• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL ANEMIA SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN GANGGANG BIRU HIJAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL ANEMIA SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN GANGGANG BIRU HIJAU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat (PINLITAMAS 1) Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | ISSN 2654-5411

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL ANEMIA SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN GANGGANG BIRU HIJAU

Fitri Nurhayati, Dini Marlina

Program Studi Kebidanan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi

ABSTRAK

Anemia berkaitan dengan perdarahan berat pada saat melahirkan dan nifas yang menyebabkan 23% kematian ibu. Di Kota Cimahi, kejadian anemia pada bulan September tahun 2016 adalah sebanyak 104 kasus dari 2.375 orang ibu hamil dengan risiko tinggi. Anemia dapat mengakibatkan perdarahan berat pada saat melahirkan dan nifas yang menyebabkan 23% kematian ibu. Ibu hamil berisiko terjadi anemia karena volume darah semakin meningkat karena jumlah volume lebih besar daripada pertumbuhan sel darah sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi) mulai nampak pada umur kehamilan trimester kedua. Upaya untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil antara lain dengan pemberian ganggang biru hijau. Tujuan penelitian untuk mengetahui kadar HB ibu hamil sebelum dan sesudah pemberian ganggang biru hijau.

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan rancangan Pretest Posttest One Group.

Responden penelitian adalah ibu hamil trimester II yang mengalami anemia di Kota Cimahi yang berjumlah 30 orang diambil dengan menggunakan teknik Consecutive Sampling. Kadar Hemoglobin diukur menggunakan Hb Sahli. Analisis data menggunakan Uji T Dependen. Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata kadar hemoglobin sebelum dilakukan pemberian spirulina adalah 10,16, dan kadar hemoglobin sesudah dilakukan pemberian spirulina adalah 10,92. Terdapat peningkatan kadar HB sebelum dan sesudah pemberian ganggang biru hijau sebesar – 0 ,76. Bidan diharapkan dapat mempertimbangkan pemberian gangganng biru hijau pada bagi ibu hamil, khususnya ibu hamil trimester II yang mengalami anemia.

Kata kunci : Quasi Experiment, Ganggang Biru Hijau, Kadar Hemoglobin.

ABSTRACT

Anemia is associated with heavy bleeding during childbirth and postpartum which causes 23% of maternal deaths. In Cimahi City, the incidence of anemia in September 2016 was 104 cases out of 2,375 high-risk pregnant women. Anemia can cause heavy bleeding during childbirth and postpartum which causes 23% of maternal deaths. Pregnant women are at risk of developing anemia because blood volume is increasing because the amount of volume is greater than the growth of blood cells resulting in blood thinning (hemodilution) begins to appear in the second trimester of pregnancy. Efforts to increase hemoglobin levels in pregnant women include administration of blue green algae. The aim of the study was to determine HB levels of pregnant women before and after the administration of blue green algae. The research method used was a quasi experiment with the Pretest Posttest One Group design. Research respondents were second trimester pregnant women who experienced anemia in Cimahi City, amounting to 30 people taken using Consecutive Sampling techniques. Hemoglobin levels were measured using Hb Sahli. Data analysis using Dependent T Test. The results showed that the average hemoglobin level before spirulina administration was 10.16, and the hemoglobin level after spirulina administration was 10.92. There is an increase in HB levels before and after the administration of blue green algae of 0, 76. Midwives are expected to be able to consider the administration of green blue gums for pregnant women, especially II trimester pregnant women who experience anemia.

Keywords: Quasi Experiment, Blue Green Algae, Hemoglobin Level.

PENDAHULUAN

Pada tahun 2013 sekitar 800 perempuan di dunia meninggal karena komplikasi kehamilan dan persalinan, pada proses persalinan terjadi perdarahan sehingga mengakibatkan anemia. Penyebab utama kematian ibu diantaranya yakni anemia,

hipertensi, infeksi, dan lain sebagainya. Risiko seorang wanita di Negara Berkembang meninggal akibat penyebab tersebut dan karena rendahnya pengaturan sumber daya. Jumlah perempuan meninggal karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 551 Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi 40533

Tlp: 0226631622 - 6631624

(2)

Perbedaan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Anemia Sebelum Dan Sesudah Pemberian Ganggang Biru Hijau

mengalami penurunan sebesar 45 % pada tahun 2013. Kemajuan sangatlah penting, tetapi setiap tahun tingkat penurunannya masih kurang dari yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembangunan Milenium Development (MDG’S), target penurunan kematian ibu sebesar 75% antara 2013 dan 2015 (WHO, 2014).

Secara global, prevalensi anemia turun 12% pada tahun 2011 dari yang 43% menjadi 38% pada wanita hamil. Meskipun menunjukkan kemajuan yang cukup besar, namun belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan. WHO telah menerbitkan pedoman kebijakan yang telah direvisi untuk memberikan dukungan terhadap pencegahan dan pengendalian anemia.

Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di Negara berkembang (developing countries) dan pada kelompok sosio-ekonomi rendah. Secara keseluruhan, anemia terjadi pada 45% wanita di Negara berkembang dan 13% di Negara maju (developed countries). Di amerika, terdapat 11% wanita hamil usia subur mengalami anemia. Sementara presentase wanita hamil dari keluarga miskin terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan (8% anemia di trimester I, 12% anemia di trimester II, dan 29% anemia di trimester III) (Putro , 2010).

Menurut data Riskesdas (2013), kelompok ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang beresiko tinggi mengalami anemia, meskipun anemia yang dialami umumnya merupakan anemia relatif akibat perubahan fisiologis tubuh selama kehamilan.

Anemia pada populasi ibu hamil menurut kriteria yang ditentukan WHO, yakni sebesar 37,1% dan prevalensinya hampir sama antara bumil diperkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Hal ini menunjukkan angka tersebut mendekati masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem) dengan batas revalensi anemia lebih dari 40%

Selama kehamilan, ibu hamil berisiko terjadi anemia karena volume darah semakin

meningkat karena jumlah volume lebih besar daripada pertumbuhan sel darah sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi).

Menurut Khomsan (2007), trimester kedua dianggap sebagai masa kehamilan yang terbaik. Ibu hamil merasa lebih nyaman saat ini karena perut belum terlalu besar sehingga masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari.

Rasa mual, muntah, lemas, serta keluhan lainnya pada trimester pertama juga akan berkurang atau hilang sehingga ibu hamil akan merasa lebih bersemangat.

Menurut Susiloningtyas (2014), kadar hemoglobin pada trimester II mempunyai kadar yang paling rendah, yaitu 10,5–14 g/100

dibandingkan dengan kadar hemoglobin pada trimester I yaitu 11-14 g/100 cc dan trimester III yaitu 11-14 g/100 cc. Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Dalam pola sehari-hari tidak semua ibu hamil rutin mengkonsumsi tablet FE dengan alasan beberapa dari mereka ada yang mengeluh mual saat mengkonsumsi tablet Fe, ada yang malas minum tablet Fe dengan berbagai alasan karena lupa dan lain sebagainya. Melihat dari kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe yang kurang patuh, sehingga menyebabkan anemia dan harus ditangani segera karena dapat berdampak bagi ibu saat persalinan nanti.

Sehingga, diperlukan ganggang iru hijau untuk dapat menjadi alternatif ibu hamil dalam mencegah anemia. (Oktaviani, 2014).

Upaya untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil antara lain dengan pemberian ganggang biru hijau yang bermanfaat untuk meningkatkan kadar hemoglobin karena zat besi pada spirulina adalah 28,5 mg / 100 gr bahan. Kebutuhan zat besi dalam sehari dapat terpenuhi jika

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 552

(3)

Perbedaan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Anemia Sebelum Dan Sesudah Pemberian Ganggang Biru Hijau

mengkonsumsi 100 gr ganggang biru hijau dalam sehari. (Astawan, 2008).

Menurut Kabinawa (2006) ganggang biru hijau memiliki kandungan protein jauh lebih besar dibandingkan kandungan protein susu. Ganggang renik (mirkoalga) berwarna hijau kebiruan yang hidupnya tersebar luas dalam semua ekosistem, mencakup ekosistem

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment karena dalam prosesnya diberikan perlakuan / intervensi pada subjek penelitian. Jenis rancangan yang digunakan adalah pretest- posttest one group. Data pengumpulan primer dilakukan kepada responden secara langsung. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner lembar observasi kadar HB. Populasi dalam

daratan dan ekosistem perairan baik air tawar maupun air laut. Selain zat besi yang tinggi, ganggang biru hijau juga mengandung nutrisi yang lebih dari bahan pangan lainnya. Secara garis besar kandungan nutrisi yang berupa karbohidrat 15-25% serat 8-10% protein 60- 70%, lemak 6-8%, mineral 7-13%, , dan kadar air 3%.

penelitian ini adalah ibu hamil trimester II yaitu sebanyak 30 orang yang dilakukan selama 8 minggu di Bidan Praktik Mandiri Kota Cimahi Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini consecutive sampling.

Kriteria inklusi: Ibu hamil trimester II usia kehamilan > 12 - 20 minggu, kadar HB ibu 8- 11 gr%. Kriteria eksklusi : ibu tidak memiliki penyakit infeksi. Analisis data menggunakan Uji T Dependen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Sesudah melakukan penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1 Perbedaan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester II Di Kota Cimahi Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Pemberian Ganggang Biru Hijau Kadar Hemoglobin Mean Perbedaan

P value N Mean

Sebelum Pemberian Ganggang

10,16 Biru Hijau

0,76 0,001 30

Sesudah Pemberian Ganggang Biru

10,92 Hijau

Berdasarkan pada Tabel 4.3 di atas, bahwa rata-rata kadar hemoglobin sebelum dilakukan pemberian spirulina adalah 10,16, dan kadar hemoglobin sesudah dilakukan pemberian spirulina adalah 10,92. Hasil uji statistik didapatkan perbedaan rata-rata antara

B. Pembahasan

Menurut Irianto (2014), bertambahnya hemodilusi darah mulai nampak pada umur kehamilan trimester kedua yaitu pada umur kehamilan 16 minggu. Volume darah bertambah 25-30%, sedangkan sel darah bertambah 20%. Curah jantung akan bertambah 30%. Jumlah sel darah merah semakin meningkat untuk mengimbangi

kadar hemoglobin sebelum dan sesudah dilakukan pemberian ganggang biru hijau adalah -0,76 dan nilai p = 0,001 artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar hemoglobin sebelum dan sesudah dilakukan pemberian ganggang biru hijau

pertumbuhan janin dalam rahim, namun pertumbuhan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis.

Menurut Haryadi (2015), anemia yang sering terjadi dalam kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 553

Perbedaan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Anemia Sebelum Dan Sesudah Pemberian Ganggang Biru Hijau

(4)

kurangnya asupan unsur besi dalam makanan. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Jumlah Fe yang dibutuhkan oleh ibu hamil akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg.

Setelah pemberian ganggang biru hijau, terlihat adanya peningkatan kadar hemoglobin yang terlihat Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian ganggang biru hijau dapat mempengaruhi kadar hemoglobin. (Selmi,2010)

Zat besi penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah selama kehamilan dan untuk

memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat. Tanpa persediaan zat besi yang cukup, ibu dapat mengalami anemia dan cenderung akan mengalami persalinan prematur, melahirkan bayi dengan BBL, perdarahan Pascasalin bahkan mengalami kematian (WHO, 2015)

Menurut Dewi (2014), kadar hemoglobin dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh kecukupan besi dan metabolisme besi di dalam tubuh. Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Apabila tubuh mengalami anemia gizi besi maka terjadi penurunan kemampuan bekerja. Pada anak sekolah berdampak pada

peningkatan absen sekolah dan penurunan prestasi belajar. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran. (Ummah, 2017)

Ganggang biru hijau kaya akan zat besi yang mempunyai peranan sangat penting bagi kesehatan. Zat besi pada spirulina 58 kali lebih banyak daripada yang terdapat pada bayam dan 18 kali lebih tinggi daripada yang terdapat pada daging (Wirawan, 2015). Selain zat besi yang tinggi, spirulina juga mengandung nutrisi yang lebih dari bahan pangan lainnya.

Secara garis besar kandungan nutrisi yang ada pada spirulina berupa 60-70 % protein, 15-25% karbohidrat, 6-8%lemak, 7-13%

mineral, 8-10% serat dan kadar air 3%.

Kandungan protein spirulina mencapai 2 kali lebih besar dibandingkan kandungan protein yang dimiliki kacang kedelai dan susu (Kabinawa, 2006).

Upaya untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil antara lain dengan pemberian ganggang biru hijau yang bermanfaat untuk meningkatkan kadar hemoglobin karena konsumsi 100 gr ganggang biru hijau telah dapat memenuhi 158% dari kebutuhan tubuh akan zat besi dalam sehari. Zat besi yang terkandung adalah 28,5 mg / 100 gr bahan, dimana 58 kali lebih banyak daripada yang terdapat pada bayam, dan 18 kali lebih tinggi daripada yang terdapat pada daging.

(Astawan, 2008)

SIMPULAN

Simpulan dari hasil penelitian adalah bahwa ganggang biru hijau dapat meningkatkan kadar HB ibu hamil.

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, M. (2008). Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dewi, RS. (2014). Spirulina Platenis Mencegah Penurunan Komponen Darah Perifer pada Tikus (Rattus Norvegius) yang dberikan Cyclophospamide.

Denpasar: Program Pascasarjana Ilmu Biomedik Universitas Udayana.

Haryadi D, Farida S, Marlenywati. (2015).

Efektivitas Vitamin C terhadap kenaikan Kadar Hb pada Ibu Hamil di Kecamatan Pontianak Timur. Jurnal Vokasi Kesehatan. Volume 1 Nomor 5.

September 2015: 146-163

Irianto, K. (2014). Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 554

(5)

Kabinawa, IN. (2006). Spirulina: Ganggang Penggempur Aneka Penyakit. Jakarta: PT.

Agromedia Pustaka.

Kemenkes RI. (2013). Laporan Riskesdas Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Khomsan, Ali. (2007). Sehat dengan Makanan Berkhasiat. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Oktaviani, dkk. (2016). Profil Haemoglobin Pada Ibu Hamil Dilihat Dari Beberapa Faktor Pendukung. Volume 4 Nomor 1.

Manado: Januari-Juni 2016

Varney, Helen. (2007). Asuhan Kebidanan.

Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC.

Putro G, Samad S, Maisya IB, 2010. Efektivitas Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010.

Jurnal Ekologi Kesehatan. Volume 11 nomor 1. November 2017

Selmi, dkk. (2010). The Effect of Spirulina on Anemia and Immune Function in Senior Citizens.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articl es/ PMC4012879/

Susiloningtyas, Is. (2012). Pemberian zat besi

(Fe) dalam kehamilan.

http://jurnal.unissula.ac.id. November 2017 Ummah F. (2017). Journal Consumption Of Fe-Folat

with Banana To The Haemoglobin Levels and Side Effects On Pregnant Woman. Surabaya:

July 2017

WHO. (2014). The Lack Of Progress In Reducing Anaemia Among Women: The

Inconvenient Truth.

http://www.who.int/bulletin/volumes/92/ 4/14- 137810/en/

____. (2015). Maternal Mortality.

http://www.who.int/gho/maternal_health mortality/maternal_mortality_text/en/

Widarsa, T. (2012). Efek Suplemen Besi

Terhadap Peningkatan Hb dan Indeks Eritrosit Ibu Hamil. Dempasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Wirawan, S. (2015). Pengaruh Pemberian Tablet Besi dan Tablet Besi Plus Vitamin Cterhadap Kadar Hemogllobin Ibu Hamil. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan olume 18 No. 3 Juli 2015.

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 555

(6)
(7)

Referensi

Dokumen terkait

Kelemahan penelitian Subangkit (2009) yaitu (1) tidak terdapat ruang lingkup penelitian dalam bab pendahuluan padahal pada umumnya penelitian memiliki batasan

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus dengan tiga kali pertemuan. Setiap siklus meliputi tahapan-tahapan yang saling

Dimana dalam penelitian tersebut Ranjbarian, et al., (2011) menemukan bahwa keempat elemen brand equity yaitu brand awareness, perceived quality, brand association dan brand

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan

Tabel di atas membuktikan bahwa peluang dan kekuatan Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak lebih kuat dari pada kelemahan dan ancamannya, maka dari itu hal yang

Meskipun pada kuartal I 2007 telah mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 14%, akan tetapi masih lebih rendah dari target awal yang sebesar 23 persen.Demikian juga kondisi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SCQ (Statistical Quality Control), yang dilakukan dalam 4 (empat) tahapan yaitu, tahapan pemeriksaan dengan

pelatihan pembuatan kompos dan briket arang dari sampah organik, pelatihan pembuatan kerajinan dari sampah anorganik serta menyambungkan bank sampah yang baru