i
PENGARUH PENERAPAN CHEMISTRY EDUTAINMENT GAMES TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI
SMA NEGERI 1 PLERET TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Dhelina Puteri Nur Rahmawati 13303244025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v MOTTO
ا ًرْسي
ِ رْسعْلا
ِعم
ِ ن إف
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyiraah : 5)
ِني ر ب
ِعما صلا
ِ َا
ِ ن إ
ِ رْ صلا ب ا صلا
اوني عتْسا
اونمآ
ِني ذ لا
ا ّيأ
اي
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar” (Qs Al Baqarah : 153)
ِدج
ِ دج
ِْنم
Man Jadda Wa Jada
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahhirabbil’alamin
Segala puji dan syukur terpanjatkan untuk Allah SWT, atas segala curahan berkah dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan semaksimal mungkin.
Karya ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orangtuaku, ibu Sugiyarni dan bapak Sunardi yang telah dengan ikhlas mencurahkan segala kasih sayangnya dalam bentuk doa maupun materiil.
2. Saudaraku tersayang mas Eko-mbak Itsna, Mbak Ita-Mas Fajar yang tidak hentinya selalu memberikan petuah serta arahan yang terbaik, serta keponakanku Nada, Khaisan, Najwa, dan Ozzan yang selalu menorehkan canda tawa. 3. Mas Lazuardi Nugroho yang tidak lelah memberikan
semangat dan sebagai tempat mencurahkan keluh kesahku. 4. Sahabat-sahabatku satu perjuangan terima kasih banyak
atas segala kebersamaannya selama ini.
5. Teman-teman Pendidikan Kimia C 2013 dan HIMA KIMIA 2014-2015, terima kasih atas rasa kekeluargaan yang terjalin selama ini.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul berjudul “Pengaruh Penerapan Chemistry Edutainment Games Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Pleret Tahun Ajaran 2016/2017”.
Penyususnan skripsi yang telah diselesaikan tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas MIPA UNY yang telah memberikan kelancaran bagi penulis dalam penyelesaian laporan penelitian
2. Bapak Jaslin Ikhsan, Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia yang telah memberikan kelancaran bagi penulis dalam penelitian dan penyelesaian laporan
3. Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia yang telah memberikan kelancaran bagi penulis dalam penelitian dan penyelesaian laporan.
4. Ibu Dra. Rr. Lis Permana Sari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah dengan sabar membimbing serta memotivasi penulis selama penelitian dan penyelesaian laporan.
5. Bapak Dr. Crys Fajar Partana, M.Si selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyelesaian laporan penelitian.
6. Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU.Apt selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyelesaian laporan penelitian.
7. Ibu Anggiyani Ratnaningtyas, M.Pd dan Ibu Dina, M.Pd yang telah bersedia menjadi tempat untuk bertukar pikiran.
viii
9. Drs. Imam Nurrohmad selaku Kepala SMA Negeri 1 Pleret yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian. 10. Sudaryanti, S.Si selaku Guru Kimia SMA Negeri 1 Pleret yang telah
membimbing dan membantu peneliti selama pelaksanaan penelitian di sekolah. 11. Peserta didik kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 SMA Negeri 1 Pleret Tahun Ajaran
2016/2017 yang telah membantu proses pelaksanaan penelitian.
12. Sahabat-sahabatku satu perjuangan, beserta teman-teman yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyususnan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi masih terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki pada kesempatan selanjutnya. Untuk itu, peneliti mohon maaf jika belum bisa memberikan hasil yang sempurna kepada semua pihak yang telah membantu jalannya proses penelitian. Selain itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi lebih baik lagi.
Yogyakarta, 10 April 2017
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
BAB II. KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan ... 14
1. Deskripsi Teori ... 14
2. Penelitian yang Relevan ... 29
B. Kerangkan Berpikir ... 31
C. Hipotesis Penelitian ... 33
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 34
xi
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
1. Populasi Penelitian ... 35
2. Sampel Penelitian ... 34
D. Instrumen Penelitian dan Analisis Instrumen ... 36
1. Instrumen penelitian ... 36
2. Analisis Instrumen ... 43
E. Teknik Pengumpulan Data ... 46
F. Teknik Analisis Data ... 48
1. Uji Prasyarat ... 48
2. Uji hipotesis ... 52
BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 61
B. Pembahasan ... 69
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89
B. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-kisi Butir Instrumen Motivasi Belajar Kimia……… 40
Tabel 2. Skala Penilaian untuk Pengisian Angket……… 41
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Prestasi Belajar Kimia... 42
Tabel 4. Kriteria Reliabilitas Instrumen……… 46
Tabel 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Prestasi Belajar Kimia……….. 47
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan Awal Kimia Peserta Didik……. 50
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Data Pengetahuan Awal Kimia Peserta Didik……… 52 Tabel 8. Data Pengetahuan Awal Kimia Peserta Didik……… 61
Tabel 9. Data Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik………. 61
Tabel 10. Data Motivasi Belajar Kimia Peserta Didik……… 61
Tabel 11. Hasil Uji-t Sama Subjek Motivasi Belajar Kimia Kelas Eksperimen…… 62
Tabel 12. Hasil Uji-t Beda Subjek Motivasi Belajar Kimia Kelas Kontrol………… 63
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP……… 96
Lampiran 2. Angket Pembelajaran Menggunakan Chemistry Edutainment Games Pada Kelas Eksperimen……… 216
Lampiran 3. Pedoman dan Skor Hasil Angket Motivasi Belajar Kimia……… 222
Lampiran 4. Hasil Angket Terbuka Motivasi Belajar Kimia……….... 226
Lampiran 5. Soal Prestasi Belajar Kimia Sebelum Validasi dan Kunci Jawaban………. 230
Lampiran 6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Tes Prestasi………. 242
Lampiran 7. Soal Prestasi Belajar Kimia Sesudah Validasi dan Kunci Jawaban………. 246
Lampiran 8. Data Pengetahuan Awal dan Hasil Prestasi Belajar Kimia…….. 255
Lampiran 9. Hasil Uji Normalitas………. 258
Lampiran 10. Hasil Uji Homogenitas………... 263
Lampiran 11. Hasil Uji-t Sama Subjek………. 265
Lampiran 12. Hasil Uji-t Beda Subjek……….. 268
Lampiran 13. Hasil Uji Anakova (Analisis Kovarian)……….. 270
Lampiran 14. Hasil Uji Regresi………. 272
xv
PENGARUH PENERAPAN CHEMISTRY EDUTAINMENT GAMES TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 PLERET TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh :
Dhelina Puteri Nur Rahmawati NIM.13303244025
Pembimbing : Dra. Rr. Lis Permana Sari, M.Pd
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan Chemistry Edutainment Games yang ditandai dengan adanya perbedaan 1) motivasi belajar peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Chemistry Edutainment Games, 2) motivasi belajar peserta didik yang menggunakan metode Chemistry Edutainment Games dengan yang menggunakan metode konvensional, dan 3) prestasi belajar peserta didik yang menggunakan metode Chemistry Edutainment Games dengan yang menggunakan metode konvensional.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian satu faktor, dua sampel, dan satu kovariabel. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pleret. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen (XI IPA 2) dan kelas kontrol (XI IPA 3) yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari Chemistry Edutainment Games, RPP, angket motivasi belajar, dan soal prestasi belajar kimia. Uji prasyarat hipotesis dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Data dianalisis menggunakan uji-t sama subjek, uji-t beda subjek, dan uji anakova (analisis kovarian).
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 1) ada perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Chemistry Edutainment Games, 2) tidak ada perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar peserta didik yang menggunakan metode Chemistry Edutainment Games dengan yang menggunakan metode konvensional, 3) tidak ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar peserta didik yang menggunakan metode Chemistry Edutainment Games dengan yang menggunakan metode konvensional.
xvi
EFFECT OF APPLICATION CHEMISTRY EDUTAINMENT GAMES TOWARD MOTIVATION AND STUDENTS ACHIEVEMENT IN LEARNING CHEMISTRY CLASS XI SMA NEGERI 1 PLERET YEAR
2016/2017 by:
Dhelina Puteri Nur Rahmawati NIM.13303244025
The Principal Supervisor: Dra. Rr. Lis Permana Sari, M.Pd
ABSTRACT
The purpose of this study is to know the influence of application of Chemistry Edutainment Games marked by the difference 1) learning motivation of learners before and after follow the learning by using the method of Chemistry Edutainment Games, 2) motivation learners using the method of Chemistry Edutainment Games with using conventional method, and 3) learning achievement of learners using Chemistry Edutainment Games method using conventional method.
This research is a experiment research with one factor, two sample, and one covariable research design. The study population is all students of class XI IPA SMA Negeri 1 Pleret. The sample consisted of two classes, experiment class (XI IPA 2) and control class (XI IPA 3) determined by purposive sampling. The research instruments consist of Chemistry Edutainment Games, RPP, motivation questionnaire study, and learning achievement of chemistry. The hypothesis prerequisite test is performed by normality test and homogeneity test. Analyzed using the same subject-t test, subject-t test, and anakova test (covariance analysis).
The result of the research shows that 1) there is a significant difference between learning motivation before and after following learning by using Chemistry Edutainment Games method, 2) there is no significant difference between learning motivation of learners using Chemistry Edutainment Games method using conventional method, 3) there is no significant difference between learning achievement of learners using Chemistry Edutainment Games method using conventional method.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara. Negara yang memiliki kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu pendidikan dalam suatu negara dijadikan sebagai salah satu sarana untuk memperbaiki sumber daya manusia sehingga mampu menghadapi tantangan di masa depan. Sebagian besar negara yang ada di dunia menjadikan pendidikan sebagai landasan untuk memajukan suatu negara. Indonesia sebagai negara berkembang masih memperbaiki mutu pendidikan disetiap jenjang sekolah melalui proses pembelajaran.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat bergantung dengan berjalannya sistem belajar mengajar di sekolah. Pemerintah telah menetapkan standar sistem pendidikan yang berlaku secara nasional, dimana terdapat profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan sebagai salah satu sarana tolak ukur untuk melihat keberhasilan sistem belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 35 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan yang mencakup sikap pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
2
sudah menerapkan kurikulum 2013 sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada disebut-sebut menjadi salah satu faktor penghambat keberlangsungan kurikulum 2013. Salah satu SMA yang belum menerapkan kurikulum ini adalah SMA Negeri 1 Pleret khususnya untuk mata pelajaran kimia. Kurikulum KTSP masih dianggap efektif untuk diterapkan. Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (2006) mengemukakan dalam Nugroho, Redjeki, & Mulyani (2014), dalam kurikulum KTSP kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA. Kimia merupakan salah satu cabang sains atau IPA yang berisi pengetahuan yang berdasarkan fakta, hasil pemikiran dan hasil penelitian yang dilakukan para ahli.
Motivasi belajar adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siwa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai Sardiman (2011).
3
untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya muncul dalam diri peserta didik manakala peserta didik merasa membutuhkan (need).
Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur dari tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik yang dapat diketahui dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketepatan dalam penggunaan metode mengajar yang diberikan dapat memperngaruhi proses dalam pembelajaran dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Dengan memperbaiki metode pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada suatu materi sehingga prestasi peserta didik akan meningkat (Nurhayati, Redjeki, & Utami, 2013). Prestasi belajar berkaitan dengan hasil dari proses pembelajaran di kelas. Seberapa jauh serapan materi yang dapat diterima oleh peserta didik sehingga dapat menguasai materi yang disajikan. Arifin (2013) mengungkapkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
4
Materi pembelajaran kimia dianggap masih sulit dipelajari dan mata pelajaran kimia belum menjadi pilihan utama dalam belajar karena menurut peserta didik materi pelajaran kimia kurang menarik. Hal ini dapat menyebabkan prestasi belajar kimia rendah atau belum mencapai target yang diinginkan. Selama ini metode pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya berjalan satu arah, di mana guru yang lebih banyak aktif memberikan informasi kepada peserta didik. Peserta didik juga terlihat kurang aktif dan cenderung bersikap individual, sehingga kerja sama antar peserta didik masih kurang (Rosyana, Mulyani, & Saputro, 2014).
5
Ulya (2016) mengungkapkan bahwa penggunaan metode pembelajaran yang bersifat pasif seperti metode ceramah atau metode konvensional kemungkinan besar akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik introvert, karena peserta didik introvert cenderung bersifat pasif dan lebih suka bekerja sendirian. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik extrovert, karena peserta didik extrovert cenderung bersifat aktif dan lebih kooperatif (suka bekerja sama dengan orang lain).
6
metode pengajaran yang dapat memberikan rasa senang peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Kehadiran media menurut Djamarah & Zain (2013) mempunyai arti yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya/ untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik.
Adieze (2016) berpendapat bahwa proses pembelajaran dengan metode konvensional membuat peserta didik kurang termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran karena guru cenderung pasif. Hal ini menyebabkan tingkat pengetahuan peserta didik rendah. Pembelajaran yang diperlukan untuk membuat perhatian peserta didik dapat memiliki kemampuan perseptual, kemampuan kognitif, gairah belajar, karakteristik belajar yang relevan, pembelajaran afektif, dan nilai fungsional untuk meningkatkan prestasi akademik, yaitu dengan metode pembelajaran edutainment.
7
dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang didesain dengan memadukan antara muatan pendidikan dan hiburan secara harmonis, sehingga aktivitas pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan. Sama halnya dengan pendapat Sutrisno (2005) dalam Hamid (2011:17) mengemukakan bahwa edutainment adalah pembelajaran yang menyenangkan biasanya dilakukan dengan humor, permainan (game), bermain peran (roleplay), dan demonstrasi. Pembelajaran juga dapat dilakukan dengan cara-cara lain, asalkan peserta didik dapat menjalani proses pembelajaran dengan senang.
Permainan dalam pembelajaran kimia dirancang khusus untuk pembelajaran atau penguatan beberapa konsep. Keterampilan, serta untuk menumbuhkan beberapa sikap positif, termasuk apresiasi terhadap ilmu kimia. Penggunaan permainan dalam pengajaran dan pembelajaran kimia didasarkan pada konsep bermain dan belajar. Aspek penting dari permainan yang diterapkan pada pembelajaran adalah adanya kenikmatan, tanpa permainan belajar akan menjadi membosankan. Permainan kimia adalah permainan edukatif dan dapat dikelompokkan menjadi permainan yang kompetitif . Permainan kimia kompetitif melibatkan penilaian, sistem penilaian memiliki sejumlah poin tetap. Kesuksesan suatu kelompok bermain secara otomatis menyebabkan kerugian kelompok lain (Fatokun, Egya, & Uzoechi, 2016).
8
pembelajaran. Chemistry Edutainment Games sebagai metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat media pembelajaran berupa games ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar peserta didik dalam mempelajari materi kimia kelas XI semester 1 khususnya untuk materi bilangan kuantum, konfigurasi elektron, golongan dan periode, serta bentuk molekul. Beberapa materi pembelajaran kimia tersebut ada yang saling berkaitan antara satu dan lainnya, sehingga diperlukan pemahaman lebih mendalam dari satu materi ke materi yang lain agar lebih mudah dalam memahami materi selanjutnya. Seperti halnya untuk materi bilangan kuantum memiliki kaitan erat dengan materi konfigurasi elektron, materi konfigurasi elektron juga mempunyai kaitan erat dengan materi penentuan golongan dan periode dari suatu unsur. Materi bentuk molekul memerlukan suatu media yang dapat membantu memvisualisasikan bentuk molekul kepada peserta didik agar peserta didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.
9
peserta didik lebih aktif karena terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar peserta didik itu sendiri. Dengan demikian merasa perlu melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Penerapan Chemistry Edutainment Games terhadap Motivasi dan
Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Pleret Tahun Ajaran 2016/2017”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Beberapa materi pembelajaran kimia memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam.
2. Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran kimia masih cenderung menggunakan metode pembelajaran konvensional.
3. Media pembelajaran yang digunakan untuk menunjang pemahaman materi kimia perlu ditingkatkan lagi agar lebih menarik.
10 C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang berhubungan dengan topik penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Materi pembelajaran dalam penelitian dibatasi pada materi kimia kelas XI
Semester 1 yaitu materi bilangan kuantum, konfigurasi elektron, golongan dan periode, serta bentuk molekul.
2. Perlakuan yang dilakukan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran kimia dengan menggunakan metode Chemistry Edutainment Games, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran kimia dengan menggunakan metode konvensional.
3. Metode Chemistry Edutainment Games terbagi menjadi beberapa games yaitu: games bilangan kuantum, games konfigurasi elektron, games golongan dan periode, serta games bentuk molekul.
4. Metode konvensional hanya menggunakan ceramah dalam penyampaian materi
5. Motivasi belajar kimia peserta didik diukur dengan angket motivasi belajar kimia yang diberikan pada saat sebelum dan sesudah penelitian.
6. Prestasi belajar kimia peserta didik diukur dari hasil belajar kimia peserta didik berupa nilai dari mengerjakan soal-soal yang telah divalidasi sebelumnya.
11 D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu:
1. Adakah perbedaan motivasi belajar peserta didik kelas XI di SMA N 1 Pleret tahun ajaran 2016/2017 sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia dengan metode Chemistry Edutainment Games?
2. Adakah perbedaan motivasi belajar antara peserta didik kelas XI di SMA N 1 Pleret tahun ajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran kimia dengan metode Chemistry Edutainment Games dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia dengan metode konvensional?
3. Adakah perbedaan prestasi belajar antara peserta didik kelas XI di SMA N 1 Pleret tahun ajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran kimia dengan metode Chemistry Edutainment Games dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia dengan metode konvensional, jika pengetahuan awal dikendalikan secara statistik?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah
12
2. Ada tidaknya perbedaan motivasi belajar antara peserta didik kelas XI di SMA N 1 Pleret tahun ajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran kimia dengan metode Chemistry Edutainment Games dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia dengan metode konvensional.
3. Ada tidaknya perbedaan prestasi belajar antara peserta didik kelas XI di SMA N 1 Pleret tahun ajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran kimia dengan metode Chemistry Edutainment Games dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran kimia dengan metode konvensional, jika pengetahuan awal dikendalikan secara statistik.
F. Manfaat Penelitian a. Bagi Peserta didik
Hasil penelitian ini akan meningkatkan pemahaman materi kimia kelas XI khususnya untuk materi bilangan kuantum, konfigurasi elektron, golongan dan periode, dan bentuk molekul yang dikemas dalam bentuk metode yang menarik yaitu Chemistry Edutainment Games. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat menjawab permasalahan yang menimbulkan pertanyaan dengan lebih teliti pada waktu digunakannya metode Chemistry Edutainment Games. b. Bagi Guru
13
belajar kimia dan prestasi belajar kimia sesuai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
c. Bagi Sekolah
14 BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan 1. Deskripsi Teori
a. Pembelajaran Kimia
Belajar menurut Suyono & Hariyanto (2014) adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengkokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge) atau a body of knowledge. Gagne dalam Dahar (2006) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan, yang di dalamnya terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus dan respon-respon. Berbeda dengan pendapat Baharudin & Wahyuni (2007), belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
15
melibatkan informasi dan lingkungan disusun secara terencana untuk memudahkan peserta didik dalam belajar. Lingkungan yang dimaksud tidak hanya berupa tempat ketika pembelajaran itu tetapi juga metode, media, dan peralatan yang diperlukan untuk menyampaikan informasi. Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu peserta didik agar dapat menerima pengetahuan yang diberikan dan membantu memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Kimia adalah salah satu cabang yang paling penting dari ilmu pengetahuan yang memungkinkan peserta didik untuk memahami apa yang terjadi di sekitar mereka. Topik kimia umumnya berdasarkan struktur materi, dan merupakan pelajaran yang sulit bagi sebagian besar peserta didik. Kurikulum kimia umumnya menggabungkan banyak konsep-konsep abstrak, yang menjadi pusat pembelajaran lebih lanjut untuk pelajaran kimia maupun ilmu alam lainnya. Konsep-konsep abstrak tersebut sangat penting karena teori-teori dalam pelajaran kimia tidak dapat dengan mudah dipahami, jika konsep-konsep yang mendasari tidak cukup dipahami oleh peserta didik. Kimia sifatnya sangat konseptual, jika dengan pemahaman yang benar akan menuntun peserta didik memahami secara keseluruhan keterkaitan konsep-konsep tersebut. Namun, banyak konsep yang dapat diperoleh dengan hafalan, hal ini sering terlihat pada soal ujian untuk me-recall suatu konsep sehingga, masih banyak ditemukan bukti kesalahpahaman dari belajar menghafal (Sirhan , 2007).
16
dianggap ilmu yang cukup penting karena banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi peserta didik SMA yang baru menerima mata pelajaran kimia, kerap kali menganggapnya sulit. Kesulitan peserta didik dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada:
1) Kesulitan dalam memahami istilah
2) Kesulitan dalam memahami konsep kimia 3) Kesulitan angka
Arifin, M. dalam Ghalia, Masykuri, Nurhayati (2015) mengemukakan bahwa kimia sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam, yang berkenaan dengan kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi, perubahan yang dapat dialami materi, dan fenomena-fenomena lain yang menyertai perubahan materi. Pengetahuan yang berdasarkan fakta, hasil pemikiran dan produk hasil penelitian yang dilakukan para ahli, sehingga untuk kemudian perkembangan ilmu kimia diarahkan pada produk ilmiah, metode ilmiah, dan sikap ilmiah yang dimiliki peserta didik dan akhirnya bermuara pada peningkatan prestasi belajar peserta didik.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.22 tahun 2006, mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampun sebagai berikut :
1) Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 2) Memupuk sikap ilmiah yang jujur, objektif, terbuka,ulet, kritis, dan dapat
17
3) Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode imiah dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, 13 pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
4) Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
5) Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum adalah seperangkat rencana daan pengaturan tentang tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah (Ahmadi, Amri, Setyo, & Elisah, 2011, h.59).
18
sesuai dengan visi, misi, dan tuuan pendidikan nasional, termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan yang ada di bawahnya. Kurikulum ssebagai alat dapat diwujudkan dalam bentuk program, yaitu kegiatan dan pengalaman belajar yang harus dilaksanakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Program tersebut harus dirancang secraa sistematis, logis, terencana, dan sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat dijadikan acuan bagi guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Ahmadi et al. (2011) mengungkapkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada saat dan/atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standard kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok.pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber/bahan/alat belajar. Tujuan diterapkannya KTSP menurut Sanjaya (2013) untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. Dengan demikian, melalui KTSP diharapkan dapat mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Kurikulum yang dikembangkan di setiap satuan pendidikan akan menjadi lebih bermakna untuk mempersiapkan anak didik menjadi anggota masyarakat yang berguna mengembangkan potensi daerahnya.
19 c. Chemistry Edutainment Games
Chemistry Edutainment Games adalah sebuah rangkaian permainan yang telah termodifikasi terdapat soal di dalamnya. Terdapat empat buah permaianan yang tertuang dalam Chemistry Edutainment Games yaitu permainan untuk materi bilangan kuantum, konfigurasi elektron, golongan dan periode, dan bentuk molekul. Peserta didik dalam memainkan Chemistry Edutainment Games akan menjawab soal yang tertuang di dalam games tersebut. Penghargaan berupa poin bagi tiap peserta didik yang dapat menjawab soal dengan benar, dapat mebuat peserta didik memiliki rasa tanggung jawab untuk membuat kelompoknya menjadi pemenang dalam memainkan Chemistry Edutainment Games, sehingga peserta didik akan berusaha untuk menguasai materi yang tertuang pada soal tersebut.
20
seperti bola-bola mainan dimana peserta didik harus merancang bola-bola tersebut menjadi suatu bentuk molekul yang benar, sehingga dapat meningkatkan rasa penasaran dan keingintahuan peserta didik mengenai bentuk molekul yang benar.
Bahan ajar dengan media permainan dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi karena peserta didik merasa senang, adanya kompetisi dan jika peserta didik tidak belajar berarti tidak bisa mengisi dan akan kalah. Model dan media pembelajaran yang menghibur dan menyenangkan disebut dengan edutainment (education-entertainment). Edutainment dapat digambarkan sebagai aktivitas yang meliputi pendidikan dan hiburan. Dalam aplikasi edutainment rasio pendidikan dan hiburan dapat bervariasi (Chairiah, Silalahi, Hutabarat, 2016). Edutainment menurut Hamid (2011) lebih menekankan pada tataran metode, strategi, dan taktik. Strategi biasanya berkaitan dengan taktik, sedangkan taktik sendiri adalah segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran dan kondisi tertentu, agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal. Namun, dalam proses pendidikan, yang lazim digunakan bukan taktik, melainkan metode atau teknik.
21
Selain itu, dengan adanya penerapan games dapat membuat prestasi belajar peserta didik akan semakin meningkat karena peserta didik antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga peserta didik lebih memperhatikan materi yang disampaikan melalui games yang dimainkan.
1) Metode Pembelajaran
Sanjaya (2006) mengemukakan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah diterapkan. metode memegang peran yang sangat penting dalam rangkaian sistem pembelajaran. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar menurut Djamarah & Zain (2013) guru tidak harus terpaku dengan menggunakan suatu metode, tetapi guru menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis peserta didik.
22
kompetisi. Dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian dikompetisikan dan nantinya akan diperoleh sutu kelompok sebagai pemenangnya. Menurut Bobbi De Porter dalam Armen (2011) keberhasilan dalam berkompetisi ini dapat memberikan sugesti internal yang positif terhadap individu dalam kelompok, sugesti positif ini akan menumbuhkan emosional positif yang dapat membuat kemampuan kerja otak untuk berfikir menjadi lebih efektif.
Edutainment merupakan kombinasi, fungsi pendidikan dan konten dengan bentuk hiburan, yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang menarik. Proses pembelajaran di sekolah akan menyenangkan dengan diterapkannya metode edutainment, sehingga peserta didik tidak merasa jenuh atau bosan, tapi menjadi lebih bermakna dan mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Metode edutainment dipandang relevan dalam meningkatkan keterampilan peserta didik. Munculnya konsep edutainment mengupayakan proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, telah membuat suatu asumsi bahwa perasaan positif (senang atau gembira) akan mempercepat pembelajaran dan peserta didk akan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. (Agustriana, 2013).
Menurut Sumantri dan Permana dalam Hidayanti dan Djumali (2016), ada beberapa prinsip edutainment yang dapat mempengaruhi pembelajaran :
23
b) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatan sendiri dan setiap kelompok umur terdapat variasi dalam kecepatan belajar).
c) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.
d) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajarinya sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik.
2) Media Pembelajaran
Media pembelajaran menurut Sadiman, Rahardjo, Haryono, & Rahardjito (2011, h.14) sebagai salah satu sumber belajar dapat menyalurkan pesan sehingga dapat mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegasi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu, dan lain-lain dapat dibantu dengan pemanfaatan media pendidikan. Suprihatiningrum (2014) mengemukakan media pembelajaran diartikan sebagai pengantar atau perantara, pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Media apabila diartikan dalam pembelajaran sebagai alat dan bahan yang membawa informasi atau bahan yang bertujuan mempermudah mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran cenderung diklasifikasikan ke dalam alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
24
a) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga, dan daya indra.
c) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
e) Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
f) Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, peserta didik (komunikan), dan tujuan pembelajaran.
d. Kajian tentang Motivasi Belajar
Menurut Slavin dalam Baharudin & Wahyuni (2007) motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar peserta didik. Motivasilah yang mendorong peserta didik ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat.
25
perkembangan budaya manusia. Sebenarnya semua faktor-faktor itu tidak dapat dipisahkan dari soal kebutuhan, kebutuhan dalam arti luas, baik kebutuhan yang bersifat biologis maupun psikologis. Dengan demikian dapatlah ditegaskan bahwa motivasi, akan selalu berkaitan dengan kebutuhan. Sebab seseorang akan selalu terdorong melakukan sesuatu bila ada sesuatu kebutuhan. Kebutuhan ini timbul karena adanya keadaan yang tidak setimbang, tidak serasi atau rasa ketegangan yang menuntut suatu kepuasan.
Sifat motivasi menurut Sanjaya (2013) dapat dibedakan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a) Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri individu, misalkan peserta didik belajar karena didorong oleh keinginannya sendiri menambah pengetahuan. Jadi dengan demikian, dalam motivasi intrinsik tujuan yang ingin dicapai ada dalam kegiatan itu sendiri. Dalam proses pembelajaran, motivasi intrinsik sulit untuk diciptakan oleh karena motivasi ini datangnya dari dalam diri peserta didik.
b) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang dating dari luar diri. Misalkan peserta didik belajar dengan penuh semangat karena ingin mendapatkan nilai yang bagus. Dengan demikian, dalam motivasi ekstrinsik tujuan yang ingin dicapai berada di luar kegiatan itu.
e. Kajian Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah
26
outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik (Arifin, 2013, h.12). Prestasi belajar menurut Dimyati & Mudjiono (2002) merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru merupakan tindak mengajar dan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Slameto (2013) berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik yang diharapkan, antara lain :
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu :
a) Kecerdasan atau Inteligensi
Kecerdasan adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b) Minat
27 c) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Dalam proses belajar terutama belajar 14 keterampilan, bakat memiliki peranan penting dalam mencapai suatu hasil. d) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal. tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan peserta didik untuk belajar. Dalam memberikan motivasi, seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian peserta didik kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri peserta didik akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran.
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri peserta didik yaitu:
a) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. b) Keadaan Sekolah
28
dengan penerapan tugas menggambar peta belum diterapkan secara maksimal di SMP Negeri Pengadegan yaitu terkait dengan fasilitas serta sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang kurang mendukung. Seperti ketersediaan atlas dan globe yang kurang, sehingga para peserta didik masih kesulitan untuk memahami letak, batas wilayah, serta simbol – simbol yang terdapat pada peta. Dalam hal ini sebaiknya guru berperan aktif dalam menerapkan penugasan menggambar peta guna meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Haryati (2008) membagi prestasi belajar ke dalam tiga aspek, yaitu:
1) Aspek Kognitif
Hasil penilaian aspek kognitif diperoleh melalui sistem penilaian sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditentukan dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil penilaian ini berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif melalui tes lisan maupun tes tertulis.
2) Aspek Psikomotorik
29
penilaian aspek psikomotorik diperoleh melalui sistem penilaian sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditentukan dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil penilaian ini berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif.
3) Aspek Afektif
Hasil penilaian aspek afektif digunakan sebagai tambahan informasi tentang kondisi peserta didik di kelas yang berkaitan dengan minat belajar peserta didik sikap, atau moral peserta didik di kelas. Hasil penilaian ini berupa nilai huruf dengan kategori A (sangat baik), B (baik), C (cukup), dan D (kurang) atau bisa juga dalam bentuk kualitatif, misal: sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah.
2. Penelitian yang Relevan
Berangkat dari latar belakang dan pokok permasalahan yang ada, penelitian
ini akan meneliti tentang “Pengaruh Penerapan Chemistry Edutainment Games
terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI SMA
Negeri 1 Pleret Tahun Ajaran 2016/2017”. Terdapat penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Hasil penelitian tersebut digunakan untuk pengembangan terhadap penelitian yang dilaksanakan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Fatokun K.V.F, Mrs. Egya S.O, Prof.
Uzoechi B.C dengan judul “Effect Of Game Instructional Approach On
30
penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada perbedaan prestasi peserta didik antara yang diajarkan materi kimia sistem periodik menggunakan metode edutaiment games dengan peserta didik yang menggunakan metode konvensional, 2) tidak ada pengaruh jenis kelaman terhadap prestasi belajar dan retensi peserta didik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Hasan Al-Tarawneh dengan judul
“The Effectiveness of Educational Games on Scientific Concepts Acquisition
in First Grade Students in Science”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada perbedaan prestasi belajar antara sebelum dan sesudah diterapkannya metode games, 2) tidak ada perbedaan yang signifikan secara stastistik prestasi pembelajaran konsep-konsep ilmiah antara menggunakan games dengan yang menggunakan metode konvensional.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Charity Adieze dengan judul “Effects of edutainment, scaffolding instructional models and demonstaration method on
students’ academic performance in business studies in secondary schools in
abia south senatorial zone in abia state, Nigeria”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan metode edutainment, metode perancah, dan metode demonstrasi. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga metode yang berbeda tersebut dapat eningkatkan prestasi belajar peserta didik.
31
terakhir dalam upaya mengatasi kesulitan peserta didik dalam belajar kimia. Hasil penelitian ini adalah terdapat saran serta cara-cara meminimalkan kesulitan belajar kimia berdasarkan pemahaman sikap, motivasi belajar, dan pemahaman secara psikologis tentang bagaimana pembelajaran berlangsung. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Hyungsung Park dengan judul ” Relationship
Between Motivation And Student’s Activity On Educational Game”. Hasil dari penelitian ini adalah ada perbedaan motivasi intrinsik peserta didik yang menggunakan pembelajaran berbasis game pada tingkat aktivitas yang lebih tinggi.
B. Kerangka Berpikir
32
mereka yang merasakan pembelajaran secara monoton atau membosankan sehingga perhatian peserta didik untuk mendengarkan dan memahami materi kimia menjadi berkurang. Peserta didik pada akhirnya akan jenuh dan pasif dalam mengikuti pembelajaran di kelas karena peserta didik tidak dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru hanya dengan menggunakan metode konvensional pada materi kimia, membuat peserta didik kesulitan untuk memahami konsep dari materi tersebut dan membuat peserta didik menjadi tidak berkembang. Pencapaian hasil belajar peserta didik harus meningkat dari waktu ke waktu, oleh karena itu guru dituntut lebih inovatif untuk menciptakan suasana kelas yang aktif. Suasana kelas yang aktif membuat proses pembelajaran di kelas berlangsung lebih efektif. Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam pembelajaran kimia diperlukan suatu metode pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran agar konsep dari materi tersebut dapat tersampaikan kepada peserta didik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
33
sehingga peserta didik lebih memperhatikan materi yang disampaikan melalui games yang dimainkan.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah
1. Ada perbedaan motivasi belajar peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran kimia dengan metode Chemistry Edutainment Games pada pada materi kimia kelas XI.
2. Ada perbedaan motivasi belajar antara peserta didik yang diberi pembelajaran kimia dengan metode Chemistry Edutainment Games pada materi kimia kelas XI dengan peserta didik yang diberi pembelajaran kimia dengan metode konvensional pada materi kimia kelas XI.
34 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen dengan desain atau rancangan penelitian satu faktor, dua sampel, dan satu kovariabel. Satu faktor yang dimaksud adalah penerapan metode Chemistry Edutainment Games. Dua sampel adalah dua kelompok yang diperbandingkan, satu kelompok diberi perlakuan berupa penerapan metode Chemistry Edutainment Games sedangkan kelompok yang lain menggunakan metode konvensional. Satu kovariabel sebagai kendalinya adalah pengetahuan awal peserta didik.
B. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kimia dengan menerapkan metode Chemistry Edutainment Games pada kelas eksperimen dan pembelajaran kimia menggunakan metode konvensional pada kelas kontrol . 2. Variabel Terikat
35
kimia pada materi kimia kelas XI semester I diukur dengan instrumen yang telah divalidasi secara logis.
3. Variabel Kontrol
Faktor yang dikendalikan dalam penelitian ini adalah pengetahuan awal peserta didik yang dilihat dari hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) kimia kelas X semester 2 tahun ajaran 2015/2016.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang digunakan dalalam penelitian ini dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) agar mendapatkan hasil yang valid (Sugiyono, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pleret tahun pelajaran 2016/2017.
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Sugiyono (2010) mengemukakan purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
36
a. Dipilih satu kelas sebagai kelas eksperimen yang melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Chemistry Edutainment Games yaitu kelas XI IPA 2. b. Dipilih satu kelas sebagai kelas kontrol yang melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode konvensional yaitu kelas XI IPA 3.
D. Instrumen Penelitian dan Analisis Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Rencana Program Pembelajaran (RPP)
Menurut Permendiknas No 41 tahun 2007, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Komponen-komponen RPP meliputi :
1) Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran meliputi : satuan pendidikan, kelas, semester, program, mata pelajaran, atau tema pelajaran dan jumlah pertemuan.
2) Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan akan dicapai pada setiap kelas dan atau semester pada suatu mata pelajaran.
37
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik.
4) Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunujukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja oprasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
5) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6) Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7) Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian kompetensi dasar dan beban belajar.
8) Metode pembelajaran
38 9) Kegiatan pembelajaran
a) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membengkitakan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
b) Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk betrpartisi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarasa, kraeativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
c) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut.
10)Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian. 11)Sumber belajar
39
Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh peneliti merupakan RPP untuk materi kimia kelas XI semester 1. Penelitian ini menggunakan dua buah RPP, yaitu RPP untuk kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa penerapan metode Chemistry Edutainment Games dan RPP untuk kelas kontrol yang dalam pembelajarannya tidak diberi perlakuan berupa metode Chemistry Edutainment Games tetapi dalam pembelajaran menggunakan metode konvensional.
b. Angket Motivasi Belajar Kimia Peserta Didik
Angket motivasi belajar peserta didik digunakan untuk mengukur motivasi belajar kimia peserta didik. Angket motivasi belajar diberikan kepada peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti proses pembelajaran untuk materi kimia semester 1. Angket ini diterapkan untuk kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
40
Tabel 1. Kisi-Kisi Butir Instrumen Motivasi Belajar Kimia
No. Indikator Nomor Pertanyan Jumlah
1. Minat 1,2,3,23,25,30,32 7
2. Ketekunan dalam belajar
4,5,6,7,8,22,28,31,3
4 9
3. Partisipasi aktif dalam belajar
9,10,11,12,13,21,27,
35 7
4. Usaha untuk
belajar 14,15,16,17,24,29 7
5. Besar perhatian
dalam belajar 18,19,26,33 4
6. Penyesuaian tugas 20 1
Jumlah 35
Tabel 2. Skala Penilaian untuk Pengisian Angket
Alternatif Jawaban Bobot Skor (+) Bobot Skor (-)
Selalu (SL) 5 1
Sering (SR) 4 2
Kadang-kadang (KD)
3 3
Jarang (J) 2 4
41 c. Butir Soal Prestasi Belajar Kimia
Soal prestasi kimia digunakan untuk mengukur hasil belajar kimia peserta didik setelah dikenai perlakuan. Soal dalam instrumen ini berupa soal pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Dalam memenuhi validasi soal secara logis, maka penyusun soal mengawali dengan membuat kisi-kisi soal dengan memperhatikan sebaran C1-C6. Enam jenjang kemampuan ini diurut dari yang paling mudah sampai yang paling sukar antara lain: Ingatan (C1), Pemahaman (C2), Aplikasi (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5), dan Evaluasi (C6).
42
Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Prestasi Belajar Kimia
No. Materi
Pembelajaran
Dimensi Proses Kognitif Jumlah Butir
d. Chemistry Edutainment Games
43
yang telah termodifikasi terdapat soal di dalamnya. Ada empat buah permainan yang tertuang dalam Chemistry Edutainment Games yaitu permainan untuk materi bilangan kuantum, konfigurasi elektron, golongan dan periode, serta bentuk molekul. Peserta didik dalam memainkan Chemistry Edutainment Games akan menjawab soal yang tertuang di dalam games. Penghargaan berupa poin bagi tiap peserta didik yang dapat menjawab soal dengan benar, dapat mebuat peserta didik memiliki rasa tanggung jawab untuk membuat kelompoknya menjadi pemenang dalam memainkan Chemistry Edutainment Games, sehingga peserta didik akan berusaha untuk menguasai materi yang tertuang pada soal tersebut.
2. Analisis Instrumen Penelitian a. Validasi Butir Soal
Validitas butir soal objektif diuji dengan rumus korelasi point biserial oleh karena data yang dikorelasikan adalah data nominal dengan data interval. Rumus korelasi point biserial (Arikunto, 2001)
� = �− √
rpbi = korelasi point biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
44
p = �
ℎ ℎ
q = proporsi peserta didik yang menjawab salah butir soal ( q=1-p)
Kemudian harga rpbi dikonsultasikan dengan harga rtabel pada taraf signifikan 5 %. Bila harga rpbi > rtabel dan psig >ptabel , maka butir soal tersebut valid dan dapat diujikan.
Pada penelitian ini melakukan uji validitas butir soal dengan menggunakan IBM SPSS 21 Statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menyiapkan data yang akan diuji validitasnya
b) Memasukkan nama data ke dalam menu Variabel View. Baris pertama butir soal 1, baris kedua butir soal 2, dan seterusnya sampai butir soal ke-50. Kemudian memilih Nominal pada kolom Measure.
c) Memasukkan data ke dalam menu Data View
d) Memilih menu Analyse-Correlate-Bivariate Correlation-OK
Kriteria valid terpenuhi jika terdapat tanda bintang satu atau dua (* atau **) pada hasil perhitungan SPSS.
b. Reliabilitas Butir Soal
Soal yang valid kemudian diuji reliabilitasnya untuk mengetahui apakah soal belajar kimia reliabel (andal) atau tidak. Setelah melakukan uji validasi, butir-butir soal yang valid tersebut kemudian diuji reliabilitasnya dengan uji Kuder Ruchardson 20 (KR20), (Sugiyono, 2010), dengan rumus:
r1 =
− [ −∑
45 Keterangan :
r1 = koefisien reliabilitas
k = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 qi = 1- pi
� = varians total
Arikunto (2001) menyebutkan kriteria reliabilitas instrumen berdasarkan harga koefisien korelasi yang ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Kriteria Reliabilitas Instrumen
Harga Koefisien Korelasi (r) Kriteria Reliabilitas Instrumen 0,800 – 1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat rendah
46
gugur. Berdasarkan data tersebut didapatkan reliabilitas soal sebesar 0,808. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai reliabilitas soal masuk ke dalam kriteria reliabilitas instrument yang sangat tinggi yaitu dalam range 0,800-1,000.
Tabel 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Prestasi Belajar Kimia
Jumlah Soal Reliabilitas Soal
Jumlah Responden
Lokasi Validasi Sebelum Valid
40 27 0,808 29 SMA N 1 Pleret
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua macam teknik pengumpulan data yaitu teknik dokumentasi dan teknik angket.
1. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersumber pada tulisan. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data pengetahuan awal pembelajaran kimia peserta didik (Arikunto, 2006).
2. Teknik angket
47
konfigurasi elektron, golongan dan periode, serta bentuk molekul dengan pengisian angket motivasi yang dilakukan oleh peserta didik (Arikunto, 2006).
Diagram alur penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 1. Diagram alur Penelitian Angket Motivasi Akhir dan Soal Evaluasi
Analisis Data
Kelas Kontrol
Angket Motivasi
Pembelajaran menerapkan metode
konvensional Kelas Eksperimen
Angket Motivasi
Pembelajaran dengan menerapkan metode
Chemistry Edutainment Games
Menentukan kelas sampel Kelas XI SMA N 1 Pleret
48 F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan uji-t sama subjek dan uji t beda subjek. Uji-t sama subjek dan uji-t beda subjek digunakan untuk mengtahui perbedaan motivasi belajar peserta didik Sebelum dilakukan analisis data, dilakukan uji persyaratan hipotesis yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Persyaratan Hipotesis a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variable yang digunakan dalam penelitian. Data yang dikatakan baik dan layak digunakan dakam penelitian merupakan data yang memiliki distribusi normal. Uji normalitas digunakan terhadap data pengetahuan awal peserta didik dan data prestasi belajar peserta didik sebelum maupun sesedah dilakukan perlakuan, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pengujian normalitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-smirnov dengan menghitung selisih absolut (D). Kriteria normal terpenuhi jika selisih absolut terbesar (D maks) < nilai tabel Kolmogorov-smirnov. Rumus uji Kolmogorov-smirnov adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010) :
D = |Fs(x) – Ft(x)| maks
Keterangan, D = selisih absolut
49
Pada penelitian ini melakukan uji normalitas menggunakan bantuan aplikasi komputer IBM SPSS 21 dengan hipotesis dan langkah-langkah olah data sebagai berikut (Agusyana & Islandscript, 2011):
Hipotesis :
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak bedistribusi normal Pengambilan keputusan :
Jika Psig > 0,05 maka Ho diterima, berarti data berdistribusi normal
Jika Psig < 0,05 maka Ha diterima, berarti data tidak berdistribusi normal.
Langkah-langkah pengolahan data dengan IBM SPSS 21: a) Menyiapkan data yang akan diuji normalitasnya
b) Memasukkan nama data ke dalam menu Variabel View dan memilih Scale pada kolom Measure.
c) Memasukkan data ke dalam menu Data View
d) Memilih menu Analyse-Non Parametrics Test-Legacy Dialogs-1-Sample KS
e) Memasukkan nama data ke dalam Test Variable List f) Memilih test distribution dengan menceklist Normal g) Kemudian klik OK
50
maupun kelas kontrol. Hal ini dikarenakan hasil tersebut memenuhi persyaratan Psignifikansi > 0,05 pada taraf signifikansi 5% yang menandakan bahwa Ha diterima sehingga data pengetahuan awal peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Analisis perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan Awal Kimia Peserta Didik
Kelas Kolmogorov-Smirnov Z Sebaran
Eksperimen 0,874 Normal
Kontrol 0,845 Normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan terhadap data pengetahuan awal kimia peserta didik berupa nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) mata pelajaran kimia kelas X yang diperoleh dari guru pengampu mata pelajaran kimia kelas X.
Langkah-langkah uji homogenitas yaitu (Sugiyono, 2010) : a) Menghitung harga F dengan rumus
� = � � � �
� � � � � � =
�� ��
51
Pada penelitian ini melakukan uji homogenitas menggunakan bantuan aplikasi komputer IBM SPSS 21 dengan hipotesis dan langkah-langkah olah data sebagai berikut (Agusyana & Islandscript, 2011):
Hipotesis :
Ho : data homogen
Ha : data tidak homogen Pengambilan keputusan :
Jika Psig > 0,05 maka Ho diterima, berarti data homogen
Jika Psig < 0,05 maka Ha diterima, berarti data tidak homogen. Langkah-langkah pengolahan data dengan IBM SPSS 21:
a) Menyiapkan data yang akan diuji homogenitasnya
b) Memasukkan nama data ke dalam menu Variabel View, misalnya : Baris pertama (Name = Pengetahuan Awal, Measure = Nominal)
Baris kedua (Name = Kelas, Value = {1;Kelas Eksperimen, 2;Kelas Kontrol}, Measure = Scale)
c) Memasukkan data ke dalam menu Data View
d) Memilih menu Analyse-Compare Means-One Way Anova.
e) Memasukkan nama data ke dalam Dependent List, dan kelas ke dalam Factor List
f) Memilih Option-Homogenity Test-Continue
Kriteria Homogen terpenuhi jika significance > (α) 0,05.