Ika Rahmawati, 2013
No. 055/S/PGSD-DM/8/JAN/2013
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG
KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
IKA RAHMAWATI 1107083
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Ika Rahmawati, 2013
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG
KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA
Oleh
Ika Rahmawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ika Rahmawati 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Ika Rahmawati, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG
KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin,
Kabupaten Bandung)
Oleh Ika Rahmawati
1107083
Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I
Drs. Nana Djumhana,M.Pd NIP. 19590508 198403 1 002
Pembimbing II
Drs. H. Dede Somarya,M.Pd NIP. 19580305 198403 1 002
Diketahui ,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Ika Rahmawati, 2013
NIP. 19580305 198403 1 002
Pernyataan Keaslian Penulisan Skripsi dan Bebas Plagiarisme
“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan
Metode Pembelajaran Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Konsep Perubahan Sifat Benda
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun
Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)” ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Ada
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini”.
Bandung, Desember 2012
Yang Membuat Pernyataan,
Ika Rahmawati, 2013
ABSTRAK
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin,
Kabupaten Bandung)
Oleh
Ika Rahmawati 1107083
Ika Rahmawati, 2013
ABSTRACT
INQUIRY METHOD INCREASING THE RESULT OF STUDENT LEARNING ON SCIENCE ABOUT THE CHANGING OF CHARACTERISTIC THING (Class action research in Jelegong Elementary School II, the fifth grade in the first
semester 2012-2013 Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung)
This background of this class action research is the lowest of science mark. We know that form the minimize criteria which reach 46,67% with the average of all
the class 66. That is based the application on the class “teacher centre’ is still used so the result isn’t maximal. The problem of this research are doing to know the
illustration from :
(1) Lesson plan of science used inquiry method to increase the result of student learning about the changing of characteristic thing concept. (2) The application of learning about the changing of characteristic thing concept. (3) The increasing of student learning result on science about the changing of characteristic thing. The research method which is used is class action research which is adjusted from Kemmis&Mc taggart model with two tech cycles. The subject of this research are to the thirtieth student of the fifth grade Jelegong II Elementary school Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Based on this research there are a good increasing from the result and learning process, it can be seen from the planning which is running suitable with what the planning, but there are lack of tech cycle 1, so when it analized we need tech cycle II to repair the lack of tech cycle 1. On the tech cycle 1, the average of the class is 69,70 with 50%. On the tech cycle II, the average 79,70 with 93,33%. The explanation show that the application of inquiry method can increase the result of science about the changing of characteristic thing. Based on that research, there are some advices : (1) Teacher
have to master the active learning method “student centre” in the class. (2) The
i Ika Rahmawati, 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah
melimpahkan segala nikmat lahir dan batin kepada hamba-Nya serta mencurahkan
kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul Penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ipa tentang konsep perubahan sifat benda (Penelitian
Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran
2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk
penulisan skripsi dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi
Pendidika Guru Sekolah Dasar di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Pendidikan Indonesia.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kekurangan. Maka penulis mengharapkan sumbang saran serta koreksi
dari semua pihak demi perbaikan penulisan selanjutnya. Semoga skripsi ini
bermanfaat, setidaknya dapat memberi motivasi dalam mengembangkan dan
meningkatkan mutu pendidikan.
Bandung, Desember 2012
ii Ika Rahmawati, 2013
UCAPAN TERIMA KASIH
Rasa syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Segala puji bagi Allah yang telah
mngatur jalan hidup hamba sedemikian rupa disertai ridhaNya yang merupakan
sebagian besar ridha orangtua sehingga membuahkan hasil berupa skripsi yang
insyaAllah dapat bermanfaat.
Kalimat yang dituangkan hanya sebagian perasaan yang penulis ungkapkan.
Mamah yang telah memberikan semangat untukku dan doa yang begitu berlimpah
dipanjatkan. Bapakku selaku pahlawan dan imam dalam keluarga. Seorang figur
pemimpin yang demokratis. Terima kasih atas derasan keringat, untaian nasehat
dan limpahan kasih sayangnya.
Skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa dukungan dari berbagai
pihak, maka penulis menghaturkan terima kasih banyak kepada:
1. Drs. H. Dede Somarya, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) sekaligus sebagai Pembimbing II yang telah
mendukung dan memberikan arahan-arahan yang menyadarkan pola kerja
serta membuka wawasan dan kerangka berpikir sehingga dapat selesai
iii Ika Rahmawati, 2013
2. Drs. Nana Jumhana, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan dorongan dalam menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini.
3. Seluruh staf akademik PGSD UPI yang telah memberikan kemudahan
akademis bagi penulis.
4. Dedeh Sumiati, S.PdI selaku kepala sekolah SDN Jelegong II yang telah
memberi keleluasaan waktu untuk melanjutkan studi dan melaksanakan
penelitian. M. Sulaeman M, S.Pd selaku guru SDN Jelegong II yang mau
membantu dengan rela melaksanakan penelitian. Juga kepada seluruh siswa
kelas V SDN Jelegong II terima kasih atas dukungan, bantuan dan kerja
samanya.
5. Om Ali, Ceu Ndah, Ibu dan Abi terima kasih atas doa dan suportnya.
Semoga tali persaudaraan ini dapat berjalan lebih dekat dan akan
menorehkan kenangan antara aku dan kalian semua.
6. Adik-adikku yang selalu memotivasi penulis semoga sarjana teteh dapat
jadi pemicu untuk menimba ilmu setinggi-tingginya.
7. Teman-teman seperjuanganku, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD), Diana yang penuh semangat dari kota ondel-ondel,
Teh Fenty yang renyah ketawanya dari kota nanas, Teh Desie yang kocak
mojang Sukabumi, Lih ceriwis mojang Bandung, yang telah bersama-sama
iv Ika Rahmawati, 2013
8. Serta semua pihak yag tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun
terucap, terimalah ucapan terima kasih ini.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 11
E. Definisi Operasional ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14
v Ika Rahmawati, 2013
1. Pengertian Metode Pembelajaran inkuiri ... 14
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri ... 15
3. Jenis-jenis Pembelajaran Inkuiri ... 18
4. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri ... 19
5. Tahapan Pembelajaran Inkuiri ... 20
B. Hasil Belajar ... 21
1. Pengertian Belajar ... 21
2. Pengertian Hasil belajar ... 22
C. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 23
D. Perubahan Sifat Benda... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45
A. Metode Penelitian ... 45
B. Model Penelitian ... 46
C. Subyek Penelitian ... 48
D. Prosedur Penelitian ... 48
E. Instrumen Penelitian ... 52
F. Pengolahan dan Analisis Data ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Hasil Penelitian ... 59
B. Pembahasan ... 78
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... 83
vi Ika Rahmawati, 2013
B. Rekomendasi... 84
DAFTAR PUSTAKA ... xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1Tahap Pembelajaran Inkuiri ... 21
Tabel 3.1 Kategori Nilai Rata-rata Siswa ... 57
Tabel 3.2 Kategori Perolehan Persentase KKM Siswa ... 57
Tabel 4.1 Rata-rata dan persentase ketuntasan nilai sebelum
siklus dan siklus I ... 64
Tabel 4.1 Rata-rata dan persentase ketuntasan nilai sebelum
vii Ika Rahmawati, 2013
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pemanasan pada mentega ... 37
Gambar 2.2 Pemanasan pada air ... 37
Gambar 2.3 Pemanasan pada lilin dan pemanasan pada es... 37
Gambar 2.4 Pendinginan (Mengembun)... 38
Gambar 2.5 Pendinginan (Membeku) ... 38
Gambar 2.6 Pembakaran pada kayu ... 39
Gambar 2.7 Pembakaran pada kertas ... 39
Gambar 2.8 Pencampuran semen dan air ... 40
Gambar 2.9 Pencampuran terigu dengan air... 40
Gambar 2.10 Pembusukan pada buah-buahan... 41
Gambar 2.11 Pembusukan pada sayuran ... 41
viii Ika Rahmawati, 2013
Gambar 2.13 Alur perubahan benda yang dapat kembali ke
wujud semula ... 42
Gambar 2.14 Alur perubahan benda yang tidak dapat kembali
ke wujud semula ... 43
Gambar 2.15 Beras dimasak menjadi nasi (Perubahan tetap) 44
Gambar 2.16 Beras dimasak menjadi bubur (Perubahan tetap) 44
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 47
Halaman
Gambar 4.1 Grafik Nilai rata-rata kelas sebelum siklus dan
siklus I ... 65
Gambar 4.2 Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar sebelum
siklus,siklus I menurut KKM ... 65
Gambar 4.3 Grafik Nilai rata-rata kelas sebelum siklus, siklus I dan
siklus II ... 74
Gambar 4.4 Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar sebelum
siklus,siklus I, dan siklus II menurut KKM... 75
Gambar 4.5 Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar sebelum
ix Ika Rahmawati, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A.Perangkat Pembelajaran ... 1
B.Instrumen Penelitian ... 24
C.Data Penelitian ... 31
1
Ika Rahmawati, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini sistem pendidikan Indonesia telah mengalami banyak
perubahan, karena telah dilakukan berbagai macam usaha pembaharuan dalam
pendidikan. Pendidikan-pendidikan di sekolah pun menunjukkan
perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan tersebut dapat terjadi karena
adanya upaya guru melakukan pembaharuan dalam pengajaran, yakni guru
berupaya ingin menemukan metode dan media yang dapat mempengaruhi
semangat belajar bagi siswa. Pembaharuan dalam sistem pendidikan mencakup
seluruh komponen yang ada.
Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar
memegang peranan yang sangat penting. Peran guru tidak hanya sebagai
penyampai materi saja, melainkan lebih dari itu guru bisa dikatakan sebagai
pusat pembelajaran dan sebagai pengendali serta pelaku dalam kegiatan proses
belajar mengajar, guru mengatur arah proses belajar mengajar dilaksanakan.
Oleh sebab itu harus mampu membuat pengajaran menjadi lebih efektif dan
menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan dapat membuat siswa
senang dan memiliki rasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Guru mengemban tugas yang tidak ringan agar tercapai tujuan
pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu
manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
2
Ika Rahmawati, 2013
bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan
rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cita terhadap
tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.
Sejalan dengan itu pendidikan nasioanal akan mampu mewujudkan
manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung
jawab atas bangsa.(Depdikbud, 1999).
Sebagaimana tujuan pendidikan tercantum dalam Pasal 1 butir 1 UU
Nomor 20 tahun 2003:
... usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya.
Tujuan pembelajaran keberhasilannya ditentukan oleh banyak faktor
diantaranya yaitu faktor guru dalam melaksanakan kegiatan proses belajar
mengajar, sebab guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan
meningkatkan kecerdasan serta keterampilan peserta didik. Untuk mencapai
tujuan pendidikan secara maksimal dalam mengatasi permasalahan di atas,
peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki model mengajar yang
baik serta mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan pada siswa.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran, salah satu upayanya yaitu dengan memilih strategi,
cara atau model yang diterapkan dalam menyampaikan materi pelajaran agar
3
Ika Rahmawati, 2013
IPA. Penerapan tersebut misalnya membimbing siswa untuk bersama-sama
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa
berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan.
Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan dasar yang bertujuan
meletakkan dasar kecerdasan yaitu membaca, menulis dan menghitung, serta
memperoleh bekal wawasan dan pengetahuan, konsep dan keterampilan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) sebagai dasar untuk melanjutkkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari siswa karena IPA
berhubungan dengan cara penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-ptinsip dan merupakan suatu proses
penemuan.
Mata pelajaran IPA pun harus dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran karena mata pelajaran IPA erat kaitannya dengan aktivitas
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, bahwasanya IPA bukan hanya terdiri
atas kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta atau konsep-konsep yang
harus dihapal, tetapi terdiri dari proses berpikir secara aktif untuk mempelajari
gejala-gejala alam yang belum dapat diterangkan melalui suatu penemuan.
Sesuai dengan hakikatnya tersebut, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
hendaknya diselenggarakan melalui pengalaman langsung (learning by doing).
4
Ika Rahmawati, 2013
menjadi lebih kuat, sebab siswa melakukan sendiri percobaan-percobaan
dengan menggunakan media belajar yang terdapat di lingkungan sekitarnya.
Hal tersebut senada dengan pendapat yang diutarakan oleh Piaget (dalam
Sumiati, 2009 : 12) yaitu :
Pengalaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak. Pengalaman langsung anak terjadi secara spontan sejak lahir sampai anak berumur 12 tahun. Efesiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan objek dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila anak telah memiliki struktur kognitif (skemata) yang menjadi prasyaratnya, yakni perkembangan kognitif yang bersifat hierarkis dan integratif.
Pendidikan IPA juga diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
dalam proses pembelajarannya diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat”
dengan menekankan pada pemberian pengalaman langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah supaya
siswa menemukan sendiri bahan pembelajaran berdasarkan hasil
pengamatannya sehingga materi yang dipelajari lebih membekas pada diri
siswa. Melalui pemberian pengalaman langsung juga dapat membantu siswa
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar secara
ilmiah.
Dalam pembelajaran seperti itu, siswa dilatih untuk berpartisipasi secara
aktif dan kreatif dalam melakukan berbagai praktikum, maka penguasaan
5
Ika Rahmawati, 2013
(meaningful learning). Melalui pembelajaran pengalaman langsung tersebut,
siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah dan sistem nilai dalam proses
keilmuannya. Sikap ilmiahnya meliputi sikap kritis, hasrat ingin tahu, hati-hati,
tekun, kreatif untuk penemuan baru, berpikiran terbuka, sensitif terhadap
lingkungan dan bekerja sama dengan orang lain. Sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Gega (dalam Aqib, 2010:15) bahwa pada tingkat Sekolah
Dasar ada empat sikap yang perlu dikembangkan, yaitu sikap ingin tahu
(curioucity), penemuan (inventiveness), berpikir kritis (critical thinking), teguh
pendirian (presistence). Seluruh sikap ilmiah tersebut relevan dengan
karakteristik pembelajaran IPA, sehingga sangat penting untuk dimiliki siswa
dalam mengembangkan kepribadiannya.
Maka dari itu, pembelajaran IPA di SD/MI hendaknya menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengemabangan keterampilan proses dan sikap ilmiah melalui
percobaan-percobaan yang materinya dikaitkan dengan konsepsi awal (skemata) siswa
sebagaimana yang tercantum dalam standar isi kurikulum.
Dalam kurikulum KTSP, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai
oleh peserta didik dan menjadi pedoaman dalam pengembangan kurikulum
disetiap Satuan Pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada
kemampuan bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh
6
Ika Rahmawati, 2013
pelajaran IPA di SD bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk meyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala ketentramannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebgaai dasar untuk melanajutkan ke SMP/MTs. (Depdikbud, 2008 : 148)
Kemampuan peserta didik kita pada dewasa ini dalam penguasaan ilmu
dan teknologi termasuk pada mata pelajaran IPA (sains) sangat
membanggakan. Terbukti dari setiap event yang diikuti, pada olimpiade Sains
Internasional peserta sains utusan dari Indonesia selalu meraih posisi terbaik.
Tetapi demikian, apakah fenomena ini berbanding lurus dengan kondisi
kemampuan umum siswa kita pada mata pelajaran sains khususnya dan
kompetensi lain pada umumnya?. Kenyataan yang ada peserta didik kita masih
rendah dalam penguasaan konsep-konsep IPA. Berdasarkan pengamatan
selama ini mata pelajaran IPA dianggap sulit oleh peserta didik di
sekolah-sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Mahasiswa.
Permasalahan pengajaran IPA yang abstrak dan tidak mengikuti tahapan
7
Ika Rahmawati, 2013
guru di Sekolah Dasar merupakan titik awal pembelajaran IPA jadi kurang
diminati, membosankan dan cenderung dianggap sulit oleh siswa. Dari data
yang ada, terutama di Sekolah Dasar tempat penulis mengabdikan diri terlihat
perolehan nilai IPA masih kurang memuaskan. Nilai yang diperoleh peserta
didik masih ada yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Proses belajar mengajar di SD Negeri Jelgong II saat ini masih
cenderung menggunakan model teacher centre dibuktikan dengan masih
dominannya penggunaan metode ceramah oleh guru, sehingga suasana saat
mengajar terfokus pada guru, pasif dan suasana tenang. Pembelajaran yang
bersifat eksposisi ini yakni model pembelajaran yang berpusat pada guru
menyebabkan keberadaan siswa sebagai anak yang aktif dan kreatif masih
kurang diperhatikan.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 IPA Kelas V,
terdapat indikator yang menunjukkan bahwa siswa kelas V harus mampu
mengidentifikasi benda-benda yang dapat kembali dan tidak dapat kembali ke
wujud semula setelah mengalami perlakuan, dan menyimpulkan benda yang
dapat kembali dan tidak dapat kembali ke wujud semula setelah mengalami
perubahan.
Kenyataan di lapangan, pengamatan hasil belajar siswa Kelas V SDN
Jelegong II pada ulangan harian pertama mata pelajaran IPA semester I tahun
ajaran 2012/2013, hanya sekitar 46% siswa yang mendapat nilai di atas KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Pada semester 1 KKM yang ditentukan untuk
8
Ika Rahmawati, 2013
memperbaiki proses pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat meningkat
sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara
optimal.
Berkenaan dengan hal tersebut, Aqib (2010:67) mengemukakan bahwa
“Pengetahuan dan keterampilan siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta
-fakta, tetapi hasil menemukan sendiri”. Merujuk pada penjelasan tersebut serta
menanggapi masalah yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran tentang
konsep perubahan sifat benda di kelas V SD Negeri Jelgong II, maka akan
dicobakan penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa.
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu secara sistematis dan analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri
hasil penemuannya. Pembelajaran inkuiri menyediakan beranekaragam
pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan
ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam
mengembangkan keterampilan untuk memecahkan masalah, pengambilan
keputusan dan menentukan konsep dalam suatu masalah sehingga
memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan
memahami materi yang diberikan oleh guru.
Sebagaimana uraian di atas untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
guna mencapainya tujuan dasar IPA di SD, pembelajaran IPA harus
9
Ika Rahmawati, 2013
Berdasarkan pemikiran itulah penulis merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang penerapan metode pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran
IPA mengenai konsep perubahan sifat benda. Dengan keoptimisan bahwa
permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa pada mata pelajaran IPA
mengenai konsep perubahan sifat benda dapat teratasi oleh penerapan metode
pembelajaran inkuiri. Maka dari itu, penulis akan menuangkan penelitian ini
dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Metode
Pembelajaran Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPA Tentang Konsep Perubahan Sifat Benda (Penelitian Tindakan
Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013
Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dijadikan fokus penelitian tindakan kelas harus
dirumuskan secara jelas dan operasional, sehingga nampak jelas ruang
lingkupnya. Dari pembahasan latar belakang di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian tindakan kelas ini diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang
konsep perubahan sifat benda melalui penerapan model pembelajaran
inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri
Jelegong II Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang
10
Ika Rahmawati, 2013
inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri
Jelegong II Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung?
3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
tentang konsep perubahan sifat benda melalui penerapan model
pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri Jelegong II Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang
ingin dicapai. Demikian pula dengan penelitian tindakan kelas ini. Tujuan
dalam penelitian tindakan kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut:
1. Untuk mengungkap perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
tentang konsep perubahan sifat benda melalui penerapan metode
pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri Jelegong II Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung.
2. Untuk mengungkap pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
tentang konsep perubahan sifat benda melalui penerapan metode
pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri Jelegong II Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung.
3. Untuk mengungkap besaran peningkatan hasil belajar siswa melalui
penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam mata pelajaran IPA tentang
konsep perubahan sifat benda pada siswa kelas V SD Negeri Jelegong II
11
Ika Rahmawati, 2013
D. Manfaat Hasil Penelitian
Segala sesuatu kegiatan yang dilakukan tentu mempunyai manfaat yang
dapat diambil. Demikian pula dengan penelitian tindakan kelas ini, dapat
bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah.
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan:
a. Memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran IPA
b. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi konsep perubahan
sifat benda
c. Memperoleh hasil pembelajaran yang lebih bermakna
d. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
e. Mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran.
2. Bagi guru, diharapkan :
a. Memberikan informasi dan disiplin ilmu terutama dalam merancang
dan memilih metode pembelajaran yang dapat mengoptimalkan
potensi, kompetensi dan kreativitas yang dimilki peserta didik
b. Menjadi bahan referensi bagi guru yang akan melaksanakan
pembelajaran tentang konsep perubahan sifat benda.
c. Memberikan stimulus agara lebih kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan metode-metode pembelajaran lainnya.
3. Bagi sekolah,
a. Diharapkan sebagai bahan masukan yang positif dalam pembinaan
12
Ika Rahmawati, 2013
dalam merancang sistem pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan.
b. Serta diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya
memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek pembelajaran di
sekolah.
E. Definisi Operasional
1. Metode inkuiri menurut Piaget (dalam Mulyasa, 2007: 108)
mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang
mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen
sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain,
membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa
lain.
2. Hasil belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. (Nana Sudjana, 2002 : 22). Hasil belajar
yang dimaksud pada penelitian ini yakni hasil belajar berupa ulangan
harian dalam bentuk soal pilihan ganda.
3. Hasil belajar IPA menurut Usman (dalam Yana 2010: 64) merupakan
perubahan-perubahan tingkah laku, yaitu perubahan ke arah pemahaman
13
Ika Rahmawati, 2013
berupa pemahaman terhadap konsep-konsep IPA dan juga kemampuan
menggeneralisasikan berbagai bentuk pengetahuan setelah memperoleh
pengalaman belajar IPA.
4. Perubahan sifat benda adalah sebuah benda dapat mengalami perubahan
sifat akibat perlakuan tertentu seperti pemanasan, pendinginan,
14
45
Ika Rahmawati, 2013
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi
riil sekarang ke arah kondisi yang diharapkan (improvemen oriented),
bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja,
proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran. Menurut Riyanto
(2004:30) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu kegiatan
mengujicobakan suatu ide ke dalam praktik atau situasi nyata dalam harapan
kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar.
Manfaat yang dapat dipetik dari PTK menurut Suranto dkk (2010:40)
terkait dengan komponen pembelajaran antara lain inovasi pembelajaran,
pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan
peningkatan profesionalisme guru. Dalam inovasi pembelajaran, guru selalu
mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan gaya
mengajarnya agar ia mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai
dengan kelasnya. Guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari
tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan penelitian tindakan kelas
46
Ika Rahmawati, 2013
tersebut, maka secara tidak langsung ia telah terlibat dalam proses inovasi
pembelajaran.
Tujuan utama PTK yaitu untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk
memecahkan masalah tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal
tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Intinya tujuan
PTK adalah untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam
peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam
interaksi antara guru dengan siswa pada proses pembelajaran.
B. Model Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan
kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas dari
Kemmis dan Taggart (dalam Rochiati, 2005: 66), yaitu berbentuk spiral dari
siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection
(refleksi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari bagan penelitian tindakan
48
Ika Rahmawati, 2013
Gambar 3.1Alur Penelitian Tindakan Kelas (Diadaptasi dari model Kemmis dan Taggart, 1988)
Dari bagan di atas prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan
dalam dua siklus. Siklus pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
yaitu satu putaran kegiatan yang terdiri dari rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada pelaksanaanya,
jumlah siklus yang akan dilaksanakan bergantung pada permasalahan
yang akan diselesaikan. Jika tujuan penelitian belum tercapai maka
penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya, tetapi sebaliknya
jika tujuan penelitian sudah tercapai maka penelitian dihentikan setelah
siklus terakhir selesai dan diakhiri dengan kesimpulan.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SD Negeri Jelegong II
Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung, Semester I Tahun Pelajaran
2012-2013 terdiri dari 30 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa
perempuan. Penelitian ini akan dilakukan selama 2 bulan mulai
November-Desember 2012.
Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri Jelegong II yang terletak di Jalan
Raya Soreang, Desa Jelegong Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.
49
Ika Rahmawati, 2013
Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu
dengan melaksanakan kegiatan yang berbentuk siklus. Tiap siklus terdiri dari
empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action),
observasi (observation), dan refleksi (reflection). Dari kegiatan refleksi akan
muncul permasalahan yang perlu mendapat penanganan, sehingga perlu
dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Kegiatan ini akan berlangsung
secara berulang sampai tujuan yang diharapkan oleh peneliti tercapai. Jenis
kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada dasarnya sama setiap siklusnya,
hanya saja ada perbaikan pada siklus berikutnya sesuai dengan hasil refleksi
pada siklus sebelumnya.
Setiap tahapannya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu :
a. Peneliti mempelajari dan menganalisis Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 untuk menentukan Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD), menentukan materi serta mengkaji teori
yang mendukung kepustakaan, serta indikator yang harus dikuasai oleh
siswa.
b. Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan
silabus yang terdapat di sekolah, dan di dalamnya terdapat tahap-tahap
50
Ika Rahmawati, 2013
c. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran.
d. Membuat instrumen lainnya berupa lembar tes, Lembar Kerja Siswa
(LKS) untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi
pelajaran.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti sebagai guru melaksanakan tindakan
penelitian yang berupa pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPA
berdasarkan RPP yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan
metode pembelajaran inkuiri, serta melakukan observasi selama
pembelajaran berlangsung yang dibantu oleh observer. Tahap pelaksanaan
tindakan ini terdiri dari enam tahap, yaitu:
a. Menyajikan pertanyaan atau masalah, pada tahap ini guru membimbing
siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis.
Lalu guru membagi siswa dalam kelompok. Guru merangsang dan
mengajak siswa untuk berpikir menyajikan pertanyaan atau masalah.
b. Membuat hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis
perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara guru untuk mengembangkan
kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk
dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
51
Ika Rahmawati, 2013
Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan
dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang
menjadi prioritas penyelidikan
c. Merancang percobaan. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan
dilakukan, serta guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah
percobaan.
d. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi. Melalui percobaan
siswa dapat memperoleh informasi dan proses menentukan jawaban
yang dianggap diterima sesuai dengan hipotesis yang dibuat.
e. Mengumpulkan dan menganalisis data. Mengumpulkan data adalah
aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Dalam metode pembelajaran ini mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan
intelektual.
f. Merumuskan kesimpulan. Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan finalnya dalam proses
pembelajaran.
3. Observasi
Kegiatan tahap ini yakni observasi yang merupakan suatu kegiatan
52
Ika Rahmawati, 2013
Kegiatan observasi akan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh tindakan yang dikaitkan dengan hasil belajar siswa. Hasil
observasi dijadikan bahan kajian untuk melakukan refleksi kemudian
dijadikan acuan untuk pelaksanaan siklus II, yang kemudian akan
digunakan sebagai salah satu data yang akan dianalisa. Observer dan
peneliti menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan
pembelajaran siklus I. Analisis ini dilaksanakan berdasarkan hasil lembar
observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil analisis dan refleksi siklus I
menjadi bahan rekomendasi untuk perbaikan pada tindakan siklus II.
4. Refleksi
Akhir dari seluruh rangkaian kegiatan tindakan pada setiap siklus
adalah mengaji secara mendalam atau merefleksi seluruh proses kegiatan
tindakan beserta hasilnya. Pada kegiatan refleksi ini peneliti dan observer
mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dengan
mengevaluasi kendala dan kekurangan pada siklus I, lalu diteruskan
dengan siklus II untuk mendapatkan hasil sesuai dengan indikator
keberhasilan serta memperbaiki hal yang menjadi temuan yaitu
kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Tujuan dari tahap refleksi ini
untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan tersebut telah mencapai
target proses dan target hasil atau masih memerlukan perbaikan-perbaikan.
53
Ika Rahmawati, 2013
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yaitu suatu alat atau prosedur yang sistematis bagi
pengukuran sebuah sampel perilaku. Digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya peningkatan kemampuan siswa sebelum dan sesudah tindakan
mengenai materi yang telah diajarkan (Nana Syaodih 2010:230)
Tes dilakukan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam memahami konsep perubahan sifat benda. Instrumen tes yang
akan digunakan pada penelitian ini berupa lembar tes belajar (ulangan
harian) dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 15 soal.
2. Instrumen Non Tes
Instrumen Non Tes yang akan digunakan terdiri dari lembar
observasi guru dan lembar observasi siswa.
Pedoman observasi adalah suatu pedoman atas pengamatan secara teliti
serta pencatatan secara sistematis untuk mengetahui kinerja guru dan
aktivitas siswa pada waktu tindakan pelaksanaan. Observasi ini digunakan
untuk memperoleh gambaran interaksi antara guru dan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung tentang konsep perubahan sifat benda.
Dalam observasi dilengkapi dengan format pengamatan sebagai instrumen.
Format observasi digunakan sebagai instrumen pengumpul data.
Melalui format observasi ini peneliti dimungkinkan untuk melihat,
mengamati, dan mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan
54
Ika Rahmawati, 2013
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap
pengumpulan data dari berbagai instrument penelitian yang meliputi kinerja
guru dan aktivitas siswa yang selanjutnya dilakukan pengkajian dan analisis.
Pengolahan dan analisis data merupakan tahap akhir setelah semua data
terkumpul. Pengolahan data pada penelitian ini akan menggunakan analisis
data secara kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan pendapat Arikunto
(2002:18) bahwa teknik pengolahan data yang bersifat data kuantitatif yaitu
yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam
kata-kata atau simbol. Pengolahan data teknik analisis deskriptif kualitatif,
yaitu suatu metode yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta
sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan mengetahui hasil belajar
siswa, juga untuk memperoleh perubahan sikap siswa dalam pembelajaran,
serta aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.
a. Teknik pengolahan data hasil observasi.
Adapun teknik pengolahan data dari hasil lembar obesrvasi guru dan
siswa, yakni :
1) Reduksi data.
Menyeleksi data dengan cara memilah dan memilih data yang
55
Ika Rahmawati, 2013
2) Klasifikasi data.
Mengklasifikasikan data yang diperoleh dari sikus I dan siklus II
dengan mengacu pada RPP. Tujuannya untuk mengetahui aktifitas
guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau yang tidak diharapkan
terjadi. Untuk mempermudah data-data tersebut lalu diklasifikasikan
sesuai dengan jenis datanya, yaitu :
a) Data aktifitas siswa
b) Data aktifitas guru
c) Data hasil belajar
3) Display data
Mendeskripsikan data yang sudah diperoleh baik dalam bentuk
narasi, uraian atau dalam bentuk tabel dan grafik.
4) Interpretasi data
Menafsirkan data-data yang sudah didisplay baik data dalam bentuk
tabel maupun data dalaam bentuk grafik.
b. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes
Data yang terkumpul dianalisis untuk melihat kelemahan-kelemahan
dari tindakan yang telah dilaksanakan. Evaluasi siswa secara berkelompok
dan individu ditulis dalam bentuk tabel sehingga hasil belajar yang
diperoleh oleh siswa dapat dilihat dengan jelas, setelah dimasukkan ke
rata-56
Ika Rahmawati, 2013
ratanya. Untuk mencari mean diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor
dibagi dengan jumlah subjek, dapat dirumuskan sebagai berikut :
X = X1
N
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
ΣX = Jumlah seluruh skor
ΣN = Jumlah siswa
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut :
TB = nilai siswa ≥KKM
N
x 100%
Keterangan :
TB = Tuntas Belajar
Σ nilai siswa ≥ KKM = Jumlah nilai siswa di atas KKM
ΣN = Jumlah siswa
100% = Bilangan tetap
Nilai rata-rata hasil belajar tindakan siklus dibandingkan dengan
KKM. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada penelitian ini,
maka dibuat grafik yang menunjukkan hasil penelitian, sehingga akan
tampak jelas pola kecenderungan perubahan hasil belajar setiap siklus.
2. Analisis Data Tes
57
Ika Rahmawati, 2013
Kriteria penilaian pada tes siklus I dan siklus II yaitu berupa pilihan
ganda yang berjumlah 15 soal. Nilai yang diperoleh yakni dari jumlah
soal yag benar dikali 2 lalu dibagi 3. Jika siswa menjawab semua soal
dengan benar maka skor maksimum yang diperoleh ialah 100
b. Nilai rata-rata
Hasil akhir tes berupa nilai rata-rata kelas dikelompokkan menjadi
beberapa kategori sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kategori Nilai Rata-rata Siswa
No Rentang Nilai Kategori
1 90-100 Baik Sekali
2 70-89 Baik
3 50-69 Cukup
4 30-49 Kurang
5 0-29 Sangat kurang
Sedangkan untuk persentase KKM dapat dikelompokkan menurut
kategori sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kategori Perolehan Persentase KKM Siswa
No Persentase Kategori
1 70%-100% Tuntas (Berhasil)
83 Ika Rahmawati, 2013
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Setelah melaksanakan semua rencana tindakan mulai dari siklus I sampai
dengan siklus II dan berdasarkan observasi serta temuan selama penelitian
tindakan kelas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Perencanaan pembelajaran IPA pada materi konsep perubahan sifat benda
kelas V di SDN Jelegong II Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung
tampak lebih baik. Perencanaan pembelajaran ini memiliki ciri khas, yaitu
menerapkan tahapan inkuiri (menyajikan pertanyaan atau masalah,
membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan untuk
memperoleh informasi, mengumpulkan dan menganalisis data , membuat
kesimpulan). Perencanaan diperbaiki pada setiap siklus berdasarkan
refleksi dan rekomendasi dari siklus sebelumnya.
2. Proses pelaksanaan atau pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus.
Pelaksanaan siklus I dan II pada dasarnya berjalan sesuai dengan
langkah-langkah perencanaan yang dibuat pada setiap siklus. Ternyata hasil
observasi pada siklus I masih dikatakan belum berhasil sehingga
refleksinya harus dilanjutkan ke siklus II. Pelaksanaan pembelajaran yang
memuat langkah-langkah inkuiri ini membuat suasana pembelajaran
84 Ika Rahmawati, 2013
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)
3. Hasil belajar yang dicapai siswa sudah cukup baik dan meningkat,
walaupun pada siklus II masih terdapat siswa yang memperoleh nilai di
bawah KKM. Peningkatan tersebut terlihat dari rata-rata siswa yang selalu
meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I, siswa mencapai nilai
rata-rata 69,70 yang termasuk pada kategori cukup. Pada siklus II nilai rata-rata-rata-rata
meningkat menjadi 79,70, peningkatan nilai rata-rata pada siklus II dapat
dikatakan cukup tinggi. Persentase peningkatan hasil belajar siswa
berdasarkan ketuntasan KKM, yakni pada siklus I ketuntasan siswa
mencapai 50%, pada siklus II meningkat menjadi 93,33%.
B.Rekomendasi
Penelitian tindakan kelas menggunakan metode inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar, oleh karena itu peneliti memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi siswa, diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk meningkatkan
hasil belajar terutama dalam pembelajaran IPA
2. Bagi guru, penelitian ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
motivasi dan perhatian siswa terhadap pembelajaran. Saran dari peneliti
diharapkan agar lebih banyak lagi metode yang diterapkan sehingga tidak
selalu metode ceramah atau meminta siswa merangkum pelajaran dari buku
85 Ika Rahmawati, 2013
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung)
pula dari aspek afektif untuk membentuk karakter siswa sehingga tidak
selalu terpaku pada aspek kognitif saja.
3. Bagi sekolah, diharapkan penelitian dengan menggunakan metode inkuiri
dapat memberikan manfaat, kontribusi dan sumbangan bagi pendidikan di
sekolah dasar, oleh karena itu pihak sekolah khususnya kepala sekolah
dapat memberikan dorongan dan fasilitas pada guru untuk mengembangkan
metode tersebut serta yang lainnya agar lebih baik lagi diterapkan dalam
pembelajaran IPA. Dapat memotivasi guru meningkatkan kemampuan
profesinya dengan memfasilitasi pelatihan atau diklat yang menunjang.
4. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini hanya terbatas pada hasil belajar siswa.
Peneliti menyarankan agar peneliti lainnya diharapkan dapat lebih
mengembangkan dalam meneliti aktivitas siswa, dan mengemas lebih
menarik lagi metode tersebut agar siswa lebih antusias lagi pada saat
x
Ika Rahmawati, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Aqib Z. (2010) Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendekia.
Bastian N. (2010). Senang Mencoba Sains II. Makasar : Galeri Lontara
BSNP. (2008). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Choiril dkk (2008). IPA 5 Salingtemas. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Depdiknas (2006) Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta : Depdiknas
Hamalik Oemar (2001) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Mahmuddin. (2009). Pendekatan Inquiry dalam Pembelajaran [Online] Tersedia :
http://mahmuddin.wordpress.com [16 Juli 2012]
Mulyasa E (2007) Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan) Bandung : Remaja Rosda Karya
Permana Iwan. (2008). Metode Mengajar Inkuiri. [Online] Tersedia :
http://iwanps.wordpress.com [18 Juli 2012]
xi
Ika Rahmawati, 2013
Sukidin dkk. (2010). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Insan Cendekia.
Sumiati, Asra (2009). Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima
Sumiharto. (2007). Bimbingan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta Barat : Karya Mandiri Nusantara
S. Syaodih, Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya : Prestasi Pustaka