Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran intention dan determinan-determinannya perilaku melayani nasabah pada teller Bank “X” Karawang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survei. Variabel penelitian ini adalah intention dan determinan-determinannya. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling pada teller Bank “X” Karawang. Jumlah responden sebanyak 30 teller.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner intention dan determinan-determiannya yang disusun oleh Icek Ajzen (2005) dan diadaptasi oleh peneliti yang mengacu pada teori planned behavior sebanyak 16 item. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach diperoleh 16 item yang diterima, dengan validitas berkisar antara 0,568–0,925 dan reliabilitas sebesar 0,7803. Hasil pembahasan menggunakan teknik multiple regression dan teknik korelasi Pearson.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa 56,67% Bank “X” Karawang memiliki intention yang kuat dalam melakukan pelayanan terhadap nasabah dan 43,33% sisanya memiliki intention yang lemah. Dari hasil penelitian juga diketahui determinan yang memberikan pengaruh paling besar terhadap intention dalam melayani nasabah adalah perceived behavioral control sebesar 0,630. Determinan yang memberikan pengaruh paling kecil terhadap intention adalah subjective norms sebesar 0,048. Korelasi antar determinan yang paling besar adalah korelasi antara perceived behavioral control dan attitude toward behavior 0,266. Korelasi yang paling kecil adalah antara perceived behavioral control dan subjective norms sebesar 0,067.
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Lembar Judul
Lembar Pengesahan ……….. i
Abstrak ……….. ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ………... viii
Daftar Bagan ………... x
Daftar Lampiran ……….. xi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ... 7
1.4.1 Kegunaan Teoretis ………... 7
1.4.2 Kegunaan Praktis ………... 7
1.5 Kerangka Pemikiran ... 8
Universitas Kristen Maranatha BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Planned Behavior ……… 16
2.1.1 Pengertian Planned Behavior ……… 16
2.1.2 Intention ……… 18
2.1.3 Attitude Toward the Behavior ………. 18
2.1.4 Subjective Norms ………. 20
2.1.5 Perceived Behavioral Control ………. 21
2.1.6 Pengaruh Determinan-Determinan Intention Terhadap Intention ……… 22
2.1.7 Hubungan Antar Determinan-Determinan Intention …. 23 2.1.8 Background Factors ……… 24
2.1.9 Ketidaksesuaian antara Intention dengan Perilaku … 26 2.1.10 Control Factor ……… 28
2.1.11 Target, Action, Context and Time ……… 29
2.2 Masa Dewasa Awal ………. 30
2.2.1 Karakteristik Masa Dewasa Awal ……… 30
2.2.2 Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal ………… 31
2.2.3 Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal ………… 34
2.3 Masa Dewasa Tengah ……… 35
2.3.1 Karakteristik Masa Dewasa Tengah ……… 35
2.3.2 Perubahan Fisik Masa Dewasa Tengah ………… 36
Universitas Kristen Maranatha BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ……… 38
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……… 39
3.2.1 Variabel Penelitian ……… 39
3.2.2 Definisi Operasional ……… 39
3.3 Alat Ukur ……… 40
3.3.1 Alat Ukur Intention dan Determinan-Determinannya…. 40 3.3.2 Sistem Penilaian ……… 41
3.3.3 Data Pribadi dan Data Penunjang………. 42
3.4 Data Pribadi dan Data Penunjang ………... 43
3.4.1 Validitas Alat Ukur ……… 43
3.4.2 Reliabilitas Alat Ukur ……… 44
3.5 Populasi Penelitian ……… 45
3.5.1 Teknik Sampling ……… 45
3.5.2 Karakteristik Populasi ……… 45
3.6 Teknik Analisa ……… 45
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ………. 47
4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin …. 47 4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Masa Kerja …………. 48
4.2 Gambaran Hasil Penelitian ………. 48
Universitas Kristen Maranatha 4.2.2 Kontribusi Determinan Terhadap Intention dan Korelasi
Antara Determinan-Determinan dalam Intention …. 49
4.2.3 Determinan-Determinan Intention ………. 50
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ………. 52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………. 57
5.2 Saran ………. 58
DAFTAR PUSTAKA ………. 60
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 2.2.2 Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tabel 3.3.1 Pembagian Item-Item Alat Ukur Planned Behavior Tabel 4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Masa Kerja Tabel 4.2.1 Gambaran Hasil Penelitian Intention
Tabel 4.2.3.1 Gambaran Hasil Penelitian Determinan-Determinan dalam Intention
Tabel 4.2.3.2 Tabulasi Silang Antara Intention dengan Attitude Toward the Behavior
Tabel 4.2.3.3 Tabulasi Silang Antara Intention dengan Subjective Norms
Tabel 4.2.3.4 Tabulasi Silang Antara Intention dengan Perceived Behavioral Control
Tabel 5.1 Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Subjective Norms Tabel 5.2 Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Perceived
Behavioral Control
Tabel 5.3 Crosstabs Subjective Norms dengan Perceived Behavioral Control Tabel 6.1 Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Lamanya Bekerja
Sebagai Teller Bank “X”
Universitas Kristen Maranatha Tabel 6.3 Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Informasi
Kegunaan Melayani Nasabah Dengan Baik
Tabel 6.4 Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Informasi yang Dimiliki Mengenai Pelayanan Nasabah
Tabel 6.5 Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Suasana Hati yang Mendukung
Tabel 6.6 Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Suasana Hati yang Menghambat
Tabel 7.1 Crosstabs Subjective Norms dengan orang-orang yang dapat memotivasi dalam melakukan pelayanan nasabah
Tabel 8.1 Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Kemampuan Menjaga Kualitas Pelayanan
Tabel 8.2 Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Hambatan Saat Melayani Nasabah
Tabel 8.3 Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Faktor-Faktor yang Mendukung
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat Ukur Planned Behavior Lampiran 2. Data Penunjang
Lampiran 3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Lampiran 4. Skor Hasil Data Mentah
Lampiran 5. Crosstabulation Attitude Toward the Behavior, Subjective Norms dan Perceived Behavioral Control
Lampiran 6. Crosstabulation Attitude Toward the Behavior dengan Data Penunjang
Lampiran 7. Crosstabulation Subjective Norms dengan Data Penunjang
Lampiran 8. Crosstabulation Perceived Behavioral Control dengan Data Penunjang
Lampiran 1. Alat Ukur Planned Behavior
KATA PENGANTAR
Dalam rangka memenuhi syarat kelulusan Fakultas Psikologi Universitas
Kristen Maranatha Bandung, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah menyusun
skripsi. Adapun judul skripsi ini adalah Studi Deskriptif Mengenai
Intention
dan
Determinan-Determinan Perilaku Melayani Nasabah Pada
Teller
Bank “X”
Karawang.
Dalam lampiran berikut, terdapat kuesioner yang berhubungan dengan
penelitian mengenai kegiatan pelayanan
teller
terhadap nasabah. Kegiatan melayani
nasabah yang dimaksud di sini adalah
menyapa dan memberikan senyuman kepada
nasabah yang datang, melayani setiap transaksi dengan cekatan, serta
memperhatikan kepuasan nasabah dalam melayani transaksi setoran tabungan,
transfer uang, pembayaran setoran pinjaman dan giro.
Sehubungan dengan
keperluan tersebut, diharapkan bantuan Saudara untuk meluangkan waktu mengisi
kuesioner yang terlampir berikut ini.
Informasi yang Saudara berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian yang
disusun. Oleh karena itu kesungguhan Saudara dalam mengisi kuesioner ini sangat
diharapkan, sehingga informasi yang diperoleh akan menggambarkan diri Saudara
yang sesungguhnya.
Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama yang Saudara berikan dalam
mengisi kuesioner ini.
DATA PRIBADI
Usia
:
Pendidikan
:
Jenis Kelamin
: L / P
Masa Kerja Sebagai Teller
:
Instruksi :
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan kegiatan
Saudara dalam melayani nasabah. Setiap pernyataan disini menggunakan rating
dengan skala 7. Saudara diminta untuk melingkari angka yang sesuai dengan usaha
Saudara terkait dengan kegiatan melayani masabah. Pernyataan yang dimaksud di
kuesioner ini adalah mengenai kegiatan melayani nasabah pada
teller
Bank “X”.
Semua jawaban dalam kuesioner ini tidak ada yang salah, sehingga mohon semua
pernyataan direspon sesuai dengan upaya pelayanan yang dilakukan selama ini.
Contoh Pengisian :
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk
Sangat Cukup Agak Netral Agak Cukup Sangat
♦ Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini sangat baik, maka lingkari angka 1.
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 :
Buruk
♦ Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini cukup baik, maka lingkari angka 2.
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 :
Buruk
♦ Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini agak baik, maka lingkari angka 3.
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 :
Buruk
♦ Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini tidak baik tetapi juga tidak buruk, maka lingkari angka 4.
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 :
Buruk
♦ Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini agak buruk, maka lingkari angka 5.
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 :
Buruk
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 :
Buruk
♦ Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini sangat buruk, maka lingkari angka 7.
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
1. Bagi saya memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada nasabah merupakan hal yang:
Sulit : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Mudah
2. Menurut saya, keluarga saya berpikir bahwa:
Saya tidak harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Saya harus melayani nasabah dengan baik
3. Bagi saya, melayani nasabah dengan baik merupakan hal yang: Buruk : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Baik
4. Saya berencana untuk selalu melayani nasabah dengan baik Kurang sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Sesuai
5. Saya sendiri yang memutuskan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah Tidak setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Setuju
6. Menurut saya, atasan saya berpikir bahwa:
Saya tidak harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Saya harus melayani nasabah dengan baik
7. Bagi saya melayani nasabah sebaik-baiknya merupakan hal yang: Kurang penting : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Penting
8. Saya:
Tidak akan mencoba : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Mencoba untuk selalu melayani nasabah dengan baik
10. Menurut saya, sebagian besar nasabah berpikiran
Saya tidak harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Saya harus melayani nasabah dengan baik
11. Bagi saya, memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah merupakan hal yang: Tidak menyenangkan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : menyenangkan
12. Saya:
Tidak akan berusaha : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Akan berusaha untuk selalu melayani nasabah dengan baik.
13. Bagi saya, melayani nasabah sebaik-baiknya merupakan hal yang: Tidak mungkin : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Mungkin
14. Menurut saya, rekan-rekan kerja saya akan menyetujui usaha saya untuk melayani nasabah sebaik-baiknya
Tidak setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Setuju
15. Bagi saya, melayani nasabah dengan baik merupakan hal yang: Membosankan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Menarik
16. Saya berniat untuk selalu melayani nasabah dengan baik: Tidak setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Setuju
Lampiran 2. Data Penunjang
1.
Apakah Saudara mengetahui keuntungan apa yang akan Saudara dapatkan jika
melayani nasabah sebaik-baiknya?
Ya / Tidak
Jika “Ya”, sebutkan keuntungan tersebut……….
2.
Darimana Saudara mendapatkan
informasi yang dapat menambah pengetahuan
dan keterampilan mengenai pelayanan terhadap nasabah?
3.
Menurut Saudara, informasi yang Saudara ketahui tentang pelayanan…...
a)
banyak
b)
cukup
c)
sedikit
4.
Menurut Saudara, apakah informasi yang Saudara dapat mengenai
‘meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah’
dapat benar-benar
membantu Saudara dalam meningkatkan kualitas kinerja Saudara?
a)
sangat membantu
b)
cukup membantu
c)
kurang membantu
d)
tidak membantu
5.
Suasana hati apa saja yang
mendukung Saudara untuk dapat memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada nasabah?
7.
Siapakah
orang-orang yang Saudara anggap penting dan
dapat memotivasi
Saudara untuk bekerja sebaik-baiknya sebagai seorang teller?
(jawaban boleh lebih dari satu pilihan)
a)
atasan
b)
rekan kerja
c)
keluarga
d)
nasabah
e)
lain-lain…….
8.
Apakah Saudara mampu
menjaga kualitas pelayanan
sebaik-baiknya kepada
nasabah setiap harinya?
9.
Hambatan/ kesulitan apa saja yang Saudara alami
sehari-hari ketika sedang
melayani nasabah?
10.
Menurut
Saudara,
faktor-faktor
apa
saja
yang
dapat
mendukung/
mempermudah Saudara dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
nasabah?
Lampiran 3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
A.
Validitas Intention
No. Item
Koefisien
Keterangan
4
0,880
Diterima
8
0,906
Diterima
12
0,925
Diterima
16
0,834
Diterima
B.
Validitas Attitude Toward The Behavior
No. Item
Koefisien
Keterangan
1
0,624
Diterima
5
0,568
Diterima
9
0,734
Diterima
13
0,379
Diterima
C.
Validitas Subjective Norms
No. Item
Koefisien
Keterangan
2
0,612
Diterima
6
0,776
Diterima
10
0,803
Diterima
14
0,650
Diterima
D.
Validitas Perceived Behavioral Control
No. Item
Koefisien
Keterangan
3
0,841
Diterima
7
0,652
Diterima
11
0,796
Diterima
15
0,878
Diterima
E.
Reliabilitas
Lampiran 4. Skor Hasil Data Mentah
Skor Jawaban Data Primer Responden
Resp.
ATB
SN
PBC
Intention
1
26
19
26
21
2
27
21
24
27
3
27
23
28
23
4
24
25
25
27
5
20
22
28
27
6
25
27
26
28
7
24
21
26
28
8
27
25
25
27
9
26
25
26
27
10
25
24
21
25
11
21
17
26
28
12
24
24
24
21
13
27
14
27
28
14
18
25
16
16
15
27
27
23
22
16
20
17
26
27
17
26
24
27
26
18
26
18
23
27
19
20
16
14
15
20
27
23
27
27
21
27
27
28
28
22
21
20
27
17
23
24
22
28
22
24
26
23
17
20
25
27
25
27
28
26
21
22
28
28
27
15
26
27
27
28
17
24
20
20
29
20
25
23
25
Lampiran 4. Hasil Data Mentah
ATB1 ATB2 ATB3 ATB4 SN1 SN2 SN3 SN4 PBC1 PBC2 PBC3 PBC4 In1 In2 In3 In4
1 5 7 7 7 5 5 4 5 7 7 6 6 5 5 5 6
2 7 6 7 7 6 4 6 5 7 7 6 4 7 7 6 7
3 7 7 7 6 4 5 7 7 7 7 7 7 6 6 6 5
4 6 5 6 7 7 6 5 7 7 7 5 6 7 7 6 7
5 6 7 1 6 2 6 7 7 7 7 7 7 6 7 7 7
6 7 5 6 7 7 7 7 6 7 7 5 7 7 7 7 7
7 6 5 7 6 5 4 6 6 7 6 7 6 7 7 7 7
8 6 7 7 7 6 6 7 6 7 7 5 6 7 7 7 6
9 6 7 6 7 5 7 6 7 7 6 6 7 7 7 6 7
10 6 7 6 6 7 7 6 4 6 6 4 5 6 6 6 7
11 6 3 7 5 4 5 4 4 7 7 6 6 7 7 7 7
12 6 6 5 7 7 5 6 6 7 6 5 6 5 4 6 6
13 7 7 7 6 3 3 4 4 7 7 7 6 7 7 7 7
14 1 6 5 6 6 7 6 6 5 6 3 2 5 4 3 4
15 7 7 6 7 7 7 6 7 6 6 5 6 6 5 6 5
16 2 5 6 7 3 5 4 5 7 7 6 6 6 7 7 6
17 6 7 6 7 7 5 6 6 7 7 7 6 6 6 7 7
18 6 6 7 7 7 4 4 3 7 6 6 4 7 7 7 6
19 2 6 6 6 2 4 4 6 1 6 5 2 3 3 4 5
20 6 7 7 7 7 6 5 5 7 6 7 7 7 7 7 6
21 7 7 6 7 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
22 7 6 3 6 5 5 5 5 7 7 7 6 5 5 3 4
23 6 6 7 5 6 7 5 4 7 7 7 7 6 6 5 5
25 7 7 7 6 6 6 7 6 7 7 6 7 7 7 7 7
26 7 6 1 7 4 7 6 5 7 7 7 7 7 7 7 7
27 6 2 1 6 6 7 6 7 7 7 6 7 7 7 7 6
28 2 6 3 6 6 6 6 6 6 4 4 6 6 6 4 4
29 2 7 4 7 4 7 7 7 7 7 4 5 7 7 6 5
Lampiran 5. Crosstabulation Attitude Toward the Behavior, Subjective Norms dan Perceived Behavioral Control
Tabel 5.1. Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Subjective Norms SN
ATB
Positif Negatif Total
Positif 9
(30%)
7 (23,33%)
16 (53,33%)
Negatif 6
(20%)
8 (26,67%)
14 (46,67%)
Total 15
(50%)
15 (50%)
30 (100%)
Tabel 5.2. Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Perceived Behavioral Control
PBC ATB
Positif Negatif Total
Positif 10
(33,33%)
6 (20%)
16 (53,33%)
Negatif 8
(26,67%)
6 (20%)
14 (46,67%)
Total 18
(60%)
12 (40%)
Tabel 5.3. Crosstabs Subjective Norms dengan Perceived Behavioral Control PBC
SN
Positif Negatif Total
Positif 7
(23,33%)
8 (26,67%)
15 (50%)
Negatif 11
(36,67%)
4 (13,33%)
15 (50%)
Total 18
(60%)
12 (40%)
Lampiran 6. Crosstabulation Attitude Toward the Behavior dengan Data Penunjang
Tabel 6.1. Crosstabulation Attitude Toward the Behavior dengan Lamanya Bekerja sebagai Teller Bank “X”
ATB Lamanya Bekerja sebagai Teller Bank “X” Total
< 5 tahun
5 - 10 tahun
11 - 15 tahun
16 - 20 tahun
> 20 tahun
Positif 10 (33,33%) 5 (16,67%) 0 (0%) 1 (3,33%) 0 (0%) 16 (53,33%)
Negatif 3 (10%) 3 (10%) 4 (13,33%) 3 (10%) 1 (3,33%) 14 (46,67%)
Total 13
(43,33%) 8 (26,67%) 4 (13,33%) 4 (13,33%) 1 (3,33%) 30 (100%)
Tabel 6.2. Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Sumber Informasi Mengenai Pelayanan Terhadap Nasabah
ATB Sumber Informasi Mengenai Pelayanan Total
3 Sumber 2 Sumber 1 Sumber
Positif 9
(30%) 7 (23,33%) 0 (0%) 16 (53,33%)
Negatif 6
Total 15 (50%) 12 (40%) 3 (10%) 30 (100%)
Tabel 6.3. Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Informasi Kegunaan Melayani Nasabah Dengan Baik
ATB Informasi Kegunaan Melayani Nasabah Dengan Baik Total
menjaga kredibilitas bank nasabah merasa puas tidak tahu
Positif 9
(30%) 7 (23,33%) 0 (0%) 16 (53,33%)
Negatif 6
(20%) 3 (10%) 5 (16,67%) 14 (46,67%)
Total 15
(50%) 10 (33,33%) 5 (16,67%) 30 (100%)
Tabel 6.4. Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Informasi yang Dimiliki Mengenai Pelayanan Nasabah
ATB Informasi Pelayanan Nasabah yang Dimiliki Total
Banyak Cukup
Positif 15
(50%)
1
(3,33%)
16
Negatif 10 (33,33%) 4 (13,33%) 14 (46,67%)
Total 25
(83,33%)
5
(16,67%)
30
(100%)
Tabel 6.5 Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Suasana Hati yang Mendukung
ATB Suasana Hati yang Mendukung Total
Senang Tidak Ada
Positif 9 (30%)
7
(23,33%)
16
(53,33%)
Negatif 7 (23,33%)
7
(23,33%)
14
(46,67%)
Total 16
(53,33%) 14 (46,67%) 30 (100%)
Tabel 6.6. Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Suasana Hati yang Menghambat
ATB Suasana Hati yang Menghambat Total
Positif 8 (26,67%)
7
(23,33%)
1
(3,33%)
16
(53,33%)
Negatif 3
(10%)
8
(26,67%)
3
(10%)
14
(46,67%)
Total 11
(36,67%)
15
(50%)
4
(13,33%)
30
Lampiran 7. Crosstabulation Subjective Norms dengan Data Penunjang
Tabel 7.1. Crosstabulation Subjective Norms (SN) dengan orang-orang yang Dapat Memotivasi Dalam Melakukan Pelayanan Nasabah
SN Orang-orang yang Dapat Memotivasi Dalam Melakukan Pelayanan Nasabah
Total
1 Pilihan 2 Pilihan 3 Pilihan 4 Pilihan
Positif 2 (6,67%) 2 (6,67%) 5 (16,67%) 6 (20%) 15 (90%)
Negatif 0 (0%) 2 (6,67%) 7 (23,33%) 6 (20%) 15 (10%)
Total 2
Lampiran 8. Crosstabulation Perceived Behavioral Control dengan Data Penunjang
Tabel 8.1. Crosstabulation Perceived Behavioral Control dengan Kemampuan Menjaga Kualitas Pelayanan
PBC Kemampuan Menjaga Kualitas Pelayanan Total
Mampu Cukup Mampu Kurang mampu Positif 12
(40%) 6 (20%) 0 (0%) 18 (60%) Negatif 6
(20%) 5 (16,67%) 1 (3,33%) 12 (40%) Total 18
(60%) 11 (36,67%) 1 (3,33%) 30 (100%)
Tabel 8.2. Crosstabulation Perceived Behavioral Control dengan Hambatan Saat Melayani Nasabah
PBC Hambatan Saat Melayanai Nasabah Total
Capek Bosan Lain-lain Tidak Ada
Positif 3 (10%) 2 (6,67%) 3 (10%) 10 (33,33%) 18 (60%) Negatif 5
(16,67%) 5 (16,67%) 2 (6,67%) 0 (0%) 12 (40%)
Total 8 7 5 10 30
Tabel 8.3. Crosstabulation Perceived Behavioral Control dengan Faktor-Faktor yang Mendukung
PBC Faktor-Faktor yang Mendukung Total
Keterampilan Kerja
Sarana Lain-lain Tidak Ada
Positif 15 (50%) 1 (3,33%) 2 (6,67%) 0 (0%) 18 (60%) Negatif 5
(16,67%) 2 (6,67%) 4 (13,33%) 1 (3,33%) 12 (40%) Total 20
(66,67%) 3 (10%) 6 (20%) 1 (3,33%) 30 (100%)
Tabel 8.4. Crosstabulation Perceived Behavioral Control dengan Sifat-Sifat yang Mendukung Dalam Melayani Nasabah
PBC Sifat-Sifat yang Mendukung Dalam Melayani Nasabah
Total
Sabar Humoris Lain-lain Tidak Ada Positif 12
(40%) 2 (6,67%) 4 (13,33%) 0 (0%) 18 (60%) Negatif 3
(10%) 4 (13,33%) 3 (10%) 2 (6,67%) 12 (40%) Total 15
[image:30.612.141.472.184.409.2] [image:30.612.141.473.487.707.2]Lampiran 9. Kisi-Kisi Alat Ukur Intention dan Determinan-Determinannya Item
Attitude Toward The
Behavior
3. Bagi saya melayani nasabah dengan baik merupakan hal yang
(Buruk - Baik)
7. Bagi saya melayani nasabah dengan baik merupakan hal yang
(Kurang penting - Penting)
11.Bagi saya melayani nasabah dengan baik merupakan hal yang
(Tidak menyenangkan - Menyenangkan)
15.Bagi saya melayani nasabah dengan baik merupakan hal yang
(Membosankan - Menarik)
Subjective Norms 2. Menurut saya, keluarga saya berpikir bahwa
(Saya tidak harus - Saya harus) melayani nasabah dengan baik
6. Menurut saya, atasan saya berpikir bahwa
(Saya tidak harus - Saya harus) melayani nasabah dengan baik
(Saya tidak harus - Saya harus) melayani mereka dengan baik
14.Menurut saya, rekan-rekan kerja saya akan menyetujui usaha saya untuk melayani nasabah
sebaik-baiknya
(Tidak setuju - Setuju)
Perceived Behavioral
Control
1. Bagi saya memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada nasabah merupakan hal yang
(Sulit - Mudah)
5. Saya sendiri yang memutuskan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah
(Tidak setuju - Setuju)
9. Jika saya mau, maka saya dapat melayani nasabah dengan baik
(Salah - Benar)
13.Bagi saya melayani nasabah sebaik-baiknya merupakan hal yang
(Tidak mungkin - Mungkin)
Intention 4. Saya berencana untuk melayani nasabah dengan baik
8. Saya (Tidak akan mencoba - Akan mencoba) untuk selalu melayani nasabah dengan baik
12.Saya (Tidak akan berusaha - Akan berusaha) untuk selalu melayani nasabah dengan baik
16.Saya berniat untuk selalu melayani nasabah dengan baik
Lampiran 10. Karakteristik Bank “X”
10.1 Sejarah Bank “X”
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa
Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche
Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian
dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja Pada periode setelah
kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1
disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia.
Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI
sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian
Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia
Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi
Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan
dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden
(Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan
nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang
pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan
diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan
NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok
Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank
Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan
Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan
masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor
Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan
kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992
dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah.
PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada
masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pemberian
fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada
perkembangan penyaluran KUK pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang
meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai
dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka
sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang berjumlah 4.447
buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi
/SPI, 170 Kantor Cabang(Dalam Negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor
Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT,3.705 BRI UNIT
dan 357 Pos Pelayanan Desa.
10.2 Visi dan Misi Bank “X”
Visi Bank “X”
• Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
Misi Bank “X”
• Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan
kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan
ekonomi masyarakat.
• Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang
tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan
melaksanakan praktek good corporate governance.
• Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
10.3 Job Description dan Job Requirement Teller Bank “X” Tugas teller Bank “X” secara umum, antara lain:
1. Menghitung transaksi keluar-masuk nya uang setiap hari dan menjaga
keseimbangan kas
2. Memeriksa setiap slip transaksi dengan melihat nominal uang yang tertera secara
3. Meng-input setiap transaksi nasabah kedalam komputer untuk menyimpan bukti
transaksi setiap harinya.
4. Memeriksa kesalahan transaksi ketika ditemukan bahwa jumlah nominal antara
debit-kredit tidak seimbang.
5. Mengatasi masalah yang terjadi mengenai ketidakseimbangan kas.
6. Mengatur penyimpanan uang kertas dan uang logam secara terdiferensiasi
berdasarkan jumlah nominalnya.
7. Menerima bukti pembayaran hipotek, pinjaman uang, dan pajak serta memeriksa
tanggal transaksi dan dicocokkan dengan tanggal jatuh tempo.
8. Menyimpan dan menjaga setiap slip bukti transaksi nasabah.
Pengetahuan yang dibutuhkan teller Bank “X”, antara lain:
1. Customer and Personal Service, mengetahui prinsip-prinsip dasar mengenai
proses pelayanan terhadap nasabah.
2. Mengetahui istilah-istilah yang digunakan dalam dunia perbankan.
3. Mempunyai kemampuan matematis-praktis dan mampu mengaplikasikannya.
Keterampilan yang dibutuhkan teller Bank “X”, antara lain:
1. Menggunakan pengetahuan matematis praktis untuk mengatasi permasalahan
sehari-hari
2. Active listening, memberikan perhatian penuh terhadap instruksi atasan dan apa
yang nasabah butuhkan.
3. Service orientation, memberikan pelayanan sebaik-baiknya dengan berorientasi
4. Social perceptiveness, menyadari setiap reaksi yang ditunjukkan oleh nasabah
dan memahami mengapa mereka bereaksi seperti itu.
5. Speaking, berbicara kepada orang lain secara efektif agar informasi dapat
diterima dengan jelas.
6. Time management, mampu mengatur waktu dalam memberikan pelayanan
sehingga tidak terjadi penumpukan antrian.
7. Active learning, mengerti implikasi dari informasi baru yang didapat mengenai
pelayanan untuk memecahkan masalah pelayanan sehari-hari dan pengambilan
keputusan yang tepat.
8. Self-monitoring, mampu memonitor/ mengukur kemampuan diri sendiri dalam
bekerja dan melakukan tindakan korektif untuk perbaikan kedepan.
9. Critical thinking, menggunakan logika dan penalaran untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari alternatif solusi yang akan digunakan untuk
pemecahan masalah pelayanan sehari-hari; mampu mengambil keputusan secara
cepat dan tepat menyelesaikan suatu masalah.
Kecakapan yang dibutuhkan teller Bank “X”, antara lain:
1. Oral expression, kemampuan untuk memberikan informasi dan ide-ide secara
lisan secara efektif sehingga orang lain akan mengerti.
2. Oral comprehension, kemampuan untuk mendengarkan dan memahami
informasi dan ide-ide yang disampaikan oleh orang lain.
3. Information ordering, kemampuan untuk menyusun sesuatu berdasarkan
aturan-aturan yang berlaku (misal: menyusun urutan uang berdasarkan jumlah
4. Problem sensitivity, kemampuan untuk memberitahukan sesuatu hal yang salah
kepada orang lain, tidak harus terlibat dalam pemecahan masalah tersebut, tapi
cukup hanya mengidentifikasi bahwa ada suatu hal yang salah.
5. Number facility, kemampuan untuk menggunakan operasi penjumlahan,
pengurangan, pengkalian dan pembagian secara cepat dan tepat.
6. Speech clarity, kemampuan untuk berbicara secara jelas sehingga orang lain bisa
mengerti.
7. Perceptual speed, kemampuan untuk membandingkan suatu angka, huruf,
gambar dan pola secara cepat dan akurat.
Aktivitas-aktivitas pekerjaan teller Bank “X”, antara lain:
1. Menyerahkan laporan kas kepada kepala unit setiap harinya; juga menyusun
laporan keuangan mingguan, bulanan dan tahunan.
2. Menjaga hubungan dengan rekan kerja dan atasan (desk man, mantri, dan
ka-unit) untuk menjalin kerjasama secara tim.
3. Memberikan pelayanan kepada nasabah dengan memperhatikan kepuasan
nasabah.
4. Menggunakan komputer dan sistem komputer (termasuk software dan
hardware) untuk entry data dan memproses informasi.
5. Menginput, mentranskip, dan menyimpan informasi transaksi nasabah.
6. Memastikan prosedur transaksi yang dilakukan sesuai dengan standarisasi Bank
dan peraturan hukum yang berlaku.
7. Menganalisa dan mengevaluasi setiap informasi yang relevan dengan
1
Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui
perilaku para anggotanya, para karyawannya, kebijakan-kebijakannya, dan
peraturan-peraturannya. Peraturan-peraturan ini, kemudian akan bertindak sebagai
pedoman/ acuan para karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan
membentuk persepsi bersama mengenai perilaku yang tepat dan paling utama
untuk menunjang tercapainya tujuan, misi dan visi perusahaan (Ashar Sunyoto Sunandar, 2001). Sebagai contoh, pada salah satu perusahaan makanan cepat saji, ketentuannya jika pembeli baru mendapatkan makanan yang telah dipesan
setelah lebih dari 1 menit, maka pembeli tersebut akan mendapatkan bonus
tambahan makanan berupa ice cream atau french fries sebagai kompensasi.
Seiring dengan pesatnya persaingan dunia bisnis, maka pihak manajemen
perusahaan menerapkan suatu standar perilaku yang kompeten khususnya bagi
para staff operasional untuk berhadapan dengan masyarakat. Namun hal ini belum
dapat dijadikan jaminan untuk para karyawan dapat menerapkan perilaku yang
telah ditetapkan menjadi standar perusahaan.
Salah satu perusahaan yang banyak berhadapan langsung dengan
masyarakat dan mengedepankan pelayanan sebagai kompetensi yang paling
diutamakan adalah Bank “X”. Bank “X” merupakan Bank yang dapat mencapai
2
Universitas Kristen Maranatha lapisan ekonomi masyarakat. Keunikan dari Bank “X” ini adalah kantor-kantor
unit nya yang tersebar luas hingga ke pelosok desa serta sistem pinjaman uang
yang tidak memerlukan banyak persyaratan dan dengan cara yang mudah.
Berdasarkan wawancara dengan teller di salah satu kantor unit Bank “X”, setiap
nasabah yang masuk akan diperlakukan seperti masuk rumah mereka sendiri,
bahkan di beberapa desa banyak nasabah yang datang tanpa menggunakan alas
kaki. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu Kepala Unit Bank “X”,
nasabah bisa saja bertemu langsung dengan Kepala di setiap unit tanpa harus
menunggu atau membuat janji. Nasabah yang akan meminjam uang kepada Bank
harus menghadap kepala unit terlebih dahulu tanpa menemui kesulitan, jaminan
untuk peminjaman uang pun bisa berupa sertifikat tanah, kwitansi pembelian
barang, atau akta kelahiran.
Alasan seseorang untuk memutuskan menjadi nasabah di Bank “X”
dijaring melalui wawancara terhadap 10 orang nasabah Bank “X”. Sebanyak 40%
nasabah mengatakan bahwa alasan dirinya memutuskan menjadi nasabah Bank
“X” adalah karena kantor-kantor unit yang tersebar luas, sehingga mudah untuk
dijangkau, terlebih jika rumah mereka jauh dari pusat kota. Sebanyak 40%
nasabah mengatakan bahwa sistem pinjaman uang di Bank “X” tidak
menggunakan prosedur yang rumit, sehingga setiap nasabah dari berbagai latar
belakang ekonomi dan pendidikan yang berbeda bisa mengikutinya. Sedangkan
sebanyak 20% nasabah mengatakan bahwa sistem cicilan pinjaman di Bank “X”
dapat diterima oleh nasabah-nasabah terutama di daerah pedesaan karena
3
Universitas Kristen Maranatha Bank “X” mempunyai motto “Melayani Dengan Setulus Hati”, Motto ini
berimplikasi pada tekad Bank ini untuk mengutamakan kualitas pelayanan yang
prima kepada para nasabah. Menurut Kepala Bagian Pengembangan SDM di
Bank “X” ini, para staff operasional dituntut bekerja lebih keras dibandingkan
staff lain, karena merupakan ujung tombak yang dalam pelaksanaan tugasnya
akan berhadapan langsung dengan nasabah. Staff operasional yang dimaksud ini
terdiri atas bagian teller dan desk man. Dalam hal ini, teller yang lebih banyak
berhadapan langsung dengan nasabah secara tatap muka. Tugas teller di Bank “X”
ini adalah menerima setoran pinjaman uang dari Bank, menerima setoran
tabungan, menerima setoran pembayaran listrik dan air, setoran pajak. Dalam
melaksanakan tugasnya, seorang teller harus berpegang teguh pada standar job
description dan motto yang jelas mengenai pentingnya melayani nasabah dengan
setulus hati. Berdasarkan hasil survey terhadap 20 orang nasabah, sebanyak 75%
mengeluhkan pelayanan yang diberikan oleh teller Bank, teller seringkali
menunjukkan sikap tidak ramah kepada nasabah dan kurang cekatan dalam
bekerja. Sebanyak 25% nasabah yang lain menganggap bahwa pelayanan teller di
Bank “X” cukup baik dan memperhatikan kepuasan nasabah.
Menurut Icek Ajzen (Theory of Planned Behavior, 2001), indikator yang paling dekat untuk memprediksi perilaku yang muncul adalah intention. Intention
dapat diartikan sebagai niat seseorang untuk secara sadar memutuskan perilaku
yang akan ditampilkannya. Dalam hal ini, perilaku teller dalam melakukan
kegiatan pelayanan terhadap nasabah dapat diprediksi melalui bagaimana
4
Universitas Kristen Maranatha Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap niat teller untuk
melayani nasabah sebaik-baiknya. Faktor-faktor tersebut adalah sikap yang
dimiliki oleh teller terhadap perilaku melayani nasabah, tuntutan lingkungan
dalam bentuk peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mengharuskan setiap teller
untuk melayani nasabah sebaik-baiknya, serta keyakinan diri yang dimiliki oleh
teller dalam melayani nasabah. Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan
terhadap 10 orang teller Bank “X”, seluruhnya mengatakan memiliki niat untuk
melayani nasabah dengan baik, akan tetapi seringkali terdapat hambatan yang
membuat mereka kesulitan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah,
diantaranya antrian nasabah yang sangat panjang sehingga teller merasa jenuh dan
bosan, kerusakan pada sistem komputer, dan juga nasabah yang tidak sabar.
Dari 10 orang teller yang diwawancara, sebanyak 70% menyatakan bahwa
melayani nasabah dengan baik merupakan hal yang penting. Menurut mereka,
melayani nasabah sebaik-baiknya akan mendatangkan beberapa konsekuensi yang
positif, antara lain dipuji oleh atasan, mendapat penghargaan dari Bank, dan bisa
akrab dengan nasabah. Teller yang menganggap bahwa melayani nasabah dengan
baik merupakan hal yang penting dapat terlihat dari perilaku memberikan sapaan
dan senyuman kepada nasabah yang datang dan melayani transaksi dengan
berorientasi kepada kepuasan nasabah (attitude toward the behavior). Sikap
favourable teller terhadap perilaku melayani nasabah akan mempengaruhi niat
teller untuk melayani nasabah sebaik-baiknya semakin kuat (intention). Sebanyak
30% dari nasabah menyatakan bahwa melayani nasabah sebaik-baiknya adalah hal
5
Universitas Kristen Maranatha harus menyapa, memberikan senyuman, serta memperhatikan kepuasan nasabah.
Mereka berpendapat bahwa bekerja dengan teliti untuk menghitung nominal uang
yang keluar dan masuk adalah lebih penting untuk pekerjaan teller.
Sebanyak 40% teller menyatakan bahwa keluarga, atasan, dan rekan kerja
mendukung mereka untuk melayani nasabah dengan baik. Hal ini membuat teller
berpersepsi bahwa keluarga, atasan, dan rekan kerja menuntut mereka untuk
melayani nasabah dengan baik dan mereka bersedia untuk mematuhi orang-orang
tersebut (subjective norms). Tuntutan tersebut dirasakan dari perilaku atasan,
rekan kerja, dan keluarga untuk bersikap ramah terhadap nasabah. Tuntutan yang
dipersepsi oleh teller ini akan mempengaruhi niat mereka dalam melayani
nasabah menjadi kuat (intention). Sebanyak 60% teller yang lain menyatakan
bahwa atasan, rekan kerja, dan keluarga tidak menuntut mereka untuk melayani
nasabah sebaik-baiknya. Hal ini membuat teller berpersepsi bahwa atasan, rekan
kerja dan nasabah tidak terlalu menuntut mereka untuk melayani nasabah
sebaik-baiknya dan mereka bersedia mematuhi orang-orang tersebut (subjective norms).
Hal ini akan mempengaruhi niat mereka untuk melayani nasabah dengan baik
menjadi lemah (intention).
Sebanyak 70% teller menyatakan bahwa mereka merasa memiliki
kemampuan yang cukup untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah,
misalnya mampu untuk bersikap ramah, bekerja dengan cekatan dan memiliki
ketelitian yang cukup tinggi (perceived behavioral control). Persepsi mengenai
adanya kemampuan yang cukup untuk melayani nasabah dengan baik akan
6
Universitas Kristen Maranatha Sebanyak 30% teller yang lain menyatakan bahwa mereka merasa kurang
memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah,
misalnya mereka kurang bisa mengendalikan emosi jika sedang kesal, kesulitan
jika nasabah membayar dalam bentuk uang logam atau susunan uang yang tidak
rapi (perceived nehavioral control). Persepsi yang teller miliki mengenai
kurangnya kemampuan untuk melayani nasabah dengan baik akan mempengaruhi
niat mereka dalam melayani nasabah menjadi lemah (intention).
Berdasarkan fenomena tersebut di atas. Peneliti menemukan bahwa
terdapat variasi dalam determinan-determinan yang berkontribusi terhadap
intention teller dalam melayani nasabah dengan baik, sehingga peneliti tertarik
untuk menguji secara empirik melalui penelitian dengan judul “Studi Deskriptif
Mengenai Intention dan Determinan - Determinan dalam Perilaku Melayani
Nasabah Pada Teller Bank “X” Karawang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah seperti apakah gambaran intention dan
7
Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1. 3. 1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai
intention dan determinan-determinan yang dimiliki oleh teller Bank “X”
dalam melakukan kegiatan melayani nasabah Bank “X” Karawang.
1. 3. 2 Tujuan Penelitian
Untuk memperoleh gambaran komprehensif tentang korelasi antara
ketiga determinan dan kontribusinya terhadap intention perilaku melayani
nasabah pada teller Bank “X” Karawang, ditinjau melalui teori Planned
Behavior.
1.4 Kegunaan Penelitian 1. 4. 1 Kegunaan Teoretis
• Menambah informasi mengenai gambaran intention dan
determinan-determinannya dari teori planned behavior kepada
peneliti lain, khususnya dalam bidang kajian Psikologi Industri
dan Organisasi.
• Memberikan informasi untuk penelitian lebih lanjut mengenai
kegiatan melayani nasabah ditinjau melalui teori “Planned
8
Universitas Kristen Maranatha 1. 4. 2 Kegunaan Praktis
• Memberikan informasi kepada pimpinan Bank “X”, mengenai
intention dari perilaku melayani nasabah yang ditampilkan oleh
teller Bank “X”, dalam rangka memberikan dukungan dan
memotivasi teller di lingkungan pekerjaan sehingga teller dapat
memiliki intention yang kuat dalam melayani nasabah.
• Memberikan informasi kepada Training Manager Bank “X” untuk
memberikan training yang paling tepat kepada para teller dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan Bank terhadap nasabah .
1.5 Kerangka Pemikiran
Masa dewasa adalah masa yang dimulai ketika seseorang mendapatkan
pekerjaan penuh waktu (full time) yang tetap. Hal ini biasanya terjadi pada saat
seseorang menyelesaikan sekolah menengah atas untuk sebagian orang, dan untuk
sebagian yang lain setelah menyelesaikan kuliah di universitas atau sekolah pasca
sarjana Masa dewasa ini mempunyai dua kriteria, yaitu: (1) mandiri secara
ekonomi; dan (2) mandiri dalam membuat keputusan. Kemandirian secara
ekonomi disebabkan karena seseorang sudah mulai mendapatkan penghasilan atas
hasil kerjanya, dan kemandirian dalam mengambil keputusan disini adalah
pembuatan keputusan (pikiran, perasaan dan sikap) secara luas tentang karir,
nilai-nilai, keluarga, hubungan interpersonal, serta tentang gaya hidup.
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang pada masa dewasa,
9
Universitas Kristen Maranatha Banyak instansi/ perusahaan yang menyediakan banyak jenis lapangan pekerjaan
untuk para pelamar. Orang-orang yang diterima oleh suatu instansi/ perusahaan
untuk bekerja, tentunya memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh instansi/
perusahaan tersebut, karena dengan memilih orang yang tepat, diharapkan
instansi/ perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam
visi misi perusahaan.
Untuk mencapai visi misi, Bank “X” melakukan seleksi dalam rangka
mendapatkan orang-orang yang tepat dan di posisi yang tepat (right man on the
right place). Dalam hal ini berarti kualifikasi yang dibutuhkan pada setiap posisi
berbeda satu sama lain. Pada Bank “X” terdapat berbagai divisi yang saling
berkaitan, bila terdapat salah satu divisi yang kinerjanya kurang baik, maka hal
tersebut akan mengganggu kinerja divisi lain. Pada bagian kredit pinjaman di
kantor wilayah, jika bagian tersebut belum mengeluarkan laporan keuangannya,
maka para kepala unit tidak dapat menentukan jumlah pinjaman uang kepada para
nasabah Bank pada pembukuan berikutnya. Diantara berbagai divisi yang terdapat
di Bank “X”, ada salah satu divisi yang mempunyai peran vital, yaitu divisi
operasional yang terdiri atas desk man dan teller. Dalam hal ini, teller merupakan
ujung tombak dari Bank “X”, karena dalam menjalankan tugasnya harus
berhadapan langsung dengan nasabah.
Bank “X” sangat mengandalkan segi kualitas pelayanan untuk menarik
nasabah-nasabahnya. Bank “X” selalu berusaha meningkatkan kualitas
pelayanannya dengan menerapkan peraturan yang terstandardisasi tentang
10
Universitas Kristen Maranatha khususnya kepada staff teller. Staff teller yang merupakan ujung tombak bagi
Bank “X”, dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kepada nasabah dengan
sebaik-baiknya. Kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh teller terhadap nasabah
adalah mencakup: menyapa dan memberikan senyuman kepada nasabah yang
datang, melayani setiap transaksi dengan cekatan, serta memperhatikan kepuasan
nasabah dalam melayani transaksi nasabah (setoran tabungan, transfer uang,
pembayaran setoran pinjaman dan giro).
Ketika memasuki dunia pekerjaan, seseorang dituntut mencapai target
tertentu sebagaimana yang ditetapkan oleh perusahaan. Pihak Manajemen Bank
“X” telah mentapkan job description yang berisi target-target yang harus dipenuhi
oleh para karyawannya. Staff teller dalam hal ini tentunya dituntut untuk
memenuhi standard job description dalam melayani nasabahnya. Untuk dapat
memenuhi target, maka teller harus mempunyai niat (intention) untuk
melaksanakannya. Adapun teori yang dapat menjelaskan hal diatas, adalah Theory
of Planned Behavior (Icek Ajzen, 2005).
Menurut Icek Ajzen (2005), individu berperilaku berdasarkan akal sehat dan selalu mempertimbangkan dampak dari perilaku tersebut. Hal ini yang
membuat seseorang berniat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku.
Dalam teori planned behavior, niat seseorang untuk menampilkan perilaku
disebut intention. Terdapat tiga determinan yang mempengaruhi kemunculan
suatu intention. Ketiga determinan tersebut adalah attitude toward the behavior,
11
Universitas Kristen Maranatha Determinan attitude toward the behavior adalah sikap positif atau negatif
individu terhadap perilaku yang akan ditampilkannya, kemunculannya
dilatarbelakangi oleh evaluasi mengenai konsekuensi atau akibat dari
menampilkan perilaku tersebut, apakah banyak membawa dampak positif atau
negatif. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyaknya informasi yang dimiliki oleh
teller. Semakin banyak informasi yang dimiliki, maka semakin banyak pula teller
dapat menentukan konsekuensi apa saja yang akan di dapat ketika melakukan
pelayanan terhadap nasabah. Telleryang memiliki sikap positif terhadap perilaku
melayani nasabah, menganggap bahwa melayani nasabah membawa dampak yang
positif bagi dirinya sehingga mereka akan mempersepsi bahwa melayani nasabah
sebaik-baiknya adalah hal yang penting. Mereka akan menunjukkan sikap yang
ramah kepada nasabah dan memperhatikan kepuasan mereka dalam bertransaksi.
Berarti intention-nya akan semakin kuat ke arah perilaku melayani nasabah
dengan baik. Sebaliknya, teller yang memiliki sikap negatif terhadap perilaku
melayani nasabah, berarti teller tersebut mempersepsi bahwa melayani nasabah
sebaik-baiknya tidak membawa dampak yang positif bagi diri mereka sehingga
mereka tidak menganggap bahwa melayani nasabah sebaik-baiknya adalah hal
yang penting. Dalam hal ini intention-nya akan semakin lemah ke arah perilaku
melayani nasabah dengan baik.
Determinan subjective norm adalah persepsi individu mengenai ada atau
tidak nya tuntutan dari orang-orang yang signifikan untuk menampilkan suatu
perilaku dan kesediaan individu untuk mengikuti tuntutan dari orang-orang yang
12
Universitas Kristen Maranatha seseorang bahwa individu atau kelompok yang penting baginya akan menuntut
atau tidak dalam menampilkan suatu perilaku dan kesediaan individu untuk
mematuhi orang-orang yang signifikan tersebut. Teller yang memiliki subjective
norms yang positif akan mempersepsi bahwa orang-orang yang penting bagi
mereka, seperti atasan, rekan kerja, keluarga dan nasabah menuntut mereka untuk
memberikan pelayanan yang terbaik terhada nasabah dan teller juga bersedia
mematuhi orang-orang tersebut. Akan tetapi, jika teller memiliki subjective norms
yang negatif, maka teller berpersepsi bahwa orang-orang yang penting baginya
tidak menuntut mereka untuk melayani nasabah sebaik-baiknya.
Determinan perceived behavioral control adalah persepsi individu
mengenai kemampuannya untuk menampilkan suatu perilaku yang
kemunculannya dilatarbelakangi oleh keyakinan mengenai ada atau tidaknya
faktor-faktor yang dapat mendukung atau menghambat munculnya perilaku.
Teller yang memiliki perceived behavioral control yang positif berarti
mempersepsikan bahwa dirinya mampu menampilkan perilaku melayani nasabah
dengan baik, sehingga intention ke arah perilaku tersebut akan semakin kuat.
Akan tetapi jika teller memiliki perceived behavioral control yang negatif maka
akan mempersepsikan bahwa dirinya tidak mampu meanmpilkan perilaku
melayani nasabah dengan baik, sehingga intention ke arah perilaku melayani
nasabah akan menjadi lemah.
Ketiga determinan di atas akan mempengaruhi kuat atau lemahnya niat
(intention) seseorang dalam menampilkan tingkah lakunya. Pengaruh ketiga
13
Universitas Kristen Maranatha determinan dapat sama-sama kuat mempengaruhi intention atau dapat salah satu
saja yang kuat dalam mempengaruhi intention. Teller yang memiliki attitude
toward the behavior yang positif dan determinan tersebut memiliki pengaruh
paling kuat terhadap intention, maka intention teller untuk melayani nasabah
sebaik-baiknya akan kuat walaupun dua determinan yang lainnya negatif. Begitu
pula sebaliknya, apabila attitude toward the behavior yang dimiliki teller negatif
dan dua determinan yang lain positif, intention teller untuk melayani nasabah
sebaik-baiknya dapat menjadi lemah karena attitude toward the behavior
memberikan pengaruh yang paling kuat terhadap intention.
Attitude toward the behavior, subjective norm, dan perceived behavioral
control, dapat saling berkaitan satu sama lain. Apabila hubungan antara attitude
toward the behavior dan subjective norms erat, maka teller yang memiliki sikap
favorable terhadap perilaku melayani nasabah, juga akan memiliki persepsi bahwa
atasan, rekan kerja, nasabah, dan keluarganya menuntut teller tersebut untuk
melayani nasabah dengan baik dan bersedia untuk mematuhi orang-orang
tersebut.
Apabila terdapat hubungan yang erat antara attitude toward the behavior
dengan perceived behavioral control, maka teller yang memiliki sikap favorable
terhadap kegiatan melayani nasabah, juga akan memiliki persepsi bahwa melayani
nasabah dengan baik adalah hal yang mudah untuk dilakukan, sehingga sikapnya
akan semakin favorable terhadap perilaku melayani nasabah.
Apabila terdapat hubungan yang erat antara subjective norms dengan
14
Universitas Kristen Maranatha rekan kerja, nasabah, dan keluarganya menuntut teller untuk melayani nasabah
dengan baik dan teller tersebut mempedulikannya, akan memiliki persepsi bahwa
melayani nasabah dengan baik adalah hal yang mudah untuk dilakukan, sehingga
tuntutan dari orang-orang tersebut membuat teller semakin mudah dalam
melayani nasabah dengan baik.
Interaksi dari ketiga determinan tersebut pada akhirnya akan ikut
mempengaruhi kuat atau lemahnya intention teller untuk melayani nasabah
sebaik-baiknya. Skema kerangka pemikirannya dapat digambarkan sebagai
15
Universitas Kristen Maranatha Skema Kerangka Pemikiran
Teller Bank “X”
Intention
Perceived behavioral control
Subjective norm Attitude toward the
behavior
Kegiatan melayani nasabah Faktor yang mempengaruhi:
• Informasi mengenai pelayanan nasabah • Dukungan dan tuntutan
orang-orang yang signifikan • Ada atau tidaknya
16
Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, terdapat asumsi bahwa:
1. Attitude toward the behavior, subjective norm dan perceived behavioral
control saling berinteraksi dan memiliki kaitan satu sama lain.
2. Attitude toward the behavior, subjective norm dan perceived behavioral
control mempengaruhi kuat atau lemahnya intention teller untuk melayani
nasabah sebaik-baiknya.
3. Attitude toward the behavior, subjective norm dan perceived behavioral
control yang positif akan mempengaruhi intention teller untuk melayani
nasabah sebaik-baiknya menjadi kuat. Attitude toward the behavior,
subjective norm dan perceived behavioral control yang negatif akan
mempengaruhi intention teller untuk melayani nasabah sebaik-baiknya
58
Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai intention dan
determinan-determinannya dalam melakukan kegiatan melayani nasabah terhadap 30 orang
teller Bank “X” Karawang, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Teller yang memiliki intention yang kuat cenderung lebih banyak daripada
teller yang memiliki intention lemah.
2. Determinan yang paling berkontribusi terhadap intention dalam melakukan
kegiatan melayani nasabah adalah perceived behavioral control (0,630).
Determinan kedua yang memberikan pengaruh terhadap intention adalah
attitude toward the behavior (0,143), dan determinan ketiga yang berpengaruh
paling kecil terhadap intention adalah subjective norms (0,048).
3. Ketiga determinan, attitude toward the behavior, subjective norms dan
perceived behavioral control saling berhubungan satu sama lain. Determinan
yang memiliki korelasi tertinggi adalah antara determinan attitude toward the
behavior dan determinan perceived behavioral control.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa
saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
59
Universitas Kristen Maranatha 1. Untuk penelitian lebih lanjut :
Meneliti mengenai pengaruh keterampilan kerja (skill) yang terhadap intention
suatu perilaku dan meneliti mengenai pengaruh intention terhadap behavior
serta mengenai actual control behavior.
2. Bagi Kepala Training Sentra Pendidikan Bank “X”, disarankan untuk:
Memberikan pelatihan yang dapat memperkaya keterampilan sebagai seorang
teller, karena dengan pelatihan, keterampilan kerja teller akan semakin
meningkat, hal ini akan membuat kegiatan melayani nasabah menjadi hal
yang mudah untuk dilakukan. Selain memberikan training, pihak sentra
pendidikan hendaknya mengadakan follow up mengenai efektivitas hasil
training di lapangan.
3. Bagi Kepala Unit Bank “X” Karawang, disarankan untuk:
Membantu pihak sentra pendidikan dengan membuat laporan secara berkala
mengenai perkembangan kinerja teller dalam melayani nasabah, karena
kepala unit lebih mengetahui bagaimana kinerja yang dilakukan teller di
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality and Behavior. England: Open
University Press, McGraw-Hill Education.
Ajzen, Icek. 2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and
Methodological Considerations.
Ajzen, Icek 1991. Organizational of Behavior and Human Decision
Processes.University of Massachusetts at Amherst.
Bamberg, Sebastian., Ajzen, Icek., Schimdt, Peter. 2003. Choice of Travel
Mode in the Theory of Planned Behavior: The Roles of Past Behavior,
Habit, and Reasoned Action. Journal of Basic and Applied Social Psychology, 25. 175-187. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Guilford, J. P. 1956. Fundanmental Statistics in Psychology and Education. (3rd
Ed.). Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana
Indonesia.
Hrubes, D, 2001. Predicting hunting intention and behavior : An application of
the theory of planned behavior. 165-178. Amherst : Taylor and Francis. Ltd.
Hurlock, Ellizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. (5th Ed.). Alih Bahasa Erlangga.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Santrock, John. W., 2002. Life Span Development (Edisi Ketujuh). Jakarta:
Universitas Kristen Maranatha
Siegel, Sidney, N. John Castellan Jr. 1988. Nonparametric Statistic for
Behavioral Sciences. (2nd Ed.). Tokyo Mc. Graw-Hill International Edition.
Sitepu, Nirvana. 1995. Analisis Korelasi. Bandung Unit Pelayanan Statistika.
Jurusan Statistika. FMIPA UNPAD.
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN