• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, K"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Ika Rahmawati, 2013

No. 055/S/PGSD-DM/8/JAN/2013

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG

KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

IKA RAHMAWATI 1107083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ika Rahmawati, 2013

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG

KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA

Oleh

Ika Rahmawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ika Rahmawati 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Ika Rahmawati, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG

KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin,

Kabupaten Bandung)

Oleh Ika Rahmawati

1107083

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Drs. Nana Djumhana,M.Pd NIP. 19590508 198403 1 002

Pembimbing II

Drs. H. Dede Somarya,M.Pd NIP. 19580305 198403 1 002

Diketahui ,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Ika Rahmawati, 2013

NIP. 19580305 198403 1 002

Pernyataan Keaslian Penulisan Skripsi dan Bebas Plagiarisme

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan

Metode Pembelajaran Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Konsep Perubahan Sifat Benda

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun

Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)” ini

beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Ada

pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini”.

Bandung, Desember 2012

Yang Membuat Pernyataan,

(5)
(6)

Ika Rahmawati, 2013

ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin,

Kabupaten Bandung)

Oleh

Ika Rahmawati 1107083

(7)

Ika Rahmawati, 2013

ABSTRACT

INQUIRY METHOD INCREASING THE RESULT OF STUDENT LEARNING ON SCIENCE ABOUT THE CHANGING OF CHARACTERISTIC THING (Class action research in Jelegong Elementary School II, the fifth grade in the first

semester 2012-2013 Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung)

This background of this class action research is the lowest of science mark. We know that form the minimize criteria which reach 46,67% with the average of all

the class 66. That is based the application on the class “teacher centre’ is still used so the result isn’t maximal. The problem of this research are doing to know the

illustration from :

(1) Lesson plan of science used inquiry method to increase the result of student learning about the changing of characteristic thing concept. (2) The application of learning about the changing of characteristic thing concept. (3) The increasing of student learning result on science about the changing of characteristic thing. The research method which is used is class action research which is adjusted from Kemmis&Mc taggart model with two tech cycles. The subject of this research are to the thirtieth student of the fifth grade Jelegong II Elementary school Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Based on this research there are a good increasing from the result and learning process, it can be seen from the planning which is running suitable with what the planning, but there are lack of tech cycle 1, so when it analized we need tech cycle II to repair the lack of tech cycle 1. On the tech cycle 1, the average of the class is 69,70 with 50%. On the tech cycle II, the average 79,70 with 93,33%. The explanation show that the application of inquiry method can increase the result of science about the changing of characteristic thing. Based on that research, there are some advices : (1) Teacher

have to master the active learning method “student centre” in the class. (2) The

(8)

i Ika Rahmawati, 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah

melimpahkan segala nikmat lahir dan batin kepada hamba-Nya serta mencurahkan

kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul Penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran ipa tentang konsep perubahan sifat benda (Penelitian

Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran

2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk

penulisan skripsi dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi

Pendidika Guru Sekolah Dasar di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Pendidikan Indonesia.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

terdapat kekurangan. Maka penulis mengharapkan sumbang saran serta koreksi

dari semua pihak demi perbaikan penulisan selanjutnya. Semoga skripsi ini

bermanfaat, setidaknya dapat memberi motivasi dalam mengembangkan dan

meningkatkan mutu pendidikan.

Bandung, Desember 2012

(9)

ii Ika Rahmawati, 2013

UCAPAN TERIMA KASIH

Rasa syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Segala puji bagi Allah yang telah

mngatur jalan hidup hamba sedemikian rupa disertai ridhaNya yang merupakan

sebagian besar ridha orangtua sehingga membuahkan hasil berupa skripsi yang

insyaAllah dapat bermanfaat.

Kalimat yang dituangkan hanya sebagian perasaan yang penulis ungkapkan.

Mamah yang telah memberikan semangat untukku dan doa yang begitu berlimpah

dipanjatkan. Bapakku selaku pahlawan dan imam dalam keluarga. Seorang figur

pemimpin yang demokratis. Terima kasih atas derasan keringat, untaian nasehat

dan limpahan kasih sayangnya.

Skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa dukungan dari berbagai

pihak, maka penulis menghaturkan terima kasih banyak kepada:

1. Drs. H. Dede Somarya, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) sekaligus sebagai Pembimbing II yang telah

mendukung dan memberikan arahan-arahan yang menyadarkan pola kerja

serta membuka wawasan dan kerangka berpikir sehingga dapat selesai

(10)

iii Ika Rahmawati, 2013

2. Drs. Nana Jumhana, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan arahan, bimbingan dan dorongan dalam menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini.

3. Seluruh staf akademik PGSD UPI yang telah memberikan kemudahan

akademis bagi penulis.

4. Dedeh Sumiati, S.PdI selaku kepala sekolah SDN Jelegong II yang telah

memberi keleluasaan waktu untuk melanjutkan studi dan melaksanakan

penelitian. M. Sulaeman M, S.Pd selaku guru SDN Jelegong II yang mau

membantu dengan rela melaksanakan penelitian. Juga kepada seluruh siswa

kelas V SDN Jelegong II terima kasih atas dukungan, bantuan dan kerja

samanya.

5. Om Ali, Ceu Ndah, Ibu dan Abi terima kasih atas doa dan suportnya.

Semoga tali persaudaraan ini dapat berjalan lebih dekat dan akan

menorehkan kenangan antara aku dan kalian semua.

6. Adik-adikku yang selalu memotivasi penulis semoga sarjana teteh dapat

jadi pemicu untuk menimba ilmu setinggi-tingginya.

7. Teman-teman seperjuanganku, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD), Diana yang penuh semangat dari kota ondel-ondel,

Teh Fenty yang renyah ketawanya dari kota nanas, Teh Desie yang kocak

mojang Sukabumi, Lih ceriwis mojang Bandung, yang telah bersama-sama

(11)

iv Ika Rahmawati, 2013

8. Serta semua pihak yag tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun

terucap, terimalah ucapan terima kasih ini.

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 11

E. Definisi Operasional ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

(12)

v Ika Rahmawati, 2013

1. Pengertian Metode Pembelajaran inkuiri ... 14

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri ... 15

3. Jenis-jenis Pembelajaran Inkuiri ... 18

4. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri ... 19

5. Tahapan Pembelajaran Inkuiri ... 20

B. Hasil Belajar ... 21

1. Pengertian Belajar ... 21

2. Pengertian Hasil belajar ... 22

C. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 23

D. Perubahan Sifat Benda... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45

A. Metode Penelitian ... 45

B. Model Penelitian ... 46

C. Subyek Penelitian ... 48

D. Prosedur Penelitian ... 48

E. Instrumen Penelitian ... 52

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Penelitian ... 59

B. Pembahasan ... 78

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... 83

(13)

vi Ika Rahmawati, 2013

B. Rekomendasi... 84

DAFTAR PUSTAKA ... xi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1Tahap Pembelajaran Inkuiri ... 21

Tabel 3.1 Kategori Nilai Rata-rata Siswa ... 57

Tabel 3.2 Kategori Perolehan Persentase KKM Siswa ... 57

Tabel 4.1 Rata-rata dan persentase ketuntasan nilai sebelum

siklus dan siklus I ... 64

Tabel 4.1 Rata-rata dan persentase ketuntasan nilai sebelum

(14)

vii Ika Rahmawati, 2013

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pemanasan pada mentega ... 37

Gambar 2.2 Pemanasan pada air ... 37

Gambar 2.3 Pemanasan pada lilin dan pemanasan pada es... 37

Gambar 2.4 Pendinginan (Mengembun)... 38

Gambar 2.5 Pendinginan (Membeku) ... 38

Gambar 2.6 Pembakaran pada kayu ... 39

Gambar 2.7 Pembakaran pada kertas ... 39

Gambar 2.8 Pencampuran semen dan air ... 40

Gambar 2.9 Pencampuran terigu dengan air... 40

Gambar 2.10 Pembusukan pada buah-buahan... 41

Gambar 2.11 Pembusukan pada sayuran ... 41

(15)

viii Ika Rahmawati, 2013

Gambar 2.13 Alur perubahan benda yang dapat kembali ke

wujud semula ... 42

Gambar 2.14 Alur perubahan benda yang tidak dapat kembali

ke wujud semula ... 43

Gambar 2.15 Beras dimasak menjadi nasi (Perubahan tetap) 44

Gambar 2.16 Beras dimasak menjadi bubur (Perubahan tetap) 44

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 47

Halaman

Gambar 4.1 Grafik Nilai rata-rata kelas sebelum siklus dan

siklus I ... 65

Gambar 4.2 Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar sebelum

siklus,siklus I menurut KKM ... 65

Gambar 4.3 Grafik Nilai rata-rata kelas sebelum siklus, siklus I dan

siklus II ... 74

Gambar 4.4 Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar sebelum

siklus,siklus I, dan siklus II menurut KKM... 75

Gambar 4.5 Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar sebelum

(16)

ix Ika Rahmawati, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A.Perangkat Pembelajaran ... 1

B.Instrumen Penelitian ... 24

C.Data Penelitian ... 31

(17)

1

Ika Rahmawati, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini sistem pendidikan Indonesia telah mengalami banyak

perubahan, karena telah dilakukan berbagai macam usaha pembaharuan dalam

pendidikan. Pendidikan-pendidikan di sekolah pun menunjukkan

perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan tersebut dapat terjadi karena

adanya upaya guru melakukan pembaharuan dalam pengajaran, yakni guru

berupaya ingin menemukan metode dan media yang dapat mempengaruhi

semangat belajar bagi siswa. Pembaharuan dalam sistem pendidikan mencakup

seluruh komponen yang ada.

Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar

memegang peranan yang sangat penting. Peran guru tidak hanya sebagai

penyampai materi saja, melainkan lebih dari itu guru bisa dikatakan sebagai

pusat pembelajaran dan sebagai pengendali serta pelaku dalam kegiatan proses

belajar mengajar, guru mengatur arah proses belajar mengajar dilaksanakan.

Oleh sebab itu harus mampu membuat pengajaran menjadi lebih efektif dan

menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan dapat membuat siswa

senang dan memiliki rasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Guru mengemban tugas yang tidak ringan agar tercapai tujuan

pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu

manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha

(18)

2

Ika Rahmawati, 2013

bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan

rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cita terhadap

tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.

Sejalan dengan itu pendidikan nasioanal akan mampu mewujudkan

manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung

jawab atas bangsa.(Depdikbud, 1999).

Sebagaimana tujuan pendidikan tercantum dalam Pasal 1 butir 1 UU

Nomor 20 tahun 2003:

... usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya.

Tujuan pembelajaran keberhasilannya ditentukan oleh banyak faktor

diantaranya yaitu faktor guru dalam melaksanakan kegiatan proses belajar

mengajar, sebab guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan

meningkatkan kecerdasan serta keterampilan peserta didik. Untuk mencapai

tujuan pendidikan secara maksimal dalam mengatasi permasalahan di atas,

peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki model mengajar yang

baik serta mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan

konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan pada siswa.

Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan dan pengajaran, salah satu upayanya yaitu dengan memilih strategi,

cara atau model yang diterapkan dalam menyampaikan materi pelajaran agar

(19)

3

Ika Rahmawati, 2013

IPA. Penerapan tersebut misalnya membimbing siswa untuk bersama-sama

terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa

berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan

pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan.

Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan dasar yang bertujuan

meletakkan dasar kecerdasan yaitu membaca, menulis dan menghitung, serta

memperoleh bekal wawasan dan pengetahuan, konsep dan keterampilan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) sebagai dasar untuk melanjutkkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari siswa karena IPA

berhubungan dengan cara penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-ptinsip dan merupakan suatu proses

penemuan.

Mata pelajaran IPA pun harus dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran karena mata pelajaran IPA erat kaitannya dengan aktivitas

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, bahwasanya IPA bukan hanya terdiri

atas kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta atau konsep-konsep yang

harus dihapal, tetapi terdiri dari proses berpikir secara aktif untuk mempelajari

gejala-gejala alam yang belum dapat diterangkan melalui suatu penemuan.

Sesuai dengan hakikatnya tersebut, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

hendaknya diselenggarakan melalui pengalaman langsung (learning by doing).

(20)

4

Ika Rahmawati, 2013

menjadi lebih kuat, sebab siswa melakukan sendiri percobaan-percobaan

dengan menggunakan media belajar yang terdapat di lingkungan sekitarnya.

Hal tersebut senada dengan pendapat yang diutarakan oleh Piaget (dalam

Sumiati, 2009 : 12) yaitu :

Pengalaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak. Pengalaman langsung anak terjadi secara spontan sejak lahir sampai anak berumur 12 tahun. Efesiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan objek dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila anak telah memiliki struktur kognitif (skemata) yang menjadi prasyaratnya, yakni perkembangan kognitif yang bersifat hierarkis dan integratif.

Pendidikan IPA juga diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga

dalam proses pembelajarannya diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat”

dengan menekankan pada pemberian pengalaman langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah supaya

siswa menemukan sendiri bahan pembelajaran berdasarkan hasil

pengamatannya sehingga materi yang dipelajari lebih membekas pada diri

siswa. Melalui pemberian pengalaman langsung juga dapat membantu siswa

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar secara

ilmiah.

Dalam pembelajaran seperti itu, siswa dilatih untuk berpartisipasi secara

aktif dan kreatif dalam melakukan berbagai praktikum, maka penguasaan

(21)

5

Ika Rahmawati, 2013

(meaningful learning). Melalui pembelajaran pengalaman langsung tersebut,

siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah dan sistem nilai dalam proses

keilmuannya. Sikap ilmiahnya meliputi sikap kritis, hasrat ingin tahu, hati-hati,

tekun, kreatif untuk penemuan baru, berpikiran terbuka, sensitif terhadap

lingkungan dan bekerja sama dengan orang lain. Sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Gega (dalam Aqib, 2010:15) bahwa pada tingkat Sekolah

Dasar ada empat sikap yang perlu dikembangkan, yaitu sikap ingin tahu

(curioucity), penemuan (inventiveness), berpikir kritis (critical thinking), teguh

pendirian (presistence). Seluruh sikap ilmiah tersebut relevan dengan

karakteristik pembelajaran IPA, sehingga sangat penting untuk dimiliki siswa

dalam mengembangkan kepribadiannya.

Maka dari itu, pembelajaran IPA di SD/MI hendaknya menekankan pada

pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengemabangan keterampilan proses dan sikap ilmiah melalui

percobaan-percobaan yang materinya dikaitkan dengan konsepsi awal (skemata) siswa

sebagaimana yang tercantum dalam standar isi kurikulum.

Dalam kurikulum KTSP, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD) merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai

oleh peserta didik dan menjadi pedoaman dalam pengembangan kurikulum

disetiap Satuan Pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada

kemampuan bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh

(22)

6

Ika Rahmawati, 2013

pelajaran IPA di SD bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan sebagai

berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk meyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala ketentramannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebgaai dasar untuk melanajutkan ke SMP/MTs. (Depdikbud, 2008 : 148)

Kemampuan peserta didik kita pada dewasa ini dalam penguasaan ilmu

dan teknologi termasuk pada mata pelajaran IPA (sains) sangat

membanggakan. Terbukti dari setiap event yang diikuti, pada olimpiade Sains

Internasional peserta sains utusan dari Indonesia selalu meraih posisi terbaik.

Tetapi demikian, apakah fenomena ini berbanding lurus dengan kondisi

kemampuan umum siswa kita pada mata pelajaran sains khususnya dan

kompetensi lain pada umumnya?. Kenyataan yang ada peserta didik kita masih

rendah dalam penguasaan konsep-konsep IPA. Berdasarkan pengamatan

selama ini mata pelajaran IPA dianggap sulit oleh peserta didik di

sekolah-sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Mahasiswa.

Permasalahan pengajaran IPA yang abstrak dan tidak mengikuti tahapan

(23)

7

Ika Rahmawati, 2013

guru di Sekolah Dasar merupakan titik awal pembelajaran IPA jadi kurang

diminati, membosankan dan cenderung dianggap sulit oleh siswa. Dari data

yang ada, terutama di Sekolah Dasar tempat penulis mengabdikan diri terlihat

perolehan nilai IPA masih kurang memuaskan. Nilai yang diperoleh peserta

didik masih ada yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Proses belajar mengajar di SD Negeri Jelgong II saat ini masih

cenderung menggunakan model teacher centre dibuktikan dengan masih

dominannya penggunaan metode ceramah oleh guru, sehingga suasana saat

mengajar terfokus pada guru, pasif dan suasana tenang. Pembelajaran yang

bersifat eksposisi ini yakni model pembelajaran yang berpusat pada guru

menyebabkan keberadaan siswa sebagai anak yang aktif dan kreatif masih

kurang diperhatikan.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 IPA Kelas V,

terdapat indikator yang menunjukkan bahwa siswa kelas V harus mampu

mengidentifikasi benda-benda yang dapat kembali dan tidak dapat kembali ke

wujud semula setelah mengalami perlakuan, dan menyimpulkan benda yang

dapat kembali dan tidak dapat kembali ke wujud semula setelah mengalami

perubahan.

Kenyataan di lapangan, pengamatan hasil belajar siswa Kelas V SDN

Jelegong II pada ulangan harian pertama mata pelajaran IPA semester I tahun

ajaran 2012/2013, hanya sekitar 46% siswa yang mendapat nilai di atas KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal). Pada semester 1 KKM yang ditentukan untuk

(24)

8

Ika Rahmawati, 2013

memperbaiki proses pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat meningkat

sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara

optimal.

Berkenaan dengan hal tersebut, Aqib (2010:67) mengemukakan bahwa

“Pengetahuan dan keterampilan siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta

-fakta, tetapi hasil menemukan sendiri”. Merujuk pada penjelasan tersebut serta

menanggapi masalah yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran tentang

konsep perubahan sifat benda di kelas V SD Negeri Jelgong II, maka akan

dicobakan penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam upaya meningkatkan

hasil belajar siswa.

Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

sesuatu secara sistematis dan analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri

hasil penemuannya. Pembelajaran inkuiri menyediakan beranekaragam

pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan

ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam

mengembangkan keterampilan untuk memecahkan masalah, pengambilan

keputusan dan menentukan konsep dalam suatu masalah sehingga

memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan

memahami materi yang diberikan oleh guru.

Sebagaimana uraian di atas untuk mengatasi permasalahan-permasalahan

guna mencapainya tujuan dasar IPA di SD, pembelajaran IPA harus

(25)

9

Ika Rahmawati, 2013

Berdasarkan pemikiran itulah penulis merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang penerapan metode pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran

IPA mengenai konsep perubahan sifat benda. Dengan keoptimisan bahwa

permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa pada mata pelajaran IPA

mengenai konsep perubahan sifat benda dapat teratasi oleh penerapan metode

pembelajaran inkuiri. Maka dari itu, penulis akan menuangkan penelitian ini

dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Metode

Pembelajaran Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPA Tentang Konsep Perubahan Sifat Benda (Penelitian Tindakan

Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013

Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dijadikan fokus penelitian tindakan kelas harus

dirumuskan secara jelas dan operasional, sehingga nampak jelas ruang

lingkupnya. Dari pembahasan latar belakang di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian tindakan kelas ini diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang

konsep perubahan sifat benda melalui penerapan model pembelajaran

inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri

Jelegong II Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang

(26)

10

Ika Rahmawati, 2013

inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri

Jelegong II Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung?

3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

tentang konsep perubahan sifat benda melalui penerapan model

pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD

Negeri Jelegong II Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang

ingin dicapai. Demikian pula dengan penelitian tindakan kelas ini. Tujuan

dalam penelitian tindakan kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut:

1. Untuk mengungkap perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA

tentang konsep perubahan sifat benda melalui penerapan metode

pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD

Negeri Jelegong II Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung.

2. Untuk mengungkap pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA

tentang konsep perubahan sifat benda melalui penerapan metode

pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD

Negeri Jelegong II Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung.

3. Untuk mengungkap besaran peningkatan hasil belajar siswa melalui

penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam mata pelajaran IPA tentang

konsep perubahan sifat benda pada siswa kelas V SD Negeri Jelegong II

(27)

11

Ika Rahmawati, 2013

D. Manfaat Hasil Penelitian

Segala sesuatu kegiatan yang dilakukan tentu mempunyai manfaat yang

dapat diambil. Demikian pula dengan penelitian tindakan kelas ini, dapat

bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah.

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan:

a. Memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran IPA

b. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi konsep perubahan

sifat benda

c. Memperoleh hasil pembelajaran yang lebih bermakna

d. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran

e. Mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran.

2. Bagi guru, diharapkan :

a. Memberikan informasi dan disiplin ilmu terutama dalam merancang

dan memilih metode pembelajaran yang dapat mengoptimalkan

potensi, kompetensi dan kreativitas yang dimilki peserta didik

b. Menjadi bahan referensi bagi guru yang akan melaksanakan

pembelajaran tentang konsep perubahan sifat benda.

c. Memberikan stimulus agara lebih kreatif dan inovatif dalam

mengembangkan metode-metode pembelajaran lainnya.

3. Bagi sekolah,

a. Diharapkan sebagai bahan masukan yang positif dalam pembinaan

(28)

12

Ika Rahmawati, 2013

dalam merancang sistem pembelajaran yang aktif, kreatif dan

menyenangkan.

b. Serta diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya

memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek pembelajaran di

sekolah.

E. Definisi Operasional

1. Metode inkuiri menurut Piaget (dalam Mulyasa, 2007: 108)

mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang

mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen

sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta

menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain,

membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa

lain.

2. Hasil belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang mencakup

bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya. (Nana Sudjana, 2002 : 22). Hasil belajar

yang dimaksud pada penelitian ini yakni hasil belajar berupa ulangan

harian dalam bentuk soal pilihan ganda.

3. Hasil belajar IPA menurut Usman (dalam Yana 2010: 64) merupakan

perubahan-perubahan tingkah laku, yaitu perubahan ke arah pemahaman

(29)

13

Ika Rahmawati, 2013

berupa pemahaman terhadap konsep-konsep IPA dan juga kemampuan

menggeneralisasikan berbagai bentuk pengetahuan setelah memperoleh

pengalaman belajar IPA.

4. Perubahan sifat benda adalah sebuah benda dapat mengalami perubahan

sifat akibat perlakuan tertentu seperti pemanasan, pendinginan,

(30)

14

(31)

45

Ika Rahmawati, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi

riil sekarang ke arah kondisi yang diharapkan (improvemen oriented),

bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja,

proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran. Menurut Riyanto

(2004:30) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu kegiatan

mengujicobakan suatu ide ke dalam praktik atau situasi nyata dalam harapan

kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses

belajar mengajar.

Manfaat yang dapat dipetik dari PTK menurut Suranto dkk (2010:40)

terkait dengan komponen pembelajaran antara lain inovasi pembelajaran,

pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan

peningkatan profesionalisme guru. Dalam inovasi pembelajaran, guru selalu

mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan gaya

mengajarnya agar ia mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai

dengan kelasnya. Guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari

tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan penelitian tindakan kelas

(32)

46

Ika Rahmawati, 2013

tersebut, maka secara tidak langsung ia telah terlibat dalam proses inovasi

pembelajaran.

Tujuan utama PTK yaitu untuk memecahkan permasalahan nyata yang

terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk

memecahkan masalah tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal

tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Intinya tujuan

PTK adalah untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam

peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam

interaksi antara guru dengan siswa pada proses pembelajaran.

B. Model Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan

kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas dari

Kemmis dan Taggart (dalam Rochiati, 2005: 66), yaitu berbentuk spiral dari

siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning

(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection

(refleksi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari bagan penelitian tindakan

(33)
(34)

48

Ika Rahmawati, 2013

Gambar 3.1Alur Penelitian Tindakan Kelas (Diadaptasi dari model Kemmis dan Taggart, 1988)

Dari bagan di atas prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan

dalam dua siklus. Siklus pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

yaitu satu putaran kegiatan yang terdiri dari rencana tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada pelaksanaanya,

jumlah siklus yang akan dilaksanakan bergantung pada permasalahan

yang akan diselesaikan. Jika tujuan penelitian belum tercapai maka

penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya, tetapi sebaliknya

jika tujuan penelitian sudah tercapai maka penelitian dihentikan setelah

siklus terakhir selesai dan diakhiri dengan kesimpulan.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SD Negeri Jelegong II

Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung, Semester I Tahun Pelajaran

2012-2013 terdiri dari 30 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa

perempuan. Penelitian ini akan dilakukan selama 2 bulan mulai

November-Desember 2012.

Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri Jelegong II yang terletak di Jalan

Raya Soreang, Desa Jelegong Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.

(35)

49

Ika Rahmawati, 2013

Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu

dengan melaksanakan kegiatan yang berbentuk siklus. Tiap siklus terdiri dari

empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action),

observasi (observation), dan refleksi (reflection). Dari kegiatan refleksi akan

muncul permasalahan yang perlu mendapat penanganan, sehingga perlu

dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Kegiatan ini akan berlangsung

secara berulang sampai tujuan yang diharapkan oleh peneliti tercapai. Jenis

kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada dasarnya sama setiap siklusnya,

hanya saja ada perbaikan pada siklus berikutnya sesuai dengan hasil refleksi

pada siklus sebelumnya.

Setiap tahapannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu :

a. Peneliti mempelajari dan menganalisis Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) 2006 untuk menentukan Standar Kompetensi (SK)

dan Kompetensi Dasar (KD), menentukan materi serta mengkaji teori

yang mendukung kepustakaan, serta indikator yang harus dikuasai oleh

siswa.

b. Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan

silabus yang terdapat di sekolah, dan di dalamnya terdapat tahap-tahap

(36)

50

Ika Rahmawati, 2013

c. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama proses

pembelajaran.

d. Membuat instrumen lainnya berupa lembar tes, Lembar Kerja Siswa

(LKS) untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi

pelajaran.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti sebagai guru melaksanakan tindakan

penelitian yang berupa pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPA

berdasarkan RPP yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan

metode pembelajaran inkuiri, serta melakukan observasi selama

pembelajaran berlangsung yang dibantu oleh observer. Tahap pelaksanaan

tindakan ini terdiri dari enam tahap, yaitu:

a. Menyajikan pertanyaan atau masalah, pada tahap ini guru membimbing

siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis.

Lalu guru membagi siswa dalam kelompok. Guru merangsang dan

mengajak siswa untuk berpikir menyajikan pertanyaan atau masalah.

b. Membuat hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu

permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis

perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara guru untuk mengembangkan

kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan

mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk

dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai

(37)

51

Ika Rahmawati, 2013

Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan

dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang

menjadi prioritas penyelidikan

c. Merancang percobaan. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan

dilakukan, serta guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah

percobaan.

d. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi. Melalui percobaan

siswa dapat memperoleh informasi dan proses menentukan jawaban

yang dianggap diterima sesuai dengan hipotesis yang dibuat.

e. Mengumpulkan dan menganalisis data. Mengumpulkan data adalah

aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis

yang diajukan. Dalam metode pembelajaran ini mengumpulkan data

merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan

intelektual.

f. Merumuskan kesimpulan. Merumuskan kesimpulan adalah proses

mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian

hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan finalnya dalam proses

pembelajaran.

3. Observasi

Kegiatan tahap ini yakni observasi yang merupakan suatu kegiatan

(38)

52

Ika Rahmawati, 2013

Kegiatan observasi akan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

pengaruh tindakan yang dikaitkan dengan hasil belajar siswa. Hasil

observasi dijadikan bahan kajian untuk melakukan refleksi kemudian

dijadikan acuan untuk pelaksanaan siklus II, yang kemudian akan

digunakan sebagai salah satu data yang akan dianalisa. Observer dan

peneliti menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan

pembelajaran siklus I. Analisis ini dilaksanakan berdasarkan hasil lembar

observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil analisis dan refleksi siklus I

menjadi bahan rekomendasi untuk perbaikan pada tindakan siklus II.

4. Refleksi

Akhir dari seluruh rangkaian kegiatan tindakan pada setiap siklus

adalah mengaji secara mendalam atau merefleksi seluruh proses kegiatan

tindakan beserta hasilnya. Pada kegiatan refleksi ini peneliti dan observer

mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dengan

mengevaluasi kendala dan kekurangan pada siklus I, lalu diteruskan

dengan siklus II untuk mendapatkan hasil sesuai dengan indikator

keberhasilan serta memperbaiki hal yang menjadi temuan yaitu

kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Tujuan dari tahap refleksi ini

untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan tersebut telah mencapai

target proses dan target hasil atau masih memerlukan perbaikan-perbaikan.

(39)

53

Ika Rahmawati, 2013

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yaitu suatu alat atau prosedur yang sistematis bagi

pengukuran sebuah sampel perilaku. Digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya peningkatan kemampuan siswa sebelum dan sesudah tindakan

mengenai materi yang telah diajarkan (Nana Syaodih 2010:230)

Tes dilakukan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam memahami konsep perubahan sifat benda. Instrumen tes yang

akan digunakan pada penelitian ini berupa lembar tes belajar (ulangan

harian) dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 15 soal.

2. Instrumen Non Tes

Instrumen Non Tes yang akan digunakan terdiri dari lembar

observasi guru dan lembar observasi siswa.

Pedoman observasi adalah suatu pedoman atas pengamatan secara teliti

serta pencatatan secara sistematis untuk mengetahui kinerja guru dan

aktivitas siswa pada waktu tindakan pelaksanaan. Observasi ini digunakan

untuk memperoleh gambaran interaksi antara guru dan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung tentang konsep perubahan sifat benda.

Dalam observasi dilengkapi dengan format pengamatan sebagai instrumen.

Format observasi digunakan sebagai instrumen pengumpul data.

Melalui format observasi ini peneliti dimungkinkan untuk melihat,

mengamati, dan mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan

(40)

54

Ika Rahmawati, 2013

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap

pengumpulan data dari berbagai instrument penelitian yang meliputi kinerja

guru dan aktivitas siswa yang selanjutnya dilakukan pengkajian dan analisis.

Pengolahan dan analisis data merupakan tahap akhir setelah semua data

terkumpul. Pengolahan data pada penelitian ini akan menggunakan analisis

data secara kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan pendapat Arikunto

(2002:18) bahwa teknik pengolahan data yang bersifat data kuantitatif yaitu

yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam

kata-kata atau simbol. Pengolahan data teknik analisis deskriptif kualitatif,

yaitu suatu metode yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta

sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan mengetahui hasil belajar

siswa, juga untuk memperoleh perubahan sikap siswa dalam pembelajaran,

serta aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

a. Teknik pengolahan data hasil observasi.

Adapun teknik pengolahan data dari hasil lembar obesrvasi guru dan

siswa, yakni :

1) Reduksi data.

Menyeleksi data dengan cara memilah dan memilih data yang

(41)

55

Ika Rahmawati, 2013

2) Klasifikasi data.

Mengklasifikasikan data yang diperoleh dari sikus I dan siklus II

dengan mengacu pada RPP. Tujuannya untuk mengetahui aktifitas

guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau yang tidak diharapkan

terjadi. Untuk mempermudah data-data tersebut lalu diklasifikasikan

sesuai dengan jenis datanya, yaitu :

a) Data aktifitas siswa

b) Data aktifitas guru

c) Data hasil belajar

3) Display data

Mendeskripsikan data yang sudah diperoleh baik dalam bentuk

narasi, uraian atau dalam bentuk tabel dan grafik.

4) Interpretasi data

Menafsirkan data-data yang sudah didisplay baik data dalam bentuk

tabel maupun data dalaam bentuk grafik.

b. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes

Data yang terkumpul dianalisis untuk melihat kelemahan-kelemahan

dari tindakan yang telah dilaksanakan. Evaluasi siswa secara berkelompok

dan individu ditulis dalam bentuk tabel sehingga hasil belajar yang

diperoleh oleh siswa dapat dilihat dengan jelas, setelah dimasukkan ke

(42)

rata-56

Ika Rahmawati, 2013

ratanya. Untuk mencari mean diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor

dibagi dengan jumlah subjek, dapat dirumuskan sebagai berikut :

X = X1

N

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

ΣX = Jumlah seluruh skor

ΣN = Jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan

rumus sebagai berikut :

TB = nilai siswa ≥KKM

N

x 100%

Keterangan :

TB = Tuntas Belajar

Σ nilai siswa ≥ KKM = Jumlah nilai siswa di atas KKM

ΣN = Jumlah siswa

100% = Bilangan tetap

Nilai rata-rata hasil belajar tindakan siklus dibandingkan dengan

KKM. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada penelitian ini,

maka dibuat grafik yang menunjukkan hasil penelitian, sehingga akan

tampak jelas pola kecenderungan perubahan hasil belajar setiap siklus.

2. Analisis Data Tes

(43)

57

Ika Rahmawati, 2013

Kriteria penilaian pada tes siklus I dan siklus II yaitu berupa pilihan

ganda yang berjumlah 15 soal. Nilai yang diperoleh yakni dari jumlah

soal yag benar dikali 2 lalu dibagi 3. Jika siswa menjawab semua soal

dengan benar maka skor maksimum yang diperoleh ialah 100

b. Nilai rata-rata

Hasil akhir tes berupa nilai rata-rata kelas dikelompokkan menjadi

beberapa kategori sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kategori Nilai Rata-rata Siswa

No Rentang Nilai Kategori

1 90-100 Baik Sekali

2 70-89 Baik

3 50-69 Cukup

4 30-49 Kurang

5 0-29 Sangat kurang

Sedangkan untuk persentase KKM dapat dikelompokkan menurut

kategori sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kategori Perolehan Persentase KKM Siswa

No Persentase Kategori

1 70%-100% Tuntas (Berhasil)

(44)

83 Ika Rahmawati, 2013

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Setelah melaksanakan semua rencana tindakan mulai dari siklus I sampai

dengan siklus II dan berdasarkan observasi serta temuan selama penelitian

tindakan kelas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Perencanaan pembelajaran IPA pada materi konsep perubahan sifat benda

kelas V di SDN Jelegong II Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung

tampak lebih baik. Perencanaan pembelajaran ini memiliki ciri khas, yaitu

menerapkan tahapan inkuiri (menyajikan pertanyaan atau masalah,

membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan untuk

memperoleh informasi, mengumpulkan dan menganalisis data , membuat

kesimpulan). Perencanaan diperbaiki pada setiap siklus berdasarkan

refleksi dan rekomendasi dari siklus sebelumnya.

2. Proses pelaksanaan atau pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus.

Pelaksanaan siklus I dan II pada dasarnya berjalan sesuai dengan

langkah-langkah perencanaan yang dibuat pada setiap siklus. Ternyata hasil

observasi pada siklus I masih dikatakan belum berhasil sehingga

refleksinya harus dilanjutkan ke siklus II. Pelaksanaan pembelajaran yang

memuat langkah-langkah inkuiri ini membuat suasana pembelajaran

(45)

84 Ika Rahmawati, 2013

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)

3. Hasil belajar yang dicapai siswa sudah cukup baik dan meningkat,

walaupun pada siklus II masih terdapat siswa yang memperoleh nilai di

bawah KKM. Peningkatan tersebut terlihat dari rata-rata siswa yang selalu

meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I, siswa mencapai nilai

rata-rata 69,70 yang termasuk pada kategori cukup. Pada siklus II nilai rata-rata-rata-rata

meningkat menjadi 79,70, peningkatan nilai rata-rata pada siklus II dapat

dikatakan cukup tinggi. Persentase peningkatan hasil belajar siswa

berdasarkan ketuntasan KKM, yakni pada siklus I ketuntasan siswa

mencapai 50%, pada siklus II meningkat menjadi 93,33%.

B.Rekomendasi

Penelitian tindakan kelas menggunakan metode inkuiri dapat

meningkatkan hasil belajar, oleh karena itu peneliti memberikan saran sebagai

berikut :

1. Bagi siswa, diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk meningkatkan

hasil belajar terutama dalam pembelajaran IPA

2. Bagi guru, penelitian ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

motivasi dan perhatian siswa terhadap pembelajaran. Saran dari peneliti

diharapkan agar lebih banyak lagi metode yang diterapkan sehingga tidak

selalu metode ceramah atau meminta siswa merangkum pelajaran dari buku

(46)

85 Ika Rahmawati, 2013

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)

pula dari aspek afektif untuk membentuk karakter siswa sehingga tidak

selalu terpaku pada aspek kognitif saja.

3. Bagi sekolah, diharapkan penelitian dengan menggunakan metode inkuiri

dapat memberikan manfaat, kontribusi dan sumbangan bagi pendidikan di

sekolah dasar, oleh karena itu pihak sekolah khususnya kepala sekolah

dapat memberikan dorongan dan fasilitas pada guru untuk mengembangkan

metode tersebut serta yang lainnya agar lebih baik lagi diterapkan dalam

pembelajaran IPA. Dapat memotivasi guru meningkatkan kemampuan

profesinya dengan memfasilitasi pelatihan atau diklat yang menunjang.

4. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini hanya terbatas pada hasil belajar siswa.

Peneliti menyarankan agar peneliti lainnya diharapkan dapat lebih

mengembangkan dalam meneliti aktivitas siswa, dan mengemas lebih

menarik lagi metode tersebut agar siswa lebih antusias lagi pada saat

(47)

x

Ika Rahmawati, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Aqib Z. (2010) Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendekia.

Bastian N. (2010). Senang Mencoba Sains II. Makasar : Galeri Lontara

BSNP. (2008). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Choiril dkk (2008). IPA 5 Salingtemas. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Depdiknas (2006) Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta : Depdiknas

Hamalik Oemar (2001) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Mahmuddin. (2009). Pendekatan Inquiry dalam Pembelajaran [Online] Tersedia :

http://mahmuddin.wordpress.com [16 Juli 2012]

Mulyasa E (2007) Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan) Bandung : Remaja Rosda Karya

Permana Iwan. (2008). Metode Mengajar Inkuiri. [Online] Tersedia :

http://iwanps.wordpress.com [18 Juli 2012]

(48)

xi

Ika Rahmawati, 2013

Sukidin dkk. (2010). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Insan Cendekia.

Sumiati, Asra (2009). Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima

Sumiharto. (2007). Bimbingan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta Barat : Karya Mandiri Nusantara

S. Syaodih, Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya : Prestasi Pustaka

Gambar

Tabel 3.1 Kategori Nilai Rata-rata Siswa .................................
tabel maupun data dalaam bentuk grafik.
Tabel 3.1 Kategori Nilai Rata-rata Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan : keaktifan dan hasil belajar IPA kelas IX SMPLB YPSLB-C Kerten Surakarta pada materi benda padat, cair, dan gas serta

penyerbuan tahanan LP Cebongan ini menunjukkan bahwa Kompas ingin membuat suatu pembingkaian terhadap khalayak pembaca dengan didukung oleh pernyataan- pernyataan

Kasus diatass berkaitan dengan ciri dari komunikasi massa, karena komunikator dalam komunikasi melembaga, kasus tersebut lembaganya adalah komunitas ‗Srikandi Merapi‘ ,

Untuk mempertahan presepsi guru tentang pembelajaran matematika sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual, perlu diyakinkan secara terus menerus bahwa

[r]

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul

Setelah proses sintesa bahan dilakukan karakterisasi menggunakan X-ray Diffractometer (XRD) dan Brunauer, Emmet, Teller (BET).. Hasil identifikasi menggunakan XRD menunjukkan

Dengan adanya macam-macam salon, justru mendorong persaingan antar salon agar memberikan suatu ketertarikan bagi masyarakat untuk memilih salon yang tepat bagi mereka. Dimana