• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) penggunaan diuretik pada pasien geriatri dengan hipertensi komplikasi stroke di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 - Juni 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) penggunaan diuretik pada pasien geriatri dengan hipertensi komplikasi stroke di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 - Juni 2013."

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

INTISARI

Prevalensi hipertensi meningkat seiring dengan meningkatnya prevalensi populasi geriatri dan begitu juga prevalensi stroke. Pasien geriatri umumnya mengalami penurunan fungsi ginjal yang dapat dilihat melalui Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) dan menerima berbagai macam obat untuk kesehatannya. Penggunaan berbagai macam obat dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya Drug Related Problems (DRPs). Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran DRPs mengenai diuretik yang terjadi berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan catatan keperawatan terapi pasien, kemudian dibandingkan dengan standar terapi dari pustaka yang sesuai.

Penelitian ini bersifat non eksperimental deskriptif evaluatif dengan data retrospektif periode Januari 2012 – Juni 2013 yaitu data rekam medis terdahulu meliputi catatan keperawatan, diagnosa, dan hasil laboratorium disertai wawancara dokter. Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 – Juni 2013. Data diambil melalui catatan rekam medis pasien dengan kriteria inklusi pasien usia 60 tahun ke atas dengan hipertensi komplikasi stroke serta menerima obat diuretik dan menjalani uji laboratorium terkait penggunaan diuretik. Kemudian hasil dianalisis secara deskriptif evaluatif.

Obat diuretik yang paling banyak digunakan yaitu furosemid sebesar 17,1%. Terdapat 22 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan ditemukan 37 kasus DRPs terkait penggunaan diuretik yaitu 19 kasus salah pemberian obat, 4 kasus dosis terlalu tinggi, 10 kasus dosis terlalu rendah, efek samping obat 3 kasus dan tidak butuh obat 1 kasus. Pada umumnya 1 kasus memiliki lebih dari 1 DRPs yang terjadi.

(2)

ABSTRACT

The prevalence of hypertension increases with the increasing prevalence of the geriatric population and so does the prevalence of stroke. Geriatric patients generally experience a decline in kidney function that can be seen through the glomerular filtration rate (GFR) and received a variety of drugs to handle their health problems. Using various drugs may increase the likelihood occur Drug Related Problems (DRPs). The aims of this research is to provide an overview DRPs of diuretics which occurs based on the results of the physical examination and nursing records of patients, then compared with the standard therapy of appropriate literature.

This research was non-experimental and the design of the research was descriptive evaluative. The data were obtained by retrospective method which is medical record that include nursing record, diagnose, laboratorium result and interviewed method with a doctor. The data conducted at Panti Rini Hospital Yogyakarta in the period of January 2012 - June 2013. Data retrieved through the patient's medical record with the criteria of age 60 years and older with hypertension complication stroke and receiving diuretics and wolk on laboratory testing related to the use of diuretics. Then, the results were analyzed by descriptive evaluative method.

The most drug widely used diuretics is furosemide as many 17,1%. There are 22 patients who met the inclusion criteria and found 37 cases related to the use of DRPs of diuretics. The DRPs consist of 19 cases of wrong drug, 4 cases dosage too high, 10 cases dosage too low, 3 cases adverse drug reaction and 1 case unnecessary drug. In general, 1 case had more than 1 DRPs happened.

(3)

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PENGGUNAAN DIURETIK PADA PASIEN GERIATRI DENGAN HIPERTENSI

KOMPLIKASI STROKE DI RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2012 – JUNI 2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh: Suryo Halim NIM : 108114169

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PENGGUNAAN DIURETIK PADA PASIEN GERIATRI DENGAN HIPERTENSI

KOMPLIKASI STROKE DI RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2012 – JUNI 2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh: Suryo Halim NIM : 108114169

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)

ii

Persetujuan Pembimbing

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PENGGUNAAN DIURETIK PADA PASIEN GERIATRI DENGAN HIPERTENSI

KOMPLIKASI STROKE DI RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2012 – JUNI 2013

Skripsi yang diajukan oleh : Suryo Halim

NIM : 108114169

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama

Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D tanggal 27 Januari 2014

Pembimbing Pendamping

(6)

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PENGGUNAAN DIURETIK PADA PASIEN GERIATRI DENGAN HIPERTENSI

KOMPLIKASI STROKE DI RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2012 – JUNI 2013

Oleh :

Suryo Halim NIM : 108114169

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Pada tanggal : 27 Januari 2014

Mengetahui, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Dekan

(Ipang Djunarko M.Sc., Apt)

Panitia Penguji Skripsi Tanda Tangan

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“The Lord himself will fight for you. Just stay calm”

Exodus 14:14

“The fear of the Lord is the beginning of wisdom. And knowledge of the Holy One is understanding”

Proverbs 9:10

Karya kecilku ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

sepanjang hidupku

Papa dan Mama atas kasih sayang, doa, dan dukungannya

Kedua kakakku tercinta yang memberi banyak pelajaran dalam hidupku

Sahabat-sahabatku tersayang

Serta

(8)
(9)
(10)

vii PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat, rahmat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) Penggunaan Diuretik Pada Pasien Geriatri Dengan Hipertensi Komplikasi Stroke Di Rumah Sakit Panti

Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013” dengan baik sebagai salah

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi

Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak

langsung baik berupa moral, materiil maupun spiritual. Oleh sebab itu, penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. dr. Y. Wibowo Soerahjo, MMR. selaku direktur Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian di RS Panti Rini.

2. Bapak Ipang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing skripsi atas

perhatian, kesabaran, bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis

dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing skripsi

atas perhatian, kesabaran, bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis

(11)

viii

5. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.K sebagai dosen penguji yang telah memberikan

kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan skripsi.

6. Ibu Dr. Rita Suhadi M.Si., Apt. sebagai dosen penguji yang telah

memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan

skripsi.

7. Dr. Michael Agus Prasetyo, Sp.S., selaku dokter yang telah membantu

penulis dengan memberi bantuan dan memberi saran dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Papa dan mama tersayang atas kasih sayang, doa, dukungan, semangat, dan

pengertian serta bantuan finansial hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik.

9. Kakak-kakakku tersayang Surya Halim dan Suryanti yang telah

membimbing penulis serta menjadi inspirasi dan motivasi bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

10.Teman-teman seperjuangan dalam tim Aji, Yosri, Adra, Tian, untuk

semangat, kerjasama, bantuan, dan informasi yang selalu di bagikan dalam

proses penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.

11.Sahabatku Djanuar, Andika, Archie, Reza, Chandra, Kenny, Tora, Lili, Jonas

terimakasih untuk tawa dan semangatnya selama pengerjaan skripsi ini.

12.Dita Maria Virginia yang selalu memberikan doa dan sebagai pengingat

yang selalu ada dengan memberikan dukungan dan semangat selama proses

(12)
(13)

x

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...

(14)

xi

2. Tujuan Khusus...

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...

A.Hipertensi...

B.Stroke...

C.Diuretik...

D.Geriatri...

E.Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)...

F. Drug Related Problems (DRPs)... G.Keterangan Empiris...

BAB III. METODE PENELITIAN...

A. Jenis dan Rancangan Penelitian...

B. Variabel dan Definisi Operasional...

C. Subjek Penelitian...

D. Bahan Penelitian...

E. Lokasi Penelitian...

F. Tata Cara Penelitian...

1. Pengurusan Izin Penelitian...

2. Analisis Situasi...

3. Pengambilan Data...

4. Pengolahan Data dan Analisis Hasil...

a. Karakteristik Pasien...

b. Profil Penggunaan Obat dan Profil Penggunaan Diuretik...

c. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)...

(15)

xii

d. Penyajian Hasil...

e. Wawancara Dengan Dokter Penulis Resep...

G.Keterbatasan Penelitian...

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...

A. Karakteristik Pasien...

1. Distribusi Pasien Berdasarkan Umur...

2. Persentasi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin...

3. Profil Nilai Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) Pasien...

B. Profil Penggunaan Obat dan Profil Penggunaan Diuretik...

1. Obat Kardiovaskular...

a. Golongan dan Jenis Diuretik...

b. Indikasi dan Pilihan Terapi Diuretik...

c. Frekuensi dan Dosis Pemberian Diuretik...

d. Rute dan Waktu Pemberian Diuretik...

2. Obat yang Bekerja pada Sistem Saluran Cerna...

3. Obat yang Mempengaruhi Nutrisi dan Darah...

4. Obat yang Bekerja Sebagai Analgetik...

5. Obat yang Bekerja pada Sistem Saraf Pusat...

6. Obat yang Mempengaruhi Hormon...

7. Obat Untuk Pengobatan Infeksi dan Antialergi...

8. Obat yang Bekerja pada Sistem Saluran Nafas...

9. Infus...

C. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)...

(16)

xiii

1. Obat Tanpa Indikasi...

2. Obat Salah...

3. Dosis Kurang...

4. Efek Samping Obat...

5. Dosis Terlalu Tinggi...

D. Rangkuman Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...

A. Kesimpulan...

B. Saran...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN...

BIOGRAFI PENULIS...

47

47

50

51

53

54

56

56

57

59

62

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Tabel II.

Tabel III.

Tabel IV.

Tabel V.

Tabel VI.

Tabel VII.

Tingkat Penyakit Ginjal Kronik Berdasarkan Nilai LFG... Profil Nilai Laju Filtrasi Glomerulus Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013... Profil Penggunaan Obat pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013...

Persentasi Golongan dan Jenis Obat Kardiovaskular yang Digunakan Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013... Persentasi Golongan Obat Selain Obat Kardiovaskular yang Digunakan Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013... Jenis DRPs Penggunaan Diuretik Pasien Geriatri Hipertensi Komplikasi Stroke di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013... Hasil Evaluasi DRPs dan Status Keluar Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013...

17

34

35

37

44

46

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar 2.

Gambar 3.

Gambar 4.

Gambar 5.

Gambar 6.

Perbandingan Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg)... Sistem Renin-Angiotensin-Aldosterone Sebagai Salah Satu Mekanisme Hipertensi... Patogenesis Penyulit yang Ditimbulkan oleh Hipertensi beserta Komplikasinya... Skema Pemilihan Subjek Penelitian di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013... Persentasi Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke Berdasarkan Umur di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013... Persentasi Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke Berdasarkan Jenis Kelamin di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012-Juni 2013...

10

11

14

24

31

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Nilai normal pemeriksaan data laboratorium pasien geriatri hipertensi komplikasi stroke yang menerima diuretik di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti rini Yogyakarta periode Januari 2012 – Juni 2013... Analasis Drug Related Problems pasien geriatri hipertensi komplikasi stroke yang menerima diuretik di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti rini Yogyakarta periode Januari 2012 – Juni 2013...... Hasil wawancara peneliti pada dokter di Rumah Sakit Panti Rini mengenai standar pengobatan pasien hipertensi komplikasi stroke... Surat keterangan telah melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti Rini...

63

64

100

(20)

xvii INTISARI

Prevalensi hipertensi meningkat seiring dengan meningkatnya prevalensi populasi geriatri dan begitu juga prevalensi stroke. Pasien geriatri umumnya mengalami penurunan fungsi ginjal yang dapat dilihat melalui Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) dan menerima berbagai macam obat untuk kesehatannya. Penggunaan berbagai macam obat dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya Drug Related Problems (DRPs). Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran DRPs mengenai diuretik yang terjadi berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan catatan keperawatan terapi pasien, kemudian dibandingkan dengan standar terapi dari pustaka yang sesuai.

Penelitian ini bersifat non eksperimental deskriptif evaluatif dengan data retrospektif periode Januari 2012 – Juni 2013 yaitu data rekam medis terdahulu meliputi catatan keperawatan, diagnosa, dan hasil laboratorium disertai wawancara dokter. Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 – Juni 2013. Data diambil melalui catatan rekam medis pasien dengan kriteria inklusi pasien usia 60 tahun ke atas dengan hipertensi komplikasi stroke serta menerima obat diuretik dan menjalani uji laboratorium terkait penggunaan diuretik. Kemudian hasil dianalisis secara deskriptif evaluatif.

Obat diuretik yang paling banyak digunakan yaitu furosemid sebesar 17,1%. Terdapat 22 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan ditemukan 37 kasus DRPs terkait penggunaan diuretik yaitu 19 kasus salah pemberian obat, 4 kasus dosis terlalu tinggi, 10 kasus dosis terlalu rendah, efek samping obat 3 kasus dan tidak butuh obat 1 kasus. Pada umumnya 1 kasus memiliki lebih dari 1 DRPs yang terjadi.

(21)

xviii ABSTRACT

The prevalence of hypertension increases with the increasing prevalence of the geriatric population and so does the prevalence of stroke. Geriatric patients generally experience a decline in kidney function that can be seen through the glomerular filtration rate (GFR) and received a variety of drugs to handle their health problems. Using various drugs may increase the likelihood occur Drug Related Problems (DRPs). The aims of this research is to provide an overview DRPs of diuretics which occurs based on the results of the physical examination and nursing records of patients, then compared with the standard therapy of appropriate literature.

This research was non-experimental and the design of the research was descriptive evaluative. The data were obtained by retrospective method which is medical record that include nursing record, diagnose, laboratorium result and interviewed method with a doctor. The data conducted at Panti Rini Hospital Yogyakarta in the period of January 2012 - June 2013. Data retrieved through the patient's medical record with the criteria of age 60 years and older with hypertension complication stroke and receiving diuretics and wolk on laboratory testing related to the use of diuretics. Then, the results were analyzed by descriptive evaluative method.

The most drug widely used diuretics is furosemide as many 17,1%. There are 22 patients who met the inclusion criteria and found 37 cases related to the use of DRPs of diuretics. The DRPs consist of 19 cases of wrong drug, 4 cases dosage too high, 10 cases dosage too low, 3 cases adverse drug reaction and 1 case unnecessary drug. In general, 1 case had more than 1 DRPs happened.

(22)

1 BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III) menyatakan di Amerika paling sedikit 30% (sekitar 50 juta jiwa) pasien hipertensi

tidak menyadari kondisi mereka. Pada populasi geriatri (umur ≥ 60 tahun),

prevalensi untuk hipertensi sebesar 65,4 %. Penelitian menyatakan bahwa data

terakhir menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi seiring dengan

peningkatan prevalensi populasi geriatri. Prevalensi stroke, penyakit arteri

koroner, jantung kongesti, dan penurunan fungsi ginjal juga turut meningkat

sebagai bagian dari risiko hipertensi (Keenan&Rosendorf, 2011).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan

prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%. Dari prevalensi tersebut

diketahui sebesar 7,2% penduduk mengetahui memiliki hipertensi dan hanya

0,4% kasus yang berusaha mengatasinya dengan minum obat hipertensi

(Departemen Kesehatan, 2012).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular dengan

peningkatan yang menetap tekanan diastolik > 90 mmHg dan atau tekanan sistolik

> 140 mmHg. Penyakit ini seringkali muncul tanpa disertai gejala yang terlihat

jelas dan belum secara pasti diketahui mekanismenya. Dengan meningkatnya tekanan darah dan gaya hidup seseorang yang tidak sehat dapat meningkatkan

(23)

White, 2012). World Heart Federation (2013) menyatakan 50% hipertensi akan berkembang menjadi stroke baik iskemik maupun hemoragik.

Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang disebabkan pecahnya

vaskular ataupun tersumbatnya aliran darah dan merupakan penyakit yang paling

sering menyebabkan kecacatan (Kumar, 2005; Ginsberg, 2008; Muttaqin, 2008).

World Heart Federation (2013) menyatakan setiap tahun terdapat 15 juta kasus

stroke di dunia dan 75 % penderita stroke menderita lumpuh.

Yayasan Stroke Indonesia (2012) menyebutkan bahwa di Indonesia

63,52 % dari 100.000 penduduk Indonesia berumur di atas 65 tahun ditaksir

terjangkit stroke. Sebanyak 28,5 % penderita stroke meninggal dunia dan sebagian

besar terjadi kelumpuhan sebagian maupun total, hanya 15 % yang dapat sembuh

total dari serangan stroke atau kecacatan.

Diuretik merupakan salah satu obat untuk pasien hipertensi. Obat ini

dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis). Diuretik dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu diuretik-thiazid, loop diuretik dan diuretik hemat-kalium (Tjay, 2007). Golongan thiazid terbukti efektif dalam menurunkan tekanan

darah sekaligus menurunkan risiko terkena stroke sebesar 29-38 % dibandingkan

dengan plasebo (Ravenni, Jabre, Casiglia, and Mazza, 2011).

Kombinasi 2 obat dari 2 kelas obat antihipertensi yang berbeda

meningkatkan penurunan tekanan darah yang lebih efektif dibanding dengan

menggunakan 1 jenis obat. Banyak uji yang dilakukan menyatakan bahwa diuretik

banyak digunakan sebagai salah satu dari 2 kombinasi yang disarankan untuk

(24)

Diuretik merupakan obat yang dapat meningkatkan laju aliran urin dan

juga meningkatkan laju eksresi Na+ (natriuresis). Peningkatan keseimbangan Na+ akan menyebabkan volume yang berlebihan disertai edema pulmonari, sedangkan

berkurangnya keseimbangan Na+ akan menyebabkan penurunan volume dan kolaps kardiovaskular. Pemberian diuretik yang terus menerus dapat

menyebabkan kekurangan natrium total dalam tubuh yang berkesinambungan.

Diuretik juga memodifikasi pengaturan kation lain seperti kalium dan asam urat

oleh ginjal sehingga diuretik secara tidak langsung dapat mengubah hemodinamik

ginjal. Efek samping yang umum dari diuretik sendiri yaitu hipotensi dan

hipokalemi kecuali diuretik jenis hemat kalium yang tidak boleh digunakan

bersamaan dengan obat antihipertensi golongan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors ACEI (Mancia and Fagard, 2013; Hardman and Limbird, 2008).

Hasil penelitian Libre et al. (2010) di Kuba menunjukkan bahwa pasien geriatri dengan usia lebih dari 60 tahun memiliki faktor risiko hipertensi

komplikasi stroke sebesar 5,2 (95%CI= 3,6 – 6,8). Pasien geriatri membutuhkan

perhatian lebih dalam proses perawatan dan pengobatan karena sensitivitasnya

terhadap berbagai bentuk aksi obat lebih tinggi daripada populasi dewasa yaitu

dalam hal interaksi farmakodinamika obat dengan reseptornya (Katzung, 2004).

Pasien geriatri sering kali mengalami keterbatasan dan kemunduran fungsi organ

dibandingkan dengan pasien dewasa. Penurunan fungsi ginjal pada geriatri akan

mempengaruhi farmakodinamik dan farmakokinetik obat (Shargel, 2004).

Pengukuran klirens kreatinin yang cepat dan tepat diperlukan untuk

(25)

diekresikan melalui ginjal (Fenty, 2010). National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI) (2012) merekomendasikan pengukuran LFG pada orang dewasa menggunakan formula Cockroft-Gault dan

Modification of Diet in Renal Disease (MDRD).

Perhitungan LFG tidak membutuhkan banyak tes. Formula MDRD

membutuhkan data serum kreatinin, umur, suku bangsa, dan jenis kelamin

(Johnson, 2005). Fenty (2010) menyebutkan pemeriksaan klirens kreatinin pada

lansia menggunakan formula MDRD merupakan pilihan yang dianjurkan untuk

menilai LFG.

Drug related problems (DRPs) merupakan peristiwa yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu pencapaian tujuan terapi suatu obat kepada

pasien (Cipolle, 2004). Kategori DRPs tersebut meliputi terapi tanpa indikasi,

perlu terapi tambahan, pemilihan obat yang kurang tepat, dosis terlalu rendah,

efek obat merugikan, dosis terlalu tinggi, dan kepatuhan. Pada penelitian ini

evaluasi DRPs terkait dosis berdasarkan dosis diuretik disesuaikan dengan fungsi

ginjal terkait dengan nilai LFG.

1. Perumusan Masalah

a. Seperti apa karakteristik pasien geriatri dengan penyakit hipertensi

komplikasi stroke di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari

2012 – Juni 2013?

b. Seperti apa profil penggunaan obat dan profil penggunaan diuretik pada

(26)

c. Seperti apa DRPs terkait penggunaan diuretik pada pasien geriatri di

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 – Juni 2013?

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan Evaluasi DRPs penggunaan diuretik pada pasien geriatri dengan hipertensi komplikasi stroke

yang pernah dilakukan, antara lain :

1. Drug-Related Problems Pada Penatalaksanaan Pasien Stroke Rawat Inap di RSAL DR. Ramelan Surabaya Periode 1 September – 31 Oktober 2006. Hasil

yang didapat dari 109 pasien stroke rawat inap sebanyak 102 pasien

memenuhi kriteria inklusi. Pada 102 pasien didapat 67 pasien mengalami

DRPs (65,69%) dan 35 pasien tidak mengalami DRPs (Rahajeng, 2007).

2. Evaluasi Terapi Diuretik pada Pengobatan Pasien Gagal Jantung yang

Menjalani Rawat Inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari –

Desember 2006. Hasil yang didapat DRPs yang terjadi untuk dosis berlebih sebesar 12%, pemilihan obat kurang tepat sebesar 5%, interaksi obat sebesar

36% dan efek samping yang terjadi sebesar 29,41% (Setiawan, 2007).

3. Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Stroke di ICU (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Stroke Nasional Bukit Tinggi. Hasil yang didapat dari 39 pasien stroke didapat pasien yang mengalami indikasi tanpa obat sebesar

27,58%, ketidaktepatan pemilihan obat sebesar 15,51%, dosis lebih, dosis

kurang dan efek samping obat masing-masing 13,79%, obat tanpa indikasi

(27)

4. Drug Related Problems (DRPs) pada Pengobatan Stroke Iskemik di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta selama Tahun 2005 dengan hasil

yang didapat DRPs yang terjadi untuk indikasi tanpa obat sebesar 4,5%, kejadian sub dose 4,5%, kejadian over dose 15,9%, kejadian efek samping obat sebesar 2,27%, dan kejadian interaksi obat sebesar 22,7% (Mutia, 2006). 5. Drug Related Problems Pada Pasien Rawat Inap Stroke Iskemik Di Ruang

Perawatan Neurologi RSSN Bukittinggi dengan hasil yang didapat DRPs yang terjadi untuk indikasi tanpa obat sebesar 18%, ketidaktepatan pemilihan obat

sebesar 9%, terjadi kelebihan dan kekurangan dosis obat sebesar 11%,

interaksi obat sebesar 42%, efek samping pemakaian obat sebesar 24%, dan

kegagalan memperoleh obat sebesar 52% (Jerry, 2012).

6. Drug related problems in hospitals : a review of the recent literature menunjukkan faktor risiko terpenting terjadinya DRPs. Faktor tersebut

meliputi polifarmasi, jenis kelamin wanita, obat indeks terapi sempit, obat

yang tereliminasi di ginjal, umur > 65 tahun, antikoagulan, dan diuretik

(Melcher et al., 2007).

7. Penelitian metaanalisis dari Knudsen, Strandgaard, and Paulson (2013) yang

berjudul Secondary Prevention of Stroke with Effective Antihypertensive Treatment dengan kontrol plasebo menyatakan obat antihipertensi diuretik ataupun Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors (ACEI) mampu menurunkan risiko stroke.

8. Kajian Penggunaan Antibiotik Profilaksis Dan Evaluasi Drug Related

(28)

Rapih Yogyakarta Periode Agustus 2007 – September 2007. Hasil yang

didapat yaitu diperoleh 1 kasus terapi tanpa indikasi, 44 kasus dosis terlalu

rendah, 24 kasus efek obat merugikan, dan 54 kasus dosis terlalu tinggi

(Utami, 2008).

Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, penelitian mengenai “Evaluasi Drug Related Problem (DRPs) Penggunaan Diuretik pada Pasien

Geriatri dengan Hipertensi Komplikasi Stroke di Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2012 - Juni 2013” belum pernah dilakukan.

Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan yang telah disebut di atas

yaitu penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengobatan pasien geriatri

hipertensi komplikasi stroke di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta. Perbedaan

dengan penelitian terdahulu terletak pada subjek yang diteliti, tempat penelitian,

serta waktu pelaksanaannya. Penelitian ini bersifat penelitian non eksperimental

deskriptif evaluatif dengan menggunakan data retrospektif. Persamaan dengan

penelitian terdahulu terletak pada topik penelitian, yaitu evaluasi DRPs pada

pasien di Rumah Sakit.

3. Manfaat Penelitian Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam

pengambilan keputusan oleh farmasis dan tenaga kesehatan lain mengenai

pernatalaksanaan pemberian diuretik pada geriatri berdasarkan parameter

(29)

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengevaluasi Drug Related Problem (DRPs) penggunaan diuretik pasien geriatri dengan hipertensi komplikasi stroke berdasarkan Laju Filtrasi

Glomerulus (LFG) menurut formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 - Juni

2013.

2. Tujuan Khusus

a. Memberi gambaran karakteristik pasien geriatri dengan penyakit hipertensi

komplikasi stroke di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari

2012 – Juni 2013.

b. Memberi gambaran profil penggunaan obat dan profil penggunaan diuretik

pada pasien tersebut.

c. Mengevaluasi DRPs terkait penggunaan diuretik pada pasien geriatri di

(30)

9 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Hipertensi

National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III) menyatakan di Amerika paling sedikit 30% atau kurang lebih sekitar 50 juta jiwa

pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, sedangkan prevalensi pada

populasi geriatri (umur ≥ 60 tahun) sebesar 65,4 % (Keenan&Rosendorf, 2011).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi

hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%. Dari kejadian tersebut, 7,2% penduduk

Indonesia mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum

obat hipertensi (Departemen Kesehatan, 2012).

Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang dinyatakan dengan

peningkatan yang menetap tekanan diastolik > 90 mmHg dan atau tekanan sistolik

> 140 mmHg. Penyakit ini seringkali muncul tanpa disertai gejala yang terlihat

jelas sehingga sering disebut Silent killer. Dengan meningkatnya tekanan darah dan gaya hidup seseorang yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko terjadinya

berbagai penyakit, salah satunya adalah stroke (Ettner, Ettner, and White, 2012).

World Heart Federation (2013) menyatakan 50% hipertensi akan berkembang menjadi stroke baik iskemik maupun hemoragik.

Sekitar 95 % hipertensi bersifat idiopatik (disebut juga hipertensi

primer). Hipertensi primer umumnya tidak menyebabkan masalah jangka pendek

dan jika terkendali memungkinkan usia panjang dan tidak menimbulkan gejala.

(31)

penyakit serebrovaskular atau komplikasi lain. Terapi hipertensi dapat

mengurangi insidensi penyakit terkait aterosklerosis, terutama stroke dan IHD

(Ischemic Heart Disease) (Kumar, 2005).

Gambar 1. Perbandingan Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg) (The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of

High Blood Pressure, 2004)

Klasifikasi di atas digunakan untuk individu 18 tahun atau lebih tua yang

tidak mengkonsumsi obat antihipertensi dan tidak menderita penyakit hipertensi

akut. Isolated Systolic Hypertension (ISH) didefinisikan sebagai tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik dibawah 90 mmHg.

Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular yang

merupakan faktor risiko utama gangguan jantung dan juga dapat mengakibatkan

terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular seperti stroke. Beberapa

mekanisme yang mungkin berkontribusi menyebabkan hipertensi telah

diidentifikasi, namun belum satupun teori yang menyatakan patogenesis untuk

hipertensi primer tersebut. Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga,

(32)

hipertensi primer. Sistem Renin Angiotensin Aldosteron juga memegang peranan

penting dalam mekanisme hipertensi (McPhee, 2007).

Ginjal mengatur tekanan darah jangka panjang dengan mengubah volume

darah. Baroreseptor pada ginjal menyebabkan penurunan tekanan darah dengan

mengeluarkan sistem renin. Renin kemudian mengkatalisasi perubahan

angiotensinogen menjadi angiotensin I yang selanjutnya dikonversi menjadi

angiotensin II oleh enzim pengkonversi angiotensin (ACE). Angiotensin II adalah

vasokonstriktor yang poten dalam sirkulasi yang dapat menyebabkan peningkatan

tekanan darah. Angiotensin II juga memacu sekresi aldosteron, sehingga

reabsorbsi natrium ginjal dan volume darah ikut meningkat yang dapat

menyebabkan kenaikan tekanan darah (Mycek, 2001; McPhee, 2007).

(33)

Turunnya tekanan darah menyebabkan neuron-neuron yang sensitif

terhadap tekanan (baroreseptor pada arkus aora dan sinus karotid) mengirimkan

impuls yang lemah kepada pusat kardiovaskular. Hal tersebut akan meningkatkan

respons refleks saraf simpatik dan penurunan saraf parasimpatik terhadap jantung

dan pembuluh sehingga menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatkan isi

sekuncup jantung. Perubahan ini akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan

darah (Mycek, 2001).

Resistensi vaskular perifer merupakan penyebab terbesar hipertensi.

Peningkatan berkepanjangan curah jantung juga dapat menyebabkan hipertensi

dikarenakan tekanan darah sama dengan resistensi perifer total dikali curah

jantung, Pemilihan obat pada hipertensi tergantung pada derajat meningkatnya

tekanan darah dan juga keberadaan indikasi komplikasi penyakit lainnya.

(McPhee, 2007).

Hipertensi ringan sering diobati dengan obat tunggal dan hipertensi berat

terkadang memerlukan pengobatan kombinasi obat yang dipilih dengan efek

samping yang kecil. Pengobatan dimulai ketika salah satu dari empat macam obat

yang tergantung pada pasien yaitu diuretika, beta blocker, ACEI, dan penyekat kanal kalsium. Jika tekanan darah tidak dapat terkontrol perlu ditambahkan obat

kedua. Pada umumnya, penderita hipertensi ringan diawali dengan pemberian

diuretik thiazide dan penderita hipertensi berat ditangani dengan terapi kombinasi

dengan salah satunya menggunakan diuretik. Selain obat antihipertensi,

vasodilator juga dapat ditambahkan sebagai langkah ketiga untuk pasien yang

(34)

Perlu dilakukan penatalaksanaan untuk mencegah terjadinya pengulangan

stroke iskemik yang diakibatkan oleh hipertensi. Pengontrolan tekanan darah yang

ingin dicapai pada pasien yang memiliki riwayat stroke atau serangan iskemik

transient perlu dipertimbangkan untuk mencegah terjadinya stroke berulang.

Tekanan darah yang ingin dicapai yaitu kurang dari 130/80 mmHg. Perindopril Protection Against Recurrent Stroke Study (PROGRESS) menunjukkan angka kejadian terjadinya stroke iskemik dapat berkurang dengan pemberian diuretik

seperti thiazide yang dikombinasikan dengan antihipertensi golongan ACE

inhibitor. Angka kejadian stroke berulang tidak berkurang dengan obat golongan

ACE inhibitor sebagai monoterapi. Penurunan angka kejadian hanya dilihat ketika

diuretik seperti golongan thiazid ditambahkan dalam penatalaksanaan terapi

(Saseen and MacLaughlin, 2008).

B. Stroke

Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak dan

disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa

saja. Penyebab stroke yang paling sering dijumpai adalah penyakit degeneratif

arterial, baik aterosklerosis pada pembuluh darah besar maupun pembuluh darah

kecil (Ginsberg, 2008). Penyakit ini merupakan yang paling sering menyebabkan

kecacatan berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir,

daya ingat, dan bentuk kecacatan lain akibat gangguan fungsi otak. Setiap tahun

terdapat 15 juta kasus stroke di dunia dan 75 % penderita stroke menderita

(35)

Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama berdasarkan

patogenesisnya yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Pada stroke iskemik,

sumbatan vaskular mengganggu aliran darah ke suatu daerah otak, yang

menimbulkan pola defisit neurologis yang mengakibatkan hilangnya fungsi yang

dikontrol oleh daerah otak tersebut. Pola defisit akibat pendarahan lebih sulit

dipredisksi karena bergantung pada lokasi perdarahan serta pada faktor yang

mempengaruhi fungsi otak dari perdarahan tersebut (McPhee, 2007).

Gambar 3. Patogenesis Penyulit yang Ditimbulkan oleh Hipertensi beserta Komplikasinya (McPhee, 2007)

Stroke iskemik paling sering disebabkan oleh aterosklerosis atau endapan

kolesterol yang terakumulasi. Jika arteri menjadi terlalu sempit, sel darah dapat

berkumpul dan membentuk bekuan darah. Gumpalan darah tersebut dapat

memblokir arteri dan membentuk gumpalan darah di lapisan pembuluh darah

(trombosis) atau dapat terjebak dalam arteri dekat otak (emboli). Gejala sebelum

(36)

serangan singkat defisit fokal reversibel yang dikenal sebagai transient ischemic attacks (TIA). Sebagian besar penyakit ini terjadi akibat degenarasi pembuluh darah yang disebabkan oleh hipertensi kronik (McPhee, 2007; Fagan and Hess,

2008).

C. Diuretik

Diuretik merupakan obat-obat yang meningkatkan laju aliran urin dan

juga bermanfaat untuk meningkatkan laju eksresi natrium dan anion yang

menyertainya, biasanya klorida. Joint National Comitee (JNC) 7 tahun 2004 menyatakan bahwa diuretik merupakan lini pertama dalam terapi hipertensi serta

paling berpeluang untuk menurunkan risiko komplikasi hipertensi. Penurunan

tekanan darah terlihat ketika penggunaan awal yang disebabkan oleh diuresis

awal. Diuresis menyebabkan penurunan volume plasma dan stroke volume, sehingga menurunkan cardiac output dan tekanan darah (Greene & Harris, 2008).

Diuretik dapat diklasifikasikan menjadi (Tjay, 2007; Katzung, 2004;

Ernst&Moser, 2012; Mycek, 2001) :

a. Diuretik thiazid (contoh : hydrochlorothiazid, indapamide, chlorthalidone)

Efek obat ini bekerja lebih lemah dan lambat tetapi dapat bertahan lebih lama

(6 – 48 jam) dan terutama digunakan untuk pemeliharaan hipertensi dan

lemah jantung. Bekerja dengan menghambat reabsorpsi NaCl dari sisi luminal

sel apitel dalam tubulus distal. Thiazid memiliki aksi yang lebih rendah dari

(37)

b. Diuretik loop (contoh: furosemid, bumetanide)

Diuretik loop bekerja cepat pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal atau tidak responsif pada tiazid tetapi waktu kerja agak singkat (4 – 6 jam).

Diuretika loop menyebabkan penurunan resistensi vaskular ginjal dan meningkatkan aliran darah ginjal. Diuretik loop bekerja dengan menghambat aktivitas simporter Na+-K+-2Cl- di thick ascending limb di lengkung Henle (loop).

c. Diuretik hemat kalium (contoh: amiloride, triamterene, spironolakton)

Efek obat ini hanya lemah dan khusus digunakan terkombinasi dengan

diuretika lainnya untuk menghambat eksresi kalium. Mekanisme kerja obat

ini dengan cara mencegah sekresi K+ dengan melawan efek aldosteron pada tubulus distal dan korteks tubulus kolektivus. Agen ini menghambat influks

Na+ melalui kanal ion di membran luminal. d. Diuretik osmotis (contoh : manitol dan sorbitol)

Obat-obat ini hanya direabsorpsi sedikit oleh tubuli, hingga reabsorpsi air

juga terbatas. Efeknya yaitu diuresis osmotis dengan eksresi air kuat dan

relatif sedikit ekskresi natrium.

D. Geriatri

Pembagian terhadap populasi berdasarkan usia meliputi tiga tingkatan,

yaitu :

a) Lansia (elderly) dengan kisaran umur 60-75 tahun, b) Tua (old) dengan kisaran umur 75-90 tahun

(38)

Kimble, et al. (2008) menyatakan bahwa geriatri juga telah mengalami perubahan dalam hal farmakokinetik dan farmakodinamik obat. Perubahan

farmakokinetik yang terjadi karena adanya penurunan kemampuan absorbsi yang

disebabkan oleh perubahan dari saluran gastrointestinal, perubahan distribusi

terkait dengan penurunan cardiac output dan ikatan protein-obat, perubahan metabolisme karena penurunan fungsi hati dan atau ginjal, serta penurunan laju

ekskresi karena terjadinya penurunan fungsi ginjal.

E. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)

Laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah jumlah darah yang terfiltrasi

melalui glomerulus dalam tiap menit dan seringkali digunakan sebagai indeks

terbaik dalam pengukuran fungsi ginjal. Nilai LFG tergantung dari jenis kelamin,

umur, dan luas permukaan tubuh. Nilai LFG pada individu dewasa mendekati 120 – 130 mL/min/1,73 m2 dan akan menurun seiring dengan meningkatnya usia. Penurunan LFG merupakan tanda awal dari gagal ginjal, oleh karena itu nilai LFG

digunakan untuk menentukan kriteria dari penyakit ginjal kronis (Patel, 2009).

Tabel I. Tingkat Penyakit Ginjal Kronik Berdasarkan Nilai LFG (Hudson) Tahap LFG dengan luas

permukaan tubuh 1,73m2

Deskripsi

1 ≥90 Fungsi renal normal dengan nilai

LFG normal atau meningkat

2 60-89 Fungsi renal sedikit menurun

dengan penurunan LFG

3 30-59 Fungsi menurun dalam tahap

moderat dengan penurunan LFG

4 15-29 Penurunan fungsi renal yang berat

(39)

Pada umumnya, individu yang berumur diatas 65 tahun sudah memiliki

nilai LFG dibawah 60 mL/min/1,73 m2. Penelitian terbaru membuktikan individu yang berumur diatas 80 tahun dengan nilai LFG dibawah 60 mL/min/1,73 m2 memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penurunan fungsi ginjal dibanding

dengan individu dengan nilai LFG diatas 60 mL/min/1,73 m2. Nilai LFG dibawah 60 mL/min/1,73 m2 tetap meningkatkan mortalitas dan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, sehingga pemisahan umur secara spesifik untuk diagnosis

penyakit ginjal dan tahapannya tidak disarankan (Phoon, 2012).

F. Drug Related Problems (DRPs)

Drug Therapy Problems atau Drug Related Problems adalah hal yang tidak diinginkan yang dialami oleh pasien yang melibatkan, atau diduga

melibatkan terapi pengobatan, dan yang menghalangi tercapainya tujuan terapi

yang diinginkan. Terdapat 7 kategori pada Drug Related Problems (DRPs) dan dapat dibagi menjadi 4 kategori besar, yaitu aspek : 1) Indikasi yang terdiri dari

perlu terapi tambahan dan pemberian obat yang tidak diperlukan; 2) Efektifitas

yang terdiri dari salah pemberian obat dan dosis terlalu rendah; 3) Keamanan yang

terdiri dari efek samping dan dosis terlalu tinggi; 4) Kepatuhan.

Permasalahan dalam terapi obat dapat dipengaruhi oleh kondisi

patofisiologis pasien serta penatalaksanaan terapi itu sendiri. Cipolle (2004)

memaparkan penyebab untuk masing-masing kategori DRPs menjadi :

a. Terapi tanpa indikasi disebabkan oleh terapi yang diperoleh sudah tidak

(40)

menggunakan terapi tunggal, kondisi yang seharusnya mendapat terapi

non farmakologi, terapi efek samping yang dapat diganti dengan obat lain,

penyalahgunaan obat.

b. Memerlukan terapi tambahan (needs additional drug therapy) disebabkan oleh munculnya kondisi kronik yang membutuhkan terapi, memerlukan

terapi untuk mengurangi risiko munculnya kondisi medis baru,

memerlukan terapi kombinasi untuk memperoleh efek obat kuat atau efek

tambahan.

c. Pemilihan obat yang kurang tepat (wrong drug) dapat disebabkan oleh obat efektif tetapi relatif mahal atau bukan obat yang paling aman,

kombinasi obat yang salah sehingga terapi tidak maksimal.

d. Dosis terlalu rendah (dosage too low) yang dapat disebabkan karena dosis terlalu rendah untuk dapat menimbulkan respon, jarak pemberian obat

dalam frekuensi yang jarang untuk dapat memberikan respon, interaksi

obat yang dapat mengurangi jumlah obat yang tersedia dalam bentuk aktif,

durasi terapi obat terlalu pendek untuk dapat menghasilkan respon.

e. Efek obat merugikan (adverse drug reaction) dapat disebabkan karena obat menimbulkan efek yang tidak diinginkan tetapi tidak ada

hubungannya dengan dosis, interaksi obat yang menyebabkan reaksi yang

tidak diharapkan tetapi tidak ada hubungannya dengan dosis, aturan dosis

yang telah diberikan atau diubah terlalu cepat, obat yang menyebabkan

(41)

f. Dosis terlalu tinggi (dosage too high) dapat disebabkan dosis yang diberikan terlalu tinggi sehingga menimbulkan efek yang berlebihan,

frekuensi pemberian obat terlalu pendek sehingga terjadi akumulasi, durasi

terapi pengobatan terlalu panjang, interaksi obat dapat menghasilkan

reaksi toksik, obat diberikan atau dinaikkan terlalu cepat.

g. Ketidakpatuhan (noncompliance) pasien dapat disebabkan karena pasien tidak memahami aturan pemakaian, pasien lebih suka tidak menggunakan

obat, pasien lupa untuk menggunakan obat, obat terlalu mahal bagi pasien,

pasien tidak dapat menelan obat atau menggunakan obat sendiri secara

tepat. Oleh karena itu, diperlukan peran farmasis dalam mencegah dan

mengatasi terjadinya ketidakrasionalan penggunaan obat (Cipolle, 2004).

G. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat mengindentifikasi Drug Related Problems (DRPs) terkait penggunaan obat diuretik yang digunakan pada pasien 60 tahun ke atas dengan hipertensi komplikasi stroke di Rumah Sakit Panti Rini

(42)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini mengevaluasi Drug Related Problems (DRPs) penggunaan diuretik pada pasien geriatri dengan hipertensi komplikasi stroke di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 - Juni 2013. Penelitian ini merupakan

jenis penelitian non eksperimental deskriptif evaluatif dengan menggunakan data

retrospektif.

Penelitian non eksperimental atau penelitian observasional adalah

penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah variabel dari subjek

penelitian, dengan kondisi apa adanya dan tidak dilakukan tindakan intervensi

terhadap variabel yang diteliti (Imron, 2010).

Rancangan penelitian ini dikategorikan deskriptif evaluatif karena

penelitian ini bertujuan memberikan gambaran dan evaluasi mengenai

penggunaan obat diuretik pada pasien geriatri berdasarkan LFG menurut formula

MDRD (Jogiyanto, 2008; Imron, 2010). Penelitian ini menggunakan data

retrospektif yang merupakan data yang diambil dengan cara melakukan

penelusuran dokumen terdahulu, yaitu pada lembar rekam medis pasien geriatri

dengan hipertensi komplikasi stroke di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

periode Januari 2012 – Juni 2013. Pengambilan data dilakukan dari tanggal 1 – 30

Agustus 2013. Penelitian ini juga menggunakan data kualitatif yang berupa hasil

(43)

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Profil karakteristik pasien geriatri dengan penyakit hipertensi komplikasi

stroke di RS Panti Rini periode Januari 2012 – Juni 2013 meliputi umur, jenis

kelamin, dan profil nilai LFG pasien. Umur dikategorikan menjadi 3 yaitu

lansia dengan kisaran umur 60 – 75 tahun, tua dengan umur 75 – 90 tahun,

dan sangat tua dengan umur lebih dari 90 tahun. Kondisi ginjal pasien dilihat

menggunakan parameter Laju Filtrasi Glomerulus yang diukur dengan metode

MDRD. Formula MDRD adalah sebagai berikut:

LFG (mL/min/1,73 m2) = 186 x (Scr)-1,154 x (umur)-0,203 x (0,742 jika

wanita) x (1,212 bila African-American) (SI units) (Knott, 2010).

2. Profil pengobatan kardiovaskular dan obat lain yang diterima oleh pasien

hipertensi komplikasi stroke selama mengalami perawatan di rumah sakit

yang terbagi menjadi kelompok, golongan, dan jenis obat. Profil penggunaan

diuretik terbagi menjadi golongan dan jenis diuretik, indikasi dan pilihan

terapi diuretik, frekuensi dan dosis pemberian diuretik, rute dan waktu

pemberian diuretik.

3. Subjek penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini menggunakan

jumlah kasus yang ditemukan sesuai kriteria inklusi yang telah disebutkan

selama periode Januari 2012 – Juni 2013.

4. Drug Related Problems yang akan dievaluasi pada penelitian ini yaitu dibagi menjadi 6 kelompok yaitu butuh tambahan obat, tidak butuh obat, salah

(44)

efek yang tidak diinginkan atau efek samping obat, dosis obat yang berlebih,

sedangkan untuk kriteria kepatuhan tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

5. Wawancara dengan dokter penulis resep dalam penelitian dilakukan setelah

data rekam medis dianalisis. Hasil analisis tersebut digunakan untuk

menyusun panduan pertanyaan yang digunakan untuk wawancara dan hasil

wawancara digunakan untuk melengkapi pembahasan terhadap hasil analisis.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini semua pasien geriatri yang terdiagnosis hipertensi

komplikasi stroke dan menerima terapi obat golongan diuretik di Rumah Sakit

Panti Rini periode Januari 2012 - Juni 2013. Kriteria inklusi pasien dengan usia di

atas 60 tahun yang memiliki tekanan diastolik ≥ 90 mmHg dan tekanan sistolik ≥

140 mmHg dengan stroke serta menerima obat diuretik dan telah menjalani uji

laboratorium yang terkait dengan penggunaan diuretik pada geriatri seperti

kreatinin serum dan kadar elektrolit. Kriteria eksklusi yang diberlakukan adalah

pasien dengan hasil rekam medis yang tidak lengkap dan tidak bisa dikonfirmasi

serta tidak memiliki data hasil laboratorium terkait penggunaan diuretik.

Pemilihan subjek penelitian dipilih sesuai dengan kriteria inklusi yang

telah ditetapkan. Terdapat populasi hipertensi sebanyak 240 pasien di RS Panti

Rini periode Januari 2012 – Juni 2013 dan 122 pasien diantaranya termasuk

pasien geriatri yang termasuk dalam kriteria inklusi penelitian. Pasien hipertensi

geriatri yang mengalami hipertensi komplikasi stroke ditemukan sebanyak 29

(45)

dimasukkan ke dalam subjek penelitian disebabkan oleh beberapa hal yaitu, 3

pasien tidak menggunakan diuretik, 2 pasien menggunakan diuretik namun tidak

terdapat informasi mengenai kekuatan/dosis obat diuretik yang digunakan, dan 2

pasien tidak memiliki data hasil laboratorium yang terkait dengan penggunaan

diuretik dan tidak bisa dikonfirmasi oleh tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut

sehingga 7 pasien di eksklusi.

Gambar 4. Skema Pemilihan Subjek Penelitian di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012-Juni 2013

Penelitian ini juga melibatkan dokter penulis resep sebagai subjek

penelitian yang dilakukan melalui wawancara. Wawancara tersebut bermaksud

untuk melengkapi pembahasan pada hasil evaluasi DRPs. Hasil tersebut didapat

melalui panduan pertanyaan yang didapatkan setelah mengevaluasi data rekam

medis yang telah dianalisis berupa penatalaksanaan terapi pada pasien hipertensi

(46)

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan

rekam medis pasien geriatri yang memenuhi kriteria inklusi seperti tersebut di

atas. Rekam medis adalah riwayat pengobatan dan perawatan pasien yang dapat

digunakan sebagai bahan penelitian yaitu yang memuat data karakteristik pasien

meliputi usia, jenis kelamin, diagnosis masuk, terapi yang diberikan, catatan

keperawatan, dan hasil laboratorium. Pengambilan data dilakukan dari tanggal 1 –

30 Agustus 2013.

E. Lokasi Penelitian

Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang

beralamat di Jl.Solo Km 12,5 Kalasan Yogyakarta. Data tersebut diambil tepatnya

pada bagian ruangan rekam medis pasien.

F. Tata Cara Penelitian 1. Pengurusan Izin Penelitian

Penelitian dimulai dengan mengurus izin penelitian untuk dapat

mengambil data di lokasi penelitian yaitu Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta. Izin penelitian didapat dari rumah sakit tersebut untuk dapat

mengambil data.

2. Analisis Situasi

Analisis situasi dilakukan dengan mencari data rekam medis pasien

geriatri yang terdiagnosa hipertensi komplikasi stroke menggunakan obat

(47)

3. Pengambilan Data

Subjek yang diperoleh dari data nomor rekam medis pada analisis situasi

dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah

ditetapkan. Apabila terdapat data yang kurang jelas dan kurang lengkap,

dilakukan tanya jawab dengan apoteker di RS Panti Rini. Kemudian dilakukan

pencatatan data yang meliputi nomor rekam medis, umur, jenis kelamin, berat

badan, data laboratorium, jenis diuretik, dosis dan frekuensi pemberian obat

diuretik, serta keluhan yang dirasakan oleh pasien yang diduga merupakan

efek samping atau hasil interaksi obat. Pengumpulan data dari rekam medis

tersebut dilakukan dengan tanpa mengganggu aktivitas petugas kesehatan di

rumah sakit tersebut.

4. Pengolahan Datadan Analisis Hasil

Pengolahan data dilakukan secara deskriptif dengan memberikan

gambaran karakteristik subjek penelitian, profil penggunaan obat pasien, dan

profil penggunaan obat diuretik. Pengolahan data secara evaluatif dilakukan

dengan cara mengevaluasi DPRs pada penggunaan obat diuretik pada pasien

geriatri dengan penyakit hipertensi komplikasi stroke. Pengolahan data secara

deksriptif maupun evaluatif dijelaskan secara rinci berikut ini :

a. Karakteristik Pasien

Analisis deskriptif mengenai karakteristik pasien dimulai dengan

mengelompokkan pasien hipertensi komplikasi stroke berdasarkan distribusi umur

dan jenis kelamin serta nilai LFG pasien. Distribusi umur dan jenis kelamin

(48)

terkait dengan fungsi ginjal pasien yaitu tahap 1 dengan nilai LFG ≥90 berarti

fungsi renal masih normal, tahap 2 dengan nilai LFG 60-89 yang berarti fungsi

renal sedikit menurun, tahap 3 dengan nilai LFG 30-59 yang berarti fungsi renal

menurun dalam tahap moderat, tahap 4 dengan nilai LFG 15-29 yang berarti

penurunan fungsi renal yang berat, dan tahap 5 dengan nilai LFG <15 yang berarti

gagal ginjal tahap akhir (Hudson, 2008).

b. Profil Penggunaan Obat dan Profil Penggunaan Diuretik

Profil penggunaan obat pada pasien hipertensi komplikasi stroke

dikelompokkan berdasarkan kelas terapi menurut Tjay (2007) yaitu : obat

kardiovaskular, obat susunan saraf pusat, obat untuk saluran pernafasan, obat

untuk saluran cerna, obat yang mempengaruhi hormon, obat nutrisi dan darah,

obat untuk infeksi dan penggunaan infus. Profil penggunaan diuretik

dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu : golongan diuretik, jenis diuretik,

indikasi dan pemilihan terapi diuretik, dosis dan frekuensi pemberian diuretik,

waktu pemberian diuretik, dan rute pemberian diuretik

c. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) a. Butuh tambahan obat (need additional drug therapy) b. Tidak butuh obat (unnecessary drug therapy)

c. Salah pemberian obat (wrong drug)

d. Dosis obat yang tidak mencukupi atau kurang (dosage too low) e. Efek samping obat (adverse drug reaction)

(49)

Hasil evaluasi Drug Related Problems akan dianalisis dengan metode SOAP (subjektif, objektif, assessment, dan plan atau rekomendasi). Subjektif meliputi umur, jenis kelamin, lama dirawat, diagnosa, keluhan, perjalanan

penyakit, riwayat penyakit, status keluar, dan genogram 3 generasi pasien.

Objektif meliputi hasil laboratorium, tanda vital (tekanan darah dan nadi), asuhan

keperawatan, dan penatalaksanaan obat yang diterima oleh pasien. Assessment merupakan penilaian yang dilakukan terkait evaluasi penggunaan diuretik. Plan atau rekomendasi merupakan saran yang diberikan untuk mengatasi DRPs yang

muncul dalam penggunaan obat diuretik berdasarkan acuan yang ada. Acuan yang

digunakan untuk evaluasi DRPs yang terjadi dalam pengobatan pasien hipertensi komplikasi stroke yaitu The Clinician’s Guide 2nd ed. tahun 2004, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 7th ed. tahun 2008, The Seventh Report of the Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure tahun 2004, British National Formulary, 58th ed. tahun 2009, Stockley’s Drug Interaction, 8th ed. tahun 2008 dan Drug Information Handook (DIH) tahun 2011-2012.

d. Penyajian Hasil

Hasil atau data yang muncul akan disajikan dalam bentuk tabel dan

dianalisis DRPs yang muncul berdasarkan acuan yang digunakan. Data yang

(50)

e. Wawancara Dengan Dokter Penulis Resep

Wawancara dengan dokter penulis resep dimaksudkan untuk melengkapi

pembahasan mengenai hasil evaluasi Drug Related Problems (DRPs). Hasil tersebut didapat melalui panduan pertanyaan yang didapatkan setelah

mengevaluasi data rekam medis yang telah dianalisis berupa penatalaksanaan

terapi pada pasien hipertensi komplikasi stroke.

G. Keterbatasan Penelitian

Penelitian dengan data retrospektif memiliki kelemahan bila

dibandingkan dengan jika menggunakan data prospektif. Pada penelitian dengan

data retrospektif tidak memungkinkan mengamati lebih lanjut perkembangan

kondisi pasien yang sebenarnya berkaitan dengan analisis DRPs, misalnya mengenai kepatuhan pasien terhadap regimen terapi. Oleh karena itu, pada

penelitian ini hanya dapat dilakukan 6 aspek DRPs sedangkan aspek kepatuhan

tidak dapat dilakukan. Keterbatasan lain yang dimiliki oleh data retrospektif yaitu

acuan yang digunakan untuk mengevaluasi DRPs yang terjadi tidak bisa

menggunakan acuan yang terbaru.

Waktu yang terbatas yang disediakan oleh pihak Rumah Sakit Panti Rini

untuk melakukan wawancara juga merupakan salah satu keterbatasan penelitian.

Hal tersebut menyebabkan hasil wawancara yang digunakan bersifat menyeluruh

dan tidak bisa secara kasus per kasus. Kelemahan lain penelitian ini yaitu hanya

mengevaluasi mengenai pemberian obat diuretik tanpa melihat keseluruhan

pengobatan lain yang diberikan pada pasien tersebut. Hal ini menyebabkan DRPs

(51)

Kesulitan lainnya yaitu masalah dalam membaca rekam medis yang

dikarenakan tulisan yang kurang jelas, penggunaan bahasa daerah dalam

penulisan catatan keperawatan yang bermacam-macam dan juga rekam medis

yang tidak secara lengkap mencantumkan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti

seperti pemeriksaan fisik, keluhan pasien dan kekuatan obat. Apabila terdapat data

yang kurang lengkap tersebut, dapat dilakukan tanya jawab dengan apoteker di RS

Panti Rini, bila tidak ada hasil maka sesuai dengan kriteria eksklusi, rekam medis

(52)

31 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)

Penggunaan Diuretik pada Pasien Geriatri dengan Hipertensi Komplikasi Stroke

di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013”

dilakukan dengan menelusuri data rekam medis pasien yang terdiagnosis sebagai

penderita hipertensi komplikasi stroke. Berdasarkan data yang diperoleh bagian

rekam medis, diperoleh 22 kasus sebagai bahan penelitian yang mempunyai data

rekam medis lengkap yaitu yang mencantumkan jenis kelamin, umur, diagnosa

utama, lama perawatan, terapi, data laboratorium ALT, AST dan SCr.

A. Karakteristik Pasien 1. Distribusi Pasien Berdasarkan Umur

Pasien hipertensi komplikasi stroke di Rumah Sakit Panti Rini

dikelompokkan berdasarkan umur 60 – 75 tahun (Elderly), 75 – 90 tahun (Old), dan lebih dari 90 tahun (Very Old). Penelitian yang dilakukan difokuskan pada populasi geriatri karena populasi ini merupakan salah satu risiko terjadinya

penyakit hipertensi komplikasi stroke yang akan diteliti.

Gambar 5. Persentasi Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke Berdasarkan Umur di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013

77,3% 18,2%

4,6%

Distribusi Pasien Berdasarkan Umur

60 - 75 tahun

(53)

Gambaran kelompok pasien hipertensi komplikasi stroke yang dirawat

di RS Panti Rini berdasarkan kelompok umur menunjukkan bahwa pasien dengan

kelompok umur 60 – 75 tahun sebesar 77,3%, kelompok umur 75 – 90 tahun

sebesar 18,2%, dan kelompok umur > 90 tahun sebesar 4,6%.

Risiko terjadinya hipertensi beserta komplikasinya semakin meningkat

seiring bertambahnya usia. Hal itu dapat terjadi karena terjadi penimbunan lemak

pada pembuluh darah seiring bertambahnya usia sehingga dapat terjadi

penyumbatan pembuluh darah yang dapat memicu kenaikan tekanan darah dan

risiko terjadinya stroke meningkat (McPhee, 2007). Pada usia > 75 tahun

persentasi pasien mulai menurun, hal ini disebabkan usia harapan hidup hingga

mencapai usia tersebut semakin kecil, dengan demikian hanya sedikit pasien yang

mampu bertahan hidup dengan penyakit stroke hingga mencapai usia >75 tahun.

2. Persentasi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada umumnya, laki-laki lebih memiliki kecenderungan untuk

mengalami stroke dibandingkan dengan perempuan, hal tersebut mungkin terjadi

karena pengaruh perbedaan hormon pada laki - laki dan perempuan. Pada laki-laki

terdapat hormon testosterone yang dapat meningkatkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein), apabila kadar LDL tinggi maka dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang merupakan faktor risiko terjadinya penyakit

(54)

Gambar 6. Persentasi Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke Berdasarkan Jenis Kelamin di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012-Juni 2013

Gambaran kelompok pasien berdasarkan jenis kelamin menunjukkan

sebanyak 59,1% pasien laki-laki yang terkena hipertensi komplikasi stroke dan

sebanyak 40,9% pasien wanita yang mengalami hipertensi komplikasi stroke. Hal

ini juga dapat terjadi karena pasien laki-laki cenderung memiliki pola hidup yang

kurang sehat seperti merokok, konsumsi alkohol, kopi dan minuman berenergi

yang dapat merusak tubuh sehingga risiko terkena penyakit stroke semakin

meningkat jika dibandingkan perempuan (McPhee, 2007).

3. Profil Nilai Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) Pasien

Laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah jumlah darah yang terfiltrasi

melalui glomerulus dalam tiap menit dan seringkali digunakan sebagai indeks

terbaik dalam pengukuran fungsi ginjal pada orang sehat maupun sakit. Nilai LFG

pada individu dewasa mendekati 120 – 130 mL/min/1,73 m2 dan akan menurun seiring dengan meningkatnya usia (Patel, 2009). Penurunan LFG merupakan

tanda awal dari gagal ginjal dan dapat berkembang menjadi Chronic Kidney

59,1% 40,9%

Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

(55)

Disease (CKD) sehingga perlu dilakukan penanganan terutama penyesuaian dosis obat yang dapat mempengaruhi kerja ginjal. Profil nilai LFG pasien hipertensi

komplikasi stroke di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013

dapat dilihat pada Tabel II.

Tabel II. Profil Nilai Laju Filtrasi Glomerulus Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013 Lampiran Tahap 2 : nilai LFG 60-89 (fungsi renal sedikit menurun)

Tahap 3 : nilai LFG 30-59 (fungsi renal menurun dalam tahap moderat) Tahap 4 : nilai LFG 15-29 (penurunan fungsi renal yang berat)

(56)

B. Profil Penggunaan Obat dan Profil Penggunaan Diuretik

Profil penggunaan obat pada pasien hipertensi komplikasi stroke

merupakan gambaran pengobatan yang diberikan yang meliputi kelas terapi obat,

golongan obat, jenis obat, dan frekuensi penggunaan obat yang disajikan dalam

bentuk tabel yang akan disertai dengan penjelasan. Gambaran secara umum

distribusi penggunaan obat pada pasien hipertensi komplikasi stroke Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 – Juni 2013 menurut kelas terapinya

disajikan pada Tabel III dibawah.

Tabel III. Profil Penggunaan Obat pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013 No. Kelas Terapi Obat Jumlah Kasus Persentasi (%)

1 Obat Kardiovaskular 129 42,0

2 Obat untuk Saluran Cerna 45 14,7

3 Obat Nutrisi dan Darah 45 14,7

4 Obat Analgetik 21 6,8

5 Obat Susunan Saraf Pusat 26 8,5

6 Obat yang Mempengaruhi Hormon 7 2,3

7 Obat untuk Infeksi dan anti alergi 9 2,9

8 Obat untuk Saluran Nafas 3 1,0

9 Infus 22 7,2

Total 307 100

Penggunaan obat terbanyak terdapat pada kelas terapi obat

kardiovaskular. Hal tersebut sesuai dengan terapi pilihan yang digunakan untuk

mencapai tujuan terapi pengobatan yang sesuai untuk pasien hipertensi

komplikasi stroke dikarenakan pasien tersebut memerlukan tindakan yang tepat

dalam perawatan untuk menangani penyakit yang diderita (Fagan and Hess,

2008). Kelompok, golongan, dan jenis obat yang digunakan akan diuraikan secara

Gambar

Tabel I. Tingkat Penyakit Ginjal Kronik Berdasarkan Nilai LFG..........
Gambar 1. Perbandingan Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg)................
Gambar 1. Perbandingan Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg) (The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
Gambar 2. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosterone Sebagai Salah Satu Mekanisme Hipertensi (Saseen and MacLaughlin, 2008)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar konsep gerak dalam berbagai permainan dan atau olahraga tradisional

[r]

Adapun Sentra Industri Seni dan Kerajinan, antara lain: (1) Sentra Industri Tas dan Koper (INTAKO), di desa Kedensari kecamatan Tanggulangin, (2) Bordir di desa Kludan

Pada Frame 139 buat animasi kaki karakter Neo yang sedang menendang, kini gerakan kaki tersebut tepat mengenai kepala karak- ter Smith. Animasi Tween pada

Ruang lingkup pekerjaan bagi lulusan Program Keahlian Teknik Pengecoran adalah jenis pekerjaan dan atau profesi yang relevan dengan kompetensi yang tertuang di dalam tabel

ADALAH RINGKASAN RAMALAN KERJA YANG AKAN DILAKUKAN MANAKALA PROYEK SELESAI, BIASANYA RAMALAN KERJA DIPERSIAPKAN SECARA LENGKAP DAN TERPERINCI OLEH PIHAK YANG AHLI DAN

Hasit perhitungan dengan menggunakan model regresi penuh ( Full Model Regression ) diperoleh dengan nilai koefisien regresi kualitas pelayanan ( variabel independen )

hukum ylng beBih. bcnviba*A pendh pengabdirn, sadrr ddn rdl hukum. ncmpunlli ae keadild scsuai dengar kemanusian dan |]rt)lcsnDal clcklil.. dildngkapi dcnean wana