iv ABSTRAK
EFEK ANTELMINTIK
RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.) TERHADAP Ascaris suum IN VITRO
Indriati Hafsari, 2006 Pembimbing I : Meilinah Hidayat, dr. Mkes
Pembimbing II: Budi Widyarto L, dr.
Ascaris diketahui sebagai cacing yang banyak ditemukan di daerah tropis dan tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia prevalensinya sangat tinggi antara 60-90%. Obat antelmintik banyak ditemukan di pasaran tetapi obat tradisional masih digunakan karena rendahnya efek samping dan murah. Rimpang Bangle adalah salah satu obat cacing tradisional yang murah dan mudah didapat.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah Rimpang Bangle berefek antelmintik terhadap Ascaris
Penelitian ini menggunakan 30 ekor cacing Ascaris suum untuk setiap kelompok dan direndam dalam larutan kontrol NaCl 0,9 %, piperazin serta infusa Rimpang Bangle berbagai konsentrasi (10 %, 20 %, 40 %, dan 80 %) selama 3 jam dalam suhu 37°C. Analisis data memakai statistik non parametrik Chi Kuadrat.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa infusa Rimpang Bangle dengan berbagai konsentrasi yaitu 10%, 20%, 40%, 80% mempunyai efek antelmintik terhadap Ascaris. Infusa Rimpang Bangle dengan konsentrasi 10%, 20%, 40% mempunyai efek yang lebih lemah daripada larutan piperazine, sedangkan infusa Rimpang Bangle dengan konsentrasi 80% memiliki efek yang sama kuat.
Hasil penelitian ini adalah Rimpang Bangle berefek antelmintik terhadap Ascaris suum in vitro.
v
ABSTARCT
THE ANTHELMINTIC EFFECT OF PURPLE ZINGER ( Zingiber purpureum Roxb.)
ON Ascaris suum IN VITRO
Indriati Hafsari,2006 First Tutor : Meilinah H, dr, MKes
Second Tutor : Budi W, dr.
Ascaris is known as roundworm which found in tropical countries and spread in all over the world. In Indonesia its very high prevalency among 60-90%. Many anthelmintic can be found in the market but traditional medication is still used because of it low side effect and low price.Zingiber purpureum is anthelmintic traditional medication which has low price and easy to get.
The aim of this study is to know wether Zingiber purpureum has anthelmintic effect on Ascaris
This research used 30 Ascaris suum for each group soaked in control solutions NaCl 0,9%, piperazine and various Zingiber purpureum infuse concentrations ( 10%, 20%, 40%, 80% ) during 3 hours at 37°C. The data was analyzed using non parametric Chi Square.
All Zingiber purpureum with concentrations of 10%, 20%, 40%, and 80% had anthelmintic effect to Ascaris. Zingiber purpureum with concentration 10%, 20%, and 40% had smaller effect than piperazine, but the 80% concentration had a similar effect with piperazin.
The result of this research is Rimpang Bangle has anthelmintic effect to Ascaris suum in vitro
vi PRAKATA
Assalamuallaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena
atas rahmat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini telah banyak sekali pihak yang
telah membantu penulis. Untuk itu saya ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Ketua dan Tim KTI Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Meilinah Hidayat, dr. MKes. Selaku pembimbing pertama yang telah
memberikan saran, semangat, dan arahan yang sangat mendukung penulis
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Budi Widyarto L, dr selaku pembimbing kedua, yang telah memberikan
saran, arahan dan dukungan dalam penulisan ini.
Susy Tjahyani, dr. MKes selaku dosen penguji atas waktu, arahan dan
masukan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
July Ivone, dr. MS selaku dosen penguji atas waktu, arahan dan masukan
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Ayah, Ibu, Abang, dan Dhiyute yang telah memberikan segalanya. Terima
kasih karena telah memberi kasih sayang, perhatian doa dan dorongan.
Segalanya sangat berarti buat penulis.
Sahabat-sahabat Penulis Fitri, Kristin, Nidia, Fisol, Ade, Ariel, Nana,
Zuhri, Oscar, Dicky, Nico, Astrid, Angga, Ira, Lina, Roy, Tasha, Ikhsan
dan seluruh anggota BARKOJI terima kasih atas perhatian, dukungan dan
doanya.
Dian dan Boim, 2 orang sahabat terbaik yang tidak ternilai harganya yang
selalu memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan dan doa. Terima
vii
Pak Nana, Pak Kris. Pak Riska, Bu Yuli, Pak Deni, Pak Ii dan juga seluruh
karyawan FK-UKM atas bantuan dan dukungannya
Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Karena 100
lembar pun tidak akan cukup untuk menyebutkan orang yang telah
membuat hidup saya sangat berarti. Terima kasih semuanya.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih
banyak kekurangannya karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat berguna kelak. Mohon maaf atas segala kesalahan yang telah
diperbuat. Semoga hasil yang diperoleh dapat bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan.
Wassalam
Bandung, Januari 2007
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.. ii
SURAT PERNYATAAN .. iii
ABSTRAK . vi
2.1.5.5 Patogenesis dan Gejala Klinik ... 13
2.1.5.6 Diagnosis ... 15
2.3.1 Uraian Tanaman dan Kegunaan ... 20
ix
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian 23
3.2 Bahan dan Alat 23
3.2.1 Bahan Penelitian ...23
3.2.2 Alat penelitian .. 23
3.3 Metode Penelitian 23
3.3.1 Variabel Penelitian... 23
3.3.2 Prosedur Penelitian.. 23
3.3.3 Analisis Data 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan dan Pembahasan ... 26
4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..28
5.2 Saran .28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 31
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bibir pada Ascaris ..5
Gambar 2.2 Ascaris lumbricoides jantan dan betina 6
Gambar 2.3 Telur Ascaris lumbricoides . 7
Gambar 2.4 Daur hidup Ascaris . 12
Gambar 2.5 Tanaman Bangle 20
xii
DAFTAR LAMPIRAN
31 Lampiran A : Perhitungan Data
Analisis Data : Statistik non parametrik Chi Kuadrat
Hasil Percobaan Kelompok Perlakuan n Jumlah Cacing
32 X² hitung = ( O E )²= O² _ n
E E
X = (22-10,5)² + (9-10,5)² + (8-10,5)² + (3-10,5)² + (8-19,5)² + (21-19,5)² +
10,5 10,5 10,5 10,5 19,5 19,5
(22-19,5)² + (27-19,5)²
19,5 19,5
= 12,595 + 0,595 + 0,214 + 5,357 + 6,782 + 0,115 + 0,321 + 2,885
= 28,864
df = ( r-1 ) ( c-1 ) = ( 4-1 ) ( 2-1) = 3
² tabel = ² (1;3) = 7,815
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ascaris diketahui sebagai cacing yang banyak ditemukan di daerah tropis
dan tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia prevalensinya sangat tinggi.
Frekuensinya antara 60 % sampai 90% (Onggowaluyo,2002). Menurut Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat prevalensi cacingan di Jawa Barat 25,6 % .
Meski terlihat sepele, cacingan tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini
disebabkan kemampuan cacing di dalam usus bisa mengeluarkan toksin yang
menyebabkan nafsu makan menurun. Cacingan lebih banyak menyerang anak
kecil, terutama pada masa-masa usia pertumbuhan, dimana anak sedang
banyak bereksplorasi dengan lingkungan sekelilingnya (Flona,2006).
Gejala yang timbul pada penderita dapat disebabkan oleh cacing dewasa
dan larva. Gangguan pada larva biasanya terjadi pada saat berada di paru-paru
disertai batuk, demam, eosinofilia. Gangguan yang disebabkan cacing dewasa
biasanya ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi.
Pada infeksi berat dapat menimbulkan keadaan malnutrisi bahkan obstruksi
usus (Gandahusada,2000).
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka banyak orang
memilih cara pengobatan modern dengan obat-obatan kimia yang dirasakan
lebih praktis daripada harus meminum jamu yang perlu diramu terlebih dulu
dan rasanya pun biasanya pahit. Namun, pengobatan alternatif yang secara
tradisional telah diterapkan oleh nenek moyang untuk tujuan penyembuhan
maupun perawatan kesehatan termasuk untuk mengobati cacingan kembali
diminati karena tingginya nilai manfaat dengan efek samping yang relatif
kecil,serta lebih ekonomis bila dibandingkan dengan obat-obat kimia modern
(MTIC, 2002).
Rimpang Bangle sejak dulu sudah dikenal sebagai tanaman obat tradisional
2
oleh penelitian ilmiah. Rimpang Bangle mudah diperoleh, harganya pun
sangat murah. Karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tanaman obat
tradisional tersebut sebagai obat anti cacing.
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah Rimpang Bangle varietas setempat berefek antelmintik terhadap
Ascaris suum.
1.4.1 Kegunaan praktis : mengetahui obat tradisional yang berkhasiat terhadap
Ascaris .
1.4.2 Kegunaan akademis : memperluas pengetahuan tentang tanaman obat
khususnya Rimpang Bangle.
1.5 Kerangka Pemikiran
Rimpang Bangle mengandung beberapa bahan kimia yaitu damar, pati, tannin
dan minyak asiri, seperti sineol serta pinen (Hariana, 2005).
Cacing mempunyai kutikulum yang tebal yang berdampingan dengan
hipodermis. Kutikulum terdiri dari kolagen, sedikit karbohidrat dan lemak
(Faust s,1970).
Tannin yang berasal dari Rimpang Bangle yang ada di luar media cacing akan
merusak kutikula yang merupakan komponen kerangka hidrostatik sehingga
3 1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan. Data yang diukur adalah
jumlah cacing hidup, paralisis, mati. Analisis data memakai statistik non
parametrik Chi kuadrat.
1.7 Lokasi dan Waktu
Lokasi : Laboratorium Farmakologi dan Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
28 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.) berefek antelmintik terhadap
Ascaris suum in vitro.
5.2 Saran
Penelitian lanjutan tentang uji toksisitas, dosis, dan sediaan serta
29
DAFTAR PUSTAKA
Brown H.W.1983. Dasar Parasitologi Klinis. Jakarta: PT Gramedia Hal. 209-216
Biosci Ohio State
http://www.biosci.ohio-state.edu/~parasite/Ascaris .html
Cook,Gordon.1996. Manson Tropical Disease. London. ELBS. Hal.1374-1381
Faust s E.C, Russell P.F.1964. Craig & Faust Clinical Parasitology Philadelphia.Lea & Febinger
Faust s E.C, Russell P.F.1976. Craig & Faust Clinical Parasitology Philadelphia.Lea & Febinger Hal. 335-341
Flona, 2006. Cara Hemat Keluarga Sehat. Jakarta. Samindra Utama. Hal. 44-46
Fox R.2004
http://www.lander.edu/rsfox/310ascarisLab.html
Gandahusada, Ilahude, Pribadi. 2000. Parasitologi Kedokteran. Edisi 3. Jakarta. Gaya Baru. Hal. 8-11
Hadad E.A. 2001. Tumbuhan Obat Indonesia : Penggunaan dan Khasiatnya. Jakarta. Pustaka Populer Obor. Hal.17-18
Hariana, Arief, 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta. Penebar Swadaya. Hal. 41-42
http://www.vetmed.1su.edu/vmp/nematode.htm
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/Frames/A-F/Ascariasis/body_Ascariasis
http://www.medizin.de/gesundheit/deutsch/1506.htm 4 Agustus 2006
Johnstone,C. 2001, Parasites and Parasitic Diseases of Domestic Animals, University of Pennsylvania
30 Levy,2004
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000628.html
Martha Tilaar Inovation Centre, 2002. Budi Daya Secara Organik tanaman Obat Rimpang. Jakarta. Penebar Swadaya. Hal. 43-44
Onggowaluyo. 2002. Parasitologi medik helmintologi. Jakarta:EGC Hal. 12-17
Radiopoetro. 1986. Zoology . Cetakan 3. Jakarta:Erlangga.
Schmidt GD, Robert LS. 1985. Foundation of Parasitology. Edisi 3, Missouri:Times Mirror Morby College Publishing.
Schmidt & Robert. 2005. Foundation of Parasitilogy. Edisi 7. New York. McGraw Hill. Hal.431-435
Sukarno, Sardjono. 1989. Antelmintik dalam Ganiswara SG (editor). Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FKUI. Hal. 523-536
University of Pennsylvania. 2004
http://cal.vet.uppen.edu/dxendopar/parasitepages/ascarids/asuum.html
Wikimedia Foundation,Inc
http://www.en.wikipedia.org/wiki/ascaris_lumbricoides 4 Januari 2007
Wikimedia Foundation,Inc