• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan buku Prototype Tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan buku Prototype Tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar."

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Hutagaol, Theresia Efa Nanda (2016). Pengembangan Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Skripsi Yogyakarta: Pendidikan Studi Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Latar belakang penelitian ini adalah adanya potensi dan masalah yang dihadapi guru terkait dengan pembuatan tes hasil belajar serta kebutuhan guru pada soal yang telah memiliki karakteristik kualitas butir soal baik. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD, (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD.

Penelitian pengembangan tes hasil belajar ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) memodifikasi langkah dan prosedur pengembangan penelitian Borg and Gall yaitu melalui 7 langkah (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) revisi produk. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5A dan 5B SD Kanisius Wirobrajan.

Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian dan pengembangan melalui 7 langkah yaitu (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, dan (g) revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 50 butir tes diperoleh (a) 38% soal valid, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya beda butir tes yaitu kategori baik 75% dan kategori baik sekali 25%, (d) tingkat kesukaran butir tes diperoleh hasil yaitu kategori mudah 0%, kategori sedang 50%, dan kategori sukar 50%, (e) terdapat 3 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi.

(2)

ABSTRACT

Hutagaol, Theresia Efa Nanda. (2016). The Development of Basic Competence Mathematics Operations Real Number of Fifth Grade Of Primary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

The background of this research is the existence of potency and the problem that teacher face in making the final test and also teacher’s need in the test questions which have good quality. This research aimed to: (1) develop study result test to the subject of Mathematics basic competence mathematics operations real number for primary school grade 5, (2) describe quality of study test result product to the basic competence of Mathematics sucject about mathematics operations real number for the fifth grade of primary school.

The material for the research development used research and development method. The process of this research and development that would be done, by integrating two models mentioned above are (1) problem potential, (2) data collection, (3) product design, (4) validation design, (5) revision design, (6) trial product, (7) revision product, until it produced limited trial product. Subject of this research are the students grade 5 Kanisius Wirobrajan Primary School.

The result of this research and development showed that (1) The process of this research and development that would be done, by integrating two models mentioned above are (a) problem potential, (b) data collection, (c) product design, (d) validation design, (e) revision design, (f) trial product, (g) revision product, until it produced limited trial product, (2) analysis result from 50 questions showed (a) 38% questions are valid (b) the questions are reliable (b) the distinguish of the questions are categorized as medium good as 75% and good as 25% (d) the level of difficulties of the questions are categorized in 0 % easy, 50% medium, 50% hard (e) there are three options that can’t be used and revised.

(3)

PENGEMBANGAN BUKU PROTOTYPE TES HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN OPERASI HITUNG CAMPURAN

BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Theresia Efa Nanda Hutagaol

NIM: 121134180

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGEMBANGAN BUKU PROTOTYPE TES HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN OPERASI HITUNG CAMPURAN

BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Theresia Efa Nanda Hutagaol

NIM: 121134180

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

SKRIPSI INI KU PERSEMBAKAN UNTUK:

Tuhan Yesus Kristus

Kedua Orang Tua Ku Bapak Binsar Hutagaol Dan

Ibu Tribudiarti

Kakak Tita Dan Adik Wildan

Teman-Temanku Mahasiswa Angkatan 2012

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(8)

v MOTTO

Doa mengubah segalanya

Banyak Berdoa, Banyak Belajar, Banyak Berpikir, dan

Banyak Bekerja

Kerja keras akan mengalahkan bakat yang dimiliki seseorang

Jika hanya memikirkan perasaan saja, maka masa depanmu tak akan

terlaksana dengan baik

Dream it, wish it, do it

Be as yourself if you want

Learn from yesterday, live for today and hope for tomorrow

(9)

vi

PERYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Februari 2016 Peneliti,

(10)

vii

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Theresia Efa Nanda Hutagaol

Nomor Mahasiswa : 121134180

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN BUKU PROTOTYPE TES HASIL BELAJAR

KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 15 Februari 2016 Yang menyatakan,

(11)

viii ABSTRAK

Hutagaol, Theresia Efa Nanda (2016). Pengembangan Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Skripsi Yogyakarta: Pendidikan Studi Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Latar belakang penelitian ini adalah adanya potensi dan masalah yang dihadapi guru terkait dengan pembuatan tes hasil belajar serta kebutuhan guru pada soal yang telah memiliki karakteristik kualitas butir soal baik. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD, (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD.

Penelitian pengembangan tes hasil belajar ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) memodifikasi langkah dan prosedur pengembangan penelitian Borg and Gall yaitu melalui 7 langkah (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) revisi produk. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5A dan 5B SD Kanisius Wirobrajan.

Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian dan pengembangan melalui 7 langkah yaitu (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, dan (g) revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 50 butir tes diperoleh (a) 38% soal valid, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya beda butir tes yaitu kategori baik 75% dan kategori baik sekali 25%, (d) tingkat kesukaran butir tes diperoleh hasil yaitu kategori mudah 0%, kategori sedang 50%, dan kategori sukar 50%, (e) terdapat 3 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi.

(12)

ix ABSTRACT

Hutagaol, Theresia Efa Nanda. (2016). The Development of Basic Competence Mathematics Operations Real Number of Fifth Grade Of Primary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

The background of this research is the existence of potency and the problem that teacher face in making the final test and also teacher’s need in the test questions which have good quality. This research aimed to: (1) develop study result test to the subject of Mathematics basic competence mathematics operations real number for primary school grade 5, (2) describe quality of study test result product to the basic competence of Mathematics sucject about mathematics operations real number for the fifth grade of primary school.

The material for the research development used research and development method. The process of this research and development that would be done, by integrating two models mentioned above are (1) problem potential, (2) data collection, (3) product design, (4) validation design, (5) revision design, (6) trial product, (7) revision product, until it produced limited trial product. Subject of this research are the students grade 5 Kanisius Wirobrajan Primary School.

The result of this research and development showed that (1) The process of this research and development that would be done, by integrating two models mentioned above are (a) problem potential, (b) data collection, (c) product design, (d) validation design, (e) revision design, (f) trial product, (g) revision product, until it produced limited trial product, (2) analysis result from 50 questions showed (a) 38% questions are valid (b) the questions are reliable (b) the distinguish of the questions are categorized as medium good as 75% and good as 25% (d) the level of difficulties of the questions are categorized in 0 % easy, 50% medium, 50% hard (e) there are three options that can’t be used and revised.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa, karena atas rahmat, berkat dan karunia-Nya berupa kesehatan, hikmat dan

akal budi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi syarat kelulusan program S1 PGSD Universitas Sanata

Dharma dan persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai dengan baik karena adanya

bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih ini penenliti sampaikan

kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Rm. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi lama

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd, selaku Kaprodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan semangat bagi peneliti dalam

(14)

xi

5. Maria Agustina Amelia, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan waktu, tenaga, bimbingan, dan semangat bagi peneliti dalam

penyelesaian skripsi ini.

6. A. D, selaku validator ahli Bahasa Indonesia yang telah memberikan

kontribusi dalam penelitian pengembangan ini.

7. L. A, selaku validator ahli evaluasi pembelajaran yang telah memberikan

kontribusi dalam penelitian pengembangan ini.

8. A. R, selaku guru kelas 5 SD Karitas Nandan yang telah memberikan waktu

dan tenaga untuk menjadi validator tes hasil belajar yang disusun oleh

peneliti.

9. A. A., selaku guru kelas 5 SD Kanisius Kenalan yang telah memberikan

waktu dan tenaga untuk menjadi validator tes hasil belajar yang disusun

oleh peneliti.

10.Heribertus Klidiatmoko, S.Pd selaku kepala sekolah SD Kanisius

Wirobrajan yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan

uji coba produk yang disusun oleh peneliti.

11.Bapak/Ibu guru SD Wirobrajan yang telah menerima dan memberikan

waktu bagi peneliti untuk melakukan uji coba di kelas.

12.Siswa/siswi SD Kanisius Wirobrajan yang telah bersedia memberikan

waktu dan kerja sama yang baik selama pengujian tes hasil belajar

(15)

xii

13.Para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membimbing dan mendidik peneliti

dari semester satu hingga peneliti dapat menyelesaikan gelar S1.

14.Papa dan mama tersayang yang telah merawat, menjaga dan mencintai

peneliti dengan penuh kasih sayang serta kata-kata penyemangat yang terus

diberikan kepada peneliti.

15.Kakak Tita dan Wildan tersayang yang terus memberikan dukungan dan

semangat kepada peneliti.

16.Teman-teman seperjuangan dalam penelitian payung Echi, Ana, Desi,

Siska, Indah, Vita, Nia, Wahyu, dan Ria yang telah bersama-sama berjuang

dan saling menyemangati.

17.Teman-teman kelas D seperjuangan yang setia menemani hingga peneliti

menyelesaikan skripsi.

18.Tim basket putri dan putra Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan tercinta

yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti dalam

penyusunan skripsi.

19.Teman-temanku Andan, Stepani, Agnes, Adit, Mas Pandhu, Anton, Intan,

Erlin, Rika, dan Virgin yang tiada henti-hentinya memberikan semangat.

20.Penyemangatku Yanuarius Bintang Handaru yang selalu memberikan

motivasi, semangat serta doa.

21.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut serta dalam

(16)

xiii

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu dengan kerendahan hati peneliti akan merasa sangat terbantu

oleh segala kritik dan saran yang membangun untuk membantu perbaikan

skripsi yang telah peneliti kerjakan. Terima kasih.

Penulis, 15 Februari 2016

(17)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

(18)

xv

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Batasan Istilah ... 8

G. Spesifikasi Produk ... 10

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 12

A. Kajian Pustaka ... 12

1. Tes Hasil Belajar ... 12

a. Definisi Tes ... 12

b. Definisi Tes Hasil Belajar ... 13

c. Bentuk Tes Hasil Belajar ... 14

d. Macam-macam Tes Hasil Belajar ... 16

e. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test) ... 18

f. Pedoman dalam Pembuatan Soal Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda ... 19

g. Kelebihan Dan Kekurangannya Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda ... 22

2. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 24

a. Validitas ... 24

b. Reliabilitas ... 27

c. Karakteristik Butir Soal... 29

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar... 31

4. Matematika ... 36

(19)

xvi

a. Bilangan Bulat ... 38

b. Operasi Hitung Campuran... 39

6. Taksonomi Tes Hasil Belajar ... 39

a. Mengingat ... 39

b. Memahami... 40

c. Mengaplikasi ... 40

d. Menganalisis ... 40

e. Mengevaluasi ... 40

f. Mencipta ... 41

B. Penelitian yang Relevan ... 41

C. Kerangka Berpikir ... 45

D. Pertanyaan Penelitian ... 46

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 48

A. Jenis Penelitian ... 48

1. Potensi dan Masalah ... 50

2. Pengumpulan Data ... 50

3. Desain Produk ... 50

4. Validasi Desain ... 50

5. Revisi Desain ... 50

6. Uji Coba Produk ... 50

7. Revisi Produk ... 50

8. Uji Coba Pemakaian ... 50

(20)

xvii

10.Produksi Masal ... 51

B. Setting Penelitian ... 51

1. Tempat Penelitian... 51

2. Waktu Penelitian ... 51

3. Subjek Penelitian ... 51

4. Objek Penelitian ... 51

C. Prosedur Pengembangan ... 52

1. Potensi dan Masalah ... 54

2. Pengumpulan Data ... 54

3. Desain Produk ... 54

4. Validasi Desain ... 55

5. Revisi Desain ... 55

6. Uji Coba Produk ... 55

7. Revisi Produk ... 55

D. Teknik Pengumpulan Data ... 56

1. Wawancara ... 56

2. Kuesioner ... 57

3. Tes ... 57

E. Instrumen Penelitian... 57

1. Data Kualitatif ... 57

2. Data Kuantitatif ... 58

a. Instrumen Validasi Ahli ... 59

(21)

xviii

F. Teknik Analisis Data ... 61

1. Data Kualitatif ... 62

2. Data Kuantitatif ... 62

a. Kuesioner ... 62

b. Tes ... 65

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Hasil Penelitian ... 71

1. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan ... 71

a. Potensi dan Masalah ... 71

b. Pengumpulan Data ... 72

c. Desain Produk ... 72

d. Validasi Desain ... 72

e. Revisi Desain ... 73

f. Uji Coba Produk ... 74

g. Revisi Produk ... 75

2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 76

a. Hasil Uji Validitas ... 76

b. Hasil Uji Reliabilitas ... 77

c. Hasil Uji Daya Pembeda ... 78

d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 79

e. Hasil Uji Pengecoh ... 81

B. Pembahasan ... 85

(22)

xix

a. Potensi dan Masalah ... 86

b. Pengumpulan Data ... 87

c. Desain Produk ... 87

d. Validasi Desain ... 89

e. Revisi Desain ... 89

f. Uji Coba Produk ... 90

g. Revisi Produk ... 92

2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 94

a. Analisis Uji Validitas ... 94

b. Analisis Uji Reliabilitas ... 95

c. Analisis Uji Daya Pembeda ... 95

d. Analisis Uji Tingkat Kesukaran ... 96

e. Analisis Pengecoh ... 97

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 102 A. Kesimpulan ... 102

B. Keterbatasan Pengembangan ... 102

C. Saran ... 103

(23)

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pedoman Pedoman Wawancara Kebutuhan

Pengembangan Tes Hasil Belajar... 58

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Validasi oleh Ahli dan Guru ... 59

Tabel 3.3 Indikator Soal Tes Hasil Belajar ... 60

Tabel 3.4 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif Skala Lima

Menurut Widoyoko ... 63

Tabel 3.5 Konversi Kategori Skor ... 65

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas ... 67

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ... 68

Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 70

Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Validasi Desain ... 73

Tabel 4.2 Komentar Para Ahli dan Guru ... 73

Tabel 4.3 Pengecoh yang Tidak Berfungsi Soal Tipe A ... 75

Tabel 4.4 Pengecoh yang Tidak Berfungsi Soal Tipe B ... 76

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 76

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B ... 77

Tabel 4.7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 78

Tabel 4.8 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 79

Tabel 4.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 80

Tabel 4.10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 81

(24)

xxi

Tabel 4.12 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe B ... 83

Tabel 4.13 Revisi Pengecoh ... 93

Tabel 4.14 Nomor Soal Produk Akhir ... 93

Tabel 4.15 Hasil Uji Coba Validitas Soal Tipe A dan Kategorinya ... 94

Tabel 4.16 Hasil Uji Coba Validitas Soal Tipe B dan Kategorinya... 94

Tabel 4.17 Hasil Daya Pembeda Soal Tipe A dan Kategorinya ... 95

Tabel 4.18 Hasil Daya Pembeda Soal Tipe B dan Kategorinya ... 96

Tabel 4.19 Hasil Tingkat Kesukaran Soal Tipe A dan kategorinya ... 97

Tabel 4.20 Hasil Tingkat Kesukaran Soal Tipe B dan kategorinya ... 97

Tabel 4.21 Hasil Pengecoh Soal Tipe A dan Kategorinya ... 98

(25)

xxii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 44

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan

menurut Borg and Gall ... 49

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 53

Gambar 4.1 Contoh Hasil Analisis Pengecoh Tipe A ... 91

(26)

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 106

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 107

Lampiran 3. Hasil Wawancara Guru Kelas V SD Karitas Nandan... 108

Lampiran 4. Angket Wawancara Kebutuhan ... 110

Lampiran 5. Tabel Spesifikasi... 113

Lampiran 6. Soal Tipe A ... 138

Lampiran 7. Soal Tipe B ... 147

Lampiran 8. Hasil Validasi Ahli Matematika ... 155

Lampiran 9. Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia ... 158

Lampiran 10. Hasil Validasi Ahli Evaluasi Pembelajaran ... 161

Lampiran 11. Hasil Validasi Guru Kelas V SD Karitas Nandan ... 164

Lampiran 12. Hasil Validasi Guru Kelas V SD Kanisius Kenalan ... 167

Lampiran 13. Rekapan Jawaban Siswa Soal Tipe A... 170

Lampiran 14. Rekapan Jawaban Siswa Soal Tipe B ... 172

Lampiran 15. Daftar Presensi Siswa yang mengikuti Uji coba Tes ... 174

Lampiran 16. Hasil Analisis Data Menggunakan TAP Soal Tipe A ... 178

Lampiran 17. Hasil Analisis Data Menggunakan TAP Soal Tipe B ... 187

Lampiran 18. Foto- foto Validasi Lapangan ... 196

(27)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Pendidikan merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan

nasional dalam bidang pendidikan sebuah bangsa. Sesuai dengan tujuan

nasional bangsa Indonesia yang terdapat dalam alinea 3 Undang-Undang Dasar

1945 (UUD’45), yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka pendidikan

merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan nasional tersebut terutama

dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa. Susanto (2013: 1) mengemukakan

bahwa pendidikan merupakan sarana yang penting untuk meningkatkan

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan

pembangunan suatu bangsa. Peningkatan SDM berkualitas sangat penting

untuk diwujudkan terutama untuk menghadapi era persaingan global. Dengan

SDM yang berkualitas, akan mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam

persaingan global.

Menurut data yang didapat dari Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2013/2014 yang dikeluarkan UNESCO indeks

pembangunan pendidikan atau Education Development Index (EDI)

berdasarkan data tahun 2012 Indonesia menempati posisi ke-64 dari 120 negara

(28)

berdasarkan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar,

angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut

kesetaraan gender, angka bertahan siswa hingga kelas V Sekolah Dasar (SD).

Hal ini membuktikan bahwa pendidikan di Indonesia belum terlalu baik.

Dimulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (SMA), sampai perguruan tinggi merupakan jenjang

pendidikan yang ada di Indonesia. Sekolah Dasar merupakan jenjang pertama

dan paling dasar yang ditempuh manusia hingga sampai jenjang tertinggi yaitu

perguruan tinggi. Di SD terdapat 5 (lima) fokus utama mata pelajaran, yaitu

matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi dasar dari

pemecahan masalah. Matematika sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari

siswa. Namun Indonesia masih menduduki peringkat ke-2 dari bawah dalam

bidang matematika, membaca, dan sains di antara 65 peserta Programme for

International Student Assessment (PISA) 2012 (Koesoema : 2013). Hal ini

membuktikan bahwa sistem dan kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat

rendah.

Pendidikan erat kaitannya dengan pendidik yang professional yang

mampu memberikan inovasi belajar bagi peserta didik. Pendidik yang

(29)

yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. Pendidik merupakan

tenaga profesional, “kedudukan guru sebagai tenaga professional mempunyai

visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip

profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam

memperoleh pendidikan yang bermutu” (Pasal 39 ayat 2 UU No.20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan). Guru memiliki empat kompetensi salah satunya

adalah kompetensi pedagogik. Salah satu tugas guru dalam kompetensi

pedagogik adalah melakukan evaluasi pembelajaran. (Purwanto, 2009: 1)

mengemukakan bahwa evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan

hasil dari pengukuran yang telah dilakukan oleh seorang ahli sesuai dengan

standar kriteria yang telah ditentukan. Evaluasi hasil belajar berarti

pengambilan keputusan berdasarkan hasil dari pengukuran kemampuan

kognitif anak yang telah dilakukan oleh seorang guru sesuai dengan standar

kriteria yang telah ditentukan. Sebelum melakukan evaluasi, guru akan

melakukan pengukuran dan penilaian terlebih dahulu.

Ada dua teknik evaluasi, yaitu tenik nontes dan teknik tes. Mardapi

(2007: 67) mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu cara untuk melihat

tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung, yaitu melalui respon

seseorang terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Ada beberapa tipe

tes dalam mengukur kemampuan kognitif seseorang, yaitu tipe pilihan ganda,

tipe benar-salah, tipe jawaban pendek, tipe pasangan, dan tipe esai. Arikunto

(2013: 72) mengungkapkan bahwa sebuat tes dikatakan baik sebagai alat ukur,

(30)

praktikabilitas, dan ekonomis. Surapranata (2004: 50) berpendapat

bahwa suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut telah mengukur apa yang

seharusnya diukur. (Azwar, 2013: 180) tes yang reliabel adalah tes yang jika

diujikan pada subjek yang sama berulang kali akan diperoleh hasil yang sama.

Namun masih banyak guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran melalui tes

tidak memperhatikan valid atau tidaknya suatu tes tersebut. bahkan,

kebanyakan guru hanya mengambil soal-soal dari buku soal atau referensi lain

yang mereka miliki.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Aluysius Riwi

Widakdo, S.Pd, guru matematika kelas V di SD Karitas Nandan, Ngaglik 14

September 2015 diperoleh informasi bahwa beliau terkadang masih membuat

soal dengan mengambil beberapa soal-soal dari buku-buku referensi seperti

Lembar Kerja Siswa (LKS), buku paket, dan buku matematika yang lainnya.

Beliau mengatakan bahwa masih banyak guru-guru dalam melakukan penilaian

terhadap siswa dalam bentuk tes hanya mengambil soal-soal yang terdapat di

buku-buku referensi yang dimiliki guru. Banyak guru-guru yang belum

melakukan validitas dan reliabilitas soal. Beliau juga mengatakan bahwa beliau

memerlukan soal yang sudah valid dan reliabel.

Berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas V SD guru

membutuhkan contoh soal tes yang telah dianalisis butir soalnya serta diketahui

kualitas analisis butir soalnya. Maka peneliti terdorong untuk mengembangkan

tes hasil belajar dengan melakukan penelitian pengembangan yang berjudul

(31)

Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan

Bulat Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

Hasil dari penelitian dan pengembangan tes ini dapat membantu guru

untuk mendapatkan contoh soal yang sudah dianalisis butir soal serta

diketahui kualitas butir soal. Tes yang dikembangkan berpedoman pada ranah

kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,

mengevaluasi dan mencipta berdasarkan taksonomi bloom yang telah direvisi.

B. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif.

2. Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur mata pelajaran matematika

pada Kompetensi Dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat

siswa kelas V SD.

3. Materi yang digunakan operasi hitung campuran bilangan bulat.

4. Tes yang dilakukan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan buku prototype tes hasil belajar pada mata

pelajaran matematika untuk kompetensi dasar operasi campuran bilangan

(32)

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika

untuk kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas

V SD?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan buku prototype tes hasil belajar pada mata pelajaran

matematika kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa

kelas V SD.

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran

matematika kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa

kelas V SD.

E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian dapat menambah pengetahuan dan

menggali kemampuan siswa berdasarkan kompetensi dasar melakukan operasi

hitung campuran bilangan bulat serta mengetahui tingkat kemampuan siswa

(33)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan wawasan

baru mengenai sistematika pembuatan soal, menganalisis butir soal

untuk mengetahui kualitas butir soal serta menjadi bekal peneliti ketika

menjadi guru dalam membuat soal.

b. Bagi guru

Dapat memberikan contoh soal yang sudah teruji dan diketahui kualitas

soal dengan kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran

bilangan bulat.

c. Bagi siswa

Siswa memperoleh pengalaman mengerjakan soal pengembangan tes

hasil belajar matematika dengan kompetensi dasar melakukan operasi

hitung campuran bilangan bulat dari ranah kognitif mengingat sampai

mencipta.

d. Bagi sekolah

Dapat menambah bahan bacaan mengenai pengembangan tes hasil

belajar matematika siswa kelas V Sekolah Dasar khususnya untuk

(34)

F. Batasan Istilah 1. Pengembangan

Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki seseorang atau

sebuah alat.

2. Tes

Alat atau prosedur berupa sejumlah pertanyaan yang bertujuan untuk

melakukan pengukuran dan penilaian terhadap responden.

3. Hasil belajar

Suatu perolehan yang didapat oleh seseorang dari kegiatan belajar yang ia

lakukan.

4. Tes hasil belajar

Alat atau prosedur berupa sejumlah pertanyaan yang bertujuan untuk

mengukur kemampuan siswa serta melakukan penilaian dari kegiatan

belajar yang mereka lakukan.

5. Matematika

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan

bilangan dan pemecahan masalah yang berhubungan dengan bilangan.

6. Kompetensi Dasar

Kemampuan untuk mencapai standar kompetensi yang harus diperoleh

(35)

7. Operasi hitung campuran

Operasi hitung bilangan yang melibatkan lebih dari satu operasi hitung

bilangan. Operasi gitung bilangan terdiri dari penjumlahan, pembagian,

pengurangan, perkalian, dan pembagian.

8. Bilangan bulat

Bilangan yang terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan 0 (nol) dan

bilangan bulat positif.

9. Validitas

Melakukan pengukuran menggunakan sebuah instrumen berupa tes untuk

mengukur apa yang hendak diukur.

10.Reabilitas

Ketetapan suatu instrumen berupa tes yang apabila diujikan kepada subjek

berulang-ulang kali akan menghasilkan data yang sama.

11.Daya Pembeda

Kemampuan setiap butir soal dalam membedakan antara siswa yang pandai

dengan siswa yang kurang pandai.

12.Tingkat Kesukaran

Kesanggupan siswa menjawab benar atau salah dalam mengerjakan soal

yang diujikan

13.Analisis pengecoh

Pilihan jawaban selain kunci jawaban yang dibuat bertujuan untuk

(36)

G. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Instrumen pilihan ganda dilengkapi dengan Standar Kompetensi (SK),

Kompetensi Dasar (KD), indikator, soal, pilihan jawaban, kunci jawaban,

ranah kognitif yang diukur dan tingkat kesukaran.

2. Instrumen tes hasil belajar kognitif KD operasi hitung campuran bilangan

bulat matematika berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.

3. Instrumen pilihan ganda sudah diuji validitas isi melalui validasi ahli

(expert judgment).

4. Instrumen pilihan ganda sudah diuji validitas empiris melalui uji coba

lapangan.

5. Instrumen pilihan ganda sudah diuji validitas atas dasar taraf signifikan 5%

untuk N = 33 dengan nilai rxy≥ 0,344.

6. Instrumen pilihan ganda sudah diuji reliabilitas. Reliabilitas soal yang yang

digunakan berkategori cukup dengan skala 0,41 -,0,70.

7. Instrumen pilihan ganda sudah diuji daya pembeda. Daya pembeda soal

yang digunakan berkategori baik dengan skala 0,41 – 0,70 dan berkategori

sangat baik dengan skala 0,71 – 1,00.

8. Instrumen pilihan ganda sudah diuji tingkat kesukaran. Tingkat kesukaran

soal yang digunakan dengan kategori “sedang” memiliki skala 0,31 – 0,70,

dan kategori sukar memiliki skala 0,00 – 0,30.

9. Instrumen pilihan ganda sudah diuji analisis pengecoh. Analisis pengecoh

(37)

10.Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan Bahasa Indonesia yang

baku dan sesuai EYD (penggunaan huruf kapital, tanda baca, kata depan

(38)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian pustaka

1. Tes Hasil Belajar a. Definisi Tes

Suprananto (2012: 7) mengemukakan bahwa tes adalah suatu prosedur

sistematis yang dilakukan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai serta

dengan tata cara yang jelas. Mardapi (2008: 67) mengemukakan bahwa tes

merupakan salah satu cara untuk menentukan besarnya tingkat kemampuan

seseorang secara tidak langsung melalui respon atau tanggapan yang

diberikan seseorang terhadap sejumlah stimulus berupa

pertanyaan-pertanyaan. Sejumlah pertanyaan yang diteskan memiliki jawaban yang

benar atau salah. Dalam hal ini, sejumlah tes tersebut membutuhkan

jawaban dan harus diberikan respon atau tanggapan dengan tujuan

mengukur tingkat kemampuan seseorang yang dikenai tes.

Masidjo (1995: 38) mengemukakan bahwa tes adalah suatu alat

pengukur berupa beberapa pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja

dalam situasi yang telah ditentukan, dan dimaksudkan untuk mengukur

kemampuan dan hasil belajar individu ataupun kelompok. Sudijono (2011:

67) mengemukakan bahwa tes adalah cara yang dipergunakan atau

(39)

dan penilaian dibidang pendidikan berupa pertanyaan-pertanyaan yang

harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh peserta tes

atau disebut testee sehingga dapat dihasilkan nilai yang menunjukkan

tingkah laku atau prestasi testee dengan membandingkan dengan nilai yang

telah distandarkan. Menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

pengertian tes adalah salah satu alat ukur berupa sejumlah

pertanyaan-pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah bertujuan untuk

mengetahui kemampuan kognitif dan pemahaman seseorang tentang suatu

hal yang sudah diajarkan sebelumnya.

b. Definisi Tes Hasil Belajar

Purwanto (2009: 66) berpendapat bahwa tes hasil belajar merupakan

sebuah tes yang bertujuan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap

materi yang sudah diajarkan oleh guru maupun materi yang sudah

dipelajari siswa sendiri. Haris (2012: 15) berpendapat bahwa tes hasil

belajar merupakan tindak lanjut atau cara mengukur tingkat penguasaan

materi yang telah dipelajari oleh siswa sebelumnya. Kemajuan prestasi

belajar siswa sangat penting untuk diketahui secara berkala. Melalui tes

hasil belajar, guru dapat mengetahui siswa yang sudah paham dan mengerti

dan siswa yang belum paham dengan materi yang telah diajarkan oleh guru

sebelumnya. Menurut pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan

(40)

sebuah tes yang bertujuan untuk mengukur pemahaman seseorang

mengenai materi yang telah dipelajari serta mengetahui kemajuan prestasi

peserta tes.

c. Bentuk Tes Hasil Belajar 1) Tes Obyektif

Suwandi (2010: 48) mengungkapkan bahwa tes obyektif juga bisa

disebut sebagai tes jawaban singkat. Tes ini menuntut siswa memberikan

jawaban singkat, bahkan hanya dengan memilih kode-kode atau

huruf-huruf tertentu yang mewakili alternatif-alternatif jawaban yang sudah

disediakan oleh pemberi tes. Hal ini berarti tes obyektif memiliki jawaban

yang bersifat pasti dan hanya satu kemungkinan jawaban yang benar.

Suwarto (2013: 34) mengungkapkan bahwa tes obyektif terdiri dari

butir-butir yang dijawab dengan memilih salah satu alternatif yang benar dari

sejumlah alternatif jawaban yang tersedia, atau dengan mengisi jawaban

yang benar dengan perkataan atau simbol.

Azwar (1996: 72) mengungkapkan bahwa tipe tes obyektif memiliki

ciri utama yaitu adanya salah satu jawaban yang dianggap benar atau

dianggap terbaik. Tipe tes obyektif hanya memiliki satu jawaban yang

dianggap terbaik maka sistem pemberian skornya pun dapat dilakukan

dengan mudah serta membutuhkan waktu yang relatif singkat. Sudijono

(41)

satu bentuk tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat

dijawab oleh peserta tes dengan memilih salah satu jawaban di antara

beberapa kemungkinan jawaban yang telah tersedia pada masing-masing

soal. Menurut pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengertian tes obyektif adalah salah satu tipe tes yang terdiri dari soal-soal

yang dijawab dengan memilih salah satu jawaban yang benar dari sejumlah

alternatif jawaban yang telah tersedia.

2) Tes Uraian

Tes uraian atau esai juga sering disebut tes subjektif. Suwarto (2013:

47) mengemukakan bahwa tes uraian adalah tes yang terdiri dari butir-butir

pertanyaan atau suatu suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa

uraian-uraian yang relatif panjang. Tes uraian biasanya digunakan untuk

mengukur daya ingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasan atau

hal-hal yang sudah dipelajari dengan cara mengemukakan pendapat dalam

bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Arikunto (2012: 177) mengemukakan bahwa tes uraian adalah

sejenis tes pengukur kemajuan belajar siswa yang memerlukan jawaban

bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaan tes uraian

biasanya didahului dengan kata-kata antara lain uraikanlah, jelaskan,

mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan lain sebagainya.

Sulistyorini (2009: 93) mengemukakan bahwa tes uraian adalah tes yang

(42)

pendapatnya melalui bahasa tulisan. Menurut pendapat para ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian tes uraian adalah salah satu

bentuk tes berupa pertanyaan yang membutuhkan jawaban relatif panjang.

Tes ini biasanya menuntut siswa untuk mengungkapkan pendapat atau

jawaban dengan kata-katanya sendiri.

d. Macam-macam Tes Hasil Belajar 1) Tes Obyektif

Arikunto (2012: 181) tes obyektif terbagi dalam 4 macam tipe tes, antara

lain:

a) Tes benar-salah (True-False)

Dalam tipe tes benar salah bentuk soalnya berbentuk

pernyataan-pernyataan. Pernyataan tersebut ada yang benar ada dan ada yang

salah. Peserta tes diminta untuk menandai masing-masing pernyataan

dengan melingkari huruf B jika pernyataan tersebut dianggap benar

dan melingkari S jika pernyataan tersebut dianggap salah.

b) Tes pilihan ganda (Multiple Choice Test)

Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan tentang suatu

pengertian yang belum lengkap dan untuk melengkapinya telah

disediakan beberapa kemungkinan jawaban. Peserta tes diminta untuk

memilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah

(43)

tipe tes ini juga banyak digunakan karena banyak sekali materi yang

dapat dicakup.

c) Menjodohkan (Maching Test)

Tipe tes menjodohkan atau bisa juga diganti dengan istilah

mencocokan, memasangkan terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu

seri jawaban. Masing-masing pertanyaan memiliki jawaban dalam satu

seri jawaban yang telah tersedia. Tugas peserta tes adalah mencari dan

menempatkan jawaban-jawaban sehingga cocok dengan

pertanyaannya.

d) Tes Isian (Completion Test)

Tes isian juga bisa disebut tes melengkapi. Tes ini terdiri atas

kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya dihilangkan.

2) Tes Uraian

Azwar (1996: 106) berpendapat bahwa tes uraian berbentuk suatu

pertanyaan atau perintah, biasanya dalam kalimat pendek namun

menuntut peserta tes memberikan jawaban yang panjang atau terurai. Tes

ini dianggap cara terbaik dalam mengukur kemampuan seseorang dalam

mengorganisasikan pikiran dan menyatakan pengetahuan yang

dimilikinya secara lengkap melalui bahasa tulisan. Sukardi (2014: 105)

berpendapat bahwa tes uraian juga bisa disebut dengan tes yang

menggunakan tes terbuka. Tes ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang

masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut penjelasan kata

(44)

pertanyaan evaluator sebagai tanggapan terhadap hal atau materi yang

ingin dievaluasi. Namun tes uraian memiliki kekurangan- kekurangan.

Arikunto (2012: 178) menjabarkan beberapa kekurangan-kekurangan

dari tes uraian atau tes subjektif, antara lain:

1) Tingkat validitas dan realibilitasnya rendah karena sulit untuk

mengetahui pengetahuan siswa yang telah dikuasai.

2) Tidak mencakup banyak bahan pelajaran yang akan dites karena soal

terbatas.

3) Dalam proses pemberian skor dipengaruhi unsur-unsur subjektif.

4) Pemeriksaannya lebih sulit karena membutuhkan pertimbangan.

5) Membutuhkan waktu yang lama dalam mengoreksi soal dan juga

tidak dapat diwakili oleh orang lain.

e. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)

Sukardi (2008: 125) mengemukakan bahwa tipe tes pilihan ganda

merupakan salah satu jenis tes obyektif yang paling banyak digunakan oleh

para guru. Tes pilihan ganda banyak digunakan karena tes tipe ini dapat

mencakup banyak materi pelajaran yang akan diujikan. Suprananto (2012:

107) mengemukakan bahwa soal bentuk tes tipe pilihan ganda merupakan

soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban

yang disediakan oleh penulis soal. Secara umum, setiap soal tipe pilihan

(45)

atau option. Pilihan jawaban yang disediakan terdapat satu kunci jawaban

yang paling benar dan yang lainnya sebagai pengecoh (distractor).

Sulistyorini (2009: 105) berpendapat bahwa tes pilihan ganda

(multiple choices test) terdiri atas suatu keterangan tentang pengertian

yang belum lengkap. Untuk melengkapi keterangan tersebut, peserta tes

diminta memilih salah satu jawaban yang dianggap paling benar dari

beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Menurut pendapat

para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian tes pilihan ganda

adalah salah satu bentuk tes obyektif yang berupa pertanyaan dengan

beberapa pilihan jawaban yang telah disediakan. Namun, dalam pilihan

jawaban tersebut hanya ada satu kunci jawaban.

f. Pedoman dalam Pembuatan Soal Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda Mardapi (2008: 71) mengungkapkan bahwa ada beberapa pedoman yang

dapat menjadi acuan dalam pembuatan butir soal tipe pilihan ganda antara

lain:

1) Setiap soal harus memiliki pokok soal yang jelas.

2) Pilihan jawaban terdiri atas jenis yang hampir sama (homogen).

3) Panjang kalimat pada pilihan jawaban relatif sama.

4) Tidak ada petunjuk jawaban benar.

5) Hindari penggunaan kata semua benar atau semua salah dalam pilihan

jawaban.

(46)

7) Semua pilihan jawaban yang disediakan logis.

8) Jangan menggunakan negatif ganda.

9) Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta

tes.

10) Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

11) Letak pilihan jawaban benar diletakan secara acak.

Suprananto (2012: 108) mengungkapkan bahwa ada beberapa kaidah

yang bisa menjadi pedoman dalam penyusunan soal tes pilihan ganda agar

soal tersusun bermutu. Ditinjau dari 3 aspek:

1) Aspek materi

a) Soal disusun harus sesuai dengan indikator yang dicapai

b) Pilihan jawaban harus homogen dan logis. Artinya, semua pilihan

jawaban harus sesuai dengan materi yang sama seperti yang

terkandung dalam pokok soal, kemudian penulisannya harus setara

serta semua pilihan jawaban harus berfungsi.

c) Setiap soal memiliki satu jawaban yang paling benar. Jadi, setiap

soal memiliki hanya satu kunci jawaban yang paling benar.

2) Aspek konstruksi

a) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegar agar tidak

menimbulkan penafsiran atau pengertian yang berbeda dari yang

(47)

b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan

pernyataan yang diperlukan saja.

c) Pokok soal jangan memberikan petunjuk dalam bentuk kata, frase

atau ungkapan ke arah jawaban yang benar.

d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang mengandung arti

negatif.

e) Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.

f) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “semua pilihan

jawaban di atas benar” atau “semua pilihan jawaban di atas salah”

g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun secara

kronologis berdasarkan urutan dari angka paling kecil ke nilai

angka paling besar atau sebalikya.

h) Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

3) Aspek bahasa

a) Gunakanlah bahasa yang sesuai kaidah bahasa Indonesia.

b) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku di satu tempat saja jika

soal digunakan di daerah lain atau nasional.

Pilihan jawaban jangan mengulang kata yang bukan merupakan satu

(48)

Menurut pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa ada

beberapa hal yang menjadi pedoman dalam pembuatan soal tes hasil belajar

pilihan ganda yaitu:

1. Soal disusun harus sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.

2. Setiap soal harus memiliki pokok soal yang jelas agar tidak

menimbulkan penafsiran yang berbeda dari peserta tes.

3. Pilihan jawaban harus bersifat homogen dan logis.

4. Setiap soal memiliki jawaban yang paling benar dari beberapa pilihan

jawaban yang disediakan.

5. Panjang kalimat pada pilihan jawaban relatif sama.

6. Pilihan jawaban angka sebaiknya diurutkan.

7. Hindari pilihan jawaban yang mengandung pernyataan “semua benar”

atau “semua salah”

8. Bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD.

g. Kelebihan Dan Kekurangannya Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda

Tipe tes pilihan ganda merupkan tipe tes obyektif. Suwarto (2013: 34)

menyebutkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari tes obyektif.

Beberapa segi kebaikan dari tes obyektif antara lain:

1) Tes obyektif terdiri dari butir-butir yang dapat dijawab dengan

memilih alternatif jawaban yang tersedia, hal tersebut membuat

(49)

menjawab sejumlah besar pertanyaan dalam satu kali tes. Hal ini juga

menguntungkan karena materi yang diberikan dapat mencakup hampir

sebagian besar materi yang ingin diujikan.

2) Reliabilitas skor dapat dijamin sepenuhnya. Setiap butir tes hanya

mengandung satu jawaban yang bisa diterima. Oleh sebab itu,

pemberian skor dapat dilakukan oleh siapa pun dan kapan pun karena

skornya akan tetap sama.

3) Dikoreksi dengan mudah dan cepat menggunakan kunci jawaban.

Beberapa kekurangan tes obyektif antara lain:

1) Ada kemungkinan siswa memilih jawaban dengan cara menerka-nerka

saja. Namun kelemahan ini dapat ditanggulangi dengan cara

memberitahu siswa dimana pilihan yang salah akan mengurangi skor

yang diperoleh.

2) Tes obyektif terdiri dari sejumlah butir soal yang banyak, maka

dibutuhkan biaya administrasi yang cukup besar untuk mencetak soal

tersebut. Kelemahan ini dapat dikurangi dengan cara menyediakan

lembar jawab yang terpisah dari lembar soal.

Tipe soal pilihan ganda memiliki kelebihan dan keterbatasan. Suprananto

(2012: 108) mengungkapkan beberapa kelebihan dan keterbatasan dari tipe

soal pilihan ganda. Beberapa kelebihan dari tipe soal pilihan ganda, di

(50)

1) Mampu mengukur berbagai tingkat kognitif (mulai dari mengingat

sampai mencipta).

2) Pemberian skor mudah, cepat, obyektif, dan dapat mencakup ruang

lingkup materi yang luas dalam suatu tes untuk suatu kelas atau jenjang

pendidikan.

3) Cocok untuk ujian yang jumlah pesertanya sangat banyak atau massal.

Beberapa keterbatasan yang dimiliki tipe soal pilihan ganda, diantaranya:

1) Memerlukan waktu yang relatif lama dalam penulisan soalnya.

2) Sulit dalam pembuatan pengecoh yang bersifat homogen dan berfungsi

dengan baik.

3) Terdapat peluang untuk menebak jawaban.

2. Konstruksi Tes hasil Belajar a. Validitas

Sugiyono (2011: 168) berpendapat bahwa instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu

valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur. Azwar (2009: 5) mengemukakan bahwa

validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat tes mengukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Disisi lain validitas adalah aspek kecermatan pengukuran suatu alat tes.

(51)

apabila alat atau tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan

hasil ukur sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam dilakukannya

pengukuran tersebut. Sudjana (2009: 12) mengungkapkan bahwa validasi

berkaitan erat dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang ingin

dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.

Mardapi (2008: 16) mengungkapkan bahwa validitas merupakan

dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan

dari pemberian tes tersebut. Maka dari itu, validasi merupakan fundamental

paling dasar dalam mengembangkan dan mengevaluasi suatu tes. Menurut

pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian validitas

adalah ketepatan suatu alat ukur tes dalam melakukan fungsi ukurnya

sesuai dengan apa yang seharusnya diukur.

Widoyoko (2014: 172 – 187) menjelaskan bahwa validitas instrumen

dibagi menjadi 5 jenis yaitu:

1) Validitas Isi (Content Validity)

Instrumen yang harus mempunyai validitas isi adalah instrumen yang

berbentuk tes yang bertujuan mengukur hasil belajar siswa. Sebuah tes

yang dikatakan memiliki validitas isi apabila tes tersebut dapat

mengukur kompetensi dasar yang dikembangkan berserta indikator dan

(52)

sebuah butir tes mencakup keseluruhan indikator kompetensi yang

dikembangkan dengan materi yang ingin diukur.

2) Validitas Konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana sebuah instrumen

mengukur suatu konsep dari suatu teori yang menjadi dasar dari

penyusunan instrumen tersebut. Validitas konstruk dapat diuji dengan

menggunakan pendapat para ahli (expert judgment). Instrumen disusun

berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori

tertentu kemudian selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli.

3) Validitas Butir Soal (Item Validity)

Validitas butir soal didapat dari data uji coba lapangan yang telah

dilakukan peneliti.

4) Validitas Kesejajaran (Concurrent Validity)

Instrumen yang dikatakan memiliki validitas kesajajaran apabila

hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada. Kriteria tersebut dapat

berupa instrumen lain yang mengukur hal yang sama tetapi sudah diakui

validitas tesnya contohnya tes yang sudah terstandar.

5) Validitas Prediksi (Predictive Validity)

Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas prediksi apabila

mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi di

(53)

diperoleh apabila pengambilan skor kriteria tidak bersamaan dengan

pengambilan skor tes.

b. Reliabilitas

Sugiyono (2014: 169) mengemukakan bahwa instrumen yang valid

dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian

yang valid dan reliabel. Instrumen yang valid belum tentu reliabel namun

pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan. Realibilitas instrumen

merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Suprananto (2012:

82) menyebutkan bahwa reliabilitas mengacu pada konsistensi dari suatu

pengukuran. Hal ini berarti jika alat ukur atau tes yang reliabel diujikan di

lain tempat dengan karakteristik peserta tes yang hampir sama maka

hasilnya akan sama. Haris (2012: 180) mengemukakan bahwa reliabilitas

soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat ketetapan suatu soal tes.

Purwanto (2009: 154) mengemukakan bahwa reliabilitas merupakan

ketelitian dan ketepatan alat ukur dalam melakukan pengukuran. Alat ukur

yang reliabel akan menghasilkan ukuran tes yang relatif stabil dan

konsisten apabila alat tes tesebut diujikan ulang kepada peserta tes yang

lainnya dengan karakteristik yang sama.

Menurut pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengertian reliabilitas adalah kestabilan sebuah alat ukur tes jika diuji

(54)

Menurut Arikunto (2013: 104 – 108) menjelaskan bahwa ada 3 cara

untuk mencari besar reliabilitas yaitu:

1) Metode Bentuk Paralel

Metode tes paralel ini menggunakan pengetesan dengan menyiapkan

dua seri tes dan masing-masing diuji cobakan pada siswa yang sama.

Kemudian, pada soal tes pertama akan dicari reliabilitasnya dan

kemudian soal tes kedua juga dicari reliabilitasnya, lalu hasilnya

dikorelasikan.

2) Metode Tes Ulang

Dalam metode tes ini, pengetes hanya memiliki satu seri tes, namun

diuji cobakan dua kali. Kemudian hasil dari kedua kali pengujian

tersebut dihitung korelasinya.

3) Metode Belah Dua

Dalam metode ini uji coba tes hanya dilakukan satu kali pengujian. Ada

dua cara membelah butir soal, yaitu:

a) Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang disebut

belahan ganjil-genap

Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu setengah dari

jumlah nomor-nomor awal dan setengah pada nomor-nomor akhir yang

(55)

c. Karakteristik Butir Soal 1) Daya Pembeda

Sudjana (2009: 141) berpendapat bahwa analisis daya pembeda

menelaah butir-butir soal bertujuan untuk mengetahui kesanggupan soal

dalam membedakan siswa yang tinggi prestasinya dengan siswa yang

kurang atau lemah prestasinya. Artinya, jika soal diberikan pada siswa

yang mampu, maka hasilnya juga menunjukkan prestasi yang tinggi.

Sebaliknya, jika soal diberikan pada siswa yang lemah, maka hasilnya

juga menunjukkan prestasi yang rendah. Rusdiana (2015: 167)

mengemukakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir

soal dalam membedakan antara siswa yang menguasai materi yang

diujikan dan siswa yang tidak atau kurang atau belum menguasai materi

yang diujikan.

Arikunto (2012: 222) mengemukakan bahwa daya pembeda soal

adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang

berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang berkemampuan rendah

(kurang pandai). Jika soal dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai

maupun siswa yang kurang pandai maka soal tersebut tidak baik karena

tidak mempunyai daya beda. Menurut pendapat para ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengertian daya beda adalah kemampuan setiap butir

soal dalam membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang

(56)

2) Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak mudah dan tidak terlalu sulit.

Rusdiana (2015: 165) mengemukakan bahwa tingkat kesukaran soal

adalah peluang dalam menjawab soal dengan benar pada tingkat

kemampuan tertentu yang dinyatakan dalam bentuk indeks. Sudjana

(2009: 135) mengungkapkan bahwa tingkat kesukaran soal merupakan

kesanggupan atau kemampuan siswa (peserta tes) dalam menjawab soal,

bukan dilihat dari sudut pandang guru sebagai pembuat soal. Ada 3

kriteria tingkat kesukaran soal yaitu mudah, sedang, dan sukar atau sulit.

Sukardi (2008: 136) berpendapat bahwa tingkat kesulitan item atau bisa

juga disebut indeks kesulitan item adalah angka yang menunjukkan

jumlah siswa yang menjawab betul dalam satu soal yang dilakukan

dengan menggunakan tes obyektif. Menurut pendapat para ahli tersebut

dapat disimpulkan bahwa pengertian tingkat kesulitan adalah

kesanggupan siswa menjawab betul atau salah dalam mengerjakan soal

yang diujikan.

3) Analisis Pengecoh

Pengecoh bukan hanya sekedar pelengkap pilihan jawaban.

Purwanto (2009: 108) berpendapat bahwa pengecoh (distractor) juga

dikenal dengan istilah penyesat adalah pilihan jawaban yang bukan

merupakan kunci jawaban. Pengecoh agar dapat berfungsi dengan baik

(57)

(2012: 233) mengemukakan bahwa pengecoh dapat dikatakan berfungsi

dengan baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik yang

besar bagi peserta tes yang kurang memahami materi. Surapranata

(2004: 43) mengemukakan bahwa pengecoh dapat berfungsi sebagai

pengidentifikasi peserta tes yang memiliki kemampuan yang tinggi.

Menurut pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengertian analisis pengecoh adalah pilihan jawaban yang dibuat sangat

mirip dengan kunci jawaban yang paling benar bertujuan untuk

mengalihkan perhatian siswa dalam memilih jawaban dari pilihan

jawaban yang telah disediakan.

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Alat ukur yang biasa digunakan oleh guru untuk mengukur kemampuan

siswa secara kuantitatif yaitu menggunakan tes. Jika tes yang diberikan

berkualitas dan sudah teruji maka alat ukur tes tersebut akan mengukur

sesuai dengan tujuan pengujian. Suprananto (2012: 53) mengemukakan

beberapa langkah awal yang diperlukan dalam mengembangkan tes adalah:

a.Menentukan Tujuan Pembelajaran

Menentukan tujuan pembelajaran merupakan langkah awal yang sangat

penting dalam mengembangkan tes. Tujuan pembelajaran merupakan

(58)

pembelajaran berlangsung. Tujuan pembelajaran biasanya berupa Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar

dijabarkan lagi menjadi beberapa indikator. Setiap mata pelajaran

mempunyai SK, KD dan indikator yang berbeda dan bervariasi.

b.Menyusun Tabel Spesifikasi (Kisi-Kisi)

Spesifikasi tes atau bisa juga disebut kisi-kisi tes (test blue-print atau table

of specification) merupakan uraian mengenai ruang lingkup dan isi materi

yang akan diujikan. Tujuan penyusuan kisi-kisi tes untuk menentukan

ruang lingkup atau batasan-batasan tes agar mengurangi variansi

pemahaman penulis soal terhadap indikator butir soal serta memberi

batasan mengenai materi yang akan diujikan. Kisi-kisi tes dapat disajikan

dalam bentuk tabel yang memuat: kompetensi dasar, standar kompetensi,

indikator, materi, kelas/semester, dan bentuk soal.

c.Menentukan Bentuk Soal yang akan digunakan

Dalam pemilihan bentuk soal yang akan digunakan, diperlukan indikator

yang akan diukur. Semakin kompleks hal yang akan diukur, semakin

banyak juga variasi bentuk tes yang digunakan. Ada kompetensi yang

cocok diukur dengan menggunakan tipe tes pilihan ganda, namun

sebaliknya ada juga kompetensi yang cocok diukur dengan menggunakan

tes uraian. Semua bergantung dengan hal-hal yang akan diukur atau tujuan

pengadaan tes tersebut.

(59)

Merakit tes adalah penyusunan soal-soal yang siap untuk dipakai

menjadi satu kesatuan perangkat tes atau paralel tes. Acuan dalam

perakitan tes adalah tujuan dari tes tersebut dan kisi-kisi soal yang telah

dibuat sebelumnya.

Menurut Mardapi (2008: 88) mengemukakan ada 8 langkah-langkah

pengembangan tes hasil belajar, yaitu:

a. Menyusun spesifikasi tes

Dalam menyususn spesifikasi tes mencakup beberapa kegiatan,

diantaranya:

1) Menentukan tujuan tes

Tes dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang dimiliki

peserta tes. Setiap tipe tes memiliki fungsi yang berbeda-beda. Maka

dari itu sebelum membuat tes pembuat tes harus menentukan tujuan

dari tes tersebut. Apa yang ingin diukur dalam pelaksanaan tes

tersebut.

2) Menyusun kisi-kisi

Kisi-kisi merupakan tabel yang berisi spesifikasi soal yang akan

dibuat. Ada 4 langkah dalam mengembangkan kisi-kisi yaitu: (a)

menuliskan tujuan umum pelajaran. Tujuan pelajaran biasanya diambil

dari SK dan KD, (b) membuat pokok dan sub pokok bahasan yang

akan diujikan, (c) menentukan indikator yang ingin dicapai. Indikator

merupakan pengembangan dari KD, (d) menentukan jumlah soal dari

(60)

3) Menentukan bentuk tes

Pada langkah awal sudah dijelaskan, bahwa setiap bentuk tes

memiliki fungsi ukur kemampuan yang berbeda. Selain tujuan

pembelajaran pemilihan bentuk tes juga ditentukan jumlah peserta

tes, waktu yang disediakan untuk mengkoreksi tes, cakupan materi

yang akan diujikan, dan karakteristik mata pelajaran yang akan

diujikan.

4) Menentukan panjang tes

Panjang tes ditentukan berdasarkan cakupan materi yang akan

diujikan. Pada umumnya, soal pilihan ganda dikerjakan dalam waktu

2 sampai 3 menit per butir soalnya. Namun, tingkat kesulitan soal

juga mempengaruhi pengerjaan soal tes tersebut.

b. Menulis soal tes

Penulisan soal merupakan uraian dari indikator yang dijabarkan menjadi

pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan kisi-kisi

yang sudah dibuat sebelumya.

c. Menelaah soal tes

Tujuan dilakukannya telaah soal tes adalah untuk memperbaiki jika tes

tersebut ternyata masih ditemukan kekurangan atau kesalahan. Telaah

soal ini biasanya dilakukan oleh ahli, bukan si pembuat soal.

(61)

Uji coba tes sebelum dilakukan tes yang sesungguhnya akan semakin

memperbaiki kualitas soal.

e. Menganalisis butir soal

Dengan melakukan analisis butir soal akan diperoleh data mengenai

tingkat kesukaran, daya pembeda, dan juga efektivitas pengecoh.

f. Memperbaiki tes

Setelah dilakukan uji coba kemudian dianalisis, langkah selanjutnya

memperbaiki soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan.

g. Merakit tes

Dalam perakitan tes, ada beberapa hal yang mempengaruhi validasi soal

diantaranya nomor urut soal, pengelompokan bentuk soal, layout.

h. Melaksanakan tes

Pelaksanaan tes dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam pelakasanaannya dibutuhkan pemantauan agar peserta tes

menyelesaikan tes dengan jujur. Pelaksanaan tes juga harus dilakukan

dengan hati-hati agar tujuan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

i. Menafsirkan tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif berupa skor. Kemudian, skor

ditafsirkan menjadi nilai yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Menurut pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa beberapa

langkah pengembangan tes diantaranya : (1) menentukan tujuan

Gambar

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Borg
Gambar 3.2 Langkah-Langkah Pengembangan Tes Hasil Belajar
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pedoman Pedoman Wawancara Kebutuhan Pengembangan Tes Hasil Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat kondisi Orang Rimba saat ini dalam menjalani kehidupan sosial budaya, program BTH merupakan program yang diberikan LSM KKI-WARSI untuk memberikan

belum pernah diadakan tes passing atas menggunakan metode latihan sentuhan ganda pada siswa putri peserta ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 1 Mandiraja. Dengan

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusumardhani (2011) dan (Prasetya & Irwandi 2012). Artinya, tingkat likuiditas yang tinggi

Untuk menanalisis pengaruh keluhan kesehatan yang mengganggu terhadap pengeluaran kesehatan rumah tangga miskin di koto

[r]

Judul : TUNNELING SEBAGAI INSENTIF DARI MANAJEMEN LABA MELALUI TRANSAKSI PIHAK BERELASI DI SEKITAR PENAWARAN SAHAM PERDANA.. Pembimbing : MI Mitha Dwi Restuti, SE., MSi

pembentukan akhlak kepada diri sendiri, dengan cara membina dan memberikan pengertian tentang menghargai diri sendiri menyanyangi diri sendiri dan harus mampu mengintrospeksi

rasra.abt 3ebaeai