14) :
1) mengelompokan para siswa yang mempunyai kecakapan, kemampuan, bakat, dan minat yang relatif sama.
2) membantu mempersiapkan para siswa dalam melanjutkan studi dan memilih dunia kerjanya.
3) membantu meramalkan keberhasilan untuk mencapai prestasi yang baik ; dalam melanjutkan studi dan dunia kerjanya.
4) membantu memperkokoh keberhasilan, dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang ( kelanjutan studi dan dunia kerja).
Berdasar dari uraian di atas, jurusan diambil dari kata “jurus” yang
artinya arah yang langsung, sedangkan jurusan memiliki arti mengenai
suatu bidang studi. Di dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
memiliki banyak pilihan jurusan pada setiap bidang keahlian. Terdapat
enam bidang keahlian, antara lain Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa; Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi; Bidang
Keahlian Kesehatan; Bidang Keahlian Seni, Kerajinan, dan Pariwisata;
Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroindustri; dan Bidang Keahlian Bisnis
Manajemen.
d. Hubungan Jurusan SMK Asal Dengan Cita-Cita Siswa
Terdapat berbagai macam jurusan di SMK, peneliti menduga
bahwa jurusan SMK asal dapat mempengaruhi cita-cita siswa SMK.
Hal ini dikarenakan, jurusan merupakan bagian dari bidang sudi yang
akan bermanfaat bagi kepentingan siswa yang bersangkutan untuk
menjadi dirinya kelak (Gani, 1981:20). Berdasar pada manusia
antara individu satu dengan lainnya, maka setiap siswa memiliki
cita-cita yang berbeda sesuai dengan jurusannya.
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen memiliki 3 jurusan
yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, serta Pemasaran. Pada
penentuan dalam jurusan yang dilakukan oleh sekolah, siswa dapat
dipilih masuk sesuai dengan tinggi rendahnya nilai UN. Nilai UN para
pendaftar siswa SMK diurutkan dari nilai tertinggi sampai dengan
terendah. Setelah itu, terdapat peringkat dalam penentuan jurusannya
yaitu 1) Akuntansi, 2) Administrasi Perkantoran dan 3) Pemasaran.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa terdapat peringkat pada cita-cita
yang dimiliki siswa pada jurusan yaitu 1) Akuntansi, 2) Administrasi
Perkantoran dan 3) Pemasaran.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian Desak Putu Kartiwi mengenai Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Masalah Ditinjau Dari Bakat Numerik Dan Kecemasan Siswa Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kuta.
Penelitian ini merupakan eksperimen semu yang ingin melihat mengenai
hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan, baik pada model
pembelajaran berbasis masalah maupun pada model pembelajaran
konvensional. Pemilihan metode desain kovarian ini disesuaikan dengan
data yang diharapkan, yaitu perbedaan prestasi belajar matematika sebagai
akibat perlakuan yang diberikan dengan mempertimbangkan pengaruh
ditemukan korelasi yang signifikan antara bakat numerik dan prestasi
belajar matematika. Setelah penelitian ini dikendalikan oleh bakat numerik
dan kecemasan siswa, terdapat perbedaan prestasi belajar. Dari hasil
analisis didapat rata-rata bahwa bakat numerik siswa yang mengikuti
model pembelajaran berbasis masalah sebesar 78,21. Sedangkan, rata-rata
dari bakat numerik siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis
konvensional sebesar 73,68. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa yang
mengikuti model pembelajaran berbasis masalah memiliki rata-rata bakat
numerik yang lebih besar daripada rata-rata bakat numerik siswa yang
mengikuti model pembelajaran berbasis konvensional. Hasil penelitian ini
juga menunjukkan bahwa bakat numerik berpengaruh secara signifikan
terhadap prestasi belajar matematika yang mengikuti model pembelajaran
inovatif. Selain itu, bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang;
orang yang berbakat matematika akan mampu mencapai prestasi tinggi di
bidang tersebut.
2. Penelitian Eva Nurhidayati mengenai Pengaruh Asal Jurusan Dan
Kompetensi Dosen Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi D III
Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep. Salah satu tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh asal jurusan
mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hasil penelitian telah
diketahui bahwa 30 (57,7%) mahasiswa yang asal jurusannya IPS dengan
prestasi memuaskan, 2 (3,8%) mahasiswa yang asal jurusannya IPS
IPA memiliki prestasi memuaskan dan 6 (11,5%) mahasiswa jurusan IPA
memiliki prestasi pujian. Hasil ini sudah dapat menjelaskan bahwa adanya
pengaruh positif dari variabel asal jurusan dan prestasi belajar. Asal
jurusan IPA merupakan jurusan yang sesuai untuk membangun dasar yang
kuat dalam menempuh ilmu kebidanan.
3. Penelitian Tiara Panji Suhatno mengenai Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi
Orang Tua Dan Status Sekolah. Penelitian survei ini dilakukan pada
siswa-siswa kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Gunung Kidul,
DIY. Salah satu tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau
dari status sekolah. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh
positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
ditinjau dari status sekolah siswa. Artinya siswa yang berasal dari sekolah
negeri memperkuat pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajarnya.
4. Penelitian Fitri Andayani mengenai Hubungan Antara Persepsi Siswa
Terhadap Pelaksanaan Sistem Ganda, Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan
Karir, dan Prestasi Belajar Siswa dengan Cita-Cita Siswa Setelah Lulus
Sekolah Menengah. Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMK
YPKK 1 Sleman. Salah satu tujuan dari penelitian ini yaitu ingin
mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara
menengah. Dari hasil penelitian, terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara prestasi belajar siswa dengan cita-cita siswa setelah lulus
sekolah menengah, dengan diterimanya hipotesis ini bahwa belajar adalah
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Oleh sebab itu, jika seseorang semakin
berprestasi dalam belajar, maka cita-cita siswa setelah lulus sekolah
menengah dapat diwujudkan.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Bakat Terhadap Cita-Cita Siswa
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih
memerlukan latihan dan pengembangan secara serius dan sistematis.
Kemampuan khusus yang dimiliki seseorang akan berkembang apabila
orang tersebut mau menyadari bahwa bakat yang dimilikinya akan sangat
berpengaruh terhadap pilihan cita-citanya, mau mengenal bakat yang
dimilikinya secara mendalam sehingga dapat menjadikannya sebagai
landasan untuk merencanakan kehidupan di masa depan dan mau berlatih
atau mengasah bakatnya secara terus-menerus (Mulyaningtyas dan
Yusup;2007 : 11).
Cita-cita merupakan suatu keinginan akan masa depan yang
dipikirkan oleh seseorang untuk dicapai. Untuk menggapai keinginan di
masa depan, seorang manusia perlu menemukan potensi yang ada di dalam
mencapai suatu kecakapan ataupun keterampilan khusus. Dari kecakapan
ataupun keterampilan khusus ini, ia dapat menjadikannya sebagai cita-cita
di dalam hidupnya.
Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi bakat yang dimiliki siswa,
diduga semakin tinggi cita-citanya. Selain itu, semakin rendah bakat yang
dimiliki siswa, diduga semakin rendah cita-citanya. Misalnya, siswa
memiliki bakat dalam seni melukis. Jika siswa ini semakin melatih dirinya
untuk melukis, maka bakat yang dimilikinya juga semakin tinggi.
Sehingga, semakin tinggi pula cita-citanya untuk menjadi seorang pelukis.
Sebaliknya, jika siswa ini kurang melatih dirinya untuk melukis, maka
bakat yang dimilikinya juga semakin rendah. Sehingga, semakin rendah
pula cita-citanya untuk menjadi seorang pelukis.
2. Pengaruh Status Sekolah Terhadap Cita-Cita Siswa
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang terbagi
menjadi dua macam yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah
swasta adalah sekolah yang diselenggarakan sepenuhnya oleh masyarakat
melalui badan atau organisasi tertentu, tanpa mendapat bantuan dari
pemerintah. Sedangkan, sekolah negeri adalah sekolah yang
diselenggarakan oleh pemerintah (Nawawi, 1981:54-55).
Menurut UUD 1945 pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan
pendidikan nasional. Anggaran pendidikan dapat digunakan sebagai
pembayaran gaji guru PNS dan honorer, melengkapi sarana dan prasarana
sekolah, penunjang kegiatan yang mendukung untuk meningkatnya
pengetahuan siswa dan guru, maupun yang lainnya. Hal ini dapat
dikatakan bahwa anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
APBN dan APBD diberikan untuk sekolah negeri.
Sedangkan, sekolah swasta tidak mendapat bantuan dari
pemerintah. Hal ini dikarenakan, sekolah swasta memperoleh dana yang
berasal dari badan/yayasan tertentu. Tentunya, setiap dana yang dimiliki
setiap sekolah swasta berbeda-beda. Namun pada umumnya, dana yang
dimiliki sekolah negeri lebih besar dibanding sekolah swasta. Sehingga,
sekolah negeri dapat memaksimalkan sarana dan prasarana sekolah serta
kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan pengetahuan siswa.
Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah serta kegiatan menunjang yang
dapat mendorong siswa untuk memiliki cita-cita tinggi. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa sekolah negeri diduga dapat mempengaruhi
cita-cita siswa SMK lebih tinggi dibanding sekolah swasta.
3. Pengaruh Jurusan SMK Asal Terhadap Cita-Cita Siswa
Seorang siswa yang telah memasuki Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), akan memiliki cita-cita sesuai dengan jurusan yang dipilihnya. Hal
ini dikarenakan, jurusan merupakan bagian dari bidang sudi yang akan
bermanfaat bagi