• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Bagi Penyandang Disabilitas (Studi Kasus Organisasi PPDI Di Lumajang Tahun 2018).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Bagi Penyandang Disabilitas (Studi Kasus Organisasi PPDI Di Lumajang Tahun 2018)."

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum(SH)

Fakultas Syari’ah Jurusan Hukum Islam Program Studi Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah

Oleh:

Muhammad Fahmi Illavy NIM: 083141002

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS SYARI’AH

DESEMBER 2018

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Muhammad Fahmi Illavy, 2018: Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Bagi Penyandang Disabilitas (Studi Kasus Organisasi PPDI Di Lumajang Tahun 2018).

Penyandang disabilitas merupakan orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental,intelektual, dan indera dalam jangka waktu yang lama yang didalamnya interaksi dengan lingkungan sikap masyarakatnya dapat menemukan hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh, dan efektif berdasarkan kesamaan hak. Keluarga sakinah diartikan sebagai keluarga yang harmonis dimana nilai- nilai ajaran islam senantiasa ditegakkan dan saling menghormati serta saling menyanyangi.

Fokus kajian yang diteliti dalam penelitian skripsi ini adalah 1. Bagaimana tanggung jawab pasangan suami istri disabilitas dalam membina keluarga sakinah.

2. Bagaimana kendala yang dalam rumah tangga disabilitas, dan solusinya. 3.

Bagaimana upaya mewujudkan keluarga sakinah bagi disabilitas.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tanggung jawab pasangan suami istri dalam membina keluarga, menjelaskan kendala rumah tangga penyandang disabilitas dan pemecahan masalahnya, dan untuk mendeskripsikan upaya-upaya keluarga disabilitas dalam mewujudkan keluarga sakinah.

Penelitian ini penelitian lapangan, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dan untuk mengidentifikasi perasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan analisis yang bersifat triangulasi, menganalisis proses dalam mengupayakan keluarga sakinah bagi pasangan suami istri disabilitas tuna wicara- rungu. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi partisipasif, dan dokumentasi.

Penelitian ini memperoleh kesimpulan diantaranya. 1. Tanggung jawab pasangan suami istri disabilitas tuna wicara-rungu, bahwa disamping keterbatasan fisik suami penyandang disabilitas tuna wicara-rungu tetap mencari nafkah, sedangkan bagi istri disabilitas tetap menerima nafkah dengan lapang dada, mengelola dengan baik, serta suami istri menjaga hubungannya tetap harmonis, untuk membina keluarganya menjadi keluarga sakinah. 2. Kendala yang ada dirumah tangga disabilitas pada umumnya perekonomian, namun dengan kordinasi antara suami istri dan musyawarah keluarga, permasalahan bisa terselesaikan. 3. Keluarga sakinah impian setiap pasangan suami istri, begitu juga pasangan disabilitas, untuk mengupayakan keluarga sakinah, dengan saling memahami hak, dan kewajiban suami istri, dan kekurangan dari suami istri serta mengikuti syariat islam, maka keluarga disabilitas akan menjadi keluarga sakinah.

(5)

Persetujuan Pembimbing ... ii

Pengesahan ... iii

Motto ... ... iv

Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Abstrak ... ... vii

Daftar Isi... ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Istilah ... 6

F. SistematikaPembahasan ... 9

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. PenelitianTerdahulu ... 11

B. Kajian Teori ... 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 46

B. Teknik Pengumpulan Data ... 47

C. Lokasi Penelitian ... 94

D. Keabsahan Data ... 94

E. Subyek Penelitian ... 50

F. Analisis Data ... 52

G. Tahap-Tahap Penelitian ... 52

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian ... 59

B. Penyajian data ... 59

(6)

A. Kesimpulan ... 77 B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA ... 82 Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran-Lampiran 1. Matrik Penelitian 2. Struktur Organisasi

3. Perda Nomor 61 Tahun 2016 4. Surat Keterangan

5. Gambar/Denah 6. Foto

7. Biodata Penulis

(7)

A. Latar Belakang

Allah mensyariatkan pernikahan dengan menjelaskan tujuan-tujuan pernikahan, menentukan cara-caranya, mengaturnya dengan kaidah-kaidah yang mengarah pada penjagaan jiwa, kehormatan, nasab, keberlangsungan keturunan dan membina rumah-tangga dimana suami-istri menemukan kepuasan kebutuhan jasmani, rohani, jiwa dan sosial.1

Pada dasarnya sebagai calon suami atau istri, maupun orang tua enggan menikahkan anaknya, kecuali dengan pasangan yang dinilainya berbobot dan berbibit,serta menekankan syarat kesetaraan dalam keturunan kebangsawanan atau syarat lainnya. Bisa juga ada orang tua yang mensyaratkan bagi calon menantunya kemampuan materi, tingkat pendidikan tertentu atau keberadaan pada tempat tertentu semua itu bisa saja tetapi hal ini atas nama pribadi bukan atas nama agama. Itu adalah hak pribadi yang tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun.2Pernikahan dijadikan dasar yang kuat bagi kehidupan bagi manusia karena adanya beberapa nilai yang tinggi dan beberapa tujuan utama yang baik bagi umatnya yang dimuliakan Allah .

Untuk mencampai kehidupan yang bahagia dan menjauhi perbuatan mungkar, Allah SWT membekali syariat dan hukum-hukum. Islam agar dilaksanakan manusia dengan baik. Islam menaruh perhatian dalam

1Syaikh Ahmad Abdurahim, Aku Terima Nikahnya (Jakarta Timur:Istanbul, 2018), 20.

2Iis Mustamid,Upaya Suami-Istri Tuna Netra Membangun Keluarga Sakinah (Studi Kasus Desa Jalaksana Kecamatan Jala Leksana Kabupaten Kuningan)IAIN Cirebon, 26.

(8)

membentuk keluarga muslim yang sakinah, yang pada gilirannya tercipta masyarakat dan bangsa yang hidup penuh dengan ketentraman. Pernikahan yang dilandasi nilai-nilai yang Islami mampu melahirkan generasi yang berkualitas yang menjadi penerus bangsa, dan sebab pernikahan merupakan sarana dalam menciptakan keluarga dan merupakan fitrah yang diberikan oleh Allah SWT.3

Setiap manusia tidak semuanya sempurna, pasti ada kelemahan dan kekurangan baik dari segi fisik, dan ilmu. Di penelitian ini membahas upaya mewujudkan keluarga sakinah bagi penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas adalah orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental,intelektual, dan indera dalam jangka waktu yang lama yang didalamnya interaksi dengan lingkungan sikap masyarakatnya dapat menemukan hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak.4

Di skripsi ini lebih mengklasifikasikan disabilitas tuna wicara-rungu, merupakan kecacatan sebagai akibat hilangnya fungsi pendengaran dan atau fungsi bicara baik disebabkan oleh kelahiran , kecelakaan dan penyakit.

Peneliti memilih penelitian tentang keluarga sakinah bagi penyandang disabilitas tuna wicara-rungu, dikarenakan sering kali melihat masyarakat kurang komunikasi terhadap penyandang disabilitas sehingga adanya batasan antara masyarakat umum dan masyarakat penyandang disabilitas.

3Mudjab Mahalli, Menikahlah,Engkau Menjadi Kaya (Yogayakarta:Mitra Pustaka, 2001), 36.

4Sekretariat Negara RI, Undang-Undang No.8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas, 2.

(9)

Hal ini juga memicu kesenjangan sosial bagi masyarakat disabilitas dan dalam hal fasilitas publik masih kurang di perhatikan oleh pemerintah, untuk mempermudah bagi penyandang disabilitas melakukan pekerjaan sehari-hari.

Hanya menyediakan sarana pendidikan namun kurangnya perhatian dalam kehidupan sosialnya. Padahal dalam Perda Nomor 61 tahun 2016 pasal 7 di kabupaten lumajang, harus merealisasikan khususnya dinas sosial dalam hal pendataan, pelayanan dan pengembangan untuk merehabilitasi kesejahteraan bagi penyandang disabilitas.5 Ada juga ide kreatif dari inspirator individu atau kelompok dalam memberdayakan penyandang disabilitas mengenai keilmuannya dan ketrampilan untuk dikembangkan menjadi produk dalam meningkatkan perekonomian.

Karena semakin berkurangnya lapangan kerja, serta melemahnya daya saing penyandang disabilitas terhadap orang atau pegawai yang normal, maka mendapat kesulitan bagi penyandang disabilitas khususnya tuna wicara-rungu, jika komunikasi antar teman seprofesi maupun dengan atasannya. Dari situ banyak yang memilih usaha rumahan dari pada menjadi karyawan diperkantoran atau buruh pabrik dan kalau memilih usaha rumahan, bisa membantu teman penyandang disabilitas lainnya yang saat ini masih menganggur.

. Penelitian skripsi ini membahas penyandang disabilitas yang sudah berkeluarga. yang menjadi tanggung jawab dalam keluarga yang menjadi tugas dari suami dan istri dan permasalahan yang ada di rumah tangga

5 Perda Nomor 61 tahun 2016, 8.

(10)

penyadang disabilitas dan solusinya dalam menghadapi problem yang ada dalam rumah tangga penyadang disabilitas serta upaya dalam mewujudkan keluarga sakinah bagi pasangan suami istri disabilitas. Memang sukses melanggengkan acara pernikahan tidak selalu identik dengan kebahagiaan pernikahan. Bisa saja pernikahan sepasang suami istri langgeng, tetapi jika itu dilakukan dengan terpaksa, atau perselisihan, maka bukanlah pernikahan yang bahagia.6

Pada hakekatnya suami sebagai kepala keluarga harus memenuhi nafkah lahir dan bathin kepada anak dan istri, bagi suami yang penyandang disabilitas tentu sangatlah tidak muda di keterbatasan fisik akan mempengaruhi kinerjanya dalam mencari nafkah. Menurut bapak Ali Muslimi selaku ketua PPDI menjadi pemimpin rumah tangga di tengah kekurangan fisik itu merupakan ujian yang harus dijalani. Tapi walaupun kami pantang untuk meminta belas kasih, maka dari itu saya mengajak teman-teman disabilitas untuk tetap bekerja.7

Oleh karenanya patut untuk diteladani dan mencontohnya dalam usaha yang dimiliki demi memenuhi kewajibannya sebagai suami.Setiap pasangan suami istri harus menjaga dan mengasihi sesuai kewajiban masing-masing.

Penyandang disabilitas khususnya tuna wicara-rungu disamping keterbatasan fisik dalam menjalankan rumah tangganya yang dapat memungkinkan terjadi disharmonis dalam keluarga karena faktor baik komunikasi dengan upaya- upayanya untuk mewujudkan keluarganya.

6M Quraish Shihab, Pengantin A-lqur’an (Tangerang:lentera Hati), 171.

7Ali Muslimin, wawancara, Lumajang, 6 Juni 2018.

(11)

Dan karena inilah peneliti menjadi penelitian skripsi dengan judul Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Bagi Penyadang Disabilitas ( Studi Kasus Organisasi Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia Di Kabupaten Lumajang)

B. Fokus Kajian

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus kajian diantaranya seebagai berikut ini.

1. Bagaimana tanggung jawab suami dan istri penyandang disabilitas dalam membina keluarga sakinah,?

2. Bagaimana kendala rumah tangga disabilitas dan pemecahan masalahnya?

3. Bagaimana upaya-upaya keluarga disabilitas dalam mewujudkan keluarga sakinah?

C. Tujuan

Tujuan penelitian berfungsi mengatahui tujuan dari penelitian. berikut tujuan penelitian skripsi ini.

1. Untuk medeskripsikan tanggung jawab suami dan istri disabilitas dalam membina keluarga sakinah.

2. Untuk menjelaskan kendala rumah tangga penyandang disabilitas dan pemecahan masalahnya.

3. Untuk mendeskripsikan upaya-upaya keluarga disabilitas dalam mewujudkan keluarga sakinah

D. Manfaat

Selain terdapat tujuan penelitian seperti yang dipaparkan. Penelitian ini memberi sumbangsih yang berguna bagi peneliti dan penelitian selanjutnya.

(12)

untuk menjadikan penelitian ini bermanfaat bagi orang lain. Adapun manfaat yang diharapkan dari peneliti adalah:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan landasan teoritis terhadap peneliti yang akan meneliti dengan tema yang sama yaitu membahas upaya keluarga penyandang disabilitas dalam mewujudkan keluarga sakinah.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan informasi dan pemikiran ilmiah bagi para peneliti dan bagi masyarakat dapat meneladani para disabilitas dalam mewujudkan keluarga sakinah dan sebagai pembelajaran dalam menjadikan keluarga kedalam keluarganya yang sakinah. Dan juga untuk pasangan suami istri agar mengambil hikmah dan pembelajaran serta motivasi, dari pasangan suami istri penyandang disabilitas dalam menjalankan perannya dalam keluarga.

E. Definisi Istilah

Istilah yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut.

1. Upaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari kata upaya merupakan usaha, akal, ikhtiyar untuk mencapai suatu maksud dan memecahkan persoalan.8

8Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta,2008) 1595.

(13)

2. Keluarga

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian keluarga yaitu suatu unit terkecil yang terdiri ayah, ibu, dan anak.9

Keluarga atau merupakan unit terkecil dari satu keluarga yang bernaung dibawah satu rumah tangga. Unit ini tidak kurang unit-unit ysng lain dan tentu saja membutuhkan pemimpin guna menjalankan bahtera rumah tangga.10

Sofyan Wilis dalam buku yang berjudul buku Keluarga Sakinah Prepektif Islam, karya Ulfatmi menyatakan bahwa keluarga adalah bahwa keluarga adalah multi organism, organisasi yangterdiri banyak badan.

Keluarga adalah satu kesatuan atau organisme, mempunyai komponen- komponen yang membentuk organisme keluarga itu. Komponen- komponen itu adalah keluarga.11

3. Sakinah

Sakinah menurut kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kedamaian, ketentraman, ketenangan , dan kebahagiaan. Bahwa sakinah harus didahului gejolak, menunjukan bahwa ketenangan iniyang dimaksud ketenangan dinamis. Sakinah terlihat pada kecerahan muka disertai kelapang dada, budi bahasa yang halus yang dilahirkan dari

9 Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia,Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta, 2008) 678.

10M Quraish Shihab, Pengantin A-lqur’an (Tangerang:lentera Hati,2016) 185.

11 Thoriq Fadli Zaelani,Konsep Keluarga Sakinah Enurut Hamka ( Studi Atas Tafsir Al-Ahzar), (Skripsi IAIN Surakarta), 29.

(14)

ketenangan bathin akibat menyatunya pemahaman dan kesucian hati serta bergabungnya kejelasan pandangan yang kuat.12

4. Keluarga sakinah

Kelurga sakinah diartikan sebagai keluarga yang harmonis dimana nilai-nilai ajaran islam senantiasa ditegakkan dan saling menghormati serta saling menyanyangi. Dalam keluarga yang sakinah, anggota keluarga mampu menjalankan kewajibannya dan senantiasa membantu satu sama lain. Keluarga yang sakinah juga mengerti satu sama lain sehingga jika terjadi konflik dalam keluarga, maka konflik itu bias diselesaikan dengan baik.13

5. Penyandang disabilitas

Penyandang disabilitas merupakan orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental,intelektual, dan indera dalam jangka waktu yang lama yang didalamnya interaksi dengan lingkungan sikap masyarakatnya dapat menemukan hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak.14

6. Dalam penelitian ini yang membahas tentang upaya mewujudkan keluarga sakinah bagi penyandang disabilitas lebih spesifiknya tuna wicara dan tuna rungu. Tuna wicara rungu merupakan orang yang memiliki gangguan pendengaran, baik sebgian dan menyeluruh, dan

12 Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta,2008) 1246.

13Dalamislam,”Keluarga Sakinah Dalam Islam”,http//dalamislam.com (28 agustus 2018).

14Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Menjadi Orang Tua Hebat Untuk Keluarga Dengan Anak Yang Memiliki Disabilitas (Jakarta), 12.

(15)

biasanya memiliki hambatan dalam berbahasa dan berbicara. Tuna rungu dibagi dua jenis:

a. Tuna rungu ringan atau masih bisa mendengar.

b. Tuna rungu berarti atau tidak bisa mendengar dengan ciri-cirinya gangguan pada komunikasi secara tertulis dan lisan. Kehilangan seluruh atau sebagian besar pendengarannya dan menggunakan bahasa isyarat ketika berkomunikasi. Kadang-kadang mereka memiliki ke- akuan yang tinggi serta sensitif dan muda tersinggung, sehingga cepat marah.15

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi dimulai bab pendahuluan hingga bab penutup. Format dalam sisitematika pembahasan adalah berbentuk deskripsi naratif bukan seperti daftar isi.

Topik-topikyang hendak dibahas disampaikan secaragaris besar sehingga nampak alur yang akan dilakukan dari awal sampai akhir.

Bab satu tentang Pendahuluan. Pada bab ini meliputi yaitu: Latar Belakang, Fokus Kajian, Tujuan Penelitian, Manfaat Kajian, Definisi Istilah, dan

Sistematika Pembahasan.

Bab dua tentang Kajian kepustakaan. Pada bab ini meliputi Penelitian Terdahulu, dan Kajian Teori. Fungsi bab ini sebagai landasan teori pada bab selanjutnya guna menganalisa yang didapat dari penelitian.

15Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Menjadi Orang Tua Hebat Untuk Keluarga Dengan Anak Yang Memiliki Disabilitas (Jakarta), 24.

(16)

Bab tiga tentang Metode Penelitian. Pada bab ini berisi tentang Pendekatan Dan Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian,Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data, Keabsahan Data, dan Tahap-Tahap Penelitian.

Bab empat tentang Penyajian data dan Analisis data. Pada bab ini berisi tentang gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis data, pembahasan temuan penelitian.

Bab lima tentang Penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran. bab ini merupakan bab terakhir yang memaparkan kesimpulan dan saran dari penelitian.16

16Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah (Jember:IAIN Jember Press, 2016 ), 67.

(17)

A. Kajian Terdahulu

Minimnya penelitian yang membahas tentang kehidupan keluarga bagi penyandang Disabilitas yang merupakan tantangan bagi peneliti. Untuk mengkaji dalam penelitian skripsi yaitu Upaya Mewujudkan keluarga Sakinah bagi Penyandang Disabilitas. Berikut ini kajian terdahulu yang membahas seputar keluarga bagi penyandang Disabilitas.

1.CUT HASMIYATI (13350022) Program Studi Al Ahwal Asy-Sykhsiyyah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Kewajiban Nafkah Suami Penyandang Disabilitas (Studi Kehidupan Keluarga Di Kelurahan Demangan Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta. Latar belakang dari penelitian ini dengan melihat realita di masyrakat dan dalam hukum islam yang mewajibkan bagi suami dalam mencari nafkah. Seorang suami penyandang disabilitas yang dalam keterbatasan fisik dibebani tanggung jawab memenuhi nafkah bagi keluarganya. Dengan usaha, ketekunannya, dan semangatnya demi membahagiakan keluarganya. Untuk itu penelitian ini mendapat judul Kewajiban Nafkah Suami Penyandang Disabilitas (Studi Kehidupan Keluarga Di Kel. Demangan Yogyakarta). Dalam penelitian ini penulisnya ingin mengkaji lebih dalam bagaimana pemenuhan kewajiban nafkah suami penyandang disabilitas dan bagaimana tinjauan hukum islam

11

(18)

terhadap kewajiban pemenuhan nafkah dari suami disabilitas di kel.

Demangan kec. Gondokusuman Kota Yogyakarta. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif lapangan (field Reserch). sifatnya deskriptif analisis yang bertujuan untuk mengungkap fenomenal sosial yang menjadikan solusi. Persamaan dari penelitian peneliti temanya dan jenis penelitian yang sama membahas tentang keluarga disabilitas dan jenis penelitian yaitu kualitatif. Namun letak perbedaannya dengan penelitian skripsi peneliti, terletak fokus masalah yang membahas tentang kewajiban nafkah sedangkan penelitian saya membahas seluruhan yang menyangkut untuk membentuk keluarga sakinah bagi penyandang disabilitas yang berupa tanggung jawab pasutri .bagaimana dalam memecahkan problem yang tentu ada dalam rumah tangga dan upaya- upaya keluarga disabilitas dalam mewujudkan keluarga sakinah.17

2. MUHAMMAD AMSORI(083131043)Program Studi Al-Ahwal Asy- Syakhsiyyah Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Jember Dengan Judul Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Pasangan Suami Istri Penyandang Disabilitas (Studi Pada Penyandang Disabilitas Di Hkpd Bondowoso). Latar belakang dari penelitian inimelihat realita bahwa kaum yang dipandang bagi masyarakat kaum cacat, yang tak memiliki kemampuan serta selalu memerlukan bantuan dan perlu dikasihani, justru dapat memperthankan keluarganya. Termasuk penyandang disabilitas di HKPD Bondowoso. Jika dibanding dengan orang nondisabilitas mereka

17 Cut Hasmiyati, Kewajiban Mencari Nafkah Suami Yang Difabel,(Studi Kasus Keluarga Didesa Demangan Kecamatan Gondokusuman Kabupaten Yogyakarta), (Skripsi UIN Yogyakarta).

(19)

lebih sulit dan terdapat kendala dalam memenuhi kebutuhan di rumah tangganya. Maka hal tersebut yang menarik dari penelitian ini. Fokus kajian dari penelitian ini 1. Bagaimana bentuk dan jenis suami istri penyandang disabilitas di HKPD Bondowoso? 2. Bagaimana upaya suami istri penyandang disabilitas HKPD Bondowoso dalam mewujudkan keluarga sakinah? 3. apa saja kendala-kendala suami istri penyandang disabilitas HKPD Bondowoso dalam membangun keluarga sakinah?

Penelitian ini termasuk peneltian lapangan, dengan pendekatan deskriftif kualitatif. Dalam penelitian ini letak persamaan dengan penelitian skripsi saya yaitu, temanya sama yang membahas keluarga sakinah penyandang disabilitas dan pendekatan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini diperuntukan agar kita mengasihi dan membantu dan kita bisa belajar dari mereka dalam mewujudkan keluarga yang sakinah. Dalam penelitian ini letak pebedaan dari penelitian skripsi saya terdapat fokus masalah poin pertama mengenai bentuk dan jenis pasutri penyandang disabilitas fokus masalahnya yaitu:1.

Bagaimana bentuk dan jenisnya pasutri penyandang disabilitas di HKPD bondowoso. 2. bagaimana upaya pasutri dalam mewujudkan keluarga sakinah. 3. apa saja kendala-kendala yang dihadapi Pasutri Penyandang disabilitas diHKPD dalam mewujudkan keluarga sakinah sedangkan penelitian saya fokus masalahnya bagaimana tanggung jawab suami dan istri penyandang disabilitas dalam membina keluarga disabilitas.

Bagaimana tanggung jawab suami dan istri penyandang disabilitas dalam

(20)

membina keluarga sakinah, Bagaimana kendala rumah tangga disabilitas dan pemecahan masalahnya. Bagaimana upaya-upaya keluarga disabilitas dalam mewujudkan keluarga sakinah.dan juga perbedaannya penelitian saya, fokus subyek penelitiannya disabilitas tuna wicara-rungu.18

3. AHMAD RIYANTO (083121087) Program Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah Fakultas Institut Agama Islam Negeri Jember Dengan Judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hak Dan Kewajiban Suami Dalam Kehidupan Pernikahan Keluarga Disabilitas Dikecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

Latar belakang dari penelitian ini tanggung jawab suami yang tertera dalam hukum Islam seorang suami memenuhi kewajibannya terhadap keluarganya. Dengan keterbatasan fisik seorang suami disabilitas dibebani dan menjadi keharusan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Maka ini menjadi keunikan dari skripsi ini. fokus permasalahan yang diantaranya 1. upaya pelaksanaan hak dan kewajiban dari pasutri penyandang difabel dalam pernikahannnya? 2. Strategi dan peran pasutri disabilitas dalam menempuh keharmonisan keluarga serta tinjauan hukum islam mengenai hak dankewajiban pasutri disabilitas? Termasuk penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian hampir sama dengan kajian terdahulu yang diatas, yang membahas kewajiban suami yang penyandang difabel. Namun kajian terdahulu nomor satu lebih membahas seputar kewajiban suami yang memberi nafkah pada keluarga. perbedaan yang signifikan dari penelitian ini dengan penelitian skripsi saya baik dari

18 Muhammad Amsori, Mewujudkan Keluarga Sakinah Pasangan Suami-Istri Penyandang Disabilitas (Studi Pada Penyandang Disabilitas Dihkpd Bondowoso), (Skripsi IAIN Jember).

(21)

judul dan fokus permasalahan yang diantaranya dari upaya pelaksanaan hak dan kewajiban dari pasutri penyandang difabel dalam pernikahannnya, dan strategi dan peran pasutri disabilitas dalam menempuh keharmonisan keluarga serta tinjauan hukum islam mengenai hak dankewajiban pasutri disabilitas. Penelitian ini menggunakan penelitian lapang dengan cara pendekatan, interview, dan observasi yang sama dengan penelitian saya.19 B. Kajian Teori

1. Tinjauan Umum Keluarga Sakinah

Sakinah menurut kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kedamaian, ketentraman, ketenangan, dan kebahagiaan.20 Kelurga sakinah diartikan sebagai keluarga yang harmonis dimana nilai-nilai ajaran islam senantiasa ditegakkan dan saling menghormati serta saling menyanyangi.

Dalam keluarga yang sakinah, anggota keluarga mampu menjalankan kewajibannya dan senantiasa membantu satu sama lain.21

Dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa adalah ibarat sebuah bangunan, yang seperti memiliki tiang-tiang penyangga. Bila tiang itu kokoh suadah pasti tetap berdiri sama halnya menjaga keluarganya yang didalamnya terdapat insan yang shalih dan shalihah. Islam menaruh perhatian khususnya terciptanya keluarga sakinah. Didalam kepemimpinan keluarga Islam yang sakinah, umat Islam dibekali kitabullah dan sunnah

19Ahmad Riyanto, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hak Dan Kewajiban Suamis-Istri Dalam Kehidupan Pernikahan Keluarga Disabilitas Di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember), (skripsi IAIN Jember).

20 Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta,2008) 1246.

21 Dalamislam,”Keluarga Sakinah Dalam Islam”,http//dalamislam.com (28 agustus 2018).

(22)

Rosul, sehingga terciptanya dasar ketakwaan, kedamaian, keperkasaan, cinta kasih dan saling pengertian untuk tercapainya cita-cita keluarga tersebut. Sistem pernikahan dipandang sangat mulia. Oleh karena itu, Islam menilai dan menetapkan, bahwa adalah bagian dari cara penyempurnaan pelajaran agama. Bila Pasangan suami istri ketika menikah menginginkan kepuasan batin, menjaga diri dari perbuatan maksiat, serta memperbanyak umat yang berkualitas dengan lahirnya genarasi yang berkualitas dan shalih dan hubungan intim pasangan suami istri mempunyai nilai ibadah dan kelak menjadi keluarga yang sakinah.22 Hal yang harus dilakukan baik suai maupun istri yaitu saling menyayangi, maksutnya kemampuanmasing-masing dari keduanya untuk menempatkan posisi sebagai pasangan, merasakan apa yang dirasakan pasangannya, merasakan segala suka dan duka pasangan, menghargai perhatiannya, dan idepasangan seakan-akan itu merupakan perhatian dan idenya sendiri, sehingga keduanya bisa menyatu dan mencapai keharmonisan dengan pasangannya.23

Allah mensyariatkan pernikahan, bahkan memerintahkan orang yang mampu secara materi untuk membantu pemuda-pemudi, janda dan duda, yang telah siap dan mampu memikul tanggung jawab keluarga.

Karena suami istri saling memberikan pesan untuk tidak terjerumus kedalam dosa. Bahkan kehidupan berumah tangga itu sendiri harus menjadi perisai dari aneka kemungkaran. Melalui keluarga, nilai-nilai

22 Mudjab Mahalli, Menikalah,Engkau Menjadi Kaya (Yogyakarta:Mitra Pustaka), 36.

23 Syaikh Ahmad Abdurahim, Aku Terima Nikahnya (Jakarta Timur:Istanbul, 2018), 130.

(23)

agama diteruskan kepada anak cucu. Kedua orangtuanya pula yang dapat mengukuhkan fitrah tersebut, sehingga tampak secara aktual dalam kehidupan sehari-hari.24

2. Tinjauan Umum Penyandang Disabilitas

Penyandang disabilitas merupakan orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, dan indera dalam jangka waktu yang lama yang didalamnya interaksi dengan lingkungan sikap masyarakatnya dapat menemukan hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak.25Ragam penyandang disabilitas meliputi:

a) Penyandang disabilitas fisik.

b) Penyandang disabilitas intektual.

c) Penyandang disabilitas mental.

d) Penyandang disabilitas sensorik.26

Tuna wicara rungu merupakan orang yang memiliki gangguan pendengaran, baik sebgian dan menyeluruh, dan biasanya memiliki hambatan dalam berbahasa dan berbicara. Tuna rungu dibagi dua jenis:

b. Tuna rungu ringan atau masih bisa mendengar.

c. Tuna rungu berarti atau tidak bisa mendengar dengan ciri-cirinya gangguan pada komunikasi secara tertulis dan lisan. Kehilangan seluruh atau sebagian besar pendengarannya dan menggunakan bahasa

24 M Quraish Shihab, Pengantin A-lqur’an (Tangerang:lentera Hati), 202

25Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Menjadi Orang Tua Hebat Untuk Keluarga Dengan Anak Yang Memiliki Disabilitas (Jakarta), 12.

26 Sekretariat Negara RI, Undang-Undang No.8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas. 4

(24)

isyarat ketika berkomunikasi. Kadang-kadang mereka memiliki ke- akuan yang tinggi serta sensitif dan muda tersinggung, sehingga cepat marah.27

3. Tanggung Jawab Suami-Istri

Bahu-membahu antara suami dan istri akan melahirkan kebahagiaan dan keharmonisan dalam kehidupan berumah tangga. Agar mendapat keuntungan yang besar dalam berumah tangga, maka mereka pasangan suami istri saling bahu-membahu yang baik. Tentu keharmonisan akan dapat diperoleh. Untuk itu perlu ditegakkan dengan bersungguh-sungguh, sikap jujur dan ikhlas. Terlebih bagi suami-istri yang senantiasa mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

Memang ada beberapa urusan yang menjadi tanggung jawab suami secara khusus, namun tidak ada tidak adal larangan istri unuk membantu menunaikan tanggung jawabtersebut, sepanjang tidak mengabaikan kewajiban pokok sebagai istri. Dan ada pula urusan yang menjadi tanggung jawab istri secara khusus, namun tidak ada larangan untuk suami membantu menunaikan tanggung jawab tersebut, sepanjang tidak meninggalkan kewajiban suami.

Tanggung jawab seorang istri tugas pokoknya adalah melayani suami serta mengatur urusan rumah tangga. Suami yang baik tentu akan selalu memberikan perasaan senang terhadap istrinya, baik itu dengan cara membantu melaksanakan tugas-tugas keseharian, maupunyang lain.

27Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Menjadi Orang Tua Hebat Untuk Keluarga Dengan Anak Yang Memiliki Disabilitas (Jakarta), 24.

(25)

Alangkah indahnya apabila seorang suami berada disisi sang istri yang melaksanakantugasnya,membantumeringankan tugasnya dengan sungguh- sungguh, penuh lapang dada dan disertai keikhlasan.28

Pembagian tanggung jawab keluarga harus dilakukan secara adil seperti berikut ini:

a. Istri melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah jika tidak bekerja diluar rumah sebagai bentuk kerjasama dalam menjalankan kebajikan dan takwa bersama suami, juga sesuai kebiasaan yang berlaku pada masyarakat agar peran dalam membentuk rumah tangga yang baik dan saling terintegrasi.

b. Suami dan istri sama-sama melakukan pekerjaan rumah jika sama- sama bekerja diluar rumah. Keduanya harus saling bekerja sama secaraseimbang dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah sesuai dengan keahlian dan kemampuannya.

c. Suami dan istri harus bekerja sama dalam mendidik anak-anak, baik istri bekerja diluar rumah ataupun tidak. sebabperan dari masing- masing dalam mendidik anak saling melengkapi.

d. Mengatasi benturan peran yang mungkin dialami salah satu dari suami dan istri. Caranya adalah dengan membantu pasangan dalam menjalankan sebagian tanggung jawab guna meringankan tekanan jiwa yang ia rasakan akibat benturan peran tadi. Misalnya, istri menanggung beban benturan dikarenakan banyaknya kewajiban-kewajiban yang

28 Mudjab Mahalli, Menikalah,Engkau Menjadi Kaya (Yogyakarta:Mitra Pustaka, 2001), 229.

(26)

harus dia dilaksanakan. Lalu suami menjalankan peran ibu atau pengurus rumah tangga pada kesempatan-kesempatan tertentu. Tentu hal itu akan sedikit meringankan tekanan atas kewajiban rumah tangga dan membantu istri.29

Didalam KHI pasal 34 dijelaskan menengenai tanggung jawab dan kewajiban suami istri:

1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.

3) Jika suami maupun istri melalaikan kewajibannya, maka masing-masing dapat mengajukan gugatannya ke Pengadilan.30 4. Kepemimpinan Dalam Keluarga

Dalam pandangan Alqur‟an kepemimpinan keluarga terletak pada bapak(suami):





























 ا

Artinya: “Para lelaki adalah pemimpin-pemimpin terhadap perempuan-perempuan oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki atas sebagian yang lain (wanita),” (QS an-Nisa‟:34)31

29Syaikh Ahmad Abdurahim, Aku Terima Nikahnya (Jakarta Timur:Istanbul, 2018), 149.

30Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam (Bandung:Nuansa Aulia, 2015), 83.

31.Kemenag RI, Al-qur‟an, 4:34

(27)

Pengertian kepemimpinan tercakup pemenuhan kebutuhan, perhatian, pemeliharaan, pembelaan, dan pembinaan.Perlu digaris bawahi kepemimpinan yang dianugerahkan oleh Allah SWT tidak untuk mengantarkan kesewenangan-wenangan.

Ada dua pembahasan yang ditemukan dalam lanjutan ayat diatas a. Karena Allah melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang

lain.

b. Karena para suami diwajibkan menafkahkan sebagian dari harta untuk istri dan keluarganya.32

Keberhasilan perkawinan tidak tercapai kecuali kedua belah pihak memperhatikan pihak lain. Suami bagaikan pemerintah, yang kedudukannya berkewajiban untuk memperhatikan hak dan kepentingan rakyatnya yang dalam hal ini meliputi istri dan anak. Sedangkan istri pun berkewajiban untuk mendengar dan mengikuti suami. Disisi lain istri mempunyai hak terhadap suaminya untuk mencari yang terbaik saat berdiskusi.33

Setiap keluarga harus ada pemimpin yang mengatur urusan dan pendidik yang berjalan bersama mmencapai keamanan dan ketenangan dalam keluarga. Suami dibebani tugas memberikan nafkah kepada istri dan memenuhi segala sebab kenyamanan keluarga. Oleh karena itu, semua hikmah Allah SWT memberikan pemegang kendali rumah tangga kepada orang yang sudah berpengalaman dan lebih jauh pandangan kedepan.

32 M Quraish Shihab, Pengantin A-lqur’an (Tangerang:lentera Hati), 187

33 Ibid, 190.

(28)

Demikian juga suami ditugasi segala beban yang berat melebihi istri, diantara keadilan Allah kepada laki-laki adalah diberikan posisi kepemimpinan dalam rumah tangga. Dan Allah SWT memerintahkan kepada istri agar taat kepada suami dan membantunya dalam menjalankan rumah tangga yang bahagia dan sejahtera. Allah SWT berfirman:













 









































Artinya: “Sebab itu maka wanita shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memeliharamu (mereka). Wanita-wanita yang kamu kawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah maha tinggi lagi maha besar.”(Qs. An-nisa‟:34)34

Sebagai ayah yang bijak, seharusnya mau duduk bersama anggota yang lain sebagai kawan atau sebagai saudara tua. Mencurahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi, mempersilahkan kepada semua anggota keluarga untuk menyampaikan pendapatnya dengan bebas, mendengarkan dengan seksama apa yang mereka katakan. Semuanya ini dilakukan dengan ikhlas, lapang dada,senang hati dan hiasan senyuman.

34 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Munakahat (Jakarta:Amzah, 2009), 223.

(29)

Dengan cara ini, diharapkan solusi-solusi yang diupayakan bisa dicapai dengan cara baik.35

Apabila seorang suami memahami kepemimpinan seperti diinginkan islam, mampu mengemban tanggung jawab kepemimpinannya, didukung dan dibantu oleh istri, serta terjalin komunikasi yang baik diantara keduanya, niscaya keluarga yang baik dibawah kepemimpinan suami pun terbentuk, penuh dengan kasih sayang dan dukungan satu sama lain.

Suami dan istri pun merasakan kebahagiaan disamping pasangannya.36 Beberapa sifat kepala rumah tangga ideal untuk mewujudkan keluarga sakinah.

a. Shalih dan taat beribadah

Seorang kepala rumah tangga yang selalu taat kepada Allah SWT, akan dimudahkan segala urusannya, baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri maupun yang berhubungan dengan anggota keluarganya. Allah SWT berfirman:

 

































Artinya: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. Ath- thalaaq:3).37

35Husein Syahatah, Menjadi Kepala Rumah Tangga Yang Sukses (Jakarta:Gema Insani Press), 65.

36 Syaikh Ahmad Abdurahim, Aku Terima Nikahnya (Jakarta Timur:Istanbul, 2018), 148.

37 Kemenag RI, Al-qur‟an, 65:3.

(30)

Bahkan dengan ketakwaan seorang kepala rumah tangga, dengan menjaga batasan-batasan syariat-nya, Allah SWT akan memudahkan penjagaan dan taufiknya untuk dirinya dan keluarganya.

b. Bertanggung jawab memberi nafkah untuk keluarga

Menafkahi keluarga dengan benar adalah salah satu kewajiban utama seorang kepala keluarga dan dengan inilah di antaranya dia disebut pemimpin bagi anggota keluarganya. Tentu saja maksud pemberian nafkah di sini adalah yang mencukupi dan sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan dan tidak kurang.

Karena termasuk sifat hamba-hamba Allah SWT yang bertakwa adalah mereka selalu mengatur pengeluaran harta mereka agar tidak terlalu boros adan tidak juga kikir. Ini semua mereka lakukan bukan karena cinta yang berlebihan kepada harta, tapi kerena mereka takut akan pertanggungjawaban harta tersebut di hadapan Allah SWT di hari kiamat kelak.

c. Pembimbing dan motivator

Seorang kepala keluarga adalah pemimpin dalam rumah tangganya, ini berarti dialah yang bertanggung jawab atas semua kebaikan dan keburukan dalam rumah tangganya dan dialah yang punya kekuasaan, dengan izin Allah SWT, untuk membimbing dan memotivasi anggota keluarganya dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT.Memotivasi anggota keluarga dalam

(31)

kebaikan juga dilakukan dengan mencontohkan dan mengajak anggota keluarga mengerjakan amal-amal kebaikan yang disyariatkan dalam islam. Teladan baik yang dicontohkan seorang kepala keluarga kepada anggota keluarganya merupakan sebab, setelah taufik dari Allah SWT untuk memudahkan mereka menerima nasehat dan bimbingannya. Sebaliknya, contoh buruk yang ditampilkannya merupakan sebab besar jatuhnya wibawanya di mata mereka.

d. Bersikap baik dan sabar dalam menghadapi perlakuan buruk anggota keluarganya

Seorang pemimpin keluarga yang bijak tentu mampu memaklumi kekurangan dan kelemahan yang ada pada anggota keluarganya, kemudian bersabar dalam menghadapi dan meluruskannya. Ini termasuk pergaulan baik terhadap keluarga.

Seorang istri bagaimanapun baik sifat asalnya, tetap saja dia adalah seorang perempuan yang lemah dan asalnya susah untuk diluruskan. Maka seorang istri yang demikian keadaannya tentu sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan dari seorang laki-laki yang memiliki akal, kekuatan, kesabaran, dan keteguhan pendirian yang melebihi perempuan. Oleh karena itulah, Allah SWT menjadikan kaum laki-laki sebagai pemimpin dan penegak urusan kaum perempuan.

(32)

Seorang laki-laki yang beriman tentu akan selalu menggunakan pertimbangan akal sehatnya ketika menghadapi perlakuan kurang baik dari orang lain, untuk kemudian dia berusaha menasehati dan meluruskannya dengan cara yang baik dan bijak, terlebih lagi jika orang tersebut adalah orang yang terdekat dengannya, yaitu istri dan anak-anaknya.

e. Selalu mendoakan kebaikan bagi anak dan istrinya

Termasuk sifat hamba-hamba Allah SWT yang beriman adalah selalu mendoakan kebaikan bagi dirinya dan anggota keluarganya. Allah SWT berfirman:





























Artinya: “Dan orang-orang yang berkata: “ya rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam (panutan) bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al-Furqan:74).38

Maka kepala keluarga yang ideal tentu akan selalu mengusahakan dan mendoakan kebaikan bagi anggota keluarganya, istri dan anak-anaknya, bahkan inilah yang menjadi sebab terhiburnya hatinya, yaitu ketika menyaksikan orang-orang yang dicintainya selalu menunaikan ketaatan kepada Allah SWT.

38 Kemenag RI, Al-quran, 25:35.

(33)

5. Peranan Keluarga

Menguraikan peranan dan tugas bapak dan ibu dalam rangkaian nasihat ini, bukan berarti orang tua menuntut setiap pasangan akan segera menjadi bapak dan ibu. Yang perlu di perhatikan oleh pasangan suami istri, bukan saja peranan dalam mendidik anak, tetapi juga bagaimana menghadapimasa peralihan dari pasangan suami istri ketika tanpa anak hingga menjadi pasangan suami istri dengan anak dan perasaaan memelihara dan rasa cinta yang menyelimuti pasutri kepada anaknya.Menghadapi kedatangan biasanya calon bapak tidak sesibuk calon ibu. Apalagi calon bapak sering sekali sibuk dengan pekerjaannya, berbeda dengan calon ibu secara kodratnya memiliki bawaaan keibuan.

Keibuan itu merupakan suatu hal yang amat penting bagi wanita, karena disanalah merasakan kesempurnaan eksistensinya sebagai seorang wanita dewasa yang normal.

Al-qur‟an melukiskan perasaan orangtua saat menghadapi kedatangan bayi dengan firmannya:





























































Artinya:“Dialah yang menciptakan kamu dari yang satu dan darinya dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya, maka setelah dicampurinya istrinya yang mengandung kandungan yang ringan beberapa waktu. Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya bermohon kepada Allah, Tuhan pemelihara keduanya, seraya berkata: „sesungguhnya jika engkau memberikan kami

(34)

anak yang saleh (sempurna fisik dan psikisnya) tentulah kami termasuk orang-orang bersyukur”(QS.Al-A‟raf:189)39

Terjadi cinta dan kasih sayang kecuali masing-masing suami istri saling menjauhi sesuatu yang tidak disukai pasangannnya, dan melakukan sesuatu yang dicintainya, serta berusaha seoptimal untuk melaksanakan kewajiban dan toleran serta memberikan maaf atas segala kesalahan yang timbul antara suami dan istri.40

Tanggung jawab keluarga yang dibebankan kepada suami dan istri terangkup dalam empat kategori berikut:

1) Menjaga hak-hak suami, dan istri serta memenuhi kebutuhan mereka berdua.

2) Pekerjaan rumah dan mengatur segala oersoalan keluarga.

3) Mendidik, dan merawat anak agar kedewasaan mereka sempurna 4) Mencari rezeki, memenuhi kebutuhan keluarga, dan memperbaiki

kondisi perekonomian keluarga.

Interaksi dalam pernikahan dipengaruhi kecakapan suami, dan istri dalam melaksanakan empat peran diatas ketika keduanya saling bekerjasama. Keluarga akan begerak mencapai tujuan dalam kondisi kuat, dan kokoh manakala suami dan istri memiliki kecakapan yang sama dalam menjalankan tanggung jawab pernikahan, tanggung jawab rumah tangga, dan mencari rezeki dalam batas-batas kemampuan. Namun apabila suami dan istri bersaing dan bertikai, maka keluarga akan pecah manakala

39 M Quraish Shihab, Pengantin A-lqur’an (Tangerang:lentera Hati) 191.

40 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Munakahat (Jakarta:Amzah) 240.

(35)

keduanya atau salah satu dari keduanya tidak memiliki kecakapan dalam menjalankan empat tanggung jawab diatas.41

Kepala keluarga harus memperuntukkan masa untuk bersama keluarga karena ia adalah amat penting dalam institusi rumah tangga. Suami juga mesti meluangkan masa yang sebaiknya untuk istri dengan berbincang- bincang masalah yang timbul dalam rumahtangga agar masalah berkenaan semangat dan pendorong dalam menghadapi perangai anak-anak. Dalam hal ini, sebagai kepala keluarga , cobalah berkongsi pengalaman dan membina kasih sayang dengan memhami dan membimbing kemauan mereka. Bantulah mereka dengan mencari keyakinan diri dan senantiasa menggalak serta mengasah potensi diri mereka. Marilah kita menanamkan azam dan menguatkan tekad untuk menjadi kepal keluarga yang cemerlang yang sentiasa melaksanakan kewajiban terhadap perintah Allah SWT.

Kepuncakan kebahagiaan dalam berkeluarga ialah apabila setiap anggotanya membudayakan cara hidup islam dalam kehidupan seharian.

Bukan mudah untuk mencapainya, namun yang dituntut itu adalah usaha kita. Dalam firman Allah SWT :









































Artinya:”Dan orang-orang yang beriman yang diturut oleh zuriat keturunannya dengan keadaan beriman, Kami hubungkan (himpunkan) zuriat keturunannya itu dengan mereka (di dalam

41Syaikh Ahmad Abdurahim, Aku Terima Nikahnya (Jakarta Timur:Istanbul, 2018), 153.

(36)

syurga), dan kami (dengan itu) tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal-amal mereka, tiap-tiap seorang manusia terikat dengan amal yang dikerjakannya”.(QS At- Tur : 21).42

6. Ciri-Ciri Keluarga Sakinah

Adapun ada berapa ciri-ciri keluarga sakinah, yakni sebagai berikut:

a. Berdasarkan ketauhidan.

Keluarga sakinah adalah keluarga yang di bangun atas pondasi ketauhidan, yaitu atas dasar keyakinan kepada Allah SWT.

b. Bersih dari syirik.

Syarat utama ketauhidan adalah bebas dari syirik atau menyekutukan Allah. Dan untuk menjadikan keluarga sakinah harus menghidari dari perbuatan syirik yang menyesatkan kehidupan keluarga.43

c. Keluarga yang penuh dengan kegiatan ibadah.

Ibadah merupakan kewajiban manusia sebagai hasil ciptaan tuhan oleh karena itu , kegiatan ibadah dalam bentuk hablum minalallah dan hablum minannas, terwujudnya keluarga yang islami dimulai dengan oeang tua mengajarkan sholat dan sang ayah sebagai imam dalam rumah tangga selalumembiasakan sholat berjama‟ah.

d. Terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga.

Hubungan antar anggota keluarga merupakan landasan terwujudnya keluarga sakinah dan bahagia. Dalam suasana yang

42Ahmad Nazri Yusof, “ Peranan Keluarga Membentuk Keluarga Bahagia”

https://ikimfm.my/peranan-keluarga-membentuk-keluarga-bahagia,(10 Oktober 2018)

43 Anifatul Khuroidatun Nisa‟,2016, Konsep Keluarga Sakinah Prespektif Keluarga Penghafal Al Qur’an (Studi Kasus Di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang), (Skripsi UIN Malang), 25.

(37)

harmonis penuh kasih sayang dan pengertian dari orang tua, sehingga dapat menjadikan anaknya menjadi insan yang bertakwa kepada Allah dan selalu berbakti kepada orang tua.

e. Segenap anggota keluarga bersyukur kepada Allah SWT.

Banyak sekali kenikmatan baik lahir maupun bathin yang di peroleh dalam keluarga yang pada hakikatnya semua itu merupakan karunia Allah SWT.Keluarga sakinah selalu mensyukuri segala karunia Allah SWT. Dan Allah akan melipat gandakan rezeki dan menjauhkan dari azabnya yang pedih.

f. Terwujudnya kesejateraan perekonomian.

Tidak bisa kebutuhan dasar ekonomi merupakan sumber dari kebahagian keluarga sakinah. Keluarga sakinah akan mencari sumber ekonomi di jalan yang diridhoi Allah SWT. Serta mengolah dengan baik dari hasil perekonomian dengan bermanfaat sehingga memenuhi kebutuhan hidup keluarga sakiah.

g. Memahami hak dan kewajiban suami istri.

Keluarga adalah kelompok kecilyang dipimpin kepala rumah tangga yaitu ayah atau suami yang mengatur urusan di keluarga dan pendidikan yang berjalan bersama sehingga tercapai ketentraman dalam keluarga. Allah SWT menciptakan wanita untuk mengandung, melahirkan serta mendidik anak-anaknya.

Di samping itu seorangibu lebih memiliki kasih sayang pada anaknya melebihi seorang ayah.Sedangkan laki-laki atau suami

(38)

diberikan tugas untuk mencari nafkah kepada istri dan memenuhi segala kenyamanan dalam rumah tangga. Berikut hak dan kewajiban dalam rumah tangga:

1) Mempergauli dengan baik.

2) Saling manaati selama dalam hal ma‟ruf.

3) Selalu menjaga kehormatan suami maupun istri.

4) Menggunakan harta suami dengan baik danharus seizin suami.

5) Mengatur urusan rumah tangga dan mendidik anak.

6) Memberikan nafkah lahir dan bathin bagi suami.

7) Saling membantu dalam menjalankan tugas rumah tangga

8) Memelihara, mengasuh, dan mendidik anak dengan sebik- baiknya.44

7. Mewujudkan Rumah Layaknya Surga

Karena perbedaan visi dan presepsi tentang arti kebahagian, masing- masing keluarga menggunakan cara dan jalan yang berbeda dalam menggapai kebahagian masing-masing. Sebagian keluarga menilai kebahagian dengan prestasi-prestasi akademik. Maka, setiap keluarga dipacu untuk semangat belajar dalam rangka mencapai cita-cita akademiknya. Sehingga berbagai macam gelar bertengger pada nama-nama anggota keluarga ini. Sementara keluarga yang lain menganggap melimpahnya harta dan kekayaandapat mengantarkan kepada puncak kebahagiaan. Maka, seluruh anggota keluarga itupun terinspirasi untuk

44 Anifatul Khuroidatun Nisa‟,2016, Konsep Keluarga Sakinah Prespektif Keluarga Penghafal Al Qur’an (Studi Kasus Di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang), (Skripsi UIN Malang), 27.

(39)

merengkuh berbagai pernak-pernik dunia, seperti mobil mewah, rumah bak istana dan tampilan ala selebritis.Sebagian lagi memandang jabatan dan kedudukan sebagai tolak ukur kebahagiaan.Hidupnya terkuras hanya untuk meraih jabatan. Bahkan, tidak sedikit yang menghalalkan segala cara demi meraih kedudukan dan jabatan itu. Lantas makna kebahagian yang sesungguhnya terdapat ayat berikut ini.45



















































Artinya:” Allah SWT menjanjikan kepada orang-orang mukmin,lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka didalamnya,dan (mendapat) tempat- tempat yang bagus disurga „Adn dan keridaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.”(QS.At-Taubah:72).46 Dapat memberikan pemahaman bahwa kebahagian yang hakiki adalah ketika kita meraih surga di akhirat nanti. Hal ini menuntut kita untuk mampu menjadikan seluruh lingkungan kita, termasuk rumah kita menjadi taman-taman surga duniawi yang mampu mengantarkan semua keluarga kita menuju taman-taman surga ukhrawi.

Berikut beberapa cara agar kita dapat merealisasikan atau menjadikan rumah layaknya surga, diantaranya.

45 Mohammad Wifaqul Idaini, Rahasia Amalan Suami Istri Pembawa Rezeki (Yogyakarta:Araska Publisher,2017), 79.

46 Kemenag RI, Al-quran, 9:72.

(40)

a. Mengenalkan Allah SWT kepada penghuni rumah

Hal ini bisa dilakukan dengan memeberikan pendidikan keimanan kepada seluruh anggota keluarga sejak dini secara terpadu dan terus- menerus, sehingga dalam keluarga tersebut menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa. Dengan melakukan aktivitasnya orang yang bertakwa akan bernila ibadah. Maka dampak ketakwaan pun akan memancar dalam dalam kehidupan keluarga tersebut.47

b. Menciptakan taman surga dirumah

Caranya dengan menghidupkan rumah dengan pengajian- pengajian, baik khusus keluarga maupun untuk umum. memakmurkan rumah dengan lantunan ayat-ayat Alquran dan mendirikan majelis kecil dirumah untuk semeningkatkan intesitas dzikir.

c. Mengenalkan surga kepada keluarga

Termasuk menghadirkan surga dirumah adalah dengan mengenalkan surga kepada keluarga.Mulai dari sifat surga dan kenikmatanya pemandangannya yang belum mata terlihatnya serta amalan-amalan ibadah yang menjadi ganjaran dalam surga.Sehingga secara tidak langsung menjadi motivator dan stimulant untuk memproduksi banyak kebajikan.48

47Mohammad Wifaqul Idaini, Rahasia Amalan Suami Istri Pembawa Rezeki (Yogyakarta:Araska Publisher,2017) ,80

48 Mohammad Wifaqul Idaini, Rahasia Amalan Suami Istri Pembawa Rezeki (Yogyakarta:Araska Publisher,2017), 79.

(41)

8. Upaya Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah

Apabila calon suami-istri muslim telah sepakat untuk berumah tangga, dimulai dari akad menurut syariat islam dan selalu melaksanakan kehidupan berumah tangga dengan berdasar syariat islam.

Keluarga yang sakinah merupakan dambaan setiap keluarga muslim, yang sesuai dengan tujuan pernikahan menurut islam, yaitu memperoleh keturunan, menentramkan jiwa dan raga, mencegahkan dari kemaksiatan, dan meyempurnakan agama.

Maka upaya setiap keluarga untuk dapat mewujudkan keluarga sakinah yang memperoleh rahmat dan barokah Allah SWT, adalah dengan melaksanakan kewajiban sebagai suami, istri orangtua maupun anak, sehingga tercipta suasana keluarga yang sakinah. Dari berbagai pendapat tentang cara mewujudkan keluarga sakinah, berikut penulis memaparkan tips atau cara untuk mewujudkan keluarga sakinah.

a. Taqwa

Dalam lingkungan keluarga harus diciptakan keluarga yang mencerminkan pelaksanaan dari taqwa.Suami sebagai kepala keluarga harus menegakkan takwa. Ia bertanggung jawab terhadap anggota keluarganya, sebab bisa jadi anggota keluarga menjadi musuh dikemudian hari bila seorang suami salah mengasuh dan mendidik keluarganya. Firman Allah SWT Al-qur‟an surat At-taqobun ayat 14

(42)







































Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istri dan ank-anakmu menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadapa mereka, dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahiserta mengampuni (mereka), sesunggunya Allah maha mpengampun lagi maha penyayang. (QS. At-taqobun:14).49

Semua anggota keluarga melaksanakan kegiatan-kegiatan ibadah kepada Allah SWT, seperti: melaksanakan sholat berjama‟ah baik dirumah maupun dimasjid, dan bertadarus membaca Al-qur‟an baik setiap hari atau seminggu sekali. Dengan ayah atau suami sebagai imamnya.

Menumbuhkan pengabdian diri dengan niat karena Allah SWT semata. Bila kita melaksanakan ibadah, mulai dengan bismillah dan melaksanakan ibadah tersebut dengan tawakal kepada Allah SWT.

Dan diakhiri Alhamdulillah setelah beribadah, inilah yang disebut orang yang pandai bersyukur.

Harus dibiasakan mempraktekkan akhlakul karimah yang meliputi penghormatan anta sesame anggota keluarga, tatakrama anak kepada orangtua atau sebaliknya. Tatakrama antara yang lebih mudah ke yang lebih tua atau sebaliknya. Juga menanamkan rasa

49 Kemenag RI, Al-quran, 64:14.

(43)

disiplin terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku pada masing- masing keluarga.

b. Menciptakan kebahagian rohani

Dalam menumbuhkan kebahagian rohani dilingkungan keluarga hendaknya:

1) Menghormati diantara semua anggota keluarga sebagai satu kegiatan ibadah.

2) Mengatasi setiap problem rumah tangga dan menyelesaikan secara bersama-sama dengan penuh rasa kesadaran dan musyawarah.

3) Selalu bertindak adil diantara keluarga.

4) Tingkah orangtua menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya dan anggota keluarga yang lainnya.

5) Menyadari fungsi dan tugas masing-masing.

6) Memelihara hubungan pergaulan suami istriyang harmonis dan penuh kasih sayang.

7) Tumbuh rasa aman dan nyaman dilingkungan keluarga, sehingga suami betah dirumah dan istri bahagia.

c. Menciptakan kebahagian jasmani

Dalam memelihara kebahagiaan rumah tangga perlu diperhatikan kebutuhan-kebutuhan biologis agar terciptanya keadaan rumah tangga sejahtera lahir dan bathin. Aspek-aspek tersebut adalah:

(44)

1) Makanan yang bergizi, tujuannya penyediaan makanan dan minuman bukan sekedar untuk kenyang. Tidak perlu mewah dan berlebih-lebihan, namun mengandung bahan-bahan yang diperlukan pertumbuhan jasmanidan kesehatan badan.

2) Kesehatan, kesehatan keluarga meliputi kesahatan jasmani dan rohani. Kesehatan rohani bias dilakukan di masjid dengan mendatangi majlis ta‟lim, pengajian ibu-ibu, dan peringatan keagamaan. Kesehatan jasmani dibina kegiatan olahraga seperti senam pagi, lari-lari atau kegiatan yang menjadi hobinya dengan memperhatikan waktu, sehingga tidak mengganggu kesibukan mengurus rumah.

3) Keadaan keuangan sesuai dengan kebuuhan. Uang merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan berumah tangga. Oleh karena itu kita berkewajiban mencari rizki yang halal. Dan berusaha mengatur keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Hidup itu tak perlu mewah dan terlalu berlebih- lebihan, tetapi cukup dengan sederhana yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan keluarga. Maka untuk melaksanakan pola hidup sederhana tersebut, perlu diperhatikan yaitu pengeluaran jangan melebihi pendapatan, hindari dari segala macam pemborosan. Pengeluaran sebaikanya lebih diutamakan bagi

(45)

kemanfaatan kesejahteraan keluarga. Usahakan dapat menyisihkan sisa uang perbelanjaan untuk ditabungkan.50

d. Merawat cinta dalam keluarga

Merawat cinta kasih dalam keluarga seperti merawat tanaman.

Oleh karena itu, pernikahan agar tumbuh subur dan indah, diantaranya dengan mu‟asyarah bil ma‟ruf atau menggauli istri dengan baik. Sikap yang santun dan bijak darisegala seluruh anggota keluarga dalam interaksi kehidupan dalam berumah tangga akan menciptakan keluarga yang nyaman dan indah. Suasana yang demikian sangat penting untuk perkembangan kejiwaan anak-anak suasana agar menjadi betah dirumah. Selain itu, sikap spserti ini merupakan cermin dari kondisi rohani yang mapan. Ketika kondisi rohani seseorang labil, maka kecenderungannya ia akan bersikap emosiaonal dan pemarah, sebab setan akan mudah untuk mempengaruhinya. Bila muncul amarah segera menahan diri dengan beristigfar dan mohon perlindungan Allah SWT, dan apabila mmasih merasa marah, ambil wudlu dan shalat. Ingatlah bila karena sesuatu halkita terlanjur marah baik kepada anak, suami atau istri, segeralah minta maaf dan berbuat baiklah. Sesungguhnya kesan buruk dari amarah akan hilang.51

50 Tabloidku,”Tata Cara Mewujudkan Keluarga Sakinah”,http://www.Tabloidku.com/2017/03 (27agustus 2018)

51Mohammad Wifaqul Idaini, Rahasia Amalan Suami Istri Pembawa Rezeki (Yogyakarta:Araska Publisher,2017), 71.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Guru yang terampil adalah guru yang mampu mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen dalam berbagai program dan kegiatan yang ada di kelas. Beberapa alas an

kebijakan publik sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan berbagai hambatan yang

Terdapat dua tugas yang diterima oleh penulis selama pengerjaan proyek ini, yaitu pembuatan zoning dan gambar kerja untuk keperluan perizinan ke Kemenristekdikti

(1) Bidang Pendidikan Menengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e, mempunyai tugas pembinaan, perumusan, melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis,

(1) Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang

(1) Kepala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a mempunyai tugas merumuskan kebijakan, mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan, mengevaluasi dan

Bidang Penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c angka 1, mempunyai tugas merumuskan strategi dan kebijakan teknis serta melaksanakan pengelolaan

(1) Bidang Pengaduan Kebijakan dan Pelaporan Layanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf g mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis di bidang