I
t
PERA TURAN GUBERNUR JAW A TIMUR
NOMOR 16 TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BIDANG
ENERGI DAN SUMBER DA YA MINERAL
Nom or S if at Lampi ran Peri hal
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
SEKRETARIAT DAERAH
Jl. Pahlawan 110 Telepon 3524001 - 3524011 SUR ABA Y A 60 174
188/
t9f(
/01 3/20151 (satu) Eksemplar Penyampa ian Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 16 Tahun 2015
Surabaya,
A
Maret 20 15Kepada
Yth. Sdr. Kepala Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provins i Jawa Timur
di
SURABAYA
Bersama ini disampaikan Peraturan Gubernur Jawa Timu r Nomor 16 Tahun 2015 tanggal 12 Maret 2015 Tentang Pedoman Pemberian lzin Bidang Energi Dan Sumber Daya Mineral Di Jawa Timur, selanjutnya agar segera diperbanyak dan disampaikan kepada l nstansi terkait .
Demikian untuk menjadikan maklum dan pelaksanaan nya.
a.n. GUBERNUR JAWA TI MU R Asisten Pemerintahan
ub.
iro Hukum
U BAGIJO S.H . M .H .
i a Tingkat I
•
-
A··<
GUBERNUR JAWA TIMUR
PERATURAN GUBERNUR JAWA TIM UR
NOMOR 16 TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DI JAWA TIMUR
Menimbang
Mengingat
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TIMUR,
a. Bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 2 3 Ta hun
2004 tentang Pemerintahan Daerah , Pemerintah Da erah
Provinsi Jawa Timur diberikan tambahan kewenangan d ibida ng
energi d a n sumber daya mineral untu k menerbitkan pe rizi nan
dan / a tau rekomendasi perizin an p ertambangan , air tanah ,
energi baru terbarukan dan ketenaga listrikan ;
b . Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Pe raturan Gubernur te ntang
Pedoman Pemberian Izin Bidang Ene rgi Dan Sum be r Daya
Mineral Di Jawa Timur;
1.
Unda ng-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pemben tuka n
Provinsi Jawa Timur (Himpunan Peraturan-Peratura n Nega ra
Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpuna n
Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950);
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo r 4746);
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor
TYUYIセ@4. Undang-Undang
Nomor
30
Tahun
2009
ten tang
Ketenagalistrikan (Lembaran Ne gara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5052);
J .
2
-5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tamba h a n Lembara n Nega ra
Republik Indonesia Nomor 5059);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5589) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013
tentang
Pemerintahan
Daerah
Menjadi
Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
8 . Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);
9 .
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5110);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010
tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010
tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5282);
11. Peraturan Pemerintah Nomor
55 Ta hun
2010
tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan
Usaha Pertambangan Mineral dan Ba tubara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
85, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5142);
1
I
I
3
-12. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 20 10 tentang Rekla masi
dan Pascatambang (Lembaran Nega r a Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lemba ran Negara Republik
Indonesia Nomor 5172);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 28, Tamba han Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5281) ;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 ten ta ng Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5285);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tenta n g Usah a
Jasa Penunjang Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 141, Tamba h a n Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5326);
16. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia
Nomor 32 Tahun 2008
tentang Penyedia a n ,
Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Na ba t i (Biofuel)
Sebagai Bahan Bakar Lain sebagaima n a telah diubah den gan
Peraturan Menteri Energi da n Sumber Daya Mineral Nom or 25
Tahun 2013 ten tang Perubahan Atas Peratura n Men teri Energi
dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Ta hun 2008 tenta n g
Penyediaan, Pemanfa a tan dan Tata Nia ga Bah an Baka r Nabati
(Biofuel) Sebagai Bahan Ba ka r Lain;
17. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28
Tahun
2009
tentang
Penyelenggaraan
Usaha
Jasa
Pertambangan Mineral d a n Batubara sebagaimana telah d iubah
dengan Peraturan Menteri Energi d a n Sumber Daya Min eral
Nomor 24 Tahun 201 2 tentang Peru bahan Ata s Peratu ran
Menteri Energi dan Sumber Daya Minera l Nomor 28 Ta hun
2009 tentang Penyelenggaraan Usaha J a sa Perta mba ngan
Mineral Dan Batubara;
18. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera l Nomor 2 9
Tahun 2012 ten tang Kapasitas Pemba ngkit Tenaga Lis trik
untuk Kepentingan sendiri yang dilaksana kan berdasarkan Izin
Operasi;
19. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2
Tahun 2013 tentang Pengawasan Terh adap Penyele n ggara an
Pengelolaan Usaha Pertambangan Yan g Dilaksanakan Oleh
Pemerintah Provinsi Dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
21 . Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 3 2
Tahun 2013 tentang Tata Cara Pem berian Izin Khusus Di
Bidang Pertambangan Miner al Dan Batuba r a;
j
"
4
-22 . Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 35
Tahun
2013
tentang
Tata
cara
Perizina n
Usah a
Ketenagalistrikan;
23. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 36
Tahun 2013 ten tang Tata cara Permohonan Izin Pema nfaatan
Jaringan Tenaga Listrik Untuk kepentingan Telekomunikas i,
Multimedia, dan informatika;
24. Keputusan Presiden Nomer 26 Tahun 201 1 ten tang Penetapan
Cekungan Air Tanah;
25. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
1204K/30/30/MEM/2014
tentang
Penetapan
Wilayah
Pertambangan Pulau Jawa dan Bali;
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa
Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008
Nomor 2 Seri D);
27. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2011
tentang Pelayanan Publik (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Timur Tahun 2011 Nomor 7 Seri D, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7) ;
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Air Tanah di Jawa Timur (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 Nomor 10 Seri D,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10);
29 . Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 77 Tahun 2010
tentang
Penyelenggaraan
Pelayanan
Perizinan
Terpadu
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 8 Tahun 2015 ten tang Perubahan Atas Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 77 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN
BIDANG ESDM DI JA WA TIMUR.
BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
Peraturan Gubernur ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman
dalam peyelenggaraan perizinan dibidang Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) secara utuh dan komprehensif ba ik mengenai
permohonan izin maupun penerbitan izinnya dengan m ekanisme
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
セMMMM MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM MM MMM
5
-Pasal2
Peraturan Gubernur ini bertujuan untuk memberikan kemudahan
dalam pelaksanaan pemberian izin dibidang ESDM agar dapat
terlaksana dengan lancar, terencana, dan terpadu sesuai dengan
kaidah teknis bidang ESDM di Provinsi Jawa Timur.
BABIII
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup Pedoman Pemberian Izin Bidang ESDM meliputi
pedoman mengenai persyaratan permohonan izin, Pengajuan
permohonan
12m,pemeriksaan kelengkapan dokumenjberkas
perizinan, pemeriksaan kelengkapan substansi, evaluasi substansi,
dan penerbitan izin.
BABIV
JENIS IZIN
Pasal 4
( 1) Izin Bidang ESDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
meliputi izin terhadap jenis usaha yang meliputi Sub Urusan :
a. Mineral dan Batu Bara;
b. Geologi/ Air Tanah;
c . Ketenagalistrikan; dan
d. Energi Baru Terbarukan .
(2) Izin pada sub urusan Mineral dan Batubara sebagaimana
dimaksud pada ayat (l)huruf a, terdiri dari:
a. Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP);
b . Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi;
c. Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Baru;
d. Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi
Produksi;
e. Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Khusus
Pengangkutan dan Penjualan;
f.
Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Khusus
Pengolahan dan Pemurnian;
g. Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi untuk
Penjualan;
6
-h. Izin Sementara untuk Melakukan Pengangkutan d an
Penjualan;
1.
Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) ;
J.
Surat Keterangan Terdaftar (SKT) ;
k.
Izin Gudang Bahan Peledak (Baru dan Perpanjangan);
1.
Kartu Izin Meledakkan (KIM);
m. Rekomendasi Pembelian dan Penggunaan Bahan Peledak;
n. Izin Pertambangan Rakyat (IPR); da n
o . Persetujuan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua.
(3) Izin pada Sub Urusan Geologi/ Air Tanah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, terdiri dari:
a. Izin Pengeboran Air Tanah;
b. Izin Pengambilan Air Tanah;
c . Izin Perpanjangan Pengambilan Air Tanah;
d. Izin Peningkatan Debit Pengambilan Air Tanah; dan
e. Izin Perubahan Nama, dan Jenis PengusahaanjPemakaian
Air Tanah.
(4) Izin pada Sub Urusan Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, terdiri dari:
a . Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL)
untuk
kepentingan umum , terdiri dari :
1. Izin U saha Penyediaan Tenaga Listrik dan IUPTL
Semen tara;
2. Izin Penyewaan Jaringan kepada Penyedia Tenaga Listrik
dalam Provinsi.
b . Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan
sendiri (Izin Operasi)
c . Izin Pemanfaatan Jaringan yaitu Izin Pemanfaatan Jaringan
Untuk Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika (IPJ
Telematika)
d. Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik, meliputi:
1. Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
Konsultansi dalam Bidang Instalasi Penyediaan Tenaga
Listrik;
2 . Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Penyediaan
Tenaga Listrik;
3 . Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Tenaga Listrik;
4 . Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
Pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik;
l·
,
i
5.
6.
7 .
8.
-
7-Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik;
Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
Penelitian dan Pengembangan;
Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
Pendidikan dan Pelatihan;
Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaa t tenaga
listrik;
9. Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
sertifikasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;
10. Izin Usaha Jasa .Penunjang Tenaga Listrik untuk
sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan;
dan
11. Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk usaha
jasa lain yang secara langsung berkaitan dengan
penyediaan tenaga listrik.
(5) Izin pada Sub Urusan Energi Baru Terbarukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri dari:
a. Izin Pemanfaatan Langsung Panas Bumi Lintas Daerah
Kabupaten/Kota Dalam Satu Daerah Provinsi;
b. Izin Kegiatan Usaha Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel)
Sebagai Bahan Bakar Lain dengan kapasitas penyediaan
sampai dengan 10.000 (sepuluh ribu) ton per tahun.
BABIV
PERIZINAN
Bagian Kesatu
Mekanisme Perizinan
Pasal6
(1) Permohonan izin dapat diajukan oleh Badan Usaha, Koperasi atau
perorangan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan
surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Badan Penanaman
Modal Provinsi Jawa Timur selaku Administrator UPT P2T.
(3) Surat permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilampiri dengan kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan dan
diajukan sesuai mekanisme yang telah ditentukan.
8
-(4) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
apabila semua mekanisme permohonan dan persyaratan telah
dipenuhi , maka dilakukan proses penerbitan
Izin dan/ atau
penerbitan rekomendasi.
Pasal 7
(1)
Mekanisme permohonan izin dan kelengkapan dokumen yang
dipersyaratkan izin, penerbitan izin/ rekomendasi, jangka waktu
penerbitan izin/ rekomendasi dan berlakunya masing-masing izin
serta tata cara perpanjangan izin diatur secara lebih terperinci
dalam Standar Pelayanan Perizinan Bidang Energi dan Sumber
Daya Mineral sebagaimana tercantum dalam Lampiran
I.(2)
Beberapa kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan dalam
permohonan izin, dokumen perizinan dan rekomendasi teknis serta
dokumen terkait lainnya menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran
II.Bagian Kedua
Perubahan Izin
Pasal8
Perubahan izin harus dilakukan apabila dalam pelaksanaan usaha
terjadi perubahan terhadap:
a. Peruntukkan j penggunaan ESDM;
b . Kapasitas penggunaan ESDM;
c. Jenis Usaha;
d. Nama Badan Usaha; dan jatau
e. Wilayah Usaha.
Bagian Ketiga
Berakhirnya Izin
Pasa19
Izin bidang ESDM berakhir karena:
a. Habis masa berlakunya dan tidak diajukan perpanjangan;
b . Dikembalikan oleh Pemegang izin; dan/ a tau
c. Dicabut oleh pemberi izin.
j
9
-BABV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 10
(1) Bagi pemegang Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD) yang belum
disesuaikan menjadi IUP harus mengajukan penyesuaian ke UPT
P2T dengan jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
berlakunya Peraturan Gubernur ini.
(2) Permohonan penyesuaian SIPD ke IUP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilengkapi dengan persyaratan sebagaimana persyaratan
Perpanjangan IUP Operasi Produksi.
(3) Penyesuaian dari SIPD menjad IUP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak merubah masa berlakunya izin yang telah diberikan.
Pasal 11
Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diterbitkan oleh
Bupati/Walikota setelah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan
Daerah
sampa1
dengan
diterbitkannya Peraturan Gubernur ini harus mengajukan permohonan
penyesuaian dengan melengkapi semua persyaratan pengajuan IUP.
Pasal 12
Terhadap Izin Pengambilan Air Tanah (SIPA) yang diterbitkan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota tapi dalam proses penerbitannya tidak
mengajukan rekomendasi teknis kepada Dinas/Badan Geologi, pada
saat
pengajuan
permohonan
perpanJangan
harus
m elengkapi
persyaratan sebagaimana pengajuan izin SIPA Baru.
Pasal 13
Semua perizinan pada Sub Urusan Ketenagalistrikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
5 ayat (4) yang telah diterbitkan sebelum
ditetapkannya Peraturan Gubernur ini tetap berlaku sampai masa
berlakunya habis.
Pasal 14
(1) Semua perizinan bidang ESDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (1) yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah tetap
berlaku sampai habis waktu berlakunya.
10
-(2) Semua Perizinan bidang ESDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4
ayat (1) huruf b sampai dengan huruf d yang dikeluarkan oleh
BupatijWalikota setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 sampai dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur
ini tetap berlaku sampai habis waktu berlakunya.
(3) Permohonan Izin yang telah diajukan ke Kabupaten/Kota sebelum
ditetapka nnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ten tang
Pemerintahan Daerah dan belum dikeluarkan izinnya harus
mengajukan permohona n izin baru kepada UPT P2T.
(4) Pemegang Izin yang m asa berlakunya h a b is sejak diberlakukannya
Undang- Unda ng Nomor 23 Tahun 2014 ten tang Pemerintahan
Daerah dapat mengajukan permohonan perpanjangan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Jawa Timur.
rabaya
12 Maret 2015
r .
H. SOEKARWO
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I •
l
1
Diundangkan di Surabaya
pada tanggal 12 Maret 2015
an. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
GIJO SH. MH
•
A. DASAR HUKUM
LAMPl RAN I PERA TURAN GUBERNUR JAWA TIMUR
NOMOR : 16 TAHUN 2015
TANGGAL : 12 MARET 2015
STANDAR PELAYANAN PERIZINAN
BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3076);
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang En ergi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746);
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta hun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);
<:
10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5282);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5142);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5172);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5281);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5326);
16. Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah;
17. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Day a Mineral Republik Indonesia Nom or 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain;
18. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral Dan Batubara;
20. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Yang
Dilaksanakan Oleh Pemerintah Provinsi Dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
21. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2013
tentang Tata Cara Pemberian Izin Khusus Di Bidang Pertambangan Mineral Dan
Batubara;
22. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 35 Tahun 2013
tentang Tata cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan;
23 . Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 36 Tahun 2013
tentang Tata cara Permohonan Izin Pemanfaatan Jaringan Tenaga Listrik Untuk
kepentingan Telekomunikasi, Multimedia, dan informatika;
24. Keputusan
Menteri
Energi
dan
Sumber
Daya
Mineral
Nomor
1204K/30/30/MEM/2014 tentang Penetapan Wilayah Pertambangan Pulau Jawa
dan Bali;
25 . Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor
9
Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pajak
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 Nomor 1 Seri B);
27. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 Nomor 7 Seri D,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7);
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Air Tanah di Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011 Nomor 10 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur
Nomor 10);
29 . Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 77 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Perizinan Terpadu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 77 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Perizinan Terpadu;
B. KETENTUAN UMUM
1.
Provinsi adalah Provinsi Jawa Timur.
2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur.
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
4. Dinas adalah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur.
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa
Timur.
7. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Jawa Timur.
8.
Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Perizinan Terpadu yang selanjutnya disingkat
UPT P2T adalah penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan di
Provinsi Jawa llmur yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan
sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat.
9.
Perizinan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral meliputi sub urusan Geologi,
Mineral dan Batubara, Energi Baru Terbarukan, dan Ketenagalistrikan.
10.
Tim Teknis adalah tim Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur yang ditugaskan di UPT
P2T.
11.
Tim URC adalah tim teknis Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur.
12.
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang.
13.
Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau
batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan
dan penjualan, serta pascatambang
14.
Wilayah Usaha Pertambangan yang selanjutnya disingkat WUP, adalah bagian
dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/cltau informasi
geologi.
15.
Wilayah Izin Usaha Pertambangan yang selanjutnya disingkat WIUP, adalah
wilayah yang diberikan kepada pemegang Izin Usaha Pertambangan.
16.
Wilayah Pertambangan Rakyat yang selanjutnya disingkat WPR, adalah bagian
dari WP tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat.
17.
Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disingkat IUP, adalah izin untuk
melaksanakan usaha pertambangan .
18.
Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin untuk
melaksanakan usaha pertambangan dalam Wilayah Pertambangan Rakyat
dengan luas wilayah dan investasi terbatas.
19.
IUP Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan
Kegiatan Penyelidikan Umum, Ekplorasi, Dan Studi Kelayakan.
20 .
IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai
pelaksanaan IUP Ekplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan Operasi Produksi.
21. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan
penjualan, yang selanjutnya disebut IUP Operasi Produksi khusus untuk
pengangkutan dan penjualan, adalah izin usaha yang diberikan kepada
perusahaan untuk membeli, mengangkut, dan menjual komoditas tamba ng
mineral atau batubara.
23 . Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
meningkatkan mutu mineral danjatau batubara serta untuk memanfaatkan dan
memperoleh mineral ikutan.
24. Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral
dan/cltau batubara dari daerah tambang dan/cltau tempat pengolahan dan
pemurnian sampai tempat penyerahan .
25.
Penjualan adalah kegiatan
usaha pertambangan
untuk menjual hasil
pertambangan mineral atau batubara.
26. Badan Usaha adalah setiap badan hukum yang bergerak di bidang pertambangan
yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia .
27. Rencana Kerja Anggaran Biaya, yang selanjutnya disebut RKAB, adalah rencana
kegiatan dan anggaran yang wajib disampaikan oleh pemegang IUP setiap tahun
takwim pad a bulan November.
28. Badan Geologi adalah merupakan salah satu unit teknis di bawah Kementerian
ESDM yang bertugas menyusun kebijakan teknis, rencan a dan program penelitian
serta pelayanan di bidang Geologi.
29. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tan ah atau batuan di bawah
permukaan tanah .
30. Akuifer adalah lapisan batuan jenuh air tanah yang dapat menyimpan dan
meneruskan air tanah dalam jumlah cukup dan ekonomis.
31. Cekungan air tanah yang selanjutnya disingkat CAT adalah suatu wilayah yang
dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti
proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.
32.
Daerah imbuhan air tanah adalah daerah resapan air yan g mampu menambah air
tanah secara alamiah pada cekungan air tanah.
33. Daerah lepasan air tanah adalah daerah keluaran air tanah yang berlangsung
secara alamiah pada cekungan air tanah.
34.
Penggalian air tanah adalah kegiatan membuat sumur gali, saluran air dan
terowongan untuk mendapatkan air tanah yang dilaksanakan sesuai dengan
pedoman pemakaian dan pengusahaan, pemantauan at au imbuhan air tanah.
35. Pengeboran air tanah adalah kegiatan membuat sumur bor air tanah yang
dilaksanakan sesuai dengan pedoman teknis sebagai sarana eksplorasi,
pengambilan, pemakaian dan pengusahaan, pemantauan, atau imbuhan air
tanah.
36 . Rekomendasi teknis adalah persyaratan teknis yang bersifat mengikat dalam
pemberian izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah .
37. Pengelolaan air tanah adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau,
mengevaluasi penyelenggaraan konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah,
38 . Inventarisasi air tanah adalah kegiatan untuk memperoleh data dan informasi air
tanah.
39. Konservasi air tanah adalah upaya memelihara, melindungi keberadaan serta
keberlanjutan keadaan, kondisi, sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa
tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
40 . Pendayagunaan air tanah adalah upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan,
pengembangan, dan pengusahaan air tanah secara optimal agar berhasil guna
dan berdayaguna.
41. Pengembangan adalah peningkatan pemanfaatan fungsi air tanah untuk
memenuhi penyediaan air tanah
42. Pengendalian intrusi air laut dan amblesan tanah adalah upaya untuk mencegah,
menanggulangi, mengendalikan, memulihkan kerusakan dan kualitas lingkungan
yang disebabkan akibat tindakan penggunaan air tanah berlebihan tidak sesuai
dengan kondisi akuifer.
43. Hak guna pakai air tanah adalah hak untuk memperoleh dan memakai air tanah.
44. Hak guna usaha air tanah adalah hak untuk memperoleh dan mangusahakan air
tanah.
45. Izin Pemakaian air tanah adalah izin untuk memperoleh hak guna pakai air dari
pemanfaatan air tanah.
46. Izin Pengusahaan air tanah adalah izin untuk memperoleh hak guna usaha air
dari pemanfaatan air tanah.
47. Sumur Bor adalah sarana penyadapan air tanah yang pembuatannya dilakukan
dengan menggunakan alat bor mesin/tenaga mekanis dengan diameter lebih dari
4 inchi.
48 . Sumur Pasak adalah sarana penyadapan air tanah yang pembuatannya di lakukan
dengan menggunakan alat bor tangan/tenaga manusia dengan diameter kurang
dari
4
inchi.
49 . Sumur Gali adalah sarana penyadapan air tanah yang pembuatannya dilakukan
dengan cara penggalian tanpa alat bor.
50. Usaha Penyediaan Tenaga Listrik adalah pengadaan tenaga listrik meliputi
pembangkitan, transmisi, distribusi, dan penjualan tenaga listrik kepada
konsumen.
51. Usaha Pembangkitan Tenaga Listrik adalah pengadaan untuk mernproduksi
r
j
52 . Usaha Transmisi Tenaga Listrik adalah pengadaan penyaturan tenaga listrik dari pembangkitan ke sistem distribusi atau ke konsumen, atau penyaluran tenaga listrik antar sistem.
53 . Usaha Distribusi Tenaga Listrik adalah pengadaan penyaluran tenaga listrik dari sistem transmisi atau dari pembangkitan ke konsumen .
54 . Usaha Penjualan Tenaga Listrik adalahkegiatan usaha penjualan tenaga listrik kepada konsumen.
55. Jaringan Tenaga Listrik adalah fasilitas penyaluran tenaga listrik yang meliputi saluran transm isi danl atau saluran distribusi berikut sarana penunjangnya.
56 . Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik adalah izin untuk melakukan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum.
57 . I zin Operasi adalah izin untuk melakukan penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendiri.
58 . Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik adalah izin untuk melaku kan usaha jasa penunjang tenaga listrik.
59. Bahan Bakar Lain adalah bahan bakar yang berbentuk cai r atau gas yang berasal dari selain Minyak Bumi, Gas Bumi dan Hasil Olahan .
60. Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain adalah bahan bakar yang berasal dari bahan -bahan nabati danlatau dihasilkan dari bahan-bahan organik lain, yang ditataniagakan sebagai Bahan Bakar Lain
61. Kegiatan usaha Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain adalah kegiatan usaha untuk menyediakan dan ata u mendistribusikan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain meliputi kegiatan pembelian, penjualan, pengolahan, ekspor daniatau impor serta pengangkutan dan penyimpanannya sampai dengan pemasaran Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain ke konsumen akhir.
62. Badan Usaha adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang menjalankan jenis usaha yang bersifat tetap, terus menerus dan didirikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
セ@ 63 . lzin Usaha Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar La in adalah
izin yang diberikan kepada Badan Usaha untuk melakukan kegiatan usaha niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.
<·
C. JENIS PELAYANAN PERIZINAN
I.
SUB URUSAN MINERAL DAN BATU BARA
1.1 Jenis Pelayanan: Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
NO KOMPONEN URAl AN
イM MMイMMMMM1. Persyaratan MMMM セMMMM MM MMMMMMMM MM MMMMMM MM MMM M M MMMMMMMMMM MMM
a. Administratif
Surat permohonan bermaterai cukup
Kartu Tanda Penduduk Pemohon
Nomor Pokok Wajib Pajak
- Surat Keterangan Domisili
セ@ Bagi Badan Usaha, Firma, dan Perusahaan Komanditer
- Profil Perusahaan :
·:· Tanda Daftar Perusahaan
•!• Surat Izin Usaha Perdagangan
·:· Susunan direksi dan daftar pemegang saham
•!• Akta pendirian badan usaha yang bergerak
dibidang pertambangan
セ@ Bagi Koperasi
- Profil Koperasi :
•:• Susunan pengurus koperasi
•!• Akta pendirian koperasi yang bergerak
dibidang usaha pertambangan
b. Teknis :
- Peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat
geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan
sistem informasi geografis yang berlaku secara
nasional (sejajar dengan lintang bujur dan
menggunakan peta dasar RBI BIG skala minimal
1:25.000) sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No.
12 tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Wilayah Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah
Pertambangan Mineral dan Batubara,
berbatasan langsung dengan WIUP lain;
Koordinat batas WIUP
c. Finansial
c.1 Mineral Logam dan Batubara
kecuali
- Menyerahkan Bukti pembayaran harga nilai
kompensasi data informasi hasil lelang WIUP mineral
logam dan batubara sesuai dengan nilai penawaran lelang;
c.2 Mineral Bukan Logam dan Batuan
- Menyerahkan bukti pembayaran biaya pencadangan
wilayah dan pencetakan peta sesuai luas permohonan
WIUP dengan mengikuti ketentuan Peraturan
NO KOMPONEN
2. Sistem, mekanisme dan
prosedur
URAIAN
wilayah kepada Kementerian ESDM Indonesia dengan Kode Rekening 423116.
r==L I
セ MᄋセᄋMMM
W llAYAH ll!N U5AHA pエ riamh セn エ La n@
1 I
セ セセ H セMMMMMMN@
.
'セ
L@
-- ---·-tl
I セM
1
I
U
I
I
l"pad a Bank
1. Pemohon mencari informasi, baik kepada P2T maupun kepada
Dinas Teknis
2. Setelah mendapatkan informasi tentang WIUP, Pemohon
melengkapi syarat-syarat dan mengajukan permohonan WIUP 3. Pemohon mengambil nomor antrian
4. Permohonan di check oleh Petugas Front Office a. berkas tidak lengkap dikembalikan
b. berkas lengkap diserahkan ke tim teknis 5. Dokumen di verifikasi oleh tim teknis
a. Berkas lengkap dan tidak benar secara administrasi dikembalikan ke pemohon
b. Berkas lengkap dan benar :
b.l. nm teknis membuat surat undangan Rapat
Pembahasan dan Kunjungan Lapangan
b.2. Tim Teknis membuat surat Permintaan Rekomendasi Saran Pertimbangan Bupati/Walikota
b.3. Tim Teknis membuat surat Permintaan Rekomendasi kenm URC
6. Permintaan Rekomendasi Saran Pertimbangan kepada :
I-イMMMM セ MMMMMM MM MM セMMMMセセ MMMM セMMMセMMMM MM MMM MMMM MMM MMMMMM MM MM MMセ@
Kawasan Peruntukan Pertam bangan yang ditetapkan dalam
3. 4.
s.
Jangka Waktu Penyelesaian Biaya/tarif Produk Pelayanan 6. Sarana,Prasarana, dan/atau Fasilitas
7. Kompetensi Pelaksana
Perda RTRW dan/atau RDTRK untuk penerbitan WIUP, IUP Eksplorasi, dan IUP Operasi Produksi. Bupati/Walikota memberikan Rekomendasi Saran Pertimbangan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diteri manya permintaan. Dalam hal jangka waktu pemberian Rekomendasi Saran Pertimbangan telah terla mpaui dan Bupati/Walikota tidak memberikan keputusan, maka digunakan Berita Acara Rapat Pembahasan dan Kunjungan Lapangan hasil verifikasi dan evaluasi oleh Tim Teknis dan instansi terkait di lapangan. b. rekomendasi dari Instansi terkait dalam jangka waktu paling
lama 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permintaan. Dalam
hal jangka waktu pemberian Rekomendasi Saran
Pertimbangan telah terlampaui, maka digunakan Berita Acara Rapat Pembahasan dan Kunjungan Lapangan hasil verifikasi dan evaluasi oleh Tim Teknis dan instansi terkait di lapangan . 7. Rapat Pembahasan dan kunjungan lapangan dengan instansi
terkait. Serta membuat Berita Acara Rapat Pembahasan dan Kunjungan Lapangan.
8. Verifikasi dan Evaluasi Dokumen Pemohonan oleh Tim URC a. Rekomendasi ditolak
b. Rekomendasi diterima
9. Surat penolakan pemohonan WIUP dari hasil Verifikasi dan Evaluasi Tim URC dan Penolakan Rekomendasi Saran dan Pertimbangan dari Bupati/Walikota
10. Penyerahan penolakan pemohonan WIUP kepada Pemohon 11. Persetujuan Rekomendasi Saran Pertimbangan Bupati/Walikota
kepada UPT P2T
12. Penyusunan Draft Rekomendasi Teknis dan Peta WIUP
13. Tim URC menetapkan Biaya Pencetakan Peta WIUP kepada
Pemohon dan menyampaikan bukti pembayaran biaya
pencadangan wilayah ke Dirjen Minerba
14. Pemohon melakukan Pembayaran Pencetakan Peta
15. Upload/ Pengiriman Rekomendasi Teknis dan Pencetakan Peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat
16. Berdasarkan hasil Rekomendasi Teknis dari Dinas ESDM, P2T menerbltkan WIUP.
17. Persetujuan WIUP diserahkan kepada pemohon.
10 (sepuluh) hari kerja
Pencetakan Peta sesuai dengan Perda Jatim No. 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah
Wilayah Izin Usaha Pertambangan dan Peta yang dilengkapi dengan batas koordinat
--1. Ruang kerja
2. ATK
3.
Komputer dan printer4. Server
5. Alat ukur/ meteran 6. GPS
7. Kendaraan roda 2 atau 4
· -
-
-
---1. Pendidikan minimal D.III
2. Menguasai komputer
8. Pengawasan Ada unit organisasi fungsional yaitu Auditor I nspektorat Daerah yang
Internal melaksanakan fungsi pengawasan internal Pemerintah Daerah Prosedur yang ditempuh adalah :
1. Surat pemberitahuan
2. Melengkapi dokumen 3. Pemeriksaan
-
'-4. Laporan Hasil Pemeriksaan 5. Tindak Lanjut Pemeriksaan
イMMMエMMMMMMM MM MM セ MMMMMMMMMMセMMMMセMMセセ MM MM MMM MMMMM MMMMMM MM MM MMMMMM MMMM
9'
ZZセZZZZZセョ@
... -
PEMOHON Oporator Pengad"'"セ@
__timpセAセセセセ
Zセa n@
I
10. Jumlah Pelaksana 11. Jaminan
Pelayanan 12. Evaluasi
Kinerja Pelaksana
m・ョケセュー。ゥォ。ョ@
pengaduan melalui
Sms, em.1il, telepon,
; dan media lainnya
•S1'viS :08i SS?
m ;
ᄋ ᄋ ョヲ ッ Lセᄋ@ ー ャ エ ー ャョョーᄋッL⦅セj@ .(!
• t o ャ ゥ ャ セィlヲH|Gエャ@ 1\ i·.' ·SI,li' <O セイエャAIN@ セ@ セZ ッ エ Lャ ャ@ S.1• 1r
'l('lp Z PS Q SI WWV GIセ@
•f,1b: 03: 3S77693
Memberikan ' jawaban
l M MM MMセ@ •· - -Nセ@
Menerlma pengaduaan
Menc.1tat/mendata
'a waban pengaduan & ー・NAA⦅ケ・ャ ・セセ セ。ョョケ。@
MM M セ@ Menganalim ' Pengaduan
Melakukan
Tindakan
Check & Recheck
Menyiapkan
---- - Jawaban
Aduan, saran dan masukan dapat dilakukan dengan prosedur :
1. Datang langsung
2. Surat 3. SMS 4. Website
Tindak lanjut penanganan aduan, saran dan masukan adalah :
1. Verifikasi aduan
2. Mediasi
3. Koordinasi dan cek lokasi 4. Sanksi
SDM yang menerima tugas penanganan aduan, saran dan rnasukan adalah :
1. 3 orang seksi pengaduan dan advokasi
2. 2 orang SKPD teknis
3. 1 orang Bagian Hukum
Sarana yang digunakan dalam penanganan aduan, saran dan masukan adalah :
1. Ruang Pengaduan
2. Kotak aduan 3. Telepon 4. Komputer
5. Kendaraan roda 2 atau 4
Unit organisasi yang menerima penanganan aduan, saran dan
masukan adalah unit struktural Sub Bidang Pengaduan dan
Advokasi
1 orang
- Dijamin ditangani oleh pegawai yang kompeten
- Dijamin Gratis
1
tidak ada pungutan liarr
I
I "
1.2 Jenis Pelayanan : Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi
NO KOMPONEN
1. Persyaratan
-URAIAN
a) Syarat Administratif :
- Surat permohonan bermatera i cukup
- Kartu Tanda Penduduk Pemohon
Nomor Pokok Wajib Paja k
- Surat Keteranga n Domisili
セ@ Bagi Badan Usaha, Firma, dan Perusahaan
Komanditer
Profil Perusahaan :
•:• Tanda Daftar Perusahaan
·:· Surat Izin Usaha Perdagangan
·:· Susunan direksi dan daftar pemegang sa ham
•!• Akta pendirian badan usaha yang bergerak
dibidang pertambangan
" Bagi Koperasi
- Profil Koperasi :
·:· Susunan pengurus koperasi
•!• Akta pendirian koperasi yang bergerak
dibidang usaha pertambangan
b) Syarat Teknis :
- Daftar riwayat hidup dan surat pernyataan tenaga ahli
pertambangan dan/ atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun;
- Peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat
geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan slstem informasi geografis yang berlaku secara
nasional (sejajar dengan lintang bujur dan
menggunakan peta dasar RBI BIG skala minimal 1:25.000) sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No.
12 tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Wilayah
Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah Pertambangan Mineral dan Batubara;
- Rencana Kerja Eksplorasi
c) Syarat lingkungan :
Surat pernyataan untuk mematuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
d) Syarat finansial :
Bukti pembayaran harga nilai kompensa si data informasi hasil lelang WIUP mineral logam dan batubara sesuai dengan nilai penawaran lelang atau bukti pembayaran biaya pembayaran penceta kan peta
WIUP mineral bukan logam dan batuan atas
2. Sistem, mekanisme
dan prosedur !liN U$AH A l'l:;H I A M HA NG /.,N ャ kセ i Gi@ サIエ セi| si@
..
.;: ....
'
. ·- - ᄋMM MMセMMM Mᄋ@
··-·--1. Pemohon mencari informasi, baik kepada P2T maupun kepada
Dinas Teknis
2. Setelah mendapatkan informasi tentang IUP Eksplorasi,
Pemohon melengkapi syarat-syara t dan mengajukan
permohonan IUP Eksplorasi
3. Pemohon mengambil nomor antrian
4. Permohonan di check oleh Petugas Front Office
a. berkas tidak lengkap dikembalikan b. berkas lengkap diserahkan ke tim teknis
5. Dokumen di verifikasi oleh tim teknis
a. Berkas lengkap dan tidak benar secara administrasi dikembalikan ke pemohon
b. Dokumen lengkap dan benar:
b.l Tim teknis membuat surat undangan Rapat
Pembahasan dan Kunjunga n Lapangan
b.2 Tim Teknis membuat sura t Permintaan Rekomendasi ke Tim URC
6. Verifikasi dan Evaluasi Dokumen Pemohonan oleh Tim URC
a. Rekomendasi ditolak b. Rekomendasi diterima
7. Rapat Pembahasan dan kunjungan lapangan dengan instansi terkait. Serta membuat Berita Acara Rapat Pembahasan dan Kunjungan Lapangan.
8. Surat penolakan pemohonan IUP Eksplorasi dari hasil Verifikasi
dan Evaluasi Tim URC
9. Penyerahan penolakan pemohonan IUP Eksplorasi kepada
Pemohon
10. Upload
I
Pengiriman Rekomendasi Teknis IUP Eksplorasi yangdilengkapi dengan batas koordinat.
11. Berdasarkan hasil Rekomendasi Teknis dari Dinas ESDM, P2T
menerbitkan IUP Eksplorasi
12. Persetujuan IUP Eksplorasi diserahkan kepada pemohon .
f--- +-- + -3. Jangka Waktu 17 (tujuh belas) hari kerja
Penyelesaian
1
j
5. Produk Pelayanan
6. Sarana, Prasarana, dan/atau Fasilitas
7. Kompetensi Pelaksana
8. Pengawasan Internal
9. Penanganan Pengaduan
Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi
-1. Ruang kerja
2. ATK
3. Komputer dan printer
4. Server
5. Alat ukur/ meteran 6. GPS
7. Kendaraan roda 2 atau 4
----
---·---
· ·-1. Pendidikan minimal D.III
2.
Menguasai komputer----Ada unit organisasi fungsional yaitu Auditor Inspektorat Daerah yang melaksanakan fungsi pengawasan internal Pemerintah Daerah Prosedur yang ditempuh adalah :
1. Surat pemberitahuan
2. Melengkapi dokumen
3. Pemeriksaan
4. Laporan Hasil Pemeriksaan
5.
Tindak Lanjut PemeriksaanPEMOHON
--
-·---
• • • - -' • • · O > W OoMMeny.lmpalkan pengaduan melalul ' Sms, email, telepon,
dan media lalnnya
·SI,IS OS ! S).' lHl ·.nfo;,•' :J2 t,.Hal!llro •; .•o ,r:
•k- 'p 0'1 l'•UG"i.' ャ ᄋ ッセャNNI@ 0)1 IsNGiHIャIセ@
Memberikan jawaban -- · ·-
--Operator Pengaduan ---Menerlma pengaduaanMenca tat/ ュ・ョ、\セ@ t.1
jawaban pengaduan &
ー・ ⦅ ョ⦅Gエ⦅セ セセ。ャ NZG ョョ ケ。@ TIM PENANGANAN - · · ー[ngセquan@ .-- ...
- --
---' Menganalis1s Pengaduan Melakukan TlndakanCheck & Recheck
f' --- i
I
Menylapkan ·· · · )a wabanAduan, saran dan masukan dapat dilakukan dengan prosedur :
1. Datang langsung 2. Surat
3. SMS 4. Website
Tlndak lanjut penanganan aduan, saran dan masukan adalah :
1. Verifikasi aduan 2. Mediasi
3. Koordinasi dan cek lokasi 4. Sanksi
-·
SDM yang menerima tugas penanganan aduan, saran dan masukan adalah:
1. 3 orang seksi pengaduan dan advokasi 2. 2 orang SKPD teknis
3. 1 orang Bagian Hukum
Sarana yang digunakan dalam penanganan aduan, saran dan masukan adalah :
1. Ruang Pengaduan 2. Kotak aduan
3. Telepon
I
'
I
1-
tI
i·
'1
...I
1
I
I
J
I
.
I
I
-<>
.
-
-110.
Jumlah Pelaksana11. Jaminan Pelayanan
12.
EvaluasiKinerja
I
Pelaksana- -
-
-
-5. Kendaraan roda 2 atau 4
Unit organisasi yang menerima penanganan aduan, sa ran dan uan dan masukan adalah unit struktural Sub Bidang Pengad
Advokasi
1 orang
-
····--
Dijamin ditangani oleh pegawai yang kompeten1.3 Jenis Pelayanan : Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Baru
エMZM セ MN
P
MMK M]ー]MZMZ M セMZMセ M エ。ZMn MZ ⦅n MMヲ MM 。MZMI M sケ ⦅ 。⦅イ。 ⦅ エ⦅ a⦅ 、⦅ュ ⦅ゥ Mョゥ Mウエ Mイ。 M エMゥヲ ⦅ Z⦅オ ⦅rai ⦅ a⦅ n@
_ __ _ _ __ ___ ]- Surat permohonan bermaterai cukup
- Kartu Tanda Penduduk Pemol1on
- Nomor Pokok Wajib Pajak
- Surat Keterangan Domisil i
;.:.. Bagi Badan Usaha, Firma, dan
Komanditer
- Profil Perusahaan :
•!• Tanda Daftar Perusahaan
·!· Surat Izin Usaha Perdagangan
•!• Susunan direksi dan daftar
sa ham
Peru sahaan
pemegang
•!• Akta pendirian badan usaha yang bergerak
dibidang pertambangan j
;... Bagi Koperasi
- Profil Koperasi : I
•!• Susunan pengurus koperasi
•!• Akta pendirian koperasi yang bergera k
dibidang usaha pertambangan
b) Syarat Teknis :
- Peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat
geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografis yang berlaku secara
nasional (sejajar dengan lintang bujur dan
menggunakan peta dasar RBI BIG skala minimal
1:25.000) sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No.
12 tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Wilayah
Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah Pertambangan Mineral dan Batubara;
- Peta WIUP yang sudah terkoreksi yang memuat:
situasi topografi, batas wilayah, dan koordinat dengan
skala 1:1000 serta melampirkan kesepakatan dengan
pemegang hak atas tanah untuk lahan masyarakat ;
- Laporan eksplorasi yang telah disetujui Dinas ESDM;
- Laporan studi kelayakaan (termasuk rencana
pembangunan sarana dan prasarana penunjang
kegiatan operasi produksi) ya ng disetujui oleh Dinas ESDM ;
- Rencana reklamasi dan pa scatambang yang disetujui
oleh Dinas ESDM ;
- Rencana kerja dan anggaran biaya yang disetujui oleh
Dinas ESDM;
- Tenaga ahli pertambangan dan/ atau geologi yang
berpengalaman paling sedikit 3(tiga) tahun
c) Syarat lingkungan :
- Surat pernyataan kesanggupan untuk memenuhi
ketentuan peraturan perundang- undangaan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
- Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.
d) Syarat finansial :
- Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit
oleh akuntan publik;
- Bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir
(khusus mineral logam dan batubara);
- Bukti pembayaran penganti investasi sesuai dengan
nilai penawaran lelang bagi pemenang lelang WIUP
yang telaah berakhir (khusus mineral logam dan
I
NO KOMPON EN
2. Sistem, mekanisme dan prosedur
URAIAN
__
_j
1. Pemohon mencari informasi, baik kepada P2T maupun kepada Dinas Teknis
2. Setelah mendapatkan informasi tentang IUP Operasi Produksi,
Pemohon melengkapi syarat-syarat dan mengajukan
permohonan IUP Operasi Produksi 3. Pemohon mengambil nomor antrian
4. Permohonan di check oleh Petugas Fron t Office a. berkas tidak lengkap dikembalikan
b. berkas lengkap diserahkan ke tim teknis 5. Dokumen di verifikasi oleh tim teknis
a. Dokumen lengkap dan tidak benar secara administrasi dikembalikan ke pemohon
b. Dokumen lengkap dan benar :
b.1 Tim Teknis membuat surat undangan Rapat
Pembahasan dan Kunjungan Lapangan
b.21lm Teknis membuat rekomendasi teknis ke Tim URC 6. Verifikasi dan Evaluasi Dokumen Pemohonan oleh lim URC
a. Rekomendasi ditolak b. Rekomendasi diterima
Rapat Pembahasan dan kunjungan lapangan dengan instansi terkait. Serta membuat Berita Acara Rapat Pembahasan dan Kunjungan Lapangan.
8. Surat penolakan pemohonan IUP Operasi Produksi dari hasil Verifikasi dan Evaluasi Tim URC
9. Penyerahan penolakan pemohonan I UP Operasi Produksi kepada Pemohon
10. Upload
1
Pengiriman Rekomendasi Tekni s IUP Operasi Produksiyang dilengkapi dengan batas koordinat.
11. Berdasarkan hasil Rekomendasi Teknis dari Dinas ESDM, P2T menerbitkan IUP Operasi Produksi
.1
I
I
1
<II
3. Jangka Waktu 17 (tujuh belas) hari kerja
Penyelesaian
4. Biaya/tarif Gratis
·-·
5.
Produk Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Pelayanan6. Sarana, 1.
··-- --- ·
-Ruang kerja Prasarana, 2. ATK
dan/atau 3.
Komputer dan printer Fasilitas
4. Server
5. Alat ukur/meteran
6. GPS
7. Kendaraan roda 2 atau 4
--セ@- . ____ _ .. ______
7. Kompetensi 1. Pendidikan minimal D.III Pelaksana 2. Menguasai komputer
-- .. -- ---··--- -
--8. Pengawasan Ada unit organisasi fungsional yaitu Auditor Inspektorat Dae rah Internal yang melaksanakan fungsi pengawasan internal Pemerintah Dae rah
Prosedur yang ditempuh adalah :
1. Surat pemberitahuan
2.
Melengkapi dokumen3. Pemeriksaan
4. Laporan Hasil Pemeriksaan 5. Tlndak Lanjut Pemeriksaan
ャッ ァ ML ャ M[ー[[Z・ZョZ。ZョZZァZ。ZZョZ。ZョZM
Q M[Z] ] ]]]]]
]セ L]]]]]
]MM]MᄋM
MMᄋMMM MMMMMZ[t[[Z imZMZMZZMZpe [ZZMnZ [MZM aMZM[n MZZNg M a
WW
nan@
Pengaduan . . PEMOHON : Operator Pengaduan
Menyampalkan
pengaduan mela lul
Sms, email, telepon, dan media latnnya
•Tt'lp oセ エ@ V,776(}.1 ᄋ セN IセN セ N@03 1 セ」L@ ;:·r./1)
Memberlkan jawaban
. .. - - - _ _ Menerima pengaduaan
Mencatat/mendat.l jawaban pengaduan &
ー・NAG⦅ケセセ ・ウ。。ョョ ケ 。@
PENGADUAN
- - > Menganallsis Pengaduan
Melakukan Tindakan
! Check & Recheck
..
i
·-- j Menyiapkan : I\セキ 。「。ョ@
L._ ..
Aduan, saran dan masukan dapat dilakukan dengan prosedur : 1. Datang langsung
2. Surat 3. SMS 4. Website
Tlndak lanjut penanganan aduan, saran dan masukan adalah : 1. Verifikasi aduan
2. Mediasi
3. Koordinasi dan cek lokasi 4. Sanksi
SDM yang menerima tugas penanganan aduan, saran dan masukan adalah :
1. 3 orang seksi pengaduan dan advokasi 2. 2 orang SKPD teknis
3. 1 orang Bagian Hukum
Sarana yang digunakan dalam
masukan adalah : penanganan aduan, saran dan
1. Ruang Pengaduan 2. Kotak aduan 3. Telepon
4.
Komputer5.
Kendaraan roda 2 atau 4Unit organisasi yang menerima penanganan aduan, saran dan masukan adalah unit struktural
Advokasi Sub Bidang Pengaduan dan
-10. Jumlah 1 orang Pelaksana
·---
-·--"'
11. Jaminan-
Dijamin ditangani oleh pegawai yang kompetenPelayanan
-
Dijamin GratisI
tidak ada pungutan liar12. Evaluasi Dilakukan berkala 3 bulan seka li dan tahunan Kinerja
<
1.4 Jenis Pelayanan : Perpanjangan I zin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi
NO KOMPONEN
1. Persyaratan a)
b)
URAIAN
Syarat Administratif :
-
Surat permohonan bermaterai cukup-
Kartu Tanda Penduduk Pemohon-
Nomor Pokok Wajib Pajak-
Surat Keterangan Domisili"'
,
Bagi Bad an Usaha, Firma, dan PerusahaanKomanditer
-
Profil Perusahaan :•!• Tanda Daftar Perusahaan
·:·
Surat Izin Usaha PerdaganganI
·:·
Susunan direksi dan daftar pemegang 1sa ham
•!• Akta pendirian badan usaha yang bergerak !
dibidang pertam bangan
,.
Bagi Koperasi-
Profil Koperasi :•!• Susunan pengurus koperasi
•!• Akta pendirian koperasi yang bergerak
dibidang usaha pertambangan
Syarat Teknis :
- Peta WIUP yang sudah terkoreksi yang memuat:
situasi topografi, batas wilayah, dan koordinat dengan skala 1:1000;
Peta kemajuan tambang;
Rencana reklamasi dan pascatambang yang disetujui oleh Dinas ESDM ;
Rencana kerja dan anggaran biaya yang disetujui oleh Dinas ESDM;
Laporan akhir kegiatan operasi produksi;
Laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan;
- Neraca sumber daya dan cadangan.
I
c) Syarat finansial :
iuran tetap (landrent) dan iuran produksi (royalty) bagi pemegang IUP Operasi Produksi serta IPR minerallogam dan batubara.
pajak daerah bagi pemegang IUP Operasi Produksi
dan IPR mineral bukan logam dan batuan.
iuran tetap (landrent) bag i pemegang IPR mineral
bukan logam dan batuanLaporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik;
Bukti pembayaran iuran tetap (khusus mineral logam
dan batubara) dan iuran produksi
I
pajak daerah.,
<'
2. Sistem, mekanisme dan prosedur
3. Jangka Waktu Penyelesaian
4. Biaya/tarif
5. Produk
I
I,
'·• 1:
セMセ@
MM MM ᄋMセセ@ Jl
I
I
I
I
Mセ@
II
__ ,
______ l__ _ _ _
I- - - --·· I
1. Pemohon mencari informasi, baik kepada P2T maupun kepada
Dinas Teknis
2. Setelah mendapatkan informasi, Pemohon melengkapi syarat-syarat dan mengajukan permohonan Perpanjangan IUP Operasi Produksi
3. Pemohon mengambil nomor antrian
4. Permohonan di check oleh Petugas Front Office a. berkas tidak lengkap dikembalikan
b. berkas lengkap diserahkan ke tim teknis 5. Dokumen di verifikasi oleh tim teknis
6. Verifikasi dan Evaluasi Dokumen Pemohonan oleh Tim URC a. Rekomendasi ditolak
b. Rekomendasi diterima
7. Rapat Pembahasan dan kunjungan lapangan dengan instansi terkait. Serta membuat Berita Acara Rapat Pembahasan dan Kunjungan Lapangan .
8. Surat penolakan pemohonan Perpanjangan IUP Operasi Produksi dari hasil Verifikasi dan Evaluasi Tim URC
9. Penyerahan penolakan pemohonan Perpanjangan IUP Operasi Produksi kepada Pemohon
10. Upload
I
Pengiriman Rekomenda si Teknis Perpanjangan IUPOperasi Produksi yang dilengkapi dengan batas koordinat. 11. Berdasarkan hasil Rekomendasi Teknis dari Dinas ES DM, P2T
menerbitkan Perpanjangan IUP Operasi Produksi
12. Persetujuan Perpanjangan IUP Operasi Produksi diserahkan kepada pemohon.
17 (tujuh belas) hari kerja
Gratis
Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi
Pelayanan
セMMKMMM セ MMMMMMMKMMMM MMMMMMMM MM MMMMMMMM MMMMMMMM MMMM MMMMMM MMMMM MM
6. Sarana, 1. Ruang kerja
Prasarana, 2. ATK
dan/atau 3. Komputer dan printer Fasilitas
4. Server
5. Alat ukur/meteran
6. GPS
J
I <:
j
I
7. Kompetensi Pelaksana
7. Kendaraan roda 2 atau 4
r---,_ ____________
イMMMMMMMMMMMMMMMMMMM MMMMMMMMMMMMMM MMMMMMMMM MM MMMM セ@1. Pendidikan minimal D.III
8. Pengawasan Internal
2. Menguasai komputer
Ada unit organisasi fungsional yaitu Auditor I nspektorat Daerah yang melaksanakan fungsi pengawasan internal Pemerintah Daerah Prosedur yang ditempuh adalah :
1. Surat pemberitahuan 2. Melengkapi dokumen 3. Pemeriksaan
<