• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar"

Copied!
243
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBA

BANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMA I DASAR MELAKUKAN OPERASI HITUNG

LATAN, DAN PENAKSIRAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ogram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Anastasia Ambar Krisna Dita NIM: 131134210

STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH D JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

i

NGAN TES HASIL BELAJAR MATEM

SI DASAR MELAKUKAN OPERASI

BULAT, PEMBULATAN, DAN PENA

K SISWA KELAS V SEKOLAH DASA

SKRIPSI

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ogram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Anastasia Ambar Krisna Dita NIM: 131134210

STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan rahmat kesehatan, pertolongan, dan selalu mendampingi dalam

penyusunan skripsi ini.

2. Kedua orang tua yang saya cinta dan sayangi, AG. Prawoto dan Oktavia Repelita yang selalu mendoakan, mendampingi,

memberikan semangat dan dukungan.

3. Kedua adik yang saya sayangi Fransiska Pangalissani dan Olivia Yudista Eskaristi yang selalu memberi semangat.

4. Sepupu saya Andhityas Utami, dan teman-teman kost saya Angela Merici Klala Faradella dan Dian Karitas yang membantu

dalam proses editing serta dukungan menyelesaikan skripsi.

5. Teman-teman sepayung yang selalu memberikan dukungan.

6. Teman-teman Cana Community yang selalu memberikan canda

tawa. Semangat pelayanan!!!

7. Teman-teman mahasiswa angkatan 2013 8. Almamater Universitas Sanata Dharma.

(6)

v MOTTO

Hidup adalah MELAYANI

(Kolose 3:23)

Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan

Kasih-Nya sempurna di dalam kita.

(1 Yohanes 4:12)

God has perfect timing; never early, never late. It takes a little

patience and a whole lot of faith. But it s worth the wait.

I never dream about success. I work for it.

-Estee

Lauder-Orang yang menjadi berkat bagi kehidupan orang lain tidak akan

menyimpan berkat itu hanya untuk dirinya

(7)

-Barrie-vi P

Saya m tulis ini tidak telah disebutka ilmiah.

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA a menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skr dak memuat karya atau bagian karya orang lai butkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagai

Yogyakarta, 2

Anastasia Am

vi

skripsi yang saya lain, kecuali yang gai layaknya karya

, 22 Februari 2017

(8)

vii beserta perangkat yan Perpustakaan Universi ARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN A

an di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sa : Anastasia Ambar Krisna Di

hasiswa : 131134210

an ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

GAN TES HASIL BELAJAR MA

SI DASAR MELAKUKAN OPERASI

BULAT, PEMBULATAN, DAN PE

KELAS V SEKOLAH DASAR”

yang diperlukan. Dengan demikian saya mem versitas Sanata Dharma hak untuk menyimpa dia lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, m dan mempublikasikannya di internet atau me

mis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun selama tetap tercantumkan nama saya sebagai p an ini yang saya buat dengan sebenarnya.

(9)

viii ABSTRAK

Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat, Pembulatan, dan Penaksiran untuk Siswa

Kelas V Sekolah Dasar Anastasia Ambar Krisna Dita

Universitas Sanata Dharma 2017

Latar belakang penelitian ini adalah adanya potensi dan masalah yang terkait dengan pembuatan tes hasil belajar. Guru kelas kesulitan dalam membuat tes hasil belajar dan membutuhkan contoh soal dengan kualitas soal yang baik untuk dijadikan sebagai pedoman. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang bertujuan untuk (1) memaparkan langkah-langkah pengembangan hasil tes belajar, dan (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar.

Prosedur pengembangan produk tes hasil belajar ini, peneliti memodifikasi langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan dan SDN 3 Wonokerto yang berjumlah 60 siswa.

Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian pengembangan tes hasil belajar yaitu (a) potensi masalah (b) pengumpulkan data (c) desain produk (d) validasi desain (e) revisi desain (f) uji coba produk dan (g) revisi produk, (2) hasil analisis 60 butir soal tes diperoleh (a) 34 soal kategori valid, (b) hasil analisis reliabilitas menunjukkan bahwa soal reliabel serta masuk dalam kategori tinggi, (c) daya beda tes 14,70% kategori baik dan 85,30% kategori sangat baik, (d) tingkat kesukaran tes diperoleh hasil yaitu 29,41% kategori mudah, 70,59 % kategori sedang dan 0% kategori sukar (e) terdapat 20 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik yang baik kemudian disusun menjadi satu dalam prototype.

(10)

ix ABSTRACT

The Development of Mathematics Achievement Test about Basic Competence in Calculating Integers, Integration, and Approximation for 5thGrade Elementary

School Students

Anastasia Ambar Krisna Dita Sanata Dharma University

2017

The background of this research there are potentials and problems which are related to the achievement test. The classroom teacher has difficulty in making achievement test and needs example of test items which have good quality to be made as the reference. This research is an Research and Development (R&D) which has purposed (1) analyzing the steps to develop achievement of the test and (2) describing the quality of achievement test product about basic competence in calculating integers, integration, and approximation for 5th grade elementary school students.

The procedure of this achievement test developed in this research modified the steps from Borg and Gall. The subjects from this research are 60 students 5th grade elementary school from SD Kanisius Sorowajan and SDN 3 Wonokerto.

The result of this research and development showed; (1) the steps of research of developing achievement test which are: (a) Potential Problems, (b) Data Gathering, (c) Product Designing, (d) Design Validation, (e) Design Revision, (f) Product Testing, (g) Product Revision; (2) the analysis result of 60 test items showed that: (a) 34 test items are valid, (b) the result of reliability analysis showed that test items are highly reliable, (c) discrimination index showed that 14,70% are good, 85,30% are very good, (d) level of difficulty showed that 29,41% are easy, 70.59% are medium, and 0% are difficult, (e) there are 20 options which did not function and needed to be revised. Test items that have good characteristic then complied into one prototype.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan

Operasi Hitung Bilangan Bulat, Pembulatan, dan Penaksiran Untuk Siswa Kelas

V Sekolah Dasar dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang memberikan rahmat kesehatan dan kelancaran selama proses penelitian hingga penyusunan skripsi ini.

2. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

(12)

xi

6. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Suwardi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Sorowajan yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Sorowajan.

8. Rahayuningsih, S.Pd., M.M. selaku Kepala Sekolah SDN 3 Wonokerto yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SDN 3 Wonokerto.

9. Bapak V.G.S, ibu T.T.R, ibu D.S dan Ibu R.M.W. selaku validator guru yang telah bersedia menjadi validasi sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.

10. Wali kelas V beserta keluarga besar SD Kanisius Sorowajan dan SDN 3 Wonokerto yang telah memberikan dukungan dan telah membantu selama proses penelitian.

11. Siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan dan SDN 3 Wonokerto yang telah bersedia membantu dan melancarkan proses penelitian.

12. Kedua orangtua AG. Prawoto dan Oktavia Repelita yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan.

(13)

xii Dalam proses pe

kendala. Namun kend menjadi semangat unt Peneliti menyada kesalahan. Oleh karena membangun agar skr dan menjadi inspirasi ba

xii

penelitian dan penyusunan skripsi ini, ter ndala tersebut tidak menjadi hambatan bagi pene untuk menyelesaikan skripsi.

dari bahwa dalam penyusunan skripsi ini t rena itu, peneliti mengharapkan masukan, kritik skripsi ini menjadi lebih baik. Semoga skripsi asi bagi pembaca.

Yogyakarta, 2

Anastasia Am

xii

terdapat beberapa peneliti melainkan

ni tidak lepas dari itik dan saran yang psi ini bermanfaat

, 22 Februari 2017

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Pembatasan Masalah... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Istilah ... 7

G. Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Tes Hasil Belajar ... 10

a) Pengertian Tes ... 10

(15)

xiv

c) Ciri-ciri Tes Hasil Belajar Yang Baik ... 12

d) Jenis-jenis Tes Hasil Belajar ... 15

e) Bentuk tes hasil belajar ... 18

f) Macam-macam tes hasil belajar ... 20

2. Tes pilihan ganda (Multiple Choice Test) ... 22

a) Definisi Tes Pilihan Ganda ... 22

b) Kaidah Penulisan Tes Pilihan Ganda ... 24

3. Konstruksi Tes Hasil Belajar... 25

a) Validitas ... 25

b) Reliabilitas... 27

c) Karakteristik butir soal ... 28

4. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 31

5. Matematika ... 36

6. Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat Termasuk Penggunaan Sifat-sifatnya, Pembulatan, dan Penaksiran ... 37

a) Kompetensi Dasar... 37

b) Bilangan Bulat ... 38

c) Pembulatan ... 40

d) Penaksiran... 40

7. Taksonomi Tes Hasil Belajar ... 41

B. Penelitian yang relevan... 43

C. Kerangka berpikir ... 48

D. Pertanyaan Penelitian ... 50

BAB III METODE PENELITIAN... 52

A. Jenis Penelitian ... 52

B. Setting Penelitian... 56

1. Objek Penelitian ... 56

2. Subjek Penelitian ... 56

3. Lokasi Penelitian ... 56

4. Waktu Penelitian ... 56

(16)

xv

D. Teknik Pengumpulan Data ... 60

1. Wawancara ... 60

2. Kuesioner... 61

3. Tes ... 62

E. Instrumen Penelitian ... 63

1. Pedoman wawancara... 63

2. Kuesioner... 64

3. Tes ... 65

F. Teknik Analisis Data... 68

1. Analisis Data Kualitatif... 68

2. Analisis Data Kuantitatif ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

A. Hasil Penelitian... 79

1. Prosedur Pengembangan Tes... 79

a) Potensi dan masalah... 79

b) Pengumpulan data ... 80

c) Desain Produk... 81

d) Validasi desain... 81

e) Revisi desain ... 82

f) Uji Coba Produk... 82

g) Revisi produk... 83

2. Hasil Produk Tes Hasil Belajar Matematika ... 83

a) Hasil Uji Validitas ... 83

b) Hasil Uji Reliabilitas ... 86

c) Hasil Uji Daya Pembeda... 86

e) Hasil Uji Analisis Pengecoh ... 91

B. Pembahasan ... 94

1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 95

a) Potensi dan Masalah ... 95

b) Pengumpulan Data... 96

(17)

xvi

d) Validasi Desain... 97

e) Revisi Desain ... 98

f) Uji Coba Produk... 98

g) Revisi Produk ... 99

2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 103

a) Hasil Uji Validitas ... 103

b) Hasil Uji Reliabilitas ... 106

c) Hasil Uji Daya Pembeda... 107

d) Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 109

e) Hasil Uji Analisis Pengecoh ... 111

f) Hasil Soal Berkualitas Baik ... 114

BAB V PENUTUP... 116

A. Kesimpulan... 116

B. Keterbatasan Penelitian ... 119

C. Saran ... 119

DAFTAR REFERENSI ... 121

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan... 63

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Kuesioner Produk Tes Hasil Belajar ... 64

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 66

Tabel 3. 4 Kategori Skor Kuesioner... 69

Tabel 3. 5 Kriteria Validitas... 71

Tabel 3. 6 Kriteria Reliabilitas ... 72

Tabel 3. 7 Kriteria Daya Beda... 74

Tabel 3. 8 Indeks Kesukaran ... 76

Tabel 4. 1 Hasil Rekapitulasi Penilaian Validator ... 81

Tabel 4. 2 Saran Validator ... 82

Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 83

Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B... 85

Tabel 4. 5 Hasil Uji Reliabilitas ... 86

Tabel 4. 6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A... 86

Tabel 4. 7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 88

Tabel 4. 8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 89

Tabel 4. 9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 90

Tabel 4. 10 Hasil Pengecoh Butir Soal Tipe A ... 92

Tabel 4. 11 Hasil Pengecoh Butir Soal Tipe B ... 93

Tabel 4. 12 Daftar Revisi Pengecoh Soal Tipe A ... 100

Tabel 4. 13 Daftar Revisi Pengecoh Soal Tipe B ... 102

Tabel 4. 14 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe A ... 104

Tabel 4. 15 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe B ... 105

Tabel 4. 16 Hasil Uji Analisis Reliabilitas Soal Tipe A ... 107

Tabel 4. 17 Hasil Uji Analisis Reliabilitas Soal Tipe B... 107

Tabel 4. 18 Hasil Analisis Daya Pembeda Pada Soal Tipe A... 108

Tabel 4. 19 Hasil Analisis Daya Pembeda Pada Soal Tipe B ... 109

Tabel 4. 20 Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 110

Tabel 4. 21 Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 111

Tabel 4. 22 Hasil Uji Analisis Pengecoh Soal Tipe A ... 112

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Literature Map Penelitian Yang Relevan ... 48

Gambar 3. 1 Langkah-Langkah Pengembangan Borg And Gall... 53

Gambar 3. 2 Bagan Pengembangan Yang Dilaksanakan Peneliti... 57

Gambar 3. 3 Hasil Validitas Pada Program Tap ... 71

Gambar 3. 4 Hasil Reliabilitas Pada Program Tap ... 73

Gambar 3. 5 Hasil Daya Pembeda Pada Program Tap... 75

Gambar 3. 6 Hasil Tingkat Kesukaran Pada Program Tap ... 77

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian... 125

Lampiran 2 Surat Izin Validasi ... 127

Lampiran 3 Surat Telah Melakukan Penelitian... 129

Lampiran 4 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 131

Lampiran 5 Tabel Spesifikasi Produk Soal Tipe A... 134

Lampiran 6 Tabel Sesifikasi Produk Soal Tipe B ... 152

Lampiran 7 Hasil Validasi Butir Soal Tipe A ... 169

Lampiran 8 Hasil Validasi Butir Soal Tipe B ... 171

Lampiran 9 Hasil Validasi Guru ... 173

Lampiran 10 Soal Uji Coba Tipe A ... 189

Lampiran 11 Soal Uji Coba Tipe B... 196

Lampiran 12 Jawaban Siswa Soal Tipe A... 203

Lampiran 13 Jawaban Siswa Soal Tipe B... 205

Lampiran 14 Hasil Analisis Tap Soal ... 207

Lampiran 15 Hasil Analisis Tap Pengecoh ... 213

Lampiran 16 Rtabel Validitas ... 221

Lampiran 17 Dokumentasi Uji Coba Produk... 222

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab I, peneliti membahas tujuh hal yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah serta spesifikasi produk.

A. Latar Belakang

(22)

Ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes. Mardapi (2007: 67) mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu cara melihat tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Ada beberapa tipe tes dalam mengukur kemampuan kognitif seseorang, yaitu tipe pilihan ganda, tipe benar-salah, tipe jawaban pendek, tipe pasangan, dan tipe esai. Arikunto (2013: 72) mengungkapkan bahwa sebuah tes dikatakan baik sebagai alat ukur, yaitu yang memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis. Selain itu, daya pembeda, pengecoh, dan tingkat kesukaran juga menjadi alat ukur bahwa sebuah tes dikatakan baik.

(23)

Berdasarkan analisis kebutuhan guru yang diperoleh dari wawancara, peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan tes hasil belajar dengan melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tes hasil belajar yang dikembangkan oleh peneliti

menggunakan dimensi kognitif dari Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai/mengevaluasi dan mencipta. Penelitian yang dikembangkan berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat, Pembulatan dan Penaksiran Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

(24)

B. Pembatasan Masalah

Peneliti melakukan pembatasan masalah pada penelitian ini yang meliputi: 1. Alat ukur yang dikembangkan mengukur aspek kognitif Taksonomi

Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan mencipta.

2. Tes hasil belajar ini memuat Kompetensi Dasar (KD) 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran.

3. Materi yang digunakan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran.

4. Tes hasil belajar ini berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana langkah-langkah pengembangkan tes hasil belajar matematika yang berkualitas baik untuk kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V?

(25)

D. Tujuan Penelitian

1. Memaparkan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar matematika yang berkualitas baik untuk kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V.

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini mencakup 2 hal yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan konsep pembuatan soal sesuai dengan karakteristik penyusunan soal tes pilihan ganda yang baik dan dapat menggali kemampuan siswa berdasarkan kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

(26)

sesuai dengan jawaban siswa untuk mengetahui kualitas setiap butir soal yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran

b. Bagi guru

Penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi guru untuk mengembangkan tes hasil belajar sesuai dengan karakteristik pembuatan soal dan memberikan contoh soal tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran yang sudah diketahui kualitas setiap butir soal. c. Bagi Siswa

Siswa dapat mengerjakan soal matematika berbentuk pilihan ganda sesuai ranah kognitif dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, hingga mencipta pada kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran yang sudah diketahui kualitas setiap butir soal.

d. Bagi Sekolah

(27)

F. Batasan Istilah 1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah salah satu cara digunakan untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam mempelajari sesuatu.

2. Tes Tipe Pilihan Ganda

Tes tipe pilihan ganda adalah salah satu bentuk tes objektif yang terdiri dari pertanyaan dan beberapa alternatif jawaban yang harus dipilih. 3. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah tujuan pembelajaran yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai-nilai yang direfleksikan pada kebiasaan berpikir dan bertindak pada mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa, dan sebagai acuan pembuatan indikator.

4. Matematika

Matematika adalah salah satu ilmu yang digunakan untuk memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari.

5. Validitas

Validitas adalah ketepatan alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

6. Reliabilitas

(28)

7. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan setiap butir soal untuk dapat membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.

8. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa dalam menjawab soal yang terdiri dari kategori rendah, sedang, dan tinggi.

9. Pengecoh

Pengecoh adalah alternatif yang bukan merupakan kunci jawaban yang berfungsi untuk mengecoh peserta tes.

G. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk tes hasil belajar matematika dalam penelitian dan pengembangan ini adalah:

1. Produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.1 melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V yang terdiri dari (a) identitas soal berupa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan, (b) indikator, (c) soal tes hasil belajar matematika, (d) kunci jawaban, (e) ranah kognitif yang diukur , (f) tingkat kesukaran. 2. Produk tes hasil belajar matematika memenuhi kriteria valid

berdasarkan taraf signifikan 5%.

(29)

4. Produk tes hasil belajar matematika memiliki daya pembeda dapat diterima yaitu pada kategori “baik” dan kategori “sangat baik”dengan kriteria skor 0,30-1,00.

5. Produk tes hasil belajar matematika memiliki tingkat kesukaran dengan proporsi tingkat kesukaran 25% soal kategori “mudah”, 50% kategori “sedang”, dan 25% kategori “sukar” dengan kriteria skor 0,00-1,00.

6. Produk tes hasil belajar matematika memiliki pengecoh yang berfungsi dengan baik apabila dipilih secara merata oleh peserta tes atau setidaknya 5% dari peserta tes.

(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini akan menjelaskan empat hal yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

Kajian teori ini berisi tentang teori-teori relevan yang berhubungan dengan tes hasil belajar, tes pilihan ganda, konstruksi tes hasil belajar, pengembangan tes hasil belajar, matematika, kompetensi dasar, dan taksonomi bloom.

1. Tes Hasil Belajar a) Pengertian Tes

(31)

Sulistyorini, 2009: 86) menjelaskan tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Dari beberapa uraian diatas tentang pengertian tes, dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu teknik atau prosedur yang sistematis dan bersifat objektif untuk memperoleh data-data untuk mengukur tingkah laku seseorang, sehingga tingkah laku tersebut dapat digambarkan dengan bantuan angka, skala atau dengan sistem kategori.

b) Pengertian Tes Hasil Belajar

(32)

tentang tes hasil belajar dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan dan juga merupakan instrumen pengukuran dan penilaian untuk menentukan tingkat pencapaian siswa.

c) Ciri-ciri Tes Hasil Belajar Yang Baik

Rakhmat dan Suherdi (1999: 56) mengatakan tingkat kebaikan suatu tes sekurang-kurangnya dapat dilihat dari 4 ciri berikut:

1) Validitas

Tes yang baik akan memiliki tingkat validitas yang tinggi. Istilah validitas pada dasarnya menunjukkan pada tingkat ketepatan dalam mengungkapkan data yang semestinya diucapkan. Tes hasil belajar yang valid akan mengungkapkan aspek-aspek hasil belajar secara tepat, dengan kata lain tes tersebut menguji apa yang semestinya dites.

2) Reliabilitas

(33)

3) Tingkat Kesulitan

Suatu tes yang baik akan memiliki tingkat kesukaran yang seimbang. Pengertian seimbang dalam kaitan ini dapat dilihat dari dua sisi. Pertama berkaitan dengan proporsi penyebaran soal sulit, sedang, mudah. Kedua, berkaitan dengan kemampuan siswa yang dimaksud oleh tes tersebut. Sebagai contoh, sebuah tes sebaiknya memiliki proporsi penyebaran sebagai berikut: 25% sulit, 50% sedang, dan 25 % mudah. 4) Kepraktisan

Kepraktisan juga merupakan salah satu ciri yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tingkat kebaikan tes. Pengertian kepraktisan menyangkut segi kemudahan dalam mengadministrasikan tes. Semakin mudah sebuah tes diadministrasikan, semakin baik tes itu dilihat dari segi ini.

Arikunto (2009: 72), mengatakan sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur, harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki:

1) Validitas

“Validitas” merupakan kata benda, sedangkan “valid”

merupakan kata sifat. Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Istilah “valid” ,

(34)

2) Reliabilitas

Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam Bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable

yang artinya dapat dipercaya. Tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan.

3) Objektivitas

Dalam pengertian sehari-hari telah dengan cepat diketahui bahwa objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes. 4) Praktikabilitas (Practicability)

(35)

5) Ekonomis

Yang dimaksud dengan ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.

Dari dua uraian teori yang dijelaskan diatas, penulis menyimpulkan bahwa ciri-ciri tes yang baik adalah tes yang dibuat harus memiliki validitas dan reliabilitas. Validitas yang dimaksud adalah tes yang dibuat sesuai dengan apa yang akan diuji dan diukur dari siswa, sedangkan reliabilitas adalah tes yang dibuat bersifat ajeg atau tetap bila di tes kan berkali-kali dan hasilnya pun akan bersifat tetap, selain itu juga ada tingkat kesulitan, kepraktisan, objektivitas dan ekonomis.

d) Jenis-jenis Tes Hasil Belajar

Yusuf (2015: 185), mengemukakan tes hasil belajar dapat berupa: 1) tes hasil belajar yang telah distandarisasikan (standardized achievement test), 2) tes susunan guru/pendidik

(teacher or locally made test).

1) Tes hasil belajar yang telah distandarisasikan

Tes hasil belajar yang telah distandarisasikan dibedakan atas dua jenis, yaitu:

a. Tes hasil belajar umum yang telah distandarisasikan

(36)

dasar dalam program sekolah. Tes ini dapat menunjukkan dan mengukur “subject matter”/mata pelajaran dan keterampilan dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah.

b. Tes hasil belajar khusus yang telah distandarisasikan

Berbeda dari jenis tes sebelumnya, tes hasil belajar standar khusus dimaksudkan untuk merekam atau meng-cover bidang studi atau mata pelajaran. Tes hasil belajar yang distandarisasikan ini dapat berupa Diagnostic Achievement Test untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta

didik dalam bidang tertentu.

2) Tes hasil belajar buatan guru/pendidik (Teacher Made Test) Tes hasil belajar buatan guru/pendidik hanya berlaku untuk tujuan tertentu dan dalam kelas/sekolah yang terbatas. Belum diujicobakan secara kontinu dengan validitas dan reliabilitas yang masih terbatas. Tes susunan guru/pendidik ini dapat berbentuk: a) tes esai, b) tes objektif, dan c) tes unjuk kerja

Purwanto (2009: 105), berpendapat untuk melaksanakan evaluasi hasil mengajar dan belajar itu, seorang guru dapat menggunakan dua macam tes, yakni tes yang telah distandarkan (standardized test) dan tes buatan guru sendiri (teacher made test). Adapun perbedaan tes standar dengan tes

(37)

a. Standardized achievement test

1) Didasarkan atas isi dan tujuan-tujuan umum bagi sekolah-sekolah (yang sejenis) diseluruh negara atau daerah.

2) Berhubungan dengan bagian-bagian yang luas dari pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan, biasanya dengan hanya sejumlah item yang diperlukan untuk mengukur suatu skill atau topik tertentu.

3) Dikembangkan dengan bantuan penulis-penulis profesional, para ahli me-review, dan editor-editor soal tes.

4) Menggunakan item-item yang telah di-tryout-kan, dianalisis, dan direvisi sebelum menjadi bagian dari tes itu

5) Memiliki keadaan yang tinggi.

6) Memiliki ukuran-ukuran (norms) untuk bermacam-macam kelompok yang secara luas mewakili performance seluruh negara atau daerah.

b. Teacher made test

1) Didasarkan atas isi dan tujuan-tujuan khusus untuk kelas atau sekolah di tempat guru itu mengajar.

2) Dapat menyangkut topik, kecakapan, atau keterampilan khusus dan tertentu, tetapi dapat juga menyangkut bagian-bagian yang lebih luas dari pengetahuan dan keterampilan. 3) Biasanya dikembangkan oleh seorang guru dengan sedikit

(38)

4) Menggunakan item-item yang jarang atau tidak pernah di-tryout-kan, dianalisis, atau direvisi sebelum menjadi bagian

dari tes tersebut.

5) Memiliki keandalan yang rendah atau sedang saja.

6) Biasanya terbatas pada suatu kelas atau sekolah sebagai kelompok pemakainya.

Berdasarkan dua uraian teori diatas tentang jenis-jenis tes hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis tes hasil belajar ada dua tes hasil belajar yang telah distandarisasikan (Standardized achievement test), dan tes hasil belajar buatan guru/pendidik (Teacher made test).

e) Bentuk tes hasil belajar

Berdasarkan dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya Yusuf (2015: 96) menyebutkan bahwa tes dapat dibedakan atas:

1) Tes Esai (essay type test)

(39)

2) Tes Objektif (objective type test)

Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawabannya. Tes tipe ini kurang mampu mengembangkan kemampuan testee dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dengan bahasa sendiri. Tes ini terdiri dari berbagai bentuk, antara lain: Benar-Salah (True-False), pilihan ganda (Multiple Choice), menjodohkan (Matching), dan analisis hubungan (Relationship Analysis)

Purwanto (1984: 45), mengemukakan tes tertulis dapat dibagi atas tes esai dan tes objektif. Tes esai ialah tes yang berbentuk pertanyaan tulisan, yang jawabannya merupakan karangan atau kalimat yang panjang-panjang. Soal tes esai jumlahnya sangat terbatas, umumnya berjumlah di sekitar lima sampai sepuluh soal. Sedangkan yang dimaksud dengan tes objektif ialah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes itu dapat dinilai secara objektif, dinilai oleh siapa pun akan menghasilkan score yang sama.

(40)

Sedangkan tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa yang memiliki beberapa alternatif jawaban sehingga hasil tes tersebut bersifat objektif.

f) Macam-macam tes hasil belajar 1) Tes esai/uraian

Arifin (2009: 125), mengemukakan disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya. Bentuk uraian sering juga disebut bentuk subjektif karena dalam pelaksanaanya sering dipengaruhi oleh faktor subjektivitas guru. Dilihat dari luas-sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes berbentuk uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas (restricted respons items) dan uraian bebas (extended respons items).

a) Uraian terbatas

(41)

b) Uraian bebas

Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap harus mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik nanti. 2) Tes objektif

Arikunto (1991: 127) menyebutkan tes objektif terbagi dalam 4 macam tipe tes, antara lain:

a) Tes Benar-Salah (True-False Test)

Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang

yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu benar menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah.

b) Tes pilihan ganda (Multiple Choice Test)

Multiple Choice Test terdiri atas suatu keterangan atau

(42)

jawaban terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).

c) Menjodohkan (Matching Test)

Matching Test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing petanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban.

d) Tes isian (Completion test)

Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes

menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagian yang dihilangkan. 2. Tes pilihan ganda (Multiple Choice Test)

a) Definisi Tes Pilihan Ganda

(43)

dan sering disebut option. Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar atau yang paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh (distractor atau decoy atau fails), tetapi memungkinkan seseorang memilihnya apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan dalam soal.

Sulistyorini (2009: 105), berpendapat bahwa tes pilihan ganda (multiple choice test) terdiri atas suatu keterangan tentang pengertian yang belum lengkap. Untuk melengkapi keterangan tersebut, peserta tes diminta memilih salah satu jawaban yang dianggap paling benar dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Widoyoko (2009: 59), berpendapat tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu. Pada umumnya jumlah alternatif jawaban berkisar antara 2 (dua) atau 5 (lima).

(44)

b) Kaidah Penulisan Tes Pilihan Ganda

Sudjana (2009: 50) memaparkan bahwa kaidah dan contoh penulisan soal pilihan ganda ada 9, yaitu:

1) Pokok soal yang merupakan permasalahan harus dirumuskan dengan jelas.

2) Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

3) Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.

4) Pada pokok soal sebisa mungkin perumusan pernyataan yang positif.

5) Alternatif jawaban harus logis dan pengecoh harus berfungsi. 6) Diusahakan agar tidak ada “petunjuk” untuk jawaban yang

benar.

7) Diusahakan untuk tidak menggunakan pilihan jawaban yang berbunyi “semua jawaban diatas salah” atau “semua jawaban diatas benar”

8) Usahakan agar pilihan jawaban satu jenis baik dari segi isi ataupun dari struktur kalimat.

(45)

3. Konstruksi Tes Hasil Belajar a) Validitas

Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 59), menjelaskan alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur itu dapat dengan tepat mengukur sesuatu yang hendak diukur. Dengan kata lain, validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Purwanto (1984:

56), berpendapat validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid), jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Sedangkan menurut Arikunto (1991: 163) validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat ukur itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur yang dapat diketahui dari hasil pemikiran dan hasil pengalaman. Hal yang pertama akan diperoleh validitas logis (logical validity) dan hal yang kedua diperoleh validitas empiris (empirical validity).

(46)

a. Validitas logis 1) Validitas isi

Sebuah tes dikatakan memiliki validits isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas ini dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran.

2) Validitas Konstruksi

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Konstruksi yang dimaksud pada validitas ini berupa rekaan psikologis yang berkaitan dengan aspek mengingat, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Seperti halnya validitas isi, validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara memerinci dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK.

b. Validitas Empiris

1) Validitas ada sekarang (concurrent validity)

(47)

dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada. Dalam membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan suatu kriteria atau alat banding. 2) Validitas Prediksi

Memprediksi artinya meramal, dan meramal selalu mengenai hal yang akan datang jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

b) Reliabilitas

Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 60) memaparkan kata “reliabilitas” dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability

dalam bahasa Inggris, yang berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau konsisten ketika diteskan berulang-ulang. Menurut Purwanto (1984: 56) reliabilitas adalah ‘ketetapan’ atau ‘ketelitian’ suatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat

evaluasi dikatakan reliable, jika tes/alat tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif.

(48)

atau keajegan, ketetapan berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes akan menghasilkan kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Jika hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Anderson (dalam Arikunto, 1991: 81) menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang reliabilitas, suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila tes tersebut bersifat ajeg/tetap, memiliki konsistensi, stabil, dan dapat dipercaya.

c) Karakteristik butir soal 1) Daya pembeda

(49)

soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (mengusai materi) dengan peserta didik yang kurang pandai (menguasai materi) dengan peserta didik yang kurang pandai (kurang/tidak menguasai materi). Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas daya beda adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa yang sudah menguasai materi dan belum menguasai materi dan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah.

2) Tingkat kesukaran

(50)

kategori mudah, 50% kategori sedang, dan 25% kategori sukar. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahawa tingkat kesukaran adalah sebuah peluang untuk menjawab dengan benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu. Tingkat kesukaran soal yang baik dalam suatu tes adalah 25% kategori mudah, 50% kategori sedang, dan 25% kategori sukar. Semakin tinggi tingkat kesulitan, maka butir soal semakin mudah dan banyak yang menjawab dengan benar. Sebaliknya jika semakin rendah tingkat kesulitan maka butir semakin sukar dan sedikit yang menjawab benar.

3) Analisis pengecoh

(51)

pengecoh adalah sebuah pilihan jawaban yang bukan termasuk dalam kunci jawaban yang berfungsi sebagai pengecoh atau penggoda peserta tes agar memilih pengecoh tersebut bagi peserta tes yang kurang menguasai materi. Pengecoh tersebut akan berfungsi dengan baik jika jawaban pengecoh tersebut dipilih secara merata oleh peserta tes paling sedikit dipilih sebanyak 5%. 4. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Widoyoko (2009: 88) menyatakan bahwa ada sembilan langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil belajar, diantaranya adalah:

1. Menyusun spesifikasi tes

Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan spesifikasi tes, yaitu yang berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah dalam menulis soal. Penyusunan spesifikasi tes mencangkup kegiatan: (1) menentukan tujuan tes, (2) menyusun kisi-kisi tes, (3) memilih bentuk tes, (4) menentukan panjang tes.

1) Menentukan tujuan tes

(52)

1. Tes penempatan dilaksanakan pada awal pelajaran, untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki peserta didik.

2. Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes ini dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran. Tes ini memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami. Tes ini berisi materi yang dirasa sulit oleh peserta didik, namun tingkat kesulitan tes ini cenderung rendah.

3. Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini berguna untuk memperbaiki strategi mengajar. Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang semester.

(53)

2) Menyusun kisi-kisi

Kisi-kisi atau biasa juga disebut sebagai tabel spesifikasi tes merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga menulis soal akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu: (1) Menulis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (2) Menentukan indikator, (3) Membuat daftar pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan diujikan, (4) Menentukan jumlah butir soal tiap pokok bahasan dan sub pokok bahasan.

3) Memilih bentuk tes

Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Bentuk soal tes objektif pilihan ganda sangat tepat digunakan bila jumlah peserta banyak, waktu koreksi singkat, dan cangkupan materi yang diujikan banyak. Kelebihan tes objektif bentuk pilihan adalah lembar jawaban dapat diperiksa dengan komputer sehingga objektivitas penskoran dapat dijamin.

4) Menentukan panjang tes

(54)

2. Menulis soal tes

Penulisan soal merupakan langkah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-kisi yang telah dibuat. Pertanyaan perlu dikembangkan dan dibuat dengan jelas dan simpel.

3. Menelaah soal tes

Menelaah soal perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembuatan soal masih ditemukan kekurangan dan kesalahan. Sering kali kelemahan dan kekurangan terjadi baik dari segi tata bahasa maupun dari substansi yang tidak terlihat oleh pembuat soal. Menelaah soal dilakukan oleh sejumlah orang yang terdiri dari para ahli yang secara bersama-sama dalam tim menelaah atau mengoreksi soal.

4. Melakukan uji coba tes

(55)

5. Menganalisis butir soal

Berdasarkan hasil uji coba perlu dilakukan analisis butir soal yang telah disusun. Melalui analisis butir soal dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda, dan juga efektifitas pengecoh. 6. Memperbaiki tes

Melakukan perbaikan-perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan, dengan cara memperbaiki butir-butir soal yang ternyata masih belum baik.

7. Merakit tes

Setelah semua butir soal dianalisis dan diperbaiki langkah berikutnya adalah merakit butir-butir soal menjadi satu kesatuan tes. Dalam merakit soal, hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas soal seperti nomor urut soal, pengelompokan, bentuk soal, layout dan sebagainya harus diperhatikan.

8. Melaksanakan tes

(56)

9. Menafsirkan Hasil Tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah, atau tinggi. Tinggi rendahnya nilai ini selalu dikaitkan dengan acuan penilaian. Ada dua acuan penilaian yang sering digunakan dalam bidang psikologis dan pendidikan, yaitu acuan norma dan acuan kriteria. Jadi tinggi dan rendahnya suatu nilai dibandingkan dengan kelompok atau kriteria yang harus dicapai. 5. Matematika

(57)

Kline (dalam Runtukahu dan Kandou, 2013: 28) cenderung menyatakan matematika adalah pengetahuan yang tidak berdiri sendiri, tetapi dalam membantu manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Reys dkk (dalam Runtukahu dan Kandou, 2013: 29) menyatakan matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah sebuah ilmu mengenai sebuah pengetahuan terstruktur dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif, dan hubungan-hubungan, simbol-simbol yang diperlukan, dan dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk berfikir dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dan terkait dengan kehidupan sehari-hari, masalah-masalah abstrak dan praktis.

6. Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat Termasuk Penggunaan Sifat-sifatnya, Pembulatan, dan Penaksiran a) Kompetensi Dasar

(58)

menjadi beberapa indikator sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 (2006: 37), mengemukakan bahwa kompetensi dasar adalah sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. Dari teori tentang kompetensi dasar dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar merupakan tujuan pembelajaran yang memiki cakupan yang luas, dan kemudian dispesifikasi dalam beberapa indikator dalam mata pelajaran tertentu.

b) Bilangan Bulat

(59)

Sumanto, dkk (2008: 35) mengemukakan operasi hitung bilangan bulat terdiri dari beberapa sifat yaitu, sifat komutatif, sifat asosiatif dan sifat distributif.

1) Sifat Komutatif (pertukaran)

a. Sifat komutatif pada penjumlahan

Secara umum, sifat komutatif pada penjumlahan dapat ditulis sebagai berikut.

a + b = b + a, dengan a dan b sembarang bilangan bulat. b. Sifat komutatif pada perkalian

Secara umum, sifat komutatif pada perkalian dapat ditulis: a x b = b x a, dengan a dan b sembarang bilangan bulat. 2) Sifat Asosiatif (Pengelompokkan)

a. Sifat asosiatif pada penjumlahan

Secara umum, sifat asosiatif pada penjumlahan dapat ditulis:

(60)

b. Sifat Asosiatif pada Perkalian

Secara umum, sifat asosiatif pada perkalian dapat ditulis: (a x b) x c = a x (b x c), dengan a, b, dan c bilangan bulat 3) Sifat distributif (penyebaran)

Secara umum, sifat distributif pada penjumlahan dan pengurangan dapat ditulis:

a x (b + c) = (a x b) + (a x c) a x (b - c) = (a x b) - (a x c) dengan a, b, dan c bilangan bulat c) Pembulatan

Suyati dan Khafid (2004: 10), menjelaskan bahwa pembulatan biasanya dilakukan untuk mempermudah kita menentukan hasil operasi hitung. Bila angka belakang 1, 2, 3, dan 4 maka dihilangkan dan bila angka 5, 6, 7, 8, dan 9 maka dibulatkan menjadi 1.

Contoh: 92 dibulatkan menjadi 90 39 dibulatkan menjadi 40 d) Penaksiran

Suyati dan Khafid (2004: 15), menjelaskan penaksiran dilakukan dengan cara pembulatan bilangan, penaksiran untuk memperkirakan hasil operasi hitung.

Contoh: 127 + 81 = 210

(61)

81 dibulatkan menjadi 80

7. Taksonomi Tes Hasil Belajar

Aderson & Khartwohl (2010: 99), mengemukakan proses kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom, yakni mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

a. Mengingat

Proses mengingat adalah proses dimana seseorang mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks. Proses mengingat dibagi 2 kategori yaitu mengenali dan mengingat kembali. Contoh kata kerja operasional dalam proses mengingat adalah mendefinisikan, mengurutkan, menyebutkan, menyatakan, dll. b. Memahami

(62)

Contoh kata kerja operasional dalam proses memahami adalah menerangkan, menguraikan, mendiskusikan, melaporkan, dll. c. Mengaplikasi

Proses mengaplikasi melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif yaitu, mengeksekusi dan mengimplementasikan. Contoh kata kerja operasional dalam proses mengaplikasi adalah menerapkan, melaksanakan, menunjukkan, menjalankan, dll.

d. Menganalisis

Proses menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagaian-bagian tersebut. Kategori proses menganalisis meliputi membedakan dan mengorganisasi. Contoh kata kerja operasional dalam proses menganalisis adalah membandingkan, mengorganisir, memisahkan, menghubungkan, dll.

e. Mengevaluasi

(63)

f. Mencipta

Proses mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren dan fungsional. Tujuan dalam mencipta adalah meminta siswa membuat sebuah produk baru dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola yang tidak pernah ada sebelumnya. Kategori mencipta meliputi merumuskan, merencanakan, memproduksi. Contoh kata kerja operasional dalam proses mencipta adalah merakit, merancang, membentuk, mengembangkan, dll.

B. Penelitian yang relevan

Penelitian yang terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan terutama terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Martiyastuti (2012); Sofiyah, Susanto & Setiawani (2015); dan Hutagaol (2016).

(64)

materi a) aritmatika 22,01%, b) geometri dan pengukuran 35,09%, c) pengolahan data 13,4%. 2. Soal UASBN 2010/2011 memiliki persentase kesalahan pada materi a) aritmatika 26,78%, b) geometri dan pengukuran 37,80%, c) pengolahan data 18,5%. Sedangkan hasil penelitian analisis butir soal diperoleh data sebagai berikut: 1. Soal UASBN 2009/2010 memiliki indeks kesukaran 35% yang tergolong baik dan 65% yang tergolong tidak baik, indeks daya beda terdapat 87,5% yang tergolong baik dan 12,5% yang tergolong tidak baik. 2. Soal UASBN 2010/2011 memiliki indeks kesukaran sebesar 27,5% tergolong baik, 72,5% tergolong tidak baik, untuk indeks daya beda 82,5% yang tergolong baik dan 17,5% yang tergolong tidak baik. Kesimpulan penelitian ini adalah soal UASBN 2009/2010 lebih mudah dibandingkan soal UASBN 2010/2011 ditinjau dari tingkat kesukaran soal dan persentase kesalahan siswa.

(65)

paket A dan paket B. Banyaknya soal dan pertanyaannya sama untuk kedua paket tes, hanya nomor soal yang diacak. Setiap paket tes terdiri dari 3 butir soal uraian dan setiap butir terdapat 3 pertanyaan dengan level berbeda. Hasil analisis validitas butir diperoleh 2 pertanyaan dengan validitas sangat tinggi, 3 pertanyaan dengan validitas tinggi, 4 pertanyaan dengan validitas cukup. Terdapat 5 pertanyaan dengan tingkat kesukaran sukar, 4 soal dengan tingkat kesukaran sedang, 0 soal dengan tingkat kesukaran mudah. Hasil analisis daya pembeda didapat 4 pertanyaan dengan interpretasi daya jelek, 4 pertanyaan dengan interpretasi cukup, dan 1 pertanyaan dengan interpretasi baik. Berdasarkan hasil validasi dan analisis uji coba, secara umum paket tes yang dilambangkan telah sesuai dengan level berpikir tingkat tinggi dan memenuhi kriteria tes yang baik yaitu valid dan reliabel.

(66)

potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, dan (g) revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 50 butir tes diperoleh (a) 38% soal valid, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya beda butir tes yaitu kategori baik 75% dan kategori baik sekali 25%, (d) tingkat kesukaran butir tes diperoleh hasil yaitu kategori mudah 0%, kategori sedang 50%, dan kategori sedang 50%, (e) terdapat 3 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi.

(67)

memiliki kesamaan dengan melakukan analisis soal yang meliputi analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Kebaruan dari penelitian ini adalah tes yang dikembangkan berpedoman pada taksonomi kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Peneliti akan membuat tes hasil belajar matematika materi melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V SD. Tes yang dikembangkan perpedoman pada taksonomi kognitif yang merupakan revisi dari Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Dalam melakukan peneliti akan melakukan penelitian dan pengembangan dengan judul “Pengembangan tes hasil belajar

(68)

C. Kerangka berpikir

Pendidikan sangat penting untuk seseorang. Pendidikan tidak hanya menjadi keinginan seseorang tetapi juga kebutuhan sesorang. Untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu salah satu caranya adalah dengan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran di sekolah dilakukan

Yang akan diteliti: Dita, Anastasia Ambar (2017) Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar Melakukan

Operasi Hitung Bilangan Bulat, Pembulatan, dan Penaksiran pada siswa

kelas V SD

Martiyastuti (2012) Analisis kesalahan siswa kelas VI SD Negeri II Pulosari Kebakkramat pada siswa kelas V SD

Hutagaol (2016) melakukan penelitian tentang pengembangan buku prototype

tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD

(69)

melalui tes. Berdasarkan jenisnya tes dibagi menjadi 2 yaitu, tes yang sudah distandarisasikan dan tes buatan guru. Dalam evalusi pembelajaran seperti ulangan harian di Sekolah Dasar tes dibuat oleh guru. Salah satu bentuk tes yang biasa digunakan di sekolah adalah tes pilihan ganda, suatu tes yang baik adalah tes yang valid, reliabel dan memiliki karakteristik butir soal yang baik daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh.

Namun dalam pembuatan tes, guru masih sering mengambil soal-soal dari buku referensi seperti LKS atau buku paket. Jarang sekali guru membuat soal tes sendiri, hal tersebut akan berpengaruh pada kualitas soal yang diberikan pada siswa dan juga berpengaruh pada bagaimana cara mengukur ranah kognitif pada anak. Padahal ada beberapa ranah kognitif yang harus diukur melalui tes tersebut, sehingga belum tentu buku referensi yang dipakai oleh guru dapat mengukur ranah kognitif anak.

Dalam membuat sebuah tes sebaiknya didasarkan pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Indikator merupakan spesifikasi dari kompetensi dasar yang digunakan dan tes pilihan ganda dapat mencakup materi yang luas, sehingga guru dapat membuat beberapa soal dari satu indikator. Dari fakta-fakta diatas dan hasil wawancara yang dilakukan sebagai acuan peneliti untuk mengembangkan soal tes pilihan ganda yang dapat mengukur seluruh ranah kognitif dari mengingat hingga mencipta.

(70)

menjadi produk dalam penelitian ini. Pengembangan tes hasil belajar didasarkan pada kemampuan kognitif siswa mulai dari mengingat hingga mencipta. Tes hasil belajar yang akan dikembangkan berbentuk pilihan ganda. Pengembangan tes hasil belajar ini juga akan mendeskripsikan kualitas butir soal meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh.

D. Pertanyaan Penelitian

1) Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V SD?

2) Bagaimana kualitas tes hasil belajar pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V SD?

3) Bagaimana validitas isi tes hasil belajar pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V SD?

4) Bagaimana validitas tes hasil belajar pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V SD?

(71)

hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V SD?

6) Bagaiamana tingkat kesulitan pada soal tes hasil belajar pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V SD?

7) Bagaimana daya beda yang ada pada soal tes hasil belajar pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V SD?

(72)

52 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R&D). Penelitian dan pengembangan merupakan suatu

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu dan sekaligus menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono 2012: 297). Penelitian R&D tersebut digunakan karena mampu mengembangkan produk yang akan digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa dalam suatu kompetensi dasar tertentu. Penelitian ini mengembangkan tes hasil belajar matematika pada kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini berupa soal tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda. Prosedur pengembangan penelitian ini menggunakan langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298) ada 10 langkah, yaitu: (1)

(73)

Berikut adalah penjelasan 10 langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall:

1. Potensi dan Masalah

Sebuah penelitian berawal dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam sebuah penelitian harus ditunjukan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, namun bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

Potensi dan

(74)

2. Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah dapat ditujukan secara faktual dan update, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang

dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian research & development bermacam-macam. Produk yang dihasilkan bisa berupa bahan ajar, alat peraga, atau berupa tes.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang.

5. Revisi Desain

(75)

6. Uji Coba Produk

Uji coba penelitian dilakukan pada subjek penelitian untuk mengetahui kualitas pada setiap butir soal yang diujikan.

7. Revisi Produk

Setelah melakukan uji coba, kemudian hasil dari uji coba yang dinyatakan kurang baik kembali direvisi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah dilakukan revisi, maka selanjutnya adalah uji coba pemakaian. Uji coba pemakaian ini dilakukan pada subjek yang lebih banyak.

9. Revisi Produk

Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk, agar dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan atau perbaikan produk tersebut.

10. Produksi Masal

(76)

B. Setting Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perangkat tes hasil belajar matematika kelas V Sekolah Dasar yang meliputi kisi-kisi tes, tes objektif, dan kunci jawaban.

2. Subjek Penelitian

Subjek yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan dan siswa kelas V SD N 3 Wonokerto. Jumlah siswa kelas V di SD Kanisius Sorowajan masing-masing berjumlah 50 siswa dan jumlah siswa kelas V di SD N 3 Wonokerto berjumlah 10 siswa. Jadi jumlah keseluruhan subjek peneliti 60 siswa. 3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 2 sekolah yang berbeda, sekolah pertama di SD Kanisius Sorowajan yang beralamatkan di jalan Sorowajan No 111, Banguntapan, Bantul. Sekolah kedua di SD N 3 Wonokerto yang beralamat di Grombyang, Wonokerto, Wonogiri. 4. Waktu Penelitian

(77)

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini memodifikasi dari langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298) dari sepuluh langkah menjadi tujuh langkah karena adanya keterbatasan waktu. Tujuh langkah tersebut yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk.

Modifikasi yang dilakukan peneliti terdiri dari tujuh langkah, yaitu:

Gambar 3. 2 Bagan pengembangan yang dilaksanakan peneliti

Berikut ini adalah penjabaran dari tujuh langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti:

1. Potensi dan Masalah

(78)

memberikan soal esai kepada siswa, guru juga masih belum terbiasa menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, pengecoh dan indeks kesukaran yang ada dalam soal.

2. Pengumpulan data

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan wawancara, kuesioner dan tes. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 5 September 2016, dengan mewawancarai guru kelas V SD Kanisius Sorowajan. Wawancara menggunakan pedoman wawancara. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa guru membutuhkan contoh tes hasil belajar matematika.

3. Desain produk

Peneliti mengembangkan desain tes hasil belajar untuk mata pelajaran matematika pada meteri menyelesaikan yang berkaitan dengan operasi bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran. Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah dengan membuat indikator berdasarkan Taksonomi Bloom dari taraf mengingat hingga mencipta yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi permasalahan. Peneliti kemudian membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator yang telah dibuat. Kisi-kisi soal tersebut dibuat berdasarkan materi dan aspek berpikir yag akan diukur.

4. Validasi Desain

Gambar

Gambar 2. 1 Literature Map Penelitian yang relevan
Gambar 3. 1 Langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall
Gambar 3. 2 Bagan pengembangan yang dilaksanakan peneliti
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

gagal 75,00%, (3) jenis–jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal tes operasi hitung pada bilangan bulat adalah kesalahan menggunakan konsep, definisi,

 Peserta didik mencoba memperagakan dengan kelompoknya untuk membuktikan dan menjelaskan operasi bilangan bulat dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi sesuai

Kondisi di sekolah dasar sekarang ini masih banyak ditemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar khususnya materi operasi hitung bilangan bulat. Penelitian ini bertujuan untuk

Untuk memperoleh data tentang kesalahan konsep, kesalahan operasi hitung, dan kesalahan acak yang dilakukan siswa pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

Dalam bab ini kamu akan mempelajari lebih lanjut tentang operasi hitung bilangan bulat, FPB dan KPK, serta pangkat tiga suatu bilangan.... P P P P Peng eng eng eng enger er er er

Untuk memperoleh data tentang kesalahan konsep, kesalahan operasi hitung, dan kesalahan acak yang dilakukan siswa pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

Operasi penjumlahan bilangan bulat memberikan solusi tertutup (pada bilangan bulat) dan hanya satu jawaban yang memenuhi (tunggal). Jadi, dalam operasi bilangan bulat berlaku

Pembagian Bilangan Bulat Operasi pemabagian adalah operasi hitungan yang dilambangkan oleh tanda titik dua