Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran Self-Regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang masih merokok di Fakultas “X” Universitas “Y” Bandung. Sampel yang menjadi sasaran penelitian ini berjumlah 68 orang yang merupakan mahasiswa Fakultas “X” Universitas “Y” Bandung yang masih merokok.
Rancangan penelitian adalah studi deskriptif dengan menggunakan metode survey. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Alat ukur yang digunakan adalah TSRQ yang disusun oleh Deci & Ryan (2003) dan telah diterjemahkan oleh peneliti dengan mengacu pada Self-Determination Theory. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi Pearson dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, diperoleh bahwa semua item (15 item) dapat dipakai, dengan validitas berkisar antara 0.547 - 0.849 dan reliabilitas sebesar 0.7499.
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa sebagian besar (85.3%) mahasiswa yang masih merokok memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang autonomous. Sebagian besar mahasiswa yang memiliki self-regulation yang autonomous ternyata memiliki competence yang tinggi, akan tetapi mahasiswa tersebut merasa bahwa lingkungannya lebih controlling terhadap keinginannya untuk berhenti merokok, sehingga sampai sekarang masih tetap merokok.
ABSTRACT
The purpose of this research is to help the researcher know the description of self-regulation behaviours on students who would like to stop smoking at Faculty “X” in University “Y” in Bandung. There are 68 students who still smoke to be the sample of this research.
The planning research is a descriptive study with using survey method. Sampling technic used is a purposive sampling and parameter used in this research is TSRQ questioner created by Deci and Ryan (2003) and then this has been translated by the researcher that referred to Self-Determination Theory. On the base of validity test using Pearson corelation and reliability test with formula reliability coefision of Alpha Cronbach shows that all items (15) can be used with validity between 0.547 – 0.849 and reliability 0.7499.
The result of data processed shows that most of students (85.3%) who still smoke having autonomous self-regulation behaviours have stopped smoking. In fact, most of those who have autonomous self-regulation behaviours still feel high competence, because they feel that their environment takes more controlled on their desire to stop smoking, that makes them still continue smoking.
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR BAGAN ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN ... 1
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ... 8
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN ... 9
1.3.1 Maksud Penelitian ... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN ... 9
1.4.1 Kegunaan Teoretis ... 9
1.5 KERANGKA PEMIKIRAN ... 10
1.6 ASUMSI PENELITIAN ... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20
2.1 SELF-REGULATION ... 20
2.1.1 Tipe-tipe Self-Regulation ... 20
2.1.1.1 Autonomous ... 21
2.1.1.2 Controlled ... 22
2.1.1.3 Amotivation ... 22
2.1.2 Pengertian Autonomous dalam Konteks Kesehatan ... 23
2.1.3 Internalization: Becoming More Autonomous ... 24
2.1.4 Facilitating Internalization by Supporting Autonomy ... 26
2.1.5 Self-Determination Theory ... 27
2.1.5.1 Definisi Self-Determination Theory ... 28
2.1.5.2 Kebutuhan Psikologis Dasar ... 29
2.1.5.3 Komponen Dasar Self-Determination Theory ... 30
2.1.5.3.1 Cognitive Evaluation Theory (CET) ... 30
2.1.5.3.2 Organismic Integration Theory (OIT) ... 31
2.1.5.3.3 Causality Orientation Theory (COT) ... 34
2.1.5.3.4 Basic Needs Theory (BNT) ... 35
2.2 EARLY ADULTHOOD ... 36
Universitas Kristen Maranatha
2.2.2 Early Adulthood dan Kesehatan ... 37
2.2.3 Perkembangan Kognitif Early Adulthood ... 39
2.2.3.1 Pandangan Piaget ... 39
2.2.3.2 Pemikiran Realistik dan Pragmatik ... 40
2.2.3.3 Pemikiran Reflektif dan Relativistik ... 41
2.3 MEROKOK ... 42
2.3.1 Merokok dan Kimia Lingkungan ... 42
2.3.2 Bahaya Merokok ... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47
3.1 RANCANGAN PENELITIAN ... 47
3.2 VARIABEL PENELITIAN ... 48
3.2.1 Variabel Penelitian ... 48
3.2.2 Definisi Operasional ... 48
3.3 ALAT UKUR ... 49
3.3.1 Alat Ukur ... 49
3.3.2 Data Penunjang ... 51
3.3.3 Uji Coba Alat Ukur ... 51
3.3.4 Validitas Alat Ukur ... 51
3.3.5 Reliabilitas Alat Ukur ... 52
3.4 POPULASI SASARAN DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL ... 53
3.4.2 Teknik Penarikan Sampel ... 53
3.4.3 Karakteristik Populasi ... 53
3.5 TEKNIK ANALISIS ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
4.1 GAMBARAN RESPONDEN ... 55
4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55
4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 55
4.2 HASIL PENELITIAN ... 56
4.3 PEMBAHASAN ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1 KESIMPULAN ... 63
5.2 SARAN ... 64
5.2.1 Saran Untuk Penelitian Lanjutan ... 64
5.2.2 Saran Gunalaksana ... 65
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RUJUKAN
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR SKEMA
DAFTAR TABEL
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Pribadi, Kuesioner TSRQ & PCS, dan Kuesioner Pertanyaan Terbuka
Lampiran 2 : Kisi-kisi Alat Ukur TSRQ dan PCS
Lampiran 3 : Hasil Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur TSRQ Lampiran 4 : Hasil Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur PCS Lampiran 5 : Tabel Distribusi Frekuensi dan Crosstabs
A. Tabel Distribusi Frekuensi
• Tabel 4.1 Lama Merokok
• Tabel 4.2 Alasan Merokok
• Tabel 4.3 Keinginan Berhenti Merokok
• Tabel 4.4 Alasan Keinginan Berhenti Merokok
• Tabel 4.5 Pernah Berhasil Berhenti Merokok
• Tabel 4.6 Lama Pernah Berhasil Berhenti Merokok
• Tabel 4.7 Alasan Pernah Berhasil Berhenti Merokok
• Tabel 4.8 Penyebab Kembali Merokok
• Tabel 4.9 Usaha Untuk Berhenti Merokok
• Tabel 4.10 Keyakinan Berhasil Berhenti Merokok
• Tabel 4.11 Mengetahui Peraturan dan Larangan Merokok
• Tabel 4.12 Lingkungan Informational/Controlling Terhadap Keinginan Berhenti Merokok
B. Tabel Crosstabs
• Tabel 4.14 Usia dan Self-Regulation
• Tabel 4.15 Jenis Kelamin dan Self-Regulation
• Tabel 4.16 Lama Merokok dan Self-Regulation
• Tabel 4.17 Alasan Merokok dan Self-Regulation
• Tabel 4.18 Keinginan Berhenti Merokok dan Self-Regulation
• Tabel 4.19 Alasan Keinginan Berhenti Merokok dan Self-Regulation
• Tabel 4.20 Pernah Berhasil Berhenti Merokok dan Self-Regulation
• Tabel 4.21 Lama Pernah Berhasil Berhenti Merokok dan Self-Regulation
• Tabel 4.22 Alasan Pernah Berhasil Berhenti Merokok dan Self-Regulation
• Tabel 4.23 Penyebab Kembali Merokok dan Self-Regulation
• Tabel 4.24 Usaha Berhenti Merokok dan Self-Regulation
• Tabel 4.25 Keyakinan Berhenti Merokok dan Self-Regulation
• Tabel 4.26 Mengetahui Peraturan & Larangan Merokok dan Self-Regulation
• Tabel 4.28 Derajat PCS dan Self-Regulation
Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha mengenai self-regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa
yang masih merokok.
Setiap jawaban Anda akan dijaga kerahasiaannya
DATA PRIBADI
Nama (Inisial) :
Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin : P/L*
Terima kasih atas partisipasi Anda dalam penelitian ini. Bantuan Anda merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan penelitian ini.
Peneliti
Universitas Kristen Maranatha TSRQ & PCS
Pertanyaan berikut berkaitan dengan alasan-alasan mengapa Anda akan berhenti merokok. Setiap individu memiliki alasan-alasan yang berbeda untuk melakukannya, dan peneliti ingin mengetahui derajat kesesuaian setiap alasan-alasan berikut dengan Anda. Seluruh respon ditujukan pada pertanyaan yang sama.
Silahkan indikasikan derajat yang mana yang sesuai dengan alasan Anda, dengan menuliskan salah satu angka dari skala 7 poin berikut pada tempat yang telah disediakan:
1 2 3 4 5 6 7
Alasan saya akan berhenti merokok adalah:
____1. Karena saya merasa ingin bertanggung jawab terhadap kesehatan diri saya sendiri.
____2. Karena saya akan merasa bersalah atau malu terhadap diri sendiri jika merokok.
____3. Karena secara pribadi saya percaya bahwa hal ini adalah yang terbaik untuk kesehatan
diri saya.
____4. Karena orang lain akan merasa terganggu jika saya merokok.
____5. Saya sama sekali tidak memikirkan tentang hal ini.
____6. Karena saya telah memikirkan hal ini dengan hati-hati dan percaya bahwa hal ini sangat
penting bagi banyak aspek dalam kehidupan saya.
____7. Karena saya akan merasa menyesal pada diri sendiri jika saya merokok.
____8. Karena ini adalah pilihan penting yang benar-benar ingin saya lakukan.
____9. Karena saya merasa ada tekanan dari orang lain untuk tidak merokok.
____10. Karena lebih mudah bagi saya untuk melakukan apa yang diberitahukan oleh orang lain
daripada hanya memikirkannya sendiri.
____11. Karena hal ini sesuai dengan tujuan-tujuan hidup saya.
____12. Karena saya ingin orang lain menerima diri saya.
____13. Karena sangat penting bagi saya untuk menjaga kesehatan saya sebaik mungkin.
____14. Karena saya ingin orang lain melihat bahwa saya dapat melakukannya.
____15. Saya tidak benar-benar tahu mengapa saya melakukan ini.
____16. Saya merasa yakin akan kemampuan saya untuk berhenti merokok.
____17. Sekarang saya merasa mampu untuk berhenti merokok.
____18. Saya merasa mampu untuk tidak merokok lagi.
Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan. Silahkan Anda jawab dengan jujur dan
spontan serta apa adanya. Jawablah semua pertanyaan sesuai dengan diri Anda, dan bukan
yang dianggap umum oleh masyarakat, atau sesuai dengan apa yang dianggap baik oleh orang lain/sesuai dengan norma.
1. Sudah berapa lama Anda merokok? (lingkari salah satu pilihan jawaban)
•< 1 tahun
•1 – 5 tahun
•5 tahun – 10 tahun
•> 10 tahun
•...
2. Apa alasan Anda merokok?
3. Apakah Anda ingin berhenti merokok? (lingkari salah satu pilihan jawaban)
•Sekarang ingin berhenti merokok.
•Pernah punya keinginan untuk berhenti merokok.
•Punya rencana di masa yang akan datang untuk berhenti merokok. Alasan:
4. Apakah Anda pernah berhasil berhenti merokok? Ya/Tidak* a. Jika “Tidak”:
Mengapa?:
b. Jika “Ya”:
¾ Berapa lama hal itu berlangsung? (lingkari salah satu pilihan jawaban)
• < 6 hari
• > 1 minggu
• > 1 bulan
• > 1 tahun
Universitas Kristen Maranatha ¾ Menurut Anda, mengapa pada saat itu Anda dapat berhasil berhenti merokok?
¾ Hal-hal apa saja yang menyebabkan Anda kembali merokok?
5. Usaha apa saja yang pernah Anda lakukan untuk berhenti merokok?
6. Menurut Anda, apakah Anda yakin dapat berhasil berhenti merokok? Ya/Tidak* Alasan:
7. Apakah ada peraturan/larangan di sekitar Anda agar tidak merokok? Ya/Tidak* a. Jika “Tidak”: lanjutkan ke pertanyaan nomor 8.
b. Jika “Ya”:
¾ Di mana saja adanya peraturan/larangan tersebut?
8. a. Apa saja yang Anda ketahui mengenai bahaya atau akibat merokok?
b. Dari mana saja Anda mengetahui tentang hal tersebut?
9. Apakah ada orang-orang di lingkungan Anda yang merokok? Ya/Tidak* a. Jika “Tidak”: lanjutkan ke pertanyaan nomor 10.
b. Jika “Ya”:
•Lingkungan keluarga : ... orang.
•Lingkungan kampus : ... orang.
•Lingkungan luar kampus : ... orang.
•Lingkungan kerja : ... orang. (jika telah bekerja)
•... : ... orang.
10. Menurut Anda, apakah aturan/orang-orang di lingkungan sekitar Anda
mendukung/menghambat* keinginan Anda untuk berhenti merokok?
Universitas Kristen Maranatha
KISI-KISI ALAT UKUR
a. TSRQ
Aspek NOMOR
ITEM ITEM
Autonomous
1 Karena saya merasa ingin bertanggung jawab terhadap kesehatan diri saya sendiri.
3 Karena secara pribadi saya percaya bahwa hal ini adalah yang terbaik untuk kesehatan diri saya.
6 Karena saya telah memikirkan hal ini dengan hati-hati dan percaya bahwa hal ini sangat penting bagi banyak aspek dalam kehidupan saya.
8 Karena ini adalah pilihan penting yang benar-benar ingin saya lakukan.
11 Karena hal ini sesuai dengan tujuan-tujuan hidup saya.
13 Karena sangat penting bagi saya untuk menjaga kesehatan saya sebaik mungkin.
Controlled
2 Karena saya akan merasa bersalah atau malu terhadap diri sendiri jika merokok.
4 Karena orang lain akan merasa terganggu jika saya merokok. 7 Karena saya akan merasa menyesal pada diri sendiri jika saya
merokok.
9 Karena saya merasa ada tekanan dari orang lain untuk tidak merokok.
12 Karena saya ingin orang lain menerima diri saya. 14 Karena saya ingin orang lain melihat bahwa saya dapat
melakukannya.
Amotivation
5 Saya sama sekali tidak memikirkan tentang hal ini. 10 Karena lebih mudah bagi saya untuk melakukan apa yang
diberitahukan oleh orang lain daripada hanya memikirkannya sendiri. 15 Saya tidak benar-benar tahu mengapa saya melakukan ini.
b. PCS
NOMOR ITEM
ITEM
16 Saya merasa yakin akan kemampuan saya untuk berhenti merokok. 17 Sekarang saya merasa mampu untuk berhenti merokok.
18 Saya merasa mampu untuk tidak merokok lagi.
HASIL PENGUKURAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS
ALAT UKUR TSRQ
A. Validitas Autonomous Regulation
ITEM KOEFISIEN KETERANGAN 1 0.849 Dipakai
3 0.840 Dipakai 6 0.822 Dipakai 8 0.815 Dipakai
11 0.773 Dipakai
13 0.869 Dipakai
B. Validitas Controlled Regulation
ITEM KOEFISIEN KETERANGAN 2 0.703 Dipakai
4 0.547 Dipakai 7 0.718 Dipakai 9 0.657 Dipakai
12 0.686 Dipakai
14 0.655 Dipakai
C. Validitas Amotivation
ITEM KOEFISIEN KETERANGAN 5 0.662 Dipakai
10 0.587 Dipakai
15 0.826 Dipakai
Universitas Kristen Maranatha HASIL PENGUKURAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS
ALAT UKUR PCS
A. Validitas PCS
ITEM KOEFISIEN KETERANGAN
16 0.866 Dipakai
17 0.946 Dipakai
18 0.905 Dipakai
19 0.863 Dipakai
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI & CROSSTABS
A. Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 4.1 Lama Merokok
Lama Merokok Jumlah Responden Persentase
> 10 tahun 6 8.8
5-10 tahun 29 42.6
1-5 tahun 28 41.2
< 1 tahun 5 7.4
Total 68 100.0
Tabel 4.2 Alasan Merokok
Alasan Merokok Jumlah Responden Persentase Hanya untuk kesenangan/kebiasaan 39 57.4%
Untuk mengatasi stress 17 25.0%
Pengaruh lingkungan/pergaulan 7 10.3%
Mengisi waktu luang 5 7.4%
Total 68 100.0
Tabel 4.3 Keinginan Berhenti Merokok
Keinginan Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase
Sekarang Ingin Berhenti Merokok 20 29.4
Pernah Punya Keinginan Untuk Berhenti Merokok 40 58.8 Punya Rencana Di Masa Akan Datang
Untuk Berhenti Merokok
8 11.8
Total 68 100.0
Tabel 4.4 Alasan Keinginan Berhenti Merokok
Alasan Keinginan Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase
Untuk Kesehatan 17 25.0
Atas Permintaan Orang Lain 3 4.4
Alasan Ekonomi 8 11.8
Alasan Tidak Jelas 40 58.8
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.5 Pernah Berhasil Berhenti Merokok
Pernah Berhasil Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase
Ya 51 75.0
Tidak 17 25.0
Total 68 100.0
Tabel 4.6 Lama Pernah Berhasil Berhenti Merokok
Lama Pernah Berhasil Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase
> 1 tahun 17 25.0
> 1 bulan 21 30.9
> 1 minggu 6 8.8
< 6 hari 7 10.3
Tidak Pernah Berhasil 17 25.0
Total 68 100.0
Tabel 4.7 Alasan Pernah Berhasil Berhenti Merokok
Alasan Pernah Berhasil Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase Dorongan/Niat Dari Dalam Diri Sendiri 13 19.1
Didukung Oleh Orang-orang Terdekat 2 2.9
Tuntutan/Tekanan Dari Lingkungan 7 10.3
Alasan Ekonomi/Mengalami Sakit 17 25.0
Menghindari Lingkungan/Pikiran Merokok 12 17.6
Tidak Pernah Berhasil 17 25.0
Total 68 100.0
Tabel 4.8 Penyebab Kembali Merokok
Penyebab Kembali Merokok Jumlah Responden Persentase Lingkungan/Pergaulan Dengan Perokok 21 30.9
Sembuh Dari Sakit/Ketagihan 15 22.1
Stress 15 22.1
Tidak Pernah Berhasil 17 25.0
Tabel 4.9 Usaha Untuk Berhenti Merokok
Usaha Untuk Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase
Ada Usaha 56 82.4
Langsung Berhenti 3 4.4
Tidak Ada Usaha 9 13.2
Total 68 100.0
Tabel 4.10 Keyakinan Berhasil Berhenti Merokok
Keyakinan Berhasil Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase
Ya 58 85.3
Tidak 10 14.7
Total 68 100.0
Tabel 4.11 Mengetahui Peraturan dan Larangan Merokok
Mengetahui Peraturan & Larangan Merokok Jumlah Responden Persentase
Ya 46 67.6
Tidak 18 26.5
Tidak Diisi 4 5.9
Total 68 100.0
Tabel 4.12 Lingkungan Informational/Controlling Terhadap Keinginan Berhenti Merokok
Lingkungan Informational/Controlling Keinginan Berhenti Merokok
Jumlah Responden
Persentase
Informational 25 36.8
Controlling 43 63.2
Total 68 100.0
Tabel 4.13 Derajat PCS
Derajat PCS Jumlah Responden Persentase
Tinggi 42 61.8
Universitas Kristen Maranatha B. Tabel Crosstabs
Tabel 4.14 Usia dan Self-Regulation
Usia Self-Regulation Total
Autonomous Controlled Amotivation
24 tahun
Tabel 4.15 Jenis Kelamin dan Self-Regulation
Jenis Kelamin Self-Regulation Total
Autonomous Controlled Amotivation
Tabel 4.16 Lama Merokok dan Self-Regulation
Lama Merokok Self-Regulation Total
Autonomous Controlled Amotivation
> 10 tahun
Tabel 4.17 Alasan Merokok dan Self-Regulation
Alasan Merokok Self-Regulation Total
Autonomous Controlled Amotivation
Hanya Untuk
Untuk Mengatasi Stress
Count 15 2 17
Mengisi Waktu Luang
Universitas Kristen Maranatha 4.18 Keinginan Berhenti Merokok dan Self-Regulation
Keinginan Berhenti Merokok Self-Regulation Total
Autonomous Controlled Amotivation
Sekarang Ingin
Pernah Punya Keinginan Untuk Berhenti Merokok
Count 35 2 3 40
Row % 87.5% 5.0% 7.5% 100.0%
Column % 60.3% 50.0% 50.0% 58.8%
Total % 51.5% 2.9% 4.4% 58.8%
Punya Rencana Di Masa Akan Datang Untuk
Berhenti Merokok
4.19 Alasan Keinginan Berhenti Merokok dan Self-Regulation
Alasan Keinginan Berhenti Merokok
Self-Regulation
Total
Autonomous Controlled Amotivation
4.20 Pernah Berhasil Berhenti Merokok dan Self-Regulation
Pernah Berhasil Berhenti Merokok
Self-Regulation
Total
Autonomous Controlled Amotivation
Ya
4.21 Lama Pernah Berhasil Berhenti Merokok dan Self-Regulation
Lama Pernah Berhasil Berhenti Merokok
Self-Regulation
Total
Autonomous Controlled Amotivation
Universitas Kristen Maranatha 4.22 Alasan Pernah Berhasil Berhenti Merokok dan Self-Regulation
Alasan Pernah Berhasil
Berhenti Merokok
Self-Regulation
Total
Autonomous Controlled Amotivation
Dorongan/Niat Dari Dalam Diri Sendiri
Count 13 13
Tidak Pernah Berhasil
Count 13 4 17
4.23 Penyebab Kembali Merokok dan Self-Regulation
Penyebab Kembali Merokok Self-Regulation Total
Autonomous Controlled Amotivation
Lingkungan/Pergaulan
Tidak Pernah Berhasil
4.24 Usaha Berhenti Merokok dan Self-Regulation
Usaha Berhenti Merokok Self-Regulation Total
Autonomous Controlled Amotivation
Ada Usaha
Tidak Ada Usaha
Count 4 1 4 9
4.25 Keyakinan Berhenti Merokok dan Self-Regulation
Keyakinan Berhenti Merokok Self-Regulation Total
Autonomous Controlled Amotivation
Ya
4.26 Mengetahui Peraturan & Larangan Merokok dan Self-Regulation
Mengetahui Peraturan & Larangan Merokok
Self-Regulation
Total
Autonomous Controlled Amotivation
Universitas Kristen Maranatha
4.27 Lingkungan Informational/Controlling Terhadap Keinginan Berhenti Merokok dan Self-Regulation
Lingkungan Informational/Controlling Keinginan Berhenti Merokok
Self-Regulation
Total
Autonomous Controlled Amotivation
Informational
Tabel 4.28 Derajat PCS dan Self-Regulation
Derajat PCS Self-Regulation Total
Autonomous Controlled Amotivation
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG PENELITIAN
Mahasiswa merupakan salah satu aset penting yang dapat menentukan kemajuan suatu bangsa dan negara. Selain karena tingkat pendidikan yang sudah dianggap tinggi, mahasiswa yang terdiri dari individu-individu yang sudah memasuki masa dewasa dan mandiri, diharapkan dapat memberikan pemikiran-pemikiran dan ide-ide yang dapat membawa masa depan yang cerah bagi dunia, khususnya bangsa dan negaranya masing-masing.
Mahasiswa yang sudah memasuki masa dewasa diharapkan telah mampu berpikir mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri serta dapat membuat keputusan yang independen (Scheer & Unger, 1994 dalam Santrock, 2004). Dari hasil penelitian, diketahui bahwa salah satu keputusan yang penting yang harus dibuat oleh mahasiswa adalah keputusan untuk melakukan suatu perilaku yang sehat (healthy behavior), yaitu dengan mengurangi, menjauhi, atau tidak melakukan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan (health-risk behavior) untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik (Papalia, 2001).
Universitas Kristen Maranatha 2
yang dianjurkan oleh para perawat, yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan (Turk, Rudy, & Salovey, 1984 dalam Santrock, 2004). Walaupun begitu, mahasiswa yang telah berada pada jenjang pendidikan tertinggi tersebut tidak benar-benar menerapkan informasi mengenai kesehatan tersebut pada dirinya sendiri. Oleh karena itu, pada mahasiswa banyak ditemukan perilaku yang beresiko tinggi terhadap kesehatan (health-risk behavior) atau perilaku yang tidak sehat (unhealthy behavior), termasuk substance abuse (Santrock, 2004).
Merokok merupakan salah satu perilaku substance abuse (penyalahgunaan zat) yang paling banyak ditemukan dan merupakan perilaku yang memiliki resiko paling tinggi terhadap kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa di seluruh dunia, terutama mahasiswa Asia-Amerika (Courtenay, McCreary, & Merighi, 2002 dalam Santrock, 2004). Dari hasil penelitian ditemukan bahwa 1 dari 3 orang yang berusia lebih dari 15 tahun melakukan perilaku merokok (Pianezza, Sellers, Tyndale,1998 dalam Papalia, 2001). Selain itu, walaupun dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah perokok mengalami penurunan lebih dari 37%, akan tetapi trend merokok pada usia 18-25 tahun atau usia pelajar dan mahasiswa semakin meningkat, yaitu terdapat 1 dari 4 orang yang berusia 18 tahun melakukan perilaku merokok (NCHS, 1998a dalam Papalia, 2001).
3
menjadi 10 juta jiwa pada tahun 2030 (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/02/metro/1537232.htm, 2003). Selain itu, WHO mengeluarkan estimasi bahwa pada tahun 2020 trend konsumsi tembakau akan mengalami kenaikan di negara-negara berkembang, dan hal ini akan menyebabkan di wilayah Asia, khususnya di negara berkembang, seperti Indonesia, akan terjadi hampir 50% kematian yang diakibatkan oleh merokok (Tulus Abadi, 2005 dalam http://ariefindo.blogspot.com/atom.xml, 2005).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa setiap tahun terdapat 4,9 juta orang meninggal akibat rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/02/metro/1537232.htm, 2003). Selain itu, merokok berkaitan dengan penyebab 30% kematian yang disebabkan karena penyakit kanker, 21% kematian karena penyakit hati, dan 82% kematian yang disebabkan oleh paru-paru kronis, bahkan setiap tahun terdapat 9000 angka kematian karena kanker paru-paru pada perokok pasif (Santrock, 2004). Indonesia sendiri menduduki peringkat kelima terbesar sebagai negara dengan konsumsi rokok terbanyak di dunia, dan 70% jumlah penduduk Indonesia merupakan perokok aktif (Syaifuddin Zuhri, 2006 dalam http://www.republika.co.id/koran_detail, 2006).
Universitas Kristen Maranatha 4
Kesepakatan yang berlangsung dalam sidang World Health Assembly pada tanggal 21 Mei 2003 itu merupakan langkah yang sangat besar dalam penanggulangan masalah merokok di dunia. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya keyakinan bahwa dengan adanya kesepakatan tersebut, angka kematian miliaran jiwa manusia akibat merokok dapat ditekan (http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=202433&kat_id=318, 2005). Akan tetapi, Indonesia merupakan satu-satunya negara anggota WHO yang belum menandatangani FCTC tersebut (http://www.idionline.org/infoidi-isi.php?news_id=2511, 2007). Selain itu, walaupun telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dan Peraturan Daerah yang disertai pemberlakuan denda yang telah diterapkan pada beberapa kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bandung, masih tetap banyak dijumpai masyarakat yang merokok di tempat-tempat umum (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/02/metro/1537232.htm, 2006). Di kampus “Y” sendiri juga terdapat larangan di koridor-koridor kelas agar mahasiswa tidak merokok di lingkungan kampus, akan tetapi mahasiswa tersebut cenderung tidak mempedulikan peraturan tersebut.
5
tidak berpikir untuk berhenti merokok, dan hanya seperempatnya yang menunjukkan keinginan untuk berhenti dalam enam bulan ke depan. Selain itu, penelitian lain menemukan bahwa sesuai dengan isu yang berkaitan dengan Health Psychology, hampir 90% mahasiswa merokok setiap hari, dan bahkan 50% masih merokok selama empat tahun terakhir (http://www.ada.org/college_smoking_habit.htm, 2005).
Walaupun demikian, seperti kebanyakan perokok di berbagai usia, mahasiswa yang masih merokok pun secara aktif berusaha untuk dapat berhenti merokok (http://focus.hms.harvard.edu/2001/Apr6_2001/research_briefs.html, 2005). Selain itu, dari hasil survei awal yang dilakukan terhadap 33 orang mahasiswa di Universitas “Y”, diketahui bahwa pada umumnya mahasiswa yang merokok ingin berhenti merokok. Hal ini dapat dilihat dari 90.9% mahasiswa tersebut ingin berhenti merokok, dan hanya 9.1% tidak ingin berhenti merokok.
Universitas Kristen Maranatha 6
7
Berdasarkan data-data tersebut, dapat dilihat bahwa tidak semua mahasiswa yang merokok benar-benar menjadikan keinginan untuk berhenti merokok tersebut menjadi bagian dari dirinya. Hal tersebut sangat berkaitan dengan cara penginternalisasian dan pengintegrasian self-regulation perilaku berhenti merokok pada setiap mahasiswa tersebut untuk menjadi bagian dari dirinya. Sangat penting bagi mahasiswa yang merokok untuk berhenti merokok karena alasan-alasan yang autonomous. Hal tersebut akan menyebabkan perilaku berhenti merokok bukanlah sesuatu yang memberikan tekanan, tetapi merupakan hal yang dapat dinikmati, yang nantinya akan menyebabkan perilaku tersebut dapat bertahan lebih lama. Jika perilaku berhenti merokok tersebut dapat bertahan lama, maka kemungkinan mahasiswa tersebut untuk mengulangi perilaku merokoknya atau kembali merokok akan semakin kecil, dan tidak akan merokok lagi untuk seterusnya, sehingga mahasiswa tersebut akan memiliki kehidupan yang lebih sehat dan bebas dari bahaya merokok.
Universitas Kristen Maranatha 8
perilaku tersebut (autonomy). Selain itu, mahasiwa perokok tersebut juga dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, yaitu lingkungan yang mendukung (informational) ataupun menghambat (controlling) perilaku berhenti merokok tersebut. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi atau terpuaskan dan lingkungannya mendukung dalam perubahan perilaku tersebut, maka kemungkinan berhasilnya perilaku berhenti merokok tersebut akan semakin besar. Sebaliknya, jika kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi tetapi lingkungannya kurang atau tidak mendukung, maka terjadinya perubahan perilaku tersebut memiliki kemungkinan yang sangat kecil, sama seperti jika kebutuhan-kebutuhan tersebut kurang atau tidak terpenuhi dan lingkungannya kurang atau tidak mendukung.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui alasan-alasan atau self-regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang masih merokok sehubungan dengan keinginannya untuk berhenti merokok, yaitu keinginan tersebut berasal dari dalam dirinya sendiri (autonomous), karena ada tuntutan atau tekanan dari lingkungannya (controlled), atau memiliki keinginan untuk berhenti merokok tetapi tidak memiliki alasan yang jelas (amotivation).
1.2IDENTIFIKASI MASALAH
9
1.3MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran Self-Regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang masih merokok di Fakultas “X” Universitas “Y” di Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gambaran secara lebih mendalam mengenai Self-Regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang masih merokok di Fakultas “X” Universitas “Y” di Bandung, yaitu gambaran mengenai tipe Self-Regulation yang Autonomous, Controlled, dan Amotivation dan dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.4KEGUNAAN PENELITIAN
1.4.1 Kegunaan Teoretis
• Kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi awal mengenai
self-regulation dalam Self-Determination Theory untuk penelitian di bidang ilmu Psikologi, terutama bagi yang berminat untuk meneliti.
• Penelitian ini diharapkan dapat mendorong dilaksanakannya penelitian lebih
Universitas Kristen Maranatha 10
1.4.2 Kegunaan Praktis
• Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi institusi-institusi atau
universitas-universitas, khususnya pembimbing dan dosen-dosen Fakultas “X” Universitas “Y” Bandung mengenai self-regulation perilaku berhenti merokok para mahasiswanya, sehingga dapat mencari cara yang efektif untuk meningkatkan motivasi mereka untuk berhenti merokok.
• Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada mahasiswa yang merokok
dan ingin berhenti merokok di Fakultas “X” Universitas “Y” Bandung mengenai kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi ketika ingin berhenti merokok, sehingga mereka dapat mencari cara lain yang lebih efektif agar dapat berhasil berhenti merokok.
1.5KERANGKA PEMIKIRAN
11
Pada umumnya, mahasiswa ingin berhenti merokok dan mengetahui resiko/bahaya merokok. Akan tetapi, kecanduan terhadap pengalaman kenikmatan dan kekuatan (altertness) serta dapat berkurangnya rasa sakit dan ketenangan yang dapat diperoleh dengan merokok (terutama karena adanya kandungan nikotin) seringkali menjadi penyebab kesulitan bagi mahasiswa tersebut untuk berhasil berhenti merokok. Walaupun begitu, cukup banyak juga ditemukan mahasiswa yang dapat berhasil berhenti merokok.
Hal ini menunjukkan bahwa ketika ingin berhenti merokok, pada diri setiap mahasiswa terdapat perbedaan dalam penginternalisasian dan pengintegrasian keinginan berhenti merokok tersebut untuk menjadi bagian dari dirinya. Perbedaan dalam penginternalisasian dan pengintegrasian tersebut akan menunjukkan perbedaan pada setiap mahasiswa perokok tersebut mengenai sampai sejauh mana keberhasilannya untuk berhenti merokok. Semakin terinternalisasi dan terintegrasi, maka keinginan berhenti merokok mahasiswa tersebut akan semakin termotivasi secara intrinsik, sehingga akan semakin mungkin terjadi perubahan perilaku merokok menjadi berhenti merokok. Hal ini menunjukkan bahwa semakin terinternalisasi dan terintegrasi, maka keinginannya untuk berhenti merokok tersebut benar-benar berasal dari dalam dirinya sendiri (self-determined) (Deci & Ryan, 2003).
Universitas Kristen Maranatha 12
identified regulation, dan integrated regulation. Keempat macam self-regulation perilaku berhenti merokok tersebut digolongkan menjadi dua tipe, yaitu self-regulation perilaku berhenti merokok yang controlled dan autonomous. Perbedaan antara keduanya bukan merupakan suatu dichotomy (pembagian dalam dua bagian atau cabang), tetapi lebih bersifat continuum (rangkaian kesatuan) (Deci & Ryan, 2003).
External regulation dan introjected regulation adalah self-regulation perilaku berhenti merokok yang controlled. Mahasiswa yang memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang controlled adalah mahasiswa yang ingin berhenti merokok dengan perasaan tertekan karena adanya tuntutan, paksaan, atau tawaran yang menggiurkan (Ryan & Connell, 1989 dalam Deci & Ryan, 2003). Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku berhenti merokok yang dimunculkan oleh mahasiswa perokok tersebut adalah perilaku yang termotivasi secara ekstrinsik.
Mahasiswa yang ingin berhenti merokok dengan didasari external regulation adalah mahasiswa yang termotivasi oleh rewards atau karena ingin menghindari punishment. Mahasiswa tersebut memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang paling controlled. Mahasiswa tersebut ingin berhenti merokok hanya untuk menghindari larangan-larangan atau denda yang ditetapkan oleh lingkungannya atau pemerintah.
13
mampu untuk berhenti merokok). Walaupun masih banyak dipengaruhi atau dikontrol oleh lingkungannya, mahasiswa tersebut telah mulai melakukan proses internalisasi untuk menjadi bagian dari dirinya. Mahasiswa tersebut ingin berhenti merokok hanya karena ingin membuktikan bahwa dirinya mampu berhenti merokok, dan dihargai oleh lingkungannya sebagai orang dewasa yang dapat bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri.
Identified regulation dan integrated regulation adalah self-regulation perilaku berhenti merokok yang autonomous. Mahasiswa yang memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang autonomous adalah mahasiswa yang ingin berhenti merokok benar-benar atas kemauan dan pilihannya sendiri karena aktivitas tersebut menarik dan penting bagi dirinya (Ryan & Connell, 1989 dalam Deci & Ryan, 2003). Jika self-regulation perilaku berhenti merokoknya autonomous, mahasiswa tersebut ingin berhenti karena didasari oleh alasan-alasan dan kepentingan pribadi mereka sendiri, serta ingin menikmati aktivitas tersebut (berhenti merokok) dan menjadikannya sebagai bagian dari dirinya dengan menyesuaikannya dengan nilai-nilai yang ada di dalam dirinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa keinginan untuk berhenti merokok tersebut termotivasi secara intrinsik.
Universitas Kristen Maranatha 14
merokok karena ingin sehat, agar tidak terkena penyakit, atau menjauhi bahaya yang disebabkan oleh merokok.
Mahasiswa perokok yang sudah mencapai integrated regulation adalah mahasiswa yang telah mencapai bentuk self-regulation perilaku berhenti merokok yang paling autonomous dan paling termotivasi secara intrinsik. Mahasiswa tersebut sudah menginternalisasikan dan mengintegrasikan keinginan untuk berhenti merokok tersebut dengan nilai-nilai, goals, dan kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka, sehingga menjadi bagian dari dirinya. Mahasiswa tersebut tidak hanya ingin mencapai hasil yang dapat diperolehnya, yaitu menjadi sehat, tetapi juga merasa tertarik serta ingin menikmati aktivitas berhenti merokok itu sendiri.
15
Ketika ingin berhenti merokok, proses internalisasi dan integrasi sehingga dapat mencapai self-regulation perilaku berhenti merokok yang autonomous tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri, yaitu basic psychological needs, dan konteks atau lingkungan sosial yang ada di sekitar mahasiswa yang merokok tersebut (Deci & Ryan, 2003).
Ketika ingin berhenti merokok, mahasiswa tersebut didasari oleh kebutuhan-kebutuhan yang ada di dalam dirinya yang harus dipenuhi atau dipuaskan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut (basic psychological needs) ada tiga macam, yaitu competence, relatednees, dan autonomy.
Mahasiswa yang merokok akan memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang lebih autonomous ketika ketiga needs tersebut dapat terpenuhi atau terpuaskan (Deci & Ryan, 2003). Jika ketiga needs tersebut terpenuhi, maka mahasiswa tersebut akan lebih termotivasi secara intrinsik, sehingga self-regulation perilaku berhenti merokoknya menjadi lebih autonomous.
Universitas Kristen Maranatha 16
menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang lebih controlled.
Jika ketiga needs tersebut tidak dapat terpenuhi (misalnya karena tidak merasa bahwa keinginan berhenti merokok tersebut merupakan keinginan/kemauannya sendiri, merasa tidak memiliki kemampuan untuk bisa berhenti merokok, dan merasa bahwa tidak ada orang yang mendukung), mahasiswa tersebut tidak akan termotivasi baik secara ekstrinsik maupun intrinsik. Hal ini akan menyebabkan self-regulation perilaku berhenti merokoknya menjadi tidak jelas, atau bahkan mereka sama sekali tidak meregulasinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut amotivation (non-regulation).
Konteks sosial yang mempengaruhi setiap mahasiswa ketika ingin berhenti merokok ada tiga, yaitu controlling dan informational (Deci & Ryan, 2004). Setiap mahasiswa mempunyai persepsi yang berbeda-beda, termasuk mengenai lingkungan atau konteks sosialnya. Hal ini menyebabkan setiap mahasiswa akan berbeda dalam mempersepsikannya, yaitu sebagai controlling atau informational, walaupun mahasiswa tersebut berada dalam lingkungan atau konteks sosial yang sama.
17
Ketika mempersepsikan konteks sosialnya sebagai informational, mahasiswa tersebut akan tertarik untuk mengubah perilaku merokoknya, dan menikmati aktivitas atau proses perubahan perilaku tersebut. Jika mahasiswa tersebut ingin menikmati perilaku berhenti merokoknya, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut termotivasi secara intrinsik, sehingga lebih autonomous dalam meregulasi perilaku merokoknya.
Universitas Kristen Maranatha 18
Skema Kerangka Pemikiran Mahasiswa merokok
yang ingin berhenti merokok
Needs: - Autonomy - Competence - Relatedness
Konteks Sosial: - Controlling - Informational
Extrinsic Motivation Intrinsic Motivation
Amotivation
External Regulation Introjected Regulation
Identified Regulation Integrated Regulation
Non-regulation
Controlled Autonomous
19
1.6ASUMSI PENELITIAN
• Terdapat tiga macam kebutuhan dasar psikologis (basic psychological needs)
pada mahasiswa, yaitu Autonomy, Competence, dan Relatedness (Deci & Ryan, 2003).
• Ada kebutuhan dasar psikologis yang dapat terpenuhi dan ada yang tidak
dapat terpenuhi. Terpenuhi atau tidaknya ketiga kebutuhan dasar psikologis tersebut dipengaruhi oleh lingkungan atau konteks sosial.
• Terdapat dua macam konteks sosial, yaitu Informational (mendukung) dan
Controlling (memberikan tuntutan atau paksaan) (Deci & Ryan, 2003).
• Jika lingkungan Informational, maka kebutuhannya akan terpenuhi, sehingga
motivasinya akan menjadi Intrinsik. Akan tetapi, jika lingkungan Controlling, maka kebutuhannya akan cenderung tidak terpenuhi, sehingga motivasinya akan Ekstrinsik.
• Motivasi akan mengarahkan pada regulation, terutama dalam hal
self-regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang ingin berhenti merokok, yang dibagi menjadi tiga tipe, yaitu Autonomous, Controlled, dan Amotivation.
• Jika motivasinya adalah Intrinsik, maka self-regulation perilaku berhenti
Universitas Kristen Maranatha 63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai self-regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang masih merokok di Fakultas “X” Universitas “Y” di Bandung, dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebagian besar mahasiswa yang merokok memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang autonomous, yang menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut ingin berhenti merokok karena merasa bahwa berhenti merokok adalah hal yang penting bagi kesehatannya, serta merupakan pilihan dan kemauannya sendiri. Akan tetapi, sampai saat ini mahasiswa tersebut masih tetap merokok karena lingkungannya yang dirasakannya sebagai situasi yang lebih controlling, serta karena adanya kecanduan dan stress yang dialaminya. 2. Sebagian besar mahasiswa tersebut ternyata memiliki competence yang tinggi,
yang menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut merasa yakin bahwa dirinya mampu untuk berhasil berhenti merokok, dan mampu untuk mempertahankan perilaku berhenti merokok tersebut dalam waktu yang lama, bahkan tidak akan merokok lagi untuk seterusnya.
64
berhenti merokok, walaupun terdapat sebagian mahasiswa yang merasa bahwa lingkungannya sebagai situasi yang informational (mendukung). Hal ini menyebabkan menurunnya self-regulation yang autonomous tersebut, sehingga menyebabkan competence-nya juga menurun. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun memiliki self-regulation yang autonomous dan competence yang tinggi, jika mahasiswa tersebut merasa bahwa lingkungannya lebih controlling, maka akan lebih sulit untuk berhenti merokok. Hal inilah yang menyebabkan mahasiswa Fakultas “X” Universitas “Y” di Bandung yang ingin berhenti merokok tersebut masih tetap merokok sampai saat ini.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu:
5.2.1 Saran Untuk Penelitian Lanjutan
Universitas Kristen Maranatha 65
2. Dapat melakukan penelitian lanjutan terhadap sampel dengan tahap perkembangan yang lebih awal, yaitu adolesence, karena diketahui bahwa semakin awal mengkonsumsi rokok, maka semakin sulit untuk berhasil berhenti merokok. Terhadap sampel adolescence tersebut dapat dilakukan penelitian ekperimental dengan memberikan semacam pengetahuan melalui penyuluhan atau seminar, kemudian diukur self-regulation, competence, dan persepsi terhadap autonomy support-nya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dan mencegah perilaku merokok pada adolescence, sehingga kehidupan mereka selanjutnya akan menjadi lebih sehat.
3. Dari penelitian ini diperoleh data bahwa terdapat perbedaan antara self-regulation antara laki-laki dan perempuan, tetapi dengan perbedaan jumlah sampel laki-laki yang lebih banyak daripada perempuan. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya jumlah sampel laki-laki dan perempuan dijadikan seimbang, agar dapat dilihat pengaruh jenis kelamin terhadap self-regulation, khususnya dalam hal kesehatan (terutama merokok).
5.2.2 Saran Gunalaksana
66
sendiri) dan berdasarkan pilihannya sendiri, mahasiswa tersebut juga harus menyadari bahwa dirinya membutuhkan dan berusaha meminta bantuan dari lingkungannya agar dapat berhasil berhenti merokok.
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Deci, Edward L., & Ryan, Richard M. 2003. Handbook of Self-Determination Research. Singapore: The University of Rochester Press.
Graciano, Anthony M., & Raulin, Michael L. 2000. Research Methods: A Process of Inquiry. 4th Edition. Needham Heights: Allyn & Bacon.
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Papalia, Diane E., Olds, Sally W., & Feldman, Ruth D. 2001. Human Development. 8th Edition. New York: McGraw-Hill.
Rafael, Romy. 2006. Hipnoterapi: Quit Smoking. Kebayoran Lama: GagasMedia.
Santrock, John. W. 2004. Life-Span Development. 9th Edition. New York: McGraw-Hill.
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Penerbit Tarsito.
DAFTAR RUJUKAN
Deshandi, Fareza. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Causality Orientations pada Mahasiswa Semester I Fakultas Psikologi Universitas “X” di Bandung.
Kim, Y., Deci, E. L., Zuckerman, M. 2002. The Development of The Self-Regulation of Withholding Negative Emotions Questionnaire.
Levesque, C. S., Williams, G. C., Elliot, D., Pickering, M. A., Bodenhamer, B., Finley P. J. 2006. Validating The Theoretical Structure of The Treatment Self-Regulation Questionnaire (TSRQ) Across Three Different Health Behaviors.
Ryan, R. M. & Deci, E. L. 2000. Self-Determination Theory and the Facilitation of Intrinsic Motivation, Sosial Development, and Well-Being.
Williams, G. C., Cox, E. M., Hedberg, V. A., & Deci., E. L. 2000. Extrinsic Life Goals and Health-Risk Behaviors in Adolescents.
Williams, G. C., Cox, E. M., Kouides, R. W., Deci, E. L. 1999. Presenting The Facts About Smoking to Adolescents: Effects of an Autonomy-Supportive Style.
Williams, G. C., Minicucci, D. S., Kouides, R. W., Levesque, C. S., Chirkov, V. I., Ryan, R. M., & Deci, E. L. 2002. Self-determination, Smoking, Diet and Health.
Universitas Kristen Maranatha Williams, G. C., Gagné, M., Mushlin, A. I., & Deci., E. L. 2005. Health
Education: Motivation for Behavior Change in Patients With Chest Pain.
Williams, G. C., Gagné, M., Ryan, R. M., & Deci., E. L. 2002. Facilitating Autonomous Motivation for Smoking Cessation.
Williams, G. C., Grow, V. M., Freedman, Z. R., Ryan, R. M., & Deci., E. L. 1996. Motivational Predictors of Weight-Loss Maintenance.
Websites:
• http://www.google.com, 2006
• http://www.rochester.edu/SDT, 2006 • http://selfdeterminationtheory.org, 2006
• http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/02/metro/1537232.htm, 2006
• http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=202433&kat_id=318,
2006
• http://www.hccp.org/tobacco_use_in_college_students.htm, 2006 • http://www.ada.org/college_smoking_habit.htm, 2006
• http://www.whyquit.com/pr/121805.html, 2006
• http://www.ctri.wisc.edu/Home/Quit_Line/OQT/oqt.html.com/pr/121805.
html, 2006
• http://www.ctri.wisc.edu/News.Center/press_release/2006%20Release/O
• http://focus.hms.harvard.edu/2001/Apr6_2001/research_briefs.html, 2006 •
http://www.jointogether.org/news/research/pressreleases/2001/harvard-reports-on-college.html, 2006
• http://ariefindo.blogspot.com/atom.xml, 2007
• http://www.idionline.org/infoidi-isi.php?news_id=2511, 2007
E-mail:
Mr. Edward L. Deci:
• deci@prodigal.psych.rochester.edu
• deci@psych.rochester.edu
Mr. Geoffrey Williams: